• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BADUNG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BADUNG)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI

(STUDI KASUS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BADUNG)

Ariany Frederika dan Yudha Astana Dosen Fakultas Teknik Sipil, Universitas Udayana

Email: arianyfrederika1@yahoo.com

ABSTRAK

Kabupaten Badung merupakan bagian wilayah Provinsi Bali, yang perkembangan pembangunannya cukup pesat. Salah satu perkembangan yang cukup menonjol adalah pembangunan dalam bidang konstruksi gedung. Dalam pelaksanaaan pembangunan konstruksi gedung banyak hal yang harus diperhatikan, salah satunya adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). K3 merupakan suatu upaya dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin terjadi.

Kecelakaan kerja pada proyek konstruksi banyak diakibatkan karena kurang diperhatikannya K3, sehingga perlu diadakan analisis mengenai K3, untuk mengetahui bagaimana pemahaman K3 pada proyek konstruksi, dan bagaimana hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi K3 terhadap K3 itu sendiri, serta faktor manakah yang memberikan pengaruh terbesar terhadap K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten Badung. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan survai menggunakan kuesioner yang ditujukan ke proyek konstruksi, untuk mengetahui bagaimana penerapan K3 pada proyek konstruksi tersebut. Data sekunder yang berupa lokasi proyek konstruksi di Kabupaten Badung diperoleh dari Pemerintah Kabupaten Badung dan Dinas Cipta Karya.

Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan Metode Hipotesis Deskriptif, Analisis Regresi Ganda, Analisis Korelasi Ganda, Sumbangan Relatif, dan analisis faktor menggunakan program SPSS. Dari hasil pengujian hipotesis deskriptif one tail test pihak kanan, didapat thitung < +ttabel maka H0 gagal ditolak, menyatakan bahwa pemahaman K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten Badung tergolong belum baik. Kemudian dari hasil analisis regresi dan korelasi ganda dapat diketahui bahwa hubungan yang terjadi antara faktor-faktor yang mempengaruhi K3 pada proyek konstruksi adalah tergolong sedang, dengan nilai sebesar 0,472; koefisien determinasi sebesar 0,223 menunjukkan bahwa nilai rata-rata K3 pada proyek konstruksi sebesar 22,3% ditentukan oleh 3 faktor yang mempengaruhi K3, sedangkan 77,7% ditentukan oleh faktor lain. Dari hasil perhitungan sumbangan relatif diperoleh bahwa dari ketiga faktor yaitu, sistem manajemen, pelaksanaan, dan pengawasan, yang memberikan pengaruh terbesar terhadap K3 pada proyek konstruksi adalah faktor pengawasan sebesar 57,618%. Dengan program SPSS metode analysis faktor dapat diketahui bahwa untuk sistem manajemen, pelaksanaan, dan pengawasan, faktor yang paling berpengaruh terhadap K3 pada proyek konstruksi berturut-turut adalah prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian resiko, pengamanan bak muatan beton yang diangkut dengan derek/ kabel, dan tidak adanya ijin kerja sering menjadi penyebab kecelakaan kerja di proyek.

Kata kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3), Kabupaten Badung, Hipotesis Deskriptif, Analisis Regresi Ganda, Analisis Korelasi Ganda, Sumbangan Relatif.

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Keselamatan kerja merupakan suatu permasalahan yang banyak menyita perhatian berbagai organisasi saat ini karena mencakup permasalahan segi perikemanusiaan, biaya, dan manfaat ekonomi, aspek hukum, pertanggungjawaban serta citra organisasi itu sendiri. Semua hal tersebut mempunyai tingkat kepentingan yang sama besarnya walaupun di sana sini memang terjadi perubahan perilaku, baik di dalam lingkungan sendiri maupun faktor lain yang masuk dari unsur eksternal industry (Ervianto, 2005).

Proses pembangunan proyek kontruksi pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Situasi dalam lokasi proyek mencerminkan karakter yang keras dan kegiatannya terlihat sangat kompleks dan sulit dilaksanakan sehingga dibutuhkan stamina yang prima dari pelaksananya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pekerjaan konstruksi ini merupakan penyumbang angka kecelakaan yang cukup tinggi. Banyaknya kasus kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja sangat merugikan banyak pihak terutama tenaga kerja bersangkutan.

(2)

Kecelakaan kerja sering terjadi akibat kurang dipenuhinya persyaratan dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Dalam hal ini pemerintah sebagai penyelenggara negara mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja. Hal ini direalisasikan pemerintah dengan dikeluarkannya peraturan- peraturan seperti : UU RI No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Undang-undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: Per.05/Men/1996 mengenai sistem manajemen K3.

Namun pada kenyataannya, pelaksana proyek sering mengabaikan persyaratan dan peraturan-peraturan dalam K3.

Hal tersebut disebabkan karena mereka kurang menyadari betapa besar resiko yang harus ditanggung oleh tenaga kerja dan perusahaannya. Disamping itu adanya peraturan mengenai K3 tidak diimbangi oleh upaya hukum yang tegas dan sanksi yang berat, sehingga banyak pelaksana proyek yang melalaikan keselamatan dan kesehatan tenaga kerjanya. Sistem pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak hanya memperhitungkan aspek keteknikan, namun juga harus membangun aspek moral, karakter dan sikap pikir pekerja untuk bekerja dengan selamat. Oleh karena itu, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait langsung dalam proyek konstruksi, mulai dari owner, kontraktor, maupun pekerja di lapangan (baik tenaga kerja ahli maupun tenaga kerja non ahli).

