JREC
Journal of Electrical and Electronics Vol. 4 No. 2
ANALISIS KEAMANAN SISTEM PADA TRANSMISI DATA RATE VIDEO STREAMING MELALUI JARINGAN
BLUETOOTH PICONET PERVASIVE
Andi Hasad, Abdul Hafid Paronda
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Islam “45” Bekasi
Jl Cut Meutia No. 83 Bekasi 17113, Jawa Barat, Indonesia
Email : [email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem Piconet Pervasive dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hasad A. dan Paronda AH. (2014) yang menganalisis dan melakukan optimasi terhadap kinerja sistem pada transmisi data rate video streaming melalui jaringan Bluetooth Piconet Pervasive, dengan symbian OS pada sisi client, namun penelitian ini belum melihat dari sisi keamanan sistem dan bagaimana melakukan optimasi sehingga menghasilkan seluruh nilai parameter sesuai standar Cisco, baik pada saat transmisi data rate video streaming maupun pada sistem Piconet Pervasive secara keseluruhan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode experiment. Analisis data menggunakan metode statistik deskriptif. Tahapan penelitian meliputi: analisis sistem jaringan Bluetooth Piconet Pervasive, rancang bangun sistem, kompresi dan konversi audio video, hint track, optimasi, pengujian sistem, pengukuran kinerja sistem, dan analisis keamanan sistem Piconet Pervasive. Pada penelitian ini berhasil dikembangkan sistem piconet pervasive yang aman dan memenuhi standar Cisco dari penelitian sebelumnya dengan melakukan optimasi pada sisi server dan bluetooth device di sisi client, dimana hasil packet loss yang didapatkan di bawah 5%. Nilai parameter packet loss yang diperoleh memiliki nilai tertinggi sebesar 4.96% dan yang terendah sebesar 4.89% dengan nilai rata-rata 4.93%. Semua nilai rata- rata dari parameter throughput, delay, jitter dan packet loss telah memenuhi syarat untuk melakukan video streaming sesuai standar Cisco untuk jarak pengukuran 5 m dan 10 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar interferensi Wi-Fi pada jaringan bluetooth piconet pervasive, maka kualitas video yang diterima di client (telepon seluler) semakin berkurang, ditandai dengan semakin besarnya nilai rata- rata packet loss yang didapatkan selama video streaming.
Kata Kunci: Bluetooth, Video Streaming, Keamanan Transmisi Data Rate, Keamanan Sistem, Piconet Pervasive
I. PENDAHULUAN Bluetooth merupakan teknologi wireless yang dapat menghubungkan perangkat mobile yang berbeda melalui ISM (Industrial Scientific Medical) band (Wang, 2004). Standar yang digunakan bluetooth mengacu pada spesifikasi IEEE 802.15 (SIG, 2015). Teknologi wireless bluetooth dapat menghubungkan berbagai perangkat mobile seperti komputer/notebook dengan telepon seluler apabila pada komputer/notebook dan telepon seluler tersebut memiliki fasilitas bluetooth. Sebuah peralatan bluetooth dapat berkomunikasi dengan peralatan lain pada jarak 10 meter, bahkan saat ini telah dikembangkan standar baru yang dapat menjangkau jarak 100 meter (SIG, 2015).
Meskipun teknologi bluetooth telah dimiliki oleh rata-rata telepon seluler maupun komputer, namun pemanfaatannya masih belum maksimal.
Umumnya pengguna telepon seluler ataupun komputer menggunakan bluetooth hanya untuk bertukar informasi/data. Hal ini dikarenakan bluetooth memiliki kelemahan terbesar yaitu keterbatasan bandwidth (Wang, 2004).
Penelitian yang dilakukan oleh Catania dan Zammit (2008) dengan melakukan pengujian video streaming menggunakan jaringan bluetooth pada komputer dengan sistem operasi Linux, menghasilkan bahwa waktu yang dibutuhkan pada transmisi video streaming, akan semakin besar sesuai dengan bertambahnya ukuran paket data yang dikirimkan. Penelitian ini juga menghasilkan bahwa perbedaan versi bluetooth pada sisi telepon seluler, memiliki pengaruh terhadap jumlah paket data yang dapat diterima oleh telepon seluler tersebut.
Gupta, Singh dan Jain (2010) telah melakukan pengujian berbagai transmisi video streaming menggunakan jaringan bluetooth pada telepon seluler untuk stream video clip dan real time video dari telepon seluler ke komputer dan dari komputer ke telepon seluler, menggunakan platform Java.
Hasilnya, kualitas video yang dikirim semakin berkurang seiring dengan bertambahnya jarak dan adanya interferensi Wi-Fi.
Salah satu cara mengatasi kelemahan pada
jaringan bluetooth yaitu penggunaan protokol yang
sesuai dan penggunaan kompresi video (Arnaldy,
JREC
Journal of Electrical and Electronics Vol. 4 No. 2
untuk merubah format video menjadi 3gp.
