• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa Cantilan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat pada tahun-tahun 2000 hingga sekarang apabila musim penghujan, sering menimbulkan permasalahan gerakan tanah. Sejak beberapa akhir tahun yang lalu resiko bencana gerakan tanah di daerah ini semakin meningkat, badan pengawasan dan penanggulangan bencana alam telah mencatat beberapa kejadian tanah longsor yang terjadi di daerah ini, dan jalur yang yang menghubungkan daerah Cantilan dan Subang sepanjang 5 km di Kabupaten Kuningan, dinyatakan sebagai daerah langganan longsor akibat struktur lapisan tanah berada di atas batu cadas sehingga menjadi labil. Akibatnya, setiap musim penghujan tiba daerah tersebut kerap terjadi bencana (Badan Pengawas Dan Penanggulangan Bencana Alam, 2010).

Tercatat selama 10 tahun terakhir telah terjadi bencana longsor yang menimbulkan kerugian, diantaranya pada tahun 2003, longsoran tanah menutup sebagian besar jalur transportasi antara Desa Cantilan dan Kecamatan Selajambe serta Selajambe-Subang, dan sedikitnya menimbulkan 10 orang korban jiwa, yang berada di sekitar lokasi longsoran (Liputan6.com, 2003).

Dan kejadian tanah longsor pun terjadi lagi di tahun 2010, sepanjang tujuh meter badan jalan tertutup tanah longsor di ruas Cantilan – Selajambe - Subang.

Dalam kejadian itu tidak ada korban jiwa dan dalam kurun dua jam lalu lintas kembali normal setelah menggunakan mesin keruk (PikiranRakyat.com, 2010)

Ruas jalan Cantilan –Subang merupakan jalur alternatif yang menghubungkan Kabupaten Kuningan dengan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Ruas jalan ini dibangun di atas relief berbukit yang terjal dengan kemiringan >

40 % (Bappeda Kabupaten Kuningan, 2003). Sehingga dengan kondisi morfologi

 

   

 

   

   

(2)

seperti ini, menyebabkan konstruksi jalan rawan terhadap longsor dan kerusakan konstruksi jalan yang berdampak terhadap kelancaran akses transportasi.

Pada pemeliharaan jalan tahun 2008 ruas jalan Cantilan-Subang STA 0+400 telah dibangun perkuatan dinding bronjong dengan tinggi 2,5 m, lebar 2,5 m sepanjang 10 m, namun pada tahun 2011 terjadi pergerakan tanah akibat hujan deras yang menyebabkan kelongsoran yang mengakibatkan dinding bronjong ambruk serta badan jalan amblas seperti yang terlihat pada Gambar 1.1

Gambar 1.1 Kondisi Kerusakan Badan Jalan Akibat Longsoran Tanah

Di desa Cantilan Kecamatan Selajambe, Kabupaten Kuningan terdapat daerah berlereng yang tingginya 7.0 meter dengan kondisi tanah secara visual adalah tanah lempung dan sangat rawan akan bahaya kelongsoran. Pada daerah ini dilalui oleh jalan akses yang menghubungkan kota Kuningan dan Ciamis, yaitu ruas jalan Cantilan – Selajambe – Subang, dengan panjang ruas sepanjang 13 KM, dimana pada STA 0 + 400 – STA 0 + 425 terdapat segmen jalan yang mengalami kelongsoran pada saat musim hujan, yaitu sekitar pertengahan tahun 2011, sehingga mengganggu lalu-lintas yang akan menuju daerah Ciamis, serta menimbulkan kecemasan masyarakat sekitar akan terjadinya bahaya longsor yang lebih besar .

 

   

 

   

   

(3)

Gambar 1.2 Kondisi Longsoran di ruas jalan Cantilan STA 0+400

Dari dokumentasi penulis saat melaksanakan survey untuk melaksanakan penelitian, didapatkan kondisi lokasi yang terletak di ruas jalan Cantilan,

Kabupaten Kuningan seperti pada Gambar 1.2.

