• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokakarya Penyusunan Rencana Kontinjensi (Renkon) Rumah Sakit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Lokakarya Penyusunan Rencana Kontinjensi (Renkon) Rumah Sakit"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PARTISIPAN MANAJEMEN AREA HPCRED BIMA

Imran Syafruddin, S.PdI (Manager Area HPCRED Bima) Afrin, Amd. Farm (Staf Area HPCRED Bima)

MANAJEMEN HPCRED NASIONAL Aulia Taaruf i (Staf Media HPCRED)

TECHNICAL BOARD

Dadang Samsurizal (BPBD Provinsi DIY)

FASILITATOR

dr. Aurick Yudha Nagara (Fasilitator Rumah Sakit Aman Bencana) Latif Widodo, S.Kep Ns (Fasilitator Rumah Sakit Aman Bencana) dr. Muhammad Aliansyah (Fasilitator Rumah Sakit Aman Bencana) Abdul Muis, S.Kep. Ners (Fasilitator Rumah Sakit Aman Bencana)

TIM REKAM PROSES MEDIS Hermansyah (Admin Pelatihan) Eka Sukmawati (Proceeding) Supriatin (Notulen)

Lokakarya Penyusunan

Rencana Kontinjensi (Renkon) Rumah Sakit

Bima, 19 Juli 2017

(2)

PENDAHULUAN

Hospital Preparedness and Community Readiness for Emergency and Disaster (HPCRED) atau Program Kesiapsiagaan Rumah Sakit dan Kesiapan Masyarakat untuk Kedaruratan dan Bencana bertujuan untuk memperkuat rumah sakit Muhammadiyah / Aisyiyah dan masyarakat di sekitar rumah sakit untuk mempersiapkan situasi darurat dan bencana. Program ini merupakan kerjasama Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB)/ Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat (PP) Muhammmadiyah bersama dengan Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia. Adapun program HPCRED saat ini merupakan HPCRED#2 dengan sasaran program di area Bima - Nusa Tenggara Barat, melalui RS PKU Muhammadiyah Bima.

Rencana Kontinjensi adalah suatu proses perencanaan ke depan terhadap keadaan yang tidak menentu untuk mencegah, atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis dengan menyepakati skenario dan tujuan, menetapkan tindakan teknis dan manejerial, serta tanggapan dan pengerahan yang telah disetujui bersama.1 Perencanaan Kontinjensi memang sangat diperlukan sebagai langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana/ kedaruratan, termasuk kesiapsiagaan masyarakat. Dengan upaya peningkatan kewaspadaan melalui perencanaan kontinjensi, kita dapat mengurangi ketidak-pastian melalui pengembangan skenario dan asumsi-asumsi proyeksi kebutuhan untuk tanggap darurat.2

1) Perka BNPB No.24 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Operasi Darurat Bencana

2) Paparan pengantar Perencanaan Kontinjensi Pelatihan Rumah Sakit Aman Bencana

TUJUAN

Memperkuat perencanaan penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana bagi rumah sakit.

KELUARAN

Rancangan Dokumen Rencana Kontinjensi Rumah Sakit RS PKU Muhammadiyah Bima.

WAKTU DAN TEMPAT

Hari, tanggal : Rabu, 19 Juli 2017 Pukul : *08.00 - 16.00 WITA

Tempat : Gedung Serba Guna (GSG) Muhammadiyah Bima (Depan RS PKU Muhammadiyah Bima)

Jl. Gajah Mada, Mpunda, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat.

(3)

PESERTA

No. Nama Jabatan

1. Iksan BPBD Kota Bima

2. Abdul Haris Dinas Kesehatan Kota Bima

3. Hendra LPB/MDMC Kota Bima

4. Sukrin HT LPB/MDMC Kota Bima

5. Syafiyuddin Thayeb MPKU PDM Kota Bima

6. Rahmat Gunawan Sekretaris KBRS

7. Abdussahid IAIM Muhammadiyah Bima

8. Racharto MP PLN Kota Bima

9. R. Chandra Komala ORARI Kota Bima

10. Yudhi RAPI Kota Bima

11. Dwi Handra Wahyudi RS STIKES Mataram

12. Mohammad Syahrani Badan SAR Bima

13. Habibi PMI Kota Bima

14. Mahyudi TSBK Monggonao

15. Johan Wahyudin TSBK Nae

16. Ibrahim Kodim Kota Bima

17. Saddamsah Ponpes Al Ikhlas Muhammadiyah

18. Puteri Permata Sari BMKG Bima

19. Nurmadinah, S.Kep Tim Deploy

20. Muchrul Anggrenia M Tim Deploy

AGENDA TENTATIVE

No. Waktu Alokasi Kegiatan PIC

1. 07.30 - 08.00 30 menit Re-Registrasi Panitia

2. 08.00 - 08.30 30 menit

Pembukaan

1. Sambutan Direktur Rumah Sakit 2. Sambutan Dinas Kesehatan Kota Bima 3. Sambutan BPBD Kota Bima

(sekaligus membuka acara)

