• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI STRATEGI DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG DALAM PERBAIKAN INFRASTRUKTUR JALAN DI KABUPATEN BONE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI STRATEGI DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG DALAM PERBAIKAN INFRASTRUKTUR JALAN DI KABUPATEN BONE"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG DALAM PERBAIKAN INFRASTRUKTUR JALAN

DI KABUPATEN BONE

Oleh :

SITTI FATIMAH

Nomor Stambuk : 10561 11223 16

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(2)

DALAM PERBAIKAN INFRASTRUKTUR JALAN DI KABUPATEN BONE

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun dan Diajukan oleh :

SITTI FATIMAH

Nomor Stambuk : 10561 11223 16

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sitti Fatimah Nomor Stambuk : 10561 11223 16

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya sesuai dengan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 25 November 2020 Yang Menyatakan,

Sitti Fatimah

(6)

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Penulis panjatkan rasa syukur yang tidak terhingga atas kehadiran Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam Perbaikan Infrastruktur Jalan di Kabupaten Bone”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Ibu Dr. H. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., M.PA selaku ketua prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Nurbiah Tahir, S.Sos., M.Ap selaku sekretaris prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik.

5. Bapak Dr. Muhammadiah, M.M. selaku Penasehat Akademik selama kuliah di Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

6. Bapak Abdul Kadir Adys, S.H., M.M selaku pembimbing I dan Bapak Dr.

Samsir Rahim, S.Sos., M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan mengarahkan

peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(7)

vi

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah mentranfer ilmu kepada mahasiswanya selama duduk dibantu perkuliahan.

8. Seluruh keluarga khususnya Bapak Maretang dan Ibu Jumadia dan Kakak tercinta saya Muliadi yang selama ini selalu mendoakan dan memberikan dukungannya baik materil maupun moril.

9. Seluruh pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten yang bersedia untuk menjadi informan khususnya Kepala Bidang Jalan dan Jembatan, Kepala Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan dan Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.

10. Seluruh teman-teman pengurus HUMANIERA yang selama ini juga banyak memberikan motivasi dan dukungan.

11. Sahabatku Eliza Agustina dan Nurazizah, Nuraeni, Andi Sosila Kamaruddin yang senantiasa memberikan support.

12. Teman-teman seperjuangan mahasiswa jurusan Ilmu Administrasi Negara Angkatan 2016

13. Serta seluruh orang – orang yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Demikian kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Makassar, 25 November 2020

(8)

vii

Sitti Fatimah

ABSTRAK

SITTI FATIMAH.2020 Strategi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam Perbaikan Infrastruktur Jalan di Kabupaten Bone (dibimbing oleh Abdul Kadir Adys dan Samsir Rahim)

Strategi merupakan suatu metode atau cara pencapaian tujuan secara efektif dan efisien dengan respon secara terus menerus terhadap peluang suatu rangkaian dari keputusan manajerial. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang strategi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam perbaikan infrastruktur jalan di Kabupaten Bone.

Penelitian ini tergolong pada jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang berarti penelitian yang menggambarkan suatu fenomena atau kejadian yang nyata. Informan pada penelitian ini sebanyak 6 orang sebagai informan kunci. Data-data penelitian diperoleh dari berbagai sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, sajian data dan verifikasi. Teknik pengabsahan data yang digunakan adalah triangulasi sumber, teknik dan waktu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam perbaikan infrastruktur di Kabupaten Bone dilihat dari tiga indikator strategi yaitu: 1) Strategi organisasi, meningkatkan pembangunan dan rehabilitasi dengan tujuan untuk ketersediaan infrastruktur jalan. Akan tetapi strategi yang dibuat belum tercapai. 2) Strategi program, pertama program berbasis aplikasi yang bernama TIMPA LAJA (Sitem Informasi Jalan dan Jembatan) dan program Ayo ke Loteng (Ayo ke Loket Pemanfaat Ruang). Kedua program tersebut belum diketahui oleh banyak masyarakat di Kabupaten Bone. 3) Strategi pendukung sumber daya meliputi sumber daya manusia, anggaran dan bahan atau material yang digunakan dalam perbaikan infrastruktur jalan.

Kata Kunci : Strategi, Perbaikan, Infrastruktur Jalan.

(9)

viii DAFTAR ISI

SAMPUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENERIMAAN TIM ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Penelitian Terdahulu ... 7

B. Konsep dan Teori ... 8

C. Kerangka Pikir ... 26

D. Fokus Penelitian ... 28

E. Deskripsi Fokus Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 29

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 29

C. Sumber Data ... 30

D. Informan ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Teknik Analisi Data ... 33

(10)

ix

G. Teknik Pengabsahan Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Deskripsi Objek Penelitian ... 36

B. Hasil Penelitian ... 62

C. Pembahasan ... 72

BAB V PENUTUP ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

LAMPIRAN ... 82

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Informan... 31

Tabel 4.1 Luas Daerah Kecamatan dan Presentase Terhadap Luas Kabupaten di Kabupaten Bone Tahun 2018 ... 37

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Per Km2 Menurut Kecamatan di Kabupaten Bone 2018 ... 39

Tabel 4.3 Panjang Jalan Status Kabupaten Bone ...41

Tabel 4.4 Data Kondisi Jalan di Kecamatan Tahun 2018 ...41

Tabel 4.5 Daftar Nama -Nama Bupati Kabupaten Bone... 41

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Bagan 2.1 Kerangka Pikir ... 26

Gambar 4.1 Peta Administratif Kabupaten Bone ... 38

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Dinas PUPR Kabupaten Bone... 46

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Indonesia mempunyai angka penduduk yang sangat besar, dengan mobilitas ekonomi yang tinggi dan hal itu menjadi masalah karena adanya kepadatan penduduk belum disertakan dengan fasilitas yang dapat menunjang mobilitas ekonomi, disisi lain Indonesia juga memiliki banyak kabupaten yang belum mempunyai fasilitas penghubung antara kabupaten yang satu dengan kabupaten yang lain padahal Indonesia adalah jalur khatulistiwa. Oleh karena itu, mengharuskan Indonesia untuk mencari inovasi dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang terdapat dikalangan masyarakat agar tidak memunculkan pandangan buruk masyarakat terhadap pemerintah Indonesia.

Inovasi tersebut berupa penyusunan strategi guna menstabilkan laju antara mobilitas ekonomi dengan jumlah masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan melalui pembangunan.

Pembangunan yang akan dilaksanakan harus dipilah bukan karena semata

untuk memperbanyak atau menambah jumlah infrastruktur namun lebih kepada

yang bermanfaat dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat secara efisien dan

efektif. Pembangunan harus mempertimbangkan beberapa aspek seperti keadaan

sumber daya manusia dan sumber daya alam, pembangunan dapat berfungsi

secara jangka panjang serta pemerataan. Dalam hal lain bahwa dengan adanya

pembangunan tersebut diharapkan masyarakat untuk dapat mengelola sumber

(14)

daya guna meneruskan kehidupan untuk masa sekarang dan merawat pembangunan yang sudah dilaksanakan saat ini untuk masa yang akan datang.

Pembangunan yang dilakukan dengan maksud memberikan peluang yang lebih gampang kepada masyarakat untuk melaksanakan mobilitas ekonomi agar bisa memunculkan kesejahteraan bagi masyarakat. Pembangunan yang dilaksanakan dapat dimulai dari membangun sumber daya manusia dengan cara memberikan skill dan pengetahuan melalui perkumpulan atau organisasi- organisasi lainnya yang bertujuan untuk mengarahkan masyarakat pada skill yang di miliki agar dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masing- masing individu, yang kedua adalah membangun sumber daya alam dengan cara mengelolanya dari bahan mentah menjadi bahan baku yang harus dipantau regenerasinya supaya tidak merusak keberlanjutan lingkungan di masa yang akan datang.

