• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU KESEHATRAN MASYARAKAT DI DESA TENGANAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU KESEHATRAN MASYARAKAT DI DESA TENGANAN."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Ni Made Asih Made Susilawati Made Juli Purnawati

Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Udayana

ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui faktor' faktor apa yang memengaruhi perilaku kesehatan masyarakat Desa Tenganan(Karangasem),yang akan dianalisis dengan menggunakan

.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS) telah dianjurkan sejak tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.Dari segi Ekonomi sangat mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat setiap orang.Pemerintah memang sudah menghasilkan kemajuan yang sangat besar disektor ekonomi,sebagian masyarakatnya sudah mempunyai pendapatan dan pendidikan tinggi.Namun tidak dapat dipungkiri, masih ada beberapa masyarakat yang belum merasakan kemajuan ekonomi tersebut. Kabupaten Karangasem salah satu kabupaten yang penduduknya masih dibawah garis ekonomi rendah,sehingga dalam perilaku kesehatan juga rendah. Dengan dan Proportionate Stratifified Random Sampling, Sampel yang dipakai adalah lima banjar(20%) yaitu Tenganan Pegringsingan(48 KK), Tenganan Dauh Tukad(43 KK),Gumung(44 KK),Bukit Kauh(40 KK),dan Bukit Kangin(35 KK).

Adapun Faktor yang diperoleh dengan Metode Analisis Faktor adalah Enam Faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan masyarakat di Desa Tenganan,yaitu (Faktor 1) Perilaku lingkungan dan Makanan Sehat, (Faktor 2) Sistem Pelayanan Kesehatan, (Faktor 3) Perilaku terhadap Pencegahan Penyakit, (Faktor 4) Kebersihan Fisik, (Faktor 5) Sikap Petugas Kesehatan dan (Faktor 6) Kesadaran Individu.Total Prosentase keragaman yang menjelaskan perilaku kesehatan masyarakat di Desa Tenganan adalah sebesar 60,054%.

(2)

!"

! " # $ % $ % " & ! ' "

Abstract: For the purpose of this study was to find out what factors influence people's health behavior Tenganan village, which will be analyzed by using the method of Factor Analysis.Clean and Healthy behaviors (PHBS) have been recommended since 1996 by the Center for Community Health Outreach. In terms of economy greatly affects the behavior of a clean and healthy living for everyone. The government is already generating a huge improvement in the economic sector, most people already have higher incomes and education. But it is undeniable, there are still some people who have not felt the economic progress. Karangasem Regency is one of district whose population is still below the lower, resulting in health behaviors is also low.

With purposive sampling method and proportionate Stratifified Random Sampling, sample used is five banjar (20%) of Tenganan Pegringsingan (48 families), Tenganan Dauh Tukad (43 families), Gumung (44 families), Bukit Kauh (40 families), and Bukit Kangin (35 families).

The factors obtained by factor analysis method is the Six Factors that influence the behavior of public health in the village of Tenganan, that is (Factor 1) Conduct environmental and Healthy Foods, (Factor 2) Health Care System, (Factor 3) Behaviour of Disease Prevention, (Factor 4) Physical Hygiene, (factor 5) attitude of Health Personnel and (factor 6) Awareness of Individuals. Percentage of total diversity that explains the behavior of public health in the village of Tenganan is equal to 60.054%.

Keywords: Clean and Healthy Behavior (PHBS), Factor Analysis.

Seiring berkembangnya teknologi dan informasi, sektor kesehatan juga semakin

mahal. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan

investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk

meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia. Berdasarkan Undang'Undang

(3)

untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat diadakan

upaya kesehatan, mencakup upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan

penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan

(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan, dan dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masyarakat

yang didukung oleh sumber daya kesehatan termasuk tenaga kesehatan.

