• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. merupakan suatu kerajaan hindu pada abad ke-11. Dimana diketahui bahwa awal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DESKRIPSI WILAYAH. merupakan suatu kerajaan hindu pada abad ke-11. Dimana diketahui bahwa awal"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

50

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH

3.1 SEJARAH KOTA KEDIRI

Penemuan artefak di Kediri menjadi salah satu bukti bahwa dulunya Kediri merupakan suatu kerajaan hindu pada abad ke-11. Dimana diketahui bahwa awal mula Kediri sebagai pemukian dimulai ketika Airlangga memindahkan pusat pemerintahan kerajaan. Sepeninggalnya Airlangga waktu itu membuat wilayah medang dibagi menjadi dua yaitu Panjalu bagian barat dan Janggala bagian Timur. Daha menjadi pusat pemerintah kerajaan panjalu dan kahuripan menjadi pusat kerajaan Jenggala, Panjalu sendiri digadang-gadang sebagai Kerajaan Kediri dengan wilayah kira-kira Kabupaten Kediri hingga Kabupaten Madiun Sekarang.

Tahun 1678 VOC (Vereenigde Oost-Indische Compaigne) menyerbu Kediri, yang ketika itu dijadika sebagai Ibukota oleh Trunojaya, alhasil Kediri jatuh ke tangan VOC sebagai konsekuensi geger pecinaan. Jawa timur pada saat itu dikuasasi oleh seseorang adipati yang berasal dari madura bernama Cakraningrat IV, Cakraningrat memihak kepada VOC dan menginginkan bebasnya Madura daro Kasunanan Kartasura. Akan tetapi keinginan tersebut ditolak oleh VOC yang akhirnya membuat Cakraningrat murka dan memberontak, namun pemeberontakkan ini tidak membuahkan hasil, karena dimenangkan oleh VOC yang dibantu oleh Pakubuwana II dibantu oleh Sunan Kartasura. Sebagai Kekalahan Cakraningrat waktu pemberontakan VOC meminta Kediri menjadi

(2)

51

bagian yang dikuasai oleh VOC, yang mana kekuasaan VOC berlangsung hingga perang kemerdekaan Indonesia.

Perkembangan Kota Kediri dimulai ketika sebuah Gemeente atau pembagaian administratif atau bisa disebut tata negara, jika diartikan ke Indonesia berarti “Kotamadya” pada tanggal 1 april 1906. Kedudukan Residen Kediri dengan sifat pemerintah otonnom terbatasdan mempunyai Dewan Kota/DPRD sebanyak 13 orang. Dengan delapan orang golongan eropa, empat orang pribumi, dan satu bangsa timur asing. Pada Tahun 1928 Kota Kediri menjadi kota swapraja dengan menjadi otonomi penuh. Pada masa-masa revolusi tahun 1945-1949 Kediri menjadi salah satu titik ture gerilya panglima besar yaitu Jendral Sudirman. Kediri juga mencatat sejarah yang kelam juga ketika era pemberontakan G30S PKI karena banyaknya pernduduk Kediri yang ikut menjadi korban.

3.2 Gambaran Umum Kota Kediri Demografis

Kota Kediri mempunyai luas wilayah hingga 63,40 km dengan berposisi di provinsi Jawa Timur, Kota Kediri sendiri dikelilingi beberapa gunung, gunung berapi yang masih aktif yaitu gunung Kelud dan gunung sudah tidak aktif adalah gunung Wilis, Kota Kediri mempunyai penduduk berjumlah 312.000 jiwa dengan data tahun 2012. . Kota Kediri sendiri tebelah 2 bagian oleh Sungai Brantas Yang mana dataran rendah terletak pada wilayah bagian timur sungai meliputi kecamatan Kediri dan Kecamatan Pesantren, sedangkan dataran tinggi sendiri terletak pada bagian barat yaitu kecamatan Mojorot, adapun daerah yang kurang subur yaitu di

(3)

52

lereng gunung klotok dan Gunung Maskumambang, Kota Kediri mempunyai iklim yang sama pada kota-kota lainnya, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Untuk secaara administrasi pemeintah Kota Kediri dipimpin oleh seorang wali kota dan wakil wali kota yang mana pemilihannya langsung dipilih oleh rakyat Kediri, dengan masa jabatan lima tahun. Admisnistrasi kecamatan dikepalai oleh camat, kecamatan sendiri dibagi lagi menjadi kelurahan-kelurahan yang dikepelai oleh seorang lurah, camat dan lurah merupakan jajaran pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah kota.