Adanya mobilitas ekonomi yang hampir ada di seluruh wilayah atau daerah Indonesia jika tidak disertakan dengan pembangunan infrastruktur juga tidak akan memudahkan masyarakat menetapkan skill yang sudah dimilikinya. Ketersediaan infrastruktur di berbagai daerah atau wilayah sudah tidak dapat di pungkiri. Hal itu tentu sudah menjadi kebutuhan pokok dalam masyarakat, infrastruktur menjadi fasilitas penunjang seseorang untuk melakukan pekerjaan. Infrastruktur di bangun untuk menambah dan melengkapi fasilitas publik, salah satu infrastruktur yang paling genting di daerah ialah infrastruktur jalan.

Infrastruktur jalan adalah kebutuhan yang mutlak dalam sebuah sistem

angkutan jalan raya. Kinerja dari sebuah sistem transportasi jalan raya yang dapat

disediakan dalam mencapai sebuah sasaran – sasaran pokok di suatu sistem

(15)

transportasi. Peranan infrastruktur jalan menjadi sangat vital di kalangan masyarakat karena jalan merupakan alat yang mempunyai fungsi untuk memberikan konektivitas antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya, pekerjaan yang satu dengan lainnya melalui jalur darat.

Seiring dengan semakin bertambah jumlah penduduk dan bertambahnya angka kesejahteraan masyarakat maka akan mendorong untuk melaksanakan berbagai kebutuhan dan aktifitas untuk melaksanakan perjalanan. Itulah yang menimbulkan masalah yang selalu sama dari masa ke masa ialah rusaknya infrastruktur jalan karena terlalu padat atau gemuk dari aktifitas yang dilaksanakan oleh masyarakat yang paling utama aktifitas yang ada di jalan. Infrastruktur jalan merupakan sebuah bagian dari suatu sistem transportasi yang mempunyai peranan atau fungsi penting termasuk untuk mendukung bidang budaya, lingkungan dan sosial serta ekonomi yang dikembangkan dengan menggunakan pendekatan pengembangan wilayah supaya dapat tercapai pemerataan pembangunan antar daerah dan kestabilan, memperkuat dan membentuk kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan nasional dan keamanan, serta membentuk atau membuat struktur ruang dengan maksud untuk mencapai serta mewujudkan suatu sasaran pembangunan nasional.

Infrastruktur jalan yang dibangun dan tidak sesuai dengan standar bisa

memunculkan permasalahan yang baru seperti bertambahnya angka kecelakaan

dan lain sebagainya. Hal tersebut dikarenakan banyaknya infrastruktur jalan yang

rusak dan kurang adanya perhatian pemerintah dalam bentuk pendanaan untuk

memperbaiki infrastruktur jalan. Apabila hal itu terus dibiarkan bukan tidak

(16)

mungkin masyarakat akan kehilangan kepercayaan yang telah diberikan pemerintah untuk mengurus daerahnya yang bisa berakibat pada banyaknya demo-demo berupa tuntutan pada pemerintah, dan banyak hal yang tidak diinginkan lainnya. Dalam pembangunan infrastruktur jalan, Pemerintah juga di tuntut selektif agar dapat menciptakan jalan yang standar untuk pemakai infrastuktur jalan dengan beberapa indikator yaitu efektif, ekonomis dan efisien serta meninjau kondisi jalan dan pelengkapnya agar pengguna jalan dapat menikmati/merasakan dampak positifnya.

Untuk penanganan masalah – masalah yang muncul akibat terlalu padatnya mobilitas yang dilaksanakan oleh masyarakat, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mempunyai tugas dalam memelihara, merawat dan memperhatikan infrastruktur jalan secara berkala. Seperti yang tedapat dalam pasal 13 Undang-Undang No.38 tahun 2004 memiliki kewajiban untuk memprioritaskan atau mendahulukan pemeriksaan, perawatan dan pemeliharaan, (inspeksi) jalan secara berkala agar dapat mempertahankan tingkat pelayanan jembatan dan jalan sesuai dengan standar minimal yang ditetapkan, dan juga tertuang dalam pasal 17 tentang pengaturan jalan umum meliputi pengaturan jalan kabupaten, pengaturan jalan kota, pengaturan jalan provinsi, pengaturan jalan nasional, dan pengaturan jalan secara umum.

Salah satu daerah atau kabupaten yang terdapat di Indonesia yang menginginkan fasilitas infrastruktur jalan yang bagus ialah Kabupaten Bone.

Kabupaten Bone ialah sebuah daerah yang mempuyai kekuasan otonom yang ada

di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota dari Kabupaten Bone itu sendiri

(17)

terdapat di Kota Watampone. Kabupaten Bone merupakan salah satu daerah yang terletak di pesisir timur Sulawesi Selatan dan mempunyai posisi atau tempat strategis dalam perdagangan jasa dan barang di Kawasan Timur Indonesia .

Infrastruktur jalan yang sudah menjadi kewajiban pemerintah kabupaten Bone, mencapai kurang lebih 1559,514 kilometer. Dari keseluruhan panjang jalan yang ada di kabupaten Bone, terdapat beberapa macam kerusakan, yaitu rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat. Maka dari itu isu infrastruktur jalan yang terdapat dibeberapa kecamatan yang paling penting yang harus diperbaiki oleh pemerintah kabupaten Bone khususnya yang perlu diketahui oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yaitu jalan yang ada di Kecamatan Barebbo dalam kondisi jalan yang rusak berat 41, 530 km dan kondisi jalan yang rusak sedang sebanyak 10,580 km, Kecamatan Kajuara dalam kondisi jalan yang rusak berat 17,547 km dan kondisi jalan yang rusak sedang 8,320, Kecamatan Patimpeng dalam kondisi jalan yang rusak berat 10,920 km dan kondisi jalan yang rusak sedang sebanyak 8,640 km, dan Kecamatan Lappariaja dalam kondisi rusak berat sebanyak 39,200 km dan kondisi jalan yang rusak sedang sebanyak 11,200 km dan beberapa kecamatan yang ada lainnya.

Oleh karena itu, dengan melihat pemaparan masalah di atas terkait dengan

jalan yang sudah rusak dan semestinya diperbaiki oleh pemerintah Kabupaten

Bone di beberapa kecamatan yang belum ditindak lanjuti sama sekali maka dari

itu peneliti tedorong untuk melakukan penelitian kualitatif dengan judul “Strategi

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam Perbaikan

Infrastruktur Jalan di Kabupaten Bone”.

(18)

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam perbaikan ifrastruktur jalan di Kabupaten Bone?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui strategi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam perbaikan infrastruktur jalan di Kabupaten Bone.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik secara secara tidak langsung maupun secara langsung. Adapaun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada pembaca serta menjadi referensi bagi instansi pemerintah kabupaten Bone maupun peneliti yang lainnya untuk mengembangkan wawasan tentang Strategi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam perbaikan infrastruktur jalan serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi saran dan masukan

kepada pemerintah khususnya pemerintah Kabupaten Bone (Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang)

(19)

7 BAB II

LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu bertujuan untuk sebagai pola dasar pendukung untuk penelitian ini sebagai pembanding hasil-hasil penelitian untuk langkah selanjutnya. Berikut ini beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan objek penelitian yakni ialah diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan Agus Salim dengan judul strategi Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasa Pemukiman Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara yakni hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pembangunan jalan di Kecamatan Sebatik yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman khususnya Bidang Marga masih belum maksimal. Belum maksimalnya pembangunan jalan di Kecamatan Sebatik disebabkan karena adanya kekurangan atau keterbatasan dana, harga bahan material yang mahal, intervensi politik, sarana prasarana yang minim, serta kondisi geografis yang sulit yaitu tanah yang labil.

