• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIVASI SUAMI DALAM MEMILIH ALAT KONTRASEPSI MOP DI DESA SIDOKUMPUL KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN REVENTI MIRNA K. NIM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MOTIVASI SUAMI DALAM MEMILIH ALAT KONTRASEPSI MOP DI DESA SIDOKUMPUL KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN REVENTI MIRNA K. NIM."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIVASI SUAMI DALAM MEMILIH ALAT KONTRASEPSI MOP DI DESA SIDOKUMPUL KECAMATAN LAMONGAN

KABUPATEN LAMONGAN REVENTI MIRNA K.

NIM. 1211010029 Subject: Motivasi, MOP, Suami

DESCRIPTION

Kontrasepsi menjadi tanggung jawab bersama antara pria dan wanita sebagai pasangan. Rendahnya tingkat partisipasi pria dalam program KB disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: sasaran pelaksanaan program KB lebih mengutamakan perempuan juga karakteristik, pengetahuan dan sikap masyarakat sekitar yang dapat mempengaruhi mereka untuk menggunakan alat kontrasepsi pria.Tujuan penelitian mengetahui motivasi suami dalam memilih alat kontrasepsi MOP di Desa Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan

Jenis penelitian adalah deskriptif, dengan pendekatan survey, pada penelitian ini populasinya adalah semua suami di Desa Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan sebanyak 943 orang dan jumlah sampel 94 orang. Pada penelitian ini variabelnya adalah motivasi suami menggunakan kontrasepsi MOP. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan jenis simpel random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pengolahan data pada penelitian ini meliputi editing, cooding, skoring dan tabulating dan skore T

Berdasarkan hasil penelitian di Desa Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan di dapatkan sebagian besar motivasi responden adalah negatif 59,6 Motivasi responden dalam memilih MOP adalah negatif hal ini dikarenakan pengetahuan yang kurang, sikap suami yang menilai bahwa kontrasepsi adalah masalah wanita sehingga para suami tidak mau berpartisipasi dalam program KB.

Kesimpulan bahwa motivasi pria menggunakan MOP di pengaruhi oleh faktor pendididikan, umur, pekerjaan, informasi, dan sumber informasi.

disamping itu sebagain besar responden menyatakan bahwa ber-KB adalah hanya untuk wanita.

Hasil penelitian tenaga kesehatan dapat memberikan informasi tentang MOP secara kontinyu melalui penyuluhan atau konseling agar suami lebih termotivasi untuk berKB

(2)

ABSTRACT

Contraception is a shared responsibility between men and women as a couple. Low levels of male participation in family planning programs is caused by several factors, namely: the implementation of family planning programs target women also prefer the characteristics, knowledge and attitudes about who can influence them to use contraception research pria.Tujuan know the motivation of the husband in choosing a contraceptive MOP in the Village Sidokumpul Lamongan Lamongan District

The study was descriptive, with a survey approach, in this study population was all the husband in the village of Lamongan Lamongan District Sidokumpul as many as 943 people and the number of samples of 94 people. In this study, the variables are motivated to use contraception MOP husband.

Sampling technique in this research is a kind of simple probability sampling with random sampling. Collecting data using questionnaires. Processing of the data in the study include editing, cooding, scoring and tabulating and T scores

Based on the results of research in the village of Lamongan Lamongan District Sidokumpul in getting the majority of respondents were negative 59.6 motivation Motivation respondents in choosing MOP is negative this is due to lack of knowledge, attitudes husband who considers that contraception is women's issues so that the husband did not want to participate in family planning programs.

The conclusion that the motivation of men to use MOP influenced by factors pendididikan, age, occupation, information, and resources. besides that the majority of respondents said that family planning is only for women.

Results of the study of health personnel can provide information about the MOP continuously through counseling or counseling for husbands more motivated to berKB

Keywords : Motivation MOP

Constributor : 1. Farida Yuliani, M.Kes 2. Agustin DS, SST Date : 4 September 2015 Type Material : Laporan Penelitian Identifier :

Right : Open Document

Summary :

(3)

LATAR BELAKANG

Program KB diadakan dengan tujuan mewujudkan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Salah satu usaha yang telah dilaksanakan dalam program KB adalah penyediaan sarana kontrasepsi. Penggunaan kontrasepsi pada prinsipnya adalah untuk mencegah terjadinya pembuahan atau peleburan antara sel sperma pria dengan sel telur wanita (Rusmiati, 2005). Kontrasepsi menjadi tanggung jawab bersama antara pria dan wanita sebagai pasangan, sehingga metode kontrasepsi yang dipilih mencerminkan kebutuhan serta keinginan suami dan istri. Dalam penggunaan kontrasepsi pria seperti kondom, pantang berkala, senggama terputus dan vasektomi, suami mempunyai tanggung jawab utama, sementara bila istri sebagai pengguna kontrasepsi suami mempunyai peranan penting dalam mendukung istri dan menjamin efektivitas pemakaian kontrasepsi. Ada beberapa masalah yang membuat pria enggan untuk menggunakan alat kontrasepsi di antaranya adalah rendahnya pengetahuan dan pemahaman tentang hak-hak reproduksi, keterbatasan alat kontrasepsi pria, kondisi sosial, adanya kebudayaan di suatu daerah, adanya rumor tentang vasektomi serta penggunaan kondom untuk hal yang bersifat negatif (BKKBN, 2009).

