i
LITERASI INFORMASI
Editor : Ute Lies Siti Khadijah & FX Ari Agung Prastowo
ii
Copyright @2019, Ute Khadijah & Ari Prastowo Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang mengutip atau meperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Cetakan 1, Februari 2019 Diterbitkan oleh Unpad Press
Grha Kandaga, Gedung Perpustakaan Unpad Jatinangor, Lt I
Jl. Raya Bandung – Sumedang (Ir. Soekarno) KM 21, Jatinangor – Sumedang 45363 – Jawa Barat-Indonesia
Telp. (022) 84288888 ext 3806, Situs: http://press.unpad.ac.id
email:press@unpad.ac.id/pressunpad@gmail.com/ pressunpad@yahoo.co.id Anggota IKAPI dan APPTI
Editor : Ute Lies Siti Khadijah, Ari FX Prastowo Editor Ahli/ Reviewer : Pawit M. Yusup, Agus Rusmana
Tata Letak : Sendi Rustandi Desainer Sampul : Sendi Rustandi
Katalog
Khadijah, Ute dkk
Literasi Informasi /Ute Khadijah & Ari Prastowo; - Cet.1.Bandung; Unpad Press; 2019
vi + 253 h. ; 18 x 26 cm
ISBN : 978-602-439-461-5
I . Judul II. Ute Khadijah & Ari Prastowo
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... iv Literasi Kesehatan - Penentu Utama Kesehatan ... 1
Agus Rusmana
Pendidikan Literasi Media Dalam Menanggulangi Informasi Hoax ... 15
Encang Saepudin
Literasi Kesehatan Untuk Mengenalkan Pola Hidup Sehat Di Sekolah ... 24
Ute Lies Siti Khadijah
Literasi Budaya Melalui Kegiatan Preservasi ... 35
Ninis Agustini Damayani
Literasi Budaya Pada Kegiatan Preservasi Kearifan Lokal Pada Manuskrip Di
Kampung Pulo Kabupaten Garut ... 49
Ute Lies Siti Khadijah
Literasi Informasi, Perpustakaan Dan Konsep Pembelajar Sepanjang Hayat ... 64
Yunus Winoto
Menumbuhkan Literasi Lingkungan Melalui Penyediaan Bahan Bacaan ... 71
Yunus Winoto
Literasi Informasi Pada Perpustakaan Sekolah Dalam Kegiatan Belajar Siswa ... 79
Sukaesih
Literasi Bencana Sebagai Bentuk Masyarakat Waspada Bencana (Kasus Pendidikan Di Sekolah Dasar) ... 89
M. Sapari Dwi Hadian
Teknologi Komunikasi Informasi Dan Advertising “Pop-Up Youtube Meraih
Keuntungan” ... 101 Evi Novianti
v
Memahami Kontra Opini Ala Humas Polisi ... 112 Anwar Sani
XL Future Leader Sebagai Strategi Corporate Branding Xl Axiata ... 121
Evi Novianti
Literasi Informasi Bagi Aparatur Penyelenggara Pelayanan Publik Di Pemerintahan Daerah ... 131
Heru Ryanto Budiana
Brigadir Medsos : Ujung Tombak Komunikasi Polisi ... 144
Anwar Sani
Tasya Farasya Beauty Inluencer Pada Promosi Produk Elshe Skin Melalui Instagram (Sebagai Marketing Informasi) ... 153
Evi Novianti
Literasi Budaya Pada Pengembangan Parawisata Gunung Geulis Di Masyarakat Jatiroke ... 163
Ute Lies Siti Khadijah, Raja Intan Kemalasari
Peran Budaya Dalam Pergerakan Literasi... 174 Ninis Agustini Damayani
Literasi Internet Pada Masyarakat ... 186
FX Ari Agung Prastowo
Perbandingan Metode Kuantitatif dan Metode Kualitatif ... 197 Iwan Koswara
Pemahaman Geoliterasi Bencana Di Masyarakat Desa Cangkuang ... 204
Edwin Rizal
Perilaku Pembelian Melalui Online Shop Di Instagram Oleh Mahasiswa ... 218
1Ninis Agustini Damayani, 2Agung Budiono dan 3Fitria Maharani Putri
197
LITERASI INFORMASI
PERBANDINGAN METODE KUANTITATIF DAN METODE KUALITATIF
Iwan Koswara
Program Studi Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadajaran E-mail: iwankoswara17@gmail.com
PENDAHULUAN
Peperangan mengenai metodologi dalam beberapa keilmuan saat ini telah memunculkan perbedaan yang sangat meluas, para pendukung metodologi tertentu sangat berkeyakinan akan kebenaran dan keabsahan metodologi yang digunakannya, namun lebih jauh dari itu inti dari penggunaan metode kuantitatif dan metode kualitatif menurut penulis merupakan suatu sarana untuk berpikir ilmiah. Menggunakan perspektif merupakan sesuatu yang disengaja atau tidak sehingga perspektiflah yang menuntun kita akan menafsirkan suatu peristiwa atau perilaku sesuatu, sehingga lewat perspektif itu, kita memperhatikan, memahami suatu rangsangan yang kita temui dan mengabaikan realitas lainnya (Deddy, 2001:6). Dengan melihat hal tersebut maka peneliti mempunyai seperangkat asumsi, nilai atau gagasan yang pada muaranya adalah akan mempengaruhi pengambilan tindakan tertentu (Deddy,2001:16).
