• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mendidik anak, Kapan dimulai? Ustadz Arif Rahman Hakim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mendidik anak, Kapan dimulai? Ustadz Arif Rahman Hakim"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

E-Book 1

Mendidik anak, Kapan dimulai ?

Ustadz Arif Rahman Hakim

(2)

Kapan memulai mendidik anak?, apakah saat anak berusia TK?, apakah saat anak berusia SD?, atau kapan sebenarnya pendidikan anak itu dimulai?

Sebelum kita membahas lebih dalam tentang kapan memulai pendidikan anak, marilah kita lihat terlebih dahulu hadist Rosullullah SAW yang artinya : “jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah semua amalanya kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang shaleh”.

Dari hadist diatas dapat kita simpulkan bahwa pendidikan anak itu merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kita semua, karena kelak anak-anak kita itulah yang nantinya akan menjadi penerus amal-amal kita.

Kita semua pasti akan mati, kullu Nafsin Dzaiqotul Maut yang artinya setiap jiwa pasti akan mati, dan ketika kita telah mati maka kita tidak bisa lagi meneruskan amal-amal yang biasa dilakukan selama masih hidup.

Misalnya saja ketika masih hidup kita setiap tahun pergi umroh tetapi ketika sudah mati kita tidak bisa lagi meneruskan perjalanan umroh.

Begitu juga dengan puasa ramadhan dan sholat ketika sudah mati kita tidak bisa lagi melaksanakan puasa dan sholat tersebut. Berbeda halnya dengan do’a anak kita yang sholeh, walaupun kita sudah mati do’a anak kita yang sholeh tetap akan terus membersamai kita.

Kita bisa bayangkan ketika nanti kita sudah berada di alam kubur, tiba-tiba kita mendapatkan sebuah kado yang sangat indah, yang

(3)

ternyata kado tersebut berasal dari doa anak kita yang sholeh. Berikut doa kepada kedua orang tua, Allahummaghfirli waliwalidayya warkhamhumaa kamaarabbayaanii shoghiiro, yang artinya : “Ya Allah, ampunilah aku, ampunilah kedua orangtuaku, dan kasih sayangilah mereka ebagaimana mereka menyayangi aku diwaktu kecil”,

Setiap anak kita yang sholeh berdo’a seperti itu maka dosa-dosa kita akan berguguran. ketika anak akan sholat berdoa, habis sholat berdo’a, akan tidur setelah mengucapkan doa sebelum tidur berdoa lagi maka satu demi satu dosa-dosa kita akan berguguran, begitu seterusnya.

Sehingga kemudian doa anak yang sholeh itu akan terus mengalir kepada orang tuanya, walaupun orangtuanya sudah mati.

Ada lagi hal yang menarik dari anak yang sholeh dan sholehah, dalam sebuah riwayat dari Rosulullah SAW, pada waktu itu umhatul mukminin para istrinya rosulullah dan para shohabiah minta diajarkan oleh Rosullullah suatu ilmu, dan kemudian di akhir Rosul menjelaskan,

“dan tidaklah seorang wanita dari kalian mendahulukan tiga perkara dari anaknya melainkan itu menjadi hijab baginya dari api neraka”.

Apa maknanya dari kalimat ini?, kalau seorang wanita atau orang tua mendidik anaknya dengan baik mendahulukan 3 perkara, mendidik anaknya dengan baik, kemudian anak itu menjadi anak yang sholeh dan sholekhah, maka anak-anak itu akan menjadi hijab dari api neraka.

Para ibu-ibu jaman nabi bertanya kepada Rosulullah “ya Rosulullah kalau cuma dua anaknya gimana?”, “dua juga” kata Rosulullah seperti itu, “Kalau Cuma satu bagaimana?”, “satu juga”. Artinya apa?, anak itu akan menjadi hijab penghalang orang tua dari api neraka.