Manager Area

3. 08.30 - 08.45 15 menit Pengantar Kegiatan Manager

Area

4. 08.45 - 09.15 30 menit Sesi 1:

Pengantar Rencana Kontinjensi Rumah Sakit Fasilitator

5. 09.15 - 09.45 15 menit Coffee Break Panitia

6. 09.45 - 10.30 45 menit Sesi 2:

Proses perencanaan kontijensi Fasilitator

(4)

No. Waktu Alokasi Kegiatan PIC

7. 10.30 - 11.15 45 menit

Sesi 3:

Menganalisis risiko bencana berdasarkan ancaman bahaya, kerentanan dan kesenjangan kemampuan tanggap darurat.

Fasilitator

8. 11.15 - 12.00 45 menit Sesi 4:

Menyusun sekenario dan dampak kejadian bencana. Fasilitator

9. 12.00 - 13.00 60 menit Istirahat Panitia

10. 13.00 - 13.45 45 menit

Sesi 5:

Menyusun kerangka kerja, tujuan, sasaran dan strategi tanggap darurat

Fasilitator

11. 13.45 - 14.00 15 menit Coffee Break Panitia

12. 14.00 - 14.45 45 menit

Sesi 6

Menyusun perencanaan sektoral berdasarkan analisis kesenjangan lintas sektor, rencana mobilisasi sumberdaya

Fasilitator

13. 14.45 - 15.30 45 menit Sesi 7

Menyusun rencana tindak lanjut. Fasilitator

14. 15.30 - 16.00 30 menit Istirahat Panitia

15. 16.00 - 16.30 30 menit Penutupan Manager

Area

16. 16.30 - ~ ~ Post-Registrasi Panitia

(5)

LOKAKARYA PENYUSUNAN RENCANA KONTIJENSI (RENKON) RUMAH SAKIT

PEMBUKAAN

Acara dibuka dengan ucapan basmallah yang dipandu oleh saudara Afrin selaku Staff Manager Area HPCRED Bima dan kemudian peserta diminta untuk berdiri dan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Tangguh.

SAMBUTAN

Dr. H. Tajuddin (Wadir Medis)

Beliau menyampaikan permohonan maaf sebagai perwakilan direktur karna beliau tidak bisa hadir pada lokakarya ini karna ada kesibukan melayani pasien di rumah sakit. Kemudian beliau mengawali sambutannya dengan kisah bencana banjir di bulan Desember di RS PKU Muhammadiyah Bima.

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima pada pelatihan kemarin telah membentuk Komite Kesehatan Bencana (KKB) yang fokusnya tidak hanya menghadapi bencana di dalam rumah sakit tetapi juga di luar rumah sakit. Dan pada kesempatan ini semua instansi yang terkait juga mempunyai peran dalam menghadapi bencana, dengan merencanakan untuk mempersiapkan bencana yang tidak dapat diprediksi kedatangannya, sehinggga ini merupakan tugas kita bersama bukan hanya tugas pemerintah Kota Bima.

Iksan (BPBD Kota Bima)

Sebuah penghargaan tinggi bagi para instansi yang sangat mendukung kegiatan kesiapsiagaan bencana.

Dalam mempersiapkan Kota Bima yang tangguh bencana beliau menjelaskan bahwa dari BPBD sudah membentuk tim siaga bencana di 20 kelurahan Kota Bima dan ada lima kelurahan yang akan dipersiapkan untuk kelurahan tangguh adalah Kelurahan Mande, Sadia dan Monggonao, Lelamase dan Santi. Karna bencana tidak dapat diprediksi kedatangannya sehingga dengan adanya tim siaga bencana semoga dapat membantu masyarakat pada awal bencana sehingga dapat mengurangi resiko bencana yang datangnya tiba-tiba.

Beliau berharap dengan adanya pertemuan ini para instansi yang terkait dapat berkontribusi sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing dan berkomiten untuk membantu RS PKU Muhammadiyah untuk mempersiapkan rumah sakit yang aman dan tangguh bencana baik dari sebelum bencana, saat bencana dan setelah bencana.

Abdul Haris (Dikes Kota Bima)

Beliau mengatakan bahwa bencana adalah suatu peristiwa yang mengancam dan menggangu kehidupan masyaraat. Faktor karna alam dan ulah manusia yang serakah pada lingkungan juga konflik

(6)

yang terjadi di masyarakat. Dampak yang mengakibatkan kerusakan tatanan masyarakat, infrastruktur dan sosial ekoniomi di masyarakat. Dalam istilah kesehatan sering disebut dengan trauma yang jika tidak cepat ditangani akan menyebabkan gangguan psikis pada manusia.

