• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan berupa data sekunder yang menggunakan Tabel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan berupa data sekunder yang menggunakan Tabel"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan berupa data sekunder yang menggunakan Tabel Input Output Indonesia Tahun 2005 dengan klasifikasi 9 sektor. Data tersebut be- rasal dari Badan Pusat Statistik (BPS). Tabel Input-Output dikeluarkan oleh BPS dalam periode waktu 5 tahun sekali. Seiring kebutuhan data tersebut yang sema- kin penting, BPS mengeluarkan Tabel Input Output bayangan atau updating setiap pertengah 5 tahunannya. Tabel Input Output updating Tahun 2008 telah dikelua- rkan dan dipublikasikan pertengahan bulan Januari 2010. Akan tetapi penelitian ini dilaksanakan sebelum pertengahan bulan Januari 2010 sehingga data tersebut tidak dapat digunakan. Tabel Input Output Indonesia Tahun 2005 masih relevan digunakan dalam penelitian ini dikarenakan struktur ekonomi pada tahun 2005 tidak jauh berbeda pada Tahun 2009. Selain Tabel Input-Output, digunakan juga data pendukung lainnya yang diperoleh dari instansi Dinas Sosial dan Ketenaga- kerjaan.

3.2 Metode Analisis

Analisis yang digunakan merupakan analisis Input Output berdasarkan analisis keterkaitan antar sektor-sektor ekonomi, efek multiplier, dan dampak pe- nyebaran. Untuk menganalisisnya peneliti menggunakan software GRIMP 7.20,

(2)

50

Microsoft Excell 2007. Metode ini digunakan untuk melihat peran sektor pertanian

terhadap perekonomian Indonesia.

3.2.1 Analisis Keterkaitan18

Analisis ini digunakan untuk melihat keterkaitan antara sektor-sektor dalam perekonomian. Berdasarkan dampak output yang ditimbulkan, maka sektor-sektor dalam perekonomian saling berpengaruh sehingga koefisien keterkaitan yang di- gunakan adalah:

3.2.1.1 Keterkaitan ke Depan (Forward Linkage) a. Keterkaitan Langsung ke Depan

Peningkatan output produksi sektor i akibat peningkatan permintaan akhir sek- tor j. Peningkatan output tersebut akan didistribusikan ke sektor-sektor pere- konomian lainnya. Oleh karena itu. keterkaitan langsung ke depan dapat di no- tasikan dalam bentuk:

F(d)i = n a

j=1 ij ………..……….…(3.1) Keterangan: F(d)I = keterkaitan langsung ke depan sektor i

aij = matriks koefisien input

b. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan

Keterkaitan ini dapat dinotasikan dalam bentuk matriks kebalikan koefisien input atau output (I-A)-1 yang menunjukkan bahwa keterkaitan langsung ke depan merupakan jumlah keterkaitan langsung ke depan dengan keterkaitan

18 Sahara dan D.S. Priyarsono. 2006. Modul MK Ekonomi Regional. Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB. Hal. 8.14-8.15.

(3)

51

tidak langsung ke depan. Oleh karena itu, keterkaitan langsung dan tidak lang- sung ke depan dapat dinotasikan dalam bentuk:

F(d+i)i =

nj 1= αij ………...………..(3.2)

Keterangan: F(d+i)I = keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan sektor i

αij = matriks kebalikan koefisien input model terbuka 3.2.1.2 Keterkaitan ke Belakang (Backward Linkage)

a. Keterkaitan Langsung ke Belakang

Peningkatan output produksi sektor i akibat peningkatan permintaan akhir sek- tor i, akan meningkatkan penggunaan input produksi sektor i tersebut secara langsung. Peningkatan penggunaan input tersebut karena peningkatan output.

Oleh karena itu, keterkaitan langsung ke belakang dapaty dinotasikan dalam bentuk:

B(d)j =

ni 1= aij ………..……….………..(3.3) Keterangan: B(d)j = keterkaitan langsung ke belakang sektor j

aij = matriks koefisien input

b. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang

Peningkatan output suatu sektor dapat menimbulkan pengaruh langsung dan tidak langsung. Total pengaruh satu unit moneter permintaan akhir terhadap seluruh sektor produksi ditunjukkan dengan matriks kebalikan koefisien input (I-A)-1. Oleh karena itu, keterkaitan langsung dan tidak langsungke belakang dapat dinotasikan dalam bentuk:

B(d+i)j =

i 1n= αij ………..………..(3.4)

(4)

