Problem Based Learning dan Implementasi dalam Pembelajaran Matematika
Raden Siti Aaisyah Logistica dan Fiqratudzakiyah
Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka [email protected] dan [email protected]
Abstrak
Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang dimana para peserta didik diwajibkan untuk berpikir kritis dan menyelesaikan sebuah permasalahan yang ada pada kehidupan sehari-hari. Problem Based Learning menuntut peserta didik untuk belajar aktif dan mandiri. Pembelajaran model Problem Based Learning merupakan suatu rangkaian pendekatan kegiatan belajar belajar yang diharapkan dapat memberdayakan siswa untuk menjadi seorang individu yang mandiri dan mampu menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya di kemudian hari. Unsur-unsur Problem Based Learning yaitu Intergrated learning, Contextual learning, Constructivist learning, Active learning dan Active learning. Ciri-ciri Problem Based Learning, yaitu strategi Problem Based Learning mengharapkan peserta didik dapat berpikir secara kritis dan mampu mengolah data yang nantinya akan disimpulkan. aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. dan pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah yang secara induktif dan deduktif.
Kata Kunci : Problem Based Learning, Implementasi, dan Pembelajaran Matematika A. Pendahuluan
Pembelajaran merupakan suatu proses dalam mencapai sesuatu, yang mana pada proses tersebut dapat meningkatkan kualitas peserta didik dari segi hasil belajar. Pembelajar merupakan proses sosisalisasi individu peserta didik dengan lingkungan, sekolah, guru, fasilitas dan semua peserta didik. Pembelajaran matematika merupakan proses interaksi guru dan siswa yang melibatkan pengembangan pola pikir pada suatu lingkungan belajar yang diciptakan oleh guru dengan berbagai metode agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara optimal dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secar efektif dan efisien. Peserta didik harus dibiasakan untuk diberi kesempatan bertanya dan berpendapat, sehingga diharapkan proses pembelajaan matematika lebih bermakna.
Salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan dalam kurikulum 2013 adalah model Problem Based Learning. Problem Based Learning akan melatih peserta didik dalam menghadapi berbagai permasalahan baik individu atau kelompok untuk dipecahkan sendiri atau bersama-sama. Model Problem Based Learning dapat melatih peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan juga secara realistis, tepat serta dapat membuat Pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan nyata.
B. Problem Based Learning
Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang dimana para peserta didik diwajibkan untuk berpikir kritis dan menyelesaikan sebuah permasalahan yang ada pada kehidupan sehari-hari. Problem Based Learning menuntut peserta didik untuk belajar aktif dan mandiri.
Menurut Arends (2007:43) pada dasarnya Problem Based Learning menyajikan berbagai situasi permasalahan yang nyata dan juga berfungsi sebagai sarana untuk melakukan kegiatan investigasi serta penyidikan. Problem Based Learning dirancang untuk peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dapat menyelesaikan masalah dan juga membuat peserta didik menjadi pelajar yang mandiri.
Menurut Boud (2010:285) Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang mengarah pada pelibatan siswa dalam mengatasi masalah belajar dengan praktik nyata yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Menurut Barrett (2011:4) Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang dihasilkan dari suatu proses pemecahan masalah yang disajikan di awal proses pembelajaran. Peserta didik mempelajari masalah dari kehidupa sehari-hari.
Menurut Tan (2003:22) Problem Based Learning adalah suatu pembelajaran yang penerapannya bukan hanya memasukkan masalah dalam kelas, akan tetapi juga memasukkan dan kegiatan memberi kesempatan pada peserta didik untuk aktif dalam membentuk sebuah pengetahuan lewat interaksi dan juga penyelidikan dengan kolaborasi.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang mana peserta didik disajikan
suatu permasalahan nyata yang ada di kehidupan sehari-hari dan peserta didik diminta untuk mencari penyelesaian masalah tersebut dalam kelompok kecil (Krisnan, 2020).
Pembelajaran model Problem Based Learning merupakan suatu rangkaian pendekatan kegiatan belajar belajar yang diharapkan dapat memberdayakan siswa untuk menjadi seorang individu yang mandiri dan mampu menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya di kemudian hari (Lukito, Sandi, Hanifah, 2019).
Menurut Amir (2009:22) karakteristik yang mencakupi proses Problem Based Learning adalah : 1. Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran.
2. Masalah yang digunakan merupakan masalah yang ada pada kehidupan sehari-hari.
3. Mengutamakan belajar sendiri.
4. Memanfaatkan sumber yang bervariasi.
5. Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif dan kooperatif
Suyadi (2013:142) menyebutkan keunggulan Problem Based Learning (Sugiharto, 2015), yaitu : 1. Pemecahan masalah merupakan Teknik yang baik untuk memahami isi pelajaran.
2. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.
3. Pemecahan dalam Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran.
4. Membantu peserta didik untuk mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan sehari-hari.
5. Membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan baru dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang dilakukan.
6. Pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan.
7. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis.
8. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menaplikasikan pengetahuan barunya dalam kehidupan sehari-hari.
9. Mengembangkan minat siswa untuk mengembangkan konsep belajar secara berkelanjutan.
Menurut Suyadi (2013:143) kelemahan model Problem Based Learning, yaitu (Sugiharto, 2015):
1. Peserta didik merasa takut salah dikarenakan tidak mempunyai kepercayaan diri untuk mengatakan bahwa ia mampu untuk menyelesaikan masalah yang sedang dipelajari.
2. Proses pelaksanaan Problem Based Learning membutuhkan waktu yang cukup lama dibanding dengan metode lainnya.
Tujuan dari model pembelajaran Problem Based Learning adalah untuk membimbing peserta didik agar menjadi pribadi yang mempunyai pemikiran seperti orang dewasa, dengan keadaan tersebut maka peserta didik mampu untu berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki (Sugiharto, 2015).
Ciri-ciri Problem Based Learning, yaitu :
1. Strategi Problem Based Learning mengharapkan peserta didik dapat berpikir secara kritis, mampu berkomunikasi dan dapat mencari atau mengolah data yang kemudian disimpulkan.
2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, jika tidak ada masalah, maka tidak akan ada proses pembelajaran.
3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah yang secara induktif dan deduktif.
Unsur-unsur Problem Based Learning :
1. Intergrated learning; pembelajaran mengintegrasikan seluruh bidang pelajaran.
Pembelajaran bersifat menyeluruh yang melibatkan aspek-aspek perkembangan peserta didik.
2. Contextual learning; peserta didik belajar dari sesuatu yang ada di dalam kehidupannya.
3. Constructivist learning; peserta didik membangun pemikirannya berdasarkan pengalaman langsung.
4. Active learning; peserta didik sebagai subjek belajar yang aktif dalam menentukan, melakukan dan mengevaluasi.
5. Learning interesting; pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi peserta didik karena terlibat langsung dalam menentukan suatu permasalahan
Amir (2009:24) menyatakan bahwa ada 7 langkah pelaksanaan Problem Based Learning, yaitu :
1. Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas.
2. Merumuskan masalah.
3. Menganalisis masalah.
4. Menata gagasan dan menganalisisnya dengan dalam.
5. Memformulasikan tujuan pembelajaran.
6. Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain.
7. Menggabungkan dan menguji informasi baru dan membuat laporan.
Langkah-langkah dalam pengajaran Problem Based Learning terjadi dalam 5 fase menurut Ibrahim dan Nur (Rusman 2012:243)
Fase Aktivitas Guru
Fase 1 :
Mengorientasikan peserta didik pada sebuah permasalahan
Menjelaskan tujuan pembelajaran, alat dan bahan yang diperlukan, memotivasi peserta didik agar terlibat dan aktif pada aktivitas pemecahan suatu permasalahan yang dipilih.
Fase 2 :
Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
Membantu siswa membatasi dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
Fase 3 :
Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen dan mencari untuk penjelasan dan pemecahan.
Fase 4 :
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu peserta didik untuk berbagi tugas dengan temannya dalam sebuah permasalahan.
Fase 5 :
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan permasalahan
Membantu siswa melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang digunakan selama berlangsungnya suatu pemecahan permasalahan.
C. Implementasi Problem Based Learning dalam Pembelajaran Matematika
Dalam memecahkan masalah matematika, setiap peserta didik pasti mempunyai kemampuan yang berbeda-beda (Purwaningsih, Ni Made Dianti, 2017). Menurut Syah dalam Sulistyowati (2013), bakat numerik merupakan kecerdasan dalam menggunakan angka-angka dan penalaran. Bakat numerik mencakup kemampuan menjumlahkan, mengurangkan, mengalikan dan melakukan pembagian suatu bilangan dengan ketepatan dan ketelitian sehingga mempermudah menyelesaikan soal-soal matematika.
Keberhasilan pembelajaran Matematika ditentukan oleh bagaimana guru dalam merancang perencanaan proses pembelajaran, termasuk bagaimana cara guru memadukan berbagai macam metode-metode dan model-model maupun strategi-strategi dalam pembelajaran dan proses mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal hingga akhirnya proses pembelajaran tidak lagi monoton, membosankan serta tidak lagi hanya menekankan pada proses mengingat dan memahami saja.
