• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH LITERATURE REVIEW GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PEKERJA PROYEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH LITERATURE REVIEW GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PEKERJA PROYEK"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW

GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PEKERJA PROYEK

SILVIA DWI AGISTIN 18.131.0047

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

2021

(2)

i

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PEKERJA PROYEK

LITERATURE REVIEW

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Studi di Program Studi Diploma III Teknologi Laboratorium Medis

SILVIA DWI AGISTIN 18.131.0047

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

2021

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

(6)

v

(7)

vi

(8)

vii

MOTTO

Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang nggak tau kapan.

(9)

viii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan terlibat dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini kepada:

1. Bapak saya “Sugianto” dan Ibu saya “Siti Rukayah” yang selalu memberikan do‟a, dukungan, kasih sayang, dan selalu memberikan yang terbaik demi masa depan saya.

2. Kakak saya tercinta “Istiqomah” yang selalu memberi energi positif dan kasih sayang walaupun kadang sering ribut.

3. Ibu Lilis Majidah, S.Pd.,M.Kes dan Ibu Ratna Dewi Permatasari, S.ST.,M.PH selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah memberikan waktu, pengarahan serta perhatian selama membimbing, terima kasih banyak atas ilmu yang telah diberikan kepada saya.

4. Ibu Evi Puspita Sari, S.ST., M.Imun selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan arahan dalam Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Seluruh dosen Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang.

6. Sepupu terkasih saya Ratna Purboningrum yang selalu sedia saya repotkan demi terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini.

(10)

ix

7. Teman-temanku Lala, Atin dan Eni yang selalu rusuh tetapi tetap memberikan warna di hidupku.

8. Teman-teman seperjuangan Vina, Firdha, Putri, tempat saling berkeluh kesah atas penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini akhirnya dapat terselesaikan.

9. Kepada semua pihak yang terlibat yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu saya ucapkan terima kasih.

(11)

x

(12)

xi

ABSTRAK

GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PEKERJA PROYEK Literature review

Oleh: Silvia Dwi Agistin

Hemoglobin adalah suatu protein tetramerik eritrosit yang mengikat senyawa porfirin besi yang disebut heme. Paparan bahan kimia, timbal dan aktifitas fisik berpengaruh terhadap kadar hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin menyebabkan anemia. Tujuan penelitian ini mengetahui kadar hemoglobin pada pekerja proyek berdasarkan data literature kurun waktu (2016-2021).

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan literature review jurnal kurun waktu (2016-2021). Metode penelitian menggunakan format PICOS sebanyak lima jurnal menggunakan database Science Direct, Scopus dan Google Schoolar.

Hasil penelitian menunujukkan kadar hemoglobin pada pekerja proyek sebagian besar dalam batas normal. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kadar hemoglobin pada pekerja proyek tergolong dalam batas normal meskipun dipengaruhi paparan bahan kimia, timbal, asupan nutrisi dan aktifitas fisik.

Kata kunci: Hemoglobin, Pekerja Proyek, Aktifitas fisik, Timbal

(13)

xii

ABSTRACT

DESCRIPTION OF HEMOGLOBIN LEVELS IN PROJECT WORKERS Literature review

By: Silvia Dwi Agistin

Hemoglobin is a tetrameric protein of erythrocytes that binds to an iron porphyrin compound called heme. Exposure to chemicals, lead and physical activity affect hemoglobin levels. Decreased hemoglobin causes anemia. The aim of this study was to find out the description of hemoglobin levels in project workers based on literature data period (2016-2021).

This study was a descriptive with literature review journal period (2016- 2021). Methods of data collection uses a PICOS format of five journal with database Science Direct, Scopus dan Google Schoolar.

The result of the project workers most of the hemoglobin levels are within normal. Based on the result, it can be concluded that hemoglobin levels in project workers are within normal limits even though they are influenced by exposure to chemicals, lead, nutritional intake and physical activity.

Keywords: Hemoglobin, Project Workers, Physical Activity, Lead

(14)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... x

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

DAFTAR SINGKATAN ... xix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan masalah penelitian ... 4

1.3 Tujuan penelitian ... 4

1.4 Manfaat penelitian ... 4

(15)

xiv

1.4.1 Manfaat teoritis ... 4

1.4.2 Manfaat praktis ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Tinjauan umum tentang darah ... 5

2.1.1 Definisi darah ... 5

2.1.2 Fungsi darah ... 5

2.2 Tinjauan umum komponen darah... 6

2.2.1 Komponen darah... 6

2.2.2 Hemoglobin ... 9

2.2.3 Struktur Hemoglobin ... 10

2.2.4 Fungsi Hemoglobin ... 11

2.2.5 Pemeriksaan Hemoglobin ... 11

2.2.6 Faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin ... 15

2.3 Tinjauan teori anemia ... 17

2.4 Tinjauan Tentang Pekerja Proyek ... 17

2.5 Hubungan timbal (Pb) dengan kadar hemoglobin ... 18

2.6 Pengaruh aktivitas fisik terhadap kadar hemoglobin ... 19

2.7 Faktor yang mempengaruhi kadar Hb pada pekerja proyek ... 20

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 20

3.1 Strategi pencarian literature ... 20

3.1.1 Kerangka kerja ... 20

3.1.2 Keyword ... 21

(16)

xv

3.1.3 Database ... 21

3.2 Kriteria inklusi dan eksklusi... 22

3.3 Kerangka hasil pencarian literature ... 22

3.3.1 Hasil pencarian dan seleksi literature ... 22

3.3.2 Daftar jurnal literature ... 24

BAB 4 HASIL DAN ANALISA DATA ... 27

4.1 Hasil ... 27

BAB 5 PEMBAHASAN ... 29

5.1 Pembahasan ... 29

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

6.1 Kesimpulan ... 32

6.2 Saran ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 34

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2.5 Nilai Normal Hemoglobin ... 14

Tabel 3.2 Kriteria inklusi dan eksklusi dengan format PICOS ... 22

Tabel 3.3.1 Kerangka Alur Literature Review ... 23

Tabel 3.3.2 Daftar Jurnal Literature ... 24

Tabel 4.1 Karakteristik Umum Dalam Penyelesaian Study ... 27

Tabel 4.2 Hasil Review Kadar Hemoglobin ... 27

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2.1 Komponen Darah ... 6 Gambar 2.2.3 Struktur Hemoglobin ... 10

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Pernyataan Pengecekan Judul ... 37

Digital Receipt ... 38

Hasil Turnitin ... 39

Jurnal 1 The Case Study of Hemoglobin Status: Paint and Chemical Industries Workers Exposed to Organic Acid Anhydrides in S.I.T.E. Area, Kotri, Sindh, Pakistan ... 40