Tabel 3.1 Luas Wilayah Kota Kediri

No Kecamatan Luas (KM)

1 Mojoroto 24,601

2 Kota 14,900

3 Pesantren 23,903

Table 1. Luas Wilayah Kota Kediri

Sumber: Kota Kediri Dalam Angka 2013

Orientasi Wilayah Kota Kediri terletak di anatara 111,05 derajat - 112,03 derajat bujur timur dan 7,45 derajat - 7,55 derajat lintang selatan dengan luas 63,404 km2. Kota Kediri terbagai menjadi tiga kecamatan yaitu kecamatan Mojoroto, Kocamatan Kota, dan Kecamatan Pesantren dan terditi kurang lebih 46 kelurahan

(4)

53

yang berada di tengah wilayaj kabupaten kediri dengan batas wilayah sebagai berikut:

1. Batas Utaa : Kec. Gampengrejo dan Kec. Grogol

2. Batas Selatan : Kec. Kandat, Kec. Ngadiluwih, dan Kec. Ringin Rejo

3. Batas Timur : Kec. Wates dan Kec. Gurah 4. Batas Barat : Kec. Grogol dan Kec. Semen

Gambar 1. Petaw Wilayah Kota Kediri

Gambar 3.1 : Peta Wilayah Kota Kediri Sumber : Bappeda Kota Kediri

Masyarakat yang tinggal di Kota Kediri sebagian besar berasal dari suku Jawa, akan tetapi selain suku Jawa, terdapat pula sejumlah suku-shuku minoritas

(5)

54

yang mendiami Kota Kediri yaitu Tionghoa, Batak, Manado, Ambon, Madura, Sunda Arab, dan berbagai perantau di luar suku jawa lainnya. Mayoritas agama masyarakat Kediri adalah Islam, Kristen, Khatolik, dan sebagian kecil agama Hindu serta Budha, Bahasa yang digunakan oleh sebagaian masyarakat di Kota Kediri adalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan Bahasa jawa sebagai proses interaksi masyarakat. Bahasa Jawa yang digunakan oleh masyrakat kediri lebih halus dari segi pemakaian kata dan penuturan

3.3 Ekonomi Kota Kediri

Perekonomian Kota Kediri sendiri berkembang seiring meningkatnya kualitas dalam berbagai aspek yang mana aspek tersebut adalah pendidikan, pariwisata, perdagangan, birokrasi pemerintah, olahra, hingga pusat-pusat pembelajaaan layaknya pasar tradisional dan pasar modern. Salah satu yang sangat membantu menopang perkonomian masyrakat kediri adalah perusahaan Gudang Garam yang merupakan perusahaan rokok terbesar di Indonesia, sekitar 16.000 warga kediri menggantungkan hidupnya kepada perusahaan ini. Perusahaan Gudang Garam menyumbangkan pajak dan cukainya yang relatif besar kepada pemerintah kota. Dalam bidang Pariwisata kota ini sendiri mempunyai beragam tempat wisata yang meliputi Goa yang berada di leren Gunung Klotok, Taman Sekartadji, Kolam Renang, dan Monumen Simpang Lima Gumul. Untuk Kuliner sendiri Kota Kediri merupakan Tahu Kuning, adpu juga pusat perbelanjaan seperti Mall dan lainnya.

(6)

55

Pusat Perbelanjaan (Mall) Alamat

Ramayan Mall Kediri & Cinema XX1 Jl. Panglima Sudirman No 50, Kediri

Kediri Town Square Jl. Hasanuddin ni 2 Rt. 22, Rw. 6

Balowerti, Kediri, Jawa Timur.

