• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diagnosis Desease of Down Syndrome In Children with Forward Chaining Methods

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Diagnosis Desease of Down Syndrome In Children with Forward Chaining Methods"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ISBN: 978-602-70570-5-0

http://eproceeding.itp.ac.id/index.php/pimimd2017

© 2017 ITP Press. All rights reserved. DOI 10.21063/PIMIMD4.2017.59-64

Diagnosis Desease of Down Syndrome In Children with Forward Chaining Methods

Syafri Arlis*, Muhammad Reza Putra, Sahari

Universitas Putra Indonesia YPTK Jl. Raya Lubuk Begalung Padang, Sumatera Barat

*Correspondence should be addressed to [email protected]

Abstract

Growth and development children is very important done by parents, especially for children who have special needs. One example of children with special needs are children with down syndrome. The objective of the research is to design and build a web-based expert system capable of diagnosing down syndrome disease with mild, moderate and severe retardation level to obtain solution and information easily and quickly using forward chaining method. The forward chaining method is able to trace symptoms of down syndrome disease easily and quickly by providing reasoning from a problem to the solution.

Keywords: Down syndrome, retardation, forward chaining.

1. Pendahuluan

Memperhatikan tumbuh kembang anak- anak sangat penting dilakukan oleh para orangtua terutama bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. Salah satu contoh anak yang berkebutuhan khusus yaitu anak- anak penderita down syndrome. Down syndrome adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom.

Sebagian besar masyarakat Indonesia yang memiliki anak down syndrome pada dasarnya sudah menanamkan pemikiran bahwa anak yang menderita down syndrome tidak dapat melakukan aktifitas yang sama seperti anak normal lainnya.

Dalam situasi tersebut dapat dihindari jika masyarakat memiliki sedikit pengetahuan tentang anak-anak penderita down syndrome sehingga orangtua lebih mampu memahami anak-anak penderita down syndrome.

Pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari buku-buku yang ada ataupun dari internet yang membahas tentang penderita down syndrome.

Akan tetapi untuk mempelajari hal tersebut tidaklah mudah karena selain memerlukan waktu yang cukup lama untuk memahami sumber-sumber tersebut juga belum tentu dapat mendiagnosis seperti yang dilakukan seorang ahli dalam penanganan down syndrome.

Oleh karena itu diperlukan suatu sistem yang lebih praktis dan memiliki kemampuan layaknya seorang ahli (pakar) dalam mendiagnosa penyakit down syndrome. Sistem tersebut adalah suatu sistem yang dapat memberikan solusi kepada para pengguna layaknya seperti yang dilakukan oleh seorang pakar.

2. Landasan Teori

A. Sistem Pakar

Istilah sistem pakar berasal dari istilah sistem pakar berbasis pengetahuan. Sistem pakar adalah suatu sistem yang menggunakan pengetahuan manusia yang terekam dalam komputer untuk memecahkan persoalan yang biasanya memerlukan keahlian manusia.

Berikut fitur-fitur sistem pakar (Anwar Abdullah, 2015) :

1. Keahlian. Sistem pakar harus memiliki keahlian yang akan memungkinkan sistem membuat keputusan tingkat pakar. Sistem harus menampilkan performa pakar dan kekuatan yang cukup.

2. Pertimbangan simbolik. Pengetahuan harus direpresentasikan secara simbolik, dan mekanisme pertimbangan primer juga harus simbolik. Mekanisme pertimbangan simbolik biasanya menyertakan backward chaining dan forward chaining yang akan dideskripsikan pada bagian selanjutnya dalam tulisan ini.

(2)

3. Deep knowledge (kedalaman pengetahuan). Basis pengetahuan harus berbasis pengetahuan yang kompleks yang tidak mudah diperoleh dari non pakar.

4. Self-knowledge. Sistem pakar harus dapat menganalisis pertimbangannya sendiri dan menjelaskan mengapa dicapai suatu kesimpulan.

