• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekologi Arsitektur pada Perencanaan Parahyangan Hydrofarm di Kota Baru Parahyangan Padalarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ekologi Arsitektur pada Perencanaan Parahyangan Hydrofarm di Kota Baru Parahyangan Padalarang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Ekologi Arsitektur pada Perencanaan Parahyangan

Hydrofarm di Kota Baru Parahyangan Padalarang

Aisyah Ramadhani

1

1

Jurusan Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain, Itenas, Bandung

Email: icharmdhni24@gmail.com

ABSTRAK

Wilayah Kabupaten Bandung Barat merupakan penggunaan lahan terbesar untuk budidaya pertanian. Salah satu dari visi Kabupaten Bandung Barat yaitu agroindustri yang berarti terwujudnya peningkatan nilai ekonomis hasil produksi pertanian di Kabupaten Bandung Barat melalui diversifikasi hasil-hasil pertanian. [1] Namun tidak semua tanaman dapat dengan baik ditanam di daerah Kabupaten Bandung Barat karena kondisi iklim yang berbeda. Bertanam dengan cara hidroponik mampu menjadi solusi dalam bertanam karena tidak membutuhkan media tanah dan tidak tergantung pada iklim setempat. Kabupaten Bandung Barat termasuk pada kawasan sub-urban, saat ini sudah mulai banyak berkembang tempat wisata alam di kawasan sub-urban. Kondisi seperti ini dapat dimanfaatkan menjadi pembangunan wisata berbasis agrowisata. Namun salah satu peyumbang terbesar penggunaan energi terletak pada bidang arsitektur yaitu sebesar 40%. Krisis sumber energi tak terbaharui mendorong arsitek untuk semakin peduli akan energi dengan cara beralih ke sumber energi terbaharui dalam merancang bangunan yang hemat energi. Perwujudan dari desain ekologi arsitektur adalah bangunan yang berwawasan lingkungan yang sangat erat kaitannya dengan konsep arsitektur hijau yang merupakan bagian dari arsitektur berkelanjutan (sustainable).

Kata kunci: Botanical garden, hidroponik, ekologi arsitektur, bambu. ABSTRACT

West Bandung Regency area is the largest land use for agricultural cultivation. One of West Bandung Regency visions is agro-industry, which means the realization of an increase in the economic value of agricultural production in West Bandung Regency through diversification of agricultural products. [1] However, not all plants can be planted well in West Bandung Regency because of different climatic conditions. Hydroponic planting can be a solution in planting because it does not require soil media and does not depend on the local climate. West Bandung Regency is included in the sub-urban area. Currently, many natural attractions in sub-urban areas have started to develop. Conditions like this can be used as tourism development after agro-tourism. However, one of the biggest contributors to energy use lies in the field of architecture, which amounts to 40%. The crisis of non-renewable energy sources has prompted architects to care more about energy by switching to renewable energy sources in designing energy-efficient buildings. The embodiment of architectural ecological design is an environmentally friendly building which is closely related to the concept of green architecture which is part of sustainable architecture.

(2)

1. PENDAHULUAN

Kawasan sub-urban memiliki pemandangan yang indah dan hawa yang sejuk, hal tersebut menjadikan kawasan sub-urban sebagai pilihan tempat rekreasi saat berlibur bersama keluarga untuk melepas penat dari area perkotaan. Saat ini sudah mulai banyak berkembang tempat wisata alam di kawasan sub-urban karena sangat berpotensi untuk mendapatkan keuntungan dan membuat lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat sekitar. Dilihat dari sisi penggunaan lahan, wilayah Kabupaten Bandung Barat, lahan untuk budidaya pertanian merupakan penggunaan lahan terbesar. Salah satu dari visi Kabupaten Bandung Barat yaitu agroindustri yang berarti terwujudnya peningkatan nilai ekonomis hasil produksi pertanian di Kabupaten Bandung Barat melalui diversifikasi hasil-hasil pertanian.