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana pemahaman K3 pada proyek konstruksi, dan bagaimana hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi K3 terhadap K3 pada proyek konstruksi, dan berapa besar tingkat hubungannya, serta untuk mengetahui faktor apa yang memberikan pengaruh terbesar terhadap K3 pada proyek konstruksi.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah hasil studi ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam penerapan K3 yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dalam suatu proyek konstruksi, baik secara langsung maupun tak langsung.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

K3 merupakan faktor yang paling penting dalam pencapaian sasaran tujuan proyek. Hasil yang maksimal dalam kinerja biaya, mutu dan waktu tiada artinya bila tingkat keselamatan kerja terabaikan. Indikatornya dapat berupa tingkat kecelakaan kerja yang tinggi, seperti banyak tenaga kerja yang meninggal, cacat permanen serta instalasi proyek yang rusak, selain kerugian materi yang besar (Husen, 2009).

Pengertian K3

K3 dapat ditinjau dari dua aspek yakni aspek filosofis dan teknis. Secara filosofis K3 adalah konsep berpikir dan upaya nyata untuk menjamin keutuhan dan kesem purnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, beserta hasil-hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil, makmur, dan sejahtera. Secara teknis K3 adalah perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, sehingga setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien (Utama, 2001).

Dalam hal ini K3 amat berkaitan dengan upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan memiliki jangkuan berupa terciptanya masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan sejahtera, serta efisien dan produktif. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bertujuan : Memberikan jaminan rasa aman dan nyaman bagi karyawan dalam berkarya pada semua jenis dan tingkat pekerjaan, menciptakan masyarakat dan lingkungan kerja yag aman, sehat, dan sejahtera, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan nasional dengan prinsip pembangunan berwawasan lingkung an.

Perencanaan Program K3

Perencanaan program K3 pada suatu instansi atau proyek mem butuhkan kesadaran kolektif dari semua pihak yang terlibat didalamnya, sehingga aturan dan kebijakan yang telah diputuskan dapat diimplemen tasikan secara bersama- sama. Masalah lain yang masih menghambat implementasi program K3 adalah biaya yang belum sepenuhnya dialokasikan oleh pengambil kebijakan pada tingkat manajerial. Sistem Manajemen K3 yang telah ada dan sudah diaplikasi kan di Indonesia adalah OHSAS 18001. OHSAS 18001 adalah suatu standar internasional untuk penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. OHSAS sendiri merupakan singkatan dari Occupational Health and Safety Assessment Series, yang mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kondisi kesehatan kerja dan mencegah terjadinya potensi kecelakaan kerja. Sertifikat OHSAS 18001 membukti kan bahwa

(3)

sistem manajemen perusahaan sudah diukur berdasarkan pengukuran dan pemenuhan standar tersebut, sertifikat tersebut juga membuktikan bahwa perusahaan telah secara proaktif melindungi kesehatan (Health) dan keselamatan (Safety) dalam lingkungan kerjanya. OHSAS 18001 ini digunakan sebagai patokan dalam menyusun suatu sistem manajemen yang berfokus untuk mengurangi dan menekan kerugian dalam kesehatan, keselamatan dan bahkan properti. Seperti halnya pada ISO 9000 dan 14000, OHSAS 18001 menekankan pada kegiatan pencegahan.

Peralatan Standar K3 di Proyek Konstruksi

Dalam bidang konstruksi, ada beberapa peralatan yang digunakan untuk melindungi seseorang dari kecelakaan ataupun bahaya yang kemungkinan bisa terjadi dalam proses konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang bekerja dalam suatu lingkungan konstruksi. Namun, tidak banyak yang menyadari betapa pentingnya peralatan-peralatan ini untuk digunakan. Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang sangat penting. Oleh karenanya, semua pelaksana proyek berkewajiban menyediakan semua keperluan peralatan/

perlengkapan perlindungan diri atau Personal Protective Equipment (PPE) untuk semua karyawan yang bekerja, yaitu (Ervianto, 2005):

a. Pakaian Kerja

Tujuan pemakaian pakaian kerja ialah melindungi badan manusia terhadap pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Mengingat karakter lokasi proyek konstruksi yang pada umumnya mencerminkan kondisi yang keras maka selayaknya pakaian kerja yang digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang digunakan oleh karyawan yang bekerja dikantor. Perusahaan pada umumnya menyediakan sebanyak tiga pasang dalam setiap tahunnya.

b. Sepatu Kerja

Sepatu kerja (Safety Shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup keras (atau dilapisi dengan pelat besi) supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas. Umumnya, sepatu kerja disediakan dua pasang dalam satu tahun.

c. Kacamata Kerja

Kaca mata pengaman digunakan untuk melindungi mata dari debu kayu, batu atau serpih besi yang berterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat/kasat oleh mata.

Oleh karenanya, mata perlu diberikan perlindungan. Tidak semua jenis pekerjaan membutuhkan kaca mata kerja.

Namun, pekerjaan yang mutlak membutuhkan perlindungan mata adalah mengelas.

d. Penutup Telinga

Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan bising. Namun demikian, bukan berarti seorang pekerja tidak dapat bekerja bila tidak menggunakan alat ini. Kemungkinan akan terjadi gangguan pada telinga tidak dirasakan saat itu, melainkan pada waktu yang akan datang.

e. Sarung Tangan

Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis kegiatan. Tujuan utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam selama menjalankan kegiatannya. Namun, tidak semua jenis pekerjaan memerlukan sarung tangan. Salah satu kegiatan yang memerlukan adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti mendorong gerobag cor secara terus-menerus dapat mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada gerobag.

f. Helm

Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai pelindung kepala, dan sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk menggunakannya dengan benar sesuai peraturan pemakai yang dikeluarkan dari pabrik pembuatnya. Keharusan mengenakan helm lebih dipentingkan bagi keselamatan si pekerja sendiri mengingat kita semua tidak pernah tahu kapan dan dimana bahaya akan terjadi. Helm ini digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan maupun material konstruksi yang jatuh dari atas kemudian kotoran (debu) yang berterbangan di udara dan panas matahari. Namun, sering kita lihat bahwa kedisiplinan para kerja untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat membahayakan diri sendiri.

Kecelakaan saat bekerja dapat merugikan pekerja itu sendiri maupun kontraktor yang lebih disebabkan oleh kemungkinan terhambat dan terlambatnya pekerjaan.

g. Masker

Pelindung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat kondisi lokasi proyek itu sendiri.

Berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong, mengamplas, menyerut kayu. Tentu saja seorang pekerja yang secara terus-menerus menghisapnya dapat mengalami gangguan pada pernafasan, yang akibatnya tidak langsung dirasakan saat itu. Berbagai jenis macam masker tersedia di pasaran, pemilihannya disesuaikan dengan kebutuhan.

(4)

h. Jas Hujan

Perlindungan terhadap cuaca terutama hujan bagi pekerja pada saat bekerja adalah dengan menggunakan jas hujan.

Pada tahap konstruksi, terutama di awal pekerjaan umumnya masih berupa lahan terbuka dan tidak terlindungi dari pengaruh cuaca, misalnya pada pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pelaksanaan kegiatan di proyek selalu bersinggungan langsung dengan panas matahari ataupun hujan karena dilaksnakan di ruang terbuka. Tujuan utama pemakaian jas hujan tidak lain untuk kesehatan para pekerja.

i. Sabuk Pengaman

Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada ketinggian tertentu atau pada posisi yang membahayakan wajib mengenakan tali pengaman atau safety belt. Fungsi utama tali pengaman ini adalah menjaga seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat bekerja, misalnya saja kegiatan erection baja pada bangunan tinggi, atau kegiatan lain yang harus dikerjakan di lokasi.

j. Tangga

Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum digunakan. Pada mulanya tangga hanya terdiri dari dua buah balok bambu kemudian diberikan batang melintang pada jarak tertentu. Namun, saat ini pengembangan bentuk tangga sangat bervariasi dengan tingkat keamanan yang semakin tinggi. Pemilihan dan penempatan alat ini untuk mencapai ketinggian tertentu dalam posisi aman harus menjadi pertimbangan utama.

k. P3K

Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun berat pada pekerjaan konstruksi, sudah seharusnya dilakukan pertolongan pertama di proyek. Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat- obatan yang digunakan untuk pertolongan pertama. Adapun jenis dan jumlah obat-obatan disesuaikan dengan aturan yang berlaku.

Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas instrumen adalah mengukur instrumen terhadap ketepatan (konsisten). Reliabilitas disebut juga keterandalan, keajegan, consistency, stability, atau dependability. Untuk menguji reliabilitas instrument digunakan rumus Cronbach Alpha (α). Cronbach Alpha dapat digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen skala Likert (1 sampai 5) atau instrumen yang item-itemnya dalam bentuk esai. Rumusnya adalah (Usman dan Akbar, 2008) :

α =

……….……….……(1)

Dimana :

k = jumlah item

∑s2t = jumlah varians skor total

s2i = varians responden untuk item ke i

∑s2 = jumlah varians responden seluruh item

Sebuah instrumen dikatakan reliabel dan dapat diberlakukan ke semua sampel penelitian apabila nilai α-nya lebih besar dari 0,80.

Untuk mendapatkan nilai ∑s2t, digunakan rumus :

∑s2t = ………...…(2)

Dimana :

∑a, ∑b, ∑c, ∑d, ∑e = jumlah seluruh skor item responden a,b,c,d,dan e ∑tot = total jumlah seluruh skor item responden N = jumlah sampel

Untuk mendapatkan nilai s2i, digunakan rumus :

s2i = ………(3) Dimana :

sia, sib, sic, sid, sie, = skor item ke-i responden a, b, c, d, dan e

∑itemi = jumlah skor item ke-i seluruh responden N = jumlah sampel

Pengujian Hipotesis Deskriptif

(5)

Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan. Terdapat dua macam pengujian hipotesis deskriptif, yaitu dengan uji dua pihak (two tail test) dan uji satu pihak (one tail test).

Dalam penelitian ini digunakan uji satu pihak (one tail test). Uji satu pihak yang digunakan adalah uji pihak kanan.

Uji pihak Kanan digunakan bila hipotesis nol (H0) berbunyi “lebih kecil atau sama dengan (≤)” dan hipotesis alternatifnya (Ha) “lebih besar (>)” (Sugiyono, 2009). Rumus yang digunakan dalam pengujian hipotesis deskriptif adalah :

thitung = ...…….(4)

dimana :

s2 = …………....…….(5)

s = ……… …………...………(6) keterangan :

t = Nilai t yang dihitung x = Rata-rata xi

µo = Nilai yang di hipotesiskan s = Simpangan baku

n = Jumlah data sampel

Dalam penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pemahaman K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten Badung, perlu dilakukan suatu hipotesis, dimana hipotesisnya adalah :

H0 : Pemahaman K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten Badung tergolong belum baik.

Ha : Pemahaman K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten Badung tergolong baik.

Kriteria pengujian satu pihak untuk pihak kanan:

Jika thitung ≤ +ttabel, maka H0 gagal ditolak.

Metode Analisis Regresi Ganda

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel terikat dapat diprediksi melalui variabel bebas secara individual. Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriteriumnya, atau untuk mencari hubungan fungsional dua variabel prediktor atau lebih dengan kriteriumnya (Usman dan Akbar, 2008).

Adapun persamaan umum regresi ganda adalah (Sugiyono, 2009):

Y = a + b1X1 + b2X2+b3X3 .………..(7) Dimana :

Y = penerapan K3 pada proyek konstruksi a = harga Y bila X = 0 (konstan)

b = koefisien regresi

X = faktor-faktor yang mempengaruhi K3

X1 = Faktor Sistem Manajemen; X2 = Faktor Pelaksanaan; X3 = Faktor Pengawasan Metode Analisis Korelasi Ganda

Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Korelasi merupakan salah satu teknik analisis statistik yang paling banyak digunakan oleh para peneliti, karena peneliti umumnya tertarik terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dan mencoba untuk menghubungkannya (Usman dan Akbar, 2008). Besarnya angka korelasi disebut koefisisen korelasi dinyatakan dalam lambang R. Adapun rumus untuk menghitung koefisien korelasinya adalah (Sugiyono, 2009):

R(1,2,3) = ………….……(8)

Dimana :

R(1,2,3) = Koefisien korelasi b = koefisien regresi

(6)

Tabel 1 Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval koefisien

(r)

Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199

0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah Sedang

Kuat Sangat Kuat (Sumber : Sugiyono, 2009

Koefisien determinasi = R2.. ..……..(9) Pengujian signifikansi koefisien korelasi, selain dapat menggunakan tabel dapat juga dihitung dengan uji F yang rumusnya sebagai berikut:

Fhitung = …………(10)

Kriteria pengujian signifikansi R yaitu:

Ha : Tidak signifikan H0 : Signifikan

Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima atau signifikan.

