JENIS-JENIS TANAH
JENIS-JENIS TANAH
1. Tanah Organosol / Gambut
1. Tanah Organosol / Gambut
Berasal dari bahan induk organik dari hutan rawa. Terbentuk karena adanya proses pembusukan sisa-sisa tumbuhan rawa.
Warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu-lempung, tidak berstruktur,
konsistensi tidak lekat hingga lekat, kandungan unsur hara rendah.
2. Aluvial
2. Aluvial
Termasuk tanah muda, berasal dari
material halus yang diendapkan aliran sungai (bahan induk alluvium)
Tekstur beraneka, belum terbentuk
struktur, konsistensi dalam keadaan basah lekat, pH beraneka, kesuburan sedang
hingga tinggi
3. Regosol
3. Regosol
Jenis tanah muda, berasal dari bahan induk material vulkanis piroklastik atau pasir
pantai
Belum mengalami diferensiasi horizon, tekstrur pasir, struktur berbutir tunggal, konsistensi lepas, pH netral, kesuburan sedang
4. Litosol
4. Litosol
Merupakan tanah mineral dengan sedikit
perkembangan profil, berasal dari batuan beku atau batuan sedimen yang kompak.
Solum tanah dangkal (< 30 cm), tekstur
beraneka (umumnya berpasir), tidak
berstruktur, terdapat kandungan batu dan kerikil, kesuburan bervariasi
Terdapat di daerah dengan topografi
5. Latosol
5. Latosol
Tanah yang telah berkembang, telah
terbentuk diferensiasi horizon, berasal dari batuan induk tuff, material vulkanik,
batuan breksi dan batuan intrusi
Solum tanah tebal, tekstur lempung,
struktur remah hingga gumpal, konsistensi gembur hingga agak teguh, warna coklat merah hingga kuning.
6. Grumusol
6. Grumusol
Tanah yang telah memiliki perkembangan profil,
berasal dari batu kapur, mergel, batuan lempung atau tuff vulkanik bersifat basa
Agak tebal, tekstur lempung berat, struktur
granular di lapisan atas, gumpal di lapisan
bawah, konsistensi jika basah sangat lekat dan plastis, jika kering sangat keras dan tanah retak-retak, umumnya bersifat alkalis, kejenuhan basa, kapasitas absorpsi tinggi, permeabilitas lambat, peka terhadap erosi
Tersebar di daerah subhumid dan subarid, CH <
7. Podsoil Merah Kuning
7. Podsoil Merah Kuning
Tanah mineral telah berkembang, berasal dari batuan pasir kwarsa, tuff vulkanis
bersifat asam.
Solum dalam, tekstur lempung hingga berpasir, struktur gumpal, konsistensi lekat, bersifat agak asam, (pH < 5,5),
kesuburan rendah hingga sedang, warna merah sampai kuning, kejenuhan basa rendah, peka terhadap erosi.
8. Podsol
8. Podsol
Tanah yang telah memiliki perkembangan
profil, berasal dari batuan pasir dengan
kandungan kwarsa tinggi, batuan lempung dan tuff masam subresen
Tekstur lempung hingga pasir, struktur
gumpal, konsistensi lekat, kandungan
kwarsa tinggi, sangat masam, kesuburan rendah, peka terhadap erosi
Terdapat di daerah beriklim basah, CH >
9. Andosol
9. Andosol
Tanah mineral yang telah berprofil, berasal
dari batuan induk abu atau tuff vulkanik
Solum agak tebal, warna coklat kelabu
hingga hitam, kandungan bahan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak, kadang-kadang berpadas lunak, agak asam, kejenuhan basa tinggi, daya absorbsi sedang, kelembaban tinggi, permeabilitas sedang, peka terhadap erosi
Terdapat di lereng vulkan atau kerucut
10. Mediteran Merah Kuning
10. Mediteran Merah Kuning
Tanah mengalami perkembangan profil, berasal dari
batuan kapur keras (limestone) dan tuff vulkanik bersifat basa
Solum sedang hingga dangkal, warna coklat hingga merah, tekstur geluh hingga lempung, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh dan lekat jika basah, pH netral hingga agak basa, kejenuhan basa tinggi, daya absorpsi sedang, permeabilitas sedang, peka terhadap erosi
11. Gleiosol (Hidromorf Kelabu)
11. Gleiosol (Hidromorf Kelabu)
Tanah yang perkembangannya dipengaruhi
oleh faktor lokal: topografi yang berupa
dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air
Solum sedang, warna kelabu hingga
kekuningan, tekstur geluh hingga lempung, struktur berlumpur hingga massif,
konsistensi lekat, bersifat asam (pH 4,5-6,0), ada lapisan glei kontinue berwarna kelabu pucat pada kedalaman < 0,5 m.