Hal ini menjadi gagasan dalam merencanakan pembangunan wisata berbasis agrowisata yaitu botanical

garden. Isu berkurangnya lahan untuk pertanian menjadi permasalahan dalam bercocok tanam untuk

kebutuhan pangan. Teknik menanam secara hidroponik dapat menjadi solusi karena teknik tersebut tidak membutuhkan tanah yang luas untuk bercocok tanam, hidroponik hanya membutuhkan media air dan nutrisi untuk pertumbuhan yang ditanam secara vertikal menggunakan pipa hidroponik. [2]

Tujuan umum dibangunnya proyek ini untuk memfasilitasi kebutuhan rekreasi dan untuk meningkatkan hasil produksi panen sayuran di Kecamatan Padalarang. Tujuan khusus dibangunnya proyek ini adalah memberikan edukasi bagaimana cara bercocok tanam tanpa tanah dengan menggunakan media lain namun tetap menghasilkan produk yang baik.

Salah satu aspek penting dalam desain arsitektur adalah penggunaan energi dalam bangunan. Desain ekologi arsitektur adalah desain yang berwawasan lingkungan yang berkaitan dengan konsep arsitektur hijau yang merupakan bagian dari arsitektur berkelanjutan (sustainable). Arsitektur ekologi memfokuskan perhatian terhadap lingkungan alam dan sumber daya alam yang terbatas. Arsitektur ekologi dapat diartikan sebagai penciptaan lingkungan yang lebih sedikit mengkonsumsi sumber daya alam. Arsitektur tidak jauh dari tindakan perusakan lingkungan. Namun demikian, arsitektur ekologi dapat digambarkan sebagai arsitektur yang akan merusak lingkungan seminimal mungkin. Hal tersebut, desain dapat diolah dengan cara memperhatikan aspek iklim, penggunaan bahan bangunan, dan masa pakai material bangunan. Prinsip arsitektur ekologi adalah menghasilkan keselarasan antara manusia dengan lingkungan alamnya. [3]

2. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANGAN

2.1 Definisi Proyek

Proyek merupakan theme park yang memiliki tema botanical garden. Jenis tanaman pada perencanaan

botanical garden yaitu tanaman hidroponik.

2.1.1 Definisi Theme Park

Definisi theme park adalah sebuah taman hiburan yang dibuat secara permanen dengan sumber daya yang dapat dikendalikan dan dikelola untuk sebuah kenikmatan, hiburan, dan pendidikan dari kunjungan masyarakat. [4] Pengunjung juga sebagai bagian dari theme park. Pengunjung digambarkan sebagai sumber daya permanen yang dirancang, dikontrol, dan dikelola untuk hiburan, dan pendidikan pada saat pengunjung mengunjungi sebuah theme park. [5]

2.1.2 Definisi Botanical Garden

Kebun botani atau kebun raya adalah suatu lahan yang ditanami berbagai jenis tumbuhan yang ditujukan untuk keperluan koleksi, penelitian, dan konservasi ex-situ (diluar habitat). [6] Selain untuk penelitian,

(3)

memiliki bangunan khusus untuk menumbuhkan koleksi tumbuhan yang tidak dapat hidup pada iklim alami tempat tersebut atau memerlukan perawatan khusus. Bangunan khusus tersebut dapat berupa rumah kaca. [7]

2.1.3 Definisi Hidroponik

Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah, sistem hidroponik menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. [2] Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi hidroponik cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas. [8]

2.2 Lokasi Proyek

Tapak berada di Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Tepatnya berada di Jalan Raya Parahyangan. Lokasi tapak memiliki tempat yang strategis dan mudah dijangkau dekat dari pintu gerbang tol Padalarang.

a) Nama proyek : Parahyangan Hydrofarm b) Sifat Proyek : Semi fiktif

c) Owner : PT. Lyman Group d) Sumber Dana : PT. Lyman Group

e) Lokasi : Jl. Raya Parahyangan, Kertajaya, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat f) Batasan Lahan

Timur : Bangunan komersil Selatan : Perumahan warga Barat : Lahan Kosong Utara : SPBU & Perkantoran g) Luas Lahan : 64795 m²

h) Peraturan & Regulasi

KDB : 12.959 m² KLB : 5 lantai KDH : 32.397,5 m² GSB : 12 m

Gambar 1. Peta Lokasi Tapak Sumber :google earth, 27 Februari 2020. Diolah

Arah Barat tapak berbatasan dengan area komersil yaitu Bale Pare. Sedangkan arah selatan tapak merupakan area persawahan dan pemukiman, selanjutnya arah timur adalah area pemukiman, dan arah Barat adalah area perkantoran yaitu marketing galeri Kota Baru Parahyangan.

