• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kondisi, sikap, atau keadaan yang sangat khusus sifatnya dan hampir tidak mungkin dirumuskan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kondisi, sikap, atau keadaan yang sangat khusus sifatnya dan hampir tidak mungkin dirumuskan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Kreativitas

Kreativitas berasal dari kata kreatif. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kreatif berarti memiliki daya cipta , memiliki kemampuan untuk menciptakan. Jadi kreativitas adalah suatu kondisi, sikap, atau keadaan yang sangat khusus sifatnya dan hampir tidak mungkin dirumuskan secara tuntas (Wiyani dan Barnawi 2012 : 98). Secara umum kreativitas dipahami sebagai suatu kemampuan untuk menghasilkan produk atau gagasan yang baru dan berbeda atau tidak lazim.

Namun, sebenarnya kreativitas lebih merupakan proses, bukan hasil. Pustaka familia (2006:245) mengemukakan kreativitas merupakan suatu cara berpikir, bukan sekedar hasil berpikir.

Kreativitas meliputi fleksibilitas, spontanitas, dan orisinalitas dalam berpikir. Selanjtnya kreativitas tidak hanya menyangkut kemampuan kognitif tetapi juga sikap (sikap kreatif) dan perilaku kreatif.

Solso (dalam Barnawi 2012 : 99) mengemukakan kreativitas adalah aktivitas kognitif yang menghasilkan cara pandang baru terhadap suatu masalah atau situasi. Rogers (dalam Munandar 2009 : 18) mengemukakan bahwa sumber kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk mengaktifkan semua kemampuan organisme.

Ditinjau dari berbagai aspek kehidupan, pengembangan kreativitas sangatlah penting.

Banyak permasalahan serta tantangan hidup menuntut kemampuan adaptasi secara kreatif dan kepiawaian dalam mencari pemecahan masalah yang imajinatif. Kreativitas yang berkembang

(2)

dengan baik akan melahirkan pola pikir yang solutif yaitu ketrampilan dalam mengenali permasalahan yang ada, serta kemampuan membuat perencanaan-perencanaan dalam mencari pemecahan masalah.

Heart (dalam Al-Khalili 2005:13) berpendapat bahwa kreativitas adalah suatu kekuatan yang tersimpan dibalik kesempurnaan manusia. Terdapat banyak batasan tentang kreativitas, seperti National Advisory Committee on Creative and Cultural Education (dalam Suratno 2005:23) “menjelaskan kreativitas sebagai bentuk aktivitas inajinatif yang mampu menghasilkan sesuatu yang bersifat asli (original).

Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru sesuai imajinasi atau khayalannya.

2.1.2 Tujuan Pengembangan Kreativitas

Menurut Munandar (dalam Suratno 2005: 5-6) mengemukakan bahwa perlunya pengembangan kreatifitas dilakukan sejak usia dini yaitu :

a. Kreativitas untuk merealisasikan perwujudan diri

Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah perwujudan diri. Untuk mewujudkan dirinya, manusia perlu berkreasi sehingga diakui karyanya oleh orang lain. Menurut Maslow (dalam Suratno 2005:5) diperlukan kreativitas yang berfungsi untuk memanifestasikan dirinya diperlukan untuk perwujudan diri. Perwujudan diri itu pada umumnya dapat dilakukan oleh orang yang sehat mental dan bebas dari hambatan-hambatan.

b. Kreativitas usaha memecahkan suatu permasalahan

Kreativitas atau pikiran yang berdaya atau berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk melihat berbagai kemampuan untuk melihat berbagai kemungkinan penyelesaian terhadap suatu permasalahan.

(3)

c. Kreativitas untuk memuaskan diri

Kreativitas akan mampu memuaskan diri individu yang bersangkutan. Keberhasilan individu dalam melakukan percobaan, penelusuran, dan berbagai upaya lainnya yang akan memberikan kepuasan tersendiri bagi yang bersangkutan. Kepuasan hasil pencarian yang dilakukan anak itu oleh Biondi (dalam Suratno, 2005:6) dinyatakan sebagai kepuasan yang tak terhingga.

d. Kreativitas untuk meningkatkan kualitas hidup

Melalui kreatifitas dimungkinkan manusia dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Hal ini sebagai akibat logis dari aktivitas yang dilakukannya. Orang kreatif akan mempunyai banyak ide yang dapat dikembangkan sehingga memiliki kemungkinan untuk memperoleh kesejahteraan yang lebih baik dibandingkan orang yang tidak kreatif.