Jurnal 2 The Effect of Lead (Pb) Exposure to Blood Pb Concentration and Hemoglobin Levels in Book Sellers and Street Vendors at Surakarta ... 41

Jurnal 3 Analisis Kadar Hemoglobin Pada Pekerja Proyek Lapangan ... 42

Jurnal 4 Gambaran Kadar Hemoglobin (Hb) Petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) PT. Tabing Raya Kota Padang Tahun 2019 ... 43

Jurnal 5 Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Pekerja Bangunan ... 44

LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING 1 ... 45

LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING 2 ... 46

(20)

xix

DAFTAR SINGKATAN

APD : Alat Perlindungan Diri Ca : Kalsium

CO : Karbon monoksida CO2 : Karbon dioksida Cu : Tembaga CuSO4 : Tembaga Sulfat Fe : Zat besi

Hb : Hemoglobin

HbCO : Karboksihemoglobin HbO2 : Oksihemoglobin HCl : Asam klorida

K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja O2 : Oksigen

Pb : Timbal

pH : Power of hydrogen

PICOS : Population, Intervention, Comparation, Outcome, dan Study Design SOP : Standar Opersional Prosedur

SPBU :Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Zn : Seng

(21)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Hemoglobin adalah suatu protein tetramerik eritrosit yang mengikat senyawa porfirin besi yang disebut heme. Peningkatan atau penurunan kadar Hb dalam darah akan mempengaruhi aktifitas fisik yang dilakukan manusia. Aktifitas fisik terdiri atas aktifitas ringan, sedang dan berat. Perubahan kadar Hb terjadi ketika seseorang melakukan aktifitas fisik sedang sampai berat, dihipotesiskan karena terjadi perubahan pada volume plasma, perubahan pH, dan hemolisis intravaskular. Kadar Hb yang menurun mengakibatkan munculnya gejala awal anemia seperti sakit kepala mudah terinfeksi penyakit dan pandangan berkunang- kunang terutama saat berdiri bangkit dari duduk (Ningsih & Septiani, 2019).

Anemia adalah penurunan jumlah eritrosit dalam sirkulasi darah atau tingkat hemoglobin yang kurang dari normal (Tukira dkk, 2020). Kriteria anemia dapat ditemukan baik secara klinis maupun pemeriksaan laboratorium. Kriteria secara klinis adalah wajah, selaput lendir, kelopak mata, bibir dan kuku penderita tampak pucat. Sedangkan pemeriksaan laboratorium adalah dengan pengukuran kadar Hb. Dikatakan anemia bila kadar Hb menurun pada nilai 10-12 g/dL yang disebut anemia ringan, sedangkan kadar Hb 8-10 g/dL disebut anemia sedang, dan kadar Hb 6-8 g/dL disebut anemia berat (Ningsih & Septiani, 2019). Pada anemia tingkat sedang dapat menurunkan kapasitas O2 dalam darah. Anemia merupakan faktor risiko terjadinya masalah kesehatan seperti terganggunya perkembangan

(22)

kognitif, turunnya konsentrasi dan kemampuan belajar, kelelahan panjang secara terus-menerus, penurunan produktifitas kerja (Marisa & Wahyuni,2019).

Pekerja proyek merupakan tenaga kerja yang bekerja dilingkungan terbuka yang memiliki resiko berbahaya, jam kerja yang panjang serta terpapar sinar matahari/debu dalam durasi cukup lama sehingga menyebabkan adanya pengeluaran cairan berlebih , namun tidak didukung oleh tempat kerja yang aman dan penggunaan alat yang berbahaya. Masalah ini seringkali diabaikan dan mempunyai pengaruh terhadap gangguan kesehatan salah satunya adalah dehidrasi (Pustisari et al., 2020). Pekerja proyek memiliki intensitas pekerjaan sedang sampai berat yang tidak lepas dari paparan zat kimia berupa asap, debu, dan gas-gas berbahaya yang mengandung logam berat berupa timbal (Pb). Bila logam berat terhirup dan masuk kedalam tubuh manusia dapat mengakibatkan kerusakan sel. Pb dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan, saluran cerna, ataupun kotak dermal (kulit). Darah terkontaminasi dengan Pb melalui beberapa proses sehingga dapat mengganggu proses metabolisme darah khususnya pada Hb, serta lebih jauh lagi akan menyebabkan anemia dan gangguan otak (Marisa & Wahyuni, 2019).

Aktivitas fisik yang dilakukan manusia berpengaruh terhadap penurunan kadar Hb dalam darah. Perubahan kadar Hb melalui aktivitas fisik sedang sampai dengan berat, di hipotesiskan terjadi karena perubahan volume plasma dan pH.

Saat melakukan aktivitas fisik baik bekerja atau olahraga akan terjadi peningkatan aktivitas metabolik dan produksi ion hidrogen yang tinggi sehingga menyebabkan penurunan pH, selain itu saat melakukan aktivitas fisik tubuh akan membutuhkan

(23)

3

oksigen yang lebih banyak, serta terjadi proses eritropoiesis yang akan membuat kadar Hb meningkat (Gunadi dkk,2016). Suatu pekerjaan proyek tentunya ingin diselesaikan dengan tepat waktu, namun terkadang aktifitas pekerjaan suatu proyek dapat terganggu oleh berbagai hal sehingga menyebabkan keterlambatan waktu penyelesaian. Salah satu penyebab terganggu atau terhentinya pekerjaan proyek adalah kecelakaan yang mungkin terjadi pada suatu proyek. Pemakaian APD (alat pelindung diri) yang benar dan sesuai jenis pekerjaan di area proyek sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Peran keselamatan kerja sangat dibutuhkan dalam pencegahan kecelakaan kerja (Fairyo

& Wahyuningsih, 2018).

Berdasarkan penelitian Ningsih & Septiani (2019), pemeriksaan kadar Hb sebanyak 28 sampel darah pekerja proyek lapangan diperoleh hasil 20 sampel menunjukkan bahwa kadar Hb normal dengan persentase 71%, dan sebanyak 8 sampel tidak normal dengan persentase 29%, sedangkan dari hasil penelitian Marisa & Wahyuni (2019), kadar Hb pada Petugas SPBU sebanyak 10 sampel responden menunjukkan hasil 5 sampel memiliki kadar Hb normal dan 5 sampel tidak normal dengan nilai kadar tertinggi 17,8 g/dL dan terendah 10,0 g/dL, dan persentase masing-masingnya adalah 50%. Data tersebut bisa menjadi acuan untuk penelitian ini dengan memperhatikan adanya keterkaitan sampel responden yang sebidang.

Dari uraian diatas peneliti tertarik mengambil judul “Gambaran nilai hemoglobin pada pekerja proyek” untuk dilakukan pembahasan kasus dengan literature review.