B. Pengertian Forward Chaining

Forward Chaining adalah teknik pencarian yang dimulai dengan fakta yang di ketahui kemudian mencocokkan fakta-fakta tersebut dengan bagian IF dari rules IF-THEN.

Bila ada fakta yang cocok dengan bagian IF, maka rule tersebut dieksekusi. Bila sebuah rule dieksekusi maka, sebuah fakta baru (bagian THEN) ditambahkan ke dalam database. Setiap kali pencocokan, dimulai dari rule teratas, Setiap rule hanya boleh dieksekusi sekali saja. Proses pencocokan berhenti bila tidak ada lagi rule yang bisa dieksekusi. Metode pencarian yang di gunakan adalah Depth-First Search (DFS), Breadth- First Search (BFS). (T.Sutojo et al, 2011).

3. Analisa dan Perancangan

Analisa dan Perancangan bertujuan untuk membentuk optimasi dari aplikasi yang akan dibangun dengan mempertimbangkan faktor- faktor permasalahan kebutuhan yang ada dalam sistem. Upaya yang dilakukan adalah mencari kombinasi perangkat lunak dan teknologi yang tepat sehingga dapat menghasilkan hasil yang tepat dan mudah diimplementasikan.

Sistem pakar ini digunakan untuk mengetahui tingkat retardasi yang dialami oleh user dengan retardasi tingkat rendah, sedang, dan berat. Sistem pakar mampu mendiagnosa penyakit sesuai dengan gejala yang dialami user layaknya seorang pakar atau ahli.

Tabel 1. Data Penyakit Kode

Penyakit

Nama

Penyakit Solusi P001 Down

Syndrome tingkat retardasi ringan

lakukan kegiatan keterampilan, terapi fisik, terapi wicara, terapi akupuntur.

P002 Down Syndrome tingkat retardasi sedang

terapi okupasi, terapi remedial, terapi sensori integrasi, olah kata dan bahasa, terapi tingkah laku, terapi musik P003 Down

Syndrome tingkat retardasi berat

awasi anak 24 jam, terapi okupasi, Terapi Sensori Integrasi, Terapi Tingkah Laku (behaviour theraphy), Terapi Akupuntur, Terapi Lumba-Lumba, Terapi Craniosacral Tabel 2 Data Gejala Penyakit Down Syndrome No Tingkat ID Gejala

1 Ringan G001 terlambat bicara 1-2 tahun dari usia seharusnya

G002 kesulitan menghafal G003 kesulitan dalam menulis G004 kesulitan dalam

mengetahui waktu G005 kesulitan dalam

pengenalan uang G006 sulit berkomunikasi

dengan baik G007 sulit mengatur emosi

dan ekspresi

2 Sedang G008 mengenal bahasa sangat lambat

G009 sulit dalam pengambilan keputusan

G010 sulit mengingat suatu yang diajarkan G011 terlambat bicara 2 - 3

tahun dari usia seharusnya

G012 menunjukkan perilaku maladaptive

G013 butuh bantuan dalam aktifitas sehari-hari 3 Berat G014 hanya dapat menulis

garis dan bentuk sederhana akan tetapi tidak sempurna seperti anak normal

G015 tidak dapat menyusun kalimat

G016 tidak bisa membaca simbolik

G017 Tidak dapat berjalan dengan baik

Gambar 1. Komponen Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Penyakit Down Syndrome

(3)

C. Data Jenis Penyakit dan Solusi

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai retardasi penyakit down syndrome. Setelah melakukan wawancara dengan pakar, sehingga mendapatkan kejelasan tentang penyakit tersebut. Penyakit down syndrome dan tingkat retardasi yang dibahas dalam penelitian diuraikan dalam tabel 1.

D. Data Gejala Penyakit

Data yang ditunjukkan pada tabel 2 merupakan data gejala dari setiap penyakit yang di dapat dari hasil wawancara langsung dengan pakar yang memiliki kompetensi dibidangnya.

E. Aturan Rule

Terdapat beberapa rule pengetahuan mengenai penyakit down syndrome pada anak seperti dijelaskan pada tabel 3.