2. Penelitian yang dilakukan Fahmy, Nadya Zelinda dengan judul strategi

perbaikan jalan berbasis aplikasi (studi pada Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang kota Batu) yakni hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

Departemen Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Batu telah

melakukan bantuan untuk masalah lubang melalui pembuatan aplikasi

yang dapat diunduh melalui playstore yang disebut lubang laporan, yang

(20)

memiliki telah disosialisasikan dan disadari. Namun, untuk berhasil dalam program tersebut, pemerintah kota Batu perlu memperbesar perannya dalam perbaikal jalan di Kota Batu. Terkait, perhatian pemerintah perlu terus memperbaiki jalan di Kota Batu yang akan terjadi secara bersamaan dengan penurunan jumlah jalan yang rusak.

3. Penelitian yang dilakukan Nur Erma dengan judul peran Dinas Pekerjaan Umum dalam pembangunan dalan di Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur yakni hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perencanaan program kegiatan pembangunan jalan (merencanakan pembangunan jalan dan merencanakan pembiayaan pembangunan jalan) dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum melalui MUSREMBANG dengan berbagai pihak yang terkait seperti Sekretaris Daerah, DPR, DPRD, BAPPEDA, dan lain sebagainya. Penyelenggaraan pembangunan jalan dilakukan melalui pemeliharaan jalan oleh Dinas Pekerjaan Umum meliputi memperbaiki dengan menambal maupun merehab total apabila kondisi jalan rusak yang dilakukan melalui perkerasan jalan, pelebaran jalan, pengaspalan, semenisasi, serta menambah bangunan pelengkap pada jalan.

B. Konsep dan Teori 1. Konsep Strategi

Secara etimologi strategi merupakan sesuatu yang berasal dari kata yang

dalam bahasa yunani, strategi. Adapun strategi yang merupakan terjemahan

yang dapat diartikan sebagai “komandan militer” yang berasal dari zaman

demokrasi Athena.

(21)

Pada umumnya istilah strategi digunakan untuk memenangkan sebuah peperangan dalam permasalahan dunia militer yang sebagai cara digunakan untuk memanfaatkan kekuatan militer. Sedangkan terminologi strategi banyak ahli yang telah mengemukakan pandangan yang berbeda- beda tentang strategi, namun pada dasar hakikatnya itu memiliki makna atau arti yang hampir sama persis ialah pencapaian tujuan secara efisien dan efektif.

Menurut pendapat Argyris, dkk (Hutapea, 2017) Strategi merupakan respon secara terus menerus atau berkesinambungan maupun adaptif terhadap ancaman dan peluang dari ekseternal serta kelemahan dan kekuatan internal yang membuat dampak dalam perkembangan dalam sebuah organisasi. Berbeda dengan pendapat Siagian (2006) yang menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rangkaian dari keputusan atau tindakan fundamental yang dibuat oleh manajemen puncak dan dilaksanakan atau diimplementasikan oleh para jajaran agar sesuatu organisasi dapat mencapai suatu tujuan dari organisasi tersebut.

Wheelen dan Hunger (2012) memberikan pendapat yang sama mengenai

strategi yang dimana menurutnya strategi merupakan tempat sekumpulan

dari keputusan manajerial dan merupakan aksi pengambilan keputusan

jangka panjang disuatu perusahaan. Hal tersebut meliputi analisis

formulasi strategi, implementasi strategi, lingkungan eksternal dan

internal, serta evaluasi dan kontrol.

(22)

Menurut Arthur A.J. (2007) mengatakan strategi terdiri dari beberapa aktivitas-aktivitas yang penuh dengan daya saing serta pendekatan- pendekatan bisnis untuk mencapai satu kinerja yang dapat memuaskan (sesuai target). Sedangkan Suryono (2004) mengemukakan bahwa pengertian startegi pada prinsipnya selalu berkaitan dengan tiga hal utama yaitu, tujuan, sasaran, dan cara. Oleh karena itu, ketiga prinsip tersebut harus dimiliki dalam penerapan strategi yang ingin dijalankan. Lain halnya dengan Bintoro (1982) yang berpendapat bahwa strategi merupakan keseluruhan langkah-langkah (kebijaksanaan) dengan perhitungan yang pasti, guna mencapai tujuan untuk mengatasi permasalahan, dimana didalam strategi itu terdapat metode dan teknik. Berbeda dengan Kuncoro (2006) menyatakan bahwa strategi adalah salah satu bagian dari proses yang mencakup sejumlah tahapan yang saling bersimpul dan berurutan membuat strategi yang telah dibentuk dapat memenuhi tujuan dari sebuah organisasi.

Strategi adalah suatu rencana atau pola yang mengintegrasi tujuan pokok dalam suatu organisasi, tahapan-tahapan kegiatan dan kebijakan- kebijakan yang terhimpun dalam suatu keseluruhan yang bersifat kohesif.

Strategi menurut Salusu (2006) adalah sebuah seni dengan menggunakan

kecakapan dan sumber daya dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu

tujuan atau sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan

dalam kondisi yang paling menguntungkan.

(23)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan suatu metode atau cara pencapaian tujuan secara efektif dan efisien dengan respon secara terus menerus terhadap peluang suatu rangkaian dari keputusan manajerial yang meliputi analisis formulasi strategi, implementasi strategi, lingkungan eksternal dan internal, serta evaluasi dan kontrol guna mengatasi permasalahan dan untuk pemenuhan tujuan dari sebuah organisasi.

a. Fungsi Strategi

Fungsi strategi pada dasar atau umumnya merupakan upaya agar strategi yang telah dipilih secara teratur dapat diimplementasikan secara efektif. Ada enam fungsi yang dapat dilaksanakan secara serentak, yaitu :

a. Menyampaikan suatu visi atau maksud yang hendak ditujukan kepada orang lain. Ringkasan strategi sebagai tujuan yang diinginkan, dan menyampaikan tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana pelaksanaan pengerjaannya, oleh siapa, mengapa hasil kinerjanya dapat bernilai dan untuk siapa hal tersebut dikerjakan.

Untuk menilai dan mengembangkan alternatif-alternatif suatu strategi, dengan hal itu perlu dicocokkan atau disesuaikan antara faktor lingkungan dengan kapabilitas organisasi, di mana kapabilitas tersebut akan digunakan.

b. Menghubungkan keunggulan atau kekuatan organisasi dengan

peluang dari lingkungannya.

(24)

c. Mengeksploitasi atau memanfaatkan kesuksesan dan keberhasilan yang didapatkan sekarang, sekaligus mencari adanya peluang- peluang baru.

d. Membangkitkan dan menghasilkan sumber daya yang lebih banyak dari yang dipergunakan sebelumnya. Terkhusus pada penghasilan dan sumber daya lain yang diolah atau dipergunakan untuk menghasilkan sumber daya nyata, tidak hanya berpatokan pada pendapatan, akan tetapi juga komitmen karyawan, reputasi, identitas mereka dan sumber daya yang tidak berwujud lainnya.

e. Mengarahkan dan mengkoordinasikan aktivitas organisasi ke depan.