(24)

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Bagaimana gambaran nilai hemoglobin pada pekerja proyek?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi gambaran nilai hemoglobin pada pekerja proyek.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah konsep dan teori dibidang hematologi serta sebagai referensi untuk akademisi dan peneliti selanjutnya khususnya mengenai nilai hemoglobin pada pekerja proyek.

1.4.2 Manfaat Praktis

Diharapkan pekerja proyek lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja dengan menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD) saat bekerja untuk melindungi adanya paparan dari logam berat.

(25)

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tentang Darah

2.1.1 Definisi darah

Darah adalah cairan yang beredar melalui jantung, vena, arteri, dan kapiler. Darah berfungsi untuk mengangkut nutrien dan oksigen menuju sel dalam tubuh. Dalam darah terdapat bagian cair berupa serum dan plasma, dan juga terdapat unsur padat seperti eritrosit, leukosit dan trombosit (Syuhada, dkk,2020). Darah yang mengikat O2 dan CO2 berperan sangat penting dalam sistem kehidupan manusia. Bila cairan yang mengangkut O2 ke seluruh tubuh tidak terpenuhi maka menyebabkan lemas bahkan kekurangan sel darah.

Darah sebagian besar cair, dengan banyak sel dan protein yang tersuspensi didalamnya. Volume darah pada wanita yaitu berkisar 4-5 liter, sedangkan pada laki-laki berkisar 5-6 liter, perbedaan ini dipengaruhi oleh fungsi fisiologi dan metabolisme, karena laki-laki lebih banyak melakukan aktivitas fisik daripada wanita (Nuban, 2019).

2.1.2 Fungsi Darah

Menurut Akmaliah & Andiani (2013), secara umum darah berfungsi sebagai berikut:

(26)

1. Membawa hormon, enzim, dan O2 dari paru-paru keseluruh jaringan tubuh.

2. Membuang hasil sisa metabolisme tubuh seperti kreatinin, CO2 dan lain-lain kejaringan pembuangan yaitu paru-paru, ginjal, usus, dan hati.

3. Sel darah putih membentuk antibodi untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit.

4. Menyebarkan zat makanan berupa protein, glukosa, lemak, air, dan sebagainya dari usus kejaringan tubuh.

5. Mengatur suhu tubuh, kadar air, tekanan osmosis agar selalu stabil, dan kadar pH darah seimbang.

2.2 Tinjauan Umum Komponen Darah

2.2.1 Komponen Darah

Darah merupakan jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu sel darah dan plasma darah. Berikut komponennya:

Gambar 2.2.1 Komponen darah Sumber. (Akmaliah & Andiani, 2013)

(27)

7

a) Sel darah merah (Eritrosit)

Eritrosit memiliki bentuk cakram bikonkav (berlubang), tidak memiliki inti (nucleus), mitokondria, atau ribosom. Sel darah ini tidak dapat bereproduksi atau melakukan fosforilasi oksidatif/sintesis protein. Lama hidupnya berkisar 120 hari, dan kapasitasnya berkisar 4,5x106 sampai dengan 5,5-106 sel/mm3. Eritrosit mengangkut O2 jaringan dan menarik CO2 sehingga membentuk carbaminohemoglobin. Sel darah merah mengandung Hb yang memberikan warna merah pada darah. Eritrosit adalah sel yang sangat kecil yang berisi Hb dan protein berfungsi sebagai pengikat O2. Eritrosit terbentuk didalam sumsum tulang yang terdiri dari protein berupa asam amino glisin dan mikromineral Cu, Fe, Zn,berfungsi untuk memenuhi nutrisi saat proses erythropoiesis (Nuban, 2019).

b) Sel darah putih (Leukosit)

Leukosit berbentuk menyerupai amoeba dan kadang bentuknya berubah-ubah, memiliki inti sel (nucleus), dan berdiameter 10 mm.

Masa hidupnya sekitar 4-5 hari dengan kapasitas sebesar 6x103 sampai 10x103 sel/mm3. Leukosit menghasilkan getah bening yang dapat menghancurkan bakteri asing perusak tubuh seperti racun (toxin), selain itu juga berperan sebagai pembentuk antibodi. Leukosit memiliki 5 jenis sel (Neutrofil, Eosinofil, Basofil, Limfosit, Monosit).

Rata-rata jumlah sel leukosit dalam darah manusia normal adalah

(28)

5000-9000 /mm3, bila jumlahnya lebih dari 9.000/mm3 keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000/mm3 keadaan ini disebut leukopenia (Nuban, 2019).

c) Keping darah (Trombosit)

Trombosit berbentuk cakram bikonveks yang tidak memiliki inti (nucleus), berfragmen diameter 3 mm dengan kapasitas berkisar 200x103 sampai 800x103 sel/mm3. Trombosit juga menghasilkan zat perbaikan berfungsi untuk pembekuan darah.Trombosit berperan dalam proses hemostasis, penghentian darah dari pembuluh yang terkena cidera. Pembentukan bekuan (koagulasi darah) memperkuat sumbatan yang dilakukan oleh trombosit dan mengubah darah disekitar tempat cidera menjadi suatu gel yang tidak mengalir. Saat pembuluh darah mengalami cidera, kolagen yang terpapar akan mengawali reaksi yang melibatkan pengaktifan suksesif faktor-faktor pembekuan, kemudian mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin adalah suatu molekul berbentuk benang yang tidak larut, dan ditebarkan membentuk jaringan kemudian menangkap sel-sel darah dan menyempurnakan proses pembekuan darah (Nuban, 2019).

d) Serum dan plasma

Volume plasma dalam darah berkisar 55-60% yang tersusun atas 92% air dan 8% oksigen, asam amino (protein), lemak, vitamin, garam/mineral. Plasma berfungsi untuk mengangkut sel dan diedarkan

(29)

9

ke seluruh tubuh. Selain itu juga berfungsi mengatur keseimbangan volume darah dan kadar elektrolit (garam, natrium, kalium, kalsium).

2.2.2 Hemoglobin

Hemoglobin adalah suatu protein dalam darah yang kaya akan zat besi, sebagai molekul pengangkut O2 yang terdiri dari kandungan heme (zat besi) dan rantai polipeptida globin (alfa, beta, gama dan delta) memiliki daya gabung terhadap O2 membentuk oxyhemoglobin dalam sel darah merah.

Kualitas darah ditentukan oleh kadar Hb (Savitri Dewi dkk, 2020).