Kegiatan yang sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Bima dalam menghadapi kesiapsiagaan bencana adalah Tanggap darurat yang dilakukan oleh DIKES adalah program tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi kembali semua yang ada dan sudah melakukan berbagai hal dalam melakukan penanganan mengeliminasi munculnya wabah penyakit pasca bencana seperti menerima obat sumbangan, menghentikan obat yang tidak sesuai dan menyalurkan obat disetiap daerah yang membutuhkan. Juga program trauma healing di sekolah pada siswa dengan menghibur dan memberi motivasi kepada anak- anak pasca bencana.

Sebuah rangkuman yang harus kita hadapi kedepannya mengingat kepanikan waktu yang lalu saat terjadi bencana, sehingga diperlukan kematangan ilmu untuk mengahadapi bencana. Sehingga kebijakan dalam manajemen bencana pada saat sebelum bencana, saat bencana dan setelah bencana dapat disiapkan dengan baik dalam menghadapi bencana kedepannya

PENGANTAR (Latif Widodo)

Mengawali dengan memperkenalkan diri dan tim fasilitator yang akan mendampingi peserta selama pelatihan . kemudian beliau menjelaskan sedikit gambaran bahwa kegiata ini akan berlangsung hingga sore hari, dan kegiatan ini merupakan kegiatan yang melibatkan banyak instansi yang terkait berkaitan dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

Sesi selanjutnya dengan dipandu oleh Manager Area HPCRED Bima adalah pemutaran video tentang bencana banjir yang terjadi pada desember yang lalu di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima. Setelah itu beliau menceritakan kembali proses kejadian yang dialami oleh RS PKU muhammadiyah pada saat bencana Bnajir.

Pengantar Rencana Kontinjensi Rumah Sakit (Latif Widodo dan Manager Area HPCRED Bima) Dalam rencana kontijensi tidak hanya dari RS PKU Muhammadiyah melakukan kesiapan dalam menyiapkan rumah sakit aman bencana, tetapi juga melibatkan semua institusi dari dinas terkait juga dari masyarakat sekitar lingkar rumah sakit

Setelah itu Pak Imran Syafruddin memutar video tentang kejadian bencana banjir yang terjadi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima.

(7)

Kemudian beliau mengatakan bahwa untuk pertemuan rencana kontijensi (renkon) rumah sakit berdasarkan pertemuan stake holder waktu yang lalu dipilih banjir, dengan menyamakan persepsi untuk mempersiapkan bencana yang terjadi karna kemungkinan akan ada banjir kembali berkaitan dengan kerusakan lingkungan di Kota dan Kabupaten Bima

Program Rumah Sakit Dan Komunitas Aman Bencana (dr. Muhammad Aliansyah)

Beliau mengaingatkan kembali tentang pertemuan stake holder pada pertemuan sebelumnya yang membahas peran yang dilakukan dalam kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Yang hasilnya akan dituangkan dalan rencana kontijensi (renkon).

Program rumah sakit aman bencana yang telah dilakukan:

RSAB memiliki 3 dimensi yaitu:

1. rumah sakit harus tangguh dalam menghadapi bencana yang datang sehingga ketika terdampak tetap melakukan aktivitas seperti biasa,

2. Sistem kesehatan aman bencana,

3. Manajemen resiko bencana yang melibatkan intansi terkait, masyarakat, ormas dll dalam program kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Program yang sudah dilaksanakan oleh HPCRED

- Program Inisiasi yang berupa pelatihan materi, pelatihan tekhnik fasilitasi yang akhirnya melahirkan fasilitator nasional RSAB

- Kegiatan Medis dan Masyarakat Kegiatan Medis:

a. Pelatihan Rencana Penanggulangan Bencana Rumah Sakit (RPBRS) menghasilkan Manajemen Rumah Sakit yang terlatih RPBRS

b. Lokakarya Penyusunan Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Rumah Sakit (RPBRS) menghasilkan Dokumen RPBRS

c. Lokakarya Penyusunan Dokumen Rencana Penanggulangan Kedaruratan Bencana Rumah Sakit (RPKBRS) menghasilkan Dokumen RPKBRS

d. Pelatihan Koordinator Operasi Medis Darurat (KOMD) menghasilkan Manajemen Rumah Sakit yang terlatih KOMD

Kegiatan Masyarakat (mastana):

a. Lokakarya Kajian Risiko Bencana menghasilkan Matriks Kajian Risiko Di Lingkar Rumah Sakit b. Lokakarya Pembuatan Peta Risiko Bencana menghasilkan peta ancaman, kerentanan, kapasitas dan

risiko bencana

c. Lokakarya Pembentukan & Penyusunan AD-ART Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) menghasilkan struktur organisasi, SK Lurah dan program kerja

(8)

d. Pelatihan PPGD dan BHD untuk Mastana menghasilkan masyarakat yang terlatih PPGD dan BHD e. Lokakarya Penyusunan Dokumen Pengurangan Risiko Bencana Komunitas (PRBK) dan Rencana

Aksi Komunitas (RAK) yang menghasilkan Dokumen RPBK dan RAK

f. Menyusun Laporan menghasilkan buku laporan pendahuluan dan buku laporan antara

Setelah penyusunan renkon ini akan ada TTX untuk menguji apakah aplikatif untuk penanggulangan pada saat bencana dengan skenario yang telah disusun kemudian ada drill skill di bulan oktober pada internal rumah sakit dan masyarakat pada saat terjadi bencana kemudian bulan desember ada gladi posko di ruangan dan gladi lapangan dengan simulasi pada akhir desember yang melibatkan seluruh stake holder yang ada, masyarakat dan seluruh unsur rumah sakit.

