• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PREFERENSI DAN SEGMENTASI KONSUMEN BERDASARKAN PERILAKU PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MEMILIH RESTORAN DI KOTA BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PREFERENSI DAN SEGMENTASI KONSUMEN BERDASARKAN PERILAKU PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MEMILIH RESTORAN DI KOTA BANDUNG"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PREFERENSI DAN SEGMENTASI KONSUMEN BERDASARKAN PERILAKU PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MEMILIH RESTORAN DI

KOTA BANDUNG

Winardi Cahya Nugraha¹, Refi Rifaldi Windya Giri²

¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

(2)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di provinsi Jawa Barat yang sekaligus menjadi ibukota dari provinsi tersebut. Bandung terletak di 140 km arah tenggara dari Kota Jakarta. Bandung juga menjadi kota ketiga terbesar di Indonesia setelah Kota Jakarta dan Surabaya (Sumber:

en.wikipedia.org)

Berikut di bawah ini adalah lambang, bendera serta visi dan misi Kota Bandung.

GAMBAR 1.1

LAMBANG DAN BENDERA KOTA BANDUNG

Sumber : www.bandung.go.id (diakses: 3 Agustus 2011)

Visi : Terwujudnya Kota Bandung sebagai kota jasa yang BERMARTABAT (Bersih, Makmur, Taat, dan Bersahabat) Misi : 1. Mengembangkan sumber daya manusia yang handal, yang

religius, yang mencakup pendidikan, kesehatan dan moral keagamaan.

2. Mengembangkan perekonomian kota yang adil, yang mencakup peningkatan perekonomian kota yang tangguh, sehat dan berkeadilan dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha.

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

(3)

2 3. Mengembangkan Sosial Budaya Kota yang ramah dan

berkesadaran tinggi, serta berhati nurani, yang mencakup peningkatan partisipasi masyarakat dalam rangka meningkatkan ketenagakerjaan, meningkatkan kesejahteraan sosial, keluarga, pemuda dan olah raga serta kesetaraan gender.

4. Meningkatkan penataan kota, yang mencakup pemeliharaan serta peningkatan prasarana dan sarana kota agar sesuai dengan dinamika peningkatan kegiatan kota dengan tetap memperhatikan tata ruang kota dan daya dukung lingkungan kota.

5. Meningkatkan kinerja pemerintah kota secara professional, efektif, efesien, akuntabel dan transparan, yang mencakup pemberdayaan aparatur pemerintah dan masyarakat.

6. Mengembangkan sistem keuangan kota, mencakup sistem pembiayaan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, swasta dan masyarakat.

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Daerah pada tahun 2009 (BPS Kota Bandung, 2011:43), Kota Bandung memiliki penduduk sejumlah 2.417.287 jiwa yang terdiri dari 1.233.039 lelaki dan 1.184.248 wanita. Angka tersebut menentukan laju pertumbuhan penduduk di tahun 2009 adalah sebesar 1,81%.

Rata-rata kepadatan penduduk Kota Bandung adalah 16.008 jiwa/km

2

.

1.2 Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan data di atas, Kota Bandung merupakan kota metropolitan kedua terbesar di Indonesia setelah Jabodetabek. Sedangkan arti dari metropolitan sendiri adalah sebutan bagi suatu wilayah yang dianggap penting sebagai wilayah yang mampu menghubungkan beberapa daerah urban dengan daerah yang telah maju. Dengan demikian Kota Bandung merupakan salah satu kota maju yang berpotensi sebagai kota bisnis.

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

(4)

3 Kota Bandung bahkan sedari dulu telah dikenal sebagai salah satu kota wisata. Terbukti dengan pertumbuhan tingkat pengunjung Kota Bandung yang bertambah dari waktu ke waktunya. Berikut di bawah ini adalah jumlah wisatawan di Kota Bandung baik itu domestik maupun mancanegara.

GAMBAR 1.2

WISATAWAN KOTA BANDUNG TAHUN 2005-2009

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung (2010:270)

Dapat dilihat pada Gambar 1.2 bahwa tingkat pertumbuhan wisatawan di Kota Bandung secara keseluruhan cukup meningkat, biarpun terjadi penurunan pada tahun 2006 dan 2008. Dan pada tahun 2009 jumlah wisatawan di Kota Bandung mencapai 3.096.869 jiwa dengan diantaranya 168.712 wisatawan mancanegara dan 2.928.157 wisatawan domestik.

Dengan adanya dua pernyataan sebelumnya yakni, Kota Bandung sebagai kota metropolis dimana dapat sangat berpotensi sebagai kota bisnis, dan juga angka pertumbuhan wisatawan yang semakin meningkat dari tahun ke tahunnya, maka potensi dari Kota Bandung untuk berkembang dalam bidang pariwisata sangatlah besar.