Hidup sehat dapat meningkatkan kinerja suatu pembangunan. Berdasarkan

paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia 2010, dimana ada tiga pilar yang perlu

mendapat perhatian khusus yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan

kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Untuk perilaku sehat bentuk konkritnya

yaitu perilaku proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko

terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi

aktif dalam upaya kesehatan. Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat

kesehatan cukup besar, maka diperlukan upaya untuk mengubah perilaku tidak

sehat menjadi prilaku sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah dianjurkan sejak tahun

1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. PHBS sangat diutamakan di

Indonesia, khususnya di Bali. Perilaku hidup sehat dapat diartikan bahwa

kehidupan yang dipengaruhi oleh kondisi perseorangan, keluarga, dan interaksi

masyarakat lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan

baik fisik, mental dan sosial. Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat sudah banyak dilakukan, salah satunya yaitu memberikan penyuluhan

kesehatan pada masyarakat untuk berprilaku hidup sehat dan menyediakan

berbagai fasilitas kesehatan umum seperti puskesmas, posyandu, pondok bersalin

desa, pengobatan gratis, serta penyediaan air bersih.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi status kesehatan salah satunya

adalah lingkungan. Lingkungan adalah faktor'faktor yang dapat mempengaruhi

kesehatan manusia baik faktor dari dalam diri (internal) maupun dari luar

(eksternal). Lingkungan internal meliputi aspek'aspek genetika, struktur dan

(4)

lingkungan sekitar manusia, baik lingkungan fisik, biologis, sosial, kultural dan

spiritual. Lingkungan internal dan eksternal akan mempengaruhi sikap dan

perilaku manusia.

Faktor ekonomi sangat mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat

setiap orang. Pemerintah memang sudah menghasilkan kemajuan yang sangat

besar disektor ekonomi, sebagian masyarakatnya sudah mempunyai pendapatan

dan pendidikan yang tinggi. Namun tidak dapat dipungkiri, masih ada beberapa

masyarakat yang tidak merasakan kemajuan ekonomi tersebut. Salah satunya,

yaitu masyarakat yang mempunyai pendapatan yang masih rendah dan tingkat

pendidikan yang masih kurang. Bahkan dengan kondisi ekonomi yang masih

rendah banyak masyarakat yang mengabaikan hidup sehat mereka, karena tidak

bisa memenuhi kehidupannya sehari'hari dan berbagai macam sosial ekonomi

lainnya. Dengan kondisi ekonomi yang masih rendah masyarakat hanya bisa

menjaga kesehatan tanpa melibatkan dokter atau pusat pelayanan kesehatan

lainnya. Kemiskinan dapat mengancam status kesehatan, dapat dilihat dari angka

kesakitan penduduk miskin yang disebabkan oleh menurunnya pengetahuan dan

informasi yang dimiliki masyarakat. Secara umum penyebab kemiskinan dapat

dibagi menjadi tiga yaitu kemiskinan struktural, kemiskinan kultural dan

kemiskinan alami.

Kabupaten Karangasem termasuk kabupaten yang kebanyakan

penduduknya masih miskin. Karena tercacat sebagai kabupaten dengan penduduk

yang masih miskin, maka selalu mendapat bantuan dan dukungan utamanya pada

program dan kegiatan yang lebih mengarah pada peningkatan pemerataan

ekonomi, kartu sehat dan pembangunan infrastruktur untuk wilayah'wilayah

pedesaan yang belum memiliki akses memadai terutama dalam program tersebut

adalah pemberian kartu sehat.

Kartu Sehat (KS) merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah

untuk meningkatkan mutu kesehatan. Dengan adanya kartu sehat tersebut,

penduduk miskin dapat berobat gratis apabila mengalami keluhan sakit (Anonim,

(5)

Desa Tenganan terletak di Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem

adalah desa yang masih menjunjung tinggi budaya adat Bali, dengan budaya

tradisional yang masih sangat kental. Walaupun sekarang pengaruh modern sudah

berkembang sangat pesat, tetap saja Desa Tenganan tidak mengubah adat

istiadatnya yang puluhan tahun dijalankan. Dengan adanya kondisi yang seperti

itu peneliti ingin melihat perkembangan masyarakat di desa tersebut dari segi

kesehatan.

Menururt WHO dalam Mukono (2000)[1], sehat adalah suatu keadaan

yang lengkap meliputi kesejahteraan fisik, mental dan sosial, bukan semata'mata

bebas dari penyakit dan cacat atau kelemahan. Anggota masyarakat yang sehat

termasuk dalam “model keadaan yang paling baik .