Beliau menjelaskan bahwa Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima merupakan rumah sakit yang paling parah terkena dampak banjir pada waktu yang lalu padahal rumah sakit ini fungsi pelayanannya paling penting, karna RS yang ada di Kota Bima baru ada tiga yaitu RSUD Bima, RS Stikes Mataram dan dr.

Agung. Sehingga ketika rumah sakit ini kolaps maka cukup banyak pasien yang tidak tertangani sehingga rencana RSAB harus diupayakan agar tetap melayani pasien walau dalam keadaan bencana

RENCANA KONTIJENSI (RENKON) Oleh Latif Widodo

Dalam renkon kita seperti sedang merencanakan sesuatu yang akan terjadi seperti pra bencana, saat bencana maupun pada saat setelah bencana.

Ketika ada bencana maka alarm Peringatan dini mulai diaktifkan makan renkon yang disepakati sudah mulai dilakukan. Terkait dengan lokasi evakuasi harus ditentukan terlebih dahulu siapa saja yang mengevakuasi dsb.

(9)

Rencana Kontijensi adaalah suatu rencana keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi namun tidak selalu terjadi. Yang merupakan skenario yang telah disepakati bersama sesuai dengan kapaistas dan kompetesni yang dimiliki untuk mencegah situasi darurat saat krisis, jika keadaan yang diperkirakan itu tidak terjadi maka rencana kontijensi ini tidak akan diaktiffkan.

Renkon hanya hanya akan diaktifkan untuk ancaman bencana tunggal, jika ada bencana lain selain banjir maka renkon ini tidak dapat diaplikasikan dan harus disusun renkon berkaitan dengan bencana tersebut dengan proses penyusunan yang sama

Proses Perencanaan Kontijensi (dr. Muhammad Aliansyah)

DAFTAR ISI RENCANA KONTIJENSI

BAB 1 – PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kontinjensi 1.2. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

1.2.1. Letak Rumah Sakit (Geografis, Geologis – Administratif) 1.2.2. Pelayanan Rawat Jalan

1.2.3. Pelayanan Rawat Darurat (IGD) 1.2.4. Pelayanan Rawat Inap

1.2.5. Pelayanan Penunjang Medis 1.2.6. Pelayanan Non-Medis

BAB II - PENILAIAN BAHAYA, PENENTUAN KEJADIAN, DAN PENGEMBANGAN SKENARIO KEJADIAN 2.1. PENILAIAN BAHAYA

2.2. PENENTUAN KEJADIAN

2.3. PENGEMBANGAN SKENARIO KEJADIAN

BAB III - PENGEMBANGAN SKENARIO DAMPAK

3.1. Aspek Penghuni RS (Pasien, Penunggu, Karyawan) 3.2. Aspek Sarana dan Prasarana RS

3.3. Aspek Sosial Ekonomi RS 3.4. Aspek Lingkungan RS

BAB IV - PENETAPAN TUJUAN DAN STRATEGI TANGGAP DARURAT 4.1. TUJUAN

4.2. KEBIJAKAN

(10)

4.2.1. Umum

4.2.2. Peringatan Dini

4.2.3. Evakuasi Penghuni dan Aset RS

4.3. STRATEGI

4.3.1. Strategi Khusus Terkait Penanganan Warga RS Terdampak 4.3.2. Strategi Khusus Terkait Tempat Evakuasi Warga RS Terdampak

4.4. PENGAKTIVASIAN RENCANA KONTINJENSI DAN RENCANA OPERASI

BAB V - PERENCANAAN BIDANG KERJA 5.1. STRUKTUR TANGGAP DARURAT 5.2. BIDANG EVAKUASI

5.3. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN DARURAT 5.4. BIDANG MAKANAN DAN GIZI

5.5. BIDANG PENGELOLAAN HUNIAN

5.6. BIDANG PEMULIHAN/PERBAIKAN SARPRAS 5.7. BIDANG AIR DAN SANITASI

BAB VI - RENCANA TINDAK LANJUT

6.1. SOP OPERASI TANGGAP DARURAT

6.2. PELAKSANAAN LATIHAN KESIAPSIAGAAN (GELADI) 6.3. SOSIALISASI DAN RAPAT KOORDINASI

6.4. PROSES LEGALISASI

6.5. OPERASIONALISASI DAN KAJI ULANG 6.7. PENINGKATAN KESADARAN

6.8. PENGAKHIRAN RENCANA KONTINJENSI

BAB VII - PENUTUP

Penyusunan:

BAB 1 – PENDAHULUAN

Table 1- Letak dan Batas Rumah Sakit

Letak Geografis Kelurahan Monggonao

Letak Administratif

Sebelah Timur : Kelurahan Monggonao Sebelah Barat: Kelurahan Pane

Sebelah Utara: Kelurahan Nae

Sebelah Selatan: Kelurahan Monggonao

Letak Geologis

(11)

Table 2 – Pelayanan Rawat Jalan

NO Jenis Pelayanan

Saranan &

Prasarana

Jumlah SDM

Dokter

Perawat/Bidan Lainya

Rawat jalan Gigi dan

umum

Rawat inap USG

Mata 1 Gigi 1 Umum 2 IPD 1 Bedah 1 Radiologi

Laboratorium Fisioterapi

Bedah Tindakan

bedah

IGD 5 TT, 1 TT

Isolasi Table 3- Pelayanan Gawat Darurat

NO Bed / TT Saranan

Prasarana

Jumlah SDM

Dokter Perawat/Bidan Lainya

5 TT non isolasi 3 tetap 12 perawat

1 TT isolasi 6 tidak tetap

Ruangan Bersalin Biasanya dari

UGD namun ada 2 dokter spesialis kanduangan (tidak tetap)

10 Bidan

Table 4-Pelayanan Rawat Inap

NO Nama Bangsal Jumlah TT

Sarana & Prasarana Jumlah SDM

Dokter Perawat/Bidan Lainya Ranap Bawah 76 TT

(12)

Table 5-Pelayanan Penunjang Medis

NO Jenis Pelayanan Fasilitas Sarana &

Prasarana

SDM (Profesi &

Jumlah)

Laboratorium 6 orang analis

Radiologi 3 orang

Rehab medik 1 orang

Table 6-Pelayanan Non-Medis

NO Jenis Pelayanan Fasilitas Sarana &

Prasarana

SDM (Profesi &

Jumlah)

Obat / farmasi 1 gudang, 1

apotek

2 apoteker, 4 Asisten apoteker

Rekam medik 6 orang

gizi 2 ahli gizi dan 3

orang pramusaji

Ruang Operasi 1 kamar operasi

1 Alat operasi

2 perawat, 2 asisten BAB II - PENILAIAN BAHAYA, PENENTUAN KEJADIAN, DAN

PENGEMBANGAN SKENARIO KEJADIAN Table 7-Sejarah Bencana

Tahun Dampak Pada Rumah Sakit Sumber Ancaman

Tahun 2010 Pusat gempa di Dompu,

menyebabkan TV rusak, tembok retak di ruang perawatan kelas III, kaca mushalla pecah

Gempa

Tahun 2015 Kebakaran mobil di parkiran depan laboratorium

Kebakaran

21 Desember 2016 jam 14.00

Banjir bandang kiriman dari kab. Bima (kec.wawo) kerusakan struktur dan infrastruktur di lantai 1

Banjir Bandang

(13)

23 desember 2016 jam 12.00

Banjir bandang , kerusakan struktur dan infrastruktur di lantai 1, sistem pelayanan terganggu.

Banjir Susulan

24 desember 2016 jam 07.30

Pusat gempa terletak di Sumba Barat dengan kekuatan 6,4 SR, menimbulkan sebagian tembok mengalami keretakkan

Gempa

Table 8-Pengembangan Skenario Kejadian

Waktu Kejadian Bencana Desember

Sumber Ancaman Banjir bandang

Durasi kejadian Bencana 14 jam

Intensitas Bencana

100 mm 5 titik pantau, Pasang laut

Gangguan siklonik di bima

Unit Pelayanan Terdampak IGD, rawat inap, OK, semua lantai dasar,

Potensi Bencana Ikutan Listrik mati

Gizi mati Air bersih

Limbah medis meski tercemar, tapi tidak ada wabah

8 pasien pasca operasi Catatan:

Untuk durasi kejadian tiap daerah berbeda-beda sehingga intensitas surutnya juga tidak sama.namun untuk penentuan langkah selanjutnya tergantung durasi naik hingga surutnya banjir.

Mengenai intensitas, menurut BMKG Bima memang Intensitas curah hujan tergolong ekstrim pada bulan desember 2016 yang lalu sehingga mengakibatkan banjir bandang yaitu hujan diatas 100 mm/hari.

Unit yang terdampak semua dilantai dasar kecuali di lantai atas. Semua ruangan termaksud alat kesehatan terkena dampak termaksud ruangan IGD

Pak Aurick: Dari 76 tempat tidur, jika semua ruangan penuh apakah bisa tetap bisa mengatasi pasien jika bencana banjir terulang kembali?