Golden Swalayan & Golden Theatre Jl. Hayam Wuruk 121-125 Kediri

Kediri Mall CGV Cinema & Ace Hardware

Jl. Hayam Wuruk 46 Kota Kediri

Pertokoan Dhoho Jl. Dhoho Kota Kediri

Pasar Setono Betek Jl. Pattimura Kota Kediri

Pasar Grosir Jl. Supersemar Ngronggo Kota Kediri

Table 2. Daftar Pusat Perbelanjaan di Kota Kediri

Sumber : kedirikota.go.id

Pada hal ini memperlihatkan Kota kediri mempunyai perkembangan ekonomi yang lumayan pesat apalagi sekarang Pemerintah kota sedang menerapkan berbagai layanan untuk memberikan kemudahan bagi calon investor. Salah satunya adalah pembentukan Badan Penanaman Modal Kota Kediri yang mempunyai Tugas melaksanakan sebagian urusan pemerintah daerah dibidang penanaman modal yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian sesuai dengan kebijakkan Walikota Kediri, Makan dari itu Kota Kediri menerima penghargaan sebagai kota

(7)

56

yang paling kondusif untuk berinvestasi dari sebuah ajang yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat dan kualitas otonomi. Kota Kediri menjadi rujukan para investor yang ingin menanamkan modalnya di kota ini. Beberapa perguruan tinggi swasta, pondok pesantren, dan lain sebagainya juga memberi dampak ke sektor perekonomian kota ini.

3.4 Komunitas Renjana Kolektif Kediri

Komunitas sendiri merupakan satu-kesatuan yang terdiri dari individu-individu masyarakat yang mana dalam masyarakat tersebut mempunyai sebuah kesatuan yang terhubungkan berdasarkan perasaan, cita-cita, senasib, sepenanggungan, pada komunitas musik indie ini sendiri nantinya akan menciptakan sebuah kerjasama dan tujuan yang sama guna menhasilkan tindakan yang kolektif. Kota kediri salah satunya, di Kota Kediri ini terdapat beberapa jenis komunitas dalam kalangan musik, dari komunitas keroncong, jazz, hingga musik keras atau bisa disebut underground, serta masih banyak lagi, dalam setiap komunitas mempunyai pengikut masing-masing, dari umur 24 hingga 50 tahun ke atas. Namun pada komunitas Underground ini banyak diikuti oleh para remaja, tidak melihat perempuan atau laki-laki. Setiap tebentuknya komunitas pasti didalamnya mempunyai anggota dengan kesukaan dan tujuan yang sama. Pada Komunitas pecinta musik Underground sendiri salah satunya mmepunyai anggota tidak memandang gender, ada perempuan dan laki-laki, Komunitas Ini bernama Renjana Kolektif.

(8)

57

Sejarah Terbentuknya Renjana Kolektif ini dibangun dengan spirit pemuda Kediri dengan beridir sejak tahun 2000, yang mana awalnya mereka adalah para penyuka musik, dan sebagian ada juga yang musisi, sebelum tahun 2000 banyak acara lokal yang bisa disebut dengan gigs, yang mana sifatnya adalah kolektif, tidak terduga ternyata banyak antusias dari para kalangan masyarakat di Kota Kediri, untuk ikut serta membuat acara gigs tersebut. Pada akhirnya tahun 2000 lah mereka memutuskan untuk membuat komunitas tesebut. Renjana Kolektif ini juga memiliki anggota dengan anggota kurang lebih hanya 150 orang untuk sekarang, karena banyak yang sudah tidak aktif. Mempunyai anggota perempuan bertato sekitar 6-7 orang, dengan umur masih remaja. Renjana Kolektif ini tidak mempunyai basecamp atau rumah yang digunakan sebagai berkumpul, mereka berpindah-pindah, terkadang dirumah para anggota atau rumah Romy, yang paling banyak mereka bisa ditemui di suatu kedai yang bernama teras kopi pukul 19.00 wib yang berlokasi di Jl. Brawijaya Kota Kediri, depan Bank Central Asia, Seperti yang diungkapkan oleh Romy Sebagai ketua komunitas ini bahwa:

“Untuk yang membentuk pertama kali komunitas ini sebenarnya bukan saya mas, ini keputusan bersama, ya keinginannya anak-anak, saya sendiri pun jadi ketua juga bukan keinginan saya sendiri, tapi ya dipilih sama anak-anak secara bersama, untuk awal mulanya komunitas ini dibentuk karena kesukaan kami yang sama mas, salah satunya dari selera musik, kita sering nonton acara mas ada juga yang jadi panitia acara, ada juga yang main di acara tersebut, biasanya kita sebut gigs, pada tahun 2000-an pada saat itu ada seseorang ada yang bilang ayolah kita bikin ini jadi komunitas, siapa tau kita bisa bikin