F. Pohon Keputusan

Setelah mendapatkan penyakit dan gejala dari data yang telah ada, maka tahap selanjutnya adalah perancangan pohon keputusan penyakit down syndrome yang dapat membantu dalam mengklasifikasikan penyakit berdasarkan gejala-gejala dari penyakitnya, dengan adanya tabel keputusan setiap penyakit yang mempunyai gejala yang sama maka dapat langsung di hubungkan dengan penyakit yang sama tersebut, dan juga dapat membantu dalam pembuatan aturan (Rule). Gambar 2 adalah pohon keputusan yang dirancang berdasarkan gejala dan penyakit yang diperoleh.

Gambar 2. Pohon Keputusan Penyakit Down Syndrome

G. Mesin Inferensi

Fakta yang ada di dalam database untuk karakter anak down syndrome adalah (G001, G002, G003, G004, G005, G006, G007, G008, G009, G010, G011, G012, G013, G014, G015, G016, G017) dan kesimpulannya adalah retardasi ringan, sedang, dan berat. Sebagai solusinya adalah agar anak-anak penderita down syndrome tidak lagi dipandang sebelah mata dan mampu untuk berlaku seperti anak normal lainnya walaupun tidak sepenuhnya normal.

Asumsi atau rule 1 :

Apabila user memasukkan kriteria (G001, G002, G003) sesuai dengan IF dari rule dalam Knowledge Base maka rule ini akan fire dan hasilnya THEN dari rule yaitu user tersebut termasuk kepada tingkatan down syndrome ringan (P001).

Asumsi atau rule 2 :

Apabila user memasukkan kriteria (G004, G005, G006) sesuai dengan IF dari rule dalam Knowledge Base maka rule ini akan fire dan hasilnya THEN dari rule yaitu user tersebut termasuk kepada tingkatan down syndrome ringan (P001).

Asumsi atau rule 3 :

Apabila user memasukkan kriteria (G005, G006, G007) sesuai dengan IF dari rule dalam Knowledge Base maka rule ini akan fire dan hasilnya THEN dari rule yaitu user tersebut termasuk kepada tingkatan down syndrome ringan (P001).

Asumsi atau rule 4 :

Apabila user memasukkan kriteria (G008, G009, G010) sesuai dengan IF dari rule dalam Knowledge Base maka rule ini akan IF G001=yes AND G002=yes AND G003=yes THEN P001

IF G004=yes AND G005=yes AND G006=yes THEN P001

IF G005=yes AND G006=yes AND G007=yes THEN P001

IF G008=yes AND G009=yes AND G010=yes THEN P002

Tabel 3. Tabel Rule

Rule 1 IF G001=yes AND G002=yes AND G003=yes THEN P001 Rule 2 IF G004=yes AND G005=yes

AND G006=yes THEN P001 Rule 3 IF G005=yes AND G006=yes

AND G007=yes THEN P001 Rule 4 IF G008=yes AND G009=yes

AND G010=yes THEN P002 Rule 5 IF G008=yes AND G010=yes

AND G011=yes THEN P002 Rule 6 IF G011=yes AND G012=yes

AND G013=yes THEN P002 Rule 7 IF G010=yes AND G012=yes

AND G013=yes THEN P002 Rule 8 IF G014=yes AND G015=yes

AND G016=yes THEN P003 Rule 9 IF G014=yes AND G016 AND

G017=yes THEN P003

Rule 10 IF G015=yes AND G016=yes AND G017=yes THEN P003

(4)

fire dan hasilnya THEN dari rule yaitu user tersebut termasuk kepada tingkatan down syndrome sedang (P002).

Asumsi atau rule 5 :

Apabila user memasukkan kriteria (G008, G010, G011) sesuai dengan IF dari rule dalam Knowledge Base maka rule ini akan fire dan hasilnya THEN dari rule yaitu user tersebut termasuk kepada tingkatan down syndrome sedang (P002).