Terdapat di daerah beriklim humid hinga
Kelas-kelas Kemampuan
Kelas-kelas Kemampuan
Tanah
Tanah
Kelas IKelas I :Lahan datar, butiran agak halus, :Lahan datar, butiran agak halus,
mudah diolah,sangat responsif terhadap
mudah diolah,sangat responsif terhadap
pemupukan dan memiliki sistem
pemupukan dan memiliki sistem
pengairan yang baik. Sesuai untuk
pengairan yang baik. Sesuai untuk
pertanian tanpa memerlukan upaya
pertanian tanpa memerlukan upaya
pengawetan tanah.
pengawetan tanah.
Kelas IIKelas II :Lahan lereng landai, butiran :Lahan lereng landai, butiran
tanah halus sampai agak kasar, agak peka
tanah halus sampai agak kasar, agak peka
terhadap erosi. Sesuai untuk kegiatan
terhadap erosi. Sesuai untuk kegiatan
pertanian dengan upaya pengawetan
pertanian dengan upaya pengawetan
tanah ringan (penanaman berdasar
Kelas-kelas Kemampuan
Kelas-kelas Kemampuan
Tanah
Tanah
Kelas IIIKelas III : Lahan agak miring, sistem : Lahan agak miring, sistem
pengairan kurang baik, sesuai untuk
pengairan kurang baik, sesuai untuk
pertanian dengan tindakan pengawetan
pertanian dengan tindakan pengawetan
khusus (terassering, pergiliran
khusus (terassering, pergiliran
tanaman, sistem penanaman berjalur)
tanaman, sistem penanaman berjalur)
Kelas IVKelas IV : Lahan miring (15-30%), : Lahan miring (15-30%),
sistem pengairan buruk. Dapat
sistem pengairan buruk. Dapat
dijadikan lahan pertanian, namun
dijadikan lahan pertanian, namun
dengan upaya pengawetan tanah yang
dengan upaya pengawetan tanah yang
lebih khusus (berat)
Kelas-kelas Kemampuan
Kelas-kelas Kemampuan
Tanah
Tanah
Kelas VKelas V : Terletak di wilayah datar : Terletak di wilayah datar
atau agak cekung, permukaan
atau agak cekung, permukaan
banyak mengandung batu dan tanah
banyak mengandung batu dan tanah
liat. Tingkat keasaman tinggi. Tidak
liat. Tingkat keasaman tinggi. Tidak
cocok untuk kegiatan pertanian,
cocok untuk kegiatan pertanian,
untuk rumput atau dihutankan
untuk rumput atau dihutankan Kelas VIKelas VI : Ketebalan tanah tipis, : Ketebalan tanah tipis,
kemiringan 30-45% (agak curam),
kemiringan 30-45% (agak curam),
mudah tererosi. Sesuai untuk padang
Kelas-kelas Kemampuan
Kelas-kelas Kemampuan
Tanah
Tanah
Kelas VIIKelas VII : Sangat curam (45-65%), : Sangat curam (45-65%),
tanah sudah mengalami erosi berat.
tanah sudah mengalami erosi berat.
Sesuai untuk tanaman tahunan.
Sesuai untuk tanaman tahunan. Kelas VIIIKelas VIII : Kemiringan > 65%, : Kemiringan > 65%,
butiran tanah kasar dan mudah lepas
butiran tanah kasar dan mudah lepas
dari induknya, rawan kerusakan.
dari induknya, rawan kerusakan.
Harus dibiarkan tanpa campur
Harus dibiarkan tanpa campur
tangan manusia (dibuat cagar alam)
Degradasi Lahan
Penyebab degradasi lahan
Erosi
Penggundulan hutan
Polusi
Kebakaran hutan
Eksploitasi tambang yang berlebihan
Kerusakan tanah lainnya:
Kerusakan karena proses kimiawi air hujan
Kerusakan karena proses mekanik air
hujan
Kerusakan karena tanah longsor
Kerusakan karena terkumpulnya garam di
daerah perakaran (salinisasi)
Kerusakan karena penjenuhan tanah oleh
Konservasi tanah
Upaya menjaga kesuburan tanah
Pemupukan yang seimbang (baik dengan
pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk buatan maupun kompos)
Sistem irigasi yang baik
Pembuatan hutan-hutan cadangan pada
lereng-lereng gunung
Menanami lereng-lereng yang telah gundul
Penyelenggaraan pertanian di daerah
Pertanian di daerah miring
Terassering : menanam tanaman
dengan sistem berteras-teras untuk mencegah erosi tanah
Contour farming : menanami lahan menurut garis kontur, shg
perakaran dapat menahan tanah
Pertanian di daerah miring
Contour Plowing : membajak searah garis kontur sehingga terjadi alur-alur horizontal Contour strip cropping : membagi
bidang-bidang tanah dalam bentuk sempit
memanjang dengan mengikuti garis kontur, sehingga bentuknya berbelok-belok
Crop Rotation : Pergiliran jenis tanaman
Lahan Potensial
Lahan-lahan yang secara kualitatif
sangat memungkinkan untuk
dimanfaatkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia
Pemanfaatan lahan potensial:
- lokasi industri