Tanggapan: menurut Mas Memet kemungkinan itu tidak mudah karna kapasitas cadangan di ruangan atas hanya dibeberapa titik. Sehingga tidak dapat diungsikan di dalam rumah sakit tetapi dievakuasi di luar rumah sakit.

Pak Aurick: limbah alat kesehatan terbawa banjir, apakah ada wabah penyakit yang diakibatkan dari banjir saat itu?

Dari BMKG mengatakan bahwa tidak ada wabah penyakit pasca bencana, namun untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan sudah dilakukan penyemprotan setelah terjadinya bencana.

(14)

Dan menurut ORARI semua informasi dari setiap posko pelayanan yang beliau dapatkan tidak adanya wabah akibat dari bencana, namun hanya ada penyebab seperti luka akibat banjir yang lebih banyak dialami masyarakat.

Demikian juga dari RS STIKES Mataram tidak mendapatkan pasien yang infeksi akibat wabah banjir, namun yang banyak luka karna tidak memakai alas kaki pada saat membersihkan rumah

Table 9 – Unit Pelayanan Terdampak

Unit Pelayanan Jumlah Penghuni RS Aset Rumah Sakit

Pasien Penunggu Karyawan

Semua yang dilantai dasar

Maksimal penunggu rumah sakit ada 2 orang jadi sekitar setiap ruangan lebih kurang 150 lebih orang penunggu yang akan menempati daerah yang aman

evakuasi (jika ruangan full)

Semua unit.

Aset RS yang paling banyak hilang pada banjir ke dua karna saat awal banjir semua dikeluarkan untuk dibersihkan

Table 10-Asumsi Dampak Pada Penghuni Rumah Sakit

Unit Pelayanan

Meninggal Luka Berat Luka Ringan Tanpa Perawatan

Pindah

Penunggu 150 - - - - -

Karyawan 14 - - - - -

Penunjang 5 - - - - -

Apotek 2 - - - - -

Driver 1 - - - - -

Pada saat itu ada yang meninggal tetapi pada pasien yang berada di lantai dua dan kemudian dibawa pulang oleh keluarganya.

(15)

Table 11- Asumsi Dampak Pada Aspek Aset Rumah Sakit (Sarana, Prasarana, Dokumen dll)

NO Jenis Kerusakan Lokasi Tingkat Kerusakan Lama Gangguan Fungsi layanan (Hari) Ringan Berat

Rekam medis Berat

Mesin anestesi berat

IGD 5 hari

Rawat inap Tersisa tetap jalan

Ruangan Oka 2 Bulan

Ruangan bersalin 2 Bulan

Laboratorium 1 Bulan

Untuk rekam medis akan ada data cadangan yang disimpan dalam bentuk soft copy yang disimpan di rumah sakit dan luar rumah sakit ditempat yang aman karena untuk RS rekam medis paling cepat dimusnakan setelah lima tahun

Untuk hard copy belum ada tempat penyimpanan yang aman untuk menyimannya dengan aman.

Lama gangguan pada ranap inap di bawah dibutuhkan sekitar sebulan untuk kembali normal karna semua bed yang terendam banjir.

Pak Aurick: Apakah ada kelonjakkan pasien pada saat banjir di STIKES Mataram?

Rumah sakit Stikes Mataram pada saat itu tidak masuk kebanjiran hanya di halaman rumah sakit saja, jadi untuk pelayanan tetap berjalan normal seperti biasa. Pada saat banjir pernah menerima pasien rujukan dari Puskesmas Paruga dan Puskesmas Asakota. Untuk SDM yang tidak terkenan dampak banjir tetap stand bye di rumah sakit jadi tetap dapat melayani pasien seperti biasa karna kelonjakkan pasien tidak terlalu tinggi. Hanya akses keluar yang terganggu karna semua wilayah terendam banjir. Kapasitas tempat tidur di rumah sakit hanya ada 36 bed dengan rasio per hari menerima pasien 10 hari.

Table 12- Asumsi Dampak Pada Aspek Sosial Ekonomi

No Jenis Kerusakan Lokasi Nilai Ekonomi

Warung makan Sekitar RS 1 bulan

Toko Sekitar RS 1 bulan

Asumsi Dampak Pada Aspek Lingkungan

Tanggapan mengenai listrik yang mati saat banjir bandang:

Dari pihak PLN menjelaskan bahwa kantor mereka juga terkena dampak dari banjir, dan karna kejadiannya melibatkan hampir seluruh kota Bima maka untuk mengantisipasi adanya korban sehingga dari PLN melakukan pemadaman listrik sampai proses perbaikan selesai. Untuk mengantisipasi listrik yang mati, disarankan untuk memiliki genset di ruangan atas pada lantai dua di rumah sakit. PLN juga melakukan pembagian genset diberbagai tempat pada saat bencana dan ada juga genset yang dapat dari kiriman dari luar. Jika ada bencana lagi, pihak PLN akan berusaha untuk tetap melakukan pembagian genset seperti saat yang lalu.