Strategi bisa mampu mempersiapkan keputusan yang selaras dan sangat penting bagi upaya dalam pencapaian maksud dan tujuan sebuah organisasi.

f. Bereaksi serta menanggapi suatu kondisi yang baru dihadapi sepanjang waktu. Proses yang berjalan secara berkelanjutan untuk menemukan maksud dan tujuan dengan menggunakan dan menciptakan sumber daya, serta mengarahkan aktivitas pendukungnya.

b. Jenis-Jenis Strategi

Banyak organisasi memakai dua strategi atau lebih secara bersamaan,

akan tetapi strategi gabungan bisa sangat beresiko apabila

diimplementasikan terlalu jauh. Di perusahaan yang besar dan

terdiversifikasi, strategi gabungan biasanya dipakai apabila divisi yang satu

(25)

dengan divisi yang lainnya menjalankan strategi yang berbeda. Jenis-jenis strategi diantaranya:

a. Strategi Integrasi

Integrasi horizontal, integrasi ke belakang serta integrasi ke depan terkadang semuanya dikatakan sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memberikn kemungkinan suatu perusahaan untuk bisa melakukan pengendalian untuk para pemasok dan para distributor.

b. Strategi Intensif

pengembangan produk dan penetrasi pasar sering juga dikatakan sebagai strategi intensif karena hal terebut membutuhkan usaha-usaha intensif jika dalam posisi atau keberadaan persaingan perusahaan dengan produk yang tersedia hendak dikembangkan.

c. Strategi Diversifikasi

Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi horizontal dan konglomerat serta diversifikasi konsentrik. Dalam menambah produk atau jasa baru, namun masih berhubungan biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa baru yang tidak berhubungan untuk pelanggan yang sudah ada disebut sebagai diversifikasi horizontal.

d. Strategi Defensif

Selain dari strategi diversifikasi, intensif, dan integrasi, suatu

organisasi pun juga bisa melakukan strategi rasionalisasi biaya. Untuk

pelaksanaan rasionalisasi biaya akan terjadi apabila sebuah organisasi

(26)

melakukan penataan kembali dengan melalui penghematan aset dan biaya dalam mengembangkan kembali penjualan laba yang sedang down (menurun). Biasanya dikataka sebagai suatu strategi terbalik (turnaround) atau reorganisasi, rasionalisasi biaya diramal atau dirancang agar dapat memperkuat kemampuan dan kompetensi pembeda dasar organisasi.

Selama dalam proses rasionalisasi biaya, perencanaan strategi berjalan dengan sumber daya yang terbatas serta mendapatkan tekanan dari para pemilik saham, media dan karyawan. Divestasi yaitu menjual sebuah divisi atau bagian dari suatu organisasi. Divestasi kadang digunakan untuk mengembangkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk pemenuhan akusisi atau investasi strategi lebih lanjut. Divestasi bisa dikatakan juga termasuk bagian dari sebuah strategi rasionalisasi biaya menyeluruh atau umum untuk meninggalkan organisasi dari bisnis yang tidak bisa menguntungkan, tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan serta yang membutuhkan modal terlalu besar. Likuidasi yaitu menjual semua aset suatu perusahaan sedikit demi sedikit sesuai nilai sesungguhnya aset tersebut. Likuidasi adalah pernyataan sebuah kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional sulit dilaksanakan.

c. Tahap-Tahap Strategi

Tahap strategi merupakan penyelesaian masalah-masalah yang sedang

dihadapi dalam pengambilan sebuah keputusan yang dibuat untuk

menemukan langkah yang tepat dari masalah tersebut. Dalam hal tersebut

(27)

agar dapat mencapai suatu tujuan yang diinginkan, strategi yang dibuat bisa diimplementasikan dalam penyelesaian masalah yang terjadi, sehingga tolak ukur strategi akan dapat diukur dari implementasinya.

Menurut Haryadi (2005) berpendapat bahwa ada dua tahap strategi, kedua tahap strategi tersebut dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:

1) Perumusan

Menjelaskan tahap pertama dari bagian yang meliputi analisis lingkungan internal maupun eksternal adalah penetapan visi, dan misi, perencanaan dan tujuan strategi. Perumusan strategi bagian dan proses dalam menyusun langkah-langkah yang akan datang agar bisa membangun visi dan misinya dari perumusan tersebut dapat merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut agar tercapainya penyediaan costumer value terbaik.

2) Pelaksanaan

Setelah tahap perumusan strategi dapat terselesaikan maka

selanjutnya tahap krusial dalam strategi pemerintah adalah tentang

pelaksanaan strategi. Pelaksanaan strategi adalah proses dimana

strategi dan kebijakan dijalankan melalui pembangunan struktur,

pembangunan program, budget dan pelaksanaan. Pelaksanaan strategi

adalah tahap yang paling rumit dalam proses strategi dengan

mengingat terdapat banyak faktor yang bisa mempengaruhi

pelaksanaan di lapangan dan tidak sesuai dengan perkiraan awal.

(28)

Keberhasilan dalam sebuah strategi seharusnya didukung oleh perusahaan yang capable dengan seorang pemimpin yang solid, kebijaksanaan yang tepat, pengalokasian sumber daya yang cukup, situasi, budaya dan kondisi terhadap keberhasilan dari pelaksanaan strategi. Berdasarkan pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa tahap strategi merupakan langkah-langkah dalam pembuatan kebijakan yang tepat dengan merumuskan visi dan misi dari kebijakan tersebut, kemudian setelah dirumuskan dibutuhkan pelaksanaan yang tepat pula agar strategi dari kebijakan tersebut dapat mencapai tujuannya.

d. Peranan Strategi

Dalam lingkungan sebuah perusahaan atau organisasi, strategi mempunyai peranan yang sangat penting bagi keberhasilan suatu organisasi karena meliputi tindakan dan koordinasi dalam mencapai tujuan. Adapaun menurut Grant (1999:21), strategi mencakup 3 peranan penting dalam mencapai suatu tujuan manajemen, yaitu:

a. Strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan

Strategi sebagai suatu elemen untuk mencapai kesuksesan, strategi sebagai suatu elemen untuk mencapai kesuksesan, strategi sebagai suatu hal yang akan memberikan suatu ikatan hubungan antara hasil- hasil dari ide yang diambil oleh individu atau instansi terkait.

b. Strategi sebagai sarana komunikasi dan koordinasi

(29)

Strategi memiliki peranan penting sebagai sarana komunikasi dan koordinasi agar mampu memberikan kesamaan arah bagi sebuah perusahaan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

c. Strategi sebagai target

Konsep strategi dapat disatukan dengan misi dan visi dengan tujuan untuk menentukan suatu di mana perusahaan berada dalam masa yang akan datang. Menetapkan suatu tujuan dapat membantu seorang individu dapat didengarkan untuk mencapai tujuam yang telah ditetapkan bersama.

e. Prinsip-Prinsip Mensukseskan Strategi

Menurut Hatten dan Hatten (1998) dalam Salusu menjelaskan tentang petunjuk untuk mensukseskan strategi:

1) Strategi harus memiliki konsistensi/pendirian dengan lingkungan.

Dalam hal ini pembuatan strategi seharusnya jangan berlawanan dengan arus perkembangan masyarakat.

2) Organisasi tidak hanya membuat satu strategi saja, karena keadaan tersebut tergantung pada ruang lingkup kegiatannya.

3) Strategi yang efektif memfokuskan dan menyatukan semua sumber daya dan tidak memisahkannya.

4) Strategi harusnya lebih memperhatikan pada sesuatu yang merupakan kekuatannya (strenghts) dan tidak hanya pada sesuatu hal yang justru adalah kelemahannya (weakness).

5) Sumber daya merupakan suatu yang kritis.

(30)

6) Penyusunan suatu strategi juga harus memperhitungkan resiko kecil agar nantinya tidak menjadi sebuah ancaman dalam organisasi.