(4)

Gambar 2. Kondisi Eksisting Tapak Sumber :Dokumentasi Penulis, 2020

2.3 Definisi Tema

Konsep perencanaan parahyangan hydrofarm ini mengacu pada tema ekologi arsitektur. Ekologi arsitektur menurut Heinz Frick (1997), ekologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Konsep arsitektur ekologi menggunakan pendekatan desain yang secara holistik (menyeluruh/terintegrasi) menekankan konteks terhadap makhluk hidup dan lingkungan, dengan cara menjaga dan melindungi sumber daya alam, mencegah, dan memperbaiki kerusakan ekosistem. [9]

2.4 Elaborasi Tema

Tema ekologi arsitektur dipilih karena isu penggunaan energi terbesar terletak pada bidang arsitektur. Hal tersebut mengacu pada bentuk konsep desain arsitektur yang memperhatikan masalah energi dan berwawasan lingkungan. Konsep Ekologi Arsitektur merupakan paduan antara ilmu lingkungan dan ilmu arsitektur yang berorientasi pada model pembangunan dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan alam dan lingkungan buatan, dengan cara menjaga dan melindungi sumber daya alam, mencegah dan memperbaiki kerusakan ekosistem. Kolaborasi antara botanical garden dan konsep ekologi arsitektur menciptakan rancangan bangunan yang memperhatikan ekosistem lingkungan dan menerapkan penggunaan material alami sebagai struktur. (lihat pada Bagan 1).

(5)

3. HASIL RANCANGAN

3.1 Konsep Rancangan Tapak

Konsep rancangan terdiri dari zoning tapak dan sirkulasi dalam tapak yang akan dijelaskan sebagai berikut.

3.1.1 Zoning Tapak

Pada area publik terdapat area parkir, bangunan utama, dan amphitheater. Area semi publik terdapat bangunan green house, bangunan penerima outbound termasuk area bermain outbound, kebun organik, danau, tenant makanan, dan skybridge. Area semi publik ditujukan kepada pengunjung yang memiliki tiket masuk. Area privat ditujukan untuk pengelola dan karyawan, dimana terdapat kantor pengelola, ruang karyawan, dan nursery green house. Terakhir adalah area service yang terdapat bangunan utilitas dan tempat pembuangan sampah sementara di site. Zoning tapak dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Zoning Tapak Sumber :Data Pribadi, 2020

3.1.2 Sirkulasi Tapak

Sirkulasi kendaraan motor dan mobil pengunjung, pengelola, bus, juga service melalui entrance yang sama namun yang membedakan adalah area parkir dan jalur pada saat menuju tempat parkir masing-masing. Pada tapak tidak dibuat lay bay di area depan tapak karena fungsi bangunan adalah tempat rekreasi dikhawatirkan membuat kemacetan pada jalan raya, sehingga untuk menurunkan penumpang disediakan area drop off penumpang didalam tapak. (lihat pada Gambar 4)

Gambar 4. Sirkulasi Dalam Tapak Sumber :Data Pribadi, 2020

3.2 Konsep Gubahan Massa dan Rancangan Bangunan

Bentuk massa bangunan utama berawal dari bentuk lingkaran terpusat yang digabungkan menjadi dua. Bentuk ini berdasarkan ordering principal terpusat yang bertujuan untuk membuat titik kumpul

(6)

pengunjung. [10] Titik kumpul pertama yang akan menjadi lobby bangunan utama sebagai bentuk penerima pengunjung untuk masuk kebangunan. (lihat pada Gambar 5a)

Bentuk lingkaran tersebut mengalami perubahan subtractive sehingga tercipta juga bentuk linier, sehingga bentuk dapat dikatakan kombinasi dari bentuk terpusat dan linier. Bentuk linier dapat diartikan sebagai selasar untuk mengantarkan pengunjung ke titik kumpul selanjutnya yaitu meeting point ketika pengunjung telah membeli tiket. Meeting point berfungsi untuk titik kumpul pengujung sebelum mengeksplor tapak. (lihat pada Gambar 5b)