(16)

BAB IV - PENETAPAN TUJUAN DAN STRATEGI TANGGAP DARURAT Table 14- Asal dan Tempat Tujuan Evakuasi

Asal Unit Lokasi evakuasi & Penampungan

IGD 6 TT RS Stikes (20) , RS dr Agung dan RSUD (didatangi tersendiri), Dengan…..

Ranap post operasi 8 TT Operasi 1

Keluarga pasien GSG

Pasien poli klinik GSG

Catatan:

Dimana tempat evakuasi??

Pasien di lantai 1 semuanya akan dievakuasi, Pasien IGD akan dievakuasi ke lantai dua atau dirujuk ke rumah sakit STIKES Mataram, RS Agung atau RSUD. Pasien yang diatas atau pasca operasi atau yang kondisinya digawat juga perlu dirujuk atau dievakuasi. Gedung GSG dapat menjadi alternatif untuk tempat evakuasi jika ruangan lantai 2 tidak mencukupi.

Untuk alkes dan obat dievakusi ke lantai 2

ORARI= Membutuhkan denah RS PKU Muhammadiyah untuk jalur evakuasi korban, apakah lantai dua cukup untuk evakuasi peralatan dan pasien dan keluarga korban? Dibutuhkan jalur arah untuk sampai ke daerah evakuasi. Jika akses tertutup bagaimana mengevakuasi apalagi dengan pasien yang banyak?

Tanggapan: saat terjadi bencana waktu yang lalu memang masih bingung sehingga semuanya dibawa ke atas dan semua alkes dibawa ke aula rumah sakit, setelah pelatihan ini memiliki referensi tempat yang tepat untuk jalur evakuasi. Dan pasien, sebagiannya dievakuasi dan untuk yang rawat jalan dipulangkan sedangkan yang kondisinya parah dirujuk di rumah sakit lain.

Jika pasien membutuhkna pertolongan segera sedang kondisinya semua akses terputus dan masih dalam keadaan banjir dan deras, bagaimana tindakannya?

Tanggapan dari tim SAR: untuk alat evakuasi menggunakan tandu untuk korban, sedaang untuk pasien kritis perlu dibawah perintah dokter yang bertanggung jawab. Jika untuk perahu karet, saat melakukan evakuasi pada air yang deras, pasti perlu pertimbangan untuk menghindari korban selanjutnya.

Apakah SDM RS PKU memadai atau mampu untuk mengevakuasi korban?

Tanggapan: seluruh pihak RS saling membantu untuk mengevakuasi korban, termaksud dari masyarakat lingkar rumah sakit turut membantu

BPBD bertugas menginformasikan situasi bencana untuk melakukan langkah evaluasi apa tidak.

(17)

ORARI: Untuk masalah radio komunikasi merupakan frekuensi yang luas, jika belum mendapatkan ijin maka hanya menjadi pihak pendengar tidak boleh menjadi subyek informan jika melanggar maka akan ada sanksi hukum yang didapatkan. Hanya pada saat tanggap darurat boleh melakukan komunikasi frekuensi, tetapi dalam keseharian tidak diijinkan hanya mendengarkan saja kecuali yang sudah memiliki ijin atau terdaftar

Table 15-Strategi RS

Dalam hal menyediakan logistik rumah sakit bekerja sama dengan MDMC atau dengan tim siaga bencana di setiap kelurahan. Jika dibutuhkan, BPBD akan membantu dan menginformasikannya dengan TSBK kelurahan di Kota Bima.

MDMC Kab. Bima: respon dari masyarakat Kota dan Kabupaten Bima setelah bencana sudah memiliki kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana

BAB V - PERENCANAAN BIDANG KERJA

Perencanaan Bidang kerja

Setiap kebutuhan apapun diinformasikan kepada BPBD sehingga pihak BPBD akan mencari jalan untuk menutupi kekurangan yang ada dengan terus mengomando dan berkoordinasi dengan instansi yang terkait.

Perencanaan Bidang Kerja Evakuasi

Waktu untuk mengevakuasi membutuhkan waktu dengan batas maximal ½ jam. Namun tetap ada saling mengirformasikan keadaan di rumah sakit dengan terus berkoordinasi dengan pihak terkait.

Perencanaan Bidang kerja Pelayanan Kesehatan Darurat

Pasien darurat dievakuasi ke rumah sakit yang tidak terdampak dengan berkoordinasi dengan rumah sakit RS Agung, STIKES Mataram dan RSUD

Perencanaan Bidang Kerja Makanan dan Gizi

Di rumah sakit tidak hanya pasien tetapi juga ada masyarakat yang ikut mengungsi di rumah sakit dan di gedung GSG Muhammadiyah sehingga membutuhkan logistik makanan dan minuman.

Rumah sakit dalam menyiapkan logistik dibantu oleh MDMC dan ortom Muhammadiyah dengan membuka posko dapur sehingga untuk kebutuhan logistik dapat terpenuhi.