Selain riwayat dari Rosulullah SAW diatas dalam sebuah riwayat lain

(4)

disebutkan, dikatakan kepada mereka, kepada anak-anak yang sholeh dan sholekhah itu, “masuklah kamu kedalam surga”, mereka mengatakan, “kami tidak mau masuk sampai bapak-bapak kami masuk duluan” akhirnya Allah memerintahkan kepada mereka “ya sudah masuklah kalian beserta orang tua kalian”.

Mengapa Allah sampai mengatakan seperti itu, ternyata orangtua dari anak-anak sholeh tersebut belum sholeh tetapi mereka sudah muslim, maka kemudian anak-anak mereka itulah yang menjadi penyebab mereka masuk kedalam surga.

Jadi dapat disimpulkan bahwa walaupun amalan-amalan yang dimiliki kedua orangtua tidak terlalu baik, tetapi karena anak-anak mereka yang sholeh maka kemudian mereka bisa masuk kedalam surga dan terhindar dari siksa api neraka. Tetapi sebaliknya, bila ada anak yang tidak sholeh, maka akan menjadi penyebab orangtuanya masuk neraka walaupun orang tuanya sholih.

Dalam sebuah riwayat dari Umar Bin Khotob, pada waktu itu Umar Bin Khotob didatangi oleh seorang ayah yang melaporkan bahwa anaknya berbuat durhaka kepada dia ayahnya, Umar berkata “seperti apa kelakuan anakmu?,” ayah kemudian menjawab, “anakku durhaka kepadaku, suka berkata-kata kasar, membentak, bahkan memukulku dan masih banyak perbuatan durhaka lainya”, “oh begitu”, kata Umar Bin Khotob, kemudian Umar meminta supaya si anak itu dibawa dihadapanya.

Ketika anak itu sudah berada dihadapan Umar, Umar bertanya kepada si anak, “wahai anak muda, mengapa kamu durhaka kepada ayahmu yang telah mendidik kamu sejak kecil?, apakah kamu tidak tahu

(5)

bahwa durhaka kepada orang tua itu merupakan dosa yang besar, kemudian si anak menjawab. “wahai amirul mu’minin jangan buru-buru menyalahkan aku, aku akan jelaskan kepada anda apa yang terjadi sebenarnya”, “silahkan katakana sekarang” kata Umar Bin Khotob “ wahai amirul mu’minin saya tahu bahwa seorang ayah memiliki hak yang harus ditunaikan oleh anaknya, tetapi bukankah seorang anak juga memiliki hak yang harus dipenuhi oleh orang tuanya?”, Umar berkata

”benar”.

Lalu si anak bertanya lagi, “lalu apa hak yang wajib ditunaikan oleh ayah kepada anak?’ Umar Bin Khotob kemudian menjawab, “ada tiga kwajiban, yang pertama memilihkan ibu yang baik, jangan sampai memilih wanita yang sifatnya tercela dan suka berbuat maksiyat, yang kedua memberi nama yang baik kepada anak dan yang ketiga mengajarkan Al-Qur’an kepada anak”.

Kemudian si anak menjelaskan kepada Umar Bin Khotob “ ya amirul mu’minin, demi Allah ayahku tidak menunaikan kewajiban tersebut satu pun” lalu anak itu menjelaskan “ibu saya adalah seorang budak, hitam yang ayahku beli dengan harga hanya dua dirham, ketika saya lahir ayah saya memberi nama Ju’al (“si hitam” seperti nama kumbang kelapa) selain itu ayah tidak pernah mengajarkan Al-Qur’an”. Jadi disini anak itu memprotes bahwa dia berperilaku seperti sekarang ini akibat dari ayahnya yang tidak memberikan hak kepada anaknya.

Dari kisah Umar Bin Khotob di atas dapat diambil hikmah bahwa mendidik anak itu dimulai pada saat kita memilih jodoh, bukan dimulai pada saat anak dalam kandungan, bukan dimulai saat anak sudah lahir dan bukan pula dimulai saat anak masuk TK. Mendidik anak sebaiknya dimulai sebelum kita menikah alias pada saat kita memilih jodoh bahkan

(6)

ada pendapat lain yang menyatakan bahwa mendidik anak dimulai sejak kita memikirkan akan menikah, yang artinya memperbaiki diri sendiri dahulu.