Untuk mencegah terjadinya kelongsoran susulan pada lereng tersebut dan menanggulangi lereng yang sudah longsor, diperlukan suatu konstruksi yang mempunyai fungsi untuk menahan kelongsoran.

Penulisan Laporan ini mengangkat judul “Perancangan Dinding Penahan Gabion Sebagai Alternatif Perkuatan Badan Jalan Ruas Cantilan – Subang STA 0 + 400 Sampai STA 0 + 425, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat’’

meliputi perhitungan dan perencanaan struktur mengacu pada hasil Studi Kasus , yang terlampir dalam Tabel 1.1 serta Tabel 1.2

 

   

 

   

   

(4)

Tabel 1.1 Perbandingan Perkuatan Alternatif Solusi

Tabel 1.2 Perkiraan Biaya Untuk Perkuatan Alternatif Solusi

Jenis Perkuatan RAB

DPT. Gabion (Bronjong) Rp. 982.500,-

DPT. Cantilever Rp. 1.413.369,-

Konstruksi Perkuatan Geosintetik Rp. 1.605.720,-

Dari Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 didapatkan hasil perbandingan antara perkuatan Dinding Penahan Tipe Gabion, Tipe Cantilever dan Konstruksi Perkuatan Geosintetik pada pelaksanaan studi kasus, dan kemudian dikorelasikan antara mutu (kekuatan), factor ekonomis (penekanan biaya) dan workability untuk setiap perkuatan, maka dipilihlah perkuatan DPT. Gabion sebagai alternatif terpilih dalam penanganan masalah di ruas jalan Cantilan – Subang.

1.2 Lokasi Tinjauan

Lokasi kajian yang ditinjau dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini adalah pada ruas Jalan Cantilan-Subang, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat yang ditunjukkan pada Gambar 1.3

Jenis Perkuatan SF

Guling Geser Daya

Dukung DPT. Gabion/ Bronjong 3.01 4.40 5.97

DPT. Cantilever 2.71 4.30 5.25

Perkuatan Geosintetik 2.38 15.74 20.78

 

   

 

   

   

(5)

Gambar 1.3 Lokasi Tinjauan Pelaksanaan Tugas Akhir

1.3 Tujuan Penyusunan Tugas Akhir

Laporan ini memuat tentang deskripsi program perancangan kegiatan hasil penelitian Studi Kasus tentang masalah kelongsoran yang dilaksanakan pada tahun 2012, dimana output yang diharapkan adalah penyelesaian masalah yang terjadi pada kasus Kelongsoran Badan Jalan Ruas Cantilan – Subang, STA 0 + 400 sampai STA 0 + 425, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Tujuan perancangan tugas akhir ini adalah untuk mendapatkan desain konstruksi Dinding Penahan Gabion yang stabil untuk mengatasi masalah kelongsoran lereng pada ruas jalan tersebut, setelah melakukan evaluasi stabilitas lereng dan DPT. Gabion eksisting, dimana output yang diharapkan adalah :

 

   

 

   

   

(6)

1. Analisa keamanan DPT. Gabion secara manual dan dengan program Plaxis 8.0.

2. Gambar – gambar detail perancangan,

3. Metoda pelaksanaan DPT. Gabion dilokasi kajian,

4. Rencana Anggaran Biaya untuk perancangan DPT. Gabion.

1.4 Ruang Lingkup Penulisan

Adapun ruang lingkup tugas akhir ini dibatasi beberapa hal berikut :

1. Parameter tanah yang digunakan seperti 𝑐, 𝜑, 𝑑𝑎𝑛 𝛾 didapat dari hasil pengujian laboratorium (data sekunder), serta analisis balik.

2. Analisis stabilitas lereng mengunakan cara manual Metode Bishop.

3. Evaluasi stabilitas dinding penahan tanah dan lereng dilakukan dengan asumsi untuk mendapatkan kondisi pendekatan lapangan.