Dimana :

N = jumlah sampel/data

m = jumlah variabel independen

Sumbangan terbesar masing-masing faktor dihitung dengan menggunakan perhitungan sumbangan relatif, dimana rumusnya adalah (http://journal.uii.ac.id/index.php/Sinergi/article/view/922/852):

SR Xn % = x 100% …..(11)

dimana :

JKreg = ...(12) Keterangan :

JKreg = jumlah kuadrat regresi

3. RANCANGAN KEGIATAN Teknik Sampling

Dalam pengambilan sampel pada penelitian ini digunakan teknik nonprobability sampling. Teknik nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis teknik nonprobability sampling yang dipakai adalah sampling kuota, dimana sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2009).

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang didapatkan langsung melalui kuesioner sesuai dengan jumlah sampel yang diambil.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain yang diantaranya didapat dengan melihat dokumen yang berhubungan dengan penelitian yaitu data yang di dapatkan dari Pemerintah Kabupaten Badung, Dinas Cipta Karya yaitu, data bangunan pemerintah kabupaten badung tahun 2008 dan data penerima Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) daerah Kabupaten Badung dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, sehingga dapat dipakai untuk memperkirakan jumlah sampel yang akan diambil.

(7)

Pengolahan Data

Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu (Hasan, 2008). Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan data yang siap dipergunakan dalam analisis. Data tersebut meliputi nama-nama proyek dan lokasinya yang berada di Kabupaten Badung, dan hasil pengisian kuesioner. Dari data tersebut kemudian diolah, untuk data hasil pengisisan kuesioner yang berupa data kualitatif diubah terlebih dahulu menjadi data kuantitatif, dan kemudian ditabelkan untuk membantu perhitungan dalam tahap analisis.

Analisis Data

Data yang diperoleh dari kuesioner perlu disusun terlebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Pada tahap ini juga dilakukan proses penentuan skala penilaian dan penaksiran parameter dengan tujuan untuk mengetahui nilai kemungkinan yang terjadi. Analisis data dilakukan dengan cara analisis regresi dan korelasi. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel terikat dapat diprediksi melalui variabel bebas secara individual.

Analisis korelasi mempelajari hubungan antara dua variabel atau lebih dan seberapa kuat hubungan itu. Analisis korelasi juga digunakan untuk mencari besarnya sumbangan variabel satu terhadap variabel yang lainnya. Pada penelitian ini akan dicari hubungan antara variabel penerapan K3 pada proyek konstruksi sebagai variabel terikat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi K3 sebagai variabel bebas dengan menggunakan perhitungan secara statistik.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen

Untuk menghitung reliabilitas instrument, digunakan rumus cronbach alpha (α):

α = ...pers.1

α = ( 1,011) (0,9) α = 0,912 > 0,80

karena nilai α = 0,912 > 0,80, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen (kuesioner) dinyatakan reliabel, sehingga dapat diberlakukan ke semua sampel penelitian.

Perhitungan Pengujian Hipotesis Deskriptif

Dalam perhitungan hipotesis deskriptif digunakan data dari hasil kuesioner yang telah ditabulasikan, dimana data tersebut dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Jumlah Skor Hasil Kuesioner

No X1 X2 X3 Y ∑

1 148 149 113 4 414

2 122 150 94 3 369

3 127 136 103 3 369

4 127 131 103 3 364

5 150 139 117 4 410

6 143 142 103 3 391

7 133 154 116 4 407

8 47 136 61 3 247

9 139 151 102 3 395

10 101 150 99 3 353

11 142 151 101 4 398

12 139 163 124 4 430

13 143 129 103 3 378

14 97 153 94 3 347

15 140 156 117 4 417

(8)

16 153 167 128 3 451

17 148 149 115 4 416

18 129 147 104 3 383

19 140 151 103 4 398

20 62 135 45 3 245

21 118 158 110 3 389

22 55 125 50 3 233

23 80 161 92 3 336

24 56 124 51 3 234

25 128 144 102 3 377

26 123 164 76 3 366

27 147 157 106 3 413

28 73 118 54 3 248

29 68 136 70 3 277

30 147 147 115 3 412

Jumlah 3525 4373 2871 98 10.867 (Sumber : Hasil Analisis)

Untuk menghitung simpangan baku, terlebih dahulu dibuat tabel penolong, ditunjukkan pada tabel 3.

Tabel 3 Penolong Untuk Menghitung Simpangan Baku

1 414 51,767 2.679,788

2 369 6,767 45,788

3 369 6,767 45,788

4 364 1,767 3,121

5 410 47,767 2.281,654

6 391 28,767 827,521

7 407 44,767 2,004,054

8 247 -115,233 13.278,721

9 395 32,767 1.073,654

10 353 -9,233 85,254

11 398 35,767 1.279,254

12 430 67,767 4.592,321

13 378 15,767 248,588

14 347 -15,233 232,054

15 417 54,767 2.999,388

16 451 88,767 7.879,521

17 416 53,767 2.890,854

18 383 20,767 431,254

19 398 35,767 1.279,254

20 245 -117,233 13.743,654 (xi - x)2 xi - x

No x

(9)