Dalam “model” berorientasi pada menyehatkan yang sakit, sedangkan konsep

“keadaan baik” berorientasi terutama untuk meningkatkan keadaan yang sudah

baik. Konsep keadaan baik ini berfokus pada unsur'unsur sebagai berikut:

1. Kegiatan badaniah .

2. Kesadaran gizi .

3. Pengolahan tekanan .

4. Tanggung jawab mandiri .

Dalam konsep WHO tersebut diharapkan adanya keseimbangan yang

serasi dalam interaksi antara manusia dan makhluk hidup lain dengan

lingkungannya. Sebagai konsekuensi dari konsep WHO tersebut, maka yang

dikatakan manusia sehat adalah:

1. Tidak sakit

2. Tidak cacat

3. Tidak lemah

4. Bahagia secara rohani

5. Sejahtera secara sosial

6. Fit secara jasmani

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah kehidupan yang

dipengaruhi oleh kondisi perseorangan, keluarga, dan interaksi masyarakat

(6)

mental, dan sosial. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam

kehidupan sehari'hari diharapkan akan berdampak pada peningkatan produktivitas

masyarakat.

Indikator merupakan suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan

atau kecendrungan keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian.

Indikator diperlukan untuk menilai apakah aktivitas pokok telah sesuai dengan

rencana dan menghasilkan dampak yang diharapkan. Dimana indikator PHBS

merupakan petunjuk yang membatasi fokus perhatian kesehatan yang terdapat di

dalam rumah tangga yaitu terdapat 16 indikator.

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat ukur untuk melihat

perilaku kesehatan masyarakat Desa Tenganan, sehingga perlu dilakukan uji

validitas dan reliabilitas pada kuesioner yang digunakan.

Metode yang akan digunakan dalam penarikan sampel yaitu

dan ! .

adalah metode pengambilan sampel yang diambil secara sengaja sesuai dengan

persyaratan sampel yang diperlukan yaitu ketersediaan masyarakat pada saat

pengisian kuesioner. ! yaitu metode

pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara

proporsional, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen

(tidak sejenis).

Desa Tenganan dibagi menjadi lima banjar, sehingga setiap banjar diambil

sampel yang sama yaitu 20 % dari jumlah kepala keluarga setiap banjar.

Adapun persentase dari jumlah kepala keluarga setiap banjar yaitu sebagai

(7)

Tabel 1. Jumlah Kepala Keluarga Setiap Banjar

# ( ") ! # $ * $ !+ ! " #*

Tenganan Pegringsingan 345 48

Tenganan Dauh Tukad 216 43

Konsep perilaku kesehatan mempunyai beberapa indikator, kemudian

indikator akan diturunkan menjadi operasional variabel yang akan dibentuk

menjadi suatu pertanyaan yaitu sebagai berikut:

" $ 0! 1 ! (

1. Perilaku terhadap Sakitdan penyakit

1. Tidak merokok.

2. Tidak minum miras dan tidak menyalahgunakan narkoba. 3. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air. 4. Olahraga atau aktifitas fisik.

5. Menggosok gigi minimal dua kali sehari. 2. Perilaku terhadap

pelayanan kesehatan

1. Penimbangan balita.

2. Melahirkan dibantu dengan tenaga kesehatan. 3. Menjadi anggota pelayanan kesehatan. 3. Perilaku terhadap

makanan

1. Konsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang. 2. Pemberian ASI eksklusif. 3. Menempati ruangan minimal 9 m2. 4. Pemberantasan sarang nyamuk. 5. Penggunaan jamban sehat. 6. Lantai kedap air.

$ $ " " $ 0!

Faktor'faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat

Desa Tenganan yang berpedoman pada PHBS. Adapun langkah'langkah yang

(8)

1. Menghitung matrik korelasi untuk syarat kecukupan data didalam Analisis

Faktor.

a. Kaiser'Meyer Olkin (KMO), yaitu suatu indeks yang digunakan untuk

meneliti ketepatan analisis faktor, nilainya antara 0,5 sampai dengan 1,0

yang menunjukkan analisis faktor tepat digunakan dalam penelitian.

Adapun rumus untuk menghitung KMO adalah:

∑ ∑

∑ ∑

Tabel 2. Ukuran KMO dan Rekomendasi

Ukuran KMO Rekomendasi

Secara umum tingginya KMO sangat diperlukan, namun nilai KMO di atas

0,5 biasanya masih bisa diakomodasi untuk penentuan analisis faktor.