Pada awalnya perkembangan metode kuantitatif atau pendekatan objektif berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu alam dengan menggunakan metode logika seperti yang dikemukakan oleh John Stuart Hill1 bahwa dengan sistem logika argumentasi diisyaratkan berdasarkan pengalaman empirik, menentang paradigma lama bahwa logika merupakan bagian dari konstruksi berpikir kita atau konstruksi alam (Noeng, 1992:18)
Perkembangan metode penelitian kuantitatif statistik bersumber dari wawasan filsafat positivisme dari Auguste Comte2, membagi tiga tingkat perkembangan ilmu
1 Perintis bagi metodologi yang menggunakan pendekatan positivistik
2 The quantitative method of research inspired by August Comte in his Philosophy of Positivism, is contradictory with the qualitative method of research which is one of the methods elaborated and derived from rationalism. I suggest that quantitative research model– descriptive model, correlation, experiment and quasi-experiment – should be placed in the grand theory as well as the the social context, or to follow the logic of qualitative, so that research invention is inseparable from the grand situation. In light of this view, I suggest that the two contradictory methods of research be combined.
198
LITERASI INFORMASIpengetahuan ke dalam tahap religius, metafisik dan positif. Pengertian tahap pertama religius yang merupakan postulat atau dalil ilmiah sehingga ilmu merupakan deduksi atau penjabaran dari ajaran religi (deducto). Dalam tahap kedua orang mulai berspekulasi asumsi atau membuat hipotesis-hipotesis tentang metafisika (keberadaan) wujud yang menjadi objek penelaahan yang terbahas dalam dogma religi, dan mengembangkan sistem pengetahuan berdasarkan postulat metafisika disebut hipotetico. Dan tahap ketiga adalah pengetahuan ilmiah, dimana asas-asas yang dipergunakan diuji secara positif dalam proses verifikasi yang objektif disebut verivikatif.
Sehingga apabila diringkaskan bahwa metode penelitian kuantitatif mulai menerapkan objek studi yang spesifik, dieliminasikan dari totalitas atau konteks besarnya sehingga eksplisit jelas objek studinya, disusun kerangka teori sesuai dengan objek studi. Maka setelah hal tersebut peneliti dapat menggambarkan hipotesis atau masalah penelitian, pengambilan data teknik sampling serta cara/teknik menganalisis.
Terlihat bahwa dalam penelitian kuantitatif sesuatu dikatakan ilmiah merupakan sesuatu dapat diukur dan diamati secara obyektif yang mengarah kepada kepastian dan kecermatan (Sunarto, 1993: 3). Pada tahun 1970-an dominasi penelitian kuantitatif untuk penelitian ilmu sosial mencapai puncaknya sehingga “everything should and can be quantified”3.
Dengan melihat pengertian di atas bagi ilmu-ilmu sosial, metode kuantitatif sekalipun diakui keunggulan dan tingkat akurasinya, tetapi sering dianggap reduksionis, hanya terfokus pada variabel-variabel yang bersifat manipulatif. Pola pikir positivisme yang menghendaki obyek yang teramati dan terukur mendorong metode kuantitatif hanya terbatas pada korelasi dan eksperimen yang mencari hubungan/pengaruh satu atau beberapa variabel terhadap variabel lain. Hal ini terkesan simplikasi persoalan, karena sesungguhnya tidak ada variabel X yang benar-benar mengakibatkan Y.