21 389 26,767 716,454 22 233 -129,233 16.701,254

23 336 -26,233 688,188

24 234 -128,233 16.443,788

25 377 14,767 218,054

26 366 3,767 14,188

27 413 50,767 2.577,254

28 248 -114,233 13.049,254 29 277 -85,233 7.264,721

30 412 49,767 2.476,721

∑ 10.867 ∑ (xi - x)2 = 118.051,367 Sehingga dari tabel 3 dapat diperoleh simpangan bakunya sebagai berikut:

s2 = ... (pers.5)

s2 = = 4.070,737

s = (pers.6)

s = = 63,8

Sehingga :

thitung = (pers.4)

thitung =

thitung = = 1,222

taraf signifikansi (α) = 0,05; dk = n – 1= 30 – 1 = 29. Berdasarkani tabel distribusi t menggunakan uji satu pihak, diperoleh ttabel = 1,699

Kriteria pengujian satu pihak untuk pihak kanan:

Jika thitung ≤ +ttabel, maka H0 gagal ditolak. Ternyata dari hasil perhitungan didapatkan bahwa 1,222 < +1,699, thitung < +ttabel, maka H0 gagal ditolak, hal ini menyatakan bahwa pemahaman K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten Badung tergolong belum baik. Kedudukan thitung dan ttabel dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini.

(10)

1,222 1,699

Daerah Berhasil Menolak Ho Daerah Gagal Menolak Ho

t

hitung

t

tabel

Gambar 1 Uji Pihak Kanan Pemahaman K3 pada Proyek Konstruksi di Kabupaten Badung

Perhitungan Regresi

Persamaan regresi untuk tiga variabel/prediktor adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 ... (pers.7) Dimana :

Y = penerapan K3 pada proyek konstruksi a = harga Y bila X = 0 (konstan)

b = koefisien regresi

X = faktor-faktor yang mempengaruhi K3 X1 = Sistem Manajemen

X2 = Pelaksanaan X3 = Pengawasan

Dari hasil perhitungan regresi ganda, didapatkan hasil seperti berikut:

Y = 2,470 + 0,00276X1 – 0,00035X2 + 0,00550 X3 ……….….(13) Dari persamaan regresi yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa K3 pada proyek konstruksi akan naik bila faktor sistem manajemen (X1) dan faktor pengawasan (X3) bertambah karena bertanda positif (+). Sebaliknya K3 pada proyek konstruksi akan turun bila faktor pelaksanaan (X2) bertambah karena bertanda negatif (–).

Perhitungan Korelasi

Rumus Korelasi ganda adalah : R(1,2,3) =

(pers.8)

R(1,2,3) =

(11)

R(1,2,3) = = 0,4720699 Koefisien determinasi :

R2 = 0,47206992 = 0,22285 (pers.9)

Berdasarkan tabel 1, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sedang antara faktor-faktor yang mempengaruhi K3 terhadap K3 pada proyek konstruksi, yaitu sebesar 0,472. Koefisien determinasi sebesar 0,223 menunjukkan bahwa nilai rata-rata K3 pada proyek konstruksi sebesar 22,3% ditentukan oleh tiga faktor yang mempengaruhi K3, sedangkan 77,7% ditentukan oleh faktor lain. Untuk menguji apakah harga R = 0,472 signifikan atau tidak, maka dilakukan dengan uji F dengan rumus :

Fhitung = (pers.10) dimana :

N = 30 dan m = 3

Fhitung = = 2,4885

Derajat kebebasan untuk menguji signifikansi harga Fhitung adalah dk pembilang = m dan dk penyebut = N – m – 1.

Berdasarkan tabel distribusi F, untuk taraf signifikan (α) = 0,05, Ftabel = 2,98 Kriteria pengujian Ho yaitu :

Ha : Tidak signifikan Ho : Signifikan

Berdasarkan perhitungan F hitung < F tabel, maka Ho diterima atau signifikan, sehingga dapat diberlakukan ke populasi.

Perhitungan Sumbangan Relatif

Perhitungan sumbangan relatif dilakukan untuk mengetahui besar sumbangan masing-masing prediktor atau faktor.

JKreg = (pers.12)

dimana :

b1∑X1Y = (0,00276)( 200) = 0,552 b2∑X2Y = (– 0,00035)( 45,867) = – 0,016 b3∑X3Y = (0,00550)( 140,4) = 0,772 dalam harga mutlaknya :

b1∑X1Y = 0,552 b2∑X2Y = 0,016 b3∑X3Y = 0,772 sehingga :

JKreg =

= 0,552 + 0,016 + 0,772 = 1,340

Jadi sumbangan relatif tiap faktor adalah :

SR Xn % = x 100%

(Pers.11)

Faktor X1 (Sistem Manajemen):

SR X1 % = x 100% = 41,188 % Faktor X2 (Pelaksanaan):

SR X2 % = x 100% = 1,194 % Faktor X3 (Pengawasan):

SR X3 % = x 100% = 57,618 %

Total = 100 %

+

(12)

Dari perhitungan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor pengawasan X3 = 57,618 % memberikan pengaruh paling besar dibandingkan faktor sistem manajemen X1 = 41,188 % dan faktor pelaksanaan X2 = 1,194 %.

Pengolahan Data dengan Program SPSS

Hasil yang didapat dari perhitungan secara manual dikontrol dengan menggunakan bantuan komputer. Program yang digunakan adalah program Statistical Product and Service Solution (SPSS) seri 13.0. Untuk memudahkan pembacaan tabel hasil program SPSS, maka perlu disederhanakan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 Hasil Analisis Regresi Program SPSS

Variabel Koefisien R R2 F

Konstanta 2,647 0,472 0,223 2,489

Faktor Sistem Manajemen (X1) 0,003 0,472 0,223 2,489

Faktor Pelaksanaan (X2) -0,0003 0,472 0,223 2,489

Faktor Pengawasan (X3) 0,006 0,472 0,223 2,489

(Sumber : Output SPSS 13.0)

Dari tabel 4 hasil analisis regresi menggunakan program SPSS 13.0 di atas dapat dijelaskan bahwa : 1. Kolom Variabel

Terdiri dari empat variabel yaitu, konstanta, faktor sistem manajemen (variabel X1), faktor pelaksanaan (variabel X2), dan faktor pengawasan (variabel X3).