Salah satu upaya pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk Indonesia adalah dengan program Keluarga Berencana (KB). Program KB yang ditujukan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah dengan mengajak seluruh masyarakat pasangan usia subur untuk menjadi akseptor KB. Semakin banyak penduduk yang turut berpartisipasi dalam program KB, maka angka kenaikan laju pertumbuhan penduduk yang berlebihan akan bisa di tekan (Ardiyani, 2011). Secara umum keuntungan kontap pria dibandingkan dengan kontrasepsi lain adalah lebih aman (karena keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan cara kontrasepsi lain), lebih praktis (karena hanya memerlukan satu kali tindakan saja) dan lebih efektif (karena tingkat kegagalannya sangat kecil dan merupakan cara kontrasepsi yang permanen) (Sukaisih, 2011).

Menurut WHO angka pengguna kontrasepsi di seluruh Dunia diperkirakan adalah 460 juta atau sekitar 51% dari pasangan risiko hamil. Metode spesifikasi yang digunakan adalah sterilisasi wanita sukarela 26%, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) 19%, kontrasepsi oral 15%, sterilisasi pria sukarela 10%, kondom 10%, koitus interuptus 8%, metode keluarga alami 7%, metode sawar vagina 2%, kontrasepsi suntik 1% dan metode lainnya 2% (Pendit, 2011). Peserta KB baru secara nasional pada bulan September 2011 sebanyak 840.422 peserta yaitu 60.979 peserta IUD (7,26%), 9.185 peserta MOW (1,09%), 1.959 peserta MOP (0,23%), 69.960 peserta Kondom (8,32%), 54.306 peserta Implant (6,46%), 406.602 peserta suntikan (48,38%), dan 237.431 peserta Pil (28,25%). Persentase pencapaian peserta KB baru seluruh metode kontrasepsi bulan September 2011 pencapaian peserta KB baru pada bulan September sebesar 11,58% dari PPMPB total sebanyak 7.260.000 peserta. Persentase pencapaian peserta KB baru terhadap PPMPB menurut Provinsi Jawa Timur bulan September 2011 tercatat 6.933.220 (95,50%) dari sasaran tahun 2010. Persentase pencapaian peserta KB baru kumulatif permetode kontrasepsi adalah sebagai berikut : 453.425 peserta IUD (6,54%), 82.031 peserta MOW (1,18%), 20.262 peserta MOP (0,29%), 509.411 peserta Kondom (7,35%), 523.455 peserta Implant (7,55%), 3.403.808 peserta

(4)

Suntikan (49,09%), dan 1.940.828 peserta Pil (27,99%) (BKKBN, 2011). Jumlah akseptor KB secara keseluruhan sebanyak 14.980 orang dan yang menggunakan kontrasepsi IUD sebanyak 2.195.

Rendahnya tingkat partisipasi pria dalam program KB disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: sasaran pelaksanaan program KB lebih mengutamakan perempuan juga karakteristik, pengetahuan dan sikap masyarakat sekitar yang dapat mempengaruhi mereka untuk menggunakan alat kontrasepsi pria. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2010) bahwa perilaku individu yang berupa respon atau reaksi terhadap stimulus sangat bergantung kepada karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat bawaan melipui pendidikan, tingkat emosional, suku. Motivasi dalam pemilihan alat kontrasepsi MOP di pengaruhi pola pikir suami, apakah sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya, dan salah satu refleksinya dapat berbentuk motivasi pada pemakaian kontrasepsi MOP sebelum ke fase pemilihan MOP sebagai alat kontrasepsi yang akan dipakai (Destyowati, 2011). Motivasi dapat mendorong perilaku suami untuk tidak menggunakan kontrasepsi MOP. Dimana perilaku dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eskternal. Faktor internal yang menentukan seseorang untuk merespon stimulus dari luar adalah faktor fisik, kondisi lingkungan, kematangan usia, fasilitas, situasi dan kondisi, program, media, faktor herediter dan pengetahuan.

Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor lingkungan baik fisik maupun non fisik.