52

Keterangan: B(d+i)j = keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang sektor j

aij = matriks kebalikan koefisien input model terbuka 3.2.2 Analisis Dampak Penyebaran (Dispersion Effect Analysis)19

Analisis dampak penyebaran merupakan pengembangan dari analisis ke- terkaitan langsung dan tidak langsung ke depan dan kebelakang. Pada analisis ke- terkaitan langsung dan tidak langsung ke depan maupun kebelakang tidak dapat diperbandingkan antara sektor-sektor dalam perekonomian karena peranan per- mintaan akhir setiap sektor tidak sama. Oleh karena itu, kedua analisis tersebut harus dinormalkan dengan cara membandingkan rata-rata dampak yang ditimbul- kan oleh suatu sektor dengan rata-rata dampak seluruh sektor, sehingga analisis dampak penyebaran terbagi menjadi dua macam, yaitu koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran.

3.2.1.1 Koefisien Penyebaran (Coeffisient on Dispersion)

Koefisien ini digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu sektor untuk meningkatkan pertumbuhan sektor hulunya. Oleh karena itu, koefisien penyebaran dapat dinotasikan sebagai berikut:

Cdj =

∑ ∑

= =

= n

i j ij

n

i ij

n

1 1

1

α α

……….………(3.5)

Keterangan: Cdj = koefisien penyebaran sektor j

α

ij= matriks kebalikan koefisien input model terbuka n = jumlah sektor

19 Ibid. Hal. 8.15-8.16.

(5)

53

Jika: Cdj > 1 = sektor j mempunyai keterkaitan ke belakang yang tinggi Cdj < 1 = sektor j mempunyai keterkaitan ke belakang yang rendah

3.2.1.2 Kepekaan Penyebaran

Kepekaan ini digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor-sektor lainnya yang memakai input dari sektor ini. Oleh karena itu, kepekaan penyebaran dapat dinotasikan sebagai beri- kut:

Sdi =

∑ ∑

= =

= n

i j ij

n

i ij

n

1 1

1

α α

……….………(3.5)

Keterangan: Sdi = kepekaan penyebaran sektor i

α

ij= matriks kebalikan koefisien input model terbuka n = jumlah sektor

Jika: Sdi > 1 = sektor i mempunyai kepekaan penyebaran yang tinggi Sdi < 1 = sektor i mempunyai kepekaan penyebaran yang rendah

3.2.3 Analisis Pengganda (Multiplier Analysis)20

Analisis pengganda terbagi menjadi tiga macam, yaitu pengganda output, pengganda pendapatan dan pengganda tenaga kerja. Masing-masing pengganda tersebut terbagi lagi menjadi dua tipe, yaitu tipe I dan tipe II. Besarnya masing- masing tipe I dan tipe II dapat diperoleh berdasarkan hitungan matriks kebalikan koefisien input dari pengganda output, pengganda pendapatan dan pengganda tenaga kerja dengan membagi nilai pengganda tipe I dan tipe II dengan dampak awal (koefisien pendapatan atau koefisien tenaga kerja).

20 Ibid. Hal.8.16-8.19

(6)

54

3.2.3.1 Pengganda Output (Output Multiplier)

Pengganda output (Output Multiplier) yaitu dampak peningkatan permintaan akhir suatu sektor terhadap total output seluruh sektor di wilayah penelitian. Pengganda output sederhana adalah dampak kenaikan permintaan akhir suatu sektor di dalam perekonomian suatu wilayah terhadap kenaikan output sektor yang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengganda output terbagi menjadi dua tipe, yaitu:

- Tipe I

Besarnya pengganda output untuk sektor ke n dalam perekonomian berasal dari penjumlahan kolom ke-n dari matriks kebalikan koefisien input untuk perekonomian yang bersangkutan. Oleh karena itu, pengganda output tipe I dapat dinotasikan dalam bentuk:

=

= n

i ij

O j

1

α ...(3.6)

Keterangan:

Oj = pengganda output tipe I sektor j

α

ij = matriks kebalikan koefisien input model terbuka - Tipe II

Besarnya pengganda output untuk sektor ke-n dalam perekonomian berasal dari penjumlahan kolom ke-n dari matriks kebalikan koefisien input untuk perekonomian yang bersangkutan dengan menambahkan dampak induksi konsumsi. Oleh karena itu, pengganda output II dapat dinotasikan dalam bentuk:

(7)

55

+

=

= 1

1 n

i ij

O j α ...(3.7) dimana :