2. Kolom Koefisien

a. Nilai konstanta sebesar 2,467 menyatakan bahwa jika tidak ada faktor pelaksanaan, faktor pengawasan atau pada saat X = 0, maka keselamatan dan kesehatan kerja (K3) = 2,467.

b. Nilai faktor sistem manajemen sebesar 0,003 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) faktor sistem manajemen maka akan meningkatkan K3 pada proyek konstruksi sebesar 0,003.

c. Nilai faktor pelaksanaan sebesar -0,0003 menyatakan bahwa setiap pengurangan (karena tanda -) faktor pelaksanaan maka akan mengurangi K3 pada proyek konstruksi sebesar 0,0003.

d. Nilai faktor pengawasan sebesar 0,006 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) faktor pengawasan maka akan meningkatkan K3 pada proyek konstruksi sebesar 0,006.

3. Kolom R

a. Angka R sebesar 0,472 menunjukkan bahwa korelasi/hubungan antara K3 pada proyek konstruksi dengan tiga faktor yang mempengaruhi K3 sesuai dengan tabel 2 adalah sedang.

b. Angka R2 atau koefisien determinasi adalah 0,223 Hal ini berarti nilai rata-rata K3 pada proyek konstruksi sebesar 22,3% ditentukan oleh 3 faktor yang mempengaruhi K3, sedangkan 77,7% ditentukan oleh faktor lain.

4. Kolom F

Dari uji ANOVA atau F test, didapat Fhitung adalah 2,489. Berdasarkan tabel F, untuk taraf signifikan (α) = 0,05, Ftabel = 2,98. Untuk taraf signifikan (α) = 0,01, Ftabel = 4,64. Jadi dapat disimpulkan bahwa Fhitung < Ftabel

(signifikan) , sehingga dapat diberlakukan ke populasi.

Untuk mendapatkan faktor yang paling berpengaruh terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dari pertanyaan kuesioner digunakan program SPSS 13.0 metode analysis factor, dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 5 sampai dengan tabel 7.

(13)

Tabel 5 Hasil Program SPSS Analysis Factor Untuk Faktor Sistem Manajemen Komponen

No. Pertanyaan 1 2 3 4

1 0.788 0.288 0.273 0.093

2 0.653 0.663 0.201 0.028

3 0.872 0.143 -0.084 0.255

4 0.840 0.278 -0.137 0.266

5 0.379 0.122 0.131 0.859

6 0.605 0.200 0.233 0.625

7 0.861 0.194 0.218 0.254

8 0.815 0.306 0.420 0.147

9 0.744 0.436 0.272 0.162

10 0.620 0.522 0.284 0.101

11 0.785 0.237 0.429 0.098

12 0.308 0.863 0.054 0.166

13 0.262 0.749 0.388 0.193

14 0.759 0.362 0.382 0.173

15 0.718 0.301 0.428 0.279

16 0.684 0.278 0.468 0.241

17 0.256 0.860 0.077 0.174

18 0.256 0.136 0.855 0.219

19 0.433 0.714 0.390 0.247

20 0.083 0.422 0.416 0.191

21 0.729 0.464 0.344 0.200

22 0.556 0.536 0.487 0.094

23 0.380 0.574 0.608 0.184

24 0.670 0.298 0.404 0.374

25 0.137 0.407 0.431 0.708

26 0.322 0.610 0.134 0.576

27 0.358 0.621 0.480 0.124

28 0.301 0.549 0.560 0.138

29 0.600 0.472 0.415 0.260

30 0.756 0.370 0.303 0.273

31 0.684 0.477 0.257 0.329

32 0.583 0.587 0.370 0.224

(Sumber : Output SPSS 13.0)

(14)

Tabel 6 Hasil Program SPSS Analysis Factor Untuk Faktor Pelaksanaan Komponen

No.