Faktor eksternal yang paling besar perannya dalam membentuk perilaku manusia adalah faktor sosial budaya (Tambotoh, 2009).

Upaya yang harus dilakukan tenaga kesehatan khususnya Bidan harus memberikan informasi, konseling dan penyuluhan tentang MOP kepada seorang suami dengan menyebarkan leaflet agar suami ikut serta sebagai akseptor KB MOP. Selain itu suami lebih aktif mencari informasi melalui brosur, media massa dan untuk meningkatkan pencapaian akseptor KB MOP dapat dilakukan dengan cara mensosialisasikan pada pasangan usia subur jika ada kegiatan safari KB MOP sehingga akseptor berminat untuk menggunakan kontrasepsi MOP karena tidak perlu mengeluarkan biaya (Wiwin, 2013).

METODOLOGI

Jenis penelitian adalah deskriptif, dengan pendekatan survey, pada penelitian ini populasinya adalah semua suami di Desa Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan sebanyak 943 orang dan jumlah sampel 94 orang. Pada penelitian ini variabelnya adalah motivasi suami menggunakan kontrasepsi MOP. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan jenis simpel random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pengolahan data pada penelitian ini meliputi editing, cooding, skoring dan tabulating dan skore T

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar motivasi responden adalah negatif sebanyak 56 orang (59,6%).

Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar maupun tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang di kehendaki (Poerwodarminto, 2008). Faktor- faktor yang mempengaruhi terhadap motivasi meliputi faktor fisik, faktor herediter (lingkungan dan kematangan atau usia), faktor instrinsik seseorang, fasilitas (sarana dan prasarana), situasi dan kondisi, program dan aktifitas, audio visual (media), pengetahuan (Rusmi, 2008).

Hasil penelitian menunjukan bahwa hampir setengah responden berusia 20-35 tahun sebanyak 16 orang (47,0%).

Umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat ia akan berulang tahun.

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya.

Motivasi yang didukung oleh lingkungan berdasarkan kematangan atau usia seseorang. Umur merupakan ukuran tingkat kedewasaan seseorang. Orang yang mempunyai umur produktif akan mempunyai daya pikir yang lebih rasional dan memiliki pengetahuan yang baik sehingga orang memiliki motivasi yang baik (Purwanto, 2010).

Umur akan mempengaruhi tingkat kematangan seseorang. Umur orang yang produktif akan mempengaruhi pandangannya terhadap sesuatu hal yang baru yang datang dari luar sehingga pengetahuan yang dimiliki bertambah. Semakin bertambahnya umur seseorang maka orang tersebut semakin matang dalam berpikir secara rasional tentang pentingnya kesadaran pria dalam ber KB ahl ini di tunjukan hasil penelitian Motivasi ibu yang negatif di pengaruhi oleh umur menunjukkan bahwa dari 46 responden yang berumur 31-40 tahun sebanyak 19 orang memiliki motivasi positif, 27 orang memiliki motivasi negatif. Dari 24 responden yang berusia 20-30 tahun 9 meiliki motivasi positif 15 memiliki motivasi negatif dan dari 24 rsponden yang berusia > 40 tahun 10 responden memiliki motivasi positf dan 14 orang memiliki motivasi negatif

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SLTP sebanyak 52 orang (55,3%).

Pendidikan rendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal. Pendidikan klien dapat meningkatkan keteraturan, sepanjang bahwa pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif (Notoatmodjo, 2007).

Pendidikan SMP merupakan pendidikan dasar dimana responden mempunyai kemampuan dalam menyerap informasi yang kurang responden sulit mencerna informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan tentang MOP. Pendidikan dasar menyebabkan ibu mudah dipengaruhi lingkungan sekitar dalam ber KB, misalnya responden menganggap tidak perlu melakukan menggunakan KB karna KB hanya di gunakan wanita. Motivasi seseorang sangat berkaitan dengan pendidikan. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik tinggi pula motivasi yang dimiliki. Pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi

(6)

motivasi intrinsik seseorang untuk ber KB hal ini di tunjukn hasil penelitian Motivasi ibu hamil yang negatif di pengaruhi oleh pendidikan, Dari hasil penelitian 52 responden yang berpendidikan SMP sebanyak 25 orang memiliki motivasi positif, 27 orang memiliki motivasi negatif. Dari 15 responden yang berpendidikan SMA 9 meiliki motivasi positif 6 memiliki motivasi negatif dan dari 14 responden yang berpendidikan SD 14 responden memiliki motivasi negatif.

Dari 10 responden yang berpendidikan tinggi 4 responden memiliki motivasi positif dan 6 orang memiliki motivasi negatif sedangkan 3 orang yang berpendidikn SD memiliki motivasi negatif

Hasil penelitian menunjukan bahwa hampir setengah responden bekerja sebanyak 93 orang (98,9%)

Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan atau diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan jabatan atau profesi masing-masin.

Status pekerjaan yang rendah sering mempengaruhi motivasi seseorang sehingga mempengaruhi dukungan yang diberikan pada ibu (Notoatmodjo, 2010).

Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan.

Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Oleh karena itu, menurut teori ini, apabila seorang pemimpin ataupun pendidik bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang, ia harus berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan orang yang akan dimotivasinya (Ngalim 2012: 74-77).

Motivasi yang berasal dari dalam dirinya sendiri biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga puas dengan apa yang sudah dilakukan. Responden yang bekerja menyebabkan responden tidak mempunyai kesempatan untuk bertukar informasi dengan lingkungan kerja atau atasan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berbeda. Sebagian responden yang tidak bekerja, memanfaatkan waktu luang yang ada untuk mencari informasi dari berbagai sumber salah satunya dengan bertanya pada petugas kesehatan. Waktu luang yang dimiliki oleh responden bekerja banyak digunakan untuk beristirahat dan menoonoton sinetron sehingga ibu tidak tahu dan akhirnya tidak termotivasi ber KB MOP.

Keinginanan berKB responden memang sebagian besar tidak ada sebab hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian responden masih memiliki anak 1 dan ini menam bah anak lagi halini di tunjukn hasil penlitian Motivasi negatif di pengaruhi oleh jumlah anak, Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa dari 39 responden yang memiliki anak 2-4 sebanyak 19 orang memiliki motivasi positif, 20 orang memiliki motivasi negatif. Dari 37 responden yang memiliki anak 1, 13 memiliki motivasi positif, 24 memiliki motivasi negatif dan dari 12 rsponden yang memiliki anak > 5, 6 responden memiliki motivasi positf dan 12 orang memiliki motivasi negatif

Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden pernah mendapat informasi tentang MOP sebanyak 62 orang (66,0%).

Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai pemberitahuan seseorang, biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh terhadap perilaku, biasanya melalui media massa (Saifudin, A, 2005).

(7)

Hasil penelitian menunjukan bahwa semua responden pernah mendapatkan informasi tentang MOP, responden beranggapan bahwa masalah berKB adalah istri. Kesadaran yang kurang tersebut mungkin dikarenakan pendidikan responden yang rendah, hampir seluruh responden bekerja yang dapat mempengaruhi motivasi responden hal ini dapt di tujukkan pada hasil penelitian bahwa dari 51 responden tlidak pernah mendapat informasi sebanyak 22 orang memiliki motivasi positif, 29 orang memiliki motivasi negatif. Dan dari 43 responden yang pernah mendapat informasi 16 orang memiliki motlivasi positif dan 27orang memiliki motivasi negatif

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di Desa Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan di dapatkan sebagian besar motivasi responden adalah negatif

Rekomendasi

Tenaga kesehatan khususnya bidan hendaknya melakukan penyuluhan tentang alat kontrasepsi khususnya MOP terhadap kelompok sasaran seperti masyarakat, peneliti selanjutnya agar mereka lebih paham tentang MOP sehingga mereka termotivasi untuk menggunakan MOP.

Disarankan bagi responden sebaiknya dapat meningkatkan lagi pengetahuan dan pemahaman tentang KB, khususnya tentang metode kontrasepsi MOP pada pasangan usia subur.

ALAMAT CORRESPONDENSI

Alamat : Desa Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten Lomongan E-mail : Reventi@gmail.com

No HP : 085706397030

Referensi

Dokumen terkait

There are several things that can be inferred from the results of this research i.e Low Methoxyl Pectin from cocoa peels can be used as an alternative of edible

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui unjuk kerja dari sistem penggerak sumber radiasi dan penahan radiasi nuklir yang dibuat apakah sudah sesuai dengan yang

1) Merancang sistem pakar yang membantu bagian maintenance dalam melakukan pengambilan keputusan dalam tindakan yang akan diambil apabila terjadi kerusakan pada

Hal ini dapat disebabkan karena perbedaan jenis protein dalam substrat, jumlah kandungan protein dalam substrat, aktivitas masing-masing bromelain yang digunakan

Tabel 4.54 Hasil Nilai Rata – rata Progress Resiko Kecelakaan pada Pekerjaan Pengelasan

konstruksi Undang-undang Desa terhadap tidak membedakan antara desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum

Manfaat Teoritis dari penelitian ini adalah untuk memberi gambaran dasar mengenai realita yang terjadi dalam hak menentukan nasib sendiri bagi rakyat Krimea

Berdasarkan hasil yang didapat jumlah udang yang paling banyak matang gonad berasal dari udang yang diberi perlakuan ablasi sebanyak 14 ekor (keberhasilan 93%),