2. LANDASAN TEORI
2.1. Pengantar Masing-Masing Konsep
2.1.1. Konsep Obligasi dan Jenisnya
Menurut Johan Arifin dan Muhammad Fakhrudin (1999:241), Obligasi adalah sertifikat bukti hutang yang dikeluarkan oleh suatu perseroan terbatas atau institusi tertentu baik pemerintah maupun lembaga lainnya dalam rangka mendapatkan dana / modal (pendanaan) atau yang biasa disebut bond.
Jenis-jenis Obligasi :
a. Berdasarkan sifatnya, maka obligasi dapat dibedakan atas :
1. Obligasi Biasa atau sering disebut obligasi (bond) saja, merupakan obligasi yang banyak berlaku dalam dunia bisnis, adalah obligasi sebagai suatu surat berharga pengakuan utang bagi yang menerbitkan, memberikan bunga (kupon) secara tetap dan diakhir periode berlakunya dibayarkan sebesar nilai nominal obligasi tersebut. Sebagai catatan, sebenarnya tidak ada obligasi biasa.
Istilah tersebut hanya untuk membedakan dengan obligasi konversi.
2. Obligasi Konversi (convertible bond) adalah obligasi yang disamping memberikan bunga, juga dapat dikonversikan menjadi saham perusahaan yang bersangkutan pada harga dan jatuh tempo tertentu. Jadi, investor berkesempatan untuk menukarkan obligasi konversi dengan saham biasa, jika menurut investor hal tersebut memberi keuntungan lebih besar daripada hanya dipegang dalam bentuk obligasi biasa.
b. Berdasarkan masa jatuh tempo, maka obligasi dapat dibedakan atas : 1. Obligasi Berjangka (term bond), yaitu obligasi yang memiliki
satu tanggal jatuh tempo yang cukup panjang.
2. Obligasi Serial (serial bond), yaitu obligasi yang memiliki serangkaian tanggal jatuh tempo.
c. Berdasarkan kupon pembayaran, maka obligasi dapat dibedakan atas : 1. Obligasi Diskon (discount bond), yaitu obligasi yang
diperdagangkan dengan harga pasar lebih rendah dari nilai par dan memberi kupon yang lebih rendah dari obligasi keluaran baru.
2. Obligasi Premium (premium bond), yaitu obligasi dengan harga pasar lebih tinggi dari nilai par dan memberi kupon yang lebih tinggi dari obligasi keluaran baru.
d. Berdasarkan syarat penarikan (call) bagi penerbit obligasi, maka obligasi dapat dibedakan atas :
1. Freely Callable, artinya penerbit obligasi dapat menariknya setiap waktu.
2. Non Callable, artinya penerbit obligasi tidak dapat menariknya sebelum jatuh tempo.
3. Deferred Call, artinya penerbit obligasi dapat menariknya hanya setelah suatu jangka waktu tertentu (umumnya 5 sampai 10 tahun).
e. Berdasarkan jenis jaminan (collateral) yang mendukungnya, maka obligasi dapat dibedakan atas :
1. Obligasi Senior (senior bond), yaitu obligasi yang sepenuhnya terjamin karena didukung oleh tuntutan / hak legal atas kekayaan tertentu milik penerbit obligasi, seperti :
a. Obligasi hipotik (mortgage bond), yang dijamin dengan real estate.
b. Sertifikat trust peralatan (equipment trust certificate), yang didukung dengan mesin / peralatan, seperti pada perusahaan kereta api, penerbangan.
2. Obligasi Yunior (junior bond), yang hanya dijamin dengan janji penerbit untuk membayar bunga dan prinsipal berdasarkan waktu, seperti :
a. Tanda Utang (debenture), yaitu tuntutan atau hak atas
penghasilan penerbit setelah hak dari obligasi lain.
b. Obligasi Penghasilan (income bond atau revenue bond), yaitu utang yang bunganya dibayar hanya setelah penghasilan penerbit mencapai jumlah tertentu.
f. Berdasarkan pemegang atas suatu obligasi, maka obligasi dapat dibedakan atas :
1. Obligasi Atas Nama (registered bond), yang dikeluarkan kepada pemilik tertentu, dan nama dari pemegang obligasi secara formal terdaftar pada penerbit dan bunga dibayar otomatis kepada pemilik tersebut.
2. Obligasi Atas Unjuk (bearer bond), dimana pemegangnya dianggap sebagai pemilik obligasi tersebut, dan penerbit tidak mendaftar nama- nama pemilik, dan bunga dibayar berdasarkan kupon.
g. Jika dilihat dari sudut penerbitnya, maka obligasi dapat dibedakan atas : 1. Obligasi Pemerintah (treasury bond), yaitu obligasi yang
dikeluarkan pemerintah guna membiayai pembangunan ekonomi.