Pembentukan Hb terjadi di sumsum tulang yang sebagian kecil dihasilkan dalam 24-48 jam. Hb merupakan protein pengangkut O2 dari paru- paru keseluruh jaringan tubuh dan mengambil CO2 dari jaringan ke paru-paru untuk dibuang ke udara bebas. Ikatan Hb dengan O2 disebut HbO2

(oksihemoglobin), sedangkan ikatan Hb dengan CO disebut HbCO (karboksihemoglobin) (Savitri Dewi, dkk, 2020). Sintesis Hb dimulai dalam proeritoblas dan dilanjutkan sampai tingkat retikulosit, dari sumsum tulang menuju kedalam aliran darah retikulosit tetap membentuk Hb selama beberapa hari berikutnya. Pembentukan Hb memerlukan bahan-bahan penting, diantaranya, zat besi (Fe), vitamin B12 (siano-kobalamin), dan asam folat (asam pteroilglutamat). Jika kekurangan zat besi, pembelahan sel akan menghasilkan sel-sel eritrosit berukuran lebih kecil dan penurunan jumlah kadar Hb (Ifan, dkk, 2018).

(30)

Struktur Hb yang terdapat pada rantai globin berupa 141 molekul asam amino (alfa) dan 146 molekul asam amino pada rantai beta, gama, delta.

Kekurangan kadar Hb dapat menyebabkan terjadinya anemia, ditandai dengan munculnya gejala sesak napas, pusing, dsb. Sedangkan kelebihan kadar Hb bias mengakibatkan stroke (Savitri Dewi, dkk, 2020).

2.2.3 Struktur Hemoglobin

Gambar 2.2.3 Struktur Hemoglobin Sumber. (Ifan dkk, 2018)

Molekul Hb terdiri dari dua struktur utama yaitu:

a. Heme

Struktur heme melibatkan empat atom besi dalam bentuk Fe2+ yang dikelilingi oleh cincin protoporifin IX, karena zat besi dalam bentuk Fe3+

tidak dapat mengikat O2. Protoporifin merupakan hasil akhir dalam sintesis molekul heme. Besi bergabung dengan protoporifin untuk membentuk heme lengkap. Terjadi cacat pada salah satu produk dapat merusak fungsi Hb (Ramadhani, 2018).

(31)

11

b. Globin

Terdiri dari asam amino yang dihubungkan bersamaan untuk membentuk rantai polipeptida. Hb terdiri atas rantai (alfa, gama, beta, delta). Rantai alfa memiliki 141 asam amino dan rantai (gama, beta, delta) memiliki 146 asam amino. Heme dan globin dari molekul Hb dihubungkan oleh ikatan kimia (Ramadhani, 2018).

2.2.4 Fungsi Hemoglobin

a. Sebagai media transportasi yang mengangkut O2 keseluruh jaringan tubuh b. Mempertahankan keseimbangan asam basa tubuh

c. Mengangkut CO2 dan proton dari jaringan perifer ke organ respirasi Jika nilai kadar Hb dalam darah berkurang, akibatnya fungsi-fungsi tersebut akan terganggu (Ifan, dkk, 2018).

2.2.5 Pemeriksaan Hemoglobin

Ada beberapa macam metode pemeriksaan Hemoglobin menurut Fairyo &

Wahyuningsih (2018) yaitu:

a. Metode tallquist

Prinsip pemeriksaan metode ini adalah warna darah dibandingkan dengan warna standar yang telah diketahui konsentrasi Hb dalam satuan persen (%). Standart warna tallquist memiliki 10 warna gradasi dari warna merah muda sampai merah tua dengan rentang 10% sampai 100% dengan setiap gradasi mempunyai selisih

(32)

10%. Metode ini tidak lagi digunakan karena tingkat kesalahan pemeriksaan mencapai 30-50%, salah satu faktornya adalah standar warna tidak stabil dan mudah memudar karena standar berupa warna dalam bentuk kertas.

b. Metode Tembaga Sulfat (CuSO4)

Metode ini memiliki prinsip dengan cara darah diteteskan pada wadah atau beaker glass yang berisi larutan CuSO4 dengan berat jenis 1,053 sehingga darah akan terbugkus tembaga proteinase yang mencegah perubahan berat jenis dalam waktu 15 menit. Jika darah tenggelam dalam waktu 15 detik, maka kadar Hb lebih dari 12,5 g/dL dan apabila darah menetap ditengah-tengah atau muncul lagi dipermukaan maka kadar Hb kurang dari 12,5 g/dL. Jika tetesan darah tenggelam secara perlahan maka diperlukan pemeriksaan ulang karena hasilnya meragukan. Metode ini bersifat kualitatif yang pada umumnya digunakan sebagai penetapan kadar Hb pada pendonor atau pemeriksaan yang bersifat massal.

c. Metode Sahli

Prinsip pemeriksaan metode ini adalah HCl 0,1 N diubah menjadi hematin asam, warna yang terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada secara visual (Faatih, 2017). Metode ini masih sering dilakukan pada beberapa laboratorim klinik kecil dan puskesmas karena alatnya sederhana, akan tetapi memiliki kesalahan hasil pemeriksaannya mencapai 15-30%. Kelebihan metode ini adalah

(33)

13

alat mudah dibawa, ringan, serta bahannya masih dapat dijumpai di toko peralatan medis, sehingga praktis untuk digunakan. Sedangkan kekurangannya yaitu tidak sedikit kesalahan yang sering dilakukan selama prosedur pemeriksaan yang berakibat sulit memperoleh data hasil pengukuran yang akurat.

Kesalahan yang sering terjadi diantaranya:

1) Mengisi larutan HCl tidak sesuai perintah 2) Kesalahan dalam pengambilan darah perifer

3) Lupa mengusap sisa darah pada ujung pipet sebelum dicelupkan kedalam tabung Sahli

4) Pipet menyentuh dinding tabung sebelum dicelup kedalam larutan HCl yang membuat sebagian darah tertinggal di dinding pipet bagian atas

5) Salah saat membaca hasil interpretasi warna larutan yang terbentuk.

d. Metode Sianmethemoglobin

Metode ini merupakan metode yang direkomendasikan oleh International Committee for Standardization in Hematology. Metode ini sebagai referensi untuk estimasi hemoglobin, faktor kesalahan pengukurannya sekitar ±2% (Savitri Dewi dkk, 2020). Prinsip pemeriksaannya yaitu derivat Hb dalam darah kecuali verdoglobin akan diubah secara kuantitatif menjadi hemoglobincyanide

(34)

menggunakan larutan pereaksi yang sudah siap pakai dalam kit. Proses reaksi sempurna terjadi dalam waktu 3 menit, warna akan terbentuk stabil, kemudian diukur dengan alat fotometer (Mukhlissul Faatih,dkk, 2017). Reagen yang digunakan yaitu reagen Drabkins yang mengandung berbagai macam senyawa kimia sehingga ketika direaksikan dengan darah dapat menghasilkan warna yang sebanding dengan kadar Hb dalam darah.

e. Metode Tes Strip

Metode tes strip merupakan metode yang mudah, cepat, dan praktis dilakukan. Prinsip pemeriksaan metode ini adalah darah diteteskan pada zona reaksi test strip kemudian katalisator Hb akan mereduksi Hb dalam darah intensitas dari elekton yang terbentuk dalam strip sesuai dengan konsentrasi Hb dalam darah.