(9)

58

acara dan bikin kompilasi dari band-band di Kota Kediri, akhirnya terbentuk lah komunitas ini sampai sekarang, dari tahun 2000 sampai tahun 2021 ini kita udah bikin acara 50 acara dan acara amal ada 21 kayaknya ya mas, ini sebelum covid ada. Untuk anggota di Renjana Kolektif ini tuh kisaran 200 lebih lah ya yang akhirnya pada gtw kemana hahaha, lebih tepatnya pada tua dan udah punya keluarga sendiri mas, jadi ya sibuk ngurus keluarganya sendiri masing-masing mas, dan akhirnya sisanya ya sekitarran 150 an lah yang masih kelihattan, ada juga anggota perempuan, kalau perempuan bertato ada 6 sampai 7 orang kayaknya mas.”

Berdasarkan pernyataan diatas dapat dijelaskan bahwa terbentuknya komunitas berawal dari mereka pada pemuda yang suka melihat acara dan adapaun juga mereka yang menjadi anggota salah satu band yang tampir pada acara yang sering mereka lihat tersebut. Karena adanya interaksi dan saling mengenal satu sama lain akhirnya ada inisiatif untuk membentuk komunitas tersebut. Yang akhirnya masih bertahan sampai sekarang.

Kegiatan-Kegiatan yang dilakukan oleh Renjana Kolektif seperti menrima band-band tour dalam negri maupun luar negri, karena jaringan yang kuat komunitas ini mempunyai banyak teman, yang menyebabkan mereka bisa menampung untuk kegiatan tour-tour band tersebut, dengan menrima band-band tour-tour menyebabkan banyaknya relasi pada komunitas satu dengan komunitas lainnya, yang akhirnya membuat solidaritas antara komunitas semakin kuat. apalagi dengan dimudahnya zaman semakin modern, salah satunya adalah sosmed, sosmed sangat membantu untuk memperluaskan jaringan pada komunitas ini. Selain

(10)

59

menerima band tour untuk dibuatkan suatu acara, komunitas ini juga membuat suatu agenda yang bernama food not bomb yang mana agenda ini merupakan bentuk dari perlawanan komunitas ini dari mahalnya harga sayur dan bahan-bahan pokok dikarenakan ulah para oknum-oknum yang menyebabkan tidak bisanya masyarakat sebagian untuk membeli bahan-bahan pokok, selain itu komunitas ini juga pernah mengadakan pemutaran film pendek. Seperti diungkapkan oleh Romy :

Renjana Kolektif iki mas, lek ngadakne acara ki pindah-pindah mas, ya namanya aja kolektif yo, mengandalkan patungan dari cah-cah wae, kalau dulu tahun 2000 an ki neng balai desa-balai desa, terus pindah karena ga dapet ijin, neng balai desa-balai desa ki dari tahun 2000 an sampek 2006 lah paling mas, tapi ora iso tiap bulan kami bikin acara, paling setahun pisan, setahun peng loro kui yo pas le ono band tour njalok main ndek kediri mas, setelah kui mandek sek sui karena ga nemu panggon, akhirre nemu meneh kui neng studio, jenenge studio 35, panggone paling ukuran ruanganne 6x6 cm paling mas, kui bertahan sampek tahun 2016, neng studio 35 kui dari band-band endi ae maen mas, tekan Palembang, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, sampek luar negri mas, biasane band-band luar negri iki karena relasi mas, contoh enek wong Swedia pas kui ndue band kenal karo wong bandung, nah terus akhire wong bandung ngabari wong-wong dari jawa tengah, jawa timur sopo seng gelem nompo band kui mas, band-band e cah-cah yo pernah mas tour ndek pulai Jawa- Bali sampek ke luar negri seperti malaysia, Thailand. Nah tekan tour-tour kui akhirre membangun jaringan relasi mas antara komunitas satu dengan komunitas lainne, lah untuk sekarang iki dengan keadaan seng koyok ngene, enek e pandemi covid-19 kami kesusahan gae acara, selain kui kami juga kesusahan mas golek panggon gae acara, soalle wes ga oleh ijin maneh dan semakin mahal tempat-tempat acara. Selain Acara band-bandnan, cah-cah yo gae acara bagi-bagi makanan seng bisa disebut food not bombs, pemutaran film.