Model Problem Based Learning dianggap salah satu model pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran matematika, karena model ini merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan yang sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik dan keterampilan dalam menyelesaikan masalah serta memperoleh pengetahuan baru terkait dengan permasalahan yang ada (Nurilah, Dori Lukman Hakim, n.d.).
Contoh implementasi problem based learning pada SMP Muhammadiyah 07 Medan Perjuangan Tahun Pelajaran 2018/2019 adalah hasil tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning pada siklus I terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 45,45% dengan tingkat ketuntasan belajar diperoleh 60,60% dengan nilai rata-rata siswa 75.00.
Hasil ini belum sesuai dengan yang di harapkan sehingga perlu dilakukan perbaikan pembelajaran yang memungkinkan dapat memaksimalkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal pada materi Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat.
Selain itu, berdasarkan refleksi yang dilakukan terhadap siklus I, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning sudah berjalan sesuai prosedur yang
telah direncanakan. Walaupun demikian masih terdapat beberapa permasalahan yang harus diselesaikan supaya pada siklus II dapat diperbaiki.
Permasalahan tersebut antara lain:
1) Siswa masih kurang aktif dalam kegiatan belajar kelompok.
2) Siswa kurang paham dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat.
3) Siswa kurang memanfaatkan buku Matematika. Dari permasalahan-permasalahan yang muncul pada siklus I, peneliti bersama guru merencanakan langkah-langkah perbaikan yang akan diterapkan.
Setelah diadakan perbaikan pada siklus II terkait dengan RPP, pengembangan materi juga soal- soal pada pembelajaran matematika. Berdasarkan hasil penyelesaian atau jawaban terhadap soal- soal tes hasil belajar siklus II dapat di lihat bahwa kelemahan-kelemahan yang di alami siswa dalam menyelesaikan soal dan dalam kegiatan pembelajaran sudah dapat diatasi, walaupun masih ada kesalahan yang berulang dilakukan siswa.
Dari siklus I dan siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa dari 75.00 meningkat menjadi 87.57 selain itu juga terjadi peningkatan ketuntasan belajar secara klasikal dari 60,60% menjadi 90,90% atau mengalami peningkatan sebesar 30,3% yang artinya 28 siswa yang tidak tuntas menjadi 3 siswa yang tidak tuntas belajarnya. Sehingga terjadi kenaikan sebesar 25 siswa yang menjadi tuntas belajar secara individu.
Penyampaian materi pembelajaran Matematika pada pokok pembahasan Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dapat diupayakan berhasil dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 07 Medan Perjuangan Tahun Pelajaran 2018/2019.
DAFTAR PUSTAKA
Krisnan. (2020). 4 Pengertian Problem Based Learning Menurut Para Ahli.
https://meenta.net/problem-based-learning/
Lubis, Maulana Arafat, dkk. (2018). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SMP MUHAMMADIYAH 07 MEDAN PERJUANGAN TAHUN PELAJARAN 2018/2019. 06, No.
02.
http://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/LGR/article/view/1282/1083
Lukito, Sandi, Hanifah, S. M. (2019). PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP. Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah, 3, No. 3,.
Nurilah, Dori Lukman Hakim, H. K. (n.d.). IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED
LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA.
Https://Journal.Unsika.Ac.Id/Index.Php/Sesiomadika.
Purwaningsih, Ni Made Dianti, dkk. (2017). Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Matematika dengan Mengontrol Bakat Numerik Siswa. Volume 6 N.
https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/emasains/article/download/530/415/939 Sugiharto, A. I. (2015). Upaya Meningkatkan Prestasi.
https://www.researchgate.net/publication/337537872_Upaya_Meningkatkan_Prestasi_Belaj ar_Siswa_Kelas_VII_B_SMP_Negeri_9_Kota_Jambi_dalam_Operasi_Hitung_Bilangan_B ulat_Melalui_Pemanfaatan_Alat_Peraga_Garis_Bilangan
Yusuf, M. (2014). MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PROBLEM BASED LEARNING.
https://www.academia.edu/9115363/MODEL_PEMBELAJARAN_BERBASIS_MASALA H_PROBLEM_BASED_LEARNING
Tyas, R. (2017). Kesulitan Penerapan Problem Based Learning dalam Pembelajaran Matematika.
Jurnal Tecnoscienza, 2(1), 43-52.
Sari, S. M., Johar, R., & Hajidin, H. (2016). Pengembangan Perangkat Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Matematika di SMA. Jurnal Didaktik Matematika, 3(2).
Sari, S. M. (2020). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Matematika di SMA. Jurnal Serambi Ilmu, 21(2), 211-228.