Hubungan kausalitas dalam ilmu-ilmu sosial harus dipahami dalam kerangka nilai dan
www.google/metadata/Menelusuri Akar Falsafah: Positivisme Vs Rasionalism.InstitutPertanianBogor.UMamanKh.htm diakses tanggal 5 April 2007
3 Hal tersebut berkaitan dengan dominasi penelitian dari ilmu eksakta terutama fisika dimana peneliti dalam bidang social (sosiologi) pada masa itu ikut mengembangkan penelitian kuantitatif untuk lebih yakin bahwa apapun yang dapat didefinisikan adalah sesuatu yang dapat dihitung dan penelitian akan sahih secara ilmiah apabila memiliki tingkat generalisasi yang tinggi. (Dedi dalam Chaedar, 2003:18)
199
LITERASI INFORMASI
sistem sosial, bahkan seringkali terkait atau dipengaruhi oleh keyakinan. Dengan kata lain, tata relasi antara X dengan Y harus dipahami dalam konteks yang bersifat alamiah4. Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan penelitian pendekatan kualitatif, seperti yang dikemukakan oleh Chaedar Alwasilah bahwa yang mendasari pendekatan penelitian kualitatif, pertama adalah realitas (pengetahuan) dibangun secara sosial, karena realitas (atau pengetahuan) adalah suatu bentukan maka bisa ada realitas jamak di dunia ini.
Kedua realitas dibentuk secara kognitif (dalam pikiran kita), maka tidak dapat terpisahkan dari tiap individu. Ketiga, seluruh entitas (termasuk manusia) dalam keadaan saling mempengaruhi dalam proses pembentukan serentak. Keempat, peneliti tidak dapat lepas dari orang yang ditelitinya sehingga selalu terikat nilai. (Chedar, 2003:26).
Hal ini juga dikuatkan oleh Moleong (1989), penelitian kualitatif bertolak dari paradigma alamiah. Artinya, penelitian ini mengasumsikan bahwa realitas empiris terjadi dalam suatu konteks sosio-kultural, saling terkait satu sama lain. Karena itu, setiap fenomena sosial harus diungkap secara holistik.
Penelitian kualitatif, ia mengembangkan perspektif yang akan digunakan untuk memahami dan menggambarkan realitas. Karena itu, peneliti kualitatif berpendirian ekspansionis, tidak reduksionis. Ia tidak menggunakan proposisi yang berangkat dari teori melainkan menggunakan pengetahuan umum yang sudah diketahui serta tidak mungkin dinyatakan dalam bentuk proposisi dan hipotesis. Karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak terdapat hipotesis tentatif yang hendak diuji berdasarkan data lapangan.
Seperti yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Karakteristik Metodologis Penelitian Kualitatif
UNSUR-UNSUR METODOLOGIS
Paradigma
Ilmiah Alamiah
Satuan kajian Variabel Pola-pola
4 U. Maman Kh. Program Pascasarjana/S3Institut Pertanian Bogor. Diakses tanggal 5 April 2007
200
LITERASI INFORMASIDesain Pasti/baku Berubah-ubah
Instrumen Penelitian Kertas, pinsil atau alat fisik lain
Peneliti
Penetapan waktu peng- umpulan dan analisis data
Sebelum penelitian Selama dan sesudah penelitian
Sumber : Moleong, 1998: 16
Perbedaan yang dipertentangkan
Penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif yang sering menjadi patokan seseorang dalam melihat fenomena tertentu menjadi suatu sumber perpecahan di kalangan intelektual dimana metode yang seharusnya menjadi suatu alat untuk suatu penelitian yang dapat melihat permasalahan dengan jernih dan berusaha mendapatkan sesuatu yang berada dalam pengamatan yang menjadi kebenaran dari permasahan tersebut.
Penelitian kualitatif, karena menekankan pada keaslian, tidak bertolak dari teori secara deduktif melainkan berangkat dari fakta sebagaimana adanya. Rangkaian fakta yang dikumpulkan, dikelompokkan, ditafsirkan, dan disajikan dapat menghasilkan teori.
Karena itu, penelitian kualitatif tidak bertolak dari teori, tetapi menghasilkan teori, yang disebut grounded theory (teori dari dasar). Sebaliknya penelitian kuantitatif sering bertolak dari teori, sehingga bersifat reduksionis dan verifikatif, yakni hanya membuktikan teori (menerima atau menolak teori), paradigma ilmiah-positivisme melahirkan berbagai bentuk percobaan, perlakuan, pengukuran dan uji-uji statistik.