Kadar Hb normal menurut (Faatih, 2017):

Tabel 2.2.5 Nilai Normal Hemoglobin

Kategori: Kadar Hb (gr/dl)

Saat lahir 17-23

Neonatus 15-25

2 bulan 9-14

1-2 tahun 11-13

10 tahun 12-14

Wanita dewasa 11-15

Pria dewasa 13-17

(35)

15

2.2.6 Faktor yang mempengaruhi kadar Hemoglobin a. Nutrisi/Makanan

Bila makanan yang dikonsumsi mengandung banyak zat besi (Fe), maka sel darah yang diproduksi akan meningkat sehingga kadar Hb juga akan meningkat, begitu juga sebaliknya. Kecukupan zat besi yang direkomendasikan yaitu jumlah minimum besi yang berasal dari makanan yang dapat mencukupi kebutuhan zat besi pada tubuh seseorang sehingga dapat terhindar terjadinya anemia kekurangan zat besi (Marisa & Wahyuni, 2019)

b. Usia

Kadar Hb pada orang dewasa lebih tinggi dibanding anak-anak. Nilai median Hb naik selama 10 tahun pada masa anak-anak dan selanjutnya akan meningkat pada masa pubertas. Kadar Hb menurun berdasarkan peningkatan usia, kadar Hb menurun pada usia 50 keatas, semakin tua umur seorang maka akan semakin berkurang kadar Hbnya. Namun dalam kondisi tertentu juga bisa menyebabkan penurunan kadar Hb (Nuban, 2019)

c. Jenis kelamin

Dalam keadaan normal, laki-laki memiliki kadar Hb lebih tinggi daripada perempuan, hal ini dipengaruhi oleh fungsi fisiologis dan metabolisme laki-laki lebih aktif dari perempuan. Kadar Hb perempuan lebih mudah turun karena perempuan mengalami siklus menstruasi setiap bulannya yang menyebabkan banyak kehilangan zat besi (Savitri Dewi dkk, 2020).

(36)

d. Kebiasaan merokok

Merokok merupakan faktor yang mempengaruhi kadar Hb, karena dalam rokok mengandung banyak zat beracun seperti (nikotin, karbonmonoksida, hidrogensianida, radikal bebas) dan komponen yang dapat membahayakan tubuh. CO 245 kali lebih mudah berikatan dengan Hb dengan membentuk HbCO. Kadar CO yang tinggi menyebabkan kadar Hb dalam tubuh berkurang. Seorang yang tidak memiliki kebiasaan merokok memiliki kadar Hb normal, sedangkan yang memiliki kebiasaan merokok memiliki kadar Hb yang tinggi. Asap rokok mengandung radikal bebas yang reaksinya dapat merusak dinding eritrosit dan mengakibatkan fragilitas eritrosit sehingga eritrosit mudah pecah (Savitri Dewi dkk, 2020).

e. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik adalah gerakan yang berasal dari otot yang membutuhkan pengeluaran energi. Aktivitas fisik menyebabkan peningkatan metabolik sehingga asam (ion hidrogen dan asam laktat) semakin banyak sehingga menurunkan kadar pH. Hal ini menyebabkan Hb melepas banyak O2 sehingga meningkatkan pengiriman O2 ke otot. Aktivitas fisik yang teratur dapat meningkatkan kadar Hb, sedangkan aktivitas fisik berlebihan dapat menyebabkan hemolisis serta menurunkan jumlah kadar Hb (Savitri Dewi dkk, 2020).

f. Durasi kerja

Menurut Khairunisa & Darmadi (2010), durasi kerja berpengaruh terhadap peningkatan kadar Pb dalam darah. Semakin lama terpapar udara

(37)

17

yang mengandung timbal, maka kadar timbal dalam tubuh akan terakumulasi secara terus-menerus. Timbal yang diserap akan diendapkan dalam tulang bergabung dengan matriks tulang yang mirip dengan kalsium (Ca). Timbal yang bergerak lambat akan meningkat jumlahnya bersamaan dengan waktu terpapar, maka semakin lama durasi bekerja akan semakin tinggi kadar timbal dalam darah.

2.3 Tinjauan Teori Anemia

Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin didalam sel darah merah kurang dikarenakan adanya kelainan dalam pembentukan sel, perdarahan atau gabungan keduanya. Kadar hemoglobin normal umumnya berbeda antara laki-laki dan perempuan, dikatakan anemia bila nilai Hb pada laki-laki kurang dari 14 gram/dL dan pada wanita kurang dari 12 gr/dL (Nuraini & Warno, 2018). Anemia terjadi karena turunnya cadangan zat besi dalam tubuh sehingga proses pembuatan sel darah merah yang diperlukan untuk mengangkut oksigen keseluruh tubuh menjadi terganggu. Hal inilah yang dapat menurunkan kinerja tubuh dan membuat tubuh menjadi cepat lelah.

2.4 Tinjauan Tentang Pekerja Proyek

Pekerja proyek merupakan tenaga kerja yang bekerja dilingkungan terbuka yang memiliki resiko berbahaya, jam kerja yang panjang serta terpapar sinar matahari/debu dalam durasi cukup lama sehingga menyebabkan

(38)

adanya pengeluaran cairan berlebih , namun tidak didukung oleh tempat kerja yang aman dan penggunaan alat yang berbahaya. Berbagai peralatan dan bahan kimia yang digunakan dapat mengganggu kesehatan pada pekerja dan memiliki risiko bahaya yang tinggi. Masuknya bahan kimia/logam berat ke dalam tubuh secara terus-menerus mengakibatkan beragam reaksi, seperti iritasi ringan, gangguan ginjal sampai dengan gangguan sistem syaraf pusat (Pustisari et al., 2020).

2.5 Hubungan Timbal (Pb) terhadap Kadar Hemoglobin

Pb merupakan logam yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.

Pb dapat menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan keracunan akut dan kronis (Khotijah et al., 2017). Sebagai pekerja proyek terutama bagian lapangan tentu saja tidak lepas dari paparan timbal. Bila timbal terhirup dan masuk dalam tubuh manusia akan mengakibatkan kerusakan pada sel manusia. Menurut Marisa & Wahyuni (2019), konsentrasi normal Pb dalam darah adalah 10-25 µL/dL. Jika melewati batas nilai normal dapat membahayakan tubuh manusia. Timbal dapat masuk pada tubuh manusia melalui saluran pernapasan, saluran cerna dan kontak dermal (kulit). Bila terus-menerus terpapar logam berat ini akan terjadi peningkatan kadar dosisnya dalam tubuh karena semakin lama seseorang terpapar, efek paparannya akan bersifat kronis. Kadar timbal dalam darah yang tinggi juga dapat mengganggu penyerapan zat besi dan meningkatkan resiko terjadinya anemia.