Pada sisi bangunan, bentuk mengalami additive. Bentuk tersebut akan berfungsi sebagai ruang tambahan agar bangunan tidak terlalu sempit. Bentuk additive tersebut memiliki bukaan yang mengarah keluar

site jadi pengguna masuk ke dalam bangunan melalui luar tapak bukan dari bagian dalam bangunan. Hal

tersebut bertujuan agar tidak tercipta ruang di dalam ruang. (lihat pada Gambar 5c)

Atap di bagian bangunan yang mengalami additive dibuat berundak hal tersebut karena bagian bangunan tersebut memiliki dua lantai, namun tidak keseluruhan memiliki dua lantai sehingga bagian yang memiliki dua lantai dibuatkan atap yang lebih tinggi. (lihat pada Gambar 5d)

Gambar 5. Konsep Gubahan Massa Sumber :Data Pribadi, 2020

3.3 Konsep Rancangan Fasad

Bangunan utama adalah sebagai bangunan penerima dan mencakup semua kebutuhan pengunjung seperti restoran, fresh mart, toko souvenir, dan area service pengunjung. Selain itu terdapat zona untuk pengelola dan karyawan. Bangunan ini merupakan bangunan bentang lebar dengan sistem flat truss yang menggunakan bahan material alami yaitu bambu. (lihat pada Gambar 6)

Gambar 6. Fasad Bangunan utama Sumber :Data Pribadi, 2020

Fasad green house dibuat dari material bahan yang alami yaitu bambu. Bangunan green house merupakan bangunan bentang lebar geodesic dome. Penutup yang menyelimuti struktur dome tersebut menggunakan bahan polyethylene film, bahan tersebut dapat menangkal sinar uv dan dapat menjaga suhu didalam dome agar tanaman mendapatkan suhu yang stabil untuk pertumbuhan. (lihat pada Gambar 7)

(7)

Gambar 7. Fasad Green House Sumber :Data Pribadi, 2020

3.4 Perspektif Eksterior

Parahyangan Hydrofarm terdiri dari bangunan utama, green house yang berisi hidroponik, kebun organik, danau, playground, skybridge, dan outbound. Terdapat juga amphitheater yang bisa disewakan untuk acara. (lihat pada Gambar 8)

Gambar 8. Perspektif Bird Eye Sumber :Data Pribadi, 2020

Bangunan utama memiliki area drop off penumpang agar tidak membuat kemacetan pada site. Pengelola dan karyawan memiliki akses masuk kebangunan secara khusus dan memiliki lahan parkir khusus. (lihat pada Gambar 9)

(8)

Gambar 9. Perspektif Eksterior Bangunan Utama Sumber :Data Pribadi, 2020

Pada saat pengunjung telah membeli tiket dan masuk dari area dalam bangunan utama terlihat green

house dan playground. Pengunjung diberikan beberapa pilihan sirkulasi ada yang menuju green house,

area outbound dan amphitheater, serta sirkulasi menuju kebun organik dan danau. Sirkulasi tersebut sudah dirancang agar tidak terjadi crossing dan nyaman untuk pengunjung. (lihat pada Gambar 10)

Gambar 10. Perspektif Eksterior Green House dan Play Ground Sumber :Data Pribadi, 2020

Pada site terdapat area komunal seperti deck danau, kebun organik, dan skybridge. Pada lahan yang memiliki kontur seperti bukit dibuat skybridge agar pengunjung tidak lelah saat menaiki bukit. Pada lahan yang memiliki kontur datar dibuat menjadi kebun organik agar mudah dalam perawatan tanaman. Danau eksisting merupakan danau retensi yang dapat di manfaatkan menjadi area rekreasi. (lihat pada Gambar 11)

Gambar 11. Perspektif Area Rekreasi Sumber :Data Pribadi, 2020

3.4 Perspektif Interior

(9)

Gambar 12. Perspektif Interior Bangunan Utama Sumber :Data Pribadi, 2020

Green house berisi tanaman yang ditanam dengan sistem hidroponik. Terdapat empat jenis sayuran dan

satu jenis buah yaitu kangkung, sawi, selada, tomat, dan stroberi. Kelima jenis tersebut yang paling banyak diminati oleh masyarakat khususnya ibu rumah tangga. (lihat pada Gambar 13)