Hidup dalam suatu masa di mana ilmu pengetahuan berkembang dengan pesatnya untuk digunakan secara konstruktif maupun destruktif, suatu adaptasi kreatif merupakan satu-satunya kemungkinan bagi suatu bangsa yang sedang berkembang, untuk dapat mengikuti perubahan- perubahan yang terjadi, untuk dapat menghadapi problema-problema yang semakin kompleks.

Kita harus mampu memikirkan, membentuk cara-cara baru atau mengubah cara-cara lama secara kreatif agar kita tidak hanyut atau tenggelam dalam persaingan.

Oleh karena itu, pengembangan kreativitas sejak usia dini, tinjuan dan penelitian-penelitian tentang proses kreativitas, kondisi - kondisinya, serta cara-cara yang dapat memupuk, merangsang, dan mengembangkannya menjadi sangat penting.

Mengapa kreativitas begitu bermakna dalam hidup, mengapa kreativitas perlu dipupuk sejak dini dalam diri anak.

(4)

Munandar (2009:31) menyebutkan beberapa alasan pentingnya mengembangkan kreativitas sejak usia dini yaitu sebagai berikut :

a. Karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan (mengaktulisasikan) dirinnya, dan perwujudan/aktualisisai diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia. Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya.

b. Kreativitas atau berfikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini kurang mendapat perhatian dalam pendidikan. Di sekolah yang terutama dilatih adalah penerimaan pengetahuan, ingatan, dan penalaran (berpikir logis).

c. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat (bagi diri pribadi dan lingkungan) tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu. Dari wawancara terhadap tokoh-tokoh yang telah mendapat penghargaan karena berhasil menciptkan sesuatu yang bermakna, yaitu para seniman, ilmuawan dan ahli penemu, ternyata faktor kepuasan ini amat berperan, bahkan lebih dari keuntungan material semata-mata

d. Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.

2.1.3 Ciri-ciri Anak kreatif

Menurut Carl Rogers (dalam Munandar 2009:34) menyebutkan 3 kondisi dari pribadi yang kreatif ialah ; a) keterbukaan terhadap pengalaman; b) kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang dan; c) kemampuan untuk bereksperimen untuk bermain dengan konsep-konsep.

Kreativitas anak yaitu kemampuan anak menghasilkan pemikiran yang asli, tidak biasa, dan sangat fleksibel dalam merespon dan mengembangkan pemikiran dan aktivitas (Al-Khalili 2005:35). Biasanya anak yang kreatif selalu ingin tahu, ,memiliki minat yang luas, dan menyukai

(5)

kegemaran dan aktivitas yang kreatif. Anak dan remaja kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri. Mereka berani mengambil resiko (tetapi dengan perhitungan) dari pada anak pada umumnya. Artinya dalam melakukan sesuatu yang bagi mereka amat penting, dan disukai, mereka tidak terlalu menghiraukan kritikan dan ejekan dari orang lain. Gulford dan Jakcon dalam Suyanto (2008 : 112) mengemukakan ada 4 ciri anak kreatif yaitu, 1) orisinal, 2) tepat dan relevan, 3) menyesuaikan keadaan, 4) fleksibel. Anak yang kreatif mampu menciptakan sesuatu yang tidak dilakukan anak lain. Cirri anak yang kreatif ialah mampu mewujudkan ide, fantasi, dan imajinasinya dalam suatu karya orisinil.

Treffinger (dalam Munandar 2009:35) mengatakan bahwa kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan. Rencana inovatif serta produk orisinil mereka telah dipikirkan dengan matang lebih dahulu, dengan mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul dan implikasinya.

Menurut Al-Khalili (2005:35) ada beberapa tingkat kreativitas, diantaranya : a. Kreativitas Ekspresionis

Maksud dari kreatifitas ekspresionis adalah ungkapan bebas dan mandiri yang didalamnya tidak memiliki urgensi/kepentingan bagi kemahiran dan keaslian. Seperti gambar spontanitas anak-anak.

b. Kreativitas Produktif

Maksud dari kreativitas produktif yaitu hasil-hasil produksi seni dan keilmuan yang diperoleh melalui usaha mendisiplinkan kecenderungan untuk bebas, dan dengan menentukan langkah-langkah untuk mencapai hasil yang sempurna.

c. Kreativitas Inovatif

(6)

Kreativitas ini banyak diungkapkan oleh para penemu yang memperlihatkan kejeniusan mereka dengan menggunakan pengembangan keterampilan-keterampilan individu.

d. Kreativitas Pembaruan

Kreativitas pembaruan ini berarti pengembangan dan perbaikan yang mencakup penggunaan keterampilan-keterampilan individu

e. Kreativitas Emanasi

Kreativitas emanasi ini berarti menunjukan prinsip baru atau aksioma-aksioma baru yang muncul dari pendapat baru.