7) Strategi seharusnya diatur diatas landasan keberhasilan yang telah dicapai.

f. Tipe-Tipe Strategi

Setiap organisasi pasti mempunyai sebuah strategi dalam mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Tipe strategi yang digunakan dalam sebuah organisasi berbeda-beda. Terdapat beberapa strategi yang digunakan dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut Jack Kooten (1991:81), tipe - tipe strategi meliputi:

1. Strategi Organisasi (Corporate Strategy)

Strategi ini berhubungan dengan perumusan tujuan, misi, nilai- nilai, dan inisiatif-inisiatif strategi yang baru. Pembatasan-pembatasan yang diperlukan adalah mengenai apa yang dilakukan dan untuk siapa.

2. Strategi Program (Program Strategy)

Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi strategi dari program tertentu. Kira-kira apa dampaknya apabila dala sebuah program tertentu diperkenalkan atau dilancarkan (apa dampaknya bagi sasaran organisasi).

3. Strategi Pendukung Sumber Daya (Resource Support Strategy)

Sentralisasi strategi sumber daya ini mengacu perhatian pada

memaksimalkan sumber-sumber daya esensial yang tersedia guna

(31)

untuk meningkatkan kualitas kinerja suatu organisasi. Sumber daya itu dapat berupa teknologi, tenaga, keuangan, dan sebagainya.

4. Strategi Kelembagaan (Institusional Strategy)

Fokus dari strategi institusional yaitu mengembangkan kompetensi organisasi untuk melakukan inisiatif-inisiatif strategi.

Strategi yang dijalankan pada sektor pemerintahan dapat dilihat upaya dari pemerintah dalam membuat strategi agar dapat tercapainya tujuan dimasa depan dengan menganalisis situsasi dan kondisi dimasa sekarang dan masa depan. Dalam pelaksanaannya, pemerintah membuat perbedaan pengelolaan dengan sektor privat. Perbedaan ini terutama disebabkan adanya perbedaan karakteristik.

Menurut Paul (2015) perencanaan strategis disektor publik tidak dilihat sebagai hanya alat analisis untuk kerangka perumusan strategi tetapi juga mencakup kegiatan lain yang perlu dipandang untuk mencapai efektivitasnya.

Namun menurut Berry dan wechsier (Paul, 2015) perencanaan strategis didefinisikan sebagai suatu proses yang sistemtis untuk mengelola lembaga yang arah masa depan dalam kaitannya dengan lingkugan dan runtutan pemangku kepentingan eksternal, termasuk perumusan strategi, analisis kekuatan dan kelemahan, identifikasi pemangku kepentingan lembaga, pelaksanaan tindakan dan masalah manajemen.

Menurut Wechsier dan Backott (Aime dan Sebabstian 2010) dalam

penerapan strategi organisasi sektor publik dalam prosesnya melalui upaya

(32)

merumuskan baik faktor-faktor internal maupun eksternal yang berpengaruh terhadap strategi dari organisasi publik dan menyusun suatu paparan yang lebih aplikatif.

2. Infrastruktur Jalan

Infrastruktur menurut Grigg (1998) merupakan proses fisik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam sosial maupun ekonomi, seperti menyediakan transportasi, jalan, drainase, pengairan, bangunan gedung dan fasilitas umum lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat. Infrastruktur sebagai proses juga merupakan bagian seperti sarana prasarana yang saling berhubungan.

Menurut American Public Work Assosiation (Stone, 1974:12), infrastruktur dijelaskan sebagai fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh pelaku dalam pembangunan infrastruktur yang digunakan untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam pengadaan kebutuhan masyarakat, seperti penyediaan air, transportasi, pembuangan limbah, tenaga listrik, dalam pelayanan umum untuk memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat.

Menurut Moteff (2003), infrastruktur tidak hanya mengurus dalam hal

ekonomi maupun sosial, tetapi infrastruktur juga mengurus terhadap masalah

pertahanan dan keberlanjutan dalam pemerintah. Dan juga menjelaskan bahwa

ini tidak hanya fokus terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti

masalah ekonomi dan sosial. Tetapi dalam sudut pandang yang lain,

infrastruktur juga fokus terhadap masalah pertahanan dan keberlanjutan dalam

suatu pemerintahan. J’afar M. (2007) mengemukakan infrastruktur memiliki

(33)

fungsi positif terhadap perkembangan serta pertumbuhan ekonomi jangka pendek dalam menciptakan lapagan kerja konstruksi yang mendukung perusahaan di sektor terkait.

Peraturan Presiden No. 38 tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam penyediaan infrastruktur mendefinisikan infrastruktur merupakan fasilitas fisik, teknis, perangkat keras dan lunak serta sistem yang dibutuhkan untuk mendukung jaringan struktur dan menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat agar pertumbuhan sosial dan ekonomi masyarakat bisa berjalan dengan lebih baik.

Jalan adalah prasarana infrastruktur fundamental yang diperlukan manusia untuk bisa melaksanakan pergerakan dari suatu lokasi ke lokasi lainnya dalam rangka untuk pemenuhan kebutuhan. Ketersediaan jalan merupakan hal yang dapat dikatakan mendesak ketika kegiatan ekonomi masyarakat mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.

Infratsruktur jalan merupakan kebutuhan mendasar dalam sistem angkutan jalan raya. Kinerja sistem transportasi jalan raya akan bergantung pada seberapa besar daya dukung prasarana jalan yang mampu disediakan untuk mencapai sasaran-sasaran pokok dalam suatu sistem transportasi. Dilihat dari kewenangannya, infrastruktur jalan dibedakan menjadi empat kategori, yaitu:

a. Jalan Nasional, adalah sebuah jalan kolektor atau jalan arteri dalam suatu

sistem jaringan jalan primer. Jalan ini merupakan perantara antar ibukota

provinsi, jalan jalan tol serta strategis nasional. Tanggung jawab dari

pembinaan jalan nasional berada pada pemerintah pusat (Direktorat

(34)

Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum). Jalan nasional ini memiliki tugas melayani kepentingan nasional atas dasar strategis, yaitu mempunyai peranan untuk membina kesatuan dan keutuhan nasional, melayani kepentingan perbatasan antar negara, melayani daerah-daerah rawan, bagian dari jalan lintas regional atau lintas internasional, serta dalam rangka pertahanan dan keamanan.

b. Jalan Provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota dan jalan strategis provinsi.

c. Jalan Kabupaten/Kota, yaitu merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten/kota dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten/kota dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah

kabupatenkota, dan jalan strategis kabupaten/kota.

d. Jalan Desa, adalah jalanan umum yang menghubungkan antar permukiman

di dalam desa, serta jalan lingkungan. Jalan desa adalah suatu jalan raya

yang berskala sempit di daerah perkampungan atau desa . Biasanya

infrastruktur jalan desa tersebut dibangun sebagai jalan satu lajur (yaitu,

jalan beraspal untuk dilalui kendaraan satu arah).

(35)

Jalan merupakan sebuah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian – bagian jalan, termasuk didalamnya bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan rel.

Penyebab kerusakan jalan merupakan masalah penting dalam melakukan perbaikan. Perbaikan dan pembangunan jalan provinsi, jalan nasional, maupun jalan kabupaten/kota serta jalan desa saat ini masih banyak mengalami kendala – kendala, baik kendala yang bersifat kelembagaan maupun kendala yang bersifat teknis.

Menurut Bintoro (1997:16), penyebab dari kerusakan jalan dapat dikategorikan ke dalam 2 jenis, yaitu:

a) Bersifat Teknis

1. Jalan berlubang yang diakibatkan oleh beban muatan yang berlebihan (overloading) dari angkutan yang membawa beban muatan yang melebihi kapasitas beban jalan yang telah disediakan.

