• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM NOVEL SILUET SEJAK MAHAKAM KARYA S. MARINDRA. SKRIPSI. Oleh Riswan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM NOVEL SILUET SEJAK MAHAKAM KARYA S. MARINDRA. SKRIPSI. Oleh Riswan"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM NOVEL ‘’SILUET ‘’ SEJAK MAHAKAM KARYA S. MARINDRA.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh Riswan 105331105417

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

(2)

ii

(3)

iii

(4)

vi

(5)

vii

(6)

viii

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Tak ada yang tak akan bisa kau lakukan jika semua itu

Kau lakukan dengan sungguh-sungguh dan suka cita.

Karya ini kupersembahkan kepada ayah dan ibuku atas perjuangan, rasa sakit, kasih sayang, serta doa yang tak hentinya dipanjatkan dalam setiap sujudnya.

Sekaligus ungkapan terima kasih yang teramat dalam, tanpa doa dan ridha mereka, tidak ada ridha Allah untukku

(7)

ix ABSTRAK

RISWAN 2021. Penggunaan Konjungsi dalam “Novel‟‟ Siluet Sejak Mahakam Karya S. Marindra. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar, di bimbing oleh Andi Sukri Syamsuri dan Ratnawati.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu penggunaan konjungsi dalam Novel Siluet Sejak Mahakam Karya S. Marindra. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan konjungsi dalam novel “Siluet” Sejak Mahakam Karya S. Marindra. penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode analisis. data dalam penelitian berupa kalimat yang mengandung konjungsi di dalam novel “Siluet‟‟ Sejak Mahakam karya S. Marindra, sumber data dalam penelitian adalah novel “Siluet” Sejak Mahakam karya S. Marindra, tekhnik pengumpulan data yang di gunakan oleh penulis dengan menggunakan sumber tertulis dengan melihat melihat berbagai isi novel.

Hasil penelitian yang terdapat pada novel “Siluet” Sejak Mahakam karya S.

Marindra menunjukkan bahwa penggunaan konjungsi dalam novel “Siluet” Sejak Mahakam Karya S. Marindra terdapat konjungsi antar klausa yang terdiri atas tiga konjungsi subordinatif, konjungsi koordinatif , dan konjungsi korelatif. konjungsi koordinatif data yang di temukan terdapat 40 data yang kedua konjungsi subordinatif data yang di temukan terdapat 45 data yang ketiga yaitu konjungsi korelatif. berdasarkan hasil analisis tersebut maka peneliti tidak dapat menemukan data novel yang diteliti.

Kata kunci : Konjungsi, Novel, Siuet Sejak Mahakam.

(8)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis haturkan atas kehadirat Allah Subhanahuwata‟ala, Dia menciptakan manusia dengan sepasang mata agar dapat memandang hamparan ciptaan-Nya, sehingga manusia sadar akan besarnya kuasa-Nya.

Salawat serta salam tak lupa penulis kirimkan kepada baginda nabiullah Muhammad Sallallahu‟alaihi wasallam. Nabi yang telah mengorbankan segalanya demi memperjuangkan islam dan menjadi suri tauladan bagi umat manusia.

Kesempurnaan bagaikan fatamorgana, yang semakin dikejar, semakin hilang dari pandangan. Karena jika manusia mencari kesempurnaan, maka manusia tidak akan pernah merasa puas. Begitupun dengan tulisan ini, penulis ingin menggapai kesempurnaan, namun penulis hanya manusia yang memiliki keterbatasan. Maka dengan segala upaya penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini menjadi baik dan bermanfaat.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Rektor Unismuh Makassar Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Erwin Akib, S. Pd.,M.Pd.,Ph.D., Ketua jurusan Dr Munirah M.Pd. dan Sekertaris Jurusan Dr. Muhammad Akhir,M.Pd. Secara khusus penulis menyampaikn ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.

Hum selaku pembimbing 1 dan Ibu Dr. Ratnawati, M.Pd.. selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan sampai terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT. memberikan imbalan yang setimpal atas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis selama ini.

(9)

Dengan tidak bermaksud mengurangi penghargaan dan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dalam penulisan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada.

Dosen-dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unismuh Makassar yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang tak ternilai harganya selama masa pendidikan. Kawan-kawanku BSI B 17, terima kasih telah memberikan warna dalam hari-hari yang berkesan dari saat mahasiswa baru hingga selesai. Mari tetap menyambung silaturahmi di masa mendatang, Teman-teman seperjuangan Relasi 17, senior-junior, serta pihak-pihak lain yang telah banyak membantu dan tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih telah menjadi bagian dalam perjalan hidup penulis. Saudara-saudaraku, Risal, Riswan. dan Riska. terima kasih atas segala dukungan, serta menjadi memberi hiburan bagi penulis di saat merasa lelah. Orang tuaku tercinta Ambo S dan Sukma yang terus berjuang memberikan semangat, motivasi, pengertian, dukungan dan kasih sayang yang tidak berujung.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan maaf atas segala kesalahan serta kekhilafan dan mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut bersifat membangun. Dan mudah- mudahan tulisan ini dapat memberi manfaat bagi semua yang membutuhkan.

Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.

Makassar, agustus 2021.

Penulis

(10)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kajian Pustaka ... 7

1. Penelitian yang Relevan ... 7

2. Sintaksis ... 9

a. Satuan Sintaksis ... 10

b. Kalimat ... 11

(11)

c. Objek dan Ruang Lingkup Kajian Sintaksis ... 16

d. Konjungsi ... 17

e. Konjungsi antarklausa ... 23

3. Sastra ... 23

4. Novel ... 24

a. Pengertian Novel ... 24

b. Jenis-Jenis Novel ... 25

c. Unsur-Unsur yang membangun Novel ... 26

d. Nilai-nilai yang terkandung dalam Novel ... 28

e. Kelebihan membaca Novel ... 28

5. Novel Siluet ... 29

a. Identitas Alur Cerita ... 29

b. Deskripsi Novel Siluet ... 29

B. Kerangka Pikir ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Fokus Penelitian ... 33

C. Definisi Istilah ... 33

D. Data dan Sumber Data ... 34

E. Tekhnik Pengumpulan Data ... 34

F. Instrumen Penelitian ... 35

G. Tekhnik Analisis Data ... 36

H. Desain Penelitian ... 37

(12)

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 38

B. Pembahasan... 81

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 84

A. Simpulan ... 84

B. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87

LAMPIRAN... 90

(13)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 4.1 Jenis jenis konjungsi koordinatif ... 53 4.2 Jenis jenis konjungsi subordinatif ... 77

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Bahasa ialah alat komunikasi antara manusia dengan manusia lainnya yang berupa lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara manusia. Di satu sisi ada kata, klausa, dan kalimat. Bahasa berkaitan erat dengan manusia dan memiliki fungsi kontrol sosial, yaitu bahasa memengaruhi tingkah laku dan tingkah laku orang lain. Selain itu, bahasa juga dapat mengungkapkan. Dengan kata lain, bahasa digunakan untuk mengungkapkan segala sesuatu yang dirasakan atau dipikirkan. Dengan kata lain, bahasa menjadi cara ekspresi publik. Segala sesuatu yang terlibat dalam dada dan otak seseorang setidaknya untuk menunjukkan atau menunjukkan keberadaannya. Bahasa didasarkan pada fonem, kata, frasa, klausa, dan bentuk kalimat. (Ruruk, 2015. : 825.)

Bahasa ialah alat komunikasi karena merupakan ungkapan pikiran manusia, menggunakan kata-kata, lambang atau ungkapan lain yang dapat dikomunikasikan melalui kata-kata, mulut dan badan. Manusia menggunakan bahasa untuk membangun hubungan satu sama lain. Bahasa adalah sistem komunikasi, media ideologis, alat ekspresi sastra, dan kontroversi politik.

Katalisator untuk pembangunan bangsa.. (Pesik, 2016. : 2)

Bahasa dalam arti sistem fungsional linguistik (LSF) adalah bentuk semiotika sosial, yang berfungsi dalam konteks situasional dan budaya, dan dapat digunakan baik secara lisan maupun tertulis. Dalam hai ini, bahasa

(15)

adalah suatu struktur yang terbentuk secara bersamaan melalui fungsi dan sistem. (Wiratno, 2014. : 2)

Konjungsi yang disebut dengan kata hubung adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan kebahasaan yang padanan kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa. (Saadah dkk, 2014 : 2)

Konjungsi bahasa Indonesia terdiri dari koordinatif, subordinatif, korelatif, dan antarkalimat. Koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang kedudukannya sama. Korelatif berarti menghubungkan kata-kata yang hadir berpasangan atau berkorelasi dengan kata-kata yang menjadi pasangannya, Inter-sentence berarti menghubungkan kata-kata atau menghubungkan kata-kata yang menghubungkan ide atau gagasan dalam satu kalimat dengan kalimat, ide atau gagasan dalam kalimat lain Jika pembaca telah memahami penggunaan konjungsi bahasa Indonesia dalam sebuah wacana, khususnya editorial, akan lebih mudah bagi Anda semua pembaca untuk memahami apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh penulis. Terjadinya kesalahan penggunaan konjungsi bahasa Indonesia akan merusak makna sebuah wacana. Melia, (2018. : 281).

Alasan penulis mengambil penggunaan konjungsi antarklausa dalam novel “Siluet“ Sejak Mahkam karya S. Marindra, karena konjungsi merupakan kata hubung yang mudah di pahami bagi para peneliti novel. dan dalam novel ini terdapat berbagai konjungsi apabila tidak ada konjungsi dalam novel maka novel ini pasti tidak akan menarik untuk dibaca. Konjungsi memiliki bagian-

(16)

bagian termasuk koordinasi, subordinatif dan korelatif. Konjungsi selalu di gunakan dalam penulisan suatu novel. karena konjungsi memiliki berbagai manfaat dalam berbagai tulisan. Hubungan konjungsi dengan novel Siluet Sejak Mahakam karya S. Marindra sangat erat, karena apabila tidak ada kata konjungsi di dalam novel pasti tidak akan menghubungkan suatu kalimat dengan kalimat lain yang akan membentuk sebuah wacana dan makna. dan novel ini menarik untuk di baca bagi setiap orang karena novel ini menceritkan sebuah peristiwa yang di alami seseorang sejak dia berada di Kalimantan. di dalam novel ini banyak sekali kejadian yang terjadi, sehingga seseorang tertarik untuk membacanya.

Karya sastra merupakan representasi akal budi pengarang yang menggunakan bahasa sebagai mediannya. Tujuan karya sastra tidak hanya sebagai sebuah karangan yang menghibur semata tetapi juga menyispkan nilai- nilai agama, sosial, dan moral. Karya sastra juga di edentik dengan gambaran- gambaran tradisi masyrakat pemilik sastra. Tentunya keseluruhan bentuk karya sastra menjadi khazanah budaya nasional yang begitu berharga. (Wuryani, 2017. : 88)

Karya sastra merupakan ekspresi batin seseorang melalui bahasa dengan cara penggambaran. Penggambaran ini dapat berupa titipan realitas kehidupan pengarang, wawasan pengarang tentang realitas kehidupan, dapat pula berupa angan-angan murni pengarang yang tidak berkaitan dengan

(17)

kenyataan hidup (rekam), atau penggambaran pengarang. keinginan intuisi, dan bisa juga merupakan campuran dari keduanya.. (Nasution, 2016 : 15)

Novel adalah karya sastra yang bersifat fiksi yang ditulis oleh pengarangnya. Novel juga sudah menjadi konsumsi masyarakat, hadirnya novel untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang telah dikembangkan oleh pengarang dengan imajinasi yang diperluas sehingga kita dapat memahami apa yang dimaksud oleh pengarang.. Firwan, (2017 : 53)

Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra, novel juga dapat diartikan sebagai cerita fiksi yang dituangkan dalam bentuk tulisan atau kata- kata dan memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik. sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya, dalam sebuah novel penulis berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca pada gambaran realitas kehidupan. Melalui cerita-cerita yang terdapat dalam novel, kebanyakan karya sastra, novel menggambarkan peristiwa yang terjadi di masyarakat. (Azizah dkk, 2020 : 76)

Berdasarkan pembahasan di atas novel yang di pilih penulis untuk melakukan penelitian adalah novel „‟Siluet‟‟ Sejak Mahakam karya S.

Marindra. Penulis menganalisis konjungsi dalam novel ini karena,untuk melihat berbagai penggunaan konjungsi dalam suatu novel. konjungsi dapat di gunakan dalam penulisan novel apabila tidak ada kata konjungsi di dalam novel maka kata-kata yang terdapat didalam novel itu tidak tersusun rapi dan menarik untuk di baca. Novel ini menarik untuk di baca dan di teliti sehingga

(18)

saya tertarik untuk meneliti novel ini adapun jenis-jenis konjungsi yang di gunakan untuk menganlisis novel ini adalah konjungsi antar klausa, yang terdiri dari beberapa bagian konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi korelatif.

Dalam novel berjudul ''Siluet'' Sejak Mahakam karya S. Marindra. Ada berbagai jenis konjungsi bahasa Indonesia, seperti konjungsi antar klausa yang terdiri dari konjungsi subordinatif, konjungsi koordinatif dan konjungsi korelatif. Kesalahan dalam penggunaan bahasa, dapat terjadi pada penggunaan konjungsi. dan menyusun kalimat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kalimat-kalimat dalam novel harus logis, sesuai dengan kaidah penulisan dan strukturnya

Oleh karena itu penulis menetapkan kajian yang berjudul “Siluet‟‟ Sejak Mahakam karya S. Marindra. Yang menganalisis konjungsi antar klausa yang terdiri dari beberapa bagian yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi korelatif.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang terdapat di dalam penelitian ini adalah, bagaimanakah penggunaan konjungsi dalam novel

„‟Siluet‟‟ Sejak Mahakam karya S. Marindra.

(19)

C Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah yang menjadi sasaran penelitian adalah, untuk mengetahui penggunaan konjungsi dalam novel ''Siluet'' Sejak Mahakam karya S. Marindra ?

C. Manfaat Penelitian 1 Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang penerapan penggunaan konjungsi antar klausa dalam novel

“Siluet”Mahakam karya S. Marindra.

2. Secara Praktis

a Manfaat bagi peneliti

Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti serta bertujuan untuk melihat berbagai penggunaan konjungsi dalam sebuah novel.

b Manfaat bagi para pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan para pembaca dapat lebih memahami isi novel tentang 'Siluet' Sejak Mahakam karya S.

Marindra. yang menganalisis konjungsi antar klausa, yang terdiri dari subordinatif, koordinatif, dan korelatif.

(20)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka 1. Penelitian relevan

Adapun beberapa penelitian yang relevan yaitu :

Pertama, Aminah Ratna Ningsih (2018), adapun skripsinya yang berjudul

“Penggunaan Konjungsi dalam Novel Mihrab Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy, Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia”

hasil penelitian yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah penggunaan konjungsi intra-kalimat dan antar kalimat dalam novel mihrab cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Dalam analisis ini penulis menggunakan data yang dibuat berupa deskripsi dan instrumen, penelitian dengan membuat tabel periksa untuk menganalisis penggunaan konjungsi intra kalimat dan antar kalimat bahasa Indonesia, sehingga memudahkan penulis untuk menganalisis penggunaan konjungsi yang terdapat pada novel Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. yaitu penelitian deskriptif kualitatif, sedangkan perbedaannya terletak pada data yang dibuat berupa deskripsi dan instrumen penelitian dengan membuat tabel.

Kedua Sri Wahyuni Syamsuddin (2017), adapun skripsinya yang berjudul

„‟Konjungsi Subordinatif Waktu dan Konsesif Pada novel Tentang kamu karya Tere liye. adapun Hasil penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah jenis konjungsi bawahan waktu dalam novel "tentang Anda" oleh Tere Liye, dan yang

(21)

kedua adalah jenis konjungsi bawahan waktu dan konsesi dalam novel tentang Anda

"oleh Tere Liye. Kesamaan penelitian dengan penelitian penulis yaitu sama dengan mencari jenis-jenis konjungsi dalam sebuah novel. sedangkan perbedaannya terletak pada hasil penelitian yang ingin dicapai yaitu mencari jenis konjungsi subordinatif waktu dan mencari jenis konjungsi subordinatif lunak.

Ketiga, Sutarti (2011), adapun skripsinya yang berjudul “Analisis Tanda Hubungan Konjungsi Subordinatif Dalam Novel Negeri 5 Karya A. Fuadi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sukarta. Hasil penelitian yang ingin dicapai pada Dalam penelitian ini makna konjungsi bawahan yang terdapat dalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi ada 7, yaitu konjungsi subordinatif kausal, konjungsi subordinatif syarat, konjungsi subordinat tujuan, konjungsi subordinat aktual, konjungsi subordinat temporal, dan konjungsi subordinat Subordinating Consequent Consequent Subordinating Comparison Dalam kemungkinan subordinator yang sejenis dapat saling menggantikan, dapat diketahui bahwa berdasarkan substitusi tersebut dapat dibedakan menjadi dua yaitu konjungsi dan irreplaceable dan sifat dari konjungsi subordinatif dapat dibedakan menjadi dua. , yaitu wajib dan tidak wajib, jika tingkat esse nce rendah, artinya bawahan yang dihilangkan kehadirannya tidak wajib dalam kalimat. Sebaiknya jika tingkat inti tinggi berarti bawahan yang dibebaskan tidak wajib dalam kalimat, jika tingkat inti tinggi berarti bawahan yang bersangkutan wajib dalam kalimat. Kesamaan penelitian dengan penelitian penulis, yaitu sama-sama mencari jenis konjungsi. Sedangkan perbedaannya

(22)

terletak pada hasil penelitian yang ingin dicapai yaitu mencari makna konjungsi bawahan yang terdapat dalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

Keempat, menurut jurnal Mutiadi dkk (2015), Analisis Konjungsi Koordinatif dan Konjungsi Subordinatif dalam novel 'Gurita David' karya Willy W. fakultas keguruan dan pendidikan Universitas Kuningan adapun hasil penelitian yang ingin dicapai dalam jurnal ini, berapa banyak konjungsi dalam novel dan bagaimana penggunaan konjungsi koordinatif dalam novel 'Gurita David karya Willy W.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah mencari jenis-jenis konjungsi dan perbedaannya. terletak pada hasil penelitian yang ingin dicapai, yaitu menghitung jenis-jenis konjungsi yang terdapat dalam novel.

2. Sintaksis

Sintaksis adalah subsistem gramatikal yang mencakup kata dan unit yang lebih besar dari kata dan hubungan antara unit-unit ini. (Khairah, Sakura Ridwan. 2015 : 2)

Menurut (Ramlan 2001 : 11) menyatakan istilah sintaksis langsung diambil dari bahasa Belanda sintaksis, dalam bahasa Inggris istilah sintaks digunakan, sintaksis adalah bagian atau cabang linguistik yang membahas seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frasa, berbeda dengan morfologi yang membahas seluk beluk kata dan frasa. morfem.

Sintaksis mempertanyakan hubungan antara kata dan unit yang lebih besar, membentuk konstruksi yang disebut kalimat. dan Syamsuddin mengungkapkan bahwa sintaksis atau disebut juga ilmu struktur kalimat menggambarkan hubungan antara

(23)

unsur-unsur bahasa untuk membentuk sebuah kalimat. (Khairah dan Sakura Ridwan.

2015 : 2)

a Satuan sintaksis

Adapun beberapa satuan sintaksis antara lain sebagai berikut : menurut (Nafinuddin tahun 2020 : 2)

1) Kata sebagai pengisi satuan sintaksis, peran kata ialah sebagai pengisi fungsi sintaksis, penanda kategori sintaksis, serta penghubung dalam kesatuan kesatuan atau bagian sintaksis.

2) Frasa didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata-kata yang bukan predikat (hubungan antara dua unsur yang membentuk frasa tidak terstruktur subjek-predikat atau predikat- objek), atau biasa disebut kombinasi. kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis dalam sebuah kalimat.

3) Klausa ialah satuan sintaksis yang berupa kata konstruksi predikatif.

Maksudnya ialah konstruksi tersebut terdapat komponen, berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat; dan lain-lain berfungsi sebagai subjek, objek, dan kata keterangan.

4) Kalimat dengan mengaitkan peran kalimat sebagai sarana interaksi dan kelengkapan pesan atau isi yang ingin disampaikan, kalimat diartikan sebagai “susunan kata yang teratur berisi pikiran yang utuh”.

Sedangkan dalam kaitannya dengan satuan sintaksis yang lebih kecil (kata, frasa, dan klausa) kalimat itu merupakan satuan sintaksis yang

(24)

tersusun atas unsur-unsur pokok, yang biasanya berbentuk klausa, lengkap dengan kata sambung jika diperlukan, dan dengan intonasi akhir.

5) Wacana merupakan satuan bahasa terlengkap, yang dalam hierarki gramatikal yakni satuan gramatikal tertinggi dan terbesar. Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu harus memiliki konsep, gagasan, pikiran, ide yang utuh, yang mampu dipahami oleh pembaca yang terdapat pada wacana tulis maupun pendengar pada wacana lisan tanpa keraguan apapun.

b. Kalimat

1) Pengertian Kalimat

Kalimat memiliki peran sebagai sarana interaksi dan pelengkap pesan atau isi dari suatu hal yang ingin disampaikan, kalimat diartikan sebagai “susunan kata yang tersusun secara teratur yang memuat suatu pikiran yang utuh”. Sedangkan dalam kaitannya dengan satuan sintaksis yang lebih kecil (kata, frasa, dan klausa), kalimat merupakan satuan sintaksis yang tersusun atas unsur-unsur pokok, biasanya berupa klausa, lengkap dengan kata sambung jika diperlukan, disertai intonasi akhir. menurut (Nafinuddin tahun 2020 : 2)

Cook, Elson dan Picket dalam Sidu mengatakan bahwa kalimat merupakan satuan bahasa yang relatif mandiri yang memiliki ragam

(25)

intonasi akhir serta terdiri dari klausa. menurut (Uci Yuli Muliana : 2016 : 2)

Menurut (Uci Yuli Maulana : 2 : 2016) mengatakan bahwa kalimat merupakan bagian dari tuturan yang didahului dan diikuti dengan keheningan sedangkan intonasi menunjukkan jika bagian tuturan itu telah lengkap.

2) Jenis-jenis kalimat

Menurut (Junus, dan Andi Fatimah junus : 2013 : 165) Mengatakan bahwa jenis jenis kalimat sebagai berikut :

a) Kalimat tunggal dan kalimat majemuk

Kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri dari satu klausa, kalimat ini hanya memiliki satu subjek dan satu predikat.

Contohnya antara lain sebagai berikut : 1. Separuh Pesisir Pulau Bangka rusak S P

2. Separuh pesisir Pulau Bangka rusak karena aktivitas S P K

3. Separuh pesisir Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, rusak karena aktivitas kapal pasir timah

S P K

Kalimat majemuk merupakan kalimat yang mengandung lebih dari satu klausa.

(26)

Contohnya sebagai berikut :

1 Pabrik Es Saripetejo bisa menjadi industri bersejarah S P Pel

karena bangunanya menjadi penanda kawasan industri

S P pel di Solo pada awal abad ke-20

(k)

b) Kalimat lengkap dan kalimat tidak lengkap

Kalimat lengkap merupakan kalimat memiliki klausa lengkap, yang terdiri dari unsur S dan P, bahkan ada unsur O, Pel dan K jika predikatnya memerlukanya. Kalimat ini disebut juga kalimat mayor atau kalimat klausa. Contoh kalimat lengkap antara lain sebagai berikut :

1 Kucing itu sedang tidur S P

2. Anak itu sedang bermain S P

3. Ibu sedang menanak nasi S P O

(27)

Kalimat tidak lengkap merupakan kalimat yang terdiri atas klausa tidak lengkap, dan hanya terdiri dari S, P saja, serta Ket.

Contohnya sebagai berikut : 1. Hai apa kabar ?

2. Hei kemarilah sebentar ! 3. Selamat datang di tempat kami.

Yang termasuk dalam kalimat tidak lengkap yaitu kalimat elips, kalimat sampingan, kalimat urutan, dan kalimat minor.

Kalimat elips yaitu kalimat tidak lengkap yang terjadi dikarenakan penghilangan beberapa klausa dan berasal dari satu kalimat.

Contohnya : Menonton hewan di layar kaca Terserah kepada Anda

Kalimat sampingan yaitu kalimat tidak lengkap yang muncul dari klausa tidak lengkap serta diturunkan dari kalimat majemuk bertingkat.

Contohnya : Karena sangat sepi

Seperti mengeluarkan peringatan dini

Kalimat berurutan adalah kalimat yang memiliki klausa lengkap, tetapi mengandung konjungsi yang menunjukkan jika kalimat tersebut ialah bagian dari kalimat lain.

(28)

Contohnya : Setelah itu tidak ada lagi berita tentang demonstrasi Namun kebijakan itu tida boleh menimbulkan masalah baru bagi rakyat.

Kalimat minor merupakan kalimat yang memiliki intonasi akhir, ada yang memiliki struktur klausa dan ada yang tidak.

Contohnya :

1 Panggilan, contoh : Zus, Prof

2 Salam, contoh : Halo Assalamualaikum

3 Ucapan, contoh : selamat berbahagia, turut berduka cita 4 Seruan, contoh : astaga Oh !

5 Judul, contoh : Salam Asuhan, Putri Yang Tertukar 6 Moto, contoh : Kebersihan sebagian dari iman 7 Inskripsi, contoh : Di sini beristirahat dengan damai 8 Ungkapan, contoh : khusus yang berupa :

a. Larangan : dilarang merokok b. Peringata : awas anjing galak

c. Permintaan : bayarlah dengan uang pas d. Anjuran : bacalah aturan pemakaiannya e. Harapan : semoga sukses

f. Perintah : kurang kecepatan

g. Pernyataan : terima jahitan pria dan wanita.

(29)

c) Kalimat Invesi dan kalimat Permutasi

Kalimat inversi ialah kalimat yang membutuhkan predikat di depan subjek (P-S pattern). Kalimat ini membutuhkan subjek yang tidak terbatas.

Contohnya :

Ada masalah dalam tubuh partai P S

Ada kebenaran dalam setiap pernyataan saksi P S

Kalimat Permutasi merupakan kalimat yang berpola terbalik, yaitu P-S atau P-O-S. Berbeda dengan inversi, permutasi tidak mengharuskan urutan P-S, namun hanya merupakan salah satu gaya yang bisa dipilih dari urutan yang baku.

Contohnya :

1. Tak perlu datang dia Dia tak perlu datang P S S P

2. Menjual air mineral anak itu Anak itu menjual air mineral P O S S P O c. Objek dan ruang lingkup kajian sintaksis

Objek dan ruang dan ruang lingkup Kajian sintaksis terdiri atas 4 yaitu : 1) Kata adalah unit terkecil dalam hierarki komponen pembentuk

sintaksis

(30)

2) Frasa atau frase adalah satuan kebahasaan yang lebih besar dari kata tetapi lebih kecil dari klausa serta kalimat. Frasa ialah satuan gramatikal berupa gabungan kata yang tidak predikatif.

3) Klausa yaitu sekelompok kata yang terdiri atas subjek atau predikat, meskipun terkadang tidak muncul secara eksplisit.

4) Kalimat ialah satuan terkecil dari bahasa yang berisi unsur kalimat utuh.

d) Konjungsi

1) Pengertian konjungsi

Konjungsi merupakan kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih, dengan menggunakan konjungsi hubungan antara satu klausa akan jelas. Ada banyak jenis konjungsi yang kita jumpai dalam bahasa Indonesia, misalnya dan atau, sebelum, ketika, dll, konjungsi setara dengan conjuctions, dalam bahasa Inggris yang berarti kata penghubung.

(Subarkt, 2011 : 78)

Konjungsi atau kata penghubung yaitu kategori yang menjadi penhubung antara kata dengan kata, klausa dengan klausa dan kalimat dengan kalimat dapat juga paragraf dengan paragraf. Penggunaan konjungsi pada sebuah tulisan sangat memberi pengaruh terhadap kejelasan makna dan maksud tulisan itu. Konjungsi yang tidak sesuai dengan kaidah penggunaanya, dapat membuat pesan yang ingin di sampaikan penulis menjadi kabur atau tidak jelas. (Amaliah, 2018 : 2)

(31)

Dalam istilah bahasa Indonesia, istilah konjungsi berarti kata penghubung. Konjungsi dalam bahasa Indonesia dapat dilihat dari segi jumlah unsurnya, ada konjungsi tunggal dan konjungsi berpasangan, dan, atau, jadi, jika, itu dan lain-lain termasuk konjungsi tunggal sedangkan kata tidak, tetapi, dan lain-lain termasuk konjungsi yang berpasangan.

(Muslimin, dkk. : 2019 : 485

2) Jenis-jenis konjungsi

2.1 Berdasarkan (Bhekti Wahyuningsih, dkk.: 2017 : 61) menyatakan bahwa jenis jenis konjungsi antara lain sebagai berikut :

a. Konjungsi antarkata/frasa

Konjungsi antar kata atau frase, menghubungkan kata dengan kata atau frase dengan frase. dapat juga menghubungkan kata dengan frasa selama mereka menempati fungsi yang sama.

b. Konjungsi antar klausa adalah konjungsi yang menghubungkan klausa dengan klausa lainnya dalam sebuah kalimat terbagi menjadi 3 yaitu, konjungsi koordinatif contohnya kata dan, tetapi, melainkan, padahal, dan lalu. yang kedua konjungsi subordnatif contoh katanya kata ketika, sejak, setelah, andai, supaya, ibarat, karena, jika, sehingga. yang ketiga yaitu konjungsi konjungsi korelatif contoh katanya kata demikian….sehingga, bukannya……melainkan, apakah……atau, sedemikian rupa……sehingga, baik…..maupun…… jangankan…..pun.

(32)

c. Konjungsi antar kalimat

Konjungsi antar kalimat yaitu penghubung antar kalimat dengan kalimat Contohnya :

1. Makna akibat ( konsekuensi ): dengan demikian,akibatnya 2. Makna keadaan sesungguhnya sebenarnya, bahwasanya,

sesungguhnya

3. Makna keadaan sebelumnya : malahan bahkan, tidak hanya itu.

4. Makna keadaan sesudahnya : kemudian, selanjutnya, setelah itu

5. Makna pertentangan : akan tetapi, sayangnya, namun

6. Makna kesediaan : biarpun begitu, walaupun demikian, meskipun demikian.

d. Konjungsi antar paragraf

Konjungsi antarparagraf digunakan untuk menghubungkan paragraf dengan paragraf lain seperti apalagi, oleh karena itu, berdasarkan, jadi.

2.2 Menurut (Nafisah 2020 : 2) konjungsi terbagi berdasarkan fungsinya, yaitu:

1. Konjungsi aditif

(33)

Merupakan konjungsi memilki fungsi untuk menggabungkan dua kata, frasa, klausa, dan kalimat menjadi satu kalimat padanan.

Misalnya : dan, lagi, pula,serta.

2. Konjungsi pertentangan

Adalah konjungsi yang menjadi penghubung antara dua bagian kalimat yang sama dengan mengkontraskan dua bagian tersebut, misalnya tetapi, tetapi sebaliknya, sedangkan, namun.

3. Konjungsi disjungtif

Memiliki fungsi untuk menghubungkan dua unsur yang sama dengan memilih satu dari dua hal atau lebih, misalnya, atau, atau, keduanya.

4. Konjungsi waktu

Konjungsi ini memiliki fungsi untuk menjadi penjelas hubungan waktu antara dua hal atau kejadian yang sama maupun tidak. Seperti, jika, ketika, sampai, ketika, sementara, sebelum, sampai, sejak, selama, sementara, setelah, setelah.

5. Konjungsi final

Konjungsi fainal ini memilki fungsi untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari sebuah peristiwa atau tindakan. seperti apabila, bila, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sejak, selama, sementara, setelah, sesudah.

6. Konjungsi Kausal

(34)

Konjungsi menggambarkan penyebab peristiwa atau kejadian tertentu.

7. Konjungsi konsekutif

Konjungsi ini berfungsi untuk menjelaskan akibat dari sebuah kejadian atau peristiwa tertentu. Seperti sehingga, sampai, akibatnya.

8. Konjungsi kondisional

Fungsi konjungsi kondisional adalah untuk menjelaskan kondisi sesuatu yang dapat terjadi. Seperti jikalau, apabila, asalkan, kalau, bilamana.

9. Konjungsi tak bersyarat

Fungsinya untuk menjelaskan jika sesuatu dapat terjadi tanpa ada syarat yang harus dipenuhi. Seperti walaupun, meskipun, biarpun.

10. Konjungsi perbandingan

Fungsi konjungsi ini membandingkan dua hal tertentu. Seperti sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, seakan-akan, ibarat, daripada.

11. Konjungsi Korelatif

Fungsinya menjadi penghubung dua bagian kalimat yang memiliki hubungan sedemikian rupa sehingga saling memengaruhi. Seperti, tidak hanya, tetapi juga, sedemikian rupa sehingga, semakin, baik….maupun.

(35)

12. Konjungsi Penegas

Konjungsi ini memiliki funngsi untuk menekankan atau meringkas bagian kalimat yang telah disebutkan sebelumnya.

Seperti, bahkan, apalagi, yaitu, umpama.

13. Konjungsi Penjelas

Fungsinya untuk menghubungkan bagian kalimat sebelumnya dengan detailnya. Seperti, bahwa.

14. Konjungsi Konsesif

Konjungsi ini berfungsi sebagai penghubung antara dua hal dengan menegaskan satu hal dan menolak yang lain

15. Konjungsi urutan

Fungsi dari konjungsi ini adalah untuk menyatakan urutan sesuatu dalam sebuah kalimat. Seperti, mula-mula, lalu, kemudian.

16. Konjungsi Pembatasan

Fungsi menyatakan pembatasan pada sesuatu atau dalam batas-batas tindakan yang dapat dilakukan. Seperti kecuali, selain, asal.

17. Konjungsi Penanda

Konjungsi ini fungsinya untuk menyatakan penandaan terhadap suatu hal. Seperti, umpama, contoh, terutama, antara lain.

(36)

18. Konjungsi Situasi

Fungsi konjungsi ini adalah untuk menghubungkan dua unsur yang menjelaskan hubungan antara dua situasi tersebut.

Contohnya adalah kata meskipun, padahal, sedangkan, sementara.

e. Konjungsi antarklausa

Konjungsi antar klausa merupakan kata yang menjadi penghubung dua klausa atau lebih. Konjungsi ini terdiri dari 3 konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi korelatif. Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang menjadi penghubung antara dua atau lebih unsur yang kedudukannya sederajat. Subordinatif sendiri artinya konjungsi yang menjadi penghubung dua konstituen yang kedudukannya tidak sederajat dan yang ketiga adalah konjungsi korelatif, artinya konjungsi yang hadir berpasangan atau berkorelasi dengan kata yang menjadi pasangannya. Melia, (2018 : 282).

3. Sastra

Sastra adalah hasil kegiatan kreatif manusia dalam hal ini tanggapan, fantasi, perasaan, pikiran, dan kehendak yang di tuangkan dalam suatu karya yang bersatu padu dan diwujudukan dengan menggunnakan bahasa. Sastra merupakan kreasi manusia yang diangkat dari realita kehidupan. Sastra tidak hanya dinilai sebagai suatu karya seni yang imajiatif, tetapi juga sebagai suatu karya kreatif yang

(37)

bermanfaat memberikan informasi yang berhubungan dengan pemerolehan nilai- nilai kehidupan. (Nurhikma, 2015 : 2)

4. Novel

a. Pengertian Novel

Novel adalah cerita fiksi berbentuk prosa yang panjang, dimana tokoh dan perilakunya berupa cerminan dari kehidupan nyata, serta digambarkan dalam alur yang cukup kompleks. Pendapat ini membatasi novel sebagai karya sastra.

Novel merupakan sebuah karya fiksi yang didasarkan pada imajinasi pengarang. Novel juga adalah karya fiksi yang memiliki unsur pembangun yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Berdasarkan beberapa pengertian sebelumnya, maka bisa disimpulkan jika novel adalah sebuah imajinasi seseorang dan berisi mengenai cerita hidup seseorang yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan mengandung unsur intrinsik dan ekstrinsik. Menyampaikan nilai-nilai kehidupan adalah salah satu metode yang digunakan dalam novel sebagai media. (Angraini dkk, 2019 : 534)

Novel ialah karya prosa fiksi yang ditulis dalam bentuk narasi, seringnya berupa cerita, pengarang novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti ''sebuah cerita atau sebuah berita''. Satu novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks daripada cerita pendek, dan tidak memiliki batasan oleh kendala struktural dan metrik

(38)

teater atau sajak. Pada hakikatnya novel menceritakan mengenai tokoh dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. (Azizah, 2016 : 79)

b. Jenis-jenis novel

(Menurut Ahyar, 2019 : 150) berpendapat bahwa Jenis-jenis novel berdasarkan nyata atau tidaknya kejadian.

a. Novel fiksi ialah novel yang tidak nyata atau tidak terjadi dalam kehidupan nyata.

b. Novel non fiksi, ialah novel yang belum terjadi dalam kehidupan nyata Jenis-novel berdasarkan genre ceritanya :

a. Novel romantic ialah novel yang menceritakan kisah atau cerita mengenai kasih sayang atau cinta.

b. Novel horor, ialah novel yang menceritakan kisah atau cerita tentang hal yang sangat menyeramkan atau menakutkan.

c. Novel komedi, ialah novel yang menceritakan kisah atau cerita tentang hal yang lucu.

d. Novel inspiratif ialah novel yang menceritakan kisah atau cerita inspiratif

Jenis-jenis novel berdasarkan isi dan tokoh

a. Novel teenlit, merupakan novel yang berisi tentang remaja

b. Novel Songlit, merupakan novel yang diambil dari kisah seseorang perempuan muda.

c. Novel dewasa ialah novel yang berisi mengenai cerita orang dewasa

(39)

c. Unsur unsur yang membangun sebuah novel

(Ahyar 2019 : 151) Menurutnya, karya sastra seperti novel memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsiknya adalah tema, penokohan, aliran stilistika, setting, dan sudut pandang, sedangkan unsur ekstrinsiknya adalah sejarah atau biografi pengarang, situasi dan kondisi dan terakhir nilai-nilai dalam cerita.

1. Tema adalah pokok permasalahan yang terdapat dalam sebuah cerita pada sebuah novel yang telah dibuat oleh pengarangnya.

2. Penokohan adalah pemberian watak tokoh kepada setiap pelaku dalam sebuah novel.

3. Alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk jalannya cerita dalam sebuah novel. alur dibagi menjadi dua bagian, yaitu alur maju dan alur mundur.

Alur maju adalah peristiwa yang bergerak secara bertahap di dasarkan pada urutan kronologis ke jalan cerita, alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang sedang berlangsung, tahapan plot meliputi, pengenalan, penampilan masalah, munculnya konflik, ketegangan puncak, pembubaran, dan penyelesaian.

4. Gaya adalah alat pengarang untuk menjelaskan atau mendeskripsikan dan menjiwai cerita secara estetis. Jenis-jenis gaya bahasa tersebut antara lain:

a. Personifikasi adalah gaya bahasa yang menggambarkan berbagai benda benda mati dengan memberikan berbagai macam ciri manusia.

b. Simile (perumpamaan) adalah gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu dengan perumpamaan atau perumpamaan.

(40)

c. Hiperbola adalah gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu secara berlebihan dengan maksud untuk memberikan efek yang berlebihan.

5. Latar atau setting

Latar adalah gambaran terjadinya suatu peristiwa dalam sebuah cerita yang meliputi waktu, tempat dan suasana.

6. Sudut pandang

Sudut pandang adalah posisi pengarang, dan juga cara pengarang melihat berbagai macam peristiwa.

7. Amanat

Amanat adalah pesan yang disampaikan, terkandung dalam cerita pada sebuah novel.

Selain unsur intrinsik, novel juga memiliki unsur ekstrinsik adapun unsur- unsur ekstrinsik sebagai berikut :

1. Sejarah atau biografi pengarang

Sejarah atau biografi pengarang sangat berpengaruh dalam cerita yang terdapat dalam novel

2. Situasi dan kondisi

Situasi dan kondisi secara tidak langsung maupun langsung akan berpengaruh pada hasil karya novel.

Sebuah karya sastra mengandung nilai-nilai yang dapat diselipkan oleh pengarangnya. Nilai-nilai itu diantaranya adalah :

(41)

a) Nilai moral, ialah nilai yang berkaitan dengan watak, atau kepribadian seseorang. apakah itu baik dan buruk.

b) Nilai sosial ialah nilai yang berkaitan dengan norma-norma, yang ada dalam kehidupan bermasyrakat.

c) Nilai budaya, ialah konsep masalah dasar yang sangat penting, dan mempunyai nilai dalam kehidupan manusia.

d) Nilai estetika, ialah nilaii yang berkaitan dengan seni atau estetika, dalam sebuah karya sastra sastra.

d. Nilai -nilai yang terkandung dalam novel

1) Nilai religius merupakan sebuah nilai yang berkaitan dengan agama, yang terdapat pada novel.

2) Nilai Sosial merupakan sebuah nilai yang di ciptakan tokoh utama pada suatu novel dengan tokoh yang lain.

3) Nilai Moral adalah sebuah nilai yang berlaku umum mengenai sikap dan tindakan dalam peristiwa yang terjadi pada tokoh-tokoh novel.

4) Nilai budaya merupakan sebuah nilai yang berkaitan dengan budaya yang, terjadi dalam sebuah novel dan sebuah tradisi masyrakat.

e. Kelebihan membaca novel

Dalam membaca sebuah novel ada beberapa kelebihan yang dapat kita lihat

1) Dengan membca novel “Siluet‟‟ Sejak Mahakam karya S

(42)

Marindra. membuat jiwa kita menjadi tenang dan tenteram.

2) Dengan membaca novel dapat menambah pengetahuan kita tentang sebuah peristiwa yang terjadi di dalam novel itu dan melihat berbagai watak tokoh yang terdapat dalam novel itu

3) Membaca novel dapat memberikan kesehatan bagi tubuh karena otak, dapat lebih banyak berfikir dan memberikan kondisi yang nyaman dan tenteram.

4) Membaca novel dapat menginspirasi seseorang pembacanya karena dengan membaca novel ”Siluet” Sejak Mahakam Karya S.

Marindra seseorang dapat melihat berbagai peristiwa yang terjadi pada novel itu.

5. Novel Siluet

a. Identitas Cerita

Nama pengarang yag terdapat dalam novel ini adalah S. Marindra, penerbit Shofia – CV. Loe dan tahun tertib tahun 2020. Alur yang terdapat dalam cerita ini adalah alur campuran, alur campuran yaitu alur yang terdapat dalam novel atau film yang berlanjut dari masa lalu.

b. Deskripsi novel ‘’Siluet” Sejak Mahakam karya S Marindra.

Novel ini menceritakan tentang kisah sesorang yang meninggalakan kampung halamannya akibat dicibir warga kampung karena menganggur setelah sarjana, awan manggraengi memutuskan merantau kepadalaman sungai Mahakam di pulau kalimantan untuk mendidik anak-anak didaerah

(43)

pelosok. di perantauan, ia di hadapkan pada keadaan yang tidak pernah ia hadapi sebelumnya kondisi alam begitu berbeda dan anak-anak sekolah yang sebagian besar belum bisa membaca dan berhitung meski sudah bertahun- tahun. Ia juga harus menghadapi orang tua siswa yang selalu membela anaknya saat menentang guru beberapa bulan kemudian, ia mendapat kabar bahwa riati, perempuan yang ingin diperistrinya sepulang dari rantau, di lamar oleh lelaki lain. Sementara itu, adiknya terancam tidak melanjutkan sekolah padahal sejauh ini, awanlah yang senantiasa mengajak warga kampung untuk melanjutkan sekolah setinggi tingginya. Awan jatuh.

Seperti seharusnya, awan yang jatuh selalu saja membuat basah. Namun, bila jatuh kepada luka, hanya akan membuat sakit semakin perih.

Tokoh yang terdapat dalam novel ini adalah ibu titin, wan, dan hatira.

watak tokoh, tokohnnya yang ketiga orang ini sangat baik. Alur yang terdapat dalam penulisan novel ini adalah alur campuran gabungan antara alur maju dan alur mundur.

B. Kerangka Pikir

Dengan memperhatikan berbagai tinjauan pustaka, bagian ini akan memaparkan hal-hal yang akan penulis gunakan sebagai landasan berpikir.

Adapun yang akan dibahas dalam kerangka ini penulis akan menjelaskan secara rinci kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian tersebut. Konjungsi antar klausa terdiri atas 3 konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi korelatif. Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang menjadi penghubung

(44)

antara dua unsur atau lebih dan kedua unsur tersebut memiliki status sintaksis yang sama. Anggota kelompok ini adalah dan, atau, tetapi. Konjungsi subordinatif ialah konjungsi penghubung dua klausa atau lebih dan klausa-klausa tersebut tidak mempunyai status sintaksis yang sama dan terdiri dari beberapa konjungsi subordinatif bagian waktu, konjungsi subordinatif bersyarat, konjungsi subordinatif praanggapan, konjungsi subordinatif objektif, konjungsi subordinatif konsesional, konjungsi subordinatif sejenis, konjungsi subordinatif kausal, konjungsi subordinatif efek, konjungsi subordinat penjelasan, dan konjungsi subordinat cara

Konjungsi ketiga, yaitu konjungsi korelatif, digunakan untuk menghubungkan dua kata, frasa, klausa, yang berstatus konjungsi ekuivalen dengan konjungsi yang termasuk dalam salah satu konjungsi korelatif…..atau, apalagi…..pun, tidak hanya………..tapi aku tidak tahu. …..Entahlah, begitu…..

Jadi, bukan hanya….. tapi juga….. Novel yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah novel “Siluet” Sejak Mahakam karya S. Marindra. dalam novel ini terdapat kisah seseorang yang meninggalkan kampung halamannya yang pergi ke luar daerah di kalimantan. dan menghasilkan beberapa temuan tentang konjungsi antar klausa. Untuk lebih jelasnya, lihat bagan kerangka pikir di bawah ini :

(45)

Sintaksis

Konjungsi antarklausa

Konjungsi subordinatif

Konjungsi korelatif

Novel Konjugsi koordinatif

Analisis

„‟Siluet‟‟ Sejak Mahakam karya S. Marindra

Temuan frasa

Kata kalimat Klausa Wacana

(46)

33 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang terdapat dalam penelitian ini adalah penelitan deskriptif kualiatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian bertujuan untuk menyajikan gambaran tentang suatu peristiwa atau realitas sosial dengan cara mendeskripsikan fenomena fenomena Siyoto & Sodik, 2015 : 3 Jadi penelitian ini menggunakan metode deskriptif karena dalam penelitian ini data yang dikumpulkan berupa konjungsi antar klausa, yang terdiri dari beberapa bagian konjungsi koordinatif konjungsi subordinatif, dan konjungsi korelatif. Adapun penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang menekankan pada aspek pemahaman mendalam terhadap suatu masalah.

Penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan jenis - jenis konjungsi antar klausa dalam novel „‟Siluet‟‟ Sejak Mahakam karya S. Marindra.dalam menemukan jenis-jenis konjungsi peneliti menggunakan metode analisis.

B Fokus Penelitian

Fokus penelitian yang terdapat dalam penelitian ini adalah penggunaan konjungsi antar klausa dalam novel “Siluet” Sejak Mahakam karya S Marindra.

C Definisi Istilah

Adapun definisi istilah dalam penelitian ini yaitu:

(47)

1. Konjungsi atau kata penghubung : kata yang menghubungkan satuan-satuan sintaksis, baik antara kata dan kata, frasa, antar klausa dengan klausa antar kalimat dengan kalimat.

2. Novel : sebuah cerita fiksi dalam bentuk prosa yang sangat panjang, yang tokoh dan perilakunya merupakan cerminan dari kehidupan nyata, dan di gambarkan dengan alur yang cukup kompleks.

3. Konjungsi antar klausa menghubungkan klausa dengan klausa lainnya dalam sebuh kalimat.

4. „‟Siluet‟‟ Sejak Mahakam : Bayangan hitam sejak tokohnya berada di Mahakam.

D. Data dan Sumber Data

Data pada penelitian ini merupakan data yang diambil dari kalimat yang mengandung konjungsi dalam novel “Siluet'' Sejak Mahakam karya S. Marindra, proses pengorganisasian data ke dalam pola kategoris dari deskripsi dasar, setelah semua data terkumpul datanya akan dianalisis berdasarkan jenis-jenis konjungsi bahasa Indonesia.

Sumber data dalam penelitian ini adalah novel „‟Siluet‟‟ Sejak Mahakam karya S. Marindra.

E Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang di gunakan yang di gunakan oleh penulis dengan melalui sumber tertulis dengan melihat isi novel, adapun cara yang di lakukan oleh penulis :

(48)

1 Membaca novel “Siluet‟‟ Sejak Mahakam karya S. Marindra.

2 Mencatat data yang termasuk konjungsi antar klausa , yang terdiri dari beberapa bagian yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi korelatif.

3 Menandai yang mana konjungsi antar klausa, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif dan konjungsi korelatif.

4 Mengklasifikasikan data yang termasuk konjungsi antar klausa, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi korelatif.

5 Menetapkan yang mana konjungsi antar klausa, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi korelatif.

F Istrumen Penelitian

Instrumen utama dalam penelitian adalah menganalisis sebuah novel yang memuat konjungsi antar klausa yang terdiri dari beberapa bagian konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif dan konjungsi korelatif, dan mengelompokannya menjadi beberapa bagian. Setelah mengelompokkan data, data itu akan di tulis.

Dalam penelitian kualitatif instrumen atau alat penelitiannya adalah peneliti itu sendiri (Sugiyono, 2015: 305) dengan demikian instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri dengan segala pengetahuannya tentang konjungsi,

(49)

baik konjungsi antar klausa, yang terdiri dari beberapa bagian konjungsi subordinatif, konjungsi koordinatif, dan konjungsi korelatif. Adapun instrumen pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel „‟Siluet‟‟ Sejak Mahakam karya S. Marindra.

G Teknik Analisis Data

Tekhnik analisis data yang di gunakan oleh penulis adalah dengan melihat berbagai sumber tertulis, yaitu dengan melihat isi novel kemudian mencocokkan mana yang termasuk jenis-jenis konjungsi. kemudian di pilih yang lebih baik untuk diambil sebagai hasil akhir, selalu mengutip bagian dari cerita dengan menjelaskan berbagai jenis konjungsi.

Tekhnik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis isi.

Hal ini sejalan dengan pendapat (Arikunto : 1998 : 321) yang menyatakan bahwa jika sumber data dalam penelitian berupa dokumen tidak tertulis, maka analisis berdasarkan analisisis structural. Analisis yang di gunakan mengikuti langkah- langkah operasional sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi semua kata yang merupakan kata penghubung atau konjungsi, konjungsi antar klausa yang terdiri dari konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi korelatif.

2. Mengklasifikasikan semua konjungsi berdasarkan jenis klasifikasi yang di lakukan dengan menggunakan tabel konjungsi klasifikasi.

3. Menganalisis penggunaan konjungsi

4. Menguraikan dan menarik kesimpulan dari hasil analisis

(50)

H. Desain Penelitian

Desain penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud umtuk memahami suatu fenomena yang di alami oleh subjek penelitian secara menyeluruh, secara utuh, dengan cara deskripsi berupa kata-kata dan bahasa serta menggunakan metode yang alami. Jenis - jenis konjungsi yang akan di cari dalam novel „‟Siluet‟‟ Sejak Mahakam karya S Marindra. konjungsi antar klausa yang terdiri atas 3 konjungsi, konjungsi subordinatif, konjungsi koordinatif dan konjungsi korelatif.

Menurut Miles dan Huberman dalam analisa model interaktif ada tiga kelompok analisis, yaitu reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan (Mutiadi dkk:2015:2)

(51)

38 BAB 1V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Jenis konjungsi koordinatif, pada novel Siluet Sejak Mahakam karya S.

Marindra..

a. Konjungsi Koordinatif

Yang dimaksud dengan konjungsi koordinatif adalah, konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih. dan dua elemen yang memiliki status sintaksis yang sama anggota dari kelompok ini adalah : Dan : menandai hubungan penambahan

Atau : menandai hubungan pemilihan Tetapi : menandai hubungan perlawanan

Jenis konjungsi koordinatif dari kata Dan menandai hubungan penambahan. Pada novel Siluet Sejak Mahakam karya S.Marindra

Data 1 (KK 1) pada kutipan novel “Aku hanya meyakini satu hal, bahwa keberadaan dan keadaan kita hari ini “ adalah penjelmaan dari kumpulan doa, usaha, untuk kita di masa yang lalu” halaman 1 paragraf 1 kutipan tersebut merupakan data pertama yang terdapat dalam novel Siluet Sejak Mahakam karya S. Marindra.

(52)

Pada data 1 (KK1) menunjukkan bahwa terdapat konjungsi koordinatif dari kata “dan“ yang menandai hubungan penambahan karena, menghubungkan klausa bahwa keberadaan dan klausa keadaan kita hari ini pada kalimat tersebut.

Data 2 (KK 2) pada kutipan novel “Kami turun kerakit yang hanya terbuat dari beberapa lembar papan dan diikatkan pada beberapa batang kayu”. halaman 9 paragraf 1 kutipan tersebut merupakan data yang kedua dalam novel Siluet Sejak Mahakam karya S. Marindra.

Pada data 2 (KK 2) di kategorikan sebagai konjungsi koordinatif dari kata dan yang menandai hubungan penambahan karena, menghubungkan klausa beberapa lembar papan dan klausa diikatkan pada beberapa batang kayu pada kalimat tersebut.

Data 3 (KK 3) pada kutipan novel “Setelah turun dan mematikan mesinnya, ibu langsung menunjuk kearahnya” halaman 12 paragraf 16 kutipan tersebut merupakan data yang ketiga dalam novel Siluet Sejak Mahakam karya S. Marindra.

Pada data 3 (KK 3) Menunjukkan bahwa terdapat konjungsi koordinatif dari kata “dan” yang menandai hubungan penambahan karena, menghubungkan klausa setelah turun dan klausa mematikan mesinnya pada kalimat tersebut

Data 4 (KK 4) pada kutipan novel “Aku hanya membawa sebuah koper besar dan satu ransel juga baju pelampung” halaman 14

(53)

paragraf 28. Kutipan tersebut merupakan data ke 4 yang terdapat dalam novel Siluet Sejak Mahakam karya S. Marindra.

Pada data 4 ( KK 4) menunjukkan bahwa terdapat konjungsi koordinatif dari kata “dan” yang menandai hubungan penambahan karena menghubungkan klausa sebuah koper besar dan klausa satu ransel pada kalimat tersebut

Data 5 (KK 5) pada kutipan novel “Biar mas budi dan anak- anak-anak nanti yang angkutkan”. kutipan tersebut merupakan data ke 5 halaman 15 paragraf 37 data tersebut merupakan data ke 5 yang terdapat dalam novel Siluet Sejak Mahakam karya S. Marindra.

Pada data 5 (KK 5) menunjukkan bahwa terdapat konjungsi koordinatif dari kata “dan” yang menandai hubungan penambahan karena, menghubungkan klausa biar mas budi dan klausa anak-anak kami yang angkutkan.

Data 6 (KK 6) pada kutipan novel “ini kalimantan dan hanya aku satu satunya orang makassar disini” kutipan tersebut terdapat pada halaman 17 paragraf ke 5. data tersebut merupakan data ke 6 yang terdapat dalam novel Siluet Sejak Mahakam karya S. Marindra.

Pada data 6 (KK 6) menunjukkan bahwa terdapat konjungsi koordinatif dari kata “dan” yang menandai hubungan penambahan karena, menghubungkan klausa ini kalimantan dan klausa hanya aku satu satunya orang makassar disini, pada kalimat tersebut.

(54)

Data 7 (KK 7) pada kutipan novel “Aku juga memberitahu mereka bahwa aku dan teman teman baruku akan diantar ke mes hari ini” kutipan tersebut merupakan data ke 7 halaman 19 paragraf ke 5 dalam novel Siluet Sejak Mahakam karya S. Marindra.

Pada data 7 (KK 7 ) menunjukkan bahwa terdapat konjungsi koordinatif dari kata “dan” yang menandai hubungan penambahan karena menghubungkan klausa memberitahu mereka bahwa aku dan klausa teman-teman baruku, pada kalimat tersebut.

Data 8 (KK 8) pada kutipan novel “ nenek itu menanyai kami satu persatu perihal dari mana kami berasal dan beberapa lama kami akan berada di sini” halaman 20 paragraf ke 24 data tersebut merupakan data ke 8 yang terdapat dalam novel Siluet Sejak Mahakam karya S. Marindra.

Pada data 1 (KK 1) menunjukkan bahwa terdapat konjungsi koordinatif dari kata “dan“ yang menandai hubungan penambahan karena, menghubungkan klausa dari mana kami berasal dan klausa beberapa lama kami disini pada kalimat tersebut.

Data 9 (KK 9) pada kutipan novel “kami lalu berangkat kesekolah, di temani pak Budi dan pak Ruben” halaman 24 paragraf ke 53 data tersebut merupakan data ke 9 yang terdapat dalam novel Siluet Sejak Mahakam karya S. Marindra.

(55)

Pada data 1 (KK 1) menunjukkan bahwa terdapat konjungsi koordinatif dari kata “dan” yang menandai hubungan penambahan karena, menghubungkan klausa pak Budi dan klausa pak Ruben pada kalimat tersebut.

Data 10 (KK 10) pada kutipan novel “kami berlima di persilahkan duduk di sofa itu sedangkan pak ruben dan pak budi mengambil kursi yang lebih dekat dengan pintu” halaman 25 paragraf ke 58 data tersebut merupakan data ke 10 yang terdapat dalam novel Siluet Sejak Mahakam karya S. Marindra.

Pada data (KK 10) menujukkan bahwa terdapat konjungsi koordinatif dari kata “dan” yang menandai hubungan penambahan karena. menghubungkan klausa pak Ruben dan klausa pak Budi pada kalimat tersebut.

Data 11 (KK 11) pada kutipan novel “namun perihal mandi, mencuci pakaian dan juga kakus, aku belum juga terbiasa hingga saat ini” halaman 27 paragraf ke 2 data tersebut merupakan data ke 11 yang terdapat dalam novel Siluet Sejak Mahakam karya S. Marindra.

Pada data 11 (KK 1) menunjukkan bahwa kalimat tersebut di kategorikan sebagai konjungsi koordinatif “dan” yang menandai hubungan penambahan karena, menghubungkan klausa mencuci pakaian dan klausa juga yang terdapat pada kalimat tersebut.

(56)

Data 12 (KK 12) pada kutipan novel “mereka dengan cepat membuka halaman terakhir bukunya dan menuliskan kalimat yang baru saja ditulis” halaman 33 paragraf ke 36 data tersebut merupakan data ke 12 yang terdapat dalam novel Siluet Sejak Mahakam karya S.

Marindra.

Pada data (KK 12) menunjukkan bahwa terdapat konjungsi koordinatif dari kata “dan” yang menandai hubungan penambahan karena, menghubungkan klausa halaman terakhir bukunya dan klausa menuliskan kalimat yang baru saja di tulis pada kalimat tersebut.

Data 13 (KK 13) pada kutipan novel “ibu kepala sekolah dan staf tata usaha, duduk dengan mejanya sendiri sebab diatas mejanya sudah penuh dengan printer dan berkas-berkas penting” halaman 35 paragraf ke 49 data tersebut merupakan data ke 13 yang terdapat dalam novel Siluet Sejak Mahakam karya S. Marindra

Pada data 13 (KK 13) menunjukkan bahwa terdapat konjungsi koordinatif dari kata “dan” yang menandai hubungan penambahan karena, menghubungkan klausa ibu kepala sekolah dan klausa staf tata usaha pada kalimat tersebut.

Data 14 (KK 14) pada kutipan novel “kuambil kapur dengan tangan kanan dan penghapus kapur di bungkus dengan kain hijau yang sudah penuh debu putih di tangan kiri, lalu membuat garis lurus”

(57)

halaman 45 paragraf ke 31 data tersebut merupakan data ke 14 yang terdapat dalam novel Siluet Sejak Mahakam karya S. Marindra.

Pada data 14 (KK 14) menunjukkan bahwa tedapat konjungsi koordinatif dari kata “dan” yang menandai hubungan penambahn karena menghubungkan klausa kuambil kapur dengan tangan kanan dan klausa penghapus kapur di bungkus dengan kain hijau pada kalimat tersebut.

Data 16 (KK 16) pada kutipan novel “ibu kepala sekolah dan guru yang lain sepakat dengan alasan yang kami berikan”. halaman 52 paragraf ke 1 data tersebut merupakan data ke 16 yang terdapat dalam novel Siluet Sejak Mahakam karya S. Marindra kalimat tersebut di kategorikan sebagai konjungsi koordinatif dan, yang menandai hubungan penambahan.

Pada data 16 (KK 16) menunjukkan bahwa terdapat konjungsi koordinatif “dan” karena pada kalimat tersebut karena, karena menghubungkan ibu kepala sekolah dan guru yang lain sepakat pada kalimat tersebut.

Data 17 (KK 17) pada kutipan novel “nenek Rasid dan istrinya mengingkari perjanjian awal” halaman 69 paragraf ke 44 data tersebut merupakan data ke 17 yang terdapat dalam novel Siluet Sejak Mahakam karya S. Marindra kalimat tersebut di kategorikan sebagai konjungsi koordinatif dan, yang menandai hubungan penambahan.

(58)

Pada data 17 (KK 17) menunjukkan bahwa, terdapat konjungsi koordinatif dari kata “dan“ karena pada kalimat tersebut terdapat kata orang di depan kalimat, dan dihubungkan dengan kata hubung dan di tengah kalimat

Data 18 (KK 18) pada kutipan novel “setibanya disana sudah ada nenek Rasid dan keponakannya yang tak lain adalah sepupu sekali ammaq sendiri sedang asyik-asyiknya memetik buah kakao di atas pohon” halaman 69 paragraf ke 46 data tersebut merupakan data ke 18 yang terdapat dalam novel Siluet Sejak Mahakam karya S. Marindra.

Pada data 18 (KK 18) menunjukkan bahwa terdapat konjungsi koordinatif dari kata “dan” yang menandai hubungan penambahan karena menghubungkan klausa nenek Rasid dan klausa keponakannya.

yang terdapat pada kalimat tersebut.

Data 19 (KK 19) pada kutipan novel “Tiapa piring berisikan satu potong daging dan sepotong ubi kayu yang di siram dengan kuah yang sepertinya tumisan kecap” halaman 79 paragraf ke 41 data tersebut merupakan data ke 19 yang terdapat dalam novel Siluet Sejak Mahakam karya S. Marindra

Pada data 19 (KK 19) menunjukkan bahwa terdapat konjungsi koordinatif dari kata “dan” yang menandai hubungan penambahan karena, menghubungkan klausa satu potong daging dan klausa sepotong daging pada kalimat tersebut.

(59)

Data 20 (KK 20) pada kutipan novel “kubawa piring dan gelas yang kupakai tadi keluar” Halaman 85 paragraf ke 25 data tersebut merupakan data ke 21 yang terdapat dalam novel Siluet Sejak Mahakam karya S. Marindra kalimat tersebut di kategorikan sebagai konjungsi koordinatif dan, yang menandai hubungan penambahan.

Pada data 20 (KK 20) menujukkan bahwa terdapat konjungsi koordinatif dari kata “dan” karena terdapat kata hubung di tengah kaimat yang menandai kalimat tersebut.

Data 21 (KK 21) pada kutipan novel “wan yang membuat kita terbang dan membuat kita jatuh terporosok” halaman 87 paragraf ke 41 data tersebut merupakan data ke 21 yang terdapat dalam novel Siluet Sejak Mahakam karya S. Marindra kalimat tersebut di kategorikan sebagai konjungsi koordinatif dan, yang menandai hubungan penambahan.

Pada data 21 (KK 21) menujukkan bahwa terdapat konjungsi koordinatif dari kata “dan“ karena menghubungkan wan yang membuat kita terbang, dan klausa membuat kita jauh terporosok pada kalimat tersebut.

Data 22 (KK 22) pada kutipan novel “meskipun telah di rapatkan doa berjuta-juta kali dan di perjuangkan dengan keringat yang membanjir” halaman 89 paragraf ke 1 data tersebut merupakan data ke 23 yang terdapat dalam novel Siluet Sejak Mahakam karya S.

Gambar

Tabel 4.1 daftar konjungsi koordinaif
Tabel 4.2 jenis-jenis konjungsi subordinatif   No  Fungsi Konjungsi  Jenis Konjungsi

Referensi

Dokumen terkait

Faktor yang mempengaruhi wanita karir menunda pernikahan di PT. Philips Batam, yaitu Mengejar karir, Memenuhi keinginan orang tua, status sosial di masyarakat, Tidak

VB 6 menyediakan beberapa kontrol untuk kebutuhan tsb yaitu : - File Listbox, untuk menampilkan semua file pada direktori yang..

Penelitian mengenai persamaan KdV sudah sering dilakukan, salah satunya penurunan persamaan KdV oleh Debnath (1994).Persamaan KdV diturunkan dari syarat kondisi

TUTI HARDIANTI: Keefektifan Pembelajaran Fisika Berdasarkan Level Inkuiri dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan Keterampilan Proses pada Materi Fluida Statis Kelas X

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab pelaksanaan perkawinan melalui wali hakim di KUA Kecamatan Lubuk Kilangan Padang adalah putus wali, wali

Penelitian yang berjudul Prinsip Kesantunan Berbahasa Indonesia pada Remaja Desa Karangtalun RT 04 RW 03 Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga Bulan Mei Tahun

Berbagai hasil penelitian Jigsaw terdahulu menunjukkan bahwa dengan menggunakan penerapan Jigsaw kendala-kendala dalam proses belajar mengajar dapat

Ada pengaruh signifikan pada metode ceramah dengan reward terhadap hasil belajar siswa kelas VII terkait materi bangun datar segi empat di MTsN Karangrejo Tulungagung... Ada