Pertanya-

an 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 0.001 0.099 0.062 -0.040 0.883 0.034 0.085 0.087 0.180 -0.105 2 0.027 0.082 0.095 0.244 0.372 0.826 -0.079 0.075 -0.051 -0.077 3 0.024 0.210 -0.019 -0.026 0.770 0.471 0.075 0.139 -0.087 0.140 4 0.086 0.487 -0.087 -0.090 0.181 0.598 0.072 0.056 0.178 0.378 5 0.117 -0.077 0.654 -0.050 0.338 -0.032 0.208 -0.157 0.313 0.100 6 0.240 0.060 0.528 0.080 0.541 -0.041 0.180 0.110 -0.021 -0.051 7 -0.029 0.074 0.796 0.087 0.259 0.124 0.072 0.121 -0.112 -0.040 8 -0.006 0.680 0.213 0.146 0.420 -0.031 0.020 0.309 -0.179 0.154 9 0.168 0.025 0.808 -0.129 0.009 0.306 0.152 0.191 0.140 0.163 10 -0.130 0.024 0.311 0.278 0.161 -0.043 0.050 0.084 0.776 -0.077 11 -0.032 0.106 0.665 0.059 -0.122 -0.097 0.005 -0.025 0.104 -0.185 12 0.071 0.436 0.453 0.299 0.183 -0.222 0.419 -0.354 0.171 -0.064 13 0.825 0.047 0.031 -0.146 -0.081 0.041 0.039 -0.019 0.108 -0.227 14 0.209 0.148 0.545 0.207 -0.263 0.604 0.198 -0.143 -0.206 0.100 15 0.599 0.342 -0.177 0.548 -0.153 0.133 -0.093 0.176 0.175 -0.041 16 0.353 0.687 0.059 -0.098 0.138 0.179 0.101 -0.043 -0.121 -0.219 17 -0.042 0.267 0.303 0.454 0.164 0.458 0.126 0.008 -0.448 0.111 18 -0.079 0.163 0.028 0.144 0.148 -0.020 0.191 0.883 -0.024 0.154 19 0.036 0.047 -0.065 0.005 -0.047 0.061 0.016 0.171 -0.061 0.896 20 -0.022 0.268 0.089 -0.160 0.259 0.123 0.786 0.178 0.205 0.018 21 -0.063 0.061 0.165 0.895 -0.032 0.039 -0.071 0.160 0.052 -0.058 22 0.197 0.347 0.234 0.248 0.251 0.170 -0.093 0.622 0.285 0.091 23 -0.123 0.186 -0.080 0.847 0.058 0.121 0.046 0.021 0.069 0.136 24 0.871 0.207 -0.054 -0.101 0.246 -0.083 -0.136 0.033 0.033 -0.005 25 0.668 -0.062 0.259 -0.101 -0.173 0.174 -0.017 0.078 -0.085 0.114 26 0.807 -0.114 0.125 0.220 0.173 -0.084 0.078 -0.177 -0.057 0.343 27 0.776 0.015 0.136 0.010 0.080 0.083 0.376 -0.065 -0.273 0.131 28 0.077 0.024 0.279 0.550 0.646 0.240 0.194 0.029 0.006 0.012 29 0.111 0.020 0.338 0.137 0.040 -0.072 0.841 0.003 -0.071 0.006 30 0.566 0.193 -0.100 -0.087 0.101 0.336 0.550 0.136 -0.329 -0.029 31 -0.056 0.710 0.074 0.417 0.107 0.260 0.023 0.039 0.080 -0.193 32 -0.004 0.843 -0.005 0.130 -0.063 -0.154 0.407 0.021 -0.148 0.140 33 0.012 0.785 0.081 0.101 0.006 0.254 -0.057 0.309 0.220 0.169 34 0.574 -0.041 -0.147 0.551 0.046 -0.196 0.078 0.046 0.139 -0.309 (Sumber : Output SPSS 13.0)

(15)

Tabel 7 Hasil Program SPSS Analysis Factor Untuk Faktor Pengawasan Komponen

No. Pertanyaan 1 2 3 4 5

1 0.630 0.480 0.166 0.508 -0.066

2 0.520 0.388 0.333 0.500 0.063

3 0.516 0.219 0.088 0.704 -0.058

4 0.275 0.248 0.172 0.792 0.154

5 -0.144 0.174 0.533 0.652 -0.263

6 0.133 0.421 0.746 0.112 -0.095

7 0.309 0.799 -0.016 0.283 0.213

8 0.313 0.803 0.187 0.191 -0.005

9 0.065 0.786 0.187 0.191 0.124

10 0.532 0.336 0.590 0.333 -0.162

11 0.407 0.354 0.420 0.535 0.334

12 0.059 0.173 0.073 0.002 0.882

13 0.228 0.198 0.654 0.349 0.255

14 0.541 0.647 0.239 0.156 0.183

15 0.459 0.714 0.188 0.266 0.298

16 0.599 0.626 0.195 0.327 0.142

17 0.573 0.580 0.184 0.402 0.045

18 0.594 0.515 0.281 0.453 0.164

19 0.302 0.732 0.253 0.084 -0.170

20 0.267 -0.066 0.843 0.047 0.270

21 0.741 0.457 0.129 0.082 0.140

22 0.662 0.338 0.383 0.505 0.012

23 0.453 0.362 0.545 0.426 -0.257

24 0.845 0.222 0.195 0.111 0.133

25 0.636 0.311 0.559 0.296 -0.061

26 0.688 0.273 0.499 0.349 -0.046

(Sumber : Output SPSS 13.0)

Dari tabel 5 sampai dengan tabel 7, dapat dijelaskan bahwa : 1. Kolom No. Pertanyaan

Kolom No. Pertanyaan merupakan kolom dari pertanyaan kuesioner setiap faktor dimana jumlahnya berbeda sesuai dengan jumlah pertanyaan masing-masing bagian/faktor. Untuk faktor sistem manajemen 32 pertanyaan, faktor pelaksanaan 34 pertanyaan, dan faktor pengawasan 26 pertanyaan.

2. Kolom komponen merupakan kolom untuk mengetahui besar korelasi komponen dengan item (pertanyaan).

Faktor sistem manajemen memiliki 4 komponen, faktor pelaksanaan 10 komponen, dan faktor pengawasan 5 komponen. Dalam satu item (pertanyaan) dari setiap faktor, digunakan komponen dengan nilai yang terbesar, sehingga masing-masing item (pertanyaan) memiliki satu komponen terbesar dari komponen yang ada.

Kemudian dari setiap item (pertanyaan) dipilih yang terbesar, dan di dapatkan bahwa untuk faktor sistem manajemen, petanyaan no. 3 merupakan yang terbesar dengan nilai korelasi sebesar 0,872; faktor pelaksanaan, petanyaan no. 19 dengan nilai korelasi sebesar 0,896; dan faktor pengawasan, petanyaan no. 12 dengan nilai korelasi sebesar 0,882.

Dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS 13.0 metode analysis factor di atas dapat disimpulkan bahwa untuk sistem manajemen, pelaksanaan, dan pengawaan, faktor yang paling berpengaruh terhadap K3 pada

(16)

proyek konstruksi berturut-turut adalah prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian resiko (pertanyaan no. 3), pengamanan bak muatan beton yang diangkut dengan derek/kabel (pertanyaan no. 19), dan tidak adanya ijin kerja sering menjadi penyebab kecelakaan kerja di proyek (pertanyaan no. 12).

5. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan, dapat diambil simpulan bahwa :

1. Dari uji hipotesis deskriptif one tail test pihak kanan didapatkan thitung(1.222) < +ttabel(1.699) maka H0

gagal ditolak (H0 berada pada daerah penerimaan), sehingga disimpulkan pemahaman K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten Badung tergolong belum baik.

