• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Komunikasi Bermedia (Mediated Communication)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Komunikasi Bermedia (Mediated Communication)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

17 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Bermedia (Mediated Communication) 2.1.1 Pengertian Komunikasi

Salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia yakni komunikasi. Proses interaksi sehari-hari dari satu arah maupun dua arah menjadi bagian dasar dari komunikasi. Menurut Ruben dan Stewart (dalam Prof. Dr. Alo Liliweri, M.S., 2011), komunikasi adalah proses dasar pertama untuk memahami hakikat manusia karena ada aktivitas yang mengimplikasikan tahapan yang terpisah-pisah namun saling terkait. Contoh dari tahapan tersebut yakni percakapan sederhana yang terdiri dari pembuatan pesan, pengiriman, penerimaan, dan interpretasi terhadap pesan. Senada dengan pernyataan tersebut, Berelson dan Steiner (dalam Prof. Dr. Alo Liliweri, M.S., 2011), mendefinisikan komunikasi sebagai transmisi konsep, informasi, emosi, keterampilan, dan lain-lain melalui kata-kata, simbol-simbol, gambar, fitur, maupun grafik. Komunikasi memang memiliki cakupan yang sangat luas karena hampir segala hal yang ada di dunia memerlukan komunikasi.

Prof. Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2013) menjelaskan adanya beberapa kekeliruan perihal komunikasi, di antaranya komunikasi adalah proses verbal, keterampilan komunikasi adalah bakat atau sifat alamiah yang telah

(2)

18 dibawa sejak kecil, hingga komunikasi adalah solusi bagi semua masalah universal. Pada faktanya, komunikasi bukanlah proses verbal, melainkan juga melibatkan proses non verbal seperti bahasa tubuh, ekspresi muka, dan lain-lain. Komunikasi juga bukan bakat yang dibawa seseorang sejak lahir, melainkan sesuatu yang dapat dipelajari dengan usaha dan beberapa metode. Terakhir, komunikasi juga bukanlah solusi dari semua masalah karena komunikasi hanyalah alat untuk mencapai tujuan dari suatu persoalan.

Sependapat dengan pernyataan-pernyataan di atas, Hafied Cangara juga menjelaskan dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi (2016) bahwa komunikasi adalah proses fundamental dalam kebutuhan hidup manusia untuk berhubungan dengan sesamanya yang dapat menjembatani antara pikiran, perasaan, dan kebutuhan manusia dengan dunia luar. Secara paradigmatis, komunikasi dapat dilakukan secara tatap muka, lisan, atau melalui media seperti televisi, ponsel, hingga film.

Dari beberapa definisi mengenai komunikasi di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses interaksi diri sendiri terhadap diri sendiri maupun orang lain melalui penyaluran pesan dan Banyak pakar menggunakan istilah “konteks” komunikasi dengan sebutan lain, contohnya; tingkatan, situasi, jenis, kategori, cara, dan keadaaan. Prof. Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2013) menjelaskan konteks-konteks komunikasi sebagai semua faktor di luar orang-orang yang berkomunikasi. Faktor

(3)

19 tersebut ada bermacam-macam. Pertama, faktor fisik seperti cuaca, warna dinding, suhu. Kedua, faktor psikologis seperti sikap, karakter, emosiberbagai media. Komunikasi memiliki empat fungsi yakni fungsi komunikasi sosial, fungsi komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, dan komunikasi instrumental.

2.1.2 Pengertian Komunikasi Bermedia

Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Dinamika Komunikasi (2015) menjelaskan bahwa Komunikasi Bermedia adalah komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya dan banyak jumlahnya. Dapat dikatakan pula bahwa Komunikasi Bermedia adalah komunikasi yang berlangsung saat media memediasi antara sumber pesan dengan penerima pesan. Karena termasuk bagian dari komunikasi tidak langsung, komunikasi bermedia menggunakan berbagai media yang memerlukan perencanaan dan persiapan matang untuk memastikan komunikasinya berhasil. Hal ini karena komunikator tidak mengetahui tanggapan komunikan pada saat ia berkomunikasi sehingga komunikator juga harus mengetahui sifat-sifat komunikan yang dituju serta memahami sifat media yang akan digunakan.

(4)

20 2.1.3 Klasifikasi dalam Penggunaan Komunikasi Bermedia

Berdasarkan banyaknya, Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy (2015) mengklasifikasikan Komunikasi Bermedia menjadi dua:

a. Komunikasi Bermedia Massa

Komunikasi ini digunakan jika komunikan jumlahnya banyak dan tempat tinggalnya jauh. Contoh media massa yang digunakan adalah televisi, film, radio, koran, dan media lain yang beroperasi dalam bidang informasi, edukasi, dan rekreasi. Keuntungan dari Komunikasi Bermedia Massa adalah media massa dapat menimbulkan keserempakan yakni pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlahnya sangat banyak pada waktu yang sama dan secara bersama-sama.

b. Komunikasi Bermedia Nirmassa

Media nirmassa digunakan untuk orang-orang atau kelompok- kelompok tertentu. Contoh media nirmassa adalah surat, telepon, poster, pamflet, brosur, kaset video, dan lain-lain. Komunikan media nirmassa tidak bersifat massal dan medianya pun tidak memiliki keserempakan. Meski intensitas media nirmassa kurang jika dibandingkan dengan media massa, namun komunikasi dari media nirmassa sangat efektif untuk kepentingan dan kelompok tertentu. Misalnya komunikasi melalui media surat dan telepon yang masih digunakan orang setiap hari dan setiap saat.

Penggunaan Komunikasi Bermedia bergantung pada motivasi penggunaan media, media yang digunakan, faktor kelembagaan dan

(5)

21 faktor situasional. Contohnya, jika di tempat kerja. Meski Komunikasi Bermedia tidak lazim digunakan di tempat kerja yang lebih banyak menggunakan tatap muka, namun surel dan ruang diskusi online di aplikasi atau massanger masih digunakan sebagai komunikasi yang sederhana untuk berbagi dan menyimpan informasi di ruang lingkup tempat kerja. Dalam penggunaan Komunikasi Bermedia, dikenal pula istilah ‘efek jaringan’ yakni seorang individu akan lebih cenderung menggunakan media komunikasi tertentu jika orang lain yang terkait dengannya menggunakan media itu. Misal pada aplikasi Telegram, orang cenderung lebih banyak menggunakan Telegram karena banyak rekannya juga menggunakannya. Penggunaan pada faktor kelembagaan meliputi struktur fisik unit kerja, struktur sosial, dan insentif. Sedangkan penggunaan pada faktor situasional meliputi karakteristik tugas, isi pesan, dan urgensi. Bagian-bagian dari faktor kelembagaan dan situasional juga menjadi penentu media apa yang akan digunakan.

2.2 Konseptualisasi Media Baru (New Media)

Istilah ‘Media Baru’ (New Media) telah digunakan sejak tahun 1960-an mencakup seperangkat teknologi komunikasi yang selalu berkembang dan beragam. McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa (2011) menjelaskan bahwa Media Baru adalah perangkat teknologi komunikasi dengan ciri yang sama yang dimungkinkan dengan digitalisasi dan ketersediaannya luas untuk penggunaan pribadi sebagai alat komunikasi. Media Baru memang sangat

(6)

22 beragam dan sulit didefinisikan. Namun fokus utama Media Baru terletak pada kegiatan yang bersifat kolektif dan digital yakni “internet”, seperti iklan, aplikasi penyiaran, aplikasi pengunduh musik, aplikasi donasi online, forum dan aktivitas diskusi, World Wide Web (WWW), pencarian informasi, dan pembentukan komunitas tertentu. Sependapat dengan definisi di atas, (West & Turner 2008, 44) dalam buku Komunikasi Pemasaran Terpadu: Pendekatan Tradisional Hingga Era Media Baru (2018) karya Bambang D. Prasetyo menegaskan definisi Media Baru sebagai teknologi berbasis komputer seperti telepon, email, internet, dan kabel digital. Media Baru akan terus berkembang dan muncul definisi-definisi baru lainnya. Namun yang pasti Media Baru adalah fitur yang digital, interaktif, hipertekstual, virtual, membutuhkan investasi rendah, dan mampu memberikan interaktivitas serta partisipasi publik dalam jumlah yang lebih besar dari media lama. Sedangkan definisi Media Baru menurut Marla R. Stafford dan Ronald J.

Faber dalam buku Advertising, Promotion, and New Media adalah media interaktif yang mengintegrasikan komputer dengan multimedia.

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Media Baru adalah semua media yang disimpan dalam format digital dan disebarluaskan melalui jaringan maupun satelit. Media baru adalah teknologi modern yang bersifat digital. Keberadaan Media Baru memang dapat memberikan peningkatan produktivitas dan membuka cakrawala kreatif dalam cara komunikatif yang baru.

2.2.1 Kategori Media Baru

Menurut McQuail, ada lima kategori utama dari Media Baru yang dibedakan berdasarkan jenis penggunaan, konten, dan konteks:

(7)

23 a. Media Komunikasi Antarpribadi

Berisi konten yang bersifat pribadi dan mudah dihapus, kekuatan dan terciptanya hubungan lebih penting daripada informasi yang disampaikan. Media ini meliputi telepon dan surat elektronik.

b. Media Permainan Interaktif

Berbasis komputer dan video game yang ditambah dengan peralatan realitas virtual.

c. Media Pencarian Informasi

Media yang dianggap bahwa sumber data, ukuran, aktualitas dan aksesibilitasnya belum pernah ada sebelumnya. Media ini memiliki kategori yang luas, tapi contoh yang paling utama adalah internet/WWW.

d. Media Partisipasi Kolektif

Meliputi pemakaian internet untuk berbagi dan bertukar informasi, pengalaman, pendapat, dan mengembangkan hubungan pribadi secara aktif yang dijembatani oleh komputer. Contohnya adalah situs jejaring sosial.

e. Substitusi Media Penyiaran

Penggunaan media untuk menerima, melihat, dan mengunduh konten yang biasanya disebarkan atau disiarkan dengan metode lain yang serupa. Contohnya yakni menonton film dan acara televisi.

(8)

24 2.2.2 Karakteristik Media Baru

Karakteristik kunci pada Media Baru yang membedakannya dengan “media lama” menurut McQuail yaitu;

a. Interaktivitas: inisiatif dari sudut pandang pengguna terhadap penawaran pengirim.

b. Sosiabilitas: kontak personal yang dialami oleh pengguna dengan orang lain dapat dimunculkan melalui penggunaan media.

c. Kekayaan media: jangkauan media yang sangat luas sehingga dapat menjembatani referensi yang berbeda dengan banyak petunjuk dan mampu melibatkan banyak indera agar lebih personal.

d. Otonomi: derajat seorang pengguna dalam merasakan kendali atas konten dan penggunaan medianya.

e. Unsur bermain-main: fungsi hiburan dan kesenangan.

f. Privasi: berhubungan dengan kegunaan media dan konten tertentu.

g. Personalisasi: konten dan penggunaan media menjadi personal dan unik.

Digitalisasi dan konvergensi dari segala aspek media menjadi perubahan paling penting dari adanya Media Baru. Interaktivitas Media Baru juga semakin meningkat, meski dimediasi oleh teknologi atau komputer namun komunikasi melalui Media Baru dapat menjadi intens dan intim.

(9)

25 2.3 Crowdfunding

Kegiatan penggalangan dana melalui jejaring sosial disebut dengan Crowdfunding. Menurut Steven Dresner dalam bukunya yang berjudul Crowdfunding: A Guide to Raising Capital on the Internet (2014), definisi dari Crowdfunding adalah pendanaan yang menggambarkan kerjasama kolektif, perhatian, dan kepercayaan oleh orang-orang yang membangun jaringan dan mengumpulkan uang mereka bersama melalui internet untuk mendukung usaha yang diprakarsai oleh orang atau organisasi lain.

Crowdfunding dilakukan untuk beragam tujuan, dari bantuan bencana, jurnalisme warga, hingga tokoh publik yang mencari dukungan dari penggemar. Ada empat aspek penting dalam keberhasilan Crowdfunding, yakni perhatian, kepercayaan, kerjasama kolektif, dan pengumpulan uang bersama. Sedangkan di buku Crowdfunding: Overview of the Industry, Regulation and Role of Crowdfunding in the Venture Start Up (2015) milik Igor Micic, crowdfunding adalah istilah yang menggambarkan bentuk pencarian dana melalui internet dengan mengumpulkan orang dalam jumlah yang banyak untuk berkontribusi dalam tujuan tertentu (Ahlerset al., 2012).

Mollick (2014) dan Bradford (2012) mengakui bahwa crowdfunding pada dasarnya merupakan cara penggalangan dana yang menarik dan unik karena muncul sebab menjamurnya situs internet sehingga rasanya memang didedikasikan untuk konsep tersebut. Mempertegas kedua definisi dari tokoh publik di atas, buku berjudul Crowdfunding: Lessons from Japan's Approach (2018) karangan Bishnu Kumar Adhikary, Kenji Kutsuna, dan Takaaki Hoda menegaskan bahwa crowdfunding adalah praktik pendanaan perusahaan kecil

(10)

26 atau proyek dengan mengumpulkan sejumlah uang dari sejumlah besar orang yang menggunakan media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan blog khusus lainnya. Saat ini crowdfunding dapat dianggap sebagai produk sampingan dari teknologi informasi yang memerlukan media sosial agar berhasil. Landasan yang mendasarinya berakar pada tiga faktor: kepercayaan, teknologi internet, dan kemauan masyarakat.

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa crowdfunding adalah sebuah terobosan baru dalam cara penggalangan dana modern melalui internet dengan memanfaatkan media sosial dan masyarakat. Saat ini pun Crowdfunding sedang sangat marak dilakukan di Indonesia. Banyak lembaga, komunitas, artis, hingga tokoh politik menggunakan media sosial dalam penggalangan dana untuk kebutuhan sosial masyarakat.

2.3.1 Jenis-jenis Cowdfunding

Bishnu Kumar Adhikary, Kenji Kutsuna, dan Takaaki Hoda menjelaskan dalam buku mereka Crowdfunding: Lessons from Japan's Approach (2018) bahwa crowdfunding dibagi dalam dua jenis:

a. Community-Based Crowdfunding

Jenis ini dibagi lagi menjadi dua kategori. Pertama, donation-based crowdfunding yakni donatur tidak mendapat kompensasi apapun atas uang yang mereka sumbangkan. Dan kedua, reward-based crowdfunding yakni donatur mendapat imbal balik berupa penghargaan, hadiah, atau bahkan hanya ucapan terima kasih.

(11)

27 b. Financial Return-Based Crowdfunding

Jenis ini dibagi menjadi tiga kategori. Pertama, lending-based crowdfunding yang nantinya donatur menerima imbal balik dari uang yang mereka pinjamkan dalam kurun waktu yang telah disepakati. Kedua, equity-based crowdfunding dimana investor mendapat saham dari perusahaan atau kegiatan yang mereka danai. Dan terakhir, royalty-based crowdfunding yang berbasis royalti karena pihak yang memiliki hak izin atau hak paten juga akan mendapat dananya.

Dari banyaknya kategori tersebut, reward-based crowdfunding dan donation-based crowdfunding adalah jenis yang paling sering digunakan di Indonesia.

Gambar 2.1 Jenis-jenis Crowdfunding

2.3.2 Sejarah Crowdfunding di Dunia dan di Indonesia

Perkembangan metode crowdfunding di luar negeri telah berkembang dari tahun ke tahun. Dilansir dari situs Kitabisa melalui artikel berjudul Perkembangan Crowdfunding Dari Dulu Hingga Kini, perkembangan crowdfunding berawal dari tahun 1700-an. Metode crowdfunding dilakukan

Crowdfunding

Community Financial Return

Donation Reward Lending Equality Royalty

(12)

28 oleh penulis Jonathan Swift untuk memberikan pinjaman kepada keluarga miskin di pedesaan Irlandia agar mereka dapat membuat usaha kecil tanpa melakukan pinjaman dana. Selanjutnya pada tahun 1976, Dr. Yunus bersama Grameen Bank mengadakan proyek mikrofinansial untuk penduduk miskin yang tidak memiliki modal agar mendapat modal dari bank pada umumnya dengan bunga di bawah rata-rata bank konvensional. Lalu pada tahun 1997, sebuah band rock asal Inggris bernama Marillion, membuka penggalangan dana untuk tur mereka ke Amerika Serikat melalui donasi online para penggemar. Penggemar Marillion melakukan penggalangan dana online tanpa keterlibatan Marillion dan berhasil mengumpulkan sebanyak 60 ribu dolar Amerika untuk membuat album baru dan tur Marillion. Sejak kesuksesan Marillion itu, metode yang sama digunakan Anoraknophobia, Marbles, dan Happiness Is the Road dalam merilis album mereka.

Memasuki era 2000-an, metode crowdfunding pun berkembang lagi melalui ArtistShare sebagai platform crowdfunding pertama di internet yang lahir tahun 2000. ArtistShare yang berasal dari Inggris berfokus pada label rekaman dan model bisnis musik bagi para seniman yang dananya berasal dari masyarakat. Brian Camelio, Chief Executive Officer ArtistShare, menyatakan bahwa penggemar dari para seniman akan membiayai biaya produksi untuk album seniman yang hanya dijual di internet dan para seniman akan menikmati ketentuan kontrak yang jauh lebih menguntungkan. Lalu pada tahun 2005 berdiri platform Kiva dengan mengusung misi perusahaan "untuk memperluas akses keuangan untuk membantu masyarakat yang kurang terlayani berkembang." Kiva memberi fasilitas peminjaman uang melalui

(13)

29 internet ke wirausaha dan mahasiswa berpenghasilan rendah di lebih dari 80 negara.

Banyak bermunculan platform crowdfunding musik setelah ArtistShare, yang pertama yakni Sellaband. Berdiri tahun 2006, Sellaband menjadi situs musik yang memberi fasilitas bagi para seniman untuk melakukan penggalangan dana bagi proses rekaman album mereka. Lalu pada tahun 2008 muncul Indiegogo yang telah membantu lebih dari 800.000 ide inovatif, memiliki donatur lebih dari 9 juta orang yang berada di 235 negara dan wilayah. Selanjutnya disusul oleh Pledge Music yang berdiri pada Agustus 2009 sebagai platform musik direct-to-fan online untuk memfasilitasi musisi menjangkau penggemar mereka untuk melakukan pra-penjualan, memasarkan, dan mendistribusikan proyek-proyek musik. Masih di tahun 2009, Kickstarter berdiri dengan mengusung misi perusahaan untuk membantu mempersembahkan proyek-proyek kreatif bagi kehidupan manusia.

Dilansir dari situs Kickstarter per Agustus 2019, Kickstarter telah memiliki lebih dari 17 juta donatur, mengumpulkan dana sebesar $4,5 miliar, dan berhasil mendanai 167.772 proyek seperti pembuatan film, musik, pertunjukan panggung, komik, jurnalisme, dan permainan video. Setelahnya banyak bermunculan platform crowdfunding musik lainnya seperti RocketHub pada tahun 2009, Rock The Post dan PleaseFund.Us. pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, metode crowdfunding berkembang semakin luas dengan berbagai bidang dikancah internasional. Tidak hanya musik, metode crowdfunding juga digunakan dalam dunia film melalui Franny Armstrong sebagai perintis pertama crowdfunding untuk film berjudul “The Age of

(14)

30 Stupid” ditahun 2011. Dana yang terkumpul £450,000 dari 223 individu dan kelompok yang menyumbang antara £500 hingga £35,000. Pada rentang waktu antara 2008 hingga 2011, Barrack Obama selaku presiden ke-44 Amerika Serikat menggunakan metode crowdfunding untuk mendapatkan dana kampanye pemilihan umum. Hingga saat ini pun metode crowdfunding masih terus berkembang di kancah internasional untuk membantu orang-orang mendapatkan dana bagi proyek-proyek mereka.

Beralih ke negeri sendiri, crowdfunding di Indonesia bermula pada tahun 2009 yang dilakukan secara luas dan fenomenal yakni kasus perseteruan Prita Mulyasari dengan Rumah Sakit Omni Internasional yang akhirnya melahirkan bentuk crowdfunding dalam bentuk amal bernama Koin Keadilan Prita. Sebanyak Rp825.728.550 uang receh dengan berat kurang lebih 2,5 ton berhasil dikumpulkan melalui penggalangan dana tersebut. Lalu pada tahun 2010 muncul Koin Cinta untuk Bilqis yang dibuat oleh ibunda Bilqis, Dewi Farida, untuk membantu biaya operasi transplantasi hati Bilqis.

Setelah Facebook, masyarakat Indonesia kembali bergotong royong mengikuti crowdfunding di media sosial Twitter. Pada tahun 2012 muncul gerakan #KoinUntukKPK untuk membantu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang hendak membangun gedung perkantoran baru namun anggaran pembangunannya tersangkut di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Ditahun yang sama, produser dan sutradara Mira Lesmana serta Riri Riza pun menggunakan metode crowdfunding untuk membiayai film Atambua 39o. Kemudian tahun 2015 lahir #KoinUntukAustralia dan pada tahun 2016 muncul Donasi untuk Saeni.

(15)

31 Seiring dengan berkembangnya metode crowdfunding melalui jejaring sosial, akhirnya pada tahun 2013 bermunculan platform-platform crowdfunding melalui situs web maupun aplikasi di ponsel. Diawali oleh Wujudkan.com yang berdiri pada Februari 2011 dan melakukan soft launching ditahun 2012 sebagai platform crowdfunding pertama di Indonesia yang memberikan dukungan kepada karya-karya dibidang industri kreatif. Lalu pada tahun 2013, muncul beberapa platfrom crowdfunding seperti Ayopeduli.com (saat ini berganti menjadi AyoPeduli.id) yakni platform crowdfunding khusus untuk kegiatan sosial. Proyek kegiatan sosial AyoPeduli dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kesehatan, pendidikan, dan lingkungan.

Kemudian ada Kitabisa.com yakni platform yang menyediakan wadah untuk menggalang dana dan berdonasi secara online bagi individu, organisasi, komunitas, maupun perusahaan. Hingga tahun 2018 akhir, Kitabisa telah berhasil mendanai 23.371 kampanye sosial, mengumpulkan donasi sejumlah Rp.660.877.459.159, dan menggabungkan 1.944.544 orang untuk ikut berpartisipasi.

Saat penelitian ini ditulis, platform crowdfunding di Indonesia telah semakin berkembang namun ada juga yang telah menutup platform mereka seperti Wujudkan.com. Meski begitu, Wandi Adiansah, Nandang Mulyana, dan Muhammad Fedryansyah dalam Jurnal Universitas Padjajaran tahun 2016 yang berjudul Potensi Crowdfunding di Indonesia dalam Praktik Pekerjaan Sosial menyatakan bahwa penggalangan dana di Indonesia masih banyak mendapat perhatian masyarakat karena sifat filantropi masyarakat Indonesia terbilang tinggi, terutama dalam bidang sosial. Masyarakat juga biasa

(16)

32 melakukan penggalangan dana sosial melalui badan amal offline maupun online seperti zakat fitrah, donasi korban bencana alam, dan masih banyak lainnya.

2.3.3 Crowdfunding sebagai Media Penggalangan Dana yang Baru Dalam teori Social Construction of Technology yang diperkenalkan oleh Wiebe E. Bijker dan Trevor J. Pinch pada tahun 1984 berpendapat bahwa teknologi tidak menentukan tindakan manusia, melainkan tindakan manusialah yang membentuk teknologi. Perkembangan teknologi, termasuk munculnya crowdfunding sebagai media penggalangan dana baru karena adanya kebutuhan dari masyarakat sendiri terkait teknologi yang dapat menggerakan tren positif dunia filantropi di Indonesia.

Teknologi melalui internet meluas hingga menyentuh bidang filantropi, yakni cinta kasih dan kedermawanan kepada sesama. Dunia filantropi yang dulu digerakkan oleh organisasi amal dengan menggunakan metode tradisional kini telah digerakkan dengan teknik crowdfunding. Orang- orang tidak hanya sebagai donatur, tapi juga sebagai pembuat ide/gagasan, penyebar kampanye sosial, dan penarik simpati masyarakat luas melalui media sosial.

Crowdfunding pun hadir dengan poin penggerak utama media sosial dan kekuatan donasi secara massal. Internet menghubungkan ribuan orang yang masing-masing dapat menyumbangkan dana dengan lebih mudah.

McLuhan (1964) dalam jurnal yang berjudul Crowdfunding sebagai Konstruksi Sosial Teknologi dan Media Baru (2018) karya Wahyudi Nurhadi

(17)

33 dan Irwansyah menyebut, kemajuan teknologi informasi berkembang pesat dan merambah hampir semua sisi kegiatan manusia di manapun berada, baik di kota maupun di desa. McLuhan menyebut kondisi tersebut dengan kelahiran Global Village. Terlebih lagi cara kerja crowdfunding yang menggunakan media sosial sehingga semakin erat hubungannya dengan media masa kini yang sudah menjadi bagian hidup masyarakat Indonesia. Saat ini pun crowdfunding mendapat banyak perhatian dari masyarakat, banyak yang berpindah dari donasi konvensional melalui lembaga amal offline ke metode crowdfunding yang dilakukan secara online. Keberadaan crowdfunding sebagai media penggalangan dana yang baru memang lebih efisien dan praktis.

2.4 Kepedulian Sosial

Kepedulian yang kita berikan kepada orang lain adalah tanda bahwa kita masih memiliki rasa cinta dan kasih yang memang harus dimiliki pada diri individu. Kepedulian sosial mengungkapkan hakikat keberadaan kita sebagai manusia. Antonius Atosokhi Gea, S.Th., MM, dkk dalam bukunya Relasi dengan Sesama (2002) menjelaskan bahwa definisi Kepedulian Sosial adalah sikap memberi uluran tangan kepada sesama yang sedang membutuhkan dengan dilakukan secara pribadi maupun bersama-sama. Menurut Antonius, ada bentuk kepedulian yang dapat dilakukan secara spontan dan insidentil karena bantuan yang diperlukan cukup sekali atau dua kali. Namun ada juga yang bersifat berkelanjutan sehingga perlu lebih dari sekali bantuan dan perencanaan.

Sedangkan menurut Darmiyati Zuchdi dibukunya yang berjudul Pendidikan

(18)

34 Karakter Dalam Prespektif Teori dan Praktek (2011), beliau menegaskan definisi Kepedulian Sosial sebagai sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Kepedulian sosial merupakan keterlibatan pihak yang satu kepada pihak yang lain dalam merasakan apa yang sedang dialami atau dirasakan oleh orang lain. Kepedulian sosial berarti saat-saat dimana kita menaruh perhatian terhadap sesuatu, baik secara sikap maupun tindakan. Kepedulian sosial dapat dibedakan berdasarkan lingkungan, yakni dimana seseorang tinggal, hidup, dan berinteraksi dengan orang lain.

Lingkungan tersebut disebut juga dengan lingkungan sosial. Menurut Elly M.

Setiadi, dkk (2012: 66), lingkungan sosial merujuk pada lingkungan dimana seseorang melakukan interaksi sosial, baik dengan anggota keluarga, teman, dan kelompok sosial lain yang lebih besar. Sehingga kesimpulannya adalah kepedulian sosial dapat diberikan kepada teman, keluarga, maupun orang asing yang dapat menarik perhatian kita.

Kepedulian sosial adalah sebuah sikap keterhubungan dengan kemanusiaan pada umumnya, sebuah empati bagi setiap anggota komunitas manusia. Kepedulian sosial adalah kondisi alamiah spesies manusia dan perangkat yang mengikat masyarakat secara bersama-sama (Adler, 1927). Adler menjadikan kepedulian sosial sebagai tongkat pengukur untuk menentukan kesehatan psikologis seseorang dan menjadi satu-satunya alat untuk menilai harga nilai-nilai manusia. (Kementerian Pendidikan Nasional, 2010:10) juga menyatakan kepedulian sosial dapat mengarahkan seseorang untuk memiliki sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

(19)

35 Definisi-definisi diatas menegaskan bahwa kepedulian sosial merupakan sikap yang dimiliki seseorang melalui kesadaran dirinya untuk saling membantu dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain sehingga dapat menimbulkan rasa empati antar sesama. Peduli terhadap orang lain tidak selalu harus dalam bentuk materi, namun juga dapat dalam bentuk penerimaan, perhatian, penyediaan waktu, pikiran, hati, dan kasih sayang untuk orang lain yang memang membutuhkan hal-hal tersebut. Kepedulian sosial pun dapat dilakukan secara pribadi maupun bersama-sama. Kepedulian sosial yang dilakukan bersama-sama telah banyak dilakukan di Indonesia melalui berbagai sikap dan kegiatan massal.

Salah satu kegiatan tersebut yakni crowdfunding yang akan dibahas peneliti dalam penelitian kali ini. Dalam crowdfunding, bentuk kepedulian sosial yang diberikan memang berbentuk materi. Banyaknya informasi dan berita orang-orang yang membutuhkan bantuan yang disebar melalui media sosial menggugah kepedulian sosial masyarakat. Bencana alam, seseorang yang sakit parah dan butuh biaya berobat, pembangunan fasilitas umum, anak yang putus sekolah, dan banyak hal lain memprihatinkan yang membutuhkan kepedulian sosial masyarakat.

2.4.1 Indikator Karakter Kepedulian Sosial

Menurut Panduan Penerapan Pendidikan Karakter Bangsa yang diterbitkan oleh Kemendiknas (2011: 30-31), terdapat beberapa indikator karakter kepedulian sosial, yaitu:

a. Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial b. Melakukan aksi sosial

c. Menyediakan fasilitas untuk menyumbang

(20)

36 d. Berempati kepada sesama teman

e. Membangun kerukunan

Indikator-indikator tersebut dapat memperlihatkan kesadaran akan hak serta kewajiban diri sendiri maupun orang lain.

2.4.2 Kepedulian Sosial dalam Kesadaran Diri Individu

Kepedulian sosial adalah salah satu bagian dari kesadaran diri (self awareness) individu yakni bagaimana seseorang mampu mengenali emosi diri sendiri untuk memunculkan rasa empati dan empati pada orang lain.

Kesadaran diri menurut Bradberry Greaves (2005) adalah kemampuan untuk memahami emosi diri sendiri secara tepat dan akurat dalam berbagai situasi secara valid dan reliable. Orang dengan kesadaran diri tinggi umumnya memiliki sikap positif dalam menjalani kehidupan, peka dan peduli terhadap apa yang dirasakan orang lain. Dapat disimpulkan bahwa kesadaran diri adalah sikap peka terhadap diri sendiri dan emosinya, keadaan, lingkungan, dan orang lain.

Dalam aspek kepedulian sosial, manfaat kesadaran diri disini yakni;

memahami diri dalam relasi dengan orang lain, membangun relasi dengan orang lain, memahami nilai-nilai keberagaman. Kepedulian sosial mengharuskan kita berinteraksi atau memahami keadaan orang lain. Salah satu contoh kepedulian sosial sederhana dalam kehidupan sehari-hari yakni sikap gotong royong dan kerjasama. Kelompok masyarakat yang memiliki status sosial ekonomi kuat membantu kelompok yang lemah, yang berkelebihan membantu yang berkekurangan. Sikap tersebut juga dapat ditemui melalui

(21)

37 kepedulian sosial yang dilakukan bersama-sama di internet melalui kegiatan crowdfunding. Namun kebiasaan-kebiasaan masyarakat ada pula yang tidak mencerminkan sikap kepedulian sosial, hal itu muncul karena faktor dari dalam diri sendiri, salah satunya yakni egoisme yang tinggi. Kepedulian sosial memang harus dimulai dari pribadi dengan memahami diri sendiri, menghadirkan kembali kontrol hidup kita sebagai makhluk sosial.

2.4.3 Kekuatan Media Baru dalam Kepedulian Sosial

Digitalisasi dalam media baru mampu memberikan peningkatan produktivitas dan membuka cakrawala kreatif dalam cara komunikasi yang baru. Salah satunya yakni dalam bentuk kepedulian sosial. McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa (2011) berpendapat bahwa media baru adalah agen perubahan sosial sekaligus agen perubahan ekonomi.

Media baru sebagai agen perubahan sosial memiliki peran dalam proses tumbuh dan berkembangnya kepedulian sosial bagi individu maupun kelompok. Banyak sekali contoh konten dari media baru yang dapat mendorong rasa empati dan simpati dalam diri individu. Pertama, dari penyiaran di televisi yang menayangkan program reality show seperti Jika Aku Menjadi, Bedah Rumah, hingga Tali Kasih. Program tersebut pun bekerjasama dengan masyarakat untuk mengirim informasi keluarga atau seseorang yang perlu dibantu sesuai persyaratan kepada pihak televisi.

Terlepas dari pro kontra perihal acara tersebut sebagai komodifikasi kemiskinan, namun tak dapat disangkal bahwa konten program tersebut dapat menggungah rasa simpati masyarakat dan dapat menjadi pelajaran untuk lebih

(22)

38 peduli kepada permasalahan sosial di sekitar. Melalui televisi juga pernah ditayangkan program acara talkshow seperti Hitam Putih dan [Bukan] Empat Mata yang kadang mengundang narasumber dengan latar belakang seorang pekerja keras yang membutuhkan bantuan, alhasil si narasumber pun mendapat bantuan dari masyarakat dan pihak televisi. Dari televisi juga ditayangkan berita bencana alam hebat dan informasi penyaluran donasi melalui lembaga-lembaga amal, lalu dengan cepat masyarakat pun terdorong untuk memberikan bantuan.

Selain televisi, bentuk media baru lainnya yang memiliki peran dalam perkembangan kepedulian sosial yakni situs jejaring sosial. Katz dan Lazarsfeld dalam jurnal yang berjudul Personal Influence: The Part Played by People in the Flow of Mass Communication (2009) menyebutkan bahwa kemunculan jejaring sosial menimbulkan dua fungsi konsep pada masyarakat, yakni untuk demokrasi dan isi pesan pada jejaring sosial dapat memberikan gambaran positif maupun negatif dipikiran masyarakat. Dalam hal ini, jejaring sosial memberikan gambaran positif untuk lebih peka dan peduli terhadap permasalahan di sekitar kita. Melalui berbagai platform jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, hingga Instagram dapat ditemui banyak informasi penggalangan dana, informasi pedagang tua yang butuh ditolong agar jualannya terus laku, informasi bantuan pencarian orang hilang, informasi bantuan kehilangan barang, bahkan hingga informasi kehilangan hewan peliharaan seperti anjing atau kucing. Dari hal besar hingga remeh-temeh, kecepatan penyebaran informasi dalam jejaring sosial membuat semua informasi tersebar luas dengan sangat cepat dan dalam hitungan hari sudah

(23)

39 banyak masyarakat yang membantu melalui tindakan langsung atau bantuan secara online.

Bentuk media baru berupa mesin pencari atau world wide web juga memiliki peran dalam meningkatkan kepedulian sosial. Terbukti dengan banyaknya situs-situs penggalangan dana online untuk membantu sesama seperti www.kitabisa.com, www.ayopeduli.id, www.kickstarter.com, dan masih banyak situs lainnya. Situs-situs tersebut juga menyalurkan konten mereka di berbagai platform, seperti email donatur dan media sosial sehingga masyarakat sering melihat informasi bantuan untuk penggalangan dana dan tergerak untuk ikut berdonasi.

Cepatnya penyebaran informasi yang ditawarkan media baru membuat banyak individu pun dengan cepat terpapar oleh beragam isu-isu sosial perihal orang yang membutuhkan bantuan. Hal ini pun dapat menjadi kekuatan media baru dalam menggerakkan sikap kepedulian sosial individu.

2.4.4 Crowdfunding dalam Kepedulian Sosial

Sebelum adanya media baru, masyarakat terbiasa menyalurkan bantuan atau berdonasi dengan datang langsung ke sebuah lembaga amal.

Setelah kehadiran media baru seperti televisi dengan informasi donasi melalui siaran televisi, orang-orang pun juga menyalurkan bantuannya ke lembaga amal yang bekerjasama dengan pihak televisi melalui sistem transfer menggunakan nomor rekening. Selain lembaga-lembaga amal yang memiliki fokus isu sosial tersendiri, ada banyak isu-isu sosial lain yang membutuhkan bantuan sehingga luput dari pandangan. Untuk mengatasi hal tersebut,

(24)

40 crowdfunding pun hadir sebagai media penggalangan dana online yang berbentuk dalam situs web, aplikasi di ponsel, maupun jejaring sosial. Semua bentuk gerakan sosial tersebut membawa semangat kolaborasi dan konsep gotong royong untuk membantu sesama.

Tak hanya sebagai media penggalangan dana, crowdfunding juga sebagai sarana informasi mengenai kampanye sosial yang membutuhkan dana dan perantara untuk menyalurkan dana ke kampanye sosial yang membutuhkan. Melalui beragam konten crowdfunding yang beredar di internet, masyarakat dapat dengan mudah menemukan dan membaca masalah sosial yang terjadi pada orang lain, lalu ikut menyebarkan informasi tersebut sehingga kesempatan bantuan datang menjadi lebih besar.

Menurut Maulana Irfan dalam jurnalnya yang berjudul Crowdfunding sebagai Pemaknaan Energi Gotong Royong Terbarukan (2016),3 poin penting dalam crowdfunding adalah perhatian, kerjasama kolektif, dan pengumpulan dana secara massal. Kerjasama kolektif secara massal membuat informasi crowdfunding dapat tersebar dengan cepat, yang berarti menandakan masih adanya sikap kepedulian sosial pada banyak individu di Indonesia dalam memandang permasalahan sosial.

2.5 Media Sosial dan Kitabisa.com

Saat ini media sosial mampu mengatasi masalah keterbatasan ruang, waktu, dan partisipasi dalam mengemukakan argumen secara individual maupun kelompok. Media sosial menghadirkan cara berkomunikasi baru melalui teknologi. Menurut Kaplan Andreas M., Haenlein Michael (2010) dalam buku

(25)

41 Keajaiban Sosial Media (2015) karya Feri Sulianta, definisi media sosial yakni kelompok dari aplikasi berbasis internet yang dibangun atas dasar ideologi dan teknologi web versi 2.0 yang memungkinkan terciptanya website yang interaktif.

Media sosial pun dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana produktif untuk mendapatkan, menyebarluaskan, dan memasok informasi. Sedangkan menurut (Bosman & Zagenczyk, 2011) dalam buku Blogquest+: Pemanfaatan Media Sosial pada Pembelajaran Sains Berbasis Isu Sosiosaintifik untuk Mengembangkan Keterampilan Berargumentasi dan Literasi Sains (2014) karya Yanti Herlanti, media sosial dianggap sebagai jejaring sosial yang mempunyai sifat interaktif dan umpan balik sehingga membuat antar partisipan dapat berhubungan, berbagi, dan berkolaborasi. Media sosial memiliki kelebihan dalam sifat komunikasinya yang secara tertulis di dunia maya sehingga mampu menciptakan lingkungan belajar yang partisipatif dan bebas. Definisi media sosial ditegaskan pula oleh Nurudin dalam jurnal Media Sosial Baru dan Munculnya Revolusi Proses Komunikasi (2015) sebagai media dimana user dapat berpartisipasi dan berkontribusi secara aktif. Media sosial adalah keniscayaan sejarah yang telah membawa perubahan dalam proses komunikasi manusia yang selama ini dilakukan hanya melalui komunikasi tatap muka, komunikasi kelompok, komunikasi massa, berubah total dengan perkembangan teknologi komunikasi dewasa, khususnya internet.

Dapat disimpulkan Media Sosial adalah media online yang memungkinkan para penggunanya untuk berkomunikasi, berinteraksi, berbagi, dan melakukan banyak kegiatan lainnya di internet tanpa dibatasi ruang dan waktu. Media sosial berbentuk interaktif yang berisi teks, gambar, video, dan audio seperti YouTube,

(26)

42 Facebook, Instagram, Twitter, dan lain-lain. Jika dikaitkan dengan crowdfunding, media sosial memegang peran paling penting dalam proses penyebaran informasi kampanye sosial. Sifat media sosial yang terbuka membuat semua orang dapat dengan mudah ikut bergabung dan mengakses kampanye sosial disetiap crowdfunding. Apalagi ditambah dengan masyarakat Indonesia yang saat ini umumnya telah sanggup mengikuti perkembangan digital sehingga banyak yang mengetahui dan berpartisipasi pada kegiatan crowdfunding.

Media Sosial memiliki beberapa karakteristik, Feri Sulianta menjelaskannya dalam buku Keajaiban Sosial Media (2015) beberapa karakteristik tersebut:

a. Transparansi: keterbukaan informasi untuk konsumsi publik atau sekelompok orang.

b. Dialog dan komunikasi: terjalin hubungan dan komunikasi interaktif menggunakan ragam fitur.

c. Jejaring relasi: hubungan antara pengguna yang terhubung satu sama lain dan semakin kompleks, mereka dapat menjalin komunikasi hingga membangun pertemanan.

d. Multi opini: setiap orang dengan mudah berargumen dan mengutarakan pendapatnya.

e. Multi form: infomasi disajikan dalam ragam konten dan saluran, wujudnya dapat berupa social media press release, video, portal web, dan lain-lain.

f. Kekuatan promosi online: media sosial sebagai alat yang memunculkan peluang dalam mewujudkan visi misi organisasi.

(27)

43 2.5.1 Twitter

Twitter adalah situs web yang menawarkan jejaring sosial mikroblog bagi penggunanya untuk mengirim dan menerima pesan yang disebut dengan

‘tweet’ atau kicauan yang terdiri dari 240 karakter berupa teks tertulis. Twitter berbasis dan pertama kali dibuat di San Bruno, California dekat San Fransisco.

Sejak dibentuk pada tahun 2006 oleh Jack Dorsey, Twitter telah memiliki jumlah pengguna aktif bulanan mencapai 330 juta pada Januari-Maret 2018 dan per April 2019 telah mencapai 134 juta pengguna harian.

2.5.2 Instagram

Instagram merupakan jejaring sosial yang berfokus pada menampilkan foto-foto secara instan dan dapat mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Seperti namanya, “instan” atau “insta” yang mengarah pada kamera polaroid atau dulu lebih dikenal dengan “foto instan”, Instagram memberikan penggunanya kebebasan berkreasi dan mencari inspirasi dalam pengambilan foto yang indah, artistik, dan informatif.

2.5.3 Facebook

Facebook adalah media sosial yang dapat digunakan sebagai media diskusi online karena menyediakan kiriman tulisan atau status yang memungkinkan pengguna lain untuk memberi komentar terhadap kiriman tersebut, sehingga terjadi interaksi komunikasi dan umpan balik secara tertulis. Frasa “Buku Muka” pada Facebook membedakannya dengan jejaring sosial lainnya, yaitu menampilkan seluruh informasi dari pengguna tersebut.

(28)

44 Facebook menawarkan berbagai fitur canggih yang belum pernah ada di sosial media sebelumnya. Selain dapat bertukar pesan, seorang pengguna dapat menciptakan halaman pribadi, menambahkan teman, membuat dan memperbarui status, membagikan berbagai jenis konten, dan banyak lagi.

2.5.4 Kitabisa.com

Kitabisa.com adalah platform yang menyediakan wadah untuk menggalang dana dan berdonasi secara online bagi individu, organisasi, komunitas, maupun perusahaan di Indonesia yang terbentuk sejak tahun 2013.

Sebagai media penggalangan dana di era media baru, Kitabisa.com mengusung misi untuk membawa perubahan sosial dengan dampak besar secara online. Dan terbukti, hingga tahun 2018 akhir, Kitabisa telah berhasil mendanai 23.371 kampanye sosial, mengumpulkan donasi sejumlah Rp.660.877.459.159, dan menggabungkan 1.944.544 orang untuk ikut berpartisipasi. Seluruh proses transaksi di Kitabisa.com dilakukan secara transparan karena setiap donasi akan terlihat pada bagian “donatur” dalam profil kampanye diwebsite Kitabisa. Ditambah dengan adanya laporan pertanggungjawaban kegiatan dan keuangan.

2.6 Penelitian Terdahulu

Peneliti menelaah dan mengamati penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan fenomena crowdfunding yang diangkat sehingga peneliti mampu mendapat rujukan pendukung, pembanding, dan memberi insight perihal fenomena dalam penelitian ini.

(29)

45 Pertama, penelitian yang berjudul “Kampanye Sosial di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated Communication pada Platform Crowdfunding Kitabisa.com)” milik Dian Andriani (2017). Penelitian tersebut menjelaskan bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh penggalang dana kampanye sosial dengan para donatur melalui komunikasi impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal pada platform crowdfunding Kitabisa.com dan untuk mengetahui bagaimana strategi penggunaan media sosial (Facebook, Twitter dan lnstagram) oleh platform crowdfunding Kitabisa.com. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa pada tahap impersonal, penggalang dana kurang memaksimalkan penggunaan emoticon dan foto sebagai pengganti bahasa nonverbal. Lalu ditahap interpersonal, penggalang dana dan donatur keduanya saling membuka diri sehingga komunikasi yang terjadi melalui computer mediated communication terasa setara dengan komunikasi tatap muka (face-to-face). Dan pada tahap hyperpersonal, komunikasi tatap muka (face-to-face) lebih efektif karena tanpa menggunakan media dalam menyampaikan pesannya sehingga menghindari miss communication. Dan untuk meraih kepercayaan masyarakat agar beralih dari donasi offline ke donasi online, Kitabisa.com menggunakan strategi dengan menyiapkan format, tipe konten, dan partnership.

Kedua, penelitian yang berjudul “Strategi Komunikasi Crowdfunding Melalui Media Sosial (Studi Kasus Strategi Komunikasi Crowdfunding

“Upcycling Project untuk Anak Putus Sekolah” Melalui Media Sosial Wujudkan.com)” milik Ovinandya Ariesta (2016). Penelitian ini menjelaskan bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh Kayonara dalam melakukan crowdfunding melalui media sosial Wujudkan.com. Hasil dari penelitian ini

(30)

46 diperoleh bahwa tujuan komunikasi dari Kayonara adalah untuk menggalang dana melalui Wujudkan.com dengan segmentasi mahasiswa dan golongan menengah.

Penyusunan pesan yang dilakukan both side issue dan disampaikan melalui artikel dan video. Pemilihan medianya menggunakan blog Wujudkan.com. dan peran komunikator yang dilakukan adalah memberikan kabar pada donatur mengenai perkembangan proyek yang dilakukan.

Ketiga, penelitian yang berjudul “Peran Media Baru dalam Membentuk Gerakan Sosial (Studi Kasus pada Individu yang Terlibat dalam IndonesiaUnite di Twitter)” milik Dibyareswari Utami Putri (2012). Penelitian ini membahas tentang kekuatan media baru yaitu media sosial seperti Twitter yang dapat membentuk gerakan sosial yang bertahan karena adanya kekompakan dan loyalitas dari para anggotanya. Tujuan penelitian ini yaitu melihat sejauh mana Twitter sebagai media sosial memiliki kekuatan dalam membangun kebersamaan untuk tindakan kepedulian sosial dengan cara membentuk IndonesiaUnite. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa IndonesiaUnite menumbuhkan rasa kebersamaan dalam kelompok sehingga merekatkan groupthink syndrome yang positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa Twitter memiliki kekuatan besar dalam membentuk gerakan sosial.

Gambar

Gambar 2.1 Jenis-jenis Crowdfunding

Referensi

Dokumen terkait

Among the least fl uid cities (Bamako, Niamey, and Ouagadougou), only Nia- mey reveals the direct eff ect of the father’s labor market position on access to the formal private

Keempat risk level tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor seperti jenis kegiatan yang dilakukan untuk memproduksi sebuah link berbeda-beda, menggunakan mesin atau alat yang

Fungsi Public Relations dalam Komunikasi Pemasaran menjadi salah satu bagian yang amat penting. Sebab Public Relations sendiri memiliki fungsi dan peran yang

Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa informan terkait pendapat informan definisi SISRUTE, informan mengatakan bahwa SISRUTE adalah Sistem rujukan

INTI KREASINDO akan menanggapi keluhan pelanggan dengan wajar sebagaimana seharusnya , seperti melakukan penggantian produk atau barang yang rusak pada saat produksi

Menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Menurut Persepsi Guru Kelas V SD Negeri 41 Palembang Subtema

Menyusun kubus menyerupai stupa, digunakan untuk , mengenalkan warna mengenalkan jumlah motorik halus konsentrasi Harga Rp.45.000,- Menara Balok Digunakan untuk :

Sesuai dengan kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa menerima hipotesis yang diajukan terbukti atau dengan kata lain variabel