O

j = pengganda output tipe I sektor j

α ij = matriks kebalikan koefisien input model tertutup sektor j

3.2.3.2 Pengganda Pendapatan (Income Multiplier)

Pengganda pendapatan (Income Multiplier) yaitu dampak peningkatan permintaan akhir suatu sektor terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga di wilayah penelitian secara keseluruhan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengganda pendapatan terbagi menjadi dua tipe, yaitu:

- Tipe I

Analisis yang mengukur perubahan permintaan akhir sebesar satu satuan mempengaruhi perubahan total pendapatan rumah tangga sektor-sektor dalam perekonomian sebesar nilai pengganda pendapatan sektor tersebut. Oleh karena itu, pengganda pendapatan tipe I dapat dinotasikan dalam bentuk:

=

= n

i

ij j

j h

y

1

α ...(3.8)

j j

j h

Y = y ...(3.9)

Keterangan:

yj = pengganda pendapatan biasa sektor j Yj = pengganda pendapatan tipe I sektor j hj = koefisien pendapatan

αij= matriks kebalikan koefisien input model terbuka

(8)

56

- Tipe II

Analisis yang mengukur perubahan permintaan akhir sebesar satu satuan mempengaruhi perubahan total pendapatan rumah tangga sektor-sektor dalam perekonomian sebesar nilai pengganda pendapatan sektor tersebut dengan memperhitungkan pengaruh dampak induksi konsumsi. Oleh karena itu, multiplier pendapatan tipe II dapat dinotasikan dalam bentuk:

=

= n

i

ij j

j h

y

1

α ...(3.10)

j j

j h

Y = y ...(3.11)

Keterangan :

yj= pengganda pendapatan total sektor j

Yj = pengganda pendapatan tipe II sektor j

hj = unsur-unsur matriks invers Leontief terbuka sektor j α ij = matriks kebalikan koefisien input model tertutup 3.2.3.3 Pengganda Tenaga Kerja (Labour Multiplier)

Pengganda tenaga kerja (Labour Multiplier) merupakan besarnya kesempatan kerja yang tersedia pada sektor tersebut sebagai akibat penambahan permintaan akhir dari sektor yang bersangkutan sebesar satu satuan rupiah.

Multiplier tenaga kerja terbagi menjadi dua tipe, yaitu:

- Tipe I

Analisis yang mengukur perubahan permintaan akhir sebesar satu satuan mempengaruhi perubahan kesempatan kerja yang terjadi pada sektor-sektor

(9)

57

dalam perekonomian. Oleh karena itu, pengganda tenaga kerja tipe I dapat dinotasikan dalam bentuk:

=

= n

i

ij j

j e

w

1

α ...(3.12)

j j

j e

W = w ...(3.13)

Keterangan:

w

j = pengganda tenaga kerja biasa sektor j

W

j = pengganda tenaga kerja tipe I sektor j ej = koefisien tenaga kerja

α

ij = matriks kebalikan koefisien input model terbuka - Tipe II

Analisis yang mengukur perubahan permintaan akhir sebesar satu satuan mempengaruhi perubahan kesempatan kerja yang terjadi pada seluruh sektor dalam perekonomian dengan menambahkan dampak induksi konsumsi. Oleh karena itu, pengganda tenaga kerja tipe II dapat dinotasikan dalam bentuk:

=

= n

i

ij j

j e

w

1

α ...(3.14)

j j

j e

W = w ...(3.15)

Keterangan:

w j = pengganda tenaga kerja total sektor j W j = pengganda tenaga kerja tipe II sektor j ej = koefisien tenaga kerja

α ij = matriks kebalikan koefisien input model tertutup

Referensi

Dokumen terkait

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah status merokok individu dalam rumah tangga yang berasal dari topik kuesioner kebiasaan merokok yang termasuk dalam seksi KM

Di dalam penelitian ini variable independennya adalah pergantian CEO yang dilihat dari ada tidaknya pergantian chief executive officer pada perusahaan transportasi yang listing

Earning Ratio sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan Return Saham sebesar 0.10 dengan asumsi variabel lain tetap. 7) Β 6 sebesar 1.137 menunjukkan bahwa setiap

Pelaksanaan posttest (tes akhir) untuk mengidentifikasi perubahan.. persentase miskonsepsi pada kedua kelas tersebut.dan mengetahui tingkat pemahaman konsep sains

Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut baik

Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda untuk mengetahui tujuan 1 yaitu menganalisis faktor-faktor

Perubahan terakhir terjadi pada tahun 2008, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Metro yang

Persentase rumah tangga yang menggunakan racun serangga/ pembasmi hama selama sebulan yang lalu untuk tiap kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat ( ܺ 10 )..