Kreativitas merupakan dimensi kemampuan anak dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kreativitas merupakan sebuah proses yang mampu melahirkan gagasan, pemikiran, konsep dan langkah-langkah baru pada diri seseorang. Kebermaknaan kreativitas terletak pada hakikat dan peranannya sebagai dimensi yang memberi ciri keunggulan bagi pertumbuhan diri peserta didik yang sehat,produktif, dan inovatif.

Guilford (dalam Mutiah 2010:42) mengemukakan sifat-sifat yang menjadi ciri kemampuan berfikir kreatif, yaitu 1) kelancaran (fluency) adalah suatu kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan; 2) keluwesan (flexibility) adalah kemampuan untuk mengemukakan beragam pemecahan masalah; 3) keaslian (originality) merupakan kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara yang asli; 4) kerincian (elaboration) kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara perinci.

Williams (dalam Munandar 2009:192) menyebutkan kreativitas dengan ciri-ciri afektif (nonaptitude) yakni

(7)

1. Rasa ingin tahu, yaitu selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, mengajukan pertanyaan, selalu memperhatikan orang, obyek, dan dan situasi, dan peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui/meneliti

2. Bersifat imajinatif, mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi, menggunakan khayalan, tetapi mengetahui perbedaan antara khayalan dan kenyataan.

3. Merasa tertantang oleh kemajemukan, yaitu terdorong untuk mengatasi masalah yang sulit, merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit, dan lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit

4. Sifat berani mengambil resiko, yaitu berani memberikan meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik, dan tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan, hal-hal yang tidak konvensional, atau yang kurang berstruktur.

5. Sifat menghargai, yaitu dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup, dan menghargai kemampuan dan bakat sendiri yang sedang berkembang.

Paull Torrance (dalam Suratno 2005:11) menyebutkan ciri-ciri tindakan kreatif anak prasekolah adalah sebagai berikut :

a. Anak Prasekolah Yang Kreatif Belajar Dengan Cara-cara Yang Kreatif

Belajar sesungguhnya adalah untuk kepentingan si pebelajar. Jika guru dalam membelajarkan anak sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, maka anak akan belajar secara mengesankan.

Hal itu akan menjadikan apa yang dipelajari anak lebih lama diingatnya. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan pada anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi sehingga mereka memperoleh pengalaman yang berkesan.

Pada umumnya anak sangat menikmati eksperimen, eksplorasi, manipulasi dan permainan.

(8)

b. Anak Prasekolah yang Kreatif Memiliki Rentang Perhatian yang Panjang terhadap Hal Membutuhkan Usaha Kreatif

Ketika anak mendapat sesuatu yang baru, misalnya alat permainan baru seperti mobil- mobilan, bola, boneka ataupun yang lain. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, anak yang kreatif akan memiliki perhatian terhadap suatu permasalahan sekurang-kurangnya sampai dengan 30 menit. Anak yang kreatif tidak mudah bosan seperti anak yang kurang kreatif.

c. Anak Kreatif Memiliki Suatu Kemampuan Mengorganisasikan yang Menakjubkan

Anak yang kreatif adalah anak yang pikirannya berdaya, anak kreatif sering merasa lebih daripada anak yang lain. Bentuk kelebihan anak kreatif dari anak yang tidak kreatif sering ditunjukan dengan peran mereka dalam kelompok bermain. Anak kreatif sering muncul sebagai pemimpin bagi kelompoknya. Hal ini karena anak yang kreatif pada umumnya mampu mengorganisasikan teman-temannya secara menakjubkan.

d. Anak Kreatif Dapat Kembali Kepada Sesuatu Yang Sudah Dikenalnya dan Melihat dari cara yang Berbeda

Anak kreatif merupakan yang suka belajar untuk memperoleh pengalaman. Anak tidak lekas bosan untuk mendapatkan pengalaman yang sama berkali-kali.

e. Anak Prasekolah Kreatif Belajar Banyak Melalui Fantasi, dan Memecahkan Permasalahan dengan Menggunakan Pengalamannya.

Anak kreatif akan selalu haus dengan pengalaman baru, dengan demikian anak yang kreatif tidak bosan-bosannya belajar untuk memperoleh pengalaman baru.

2.1.4 Pengertian Menggambar

(9)

Menurut (Pamadhi dan Sukardi 2008:12) “Menggambar adalah membuat gambar.

Kegiatan ini dilakukan dengan cara mencoret, menggores, menorehkan benda tajam ke benda lain dan memberi warna, sehingga menimbulkan gambar.