(Renjana Kolektif ini, kalau mengadakan suatu acara berpindah-pindah, namanya juga kolektif mengandalkan patuhan per-anggota, dulu tahun 2000 Balai Desa ke Balai Desa lainnya, terus pindah karena ga dapet ijin, di Balai Desa dari tahun 2000 sampai 2006 , tapi kami tida bisa bikin acara tiap bulan, paling Cuma satu tahun sekali, jika satu tahun sampai dua kali kami bikin acara, itu karena ada band tour yang akan main, setelah itu berhenti lumayan lama karena sulitnya mencari tempat untuk acara, akhrnya nemu tempat di sebuah studio, namanya studio 35, mungkin tepatnya berukuran 6x6 cm, itu bertahan sampai 2016, di studio 35 itu sudah banyak menampung band-band tour dari mana saja, dari Palembang, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Hingga Luar negri, biasanya band-band

(11)

60

luar negir ini bisa tour kesini karena relasi. Contohnya ada orang Swedia puna kenalan orang Bandung, lalu orang Bandung ini menginformasikan ke komunitas-komunitas lainnya salah satunya Renjana Kolektif ini dan menanyakan siapa yang mau nrima dan membuatkan acara untuk band yang sedang tour tersebut, band-band dari Kota Kediri sendiri juga ada yang pernah tour ke Pulau Jawa-Bali, ada juga yang sampai ke luar negri seperti Malaysia, Thailand. Dari tour – tour ini akhirnya membangun jaringan relasi antara komunitas satu dengan komunitas lain, untuk saat ini dengan keadaan seperti ini adanya covid 19 membuat kami kesusahan membuat acara, selain itu juga kami kesusahan juga mencari tempat untuk membikin acara karena susahnya ijin dari pihak berwajib dan mahalnya harga sewa tempat. Selain bikin acara untuk band, kami juga membuat acara bagi-bagi makanan bisa disebut Food Not Bombs, lalu kita juga pernah mengadakan acara film pendek.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat dijelaskan bahwa Komunitas Renjana Kolektif mempunyai jaringan dan solidaritas yang kuat antara komunitas, dalam setiap acara mereka menggunakan uang sendiri dalam membuat acara, Bisa saja disebut sebagai komunitas D I Y ( Do It Yourself) yang berarti berdiri di kaki sendiri. Komunitas Renjana Kolektfi sendiri juga sangat kritis, dari melihat permasalahan-permasalahan kelas dan kesenjangan sosial yang terjadi, mereka membuat agenda bagi-bagi makanan yang bernama Food Not Bombs, dan pemutaran film –film pendek karya anak-anak yang menceritakan tentang genre musik hingga masalah perempuan.

Makna pada Komunitas Renjana Kolektif sendiri mempunyai arti masing-masing, renjana sendiri berarti sebuah perasaan antusiasme yang kuat, dan spirit atau kekaguman terhadap ide, tujuan, dan kegiatan terhadap sesuatu yang disukai, dan sedangkan Kolektif sendiri merupakan sekumpulan individu yang bekerja sama dan tujuan sama dalam membentuk suatu komunitas, dan bersifat sukarela, mau bergabung atau tidak. Pada Komunitas Renjana Kolektif ini mereka tidak memandang dari kalangan mana yang akan bergabung, tidak memandang

(12)

61

penampilan seperti apa yang mereka kenakan, karena mereka hanya ingin membuka suatu ruang untuk para pemusik di Kota Kediri tetap aktif di era label yang susah di tembus tersebut. Pada anggotanya salah satunya pengguna bertato, mereka sangat paham sekali bagaiamana perempuan masih dijadikan kelas kedua dalam ranah masyarakat.

Presepsi Masyaraat sendiri dalam melihat Komunitas renjana kolektif menjadi dualisme baik dan buruk, dimana pada kelompok masyrakat tertentu melihatnya dengan baik karena tidak hanya melihat penampilan para anggota komunits, mereka melihat ini adalah bagian dari realita sosial yang ada, berbeda dengan mereka yang melihat komunitas ini buruk, masyarakat meletakkan stigma negatif pada komunitas ini, melihat sebagai sesorang pemuda yang lontang-lanting dan hanya bergerombol, melihat penampilan, apalagi didalamnya banyak anggota perempuanyang menggunakan tatto pada tubuhnya, stigma negatif ini semakin menguat pada kelompok masyarakat. akan tetapi perempuan bertatto sangat diterima di komunitas Renjana Kolektif, dan tidak ada perlakuaan buruk atau memberi stigma negatif pada perempuan bertato.