4. Asumsi tinggi maksimum dinding penahan tanah yang dievaluasi 7 meter (hasil studi sebelumnya).

5. Perancangan konstruksi penahan tanah yang direncanakan adalah Dinding Penahan Tanah Gabion.

6. Tidak melakukan perancangan terhadap struktur perkerasan jalan.

1.5 Sistematika Penyusunan

Laporan Tugas Akhir ini terdiri atas 6 bab yaitu :

Bab I PENDAHULUAN

Membahas mengenai latar belakang, tujuan, ruang lingkup, dan sistematika penulisan.

 

   

 

   

   

(7)

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka berisi mengenai uraian-uraian yan disajikan berdasarkan studi pustaka dari berbagai referensi media massa maupun literature-literatur untuk digunakan dalam pembahasan.

Bab III DASAR TEORI

Membahas mengenai dasar-dasar teori yang digunakan seperti : metode analisis kemantapan lereng, tekanan tanah lateral, faktor keamanan pada dinding penahan tanah, dinding penahan tanah, perancangan struktur dinding penahan tanah.

Bab IV METODOLOGI

Membahas tentang langkah-langkah pelaksanaan penyusunan laporan tugas akhir seperti langkah- langkah secara umum, alur kerja, pengumpulan kebutuhan data, kajian data, pemilihan alternatif solusi, pemodelan dan pencapaian hasil.

Bab V PEMBAHASAN

Membahas dimulai dari analisis data, analisis stabilitas lereng, analisis dinding penahan tanah Gabion, metoda pelaksanaan dinding penahan gabion, gambar rencana, dan rencana anggaran biaya yang dilampirkan.

Bab VI KESIMPULAN DAN SARAN

Membahas tentang kesimpulan dari hasil evaluasi dan perencanaan, berdasarkan analisis-analisis yang telah dilakukan, serta memberikan saran yang mengarah pada kesimpulan tersebut.

 

   

 

   

   

Gambar

Gambar 1.1 Kondisi Kerusakan Badan Jalan Akibat Longsoran Tanah
Gambar 1.2 Kondisi Longsoran di ruas jalan Cantilan STA 0+400
Tabel 1.2  Perkiraan Biaya Untuk Perkuatan Alternatif Solusi
Gambar 1.3  Lokasi Tinjauan Pelaksanaan Tugas Akhir

Referensi

Dokumen terkait

judul:“FUNGSI SIDIK JARI PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA DI KEPOLISIANRESORT SIDOARJO” dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum

Kopling manual atau mekanis yang dikenal juga dengan istilah kopling sekunder adalah kopling yang cara kerjanya diatur oleh handel kopling. Kopling manual

Adapun hasil dari penelitian ini ada pengaruh pelaksanaan Layout yang tepat untuk kelancaran proses produksi pada PT.Gerbang Nusa Tenggara Barat Emas (Persero)

Jika tidak adanya penggunaan energi berlebih atau masih dalam standar konsumsi energi yang efisien maka tidak perlu dilakukannya usaha penghematan energi yang besar, namun

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh efek perlakuan subjek yang kelompok kontrol latihan pernapasan jalan enam menit selama 6 minggu dengan kelompok subjek yang

bahwa dengan telah terbentuknya Kabupaten Bener Meriah berdasarkan Undang-undang Nomor 41 Tahun 2003 dan dalam rangka mengisi Keistimewaan di Provinsi Nanggroe Aceh

Upaya penanganan dalam mengatasi terjadinya hipotermi pada bayi baru lahir yaitu dengan melakukan kontak langsung kulit dengan kulit, melakukan inisiasi menyusu dini,

Tesis berjudul (dalam bahasa Indonesia) “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Profesionalisme Kepala Seko;lah Terhadap Kinerja Guru Sekolah Menengah Atas Negeri 3