Pada proses inilah anak dapat mengembangkan gagasan, menyalurkan emosinya, menumbuhkan minat seni dan kreativitasnya. Visualisasi tindakan kreativ mampu terungkap dalam karya seni atau hasil dari imajinasi yang dimiliki anak..Pengalaman atau peristiwa yang dialami anak tersebut , dirasa dan diolah dalam bentuk imajinasi sebagai langkah awal tindak kreatif (belum direalisasikan ).

Menggambar bagi anak adalah bentuk dari hasil pengalaman ekspresi dan imajinasinya yang kreatif. Dalam menggambar bentuk ekspresi emosional adalah ungkapan kebebasan dan demokrasi berfikir, berkreasi, dan bertindak positif. Lebih mengutamakan kepentingan ungkapan fungsi jiwa yang menekankan pada proses kegiatan untuk mengembangkan kepribadian.

Menggambar adalah kegiatan – kegiatn membentuk imajinasi dengan menggunakan banyak pilihan tehnik dan alat bisa pula menggambar mempunyai arti membuat tanda – tanda tertentu diatas permukaan dengan mengolah goresan dari alat gambar. Melalui menggambar anak dapat merefleksikan kebutuhan jiwa dan fisiknya (gerakan tangan ) sehingga begitu banyak manfaat dari menggambar.

Secara leluasa anak dapat memilih media yang akan dipakai ,sehingga melalui menggambar mereka mempunyai kesempatan bereksplorasi terhadap media tersebut. Secara visual anak dapat mengkomunikasikan permainan dan cerita yang dibangun melalui ekspresi, imajinasi dan kreasinya sehingga bentuk – bentuk gambar mereka sebenarnya adalah symbol yang dimaknai sebagi bentuk gagasan yang imajinatif dan kreatif. Yang secara kognitif membutuhkan binaan.

(10)

Melalui menggambar anak dapat merefleksikan kebutuhan jiwa dan fisiknya , karena untuk anak TK, gambar adalah bentuk komunikasi yang divisualkan.

Pamadi dan Sukardi (2008:210) Manfaat menggambar adalah sebagai berikut : a. Menggambar sebagai alat bercerita (bahasa visual/bentuk)

Cerita dalam gambar yang dibuat oleh anak merupakan tanda bahwa kegiatan menggambar berfungsi untuk mengungkapkan peristiwa yang akan dialami, atau berimajinasi. Kemudian pikiran dan fantasi (bayangan anak) tentang lingkungannya sekitar termasuk alam, objek seisi ramah atau pun kejadian yang kadang membuat anak marah, memendam atau keriangan ketika mendapatkan sesuatu akan menjadi hidup perasannya.

b. Menggambar sebagai media mencurahkan perasaan

Anak menggambar adalah menceritakan, mengungkapkan (mengekspresikan0 sesuatu yang ada pada dirinya secara intuitif dan spontan lewat media gambar, maka karya lukis anak-anak adalah seni meskipun tidak disamakan dengan karya lukis orang dewasa, namun syarat-syarat kesenian lukisan telah terpenuhi dengan adanya teknik, artisistik, dan ekspresi.

c. Menggambar sebagai alat bermain

Ketika anak menggambar terjadi perisitiwa berfantasi. Jadi menggambar melatih anak untuk berfantasi. Fantasi yang muncul adalalah bentuk-bentuk yang kadangkala aneh dilihat orang tua atau bentuk sederhana seperti lingkungan sekitar anak. Di samping itu juga muncul gambar yang digunakan untuk bermain-main, misalnya anak bercerita tentang genderang yang sedang ditabuh sambil menggambar alat pukul dan menirukan irama gendang.

d. Menggambar sebagai media sublimasi perasaan

Menggambar dapat digunakan untuk mendidik anak melatih mengundurkan spontanitas dan mengarahkan untuk mengajarkan cara berbicara. Hal ini jangan dimaknai bahwa

(11)

menggambar akan menjadikan anak tidak ekspresif, melainkan mengarahkan anak untuk kegiatan membaca, berbicara maupun becerita yang dialihkan kepada gambar.

e. Menggambar melatih keseimbangan

Pikiran dan perasaan anak kadang bertumpuk menjadi satu, susanto dalam Pamadhi, Sukardi ( 2008:214) menjelaskan bahwa kehidupan perasaan dan pikiran anak usia 3 sampai 5 tahun menyatu. Sehingga apa yang dipikirkan sama dengan apa yang dibayangkan.