Gambar 13. Perspektif Interior Bangunan Utama Sumber :Data Pribadi, 2020

4. SIMPULAN

Parahyangan hydrofarm adalah botanical garden dengan teknik menaman hidroponik, berlokasi di Kota Baru Parahyangan, Padalarang. Parahyangan hydrofarm mengusung konsep ekologi arsitektur, dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan alam dan lingkungan buatan, menggunakan cara menjaga dan melindungi sumber daya alam, mencegah, dan memperbaiki kerusakan ekosistem. Penerapan konsep ekologi arsitektur mengacu pada salah satu poin yaitu penggunaan material yang alami. Material

(10)

alami yang digunakan adalah bambu sebagai struktur bangunan. Parahyangan hydrofarm dapat menjadi sarana rekreasi, yang dapat mewujudkan salah satu visi Kabupaten Bandung Barat yaitu agroindustri yang berarti terwujudnya peningkatan nilai ekonomis hasil produksi pertanian di Kabupaten Bandung Barat melalui diversifikasi hasil-hasil pertanian.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Tavipian, Yayan E., Profil Kabupaten Bandung Barat. Bandung Barat: Badan Perencanaan pembangunan, Penelitian dan pengembangan Daerah, 2018.

[2] Swastika, Sri., Budidaya Hidroponik. Riau: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2017.

[3] Frick, Heinz. FX. Bambang Suskiyatno., Dasar-Dasar Ekologi Arsitektur. Yogyakarta: Kansius, 1997.

[4] Lukas, Scott A., Theme Park. London: Reaktion Books Ltd, 2008.

[5] Sorkin, Michael. Variations on a Theme Park: The New American City and the End of Public Space. USA: Farrar, Straus and Giroux, 1992.

[6] Heryani, Deni., Pra Desain Lanskap Universitas Mathla’ulanwar sebagai Botanical Garden. Bogor: Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, 2008.

[7] Narpodo, Aloysius D.W., “Landasan Konseptual Perencanaan Dan Perancangan ‘Botanical Garden

Visitor Center’ Di Sleman”, Progran Studi Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Atmajaya,

Yogyakarta, 2015.

[8] Susila, Anas D., Sistem Hidroponik Modul 5, J.Integral. Juni, 2013.

[9] Suakwi, “Ekologi Arsitektur: Menuju Perancangan Arsitektur Hemat Energi dan Berkelanjutan”, J.Integral. ISSN 1412-9612, Jul. 2008.

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi Tapak   Sumber : google earth, 27 Februari 2020. Diolah
Gambar 2. Kondisi Eksisting Tapak   Sumber : Dokumentasi Penulis, 2020
Gambar 3. Zoning Tapak  Sumber : Data Pribadi, 2020
Gambar 5. Konsep Gubahan Massa  Sumber : Data Pribadi, 2020
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengukuran dan analisis yang telah dilakukan terhadap capaian kinerja LRSDKP Triwulan II tahun 2020 dapat diambil kesimpulan bahwa dengan metode pengukuran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil oleh peneliti, yaitu stres pada mahasiswa praktikum di Fakultas Psikologi

Kompleks dan tidaknya suatu pesan komunikasi di proses dalam otak, menimbulkan pertanyaan menarik: apakah ketika yang seseorang mengungkapkan dan menerima pesan

Bahan : Minyak cengkeh (Cap House Brand), sampel darah ikan mas per ulangan (tanpa vaksin dan penambahan vitamin C pada pakan, vaksinasi tanpa penambahan vitamin C pada pakan,

Menyetujui pemberian kuasa dengan hak substitusi, baik sebagian maupun seluruhnya, kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan sehubungan Penambahan

Penurunan konsentrasi logam berat seng (Zn) terjadi pada sampel kedua, hal ini dipengaruhi oleh jarak dari sumber pencemar yang semakin jauh, kuat arus, serta kemampuan

Koordinasi yang merupakan bentuk komunikasi ke bawah yang dilakukan dalam kegiatan Code of Conduct adalah (1) menyatukan pemahaman atau persepsi karyawan PLN (Persero) Area

[r]