Perencaanaan Bidang kerja Pemulihan dan perbaikan sarpras

Dalam pemulihan dan perbaikan sarana prasarana, seperti antisipasi listrik yang mati makan rumah sakit untuk mempersiapkan instalalsi sendiri atau menyiapkan genset yang aman untuk disimpan di lantai 2.

Perencanaan Bidang Kerja Air dan Sanittasi

Pihak BPBD yang akan berkoordinasi dengan pihak terkait berkaitan dengan air dan sanitasi

(18)

BAB VI - RENCANA TINDAK LANJUT

Ketika hujan sebagai pengomando adalah dari BPBD yang menginformasikan kepada yang lainnya, ketika ada peringatan untuk mengevakuasi, rumah sakit tetap berkomunikasi dengan BPBD untuk persiapan evakuasi dengan dibantu oleh TSBK dari kelurahan lingkar rumah sakit dan dinas terkait.

Setelah proses evakuasi dilakukan ada kebutuhan di tempat evakuasi, maka ada bantuan dari MDMC dan ortom Muhammadiyah. Setelah proses penanganan dan air mulai surut, kegiatan untuk pemulihan yang membutuhkan waktu yang agak lama. Semoga nantinya untuk pemulihan tidak membutuhkan waktu yang lama karna alkes dan logistik sudah dievakuasi sebelumnya.

Selama masa pemulihan harus tetap ada laporan perkembangan yang terjadi di rumah sakit kepada BPBD sehingga dapat menginformasikannya ke pihak tertinggi.

Rencana selanjutnya rencana kontijensi yang sudah dibahasakan dirapikan kembali penyususnannya dan setelah disyahkan akan ada penandatangan komitmen berkaitan dengan apa yang dibahas dalam renkon.

Bulan september akan ada TTX dan akan diundang kembali pihak terkait yang sudah hadir untuk menguji renkon yang sudah dibahas.

PENUTUPAN

Pak Alim: beliau mengungkapkan bahwa atas nama pihak penyelenggara yang tugasnya membantu seluruh warga Bima melalui PKU Muhammadiyah Bima yang sudah berjalan setangah tahun lebih.

Dalam membantu peningkatan kapasitas dan sistem dalam kesiapsiagaan bencana. Dalam rencana rumah sakit aman bencana tidak hanya bertitik fokus pada rumah sakit namun melibatkan instansi terkait yang terkait untuk saling bekerja sama berkaitan dengan kesiapsiagaan bencana, semoga pertemuan ini dapat penambah peran dan dapat meningkatkan fungsi masing-masing

Pak Danang: beliau mengawali sambutannya dengan menceritakan tentang proses Yogyakarta menuju agenda latihan TTX. Setelah renkon akan ada latihan simulasi, semuanya akan diuji dengan ketahanan yang tersembunyi sejauh mana responnya dalam menghadapi situasi nantinya. Sehingga diharapkan jika ada kejadian, semua pihak harus siap dan siaga dalam menghadapi bencana.

Gambar

Table 1- Letak dan Batas Rumah Sakit
Table 2 – Pelayanan Rawat Jalan  NO  Jenis Pelayanan  Saranan & Prasarana  Jumlah SDM  Dokter  Perawat/Bidan  Lainya
Table 5-Pelayanan Penunjang Medis
Table 8-Pengembangan Skenario Kejadian
+4

Referensi

Dokumen terkait

PT Bank Mandiri Syariah menjadi pemegang saham terbesar dar merger bank tersebut yakni 51,2%, PT Bank Negara Indonesia sebesar 25,0% dan yang memegang saham terkecil adalah PT

Perubahan sikap mental serta kemampuan mengelola diri secara utuh inilah yang menjadi ciri individu ataupun kelompok yang unggul dalam millenium yang ditandai

Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah menentukan desain dan melakukan analisis struktur pada perpanjangan Dermaga B curah cair dengan tipe deck on pile di Pelabuhan Dumai,

Pemberian intervensi berupa pelayanan homecare kefarmasian dapat meningkatkan tingkat pengetahuan dan kepatuhan pasien hipertensi serta dapat memperbaiki kontrol

Seperti yang sudah dijelaskan, hotel dengan beberapa departemen lainnya membutuhkan kerja sama yang baik, harmonis dan suasana kerja yang menyenangkan untuk

Sehingga, penggaris memiliki ketelitian pengukuran sebesar 0,5 mm (setengah dari satuan terkecil pada alat ukur). Dengan menggunakan ketelitian pengukuran tersebut kita

Untuk sistem atau campuran yang sama, nilai koefisien difusi cairan merupakan fungsi konsentrasi.. BEBERAPA KEADAAN KHUSUS DIFUSI MOLEKULER ANTARA

Proses identifikasi dan mitigasi risiko dalam penelitian ini menggunakan pendekatan tool House Of Risk (HOR) yang merupakan pengembangan dari metode FMEA (Failure Mode And