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas

Bakat kreatif akan muncul dan berkembang jika didukung dengan fasilitas dan kesempatan yang memungkinkan. Dengan adanya keragaman bakat dan kreativitas anak, orang tua dan guru harus menyadari hal itu. Dengan demikian cara mendidik dan mengasuh anakpun harus disesuaikan dengan pribadi dan kecepatan masing-masing anak. Amabile (dalam Munandar 2009:92) mengemukakan faktor yang mempengaruhi kreativitas anak yaitu :

a. Kebebasan, orang tua yang percaya untuk memberikan kebebasan kepada anak cenderung mempunyai anak kreatif. Mereka tidak otoriter, tidak selalu mau mengawasi anak, dan mereka tidak terlalu membatasi kegiatan anak. Mereka juga tidak terlalu cemas mengenai anak mereka.

b. Respek, anak kreatif biasanya mempunyai orang tua yang menghormati mereka sebagai individu, percaya akan kemampuan mereka, dan menghargai keunikan anak. Anak-anak ini secara alamiah mengembangkan kepercayaan diri untuk berani melakukan sesuatu yang orisinil

c. Kedekatan emosional yang sedang, kreativitas anak dapat dihambat dengan suasana emosional yang mencerminkan rasa permusuhan, penolakan atau rasa terpisah. Tetapi keterikatan emosional yang berlebih juga tidak menunjang pengembangan kreativitas anak,

(12)

mungkin karena kurang memberikan kebebasan kepada anak untuk tidak tergantung kepada orang lain dalam menentukan pendapat atau minat.

d. Prestasi, bukan angka. Orang tua anak yang kreatif menghargai prestasi anak, mereka medorong anak untuk sebaik-baiknya dan menghasilkan karya-karya yang baik. Tetapi mereka tidak terlalu menekankan untuk mencapai angka atau nilai tertinggi, atau mencapai peringkat tertinggi. Bagi mereka mencapai angka tertinggi kurang penting dibandingkan mempunyai imajinasi dan kejujuran.

e. Orang tua aktif dan mandiri, orang tua anak yang kreatif merasa aman dan yakin tentang diri sendiri, tidak memperdulikan status social, dan tidak terpengaruh oleh tuntutan social. Mereka juga amat kompoten dan mempunyai banyak minat, baik di dalam maupun di luar rumah.

f. Menghargai kreativitas

Anak yang kreatif memperoleh banyak dorongan dari orang tua untuk melakukan hal-hal yang kreatif.

2.1.6 Peran Guru Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak

Sebagai pendidik baik orang tua maupun guru, bertanggung jawab terhadap kesejahteraan jiwa anak. Keduanya mempunyai wewenang mengarahkan perilaku anak dan menuntutnya mengikuti patokan-patokan perilaku sebagaimana diinginkan. Orang tua dan guru saling melengkapi dalam pembinaan anak diharapkan ada saling pengertian dan kerja sama yang erat antara keduanya, dalam usaha mencapai tujuan bersama yaitu kesejahteraan jiwa anak. Bagi guru maupun orang tua berfungsi sebagai model bagi anak. Jika pada usia prasekolah tokoh ibu yang paling berperan dalam hidup anak, terutama di kelas-kelas pertama sekolah dasar guru sering

(13)

diharapkan dapat berfungsi sebagai pengganti ibu. Guru dapat menciptakan suasana dalam kelas yang memupuk kesehatan mental siswa.

Mengingat posisi seperti itu, guru harus berperan bijaksana jangan sampai aturan-aturan yang diterapkan justru akan mematikan kreativitas anak. Dalam aktivitas kesehariannya di TK terutama diisi kegiatan bernyanyi, bermain musik, menggambar, berpuisi, bercerita, berdongeng dan sebagainya.

Menurut Amabile (dalam Munandar 2009:113) strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas yaitu; 1) penilaian, penilaian terhadap pekerjaan murid mungkin merupakan pembunuh kreativitas paling besar, maka seharusnya yang dilakukan guru yakni memberikan umpan balik yang berarti daripada evaluasi yang abstrak dan tidak jelas, melibatkan siswa dalam menilai pekerjaan mereka sendiri dan belajar dari kesalahan mereka; 2) hadiah, anak senang menerima hadiah dan kadang-kadang melakukan segala sesuatunya untuk memperolehnya. Banyak penelitian yang menunjukan bahwa jika anak terpusat untuk mendapat hadiah sebagai alasan untuk melakukan sesuatu; 3) pilihan, sedapat mungkin berilah kesempatan kepada anak untuk memilih. Misalnya boleh memilih eksperimen mana yang akan dilakukan.

Kreativitas tidak akan berkembang jika anak hanya dapat melakukan sesuatu dengan satu cara.