Asumsi atau rule 6 :

Apabila user memasukkan kriteria (G011, G012, G013) sesuai dengan IF dari rule dalam Knowledge Base maka rule ini akan fire dan hasilnya THEN dari rule yaitu user tersebut termasuk kepada tingkatan down syndrome sedang (P002).

Asumsi atau rule 7 :

Apabila user memasukkan kriteria (G010, G012, G013) sesuai dengan IF dari rule dalam Knowledge Base maka rule ini akan fire dan hasilnya THEN dari rule yaitu user tersebut termasuk kepada tingkatan down syndrome sedang (P002).

Asumsi atau rule 8 :

Apabila user memasukkan kriteria (G014, G015, G016) sesuai dengan IF dari rule dalam Knowledge Base maka rule ini akan fire dan hasilnya THEN dari rule yaitu user tersebut termasuk kepada tingkatan down syndrome berat (P003).

Asumsi atau rule 9 :

Apabila user memasukkan kriteria (G014, G016, G017) sesuai dengan IF dari rule dalam Knowledge Base maka rule ini akan fire dan hasilnya THEN dari rule yaitu user tersebut termasuk kepada tingkatan down syndrome berat (P003).

Asumsi atau rule 10 :

Apabila user memasukkan kriteria (G015, G016, G017) sesuai dengan IF dari rule dalam Knowledge Base maka rule ini akan fire dan hasilnya THEN dari rule yaitu user tersebut termasuk kepada tingkatan down syndrome berat (P003).

4. Implementasi Sistem

Implementasi terhadap sistem dilakukan untuk mengetahui sejauh mana sistem yang dirancang dapat mengatasi masalah, serta untuk mengetahui hubungan antar komponen sistem, berikut beberapa bentuk hasil aplikasi diagnosa penyakit down syndrome pada anak dengan metode forward chaining.

A. Halaman Utama

Halaman Utama merupakan tampilan awal pada form menu utama. Pada tampilan menu utama atau home ini terdapat beberapa menu yang dapat diakses oleh user. Pilihan menu yang dapat diakses oleh user antara lain home, info penyakit, konsultasi. Tampilan form menu utama dapat dilihat pada gambar 3.

B. Tampilan Form Daftar Penyakit

Form daftar konsultasi berfungsi untuk mengisi pendaftaran bagi user yang ingin melakukan konsultasi pada sistem pakar ini.

Untuk melakukan konsultasi, user dapat memilih menu konsultasi yang terletak pada menu utama kemudian akan muncul form daftar konsultasi dan isilah form tersebut seperti pada gambar 4.

Gambar 3. Halaman Utama

Gambar 4. Tampilan Penyakit IF G008=yes AND G010=yes AND G011=yes

THEN P002

IF G011=yes AND G012=yes AND G013=yes THEN P002

IF G010=yes AND G012=yes AND G013=yes THEN P002

IF G014=yes AND G015=yes AND G016=yes THEN P003

IF G014=yes AND G016 AND G017=yes THEN P003

IF G015=yes AND G016=yes AND G017=yes THEN P003

(5)

Gambar 5. Tampilan Form Daftar Konsultasi C. Tampilan Form Daftar Konsultasi

Form konsultasi daftar berfungsi untuk mengisi pendaftaran bagi user yang ingin melakukan konsultasi pada sistem pakar ini.

Untuk melakukan konsultasi, user dapat memilih menu konsultasi yang terletak pada menu utama kemudian akan muncul form daftar konsultasi dan isilah form tersebut seperti pada gambar 5.

D. Tampilan Form Konsultasi

Form konsultasi berfungsi untuk user yang telah melakukan pendaftaran akan diberikan beberapa pertanyaan yang harus di jawab oleh user tersebut sesuai dengan gejala yang dialami, tampilan form konsultasi dapat di lihat pada gambar 6.

E. Tampilan Diagnosa

Pada tampilan form hasil diagnosa seperti yang ditunjukkan oleh gambar 7, user dapat melihat hasil diagnosa dari gejala-gejala yang user pilih sebelumnya, dan juga terdapat definisi dari penyakit serta solusi yang dapat dilakukan oleh user setelah melakukan konsultasi.