2. Sistem drainase (saluran) air, sehingga yang mengakibatkan perkerasan jalan mudah mengalami dan keretakan menjadi lentur.

3. Mutu konstruksi, adalah mutu beban atau bahan material yang dapat digunakan dalam pembangunan jalan yang tidak memenuhi kelas atau standar jalan yang sesuai dengan kontur lahan atau wilayah.

b) Bersifat Kelembagaan

(36)

1. Perencanaan, adalah sebuah langkah pertama dalam kegiatan perbaikan atau pemeliharaan jalan. Perencanaan yang sedikit atau kurang diperhatikan bisa menimbulkan proses perbaikan jalan hanya akan mengalami persoalan yang sama dimasa mendatang.

2. Pemrograman, yaitu sebuah tahapan yang akan dilakukan dalam pemeliharaan jalan. Program-program yang dilakukan harus memperhatikan dengan ketat kondisi jalan sehingga perbaikan kembali jalan-jalan yang sudah rusak dapat berjalan sesuai target pembangunan.

3. Penganggaran, dalam sebuah pembangunan infrastruktur terutama perbaikan jalan, ketersediaan anggaran harus dapat diselaraskan dengan kontur jalan yang akan dibenahi. Masalah yang muncul justru ketersediaan dana yang kurang dalam pemeliharaan infrastruktur jalan sehingga menyebabkan perbaikan jalan dilakukan dengan memakai material konstruksi yang tidak sesuai dengan standar dan kelayakan sehingga menimbulkan kerusakan jalan terus terjadi.

4. Kurangnya koordinasi lintas sektoral antara lembaga-lembaga yang berwenang dalam mengatasi suatu masalah perbaikan dan pemeliharaan infrastruktur jalan.

Dalam UU No. 38/2004 tersebut diatur bahwa penyelenggaraan jalan

merupakan kegiatan yang meliputi :

(37)

a. Pengaturan jalan, yaitu penyusunan peraturan perundang-undangan jalan dan perumusan kebijakan dalam perencanaan umum.

b. Pembinaan, merupaka kegiatan penyusunan pedoman dan standar pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia, teknis, serta penelitian dan pengembangan jalan.

c. Pembangunan jalan, yaitu penganggaran dan pemrogaman, pelaksanaan konstruksi, perencanaan teknis, serta pengoperasian dan pemeliharaan jalan.

d. Pengawasan jalan, merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka untuk mewujudkan tertib pengaturan, pembinaan dan pembangunan jalan.

3. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di bidang pekerjaan umum dan penataan ruang sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bone Nomor 56 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Bone Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.

Berdasarkan Peraturan Bupati Bone Nomor 56 Tahun 2016 Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone mempunyai fungsi

menyelenggarakan perumusan kebijakan mengenai urusan pemerintahan

bidang pekerjaan umum dan penataan ruang, pelaksaanaan kebijakan urusan

pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang, pelaksanaan

(38)

evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang serta pelaksanaan administrasi dinas pekerjaan umum dan penataan ruang dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkat dengan tugas dan fungsinya.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam penelitian ini merupakan model konseptual tentang teori – teori yang berhubungan dengan strategi. Penelitian ini berjudul strategi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam perbaikan infrastruktur jalan di Kabupaten Bone berpedoman pada teori Jack Kooten tentang tipe – tipe strategi meliputi: strategi organisasi, strategi program dan strategi pendukung sumber daya.

Berdasarkan yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini menggunakan kerangka pikir berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Jack Kooten, yang dapat digambarkan seperti di bawah ini.

Strategi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone

Tipe- tipe Strategi Menurut Jack Kooten:

1. Strategi Organisasi 2. Strategi Program

3. Strategi Pendukung Sumber Daya

Bagan 2.1 Kerangka Pikir

(39)

Kualitas dalam Perbaikan Infrastruktur

Jalan di Kabupaten Bone

(40)

28 D. Fokus Penelitian

Berdasarkan bagan kerangka pikir yang terkait dengan penelitian Strategi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam perbaikan infrastruktur jalan di Kabupaten Bone maka yang menjadi fokus penelitian yaitu: 1) Strategi Organisasi (Corporate Stragy), Strategi Program (Program Strategy), Srategi Pendukung Sumber Daya (Resource Support Strategy).

E. Deskripsi Fokus Penelitian

1. Corporate Strategy (Strategi Organisasi), startegi ini berkaitan dengan perumusan tujuan, nilai- nilai, misi dan inisiatif – inisiatif strategi yang baru. Pembatasan – pembatasan yang diperlukan adalah mengenai apa yang dilakukan dan untuk siapa.

2. Program Strategy (Strategi Organisasi), strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi – implikasi strategi dari program tertentu. Lalu apa yang menjadi dampak apabila dalam sebuah program tertentu diperkenalkan atau dilancarkan (apa dampaknya bagi sasaran organisasi).

3. Resource Support Strategy (Strategi Pendukung Sumber Daya), pemusatan

dari strategi sumber daya ini mengacu perhatian pada memaksimalkan

sumber – sumber daya esensial yang tersedia guna untuk meningkatkan

kualitas kinerja suatu organisasi. Sumber daya itu dapat berupa teknologi,

tenaga, keuangan dan sebagainya.

(41)

29 BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan selama dua bulan mulai dari bulan juli sampai pada bulan september. Dalam penelitian ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui strategi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam perbaikan infrastruktur jalan di Kabupaten Bone.

Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone, dipilihnya lokasi penelitian ini karena melihat jalan yang terdapat di Kabupaten Bone masih banyak jalanan baik dalam kondisi rusak ringan, sedang dan berat yang perlu diadakan perbaikan

B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilaksanakan ini merupakan penelitian kualitatif, dimana penelitian ini berangkat dari data lapangan dengan menggunakan teori yang sudah ada sebagai pendukung, kemudian hasil yang didapat dari proses penelitian akan memunculkan teori dari data – data tersebut.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif kualitatif

dengan melalui observasi untuk mengetahui strategi Dinas Pekerjaan Umum

dan Penataan Ruang dalam perbaikan infrastruktur jalan di Kabupaten Bone.

(42)

C. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang didapatkan melalui kegiatan wawancara dengan subjek penelitian dan dengan melakukan observasi atau pengamatan langsung di lapangan. Dalam penelitian ini data primer berupa catatan hasil wawancara dan hasil pengamatan langsung ketika berada di lapangan yang didapatkan melalui wawancara dengan Kepala Bidang Jalan dan Jembatan, Kepala Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan, Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, dan masyarakat Kabupaten Bone khususnya pengguna jalan.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain

atau lewat dokumen. Sumber data sekunder digunakan untuk mendukung

informasi yang didapatkan dari sumber data primer yaitu dari dokumen,

bahan pustaka, literatur – literatur, buku, laporan – laporan, penelitian

terdahulu dan catatan perkuliahan yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti.

(43)

D. Informan

Teknik penentuan informan dilaksanakan dengan melalui cara purposive memilih orang – orang yang dianggap paling mengetahui dan dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan dari suatu penelitian.

Tabel 3.1 Daftar Informan

No. Jabatan/Instansi Jumlah

1. Kepala Sub Bagian Program 1 Orang

1. Kepala Bidang Jalan dan Jembatan 1 Orang

2. Kepala Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan 1 Orang

3. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 1 Orang

4. Masyarakat Kabupaten Bone khususnya pengguna jalan

2 Orang

Total 6 Orang

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu langkah yang sangat strategis

dalam sebuah penelitian, sebab tujuan utama dari sebuah penelitian yaitu

untuk memperoleh data yang paling akurat. Untuk mendapatkan data yang

tepat maka pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara dan

observasi serta dokumentasi.