Umumnya obligasi pemerintah memiliki waktu jatuh tempo yang panjang yaitu berkisar 25 tahun atau lebih. Obligasi pemerintah merupakan obligasi atas nama, tidak bisa ditarik, dan diberi fasilitas pajak.
2. Obligasi Instansi (agency bond), yaitu obligasi yang diterbitkan oleh instansi milik pemerintah seperti BUMN, proyek pemerintah dan lain- lain. Meskipun tidak dijamin oleh pemerintah, tetapi mendapatkan dukungan dari pemerintah dan memperoleh fasilitas perpajakan.
3. Obligasi Pemerintah Daerah (municipal bond), yaitu obligasi yang dikeluarkan oleh Pemda Tingkat I, Tingkat II maupun instansi pemerintah lainnya. Sifat utama jenis obligasi ini adalah pembebasan dari pajak. Obligasi jenis ini dibedakan atas :
a. Obligasi Umum (general obligation bond) yang dijamin
penuh oleh penerbit, yaitu Pemerintah Daerah.
b. Obligasi Penghasilan (revenue bond) yang dijamin dengan proyek yang memberikan penghasilan, misalnya proyek jalan tol.
4. Obligasi Perusahaan (corporate bond), yaitu obligasi yang dikeluarkan perusahaan atau perseroan dalam rangka memenuhi struktur permodalan. Obligasi perusahaan menjadi menarik karena memberikan kupon yang relatif tinggi. Sifat umum obligasi yang diterbitkan perusahaan adalah :
a. Bunga dibayarkan tengah tahunan.
b. Dikeluarkan sebagai obligasi berjangka dengan satu tanggal jatuh tempo.
c. Jatuh tempo antara 20 sampai 30 tahun dengan penarikan yang ditangguhkan setelah 5 tahun.
5. Obligasi Institusional (institutional bond), yaitu obligasi yang dikeluarkan oleh berbagai institusi swasta yang tidak mencari laba (nirlaba) seperti sekolah, rumah sakit, gereja, badan amal dan lain- lain. Obligasi ini dikeluarkan sebagai obligasi serial dengan jatuh tempo yang relatif pendek (kurang dari 15 tahun).
Jenis-jenis obligasi yang dikeluarkan pemerintah Amerika Serikat antara lain : 1. Treasury bonds, yaitu obligasi yang diterbitkan dengan jangka waktu jatuh
tempo menengah (antara 5 sampai dengan 10 tahun) dan jangka panjang (di atas 10 tahun). Obligasi jenis ini membayar bunga setiap setengah tahun.
2. Treasury notes, merupakan obligasi jangka pendek, yaitu antara satu hingga lima tahun. Bunga dibayar setiap setengah tahun.
3. Treasury bills atau sering disebut T-bills merupakan jenis obligasi yang
lebih pendek yaitu mempunyai jatuh tempo 91 hari, 6 bulan sampai 1
tahun. Dan tidak ada pembayaran bunga. Penghasilan para investor berasal
dari selisih antara diskon yang diberikan pada saat membeli dengan
redemption, saat obligasi jatuh tempo.
4. Municipal bonds, obligasi ini dikeluarkan oleh pemerintah lokal dan lebih populer dengan sebutan Munies beserta jajaran di bawahnya, termasuk lembaga keuangan.
2.1.1.1. Yield to Maturity (YTM)
Menurut Zvi Bodie, Alex Kane, dan Alan J. Marcus (2002), yield to maturity (YTM) adalah rata-rata tingkat return yang akan diterima dari obligasi yang dibeli dan dipegang sampai waktu jatuh tempo. Rumus untuk menghitung yield to maturity (YTM) :
∑
=+ +
=
n+
t t n
t
r FV r
P C
1
( 1 ) ( 1 ) (2.1)
dimana :
P : harga sekarang (current price) dari obligasi r : yield to maturity (YTM)
C : kupon (dalam dollar US)
n : jumlah tahun sampai waktu jatuh tempo FV : face value atau par value
Investor yang berinvestasi pada obligasi konversi akan menerima yield to maturity (YTM), apabila investor tersebut membeli obligasi konversi yang merupakan kategori debt like, artinya obligasi konversi tersebut akan terus dipegang sebagai debt sampai waktu jatuh tempo atau dengan kata lain obligasi konversi tersebut tidak akan dikonversikan menjadi saham biasa dikarenakan investor tidak menggunakan hak konversinya.
2.1.1.2. Holding Period Return (HPR)
Menurut Zvi Bodie, Alex Kane, dan Alan J. Marcus (2002), holding period return (HPR) adalah tingkat return yang akan diterima dari obligasi yang dibeli dan dipegang selama periode tertentu sebelum waktu jatuh tempo. Rumus untuk menghitung holding period return (HPR) :
B B E t