Konfigurasi Server dan Client
Konfigurasi yang dilakukan pada sisi server terdiri dari software dan hardware, konfigurasi pada bagian hardware terdiri dari sebuah komputer dan Bluetooth device sedangkan bagian software terdiri dari Darwin Streaming Server, dan AnalogX proxy, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1. Konfigurasi access point
konfigurasi pada sisi server, selanjutnya dilakukan konfigurasi pada sisi client.
Optimasi
Optimasi pada server dilakukan dengan melakukan instalasi Active Perl pada server untuk memaksimalkan kinerja DSS, sedangkan pada sisi client dengan mengatur data bearer pada settingan data call GNUBox dan meminimalisir background program yang berjalan pada telepon seluler.
Server Client
Komputer Telepon Selular
Gambar 1 Konfigurasi pada server dan client
Pengujian Sistem
Pengujian sistem dilakukan pada ukuran data rate dari video dengan jarak yang berbeda, Data rate yang diuji adalah 8 kbps, 16 kbps, dan 24 kbps, dengan resolusi encoding 176x144 pixels, sedangkan jarak yang dilakukan pengujian yaitu 5 meter dan 10 meter.
Pengukuran Kinerja dan Analisis Hasil Pengukuran Setelah pengujian berhasil, maka dilakukan pengukuran untuk masing-masing video. Pengukuran dilakukan dengan mengirimkan video yang sama tetapi memiliki kompresi video (data rate) yang berbeda sesuai dengan skenario yang telah ditentukan pada jarak yang berbeda.
Pengukuran dimulai dengan mengirimkan video yang berjarak 5 m dari server, kemudian dilanjutkan dengan mengirimkan video yang sama pada jarak 10 m, pada lingkungan yang tidak memiliki Wi-Fi (-100 dBm), dan lingkungan yang memiliki kekuatan sinyal Wi-Fi -78 dBm dan -58 dBm. Setelah masing-masing video dilakukan pengukuran selanjutnya dilakukan perbandingan dan analisis terhadap parameter hasil pengukuran antara video tersebut.
Video Streaming pada Jarak 5 m
Hasil pengukuran yang dilakukan pada jarak 5 m dan 10 m untuk data rate 8 kbps, terdapat pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa pada lingkungan yang tidak memiliki Wi-Fi (-100 dBm), nilai tertinggi untuk parameter throughput adalah 3.83 paket/detik dan nilai terendahnya adalah 3.79 paket/detik dengan rata-rata sebesar 3.81 paket/detik. Parameter delay memiliki nilai tertinggi sebesar 0.48 milidetik dan nilai terendahnya adalah 0.46 milidetik dengan nilai rata- rata sebesar 0.47 milidetik. Untuk parameter jitter didapatkan nilai tertinggi dan terendah sebesar 0.01
milidetik dengan nilai rata-rata 0.01 milidetik. Parameter packet loss memiliki nilai tertinggi sebesar 3.91% dan nilai terendahnya adalah 3.82 dengan nilai rata-rata sebesar 3.88%.
Pada parameter delay, nilai yang didapatkan dalam ukuran milidetik, dengan nilai tertinggi 0.48 milidetik, hal ini sesuai dengan standar QoS Cisco yang mengijinkan delay untuk streaming video maksimal 5 detik. Sedangkan parameter jitter dalam streaming video tidak memiliki standar baku karena streaming video bukan merupakan jitter sensitive berdasarkan dari kriteria yang dikeluarkan oleh Cisco (Szigeti dan Hattingh, 2004). Parameter Jitter erat kaitannya dengan parameter delay, parameter jitter dapat digunakan untuk mengetahui kestabilan dari pengiriman paket data, semakin mendekati nilai 0 maka pengiriman data semakin stabil. Pada parameter packet loss, nilai packet loss yang terendah didapatkan 3.82% dan nilai tertinggi 3.91%, dimana nilai rata -rata sebesar 3.88%. Nilai ini masih masuk dalam standar untuk streaming video berdasarkan QoS Cisco, dimana nilai standar yang masih diijinkan adalah < 5%.
Pada lingkungan yang memiliki Wi-Fi (-78 dBm dan -58 dBm), nilai tertinggi untuk parameter throughput adalah 3.87 paket/detik dan nilai terendahnya adalah 3.67 paket/detik dengan rata-rata sebesar 3.81 paket/detik pada lingkungan dengan sinyal Wi-Fi -78 dBm dan 3.69 paket/detik pada lingkungan dengan sinyal Wi-Fi -58 dBm. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kuat interferensi Wi-Fi maka nilai throughput yang diperoleh semakin berkurang.
Parameter delay memiliki nilai tertinggi sebesar 0.92 milidetik dan nilai terendahnya adalah 0.72 milidetik dengan nilai rata-rata sebesar 0.73 milidetik pada lingkungan dengan sinyal Wi-Fi -78 dBm dan 0.90 milidetik pada lingkungan dengan sinyal Wi-Fi -58 dBm.
Hasil ini menunjukkan bahwa semakin kuat interferensi
DSS Analog X Bluetooth
Device
Bluetooth
Device Analog X Media
Player