Pada 2020 hingga saat ini Komunitas Renja Kolektif Sedikit berkumpul dan kebingungan untuk membuat kegiatan apa tentang musik, alhasil ada satu kegiatan yang dilakukan dalam keadan pandemi seperti ini, yaitu dengan mengadakan konser secara online, yang mana menurut mereka ini adalah hal yang lumayan aman untuk mengadakan kegiatan, kegiatan tersebut akan dilakukan di aplikasi yang bernama zoom, aplikasi yang sama dibuat oleh masyarakat untuk melakukan kegiatan dalam keadaa pandemi. Yang mana mereka akan mengundang teman-teman sendiri dalam

(13)

62

rangka bersilaturahmi, walaupun mereka berada di satu Kota yang sama tapi mereka sibuk dengan kegiatan mereka sendiri seperti bekerja dirumah, dan susahnya cari tempat nongkrong dengan keadaan seperti ini. Seperti yang diungkapkan oleh Romy :

Setelah puasa iki mas, cah-cah arepe gae acara lewat zoom, ben cah-cah ki rindune terbayarkan saat pengen ndelok gigs atau acara band-bandnan, la neng zoom wi ngko enek acara band-band nan, silaturahmi lah intine karo cah-cah seng wes suwe ra tau ketemu, seng arepe dilaksanakne setelah bulan suci romadhan mas.

(Setelah puasa ini mas, anak-anak ingin membuat acara melalui zoom, biar anak-anak ini rindunya terbayarkan ketika ingin melihat acara gigs atau musik, di zoom ini nanti ada acara yang menampilkan band-band, silaturahmi intinya bersama anak-anak karena udah lama ga pernah ketemu, yang akan dibuat setelah bulan suci romadhan)

Dari pernyataan diatas dimana terlihat solidaritas komunitas ini sangat kuat, dari Romy sebagai ketua dan anggota yang mempunyai tujuan yang sama, menjadi mudah dalam melakukan koordinasi dalam membentuk sebuah acara, selain itu para Komunitas ini juga mempunyai Logo dalam memperkenalkan eksistensinya kepada masyarakat. berikut logonya.

(14)

63 Gambar 3.3 Logi Komunitas Renjana Kolektiva

Gambar

Tabel 3.1 Luas Wilayah Kota Kediri
Gambar 1. Petaw Wilayah Kota Kediri
Tabel 3.2 Daftar Pusat Perbelanjaan di Kota Kediri
Table 2. Daftar Pusat Perbelanjaan di Kota Kediri
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kurikulum yang diterapkan di SMP Negeri 1 Belitang Hilir adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan alokasi waktu untuk pelajaran Seni Budaya yaitu

Melalui garapan tari kreasi baru yang berjudul Agirang dikemas dengan pada awal tarian dimulai ( papeson ) menampilkan 3 orang penari putri yang gerak-gerak tarinya

Untuk menyesuaikan perkembangan hukum dan tuntutan keadilan dalam pemberantasan tindak pidana terorisme yang bersifat khusus maka kekurangan lembaga praperadilan

D 23 April 2015 14:00 wib Yohanes Widodo - Yohanes Widodo LUKAS Nobertus Ribut Catherine Dianti 080903594 3. PENGARUH TINGKAT KEPERCAYAAN ENDOSER IKLAN TERHADAP MINAT BELI

(2) Untuk mendapatkan cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pegawai Negeri Sipil wanita yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang

1) Teknik observasi. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data melalui pengamatan langsung dilapangan, dan untuk mendapatkan informasi tentang kondisi objektif di

Dalam jangka panjang penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan VUB padi sawah berumur genjah dan toleran salinitas pada fase bibit (12 dS/m) yang memiliki potensi

Gangguan tersebut bukan dikarenakan efek2 fisiologis langsung dari suatu zat at KM U & tak timbul secara eksklusif selama gangguan mood, psikotik, at.