Rachmawati dan Kurniati (2005:46) mengemukakan untuk mensukseskan program pengembangan kreativitas di TK, dibawah ini dipaparkan beberapa arahan program yang diharapkan cukup mendapat perhatian para pendidik, sebagai berikut :

a. Kegiatan belajar bersifat menyenangkan (learning is fun)

Faktor emosi merupakan faktor penting dalam menentukan efektivitas proses pembelajaran. Proses belajar yang menyenangkan akan sangat berarti bagi anak dan bermanfaat hingga ia dewasa. Menurut Montesori (dalam Rachmawati dan Kurniati 2005:64) masa pra

(14)

sekolah merupakan fase absorbmind yaitu masa menyerap pikiran. Fase ini membuat anak akan mudah menyerap kesan apapun yang terjadi,

b. Pembelajaran dalam bentuk kegiatan bermain

Melalui bermain anak dapat mempelajari banyak hal, tanpa ia sadari dan tanpa merasa terbebani. Melalui bermain anak dapat mengenal aturan, bersosialisasi, menempatkan diri, menata emosi, toleransi, kerjasama, menagalah, sportif dan sikap-sikap positif lainnya. Pada prinsipnya bermain mengandung rasa senang dan lebih mementingkan proses dari pada hasil akhir. Perkembangan bermain sebagai cara pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan perkembangan umur dan kemampuan anak didik, yaitu berangsur-angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsure bermain lebih besar) menjadi belajar sambil bermain (unsure belajar lebih banyak). Dengan demikian anak didik tidak akan canggung lagi menghadapi cara pembelajaran di tingkat-tingkat berikutnya.

c. Mengaktifkan Siswa

Proses belajar mengajar di TK, tidak hanya dilaksanakan didalam kelas, tetapi juga diluar kelas. Kegiatan belajar tak bisa hanya dibatasi oleh empat sisi tembok saja, sementara apa yang akan mereka lakukan dan jelajahi dari pembelajaran memerlukan ruang yang lebih luas. Tetapi sebenarnya bukan hanya pada berapa besar luas ruangannya saja tetapi proses pembelajaran yang lebih bermakna dimana anak dapat melakukan eksplorasi tanpa batas terhadap segala informasi yang mereka dapatkan. Jika saja pendekatan yang digunakan masih bersifat Teacher Center, dimana guru yang menjadi pusat pembelajaran, anak hanya ditempatkan sebagai pendengar ceramah guru, objek, pasif dan serba disuapi oleh guru mungkin eksplorasi yang akan dilakukan anak akan sangat terbatas bahkan mungkin tidak akan muncul. Untuk mencegah kebosanan pada anak, pendekatan yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan melibatkan anak dalam proses

(15)

pembelajaran dari awal sampai akhir berupa belajar aktif (Aktif Learnig), yang lebih menempatkan siswa sebagai pusat dari perkembangan (Student Center). Dengan belajar aktif proses belajar yang berlangsung merupakan inisiatif dari anak, tidak monopoli guru atau menerima hanya jika guru menyampaikan, tetapi anak betul-betul melakukan eksplorasi terhadap lingkungan mereka. Graves (dalam Rachmawati dan Kurniati (2005:49) menyatakan bahwa Belajar Aktif (Aktif Learning) merupakan proses dimana anak-anak melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya, dengan cara mengobservasi, mendengarkan, mencari tahu, menggerakan badan, melakukan, menyentuh, membaui, memegang, dan membuat sesuatu dengan benda-benda yang ada disekitar mereka.

d. Memadukan berbagai aspek pembelajaran dan perkembangan

Ketika berbicara kreativitas, maka sebenarnya bukan hanya satu sisi saja menjadi focus dalam pembelajaran di TK, anak memiliki berbagai aspek perkembangan kognitif, bahasa, emosi, kepribadian, social, fisik dan lain sebagainya. Aspek-aspek perkembangan tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh dan menyeluruh, sehingga pembelajaran yang dikembangkan dalam kegiatan di TK merupakan suatu kesatuan, yaitu memadukan semua komponen pembelajaran dan perkembangan anak.

e. Pembelajaran dalam bentuk konkret

Bagi seorang anak, proses mengerti dan memahami sesuatu tidak selalu harus melalui proses instruksional secara langsung. Anak-anak tidak harus duduk, diam dan mendengarkan penjelasan guru, namun mengamati dan berinteraksi secara langsung dengan objek pembelajaran, dapat menambah wawasan dan pengetahuan anak jauh lebih bermakna dibandingkan dengan mendengarkan penjelasan saja. Penjelasan guru tentang sesuatu tanpa dibarengi dengan pengetahuan tentang objeknya secara nyata akan dirasakan berat bagi anak karena bersifat

(16)

abstrak. Mengeksplorasi objek secara langsung dapat membantu proses belajar anak. Selain menyenangkan mengamati objek secara langsung lebih mengaktifkan multi sensorik anak, mulai dari mata, telinga, hidung, lidah dan kulit sehingga akan mudah diiingat dan dimengerti.