(44)

1) Observasi

Observasi adalah pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara mencatat secara sistematis dan mengamati fenomena – fenomena yang diselidiki. Penelitian ini menggunakan teknik obsevasi non partisipatif, dimana pada pelaksanaannya peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas – aktivitas orang yang diamati, dan hanya sebagai pengamat independen.

2) Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara sebagai orang yang mengajukan pertanyaan dan diwawancarai sebagai orang diberikan pertanyaan. Metode wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang strategi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam memperbaiki infrastruktur jalan desa di Kabupaten Bone.

Penelitian ini memakai wawancara semi terstruktur yang berarti wawancara dalam pengimplementasiannya lebih longgar dibanding dengan memakai wawancara terstruktur. Pewawancara memberikan pertanyaan kepada informan namun dapat berkembang dan lebih bebas sesuai dengan informasi dan situasi yang diperlukan oleh informan. Wawancara semi terstruktur bertujuan untuk mendapatkan masalah – masalah secara lebih terbuka, dimana pihak yang diwawancarai dimintai ide – ide dan pendapatnya.

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan tatap muka dengan informan,

mengenai strategi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam

memperbaiki infrastruktur jalan desa di Kabupaten Bone.

(45)

3) Dokumentasi

Dokumentasi ialah tahap dalam mengumpulkan data yang dilaksanakan dengan cara mendatangi Kantor Dinas Pekerjaan dan Penataan Ruang Kabupaten Bone untuk mengkaji atau menganalisis dokumen-dokumen baik berupa referensi, buku, pasal maupun peraturan yang memiliki keselarasan dengan penelitian ini dengan bermaksud menyempurnakan data-data yang dibutuhkan serta telaah pustaka dan cara pengumpulan data, seperti dokumen- dokumen yang bisa menunjang dan terkait dengan masalah baik berupa literatur, buku, laporan dan lain sebagainya.

F. Teknik Analisi Data

Analisis data adalah sebuah langkah penting dalam rangka mendapatkan penemuan-penemuan hasil penelitian. Oleh karena itu, data akan menuntun kearah temuan ilmiah apabila dianalisis. Analisis data adalah langkah selanjutnya untuk melakukan pengolahan data dari hasil penelitian menjadi data, dimana data yang telah diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian. Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif (interactive model). Dalam model ini terdapat tiga komponen pokok. Menurut Miles da Huberman dalam Sugiono (2013) ketiga komponen tersebut ialah:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah bagian paling utama analisis data untuk membuat

fokus, memperpendek, mempertegas, serta membuang hal yang tidak penting

(46)

dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan peneliti dapat dilakukan.

2. Sajian Data

Sajian data merupakan suatu rakitan informasi yang memungkinkan kesimpulan. Secara singkat dapat berarti cerita sistematis dan logis supaya makna peristiwanya menjadi lebih muda dipahami.

3. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan

Dalam awal pengumpulan data peneliti sudah harus mulai mengerti apa arti dari hal-hal yang ia temui dengan mencatat peraturan-peraturan sebab akibat, dan berbagai proporsi sehingga penarikan kesimpulan dapat dipertanggung jawabkan.

G. Teknik Pengabsahan Data

Pengabsahan data ialah bentuk batasan berkaitan suatu kepastian, bahwa yang

berukur benar-benar merupakan variabel yang ingin diukur. Salah satu tekniknya

ialah dengan melalui proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data

yang mengeksploitasi sesuatu yang lain diluar data itu untuk kebutuhan

pemeriksaan untuk sebagai perbandingan untuk data tersebut. Triangulasi pada

hakikatnya merupakan lebih dari satu metode yang dilaksanakan oleh peneliti

pada saat menganalisis dan mengumpulkan data. Pada dasarnya merupakan suatu

kejadian yang ditelusuri atau diteliti dapat dimengerti dengan sebaik-baiknya

sehingga memperoleh kebenaran yang sesungguhnya jika melalui pendekatan dari

beberapa sudut pandang, adapun bentuk triangulasi yaitu:

(47)

1. Triangulasi Sumber

Membandingkan dengan cara memeriksa kembali derajat dari suatu informasi yang didapat dengan melalui sumber yang tidak sama. Seperti membuat perbandingan terkait wawancara dengan hasil pengamatan, melakukan perbandingan antara hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

2. Triangulasi Teknik

Untuk memperoleh data informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka agar dapat menguji kepercayaan data dilaksanakan dengan memakai cara menkroscek data kepada sumber yang sama dengan melalui teknik yang berbeda.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan

pengecekan dengan beberapa sumber dengan juga beberapa cara dan juga

berbagai waktu. Perubahan suatu proses dan perilaku manusia mengalami

perubahan dari masa ke masa sehingga untuk memperoleh data yang sah

melalui observasi penelitian perlu diadakan pengamatan tidak hanya satu kali

pengamatan.

(48)

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Letak Geografis dan Luas Kabupaten Bone

Kabupaten Bone adalah salah satu kabupaten yang terletak di pesisir Timur Provinsi Sulawesi Selatan dan berjarak sekitar 174 km dari Kota Makassar. Luas wilayahnya sekitar 4.559 km 2 atau 9,78 persen dari luas Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten Bone mempunyai garis pantai sepanjang 138 km.

Bone adalah urutan ketiga yang terluas di Provinsi Sulawesi Selatan, dan terbagi menjadi 27 kecamatan serta terdiri dari 372 desa/kelurahan. Jika dilihat dari segi luasnya kecamatan, ada 3 kecamatan terluas diantaranya Kecamatan Bontocani ( 10, 16%), Tellu Limpoe ( 6,98%), dan Libureng (7,55%). Sementara 3 kecamatan terkecil adalah Kecamatan Tanete Riattang (0,52%), Tanete Riattang Timur (1,07%), dan Tanete Riattang Barat (0.52%).

Secara geografis Kabupaten Bone memiliki batas-batas sebagai berikut:

Utara : Kabupaten Wajo dan Soppeng Timur : Teluk Bone

Selatan : Kabupaten Sinjai dan Gowa

Barat : Kabupaten Maros, Pangkep, Barru

(49)

Tabel 4.1 Luas Daerah Kecamatan dan Presentase Terhadap Luas Kabupaten di Kabupaten Bone Tahun 2018

Kode Kecamatan Luas (Km

2

)

Persentase Terhadap Luas Kabupaten

(1) (2) (3) (4)

010 Bontocani 463,35 10,16

020 Kahu 189,50 4,16

030 Kajuara 124,13 2,72

040 Salomekko 84,91 1,86

050 Tonra 200,32 4,39

060 Patimpeng 130,47 2,86

070 Libureng 344,25 7,55

080 Mare 263,50 5,78

090 Sibulue 155,80 3,42

100 Cina 147,50 3,24

110 Barebbo 114,20 2,50

120 Ponre 293,00 6,43

130 Lappariaja 138,00 3,03

140 Lamuru 208,00 4,56

141 TelluLimpoe 318,10 6,98

150 Bengo 164,00 3,60

160 Ulaweng 161,67 3,55

170 Palakka 115,32 2,53

180 Awangpone 110,70 2,43

190 TelluSiattinge 159,30 3,49

200 Amali 119,13 2,61

210 Ajangale 139,00 3,05

220 DuaBoccoe 144,90 3,18

230 Cenrana 143,60 3,15

710 T. Riattang. Barat 53,68 1,18

720 TaneteRiattang 23,79 0,52

730 T. RiattangTimur 48,88 1,07

Kabupaten Bone 4 559,00 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone, 2019

(50)

Secara astronomis Kabupaten Bone terletak pada posisi 4°13’ – 5°6’ Lintang Selatan dan antara 119°42’-120°30’ Bujur Timur. Letaknya yang dekat dengan garis khatulistiwa menjadikan Kabupaten Bone beriklim tropis.