5. Simpulan

Setelah dilakukan analisa proses terhadap penyakit down syndrome maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan sistem pakar dapat mengetahui tingkat retardasi penyakit down syndrome yang dialami tanpa bertemu pakar. Penyakit dapat diketauhi dengan memilih gejala yang dialami dan selanjutnya akan didapat hasil diagnosa.

2. Dengan adanya sistem pakar penyakit down syndrome dapat mengetahui tingkat retardasi penyakit down syndrome serta gejala-gejala penyakit down syndrome. Sistem pakar ini dapat memberikan informasi-informasi yang nyata layaknya seorang pakar.

3. Sistem pakar yang dibuat berbasiskan web sehingga bisa diakses secara online dimanapun dan kapanpun, serta dapat mempermudah user dalam melakukan diagnosa awal terhadap penyakit down syndrome yang dialami dengan menjawab pertanyaan dari gejala-gejala yang dirasakan sehingga user bisa mendapat kan solusi dari penyakit yang dialami.

Referensi

[1] Abdullah, Anwar dan Dini Destiani.2015.Perancangan Sistem Pakar Hama Penyakit Pada Pohon Albasia Berbasis Android (Albizia Chinensis). Volume 12, Nomor 1 Tahun 2015. ISSN: 2302-7339.

[2] Leonita Christine dan Nina Sevani.

2015.Web untuk Deteksi Dini Tingkat Retardasi Down Syndrome pada Anak.Volume 1 Nomor 1 April 2015.

Gambar 6. Tampilan penyakit

Gambar7. Tampilan Diagnosa

(6)

ISSN: 2443-2229.Diakses Tanggal 21 November 2016.

[3] Wijayanti, Dian (2015). Subjective Well- Being dan Penerimaan Diri Ibu yang Memiliki Anak Down Syndrome.Volume 4, Nomor 1 Tahun 2015. ISSN: 0000- 0000.Diakses Tanggal 21 November 2016.

[4] Verina Wiwi. 2015. Penerapan Metode

Forward Chaining untuk Mendetekdi Penyakit THT.Volume 1, Nomor 2 Maret 2015. ISSN: 2407-4322.

[5] Sutojo, T, dkk. 2011. Kecerdasan Buatan. Yogyakarta : Andi.

[6] S.Rossa A dan M.Shalahuddin.

2011.Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur dan Berorientasi Objek).

Bandung: Informatika

Gambar

Tabel 1. Data Penyakit  Kode  Penyakit  Nama  Penyakit  Solusi  P001  Down  Syndrome  tingkat  retardasi  ringan  lakukan  kegiatan keterampilan,  terapi fisik,  terapi  wicara, terapi akupuntur
Gambar 2. Pohon Keputusan Penyakit Down  Syndrome
Gambar 3. Halaman Utama
Gambar 5.  Tampilan Form Daftar Konsultasi  C. Tampilan Form Daftar Konsultasi

Referensi

Dokumen terkait

Očaravajuće bogatstvo bjeline, vrlo nježne i suptilne varijacije, igra svjetla i sjene, prozirnog i neprozirnog, plitka reljefnost – sve su to elementi i dodirne točke koje

Hasil Analisa Statistik Tingkat Kekerasan Pada Drying Agent Sodium Bisulfit, Asam Askorbat, dan Asam Sitrat.. Statistic

Dengan dibangunnya Sistem Informasi Pemesanan dan Persediaan Pada PT Agung Jayasari Sakti maka stok fisik dan pencatatan stok dapat disesuaikan dengan maksimal

Dengan hormat, berdasarkan hasil Pemeriksaan dan klarifikasi dokumen, telah ditetapkan peserta sergur 2017 yang berhak mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

Phillip Futures dan penulis tidak bertangung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan

HUBUNGAN MOTIVASI INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK TERHADAP KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan Terhadap Motif Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pada Kegiatan ini akan menjelaskan model dari perancangan e-office, implementasi e- office serta implikasi dari penerapan e-office di kantor Kejaksaan Tinggi Sumatera