2. Hubungan yang terjadi antara faktor-faktor yang mempengaruhi K3 terhadap K3 pada proyek konstruksi adalah sedang sebesar 0,472. Sedangkan koefisien determinasi sebesar 0,223 menunjukkan bahwa nilai rata-rata K3 pada proyek konstruksi sebesar 22,3% ditentukan oleh 3 faktor yang mempengaruhi K3, sedangkan 77,7% ditentukan oleh faktor lain.

3. Faktor yang memberikan pengaruh terbesar terhadap K3 pada proyek konstruksi adalah faktor pengawasan (Sumbangan Relatif X3 = 57.618%).

Kemudian dengan menggunakan Program SPSS 13.0 metode Analysis Factor dapat diketahui bahwa untuk sistem manajemen, pelaksanaan, dan pengawasan faktor yang paling berpengaruh terhadap K3 pada proyek konstruksi berturut-turut adalah prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian resiko, pengamanan bak muatan beton yang diangkut dengan derek/ kabel, dan tidak adanya ijin kerja sering menjadi penyebab kecelakaan kerja di proyek.

Saran

Dari hasil simpulan di atas ada beberapa hal yang dapat menjadi saran dalam penelitian ini, yaitu :

1. Faktor pengawasan perlu mendapat perhatian khusus dalam perencanaan K3 pada proyek konstruksi, tanpa mengabaikan faktor sistem manajemen dan faktor pelaksanaan. Prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian resiko, pengamanan bak muatan beton yang diangkut dengan derek/kabel, dan tidak adanya ijin kerja sering menjadi penyebab kecelakaan kerja di proyek, seharusnya lebih diperhatikan oleh para pelaksana proyek dalam melaksanakan proyek konstruksi.

2. Secara umum, untuk meningkatkan K3 pada proyek konstruksi, pelaksana proyek dapat melakukan upaya seperti :

a. Memperhatikan, memahami, dan menerapkan kebijakan-kebijakan K3 (sistem manajemen K3) dalam melaksanakan proyek konstruksi.

b. Mensosialisasikan kebijakan-kebijakan K3 dan memberikan pelatihan tentang K3 kepada seluruh lapisan karyawan/pekerja yang terlibat dalam pelaksanaan proyek konstruksi.

c. Melakukan pencegahan kecelakaan, seperti pemakaian alat-alat pelindung, pemasangan rambu, dan pemasangan konstruksi pengaman.

d. Melakukan pengawasan dalam menerapkan K3, dimana pelanggar terhadap kebijakan dan aturan yang telah disepakati harus diberi sanksi.

3. Pemerintah sebaiknya lebih sering memberikan informasi mengenai K3 dan peraturan-peraturannya secara berkala dan berkelanjutan, agar para pelaksana proyek konstruksi lebih mengetahui dan sadar akan pentingnya penerapan K3 pada proyek konstruksi.

Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi K3 terhadap K3 pada proyek konstruksi dengan mengambil sampel yang lebih luas atau dengan memperluas batasan nilai proyek, dan perlu dilakukan identifikasi terhadap faktor-faktor lain yang sangat mempengaruhi K3 terhadap K3 pada proyek konstruksi.

DAFTAR PUSTAKA

Budi, Triton Prawira. 2006. SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik. Andi Offset, Yogyakarta Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 1, Kanisius, Jakarta.

Ervianto, Wulfram I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Andi, Yogyakarta.

Hadi, Sutrisno. 2004. Analisis Regresi, Andi, Yogyakarta.

Hasan, Iqbal. 2008. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Bumi Aksara, Jakarta.

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Nuansa Aulia, Bandung.

Husen, Abrar. 2009. Manajemen Proyek, Perencanaan, Penjadwalan, dan penegendalian Proyek. Andi, Yogyakarta.

Irianto, Agus. 2006. Statistik Konsep Dasar & Aplikasinya. Kencana, Jakarta.

(17)

Riduwan. 2008. Dasar-Dasar Statistika. Alfabeta, Bandung.

Silalahi, Bennett. 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, PT. Pustaka Binaman P, Jakarta.

Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.

Sutjana, D. P. 2006. Hambatan dalam Penerapan K3 dan Ergonomi di Perusahaan. Website : http://idpsutjana@yahoo.com 13:25 21/06/09

http://journal.uii.ac.id/index.php/Sinergi/article/view/922/852 20:25 20/08/09

http://taufiqsusanto.blogspot.com/2009/07/peralatan-standar-k3-di-proyek 14:01 21/06/09

(18)

Gambar

Tabel 2  Jumlah Skor Hasil Kuesioner
Tabel 3  Penolong Untuk Menghitung Simpangan Baku
Gambar  1    Uji Pihak Kanan Pemahaman K3 pada Proyek Konstruksi di Kabupaten Badung
Tabel 4  Hasil Analisis Regresi Program SPSS
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

 Jika hari ini pemurung, lalu malamnya tidak hujan, besoknya menjadi biasa-biasa saja.. Kalau turun hujan, besoknya

Berdasarkan hasil eksperimen menunjukan bahwa metode promosi berpengaruh positif terhadap minat menonton film Habibie dan Ainun.. Pengujian hipotesis terhadap eksperimen

3) Sebagian besar siswa memiliki catatan hasil diskusi sehingga mampu mengulang materi pelajaran di rumah dengan berbekal buku acuan (Catatan pembahasan masalah dalam

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi temperatur pencelupan terhadap tebal lapisan, kekerasan, laju korosi dan struktur mikro pada baja karbon rendah

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah, serta inayahNya sehingga skripsi dengan judul “Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Pendidikan

Berdasarkan hipotesis yang diajukan bahwa tabungan memiliki hubungan yang positip terhadap pertumbuhan konsumsi , dan ini tidak menyalahi model , karena hasil

Penelitian ini telah dilakukan pada 36 responden, dukungan ekologi perkembangan sosial yang dilakukan selama tahun 2017 di TK AR Rahman Bandar Lampung adalah: