• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kota Bogor merupakan salah satu kota di Propinsi Jawa Barat, Indonesia.

Kota Bogor terletak 59 km samping selatan Jakarta, wilayahnya berada di tengah- tengah lokasi Kabupaten Bogor. Saat ini luasnya telah berkembang dari 21,56 km menjadi 118,50 km serta jumlah penduduknya sebanyak 1.030.720 jiwa pada bulan April tahun 2017. (Data Kepariwisataan Kota Bogor tahun 2017). Bogor juga di kenal dengan julukan Kota Hujan, karena mempunyai curah hujan yang cukup tinggi. Secara geografis Kota Bogor berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor karena lokasinya yang cukup dekat dengan Ibukota Negara, hal ini merupakan potensi yang strategis untuk pertumbuhan dan perkembangan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional bagi industri, transportasi, perdagangan, komunikasi, hingga pariwisata. Dalam hal pariwisata Kota Bogor menawarkan terdapat beberapa pilihan destinasi parwisata yang menjadi poin daya tarik bagi wisatawan.

Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Bogor selama 2017 berjumlah 6.106.582 juta wisatawan, data ini meningkat sekitar 15% dibanding tahun 2016 yaitu 5.320.071 juta wisatawan. (Data Kepariwisataan Kota Bogor tahun 2017). Di tahun 2018, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor (DISPARBUD) menargetkan kunjungan wisatawan sebesar 6.900.000, akan tetapi hingga saat ini belum tercapainya target yang diharapkan. Menurut pak Bambang, selaku kasi informasi sarana pariwisata di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor meskipun setiap tahunnya jumlah wisatawan meningkat, namun di tahun ini terjadi penurunan. Menurutnya, salah satu pemicu penurunan angka wisatawan adalah karena hingga saat ini belum adanya media informasi dalam hal memberikan data tentang Kota Bogor secara spesifik mencakup objek wisata, kuliner, dan lain sebagainya dalam satu ruang dan berkarakter.

Dalam mengembangkan perekonomian masyarakat, pemerintah daerah Kota Bogor menitikberatkan jasa yang dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada. Hal ini terbukti dengan banyaknya ragam objek wisata dan potensi-potensi lainnya yang tersedia. Kota Bogor juga menawarkan objek wisata alam maupun buatan. Dalam hal yang berhubungan tentang alam tersedia beberapa pilihan mulai dari Bukit Alesano, Curug

(2)

2

Cikuluwung, hingga Gunung Kapur. Adapula wisata buatan yang sudah dikenal diantaranya Taman Safari Indonesia, Kebun Raya Bogor, JungleLand, dan lain sebagainya.

Selain dalam sektor pariwisata, kuliner merupakan salah satu alasan yang cukup berpengaruh bagi wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah. Pada dasarnya hampir semua tempat kuliner sama dan lebih mengutamakan makanan ciri khas masing-masing daerah tersebut. Kota Bogor juga menawarkan banyak pilihan kuliner terlepas dari kalangan atas, menengah, maupun bawah. Di jalan Surya Kencana, sangat dikenal oleh banyaknya tempat-tempat kuliner yang menawarkan berbagai macam makanan khas daerah yang hanya dapat ditemukan di Kota Bogor di antaranya; Soto Kuning, Toge Goreng, hingga Asinan.

Infrastruktur pendukung pun berperan penting untuk membantu perkembangan pariwisata di suatu daerah. Kota Sejuta Taman disebut sebagai tagline baru yang diluncurkan oleh pemerintah Kota Bogor. Hal ini terlihat dari banyaknya taman yang telah dibuat oleh Bima Arya selama menjadi Walikota Bogor dalam mewujudkan kampanye Go Green and Clean dan saat ini telah tersedia 27 taman ruangan terbuka hijau dari 32 taman yang direncanakan.

Tujuannya adalah untuk penambah estetika tata kota, dan dapat berguna sebagai ruangan umum dan hubungan warga Bogor. Infrastruktur pendukung lainnya adalah hotel. Hotel juga sebagai salah satu poin penting di dalam peta infrastruktur.

Dulu, fungsi utama hotel sebagai sarana menginap tamu dari berbagai tempat namun seiring perkembangan jaman saat ini fungsi lain hotel juga sebagai sarana untuk melakukan seminar, pertemuan bisnis, tempat berlangsungnya pesta pernikahan, ataupun kegiatan lainnya. Kota Bogor memiliki lebih dari 300 hotel yang terdaftar, mulai dari bintang 3 maupun hotel budget.

Oleh-oleh juga merupakan bagian penting dalam mengunjungi suatu daerah. Belum lengkap rasanya apabila setelah berkeliling kemudian tidak membawa oleh-oleh khas kota dan daerah yang dikunjungi. Oleh-oleh kekinian pun semakin merajalela di seluruh penjuru kota. Kota Bogor juga menawarkan banyak pilihan oleh-oleh yang tidak kalah menarik, di antaranya; Lapis Bogor Sangkuriang, Bika Bogor Talubi, Roti Unyil Venus, hingga Macaroni Panggang.

Dalam empat tahun terakhir berbagai upaya peningkatan dalam memberi informasi tentang hal yang bersangkutan telah dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kota Bogor. Mulai dari membuat brosur/leaflet, signage, DVD pariwisata, papan petunjuk arah objek wisata, peta wisata, bogor city map, hingga food guide book.

(3)

3

Namun, saat ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor menyadari bahwa kurang maksimalnya media informasi yang efektif di Kota Bogor.

Pak Bambang menambahkan, saat ini media informasi sangat berpengaruh dalam peningkatan city branding suatu kota dan beliau menyadari bahwa Kota Bogor cukup tertinggal dari kota lain dalam hal ini. Maka dari itu diperlukannya perancangan media informasi destinasi wisata yang lebih efektif serta inovatif kepada masyarakat dan didalamnya terdapat berbagai rangkaian visual yang mudah dipahami guna dapat menjadi bentuk informasi yang berdampak dalam meningkatkan jumlah wisatawan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis berencana membuat perancangan media informasi destinasi wisata di Kota Bogor dalam bentuk informasi untuk Kota Bogor dan juga dapat menyelesaikan permasalahan yang ada.

Kegiatan ini bertujuan agar Kota Bogor memiliki identitas yang nantinya dapat dijadikan sarana lain dalam menginformasikan potensi wisata-wisata baru serta sebagai pengingat tentang destinasi wisata yang dimiliki oleh Kota Bogor.

1.2 Identifikasi Masalah

Setelah melihat latar belakang diatas maka dapat disimpulkan bahwa identifikasi masalah dapat dirangkum sebagai berikut:

1. Menurunnya jumlah wisatawan di Kota Bogor tahun 2018.

2. Belum adanya identitas dan media informasi yang mencakup secara keseluruhan tentang Kota Bogor yang memiliki banyak potensi keunggulan destinasi wisata.

3. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor memerlukan media informasi yang nantinya terintegrasi dapat mencapai target yang diharapkan.

4. Media informasi yang sudah dilakukan kurang maksimal karena belum adanya identitas yang mewakilkan dan belum terintegrasi dari media satu ke media lainnya.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana merancang media informasi destinasi wisata untuk Kota Bogor yang terintegrasi serta dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.

1.4 Ruang Lingkup Masalah

Dari identifikasi masalah dan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka penulis berencana untuk membuat perancangan media visual yang

(4)

4

terintegrasi dapat meningkatkan kunjungan wisatawan di Kota Bogor. Target utama dari perancangan ini adalah wisatawan domestik hingga internasional yang berkunjung di Kota Bogor.

Kemudian, pengumpulan data dilakukan di Kota Bogor. Dan untuk membuat perancangan media informasi ini penulis akan berkerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor selaku pemberi data dalam hal-hal yang bersangkutan dan didominasi dengan media fotografi dan ilustrasi mengangkat kebudayaan lokal dan kuliner sekitar, ilustrasi peta wisata, dan info- info lainnya. Pengumpulan data, analisis dan perancangan ini akan dilakukan pada jangka waktu September hingga Desember 2018 dan akan dicetak dan dipresentasikan pada bulan Februari 2019.

1.5 Tujuan Perancangan 


Adapun tujuan perancangan tugas akhir ini adalah untuk merancang media informasi destinasi wisata untuk Kota Bogor yang terintegrasi dapat meningkatkan kunjungan wisata.

1.6 Metode Pengumpulan Data dan Analisis 1.6.1 Metode Pengumpulan Data

a. Primer 1. Observasi

Menurut Rohidi (2011:87) ialah metode yang digunakan untuk mengamati sesuatu, suatu lingkungan, sesorang, atau situasi secara tajam dan juga terinci dan mencatatnya secara akurat dalam beberapa cara.

Metode yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan diberbagai tempat yang ada di Kota Bogor.

b. Wawancara

Menurut Sutrisno Hadi (1989:192) wawancara adalah proses pembekalan verbal di mana dua orang atau lebih untuk menangani secara fisik orang dapat melihat muka orang lain dan mendengarkan suara telinganya sendiri informasi langsung alat pengumpulan pada beberapa jenis data sosial.

Untuk mendapatkan data yang lebih banyak dan akurat, penulis melakukan metode wawancara diantaranya kepada Wali Kota Bogor serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor, masyarakat sekitar, dan traveler.

(5)

5 c. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2008:199) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Penulis akan memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk menentukan target audience.

b. Sekunder

1. Studi Pustaka Cetak

Menurut Soewardikoen (2013:16) dengan studi pustaka akan memungkinkan membuat teori-teori baru dengan mengurai atau menggambungkan teori yang telah ada dari hasil membaca buku.

Studi pustaka cetak yang digunakan ialah buku Metodologi Penelitian Visual karya Dr. Didit Widiatmoko Soewardikoen, M.Sn, buku Branding dan buku Serba – Serbi Warna karya Wirania Swasty.

2. Studi Pustaka Digital

Studi pustaka digital yang dilakukan dengan mencari sumber informasi yang valid melalui internet seperti e-book maupun website resmi pemerintahan atau website yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

1.6.2 Metode Analisis Data a. Matriks Perbandingan

Menurut Soewardikoen (2013:50) sebuah matriks terdiri dari kolom dan baris yang masing-masing mewakili dua dimensi yang berbeda, dapat berupa konsep ataupun kumpulan informasi dan prinsipnya analisis matriks ialah juxtaposition atau membandingan dengan cara menjajarkan.

Pada penelitian ini, akan menggunakan analisis matriks dengan perbandingan media yang digunakan di Kota DKI Jakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tabel 1.1 Contoh Matriks Perbandingan Media Informasi

Kota A Kota B Kota C

Layout Simetri Simetri Simetri

Foto / Ilustrasi Foto Ilustrasi

Foto Elemen Grafis

Foto (Sumber: Soewardikoen, 2013:50)

(6)

6 1.7 Kerangka Perancangan

Gambar 1.1 Skema Perancangan (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Kota Bogor memiliki potensi-potensi destinasi wisata baik yang baru maupun yang sudah dikenal oleh masyarakat. Belum tercapainya target Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor disetiap tahunnya dalam jumlah wisatawan menjadi masalah karena hingga saat ini, Kota Bogor belum memiliki identitas dan media informasi yang terintegrasi dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.

Teori

1. Teori Informasi 2. Identitas Visual 3. Teori City Branding 4. Teori Promosi 5. Teori DKV 6. AISAS

Pengumpulan Data

1. Observasi 2. Wawancara 3. Kuesioner 4. Studi Pustaka

Analisis Data

Konsep Perancangan

Hasil Perancangan

Dengan adanya media informasi ini akan meningkatkan jumlah wisatawan Kota Bogor

(7)

7 1.8 Pembabakan

a. BAB I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, identifikasi masalah, tujuan dan rumusan masalah, metode pengumpulan data yang digunakan serta susunan penulisan sehingga permasalahan yang ada dapat tergambarkan.

b. BAB II Dasar Pemikiran

Menjelaskan teori-teori yang bersangkutan dengan perancangan yang sedang dibuat dan bersumber dari buku dan jurnal penelitian yang terkait, mengacu kepada perancangan media.

c. BAB III Data dan Analisis

Berisikan proses pengumpulan data dan analisis yang digunakan dalam perancangan yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan kuesioner untuk menghasilkan konsep rancangan.

d. BAB IV Konsep dan Hasil Perancangan

Berisi konsep secara rinci tentang karya yang telah dihasilkan dari data- data yang telah diperoleh diantaranya konsep kreatif, konsep bisnis, konsep visual sebagai hasil yang dibuat atas solusi masalah yang ada.

e. BAB V Penutup

Merangkum hasil kesimpulan dari data dan pembuatan karya serta disertakan juga saran dari penulis dan dosen pembimbing mengenai perancangan media informasi.

Gambar

Tabel 1.1 Contoh Matriks Perbandingan  Media Informasi
Gambar 1.1 Skema Perancangan  (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini ditujukan untuk pengembangan sistem informasi administrasi, diharapkan dapat menghasilkan sebuah produk berupa Sistem Informasi Administrasi Santri Pada

Perihal mengenai dampak industri pengolahan kakao terhadap pendapatan petani yaitu mengenai harga yang jauh lebih mahal, kwalitas harus lebih baik dan berstandar SNI,

Mengenai pemeriksaan kualitas produk juga sangat penting di dalam pelaksanaan pemberian tablet Fe kepada ibu hamil, pertama memeriksa kemasan bungkus apakah masih baik

Dengan menggunakan prinsip 3-2-1, yaitu tiga lokator bawah, dua lokator samping, satu lokator samping lainnya, dan tiga klem, serta pemesinan dengan spindel

Berbagi linkmelalui note dapat dilakukan oleh guru Anda, kawan-kawan Anda, maupun Anda sendiri. Apabila Anda ingin berdiskusi atau menanyakan sesuatu melalui

Pada Ruang Baca Pascasarjan perlu dilakukan pemebersihan debu baik pada koleksi yang sering dipakai pengguna maupun

Menurut teori hukum Perdata Internasional, untuk menentukan status anak dan hubungan antara anak dan orang tua, perlu dilihat dahulu perkawinan orang tuanya sebagai

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan manajemen strategi untuk mengetahui lingkungan perusahaan