(39)

19

Timbal yang masuk keparu-paru melalui saluran pernafasan akan terserap dan berikatan dengan darah kemudian diedarkan keseluruh jaringan dan organ tubuh. Lebih dari 90% timbal yang terserap oleh darah berikatan dengan sel darah merah, efek predominan dari timbal adalah adanya gangguan pada biosintesis heme dan hematopoiesis. Timbal menghambat enzim ferokelatase yang merupakan enzim tahap akhir pada proses biosintesis heme.

Hambatan ini menganggu proses pembentukan Hb sehingga dapat mengakibatkan penurunan kadar Hb sebagai indikator anemia (Marisa &

Wahyuni, 2019).

2.6 Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Kadar Hemoglobin

Tingginya aktivitas fisik yang dilakukan oleh pekerja proyek dan terbatasnya waktu yang dimilii untuk istirahat/mengkonsumsi makanan akan mempengaruhi asupan nutrisi dalam pembentukan Hb, sehingga Hb tidak dapat diproduksi secaa normal. Pada saat tubuh melakukan aktivitas fisik yang berat, otot-otot jantung mengalami kehilangan kekuatan dan kemampuan untuk memompa darah, sehingga darah yang dialirkan ke seluruh tubuh akan berkurang dan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh berkurang pula. Oleh sebab itu, kelelahan akibat aktivitas fisik pada pekerja akan lebih cepat terjadi. Hal ini dapat dicegah dengan melakukan istirahat yang cukup serta keseimbangan tinggi rendahnya ketegangan tingkat kerja. (Pustisari et al., 2020)

Aktivitas fisik yang dilakukan pekerja proyek seperti mengangkat beban yang berat membuat tubuh membutuhkan energi dan tenaga yang

(40)

banyak. Sikap pekerja yang memaksakan diri karena kelelahan mengakibatkan pengeluaran energi yang lebih besar (Herdianti dkk, 2018).

2.7 Faktor yang mempengaruhi kadar Hb pada Pekerja Proyek

Kekurangan Hb dapat menyebabkan terjadinya anemia. Aktivitas fisik yang dilakukan pekerja proyek merupakan aktivitas yang berat, yang tentu akan mempengaruhi nilai kadar Hb pada tubuhnya. Bila terjadi penurunan pH maka akan mengurangi daya tarik antara O2 dengan Hb.

Menurut Winanda dkk (2017), penyebab kelelahan aktivitas fisik juga berhubungan dengan lingkungan kerja ataupun cuaca kerja, serta kebisingan.

Bekerja pada ketinggian dan terpapar sinar matahari secara langsung menyebabkan kebutuhan O2 semakin banyak pula untuk menjaga tubuh agar tetap stabil dan tidak terjadi dehidrasi.

Aktivitas fisik yang teratur dapat meningkatkan nilai kadar Hb, tetapi apabila berlebihan menyebabkan hemolisis dan penurunan kadar Hb (Savitri Dewi dkk, 2020)

(41)

20

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Strategi Pencarian Literature

3.1.1 Kerangka Kerja

Menggunakan sistem kerangka kerja PICOS dengan susunan menurut Amir-Behghadami & Janati (2020), sebagai berikut:

1. Population, Patient, Problems

Menjelaskan tentang populasi, pasien atau sampel, dengan masalah utama yaitu gambaran nilai hemoglobin sesuai dengan jurnal literature.

2. Intervention, Faktor Paparan, Faktor Prognostik

Menjelaskan tentang tindakan tatalaksana masalah yang ditimbulkan akibat adanya faktor paparan logam berat dan faktor prognostiknya adalah faktor aktifitas fisik dan kebiasaan hidup sehat serta penggunaan APD (Alat Perlindungan Diri).

3. Comparation/Control

Perbandingan control pada penelitian ini adalah pola hidup sehat, intensitas aktifitas fisik, dan penggunaan alat perlindungan diri.

(42)

4. Outcome/Hasil

Pencapaian nilai hemoglobin dilihat dari nilai hemoglobin pada pekerja berdasarkan penyebab naik turunnya nilai hemoglobin itu sendiri.

5. Study Design

Literature review dengan data sekunder dari jurnal yang terakses di database Science Direct, Scopus dan Google Schoolar dengan batasan minimal lima jurnal.

3.1.2 Keyword

Pencarian artikel atau jurnal yang akan di review menggunakan keyword atau kata kunci (AND, OR NOT, or AND NOT) sehingga memudahkan dalam penentuan jurnal yang akan di gunakan. Pada penelitian ini menggunakan kata kunci, yaitu “Hemoglobin” AND “Project Workers”

3.1.3 Database

Menggunakan data sekunder dari jurnal literature hasil penelitian primer yang relevan dengan nilai hemoglobin pada pekerja proyek yang diperoleh dari database Science Direct, Scopus, dan Google Schoolar.

(43)

22

3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Tabel 3.2 Kriteria inklusi dan eksklusi dengan format PICOS Kriteria Inklusi Eksklusi

Population/

Problem

Literature jurnal nasional dan internasional yang

berhubungan dengan topik penelitian yaitu gambaran nilai hemoglobin pada pekerja

Tidak ada

Intervention Faktor paparan logam berat berupa timbal, aktifitas fisik,kebiasaan hidup sehat dan penggunaan APD

Tidak ada

Comparation Adanya faktor pembanding sesudah perlakuan

Tidak ada Outcome Menggambarkan nilai

hemoglobin dengan pengaruh faktor paparan timbal, aktifitas fisik, kebiasaan hidup sehat dan penggunaan APD

Menggambarkan nilai

hemoglobin dengan pengaruh faktor lingkungan kerja, masa kerja dan intensitas kerja

Study Design Cross Sectional, Deskriptif Cross Sectional

Literature Review

Tahun Terbit Jurnal setelah tahun 2016 Tidak ada Bahasa Bahasa Inggris dan Bahasa

Indonesia

Tidak ada

3.3 Kerangka Hasil Pencarian Literature

3.3.1 Hasil Pencarian dan Seleksi Literature

Pencarian data literature jurnal yang digunakan dari database Science Direct, Scopus, dan Google Schoolar. Jurnal yang relevan dengan gambaran kadar hemoglobin pada pekerja proyek ditemukan sebanyak 11 jurnal dengan

(44)

kesesuaian kata kunci, dimana sebanyak enam jurnal tidak dapat digunakan karena populasi dan tujuannya tidak sesuai, sehingga didapatkan lima jurnal yang memenuhi inklusi dan eksklusi.

Pencarian literature dengan keyword pada database Science Direct, Scopus dan Google Schoolar n=380

Screening jurnal 5 tahun terakhir (2016-2021) dengan penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sesuai inklusi

n= 211

Screening Judul dan plagiasi

n= 80

Screening abstrak

n= 11

↓---

Gambar 3.3.1 Kerangka Alur Literature Review Gambaran Hb Pada Pekerja Proyek Excluded (n=6)

-Populasi tidak sesuai (n=3)

-Tujuan penelitian tidak sesuai (n=2) -Tidak adanya tabel hasil penelitian

(n=1) Hasil akhir jurnal yang dapat

digunakan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuannya

n= 5

(45)

24

3.3.2 Daftar Jurnal Literature

No Author Tahun Vol., No Judul Metode (Design, Sampel, Variabel,Instrumen, Analisis)

Hasil penelitian Database

1. Sumera Qureshi,dkk.

2017 Vol.2, N o . 2

The Case Study of Hemoglobin Status: Paint and Chemical

Industries

Workers Exposed to Organic Acid Anhydrides in S.I.T.E. Area, Kotri, Sindh, Pakistan

D: Cross Sectional Analysis

S: total sampling (n=85) V:Hemoglobin, anemia, dan paparan tempat kerja

I:Standar system metode pada microlab 300

A: Analisa data kuantitatif

Menunjukkan rata- rata kadar Hb pada pekerja industri cat 11,5 g/dL, dan rata- rata kadar Hb pada pekerja industri

kimia 12,7 g/dL. Sehingga menunjukkan responden terkena anemia dan dampak Kesehatan yang merugikan setelah paparan bahan kimia selama bekerja.

Science Direct

(46)

2. Khotijah, dkk. 2017 Vol 13, N o 2

The Effect of Lead (Pb) Exposure to Blood Pb

Concentration and Hemoglobin Levels in Book Sellers and Street Vendors at Surakarta

D:Observasi Kuantitatif Analitik dengan Cross Sectional

S: Random sampling (n=96)

V: konsentrasi timbal dalam darah dan kadar Hemoglobin

I:Fotometer/

Spektrofotometer (Cyanmethemoglobin) A:Analisa data primer dengan kolerasi statistik

Dari hasil penelitian didapatkan nilai

rata- rata Hb pekerja laki- laki sebesar 15,11 g/dL. Dengan batas minimal nilai normal sebesar 13,00 g/dL. Semakin tinggi kadar timbal di udara, maka semakin rendah kadar Hb.

Science Direct

3. Efri

wahyuningsih, Rima Septiani

2019 Vol.4, N o . 2

Analisis kadar hemoglobin pada pekerja proyek lapangan

D:Deskriptif Cross Sectional Analysis S: Total sampling (n=28) V:kadar hemoglobin, pekerja proyek lapangan, aktifitas fisik berat I: Sahli/Hemometer A:Univariat dan tabulasi silang

Berdasarkan

penelitian terhadap 28 responden, kadar Hb normal sebanyak 20 orang dengan persentase (71%), dan tidak normal sebanyak 8 orang dengan persentase (29%)

Google Schoolar

4. Marisa Marisa, Yunda Wahyuni

2019 Vol.2, N o . 1

Gambaran kadar hemoglobin (Hb) petugas stasiun pengisian bahan

bakar umum

(SPBU) PT.

D:Deskriptif Cross Sectional Analysis S: Sampling random (n=10)

V:kadar hemoglobin, petugas SPBU

Berdasarkan

penelitian terhadap 10 responden, kadar Hb normal dan tidak normal masing- masing berjumlah 5

Google Schoolar

(47)

26

Tabing Raya Kota Padang Tahun 2019

I: Rapid Test atau RDT A:Analisa data kuantitatif

orang dengan persentase (50%),

dengan hasil

pemeriksaan

tertinggi 17,8 g/dL dan terendah 10,0 g/dL.

5. Valerie I.R.

Gunadi, Yanti M. Mewo, &

Murniati Tiho

2016 Vol.4, N o . 2

Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Pekerja Bangunan

D: Descriptif Cross Sectional Analysis S: total sampling (n=30) V: Kadar hemoglobin, Pekerja bangunan, I: Sysmex XS-800i A: Observation Analysis

Menunjukkan adanya kadar hemoglobin kurang dari normal yang dipengaruhi oleh faktor aktifitas fisik, merokok, asupan nutrisi, dengan persentase sebagai berikut:

Low: (<13,2 g/dL) = 1 responden (3,3%).

Normal: (13,2-17,3

g/dL) = 28

responden (93,4%).

Upnormal:

(>17,3g/dL)= 1 responden (3,3%).

Google Schoolar

Sumber.Jurnal Naisonal dan Internasional Kurun Waktu 2016-2021

(48)

27

BAB 4

HASIL DAN ANALISIS

4.1 Hasil

Berdasarkan hasil telaah menggunakan study literature yang berhubungan dengan judul, yaitu gambaran kadar hemoglobin pada pekerja proyek . Penyajian dilaporkan dalam bentuk tabel yang memuat dari beberapa jurnal sebagai berikut:

Tabel 4.1 Karakteristik Umum Dalam Penyelesaian Study (n=5) No. Tahun Publikasi N %

1. 2016 1 20

2. 2017 2 40

3. 2019 2 40

Total 5 100 No. Desain Penelitian N % 1. Cross Sectional 1 20 2. Deskriptif Cross Sectional 3 60 3. Observasi Kuantitatif 1 20 Total 5 100

Tabel 4.2 Hasil Review Kadar Hemoglobin No

.

Referensi Faktor paparan

Rata-rata Kadar Hb (g/dL) Standart Deviasi 1. Sumera

Qureshi dkk,

Bahan Kimia

Pekerja industri cat: 11,5 g/dL, Pekerja industri kimia: 12,7

Tidak disertakan

(49)

28

(2017) g/dL.

2. Khotijah et al., (2017)

Timbal (Pb)

15,11 g/dL 1,00

3. Marisa &

Wahyuni, (2019)

Timbal (Pb)

Low: 10,0 g/dL.

Upnormal:

17,8 g/dL

Tidak Disertakan

4. Gunadi dkk, (2016)

Aktivitas Fisik

15,18 g/dL 1,105

Sumber. Jurnal kurun waktu 2016-2021

Berdasarkan hasil review menunjukkan bahwa pada referensi pertama yaitu pekerja industri cat memiliki kadar Hb 11,5 g/dL dan kadar Hb pada pekerja industri kimia 12,7 g/dL, namun nilai SD tidak disebutkan. Referensi kedua pada penjual buku disebutkan bahwa pekerja memiliki kadar Hb normal dengan nilai rata-rata 15,11 g/dL, dengan SD sebesar 1,00. Referensi ketiga menunjukkan bahwa petugas SPBU memiliki kadar Hb di bawah normal yaitu 10,0 g/dL dan di atas normal dengan nilai 17,8 g/dL, nilai SD tidak disebutkan. Referensi keempat menyebutkan pekerja bangunan memiliki kadar Hb rata-rata 15,18 g/dL, dengan SD sebesar 1,105.

(50)

29

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

Hubungan Timbal (Pb) terhadap Kadar Hemoglobin

Fakta dari hasil penelitian Khotijah et al., (2017), menunjukkan nilai kadar Hb pada pekerja sebesar 15,11 g/dL yang berarti bahwa pekerja memiliki kadar Hb dalam batas normal. Penelitian Marisa & Wahyuni (2019), menunjukkan bahwa kadar Hb pada pekerja yang normal dan abnormal masing-masing memiliki persentase 50%. Sedangkan hasil penelitian dari Sumera Qureshi dkk (2017), menunjukkan bahwa hampir 75% pekerja terkena anemia yang menunjukkan nilai Hb rendah dan dampak kesehatan yang merugikan setelah terpapar bahan kimia selama bekerja.

Menurut teori yang dikemukakan oleh Sumera Qureshi dkk (2017), bahan kimia berhubungan dengan masalah kesehatan bagi pekerja yang terpapar. Bahan kimia yang masuk melalui saluran pernapasan (inhalasi), kulit menyebabkan pekerja menderita gejala gangguan kesehatan pada mata, kulit, pernapasan dan alergi akibat paparan bahan kimia yang terlalu lama. Selain bahan kimia, Pb juga menjadi faktor penurunan kadar Hb pada pekerja proyek, berdasarkan teori dari Marisa & Wahyuni (2019), Pb yang masuk ke paru-paru melalui saluran pernapasan berikatan dengan darah dapat

(51)

menghambat enzim ferokatalase sehingga mengganggu proses pembentukan Hb dan mengkibatkan penurunan kadar Hb sebagai indikator anemia.

Dengan demikian, pekerja yang terpapar bahan kimia/timbal dikatakan memiliki kadar Hb normal. Pekerja proyek dapat mencegah adanya penurunan kadar hemoglobin yang mengakibatkan anemia dengan memakai APD selama bekerja, mengontrol sumber paparan bahan kimia/logam berat (timbal), memperhatikan durasi kerja, serta mengonsumsi asupan nutrisi dan gizi untuk tetap menjaga nilai hemoglobin yang normal.

Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Kadar Hemoglobin

Fakta dari hasil penelitian Gunadi dkk (2016), kadar Hb pada pekerja sebesar 15,18 g/dL dan penelitian Ningsih & Septiani (2019), didapatkan hasil kadar Hb dengan persentase normal (71%) dan tidak normal (29%), yang berarti bahwa kadar Hb pada pekerja yang dipengaruhi oleh aktivitas fisik tergolong dalam batas normal.

Menurut teori dari Herdianti dkk (2018), mengenai aktivitas fisik yang berlebih menjadi pemicu terjadinya gangguan kesehatan, kelelahan tubuh yang membuat penurunan sistem imun. Peneliti berasumsi bahwa semakin bertambah usia produktifitas kerja dan energi seseorang akan menurun. Hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan asupan nutrisi dan kebiasaan merokok pada pekerja tersebut. Aktivitas fisik berat yang dilakukan pekerja proyek secara terus-menerus menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara produksi

(52)

radikal bebas dan stress oksidatif. Sikap pekerja tidak harus monoton karena bisa melakukan istirahat jika tubuh mulai kelelahan.

Aktivitas fisik berpengaruh terhadap nilai hemoglobin, baik aktivitas fisik sedang ataupun berat yang dipengaruhi oleh usia, asupan nutrisi dan kebiasaan merokok. Pekerja proyek harus memperhatikan durasi kerja sehingga dapat mengontrol aktivitas fisik dan kelelahan kerja. Apabila tubuh mengalami kelelahan dan kurang istirahat dapat menyebabkan terjadinya penurunan Hb, tetapi Hb akan dapat kembali normal bila pekerja mengkonsumsi nutrisi dan istirahat yang cukup.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pekerja proyek yang dipengaruhi aktivitas fisik, paparan bahan kimia/timbal dikatakan memiliki kadar hemoglobin yang masih tergolong dalam batas normal. Hal ini disebabkan karena pekerja selalu memakai APD sesuai dengan jenis pekerjaannya seperti masker, penutup kepala, sarung tangan, kacamata, sepatu, dan lain-lain. Pekerja proyek yang masih tergolong dalam usia produktif mempunyai fungsi dan kekuatan fisik lebih baik daripada yang usia lanjut, karena semakin bertambah usia fungsi fisiologis seseorang akan menurun. Dengan mengkonsumsi asupan nutrisi dan istirahat yang cukup serta menerapkan pola hidup sehat seperti tidak merokok dan menghindari konsumsi alkohol sehingga saat zat kimia/bahan kimia mulai masuk tidak dapat menginfeksi tubuh.

Gambar

Gambar 2.2.1  Komponen Darah ...............................................................
Gambar 2.2.1 Komponen darah   Sumber. (Akmaliah &amp; Andiani, 2013)
Gambar 2.2.3 Struktur Hemoglobin   Sumber. (Ifan dkk, 2018)
Tabel 2.2.5 Nilai Normal Hemoglobin
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat allah swt, atas limpahan rahmat dan hidayah-mu peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Faktor-Faktor Yang

4 Pengertian notaris terdapat dalam UUJN yakni dalam ketentuan Pasal 1 angka 1 UUJN, yakni “Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta

Peneliti berikutnya ; karya tulis literature review ini diharapkan dapat menjadikan referensi pada penulisan literature berikutnya dan memberi gambaran mengenai

Hasil analisis dari literature review didapatkan bahwa kadar hemoglobin pada preeklampsia dapat meningkat karena disfungsi endotel yang menyebabkan hemokonsentrasi

Orang-orang yang kurang melakukan aktivitas fisik akan memerlukan kalori dalam jumlah sedikit dibandingkan dengan orang yang aktivitasnya tinggi, akan tetapi gaya hidup

Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel kerang simping di Indramayu, preparasi sampel, penghitungan rendemen, analisis proksimat daging dan jeroan kerang meliputi

Berdasarkan materi pemain atau para penabuh yang ada di Sanggar Karawitan Gita Giri Kencana yang terdiri dari kaum muda dan tua, kami memutuskan untuk memberikan materi

Teknik perolehan data secara kualitatif yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah wawancara mendalam, observasi, literatur, dan FGD (Focus Grup Discussion) yang