Rosulullah juga pernah berwasiat kepada kita semua, “wanita dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, karena keturunanya, karena kecantikanya, dan karena agamanya, maka pilihlah wanita yang taat agama, niscaya engkau beruntung”, itu kata Rosulullah SAW,

Dalam riwayat lain disebutkan, “maka pilihlah wanita yang memiliki agama, jika tidak maka binasalah engkau” Kita bisa bayangkan hanya karena kita salah memilih pasangan dalam hidup, ternyata kita bisa celaka dalam kehidupan dunia dan akhirat, termasuk juga pada anak- anak kita.

Oleh karena itu maka dari wasiat Rosulullah tersebut dapat kita ambil hikmah bahwa pentingnya memilih jodoh dalam Islam, yakni dipilih karena agamanya. Banyak orang menikah bukan karena agama yang menjadi tolak ukur utama, tetapi karena kecantikanya saja. pilihan pasangan hidup inilah yang nantinya akan menjadi salah satu sebab apakah kita bisa memiliki anak yang sholeh atau tidak.

Dalam Islam, ibu adalah sekolah al Ummu Madrosatul “Ibu adalah sekolah”, sedangkan bapaknya adalah kepala sekolah. Ada tujuh belas tempat di dalam Al-Qur’an yang menyebut tentang pendidikan anak, ternyata satu tempat berbicara tentang pendidikan anak oleh Ibunya, satu tempat berbicara tentang pendidikan anak oleh kedua orang tuanya dan lima belas tempat berbicara tentang pendidikan anak oleh ayahnya.

Maka dapat disimpulkan bahwa ternyata ayah sangat berperan paling utama dalam pendidikan anak, yang dimulai dari bagaimana si ayah

(7)

memilih ibu bagi anak-anaknya kelak.

Melamar itu bukan hanya sekedar melamar urusan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan tetapi menyampaikan lamaran itu adalah bagian dari langkah pertama mendidik anak – anak kita, seperti kita memilih sekolah kita pasti akan memilih sekolah yang baik, ternyata memilih ibu untuk anak-anak kita itu seperti halnya memilih sekolah yang baik untuk anak-anak kita. Mari kita mulai mendidik anak-anak kita dari sebelum kita menikah yakni pada saat kita memilih jodoh.

Apabila sudah terlanjur bagaimana?, apa perlu dicari ganti ibunya?, tentu tidak, kita hanya perlu memperbaikinya bersama keluarga kita, memperbaiki diri kita dan memperbaiki pasangan kita, insyaAllah kita akan memiliki keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

kepada Allah 2.3 Membiasakan melayani sesama sebagai salah satu ungkapan ibadah kepada Allah 3.3 Menganalisis makna melayani sesama sebagai ibadah yang berkenan

1) Pertumbuhan daerah perkotaan yang terus menerus, termasuk sejumlah CBD dan pusat daerah pinggir kota dan regional, membutuhkan pelayanan transportasi yang

Jeruk purut ( Citrus hystrix D.C. Kulit jeruk purut………. Pengeringan kulit jerk purut………... Kulit jeruk purut yang telah dihaluskan………. Proses penguapan dengan

Puji syukur kepada kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia- Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Efektivitas Iklan Pre-Roll

Banyaknya pelanggaran imigrasi di Jakarta mengakibatkan rumah detensi yang ada tidak dapat menampung para deteni lagi, rumah detensi di dalam kantor pusat direktorat jenderal

: Menetapkan Beban Tugas Tenaga Pengajar Semester Gasal Tahun Akademik 2A13nU4, Program Studi Teknik Listrik, Program Studi Teknik Eiektronika dan Program Studi

1. Fokus penelitian adalah untuk menjawab pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa”. Peneliti tidak dapat memanipulasi perilaku mereka yang terlibat dalam

besarnya kelonggaran ini secara tepat seperti dengan sampling kerja atau.