# &$ (KMO) juga menghitung koefisien korelasi dalam analisis faktor untuk indikator tertentu yaitu metode #

' (MSA). Semakin tinggi nilai # '

(MSA), maka sangat beralasan untuk memasukkan indikator dalam

analisis faktor.

b. Selanjutnya melihat uji ( . Metode ini merupakan

uji statistik untuk signifikansi menyeluruh dari semua korelasi didalam

(9)

2. Ekstraksi Faktor

Ekstraksi faktor merupakan langkah awal yang digunakan untuk

mereduksi data dari beberapa indikator untuk menghasilkan faktor yang lebih

sedikit dan mampu menjelaskan korelasi antara indikator yang diobservasi. Dalam

penelitian ini ada 16 indikator untuk mengukur Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS).

Metode yang digunakan untuk melakukan ekstraksi faktor dalam

penelitian ini adalah Analisis Komponen Utama ( )

. Analisis Komponen Utama ( )

merupakan metode yang membentuk kombinasi linier dari indikator yang

diobservasi. Komponen utama yang pertama adalah kombinasi yang menjelaskan

jumlah varian paling besar dari sampel.

3. Rotasi faktor

Setelah melakukan ekstraksi faktor langkah selanjutnya adalah rotasi

faktor. Tujuan rotasi faktor agar dapat memperoleh struktur faktor yang lebih

sederhana dan mudah untuk diinterpretasikan. Metode rotasi faktor yang

digunakan adalah rotasi * yaitu bagian dari rotasi . Rotasi ini digunakan karena diasumsikan faktor'faktor yang mempengaruhi perilaku

kesehatan tidak saling berkorelasi.

" $! * 2

Analisis deskriptif dari penelitian yaitu tentang karakteristik sosial

demografi masyarakat di Desa Tenganan, variabel fasilitas Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) yang digunakan oleh masyarakat di Desa Tenganan, dan

variabel tindakan masyarakat terhadap PHBS.

Variabel dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 0,6 (α > 0,6)

(Riduan, 2004)[2]. Hasil analisis reliabilitas kuesioner memperlihatkan bahwa, nilai r ) ( sebesar 0.933. Ini menunjukkan nilai r

(10)

digunakan untuk penelitian bersifat reliabel. Hasil output dari uji reliabilitas dapat

dilihat sebagai berikut:

Tabel 3. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Sumber: Data diolah, 2011

Proses analisis faktor selanjutnya yaitu melihat nilai &# $

(KMO) dan ( yang bertujuan untuk melihat apakah data

yang diperoleh dari hasil penelitian cukup layak diproses menggunakan analisis

faktor. &# $ (KMO) merupakan suatu indeks yang digunakan

untuk meneliti ketepatan analisis faktor, nilainya antara 0.5 sampai dengan 1.0.

Nilai KMO dapat diinterpretasikan dengan kriteria sebagai berikut: KMO ≥ 0.90

(sangat baik), 0.80 ≤ KMO< 0.89 (berguna), 0.70 ≤ KMO < 0.79 (sedang), 0.60 ≤

KMO < 0.69 (cukup), 0.50 ≤ KMO < 0.59 (buruk), dan ≤ 0.50 sangat tidak cocok

atau tidak diterima (Agus Widarjono 2010). Untuk uji + ketentuannya

dengan nilai signifikansi kurang dari taraf nyata

( )

α

, sehingga analisis faktor

dapat digunakan. Selain melihat nilai KMO dan + , dalam analisis faktor

juga melihat nilai # ' (MSA) dari data penelitian.

Tabel 4. KMO and Bartlett's Test

! " # $ % &

' ( ! ) !$ * %+ +++

, *

! "

---Sumber: Data diolah,2011

Nilai MSA untuk masing'masing variabel dapat dilihat pada tabel 4. Dari

tabel 4 menunjukkan bahwa, variabel yang memiliki nilai MSA kurang dari 0.60

adalah p22, maka pada item pertanyaan ke 22 dihilangkan atau diabaikan untuk

proses selanjutnya. Item pertanyaan ke 22 yaitu tentang aktivitas fisik yang

dilakukan oleh masyarakat di Desa Tenganan. Sebagian besar masyarakat

(11)

ladang dan berkebun, dengan melakukan aktivitas fisik artinya masyarakat sudah

Tabel 6. KMO dan Bartlett's Test Untuk 21 Variabel

! " # $ %

' ( ! ) !$ * .* &

,

*-! "

---Sumber: Data diolah, 2011

Langkah berikutnya pada analisis faktor adalah menentukan jumlah faktor

yang memengaruhi perilaku kesehatan masyarakat dengan menggunakan 21

variabel yang sudah memenuhi syarat KMO, ( dan

# ' (MSA).

Ekstraksi faktor merupakan langkah awal yang digunakan untuk

mereduksi data dari beberapa variabel untuk menghasilkan faktor yang lebih

sedikit dan mampu menjelaskan korelasi antara variabel yang diobservasi. Dalam

penelitian ini akan mengekstraksi faktor'faktor yang memengaruhi perilaku

kesehatan masyarakat di Desa Tenganan yang berpedoman pada Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS).

Secara umum ekstraksi jumlah faktor dilihat dari nilai akar ciri lebih

(12)

dari satu dianggap signifikan. Hasil dari ekstraksi jumlah faktor dapat dilihat pada

lampiran 6. Dari lampiran 6 terlihat bahwa ada 5 komponen yang mempunyai

nilai akar ciri lebih besar dari satu yang dapat menjelaskan persentase varian

sebesar 55,433%, tetapi pada komponen ke 6 nilai akar cirinya mendekati 1

sehingga diambil 6 komponen. Ke 6 komponen tersebut dapat menjelaskan varian

sebesar 60,054%. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor'faktor yang

memengaruhi perilaku kesehatan masyarakat di Desa Tenganan hanya dapat

dijelaskan 60,054% saja.

Rotasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rotasi * yaitu bagian dari rotasi . Rotasi ini digunakan karena diasumsikan bahwa,

faktor'faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan masyarakat tidak saling

berkorelasi. Setelah mendapatkan hasil dari rotasi faktor, akan diketahui variabel'

(13)

!

Hasil rotasi tersebut dari masing'masing variabel akan dikelompokkan

menjadi satu faktor dengan skor faktor terkecil yang diterima adalah 0,40.

Variabel yang mempunyai yang paling besar berarti mempunyai

pengaruh paling besar pula pada faktor tersebut. Hasil dari rotasi faktor tersebut

akan dikelompokkan seperti pada tabel 8.

Tabel 8. Pengelompokkan Variabel Menjadi 6 Faktor

$ 0! 0 # ! "+ "

11,12, 14 1. Kelayakan sarana dan prasarana

pelayanan Kesehatan

2. Pelayanan yang diberikan oleh

petugas Kesehatan

7,8,19, 20, 21 1. Pemanfaatan air bersih

2. Pemberian ASI eksklusif pada bayi

3. Mengganti baju tiap hari

4. Anggota keluarga mandi setiap dua

kali sehari

5. Keramas menggunakan shampoo

4.Kebersihan fisik 15,16,17 1. Menggosok gigi dua kali sehari

(14)

sebelum dan sesudah makan

3. Mencuci tangan menggunakan sabun

setelah buang air

5. Sikap petugas

Kesehatan

13 1. Petugas melakukan penyuluhan

tentang penyakit ke desa

6.Kesadaran individu 10, 18 1. Melahirkan dibantu oleh tenaga

kesehatan

2. Tidak minum minuman beralkohol

1. Masyarakat di Desa Tenganan sebagian besar bekerja sebagai petani,

pendapatan yang diperoleh perbulan tidak menentu serta pendapatan

masyarakat masih tergolong rendah. Pendidikan terakhir masyarakat sebagian

besar hanya tamat SD. Fasilitas kesehatan yang ada di Desa Tenganan sudah

memenuhi persyaratan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) salah

satunya kondisi rumah sudah cukup sehat, masyarakat sudah menggunakan

genteng untuk atap rumahnya. Tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Desa

Tenganan dalam pencegahan penyakit sudah dilaksanakan dengan baik. Salah

satunya masyarakat sudah membuang sampah pada tempatnya, sehingga

masyarakat di Desa Tenganan sudah tergolong masyarakat yang peduli

terhadap kesehatan dan dapat dikatakan perilaku kesehatan masyarakat di Desa

Tenganan sudah cukup baik.

2. Hasil penelitian menunjukkan ada enam faktor yang memengaruhi perilaku

kesehatan masyarakat di Desa Tenganan yaitu perilaku lingkungan dan

makanan sehat, system pelayanan kesehatan, perilaku terhadap pencegahan

penyakit, kebersihan fisik, sikap petugas kesehatan dan kesadaran individu.