2.1.7 Pengertian Token Economic

Token Economic (kartu berharga) merupakan teknik konseling behavioral yang didasarkan pada prinsip operant conditioning skinner yang termasuk didalamnya adalah penguatan (Komalasari dan Wahyuni 2011:166).

Walker (dalam Purwanta 2012:149) mengemukakan tabungan kepingan suatu cara atau teknik untuk pengukuhan tingkah laku yang ditujukan seseorang anak yang sesuai dengan target yang telah disepakati, dengan menggunakan hadiah untuk penguatan secara simbolik. Tabungan kepingan merupakan prosedur kombinasi untuk meningkatkan, mengajarkan, mengurangi, dan memelihara berbagai perilaku. Ollendick dan Cenry (dalam Purwanta 2012:151) menyebutkan bahwa kepingan itu harus dapat dilihat dengan jelas oleh anak, dapat diraba, dan dapat pula dihitung. Anak harus memahami cara menggunakan kepingan tersebut, mengetahui berapa harga kepingan yang dimilikinya. Kepada anak diberitahukan bahwa kepingan dapat ditukarkan dengan barang-barang atau kepingan yang ia sukai. Ukuran token seyogianya dipilih benda yang dapat dimasukkan dalam dompet anak.

Token Economic adalah strategi menghindari pemberian reincforment secara langsung, token merupakan penghargaan yang dapat ditukar kemudian dengan berbagai barang yang diinginkan. Kartu berharga (token economic) dapat diterapkan diberbagai seting dan populasi seperti dalam seting individual, kelompok dan kelas, juga pada berbagai populasio mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Ketika tingkah laku yang diinginkan telah cenderung menetap, pemberian token dikurangi secara bertahap.

(17)

Corey (dalam Komalasari dan Wahyuni 2011:167) mengemukakan beberapa keuntungan penggunaan token sebagai reincforcment yaitu ; a) token tidak mengurangi nilai insentif, terutama ketika kekuatan pemerolehan (earning power) dan lainnya meningkat seiring dengan peningkatan perilaku; b) token dapat mengurangi penundaan antara tingkah laku yang diinginkan dengan hadiah (reward); c) token dapat digunakan sebagai motivator konkrit (concrete motivator) untuk mengubah tingkah laku tertentu; d) token adalah bentuk penguatan postif; e)

individu memiliki kesempatan untuk menentukan bagaimana menggunakan token yang didapatkan; f) token economic dapat mengarahkan ke peningkatan moral konseli dan staff; g) system token dapat memungkinkan untuk mengukur penguatan sosial; h) token menjadi jembatan antara institusi dan kehidupan di luar sekolah.

2.1.8 Prinsip Token Economic

Walker (dalam Purwanta 2012:151) mengatakan ada elemen pokok sebagai prinsip dalam tabungan kepingan. Elemen tersebut adalah :

a. Lingkungan dapat dikontrol, maksudnya bahwa dalam pelaksanaan program kepingan lingkungan yang menimbulkan perilaku dapat diprediksi dan dikendalikan

b. Sasaran perilaku harus spesifik, maksudnya bahwa perilaku yang akan diubah harus dideskripsikan dengan jelas, misalnya tidak berkelahi, tidak keluar rumah, mengucapkan salam, mandi dengan bersih.

c. Tujuan dapat diukur, maksudnya bahwa tujuan yang telah ditetapkan dapat diukur kemunculannya. Pengukuran dapat dari segi frekuensi, besaran, atau intensitasnya.

d. Bentuk atau jenis benda sebagai kepingan jelas, maksudnya bahwa benda yang digunakan sebagai token tertentu bentuk dan jenisnya, misalnya uang-uangan dari plastik,materai dan perangko.

(18)

e. Kepingan sebagai hadiah, maksudnya bahwa kepingan tersebut dapat berfungsi sebagai hadiah bagi anak yang telah menjalankan program sesuai dalam rancangan. Oleh karena itu, kualitas kepingan seyogianya yang lebih menarik, supaya makna hadiah dapat terpenuhi.

f. Sesuai dengan perilaku yang diinginkan, maksudnya bahwa bila perilaku yang diinginkan telah muncul atau terjadi, maka segera diberi kepingan. Dalam hal ini ketepatan waktu (timing) dalam memberikan dapat meningkatkan efektivitas pelaksanaan prosedur tabungan kepingan.

g. Mempunyai makna lebih sebagai pengukuh, maksudnya bahwa kepingan yang diperolehnya mempunyai makna sebagai pengukuh perilaku berikutnya.