Perbedaan paradigma penelitian kualitatif dan kuantitatif secara lebih rinci disajikan dalam tabel dibawah.
Paradigma alamiah disebut penelitian kualitatif, karena penelitian ini menggunakan teknik kualitatif, yakni pengungkapan realitas tanpa melakukan pengukuran yang baku dan pasti. Peneliti berusaha menggambarkan fenomena sosial secara holistik tanpa perlakuan manipulatif. Keaslian dan kepastian merupakan faktor yang sangat ditekankan. Karena itu, kriteria kualitas lebih ditekankan pada relevansi, yakni signifikasi dan kepekaan individu terhadap lingkungan sebagaimana adanya.
201
LITERASI INFORMASI
Sebaliknya paradigma ilmiah lebih ditekankan pada validitas internal dan eksternal, reliabilitas instrumen dan obyektivitas yang bersifat kuantitatif.
Paradigma Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif GAMBARAN
TENTANG
PARADIGMA
Ilmiah Alamiah
Teknik Yang Digunakan Kualitatif Kuantitatif
Kriteria Kualitas “Rigor” Relevansi
Sumber Teori A priori Grounded
Persoalan Kausalitas Apakah X menyebab- kan Y?
Apakah X menyebabkan Y dalam latar alamiah Tipe pengetahuan yang
digunakan
Proposisional Proposisional yang diketahui bersama
Pendirian Reduksionis Ekspansionis
Maksud Penelitian Verifikasi Ekspansionis
Sumber: Moleong, 1998: 16
Pada tabel di atas terlihat bahwa penelitian kuantitatif bertujuan mengetahui hubungan sebab-akibat. Hal ini mengakibatkan jenis penelitian ini harus berangkat dari teori yang diterjemahkan ke dalam proposisi (pernyataan yang dapat diuji kebenarannya), kemudian diturunkan menjadi hipotesis yang dilakukan pengujian berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan. Karena itu, peneliti kuantitatif berpendirian reduksionis, yakni hanya mencari fokus kecil di antara berbagai fenomena sosial yang sesuai dengan teori yang hendak dibuktikannya. Sebaliknya penelitian kualitatif, ia mengembangkan perspektif yang akan digunakan untuk memahami dan menggambarkan realitas. Karena itu, peneliti kualitatif berpendirian ekspansionis, tidak reduksionis. Ia tidak menggunakan proposisi yang berangkat dari teori melainkan
202
LITERASI INFORMASImenggunakan pengetahuan umum yang sudah diketahui serta tidak mungkin dinyatakan dalam bentuk proposisi dan hipotesis. Karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak terdapat hipotesis tentatif yang hendak diuji berdasarkan data lapangan.
Pendekatan subyektif dan pendekatan obyektif
Perdebatan yang tidak akan terselesaikan ini akan menghadapi kendala apabila peneliti dari kedua golongan tersebut menyepakati keunggulan masing-masing.
Sehingga perang antara kedua pendekatan ini bisa saling mengisi dalam melihat dan menggambarkan sesuatu permasalahan yang terjadi di masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh Gerbner dalam Deddy (2001) bahwa kaum objektivitas dan kaum subyektivitas sebenarnya saling membutuhkan untuk memenuhi janji yang tidak dapat dipenuhi oleh salah satu pendekatan.
Penulis melihat bahwa perdebatan ini merupakan suatu wacana untuk memperkaya khazanah keilmuan yang dimiliki oleh setiap peneliti namun metode adalah sustu alat yang digunakan dalam mengamati masalah yang lebih mendalam sehingga kita semua dapat memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan dan tema penelitian yang akan di ambil. Apabila ada pepatah “don’t change the rule in the middle of the game”
pepatah tersebut tergantung dari perspektif mana kita melihat, objektif atau subjektif sehingga kita juga dapat mengamati suatu permasalahan lebih mendalam tanpa ada prasangka.
BIBLIOGRAPHY
Chedar, Alwasilah. 2003. Pokoknya Kualitatif: Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Pustaka Jaya:Bandung
Deddy, Mulyana. 2001.Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya. PT Rosdakarya:Bandung
Gorman, G and Peter Clayton. 1997. Qualitative Reseach for Information Professional:
A Practical Handbook. Library Association Publishing:London
203
LITERASI INFORMASI
Noeng, Muhadjir.1992. Metodologi Penelitian Kualitatif: Telaah Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik, Realisme Metafisik. Rakesarasin:Yogyakarta
Soekidjo Notoatmodjo.2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta:Jakarta