Total persentase keragaman yang menjelaskan perilaku kesehatan masyarakat

di Desa Tenganan adalah sebesar 60,054%.

Faktor dominan yang memengaruhi perilaku kesehatan masyarakat di

Desa Tenganan adalah faktor perilaku lingkungan dan makanan sehat dengan

(15)

kesehatan masyarakat di Desa Tenganan tergantung bagaimana perilaku

masyarakat terhadap kesehatan makanan dan lingkungan yang ada di desa

tersebut. Faktor ini terdiri dari tujuh variabel yaitu:

a. Kondisi lantai rumah

b. Penggunaan jamban sehat

c. Pencahayaan ruangan rumah

d. Pembrantasan sarang nyamuk

e. Ukuran ruangan rumah

f. Kesehatan di sekitar rumah

g. Konsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang.

Sistem pelayanan kesehatan hendaknya dilaksanakan dengan baik demi

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Desa Tenganan.

Bustan. 1997. , - # . PT Rineka Cipta. Jakarta.

Hair,J.F.Jr. / / 1998. # 0 . / Prentice Hall,

inc. New Jersey.

Hanifa dan Luthfeni. 2006. # . Ganeca Exact. Bandung.

Johnson, RA and Wichern, D.W. 1998. # /

. Prentice Hall. New Jersey.

Maulana, D. J. 2009/ . Cetakan Pertama. Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Jakarta.

Mukono. 2000. 0 1 . Airlangga University

Press. Surabaya.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. 2 # &

0 . Rineka Cipta. Jakarta.

Riduan. 2009. # - # - . Cetakan Keenam. CV.

(16)

Roesli, Utami. 2000. # 2 , . PT Pustaka Pembangunan Swadaya

Nusantara. Jakarta.

Sarwono, Solita. 2007. + +

. Gadjah Mada University press. Yogyakarta.

Setyaningsih, Dwi. 2007. # " 3 # . CV. Sinar

Cemerlang Abadi. Jakarta.

Slamet, Juli Soemirat. 1994. 1 . Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sugiyono,2010. % . Alfabeta. Bandung.

Sukarni, mariyati. 1994. 1 . Kanisius.

Yogyakarta

Supranto, 2004/ # 2 / PT Rineka Cipta.

Jakarta. http://www.jonathansarwono.info/mvariat/multivariat.htm.

Diakses 26 Oktober 2010.

Wiboworini, Budiyanti. 2007. 3 4 . PT Macanan Jaya Cemerlang. Jakarta.

Widarjono, Agus. 2010. # - , .

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta.

http://daps.bps.go.id/file_artikel/98/Analisis_Faktor%20&%20Diskriminan.pdf.

Diakses 26 Oktober 2010.

http://www.docser.com/BAB'XIV'ANALISIS'FAKTOR'DAN'DISKRIMINAN'

1767548. Diakses 26 Oktober 2010.

Gambar

Tabel 1. Jumlah Kepala Keluarga Setiap Banjar
Tabel 5. Nilai MSA
Tabel 7. Hasil Rotasi Faktor
Tabel 8. Pengelompokkan Variabel Menjadi 6 Faktor

Referensi

Dokumen terkait

Formulasi dari struktur aktiva adalah sebagai berikut: Struktur aktiva :  Aktiva Total Tetap  Aktiva Total (Syamsudin 2001:9) Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Personalisasi reward dalam penelitian ini masih terbatas karena menggunakan Finite State Machine yang perilakunya terbatas, sehingga jika dimainkan berulangkali maka

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

2. Kongres Pemuda Kedua adalah kongres pergerakan pemuda Indonesia yang melahirkan keputusan yang memuat ikrar untuk mewujudkan cita-cita berdirinya negara Indonesia, yang

Merupakan training program efikasi diri yang dibuat secara terstruktur pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialsis untuk meningkatkan

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa LKS yang telah dikembangkan memiliki beberapa kelebihan yaitu: (a) LKS yang dikembangkan adalah LKS eksperimen

Sedangkan pada opsi put Eropa, writer juga dapat mengalami kerugian jika yang terjadi pada saat maturity time adalah strike price lebih besar dibanding harga