2.1.9 Langkah-Langkah Penerapan Token Economic

Komalasari dan Wahyuni (2011:163) penggunaan token economic mengikuti langkah- langkah sebagai berikut : a) menetapkan target perilaku yang akan dicapai konseli; b) penetapan besaran harga atau poin token yang sesuai dengan perilaku target; c) penetapan saat kapan token diberikan kepada konseli; d) menetapkan perilaku awal program; e) memilih reincforcment yang sesuai bersama konseli; f) memilih tipe token yang akan digunakan, misalnya bintang, stempel, dan kartu; g) mengidentifikasi pihak yang terlibat dalam program seperti staf sekolah, guru, relawan, siswa; h) menetapkan jumlah dan frekuensi penukaran token, misal 25-27 token perhari;

i) membuat pedoman pelaksanaan token economic; j) pedoman diberikan kepada konseli dan staf; k) lakukan monitoring.

Purwanta (2012:152) mengemukakan beberapa tahap yang harus diperhatikan agar pelaksanaan program tabungan kepingan dapat berjalan dengan baik yaitu :

a. Tahap Persiapan

(19)

Tahap persiapan ini ada empat hal yang perlu dipersiapkan, Napsiah (dalam Purwanta 2012:152) yaitu; 1) menetapkan tingkah laku atau kegiatan yang akan diubah disebut sebagai tingkah laku yang ditargetkan; 2) menentukan barang (benda) atau kegiatan apa saja yang mungkin dapat menjadi penukar kepingan; 3) memberi nilai atau harga untuk setiap kegiatan atau tingkah laku yang ditargetkan dengan kepingan; 4) menetapkan harga barang-barang atau kegiatan penukar (reinforcers=sebagai pengukuh) dengan kepingan.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan diawali dengan pembuatan kontrak antara subjek dengan terapis.

Kegiatan yang sederhana, biasanya kontraknya cukup secara lisan dan keduanya dapat saling memahami. Dalam kaitannya dengan rambu-rambu bagi pelaksana program tabungan kepingan Martin (dalam Purwanta 2012:156) menyarankan :a) pelaksana perlu menyiapkan alat merekam data, siapa yang mengambil data, dan kapan data direkam; b) menentukan siapa yang akan mengelola pengukuh; c) menentukan jumlah kepingan yang dapat diperoleh setiap perilaku setiap subjek, setiap hari; waspada terhadap kemungkinan hukuman, seyogianya menggunakan sedikit hukuman.

c. Tahap Evaluasi

Pada tahap ini akan diketahui faktor-faktor yang perlu ditambah ataupun dikurangi dalam daftar pengukuhan ataupun pengubahan tingkah laku yang telah dilaksnakan tersebut.

2.2 Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah : “ jika guru menggunakan teknik token economic maka kreativitas anak di kelompok B TK Mekar Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dapat ditingkatkan”.

2.3 Indikator Kinerja

(20)

Berdasarkan hipotesis tindakan kelas diatas, maka yang dijadikan indikator kinerja dalam meningkatkan kreativitas anak adalah 6 orang anak atau 30% menjadi 17 orang anak atau 85%

dari 20 anak yang ada di kelompok B TK Mekar Hulawa Kecamatan Telaga.

Referensi

Dokumen terkait

Dan keempat, upaya yang dilakukan ketua dan pengurus MGMP Sosiologi KKM 7 Jakarta Selatan dalam peningkatan kinerja guru Sosiologi dengan melaksanakan program rutin shering antar

Pembahasan Kinerja Sistem Keseluruha Hasil pengukuran yang didapat di peroleh dari perbandingan antara pressure gauge dengan modul agar diketahui hasil simpangan dan

Untuk melihat hasil capaian kemampuan siswa dalam membaca puisi di kelas III SDN 03 Botumoito, Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo melalui metode latihan, dengan

Oleh karena itu diperlukannya kesadaran dalam diri Polisi Lalu lintas untuk menanamkan kepercayaan akan bahaya / ancaman yang akan ditimbulkan oleh polusi udara; adanya

Bagian ini merupakan pokok utama dari tulisan, yang dapat terdiri dari beberapa Sub Bab sesuai.

Dari keseluruhan model regresi yang digunakan dapat diketahui bahwa model regresi yang paling sesuai untuk menyatakan hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan

lensi HIV sangat tinggi pada penasun, perilaku seks yang bebas, dan pe- makaian kondom yang masih rendah, risiko terhadap pasangan tetap para penasun terinfeksi HIV/AIDS juga

Pada lanskap terbaik dua terpilih lanskap dengan sudut pandang foto 3 dimana lanksap ini memperlihatkan keterkaitan atara desain lansakap taman dan karakter dari visual air