Bagan 4.1 Peta Administratif Kabupaten Bone

Sumber : https://peta-kota.blogspot.com/2011/07/peta-kabupaten-bone.html

2. Iklim

Kabupaten Bone merupakan daerah yang letaknya berdekatan dengan garis khatulistiwa menjadikan Kabupaten Bone beriklim tropis. Suhu udara di taksir antara 24,9°C – 27,7 °C. Suhu udara tertinggi biasanya terjadi pada bulan November dan suhu udara terendah biasanya terjadi pada bulan Juli.

Sedangkan terjadinya kelembapan udara tertinggi terdapat pada bulan Mei yaitu mencapai 85% dan kelembapan udara terendah berada pada bulan Oktober yang mencapai 73%, dan tekanan udara berkisar antara 1003,2 – 1008,0 mb.

3. Keadaan Penduduk

(51)

Kabupaten Bone termasuk salah satu kabupaten yang luas dan besar yang ada di Sulawesi Selatan. Rata-rata jumlah penduduk per km 2 adalah 166 jiwa.

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Per Km2 Menurut Kecamatan di Kabupaten Bone 2018

Kode Kecamatan Penduduk Kepadatan Penduduk

(1) (2) (3) (4)

010 Bontocani 15 817 34,14

020 Kahu

u

39 124 206,46

030 Kajuara 36 929 297,50

040 Salomekko 15 691 184,80

050 Tonra 13 874 69,26

060 Patimpeng 16 822 128,93

070 Libureng 30 107 87,46

080 Mare 27 168 103,10

090 Sibulue 34 621 222,21

100 Cina 26 719 181,15

110 Barebbo 27 898 244,29

120 Ponre 14 055 47,97

130 Lappariaja 23 933 173,86

140 Lamuru 25 145 120,88

141 Tellulimpoe 14 185 44,59

150 Bengo 25 542 155,74

160 Ulaweng 24 791 153,34

170 Palakka 22 783 197,56

180 Awangpone 29 599 267,38

190 Tellusiattinge 40 180 252,23

200 Amali 20 778 174,41

210 Ajangale 27 504 197,87

220 Dua Boccoe 30 275 208,94

230 Cenrana 24 336 169,47

(52)

710 Tanete Riattang Barat 49 821 928,11

720 Tanete Riattang 53 161 2.234,60

730 Tanete Riattang Timur 43 946 899,06

Kabupaten Bone 754 864 165,58

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone, 2019

4. Kondisi Jalan

Tabel 4.3 Panjang Jalan Status Kabupaten Bone

No. Tahun Panjang Jalan (Km)

1. 2013 2325,34

2. 2014 2325,34

3. 2015 2481,654

4. 2016 2481,654

5. 2017 1559,514

6. 2018 1559,514

Sumber: Renstra Dinas PU-PTR Kab. Bone 2018-2023

Tabel 4.4 Data Kondisi Jalan Kecamatan Tahun 2018 No. Kecamatan Kondisi

Baik (Km)

Kondisi Rusak Sedang

(Km)

Kondisi Rusak Ringan

(Km)

Kondisi Rusak

Berat (Km)

Total (Km)

1. Bonto cani 12,430 8,100 20,210 41,530 82,270

2. Kahu 30,660 6,180 8,194 11,370 57,124

3. Kajuara 38,350 8,320 10,520 11,700 68,890

4. Salomekko 30,700 2,730 9,520 4,250 47,200

5. Tonra 11,050 10,230 9,200 2,630 33,110

6. Patimpeng 10,600 8,640 13,480 10,920 43,640

7. Libureng 26,300 8,300 11,320 15,190 61,110

8. Mare 20,310 13,270 6,490 18,400 58,470

9. Sibulue 18,200 4,910 4,470 4,780 32,360

10. Cina 32,120 8,940 11,280 9,830 62,170

11. Barebbo 24,539 10,580 6,427 17,547 59,093

12. Ponre 13,000 9,000 9,100 22,000 53,100

13. Lappariaja 33,390 11,200 8,800 39,200 92,590

14. Lamuru 10,930 5,540 7,010 10,410 33,890

15. Tellu Limpoe 10,600 7,200 12,100 7,890 37,790

16. Bengo 20,200 10,750 13,080 9,900 53,930

17. Ulaweng 61,940 19,630 17,430 7,200 106,200

18. Palakka 26,480 21,830 16,900 15,330 80,540

19. Awangpone 19,760 5,370 8,020 14,340 47,490

(53)

20. Tellu Siattinge 24,870 7,050 9,640 7,500 49,060

21. Amali 15,910 5,020 12,100 11,270 44,300

Sumber: Renstra Dinas PU-PTR Kab. Bone 2018-2023

5. Pemerintahan

Ada beberapa daftar Bupati Kabupaten Bone yang mulai menjabat pada tahun 1951 sampai sekarang, diantaranya sebagai berikut:

Tabel 2.5 Daftar Nama -Nama Bupati Kabupaten Bone

No. Nama Bupati Masa Jabatan

1. Abdul Rachman Daeng Mangung 1951

2. Andi Pangerang Daeng Rani 1951 – 1955

3. Ma.mun Daeng Mattiro 1955 – 1957

4. H.Andi Mappanyuki 1957 – 1960

5. Andi Suradi 1960 – 1966

6. Andi Djamuddin (Pejabat) 1966

7. Andi Tjatjo (Pelaksana Tugas) 1966 – 1967

8. Andi Baso Amir 1967 – 1969

9. H.Suaib 1969 – 1976

10. H.P.B. Harahap 1976 – 1982

11. H.Andi Madeali (Pejabat) 1982 – 1983

12. A.Syamsu Alam 1983 – 1988

13. Andi Syamsoel Alam 1988 – 1993

Gambar

Tabel 3.1 Daftar Informan
Tabel 4.1 Luas Daerah Kecamatan dan Presentase Terhadap Luas Kabupaten di  Kabupaten Bone Tahun 2018
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk  Per Km2  Menurut  Kecamatan di Kabupaten Bone 2018
Tabel 4.4 Data Kondisi Jalan Kecamatan Tahun 2018  No.  Kecamatan  Kondisi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Lokasi penelitian Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pandeglang dan Kecamatan Pandeglang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung kepada responden yang dijadikan sampel, baik Kepala Bidang Bina Marga dan Kepala

Tujuan dan Sasaran yang akan dicapai oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lombok Barat 2015 - 2019 serta Strategi maupun Kebijakan yang

1 03 09 2.01 01 Penyusunan Rencana, Kebijakan, Strategi dan Teknis Sistem Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten/Kota. Jumlah Dokumen Rencana, Kebijakan, Strategi dan

keputusan penentuan prioritas perbaikan jalan dengan metode AHP-TOPSIS menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : melakukan perhitungan bobot tiap kriteria yang

37 Visi misi kepala daerah dengan tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang merupakan satu kesatuan link substantif yang

Namun penyelenggaraan peningkatan jalan lingkungan masih menemui banyak kendala didalam teknis pengolahan data secara manual yang dianggap kurang efisien dan

Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan adalah penelitian Rekomendasi Prioritas Perbaikan Jalan di Kota Malang menggunakan metode AHP untuk pembobotak