Di Kota Bandung, salah satu bisnis bidang pariwisata yang sedang berkembang adalah bisnis rumah makan atau biasa disebut restoran. Di dalam buku Bandung Dalam Angka Tahun 2010 disebutkan bahwa distribusi persentasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari sektor perdagangan,

0 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000

2005 2006 2007 2008 2009

Domestik Mancanegara

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

(5)

4 hotel, dan restoran merupakan sektor ekonomi yang memiliki peranan terbesar terhadap penciptaan PDRB di Kota Bandung. PDRB merupakan salah satu indikator perekonomian yang dapat digunakan sebagai bahan penentuan kebijakan pembangunan. Dan struktur ekonomi ditunjukan oleh distribusi persentase dari PDRB itu sendiri. Berikut pada Gambar 1.3 akan diperlihatkan jumlah PDRB pada tahun 2007 hingga 2009 atas dasar harga konstan pada tahun 2000.

GAMBAR 1.3

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2009 ATAS DASAR HARGA KONSTAN

TAHUN 2000 (Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung (2010:322)

Dapat dilihat di Grafik 1.2 bahwa PDRB untuk bagian perdagangan memiliki persentasi yang paling besar. Pada tahun 2009, PDRB Kota Bandung atas dasar harga konstan tahun 2000 sebesar 11.375.644 (juta rupiah) atau 53,25% dari total PDRB Kota Bandung di tahun 2009. PDRB perdagangan meliputi perdagangan besar atau eceran, hotel dan restoran.

Maka dari itu, bisnis restoran adalah salah satu bisnis yang mampu mendukung perekonomian Kota Bandung.

0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000

2007 2008 2009

Pertanian, Peternakan, Kehu tanan & Perikanan

Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan/Konstruksi Perdagangan

Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

Jasa-Jasa

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

(6)

5 Selain dilihat dari PDRB, bentuk lain yang dapat membuktikan bahwa bisnis restoran adalah salah satu pendukung perekonomian di Kota Bandung adalah melalui pajaknya.

GAMBAR 1.4

JUMLAH PAJAK DAERAH YANG DICAPAI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2009 (Dalam Ribuan Rupiah)

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung (2010:294)

Menurut Gambar 1.4 besar dari pendapatan daerah dari pajak restoran di Kota Bandung adalah urutan ketiga terbesar dari seluruh pajak daerah yang diterima Kota Bandung. Realisasi dari pajak tersebut adalah senilai Rp.66.410.613.000,- atau sebanding dengan 26,74% dari total pajak daerah yang didapat oleh Kota Bandung.

Setelah dinilai potensinya dari beberapa fakta yang ada, ternyata peluang ini tidak disia-siakan oleh penduduk Kota Bandung. Perkembangan bisnis restoran semakin besar dari tahun ke tahunnya.

Dalam Tabel 1.1 dapat dilihat tingkat pertumbuhan PDRB restoran di Kota Bandung menurut Badan Pusat Statistik Kota Bandung dari tahun 2007 hingga tahun 2009.

0 10,000,000 20,000,000 30,000,000 40,000,000 50,000,000 60,000,000 70,000,000 80,000,000

Realisasi Pajak

Hotel Restoran Hiburan Reklame

Penerangan Jalan Umum Parkir

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

(7)

6 TABEL 1.1

LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO RESTORAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2009 ATAS DASAR

HARGA KONSTAN TAHUN 2000 (Dalam Persen)

Lapangan Usaha 2007 2008 2009

Restoran 8,69 9,24 12,62

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung (2010:324)

Sedangkan jika dilihat dari jumlah restoran yang ada di kota Bandung pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 akan diperlihatkan oleh Tabel 1.2.

TABEL 1.2

JUMLAH RESTORAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2009

Jenis Usaha 2007 2008 2009

Restoran 432 488 503

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung (2010:272)

Dengan melihat potensi dan perkembangan dari bisnis restoran, hal ini dapat menjadi kajian yang menarik. Dimana pengusaha akan berusaha memberikan inovasi-inovasi terbaru untuk menggapai pasar yang ditujunya.

Dengan keberagaman yang ada, belum tentu semua dapat diterima oleh calon pembeli. Dalam proses pengambilan keputusan, ada empat tahapan yang dialami oleh calon pembeli, yaitu menyadari kebutuhan, mencari informasi, mengevaluasi alternatif dan akhirnya pengambilan keputusan. Tahap mengevaluasi alternatif memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan, karena jika seluruh kebutuhan dari konsumen dapat dipenuhi oleh satu produk, maka kecenderungan konsumen untuk membeli produk itu juga akan meningkat. Dilihat dari penelitian Jaksa Jack Kivela (1997:117), ada 4 faktor pendorong konsumen untuk makan di restoran yakni, hanya untuk makan, ajang pertemuan sosial, pertemuan dengan rekan bisnis dan untuk merayakan suatu kejadian. Empat faktor pendorong ini juga merubah perilaku konsumen dalam memilih restoran yang akan dia pilih.

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

(8)

7 Selain dari keberagaman makanan, restoran sendiri biasanya terbagi menjadi beberapa kelas karena pembentukan konsep yang berbeda dan juga penetapan harga produk yang berbeda. Produk dari restoran adalah gabungan antara barang yang berupa makanan dan juga jasa pelayanan yang diberikan.

Jasa pelayanan ini pun dapat dibagi lagi, seperti pelayanan yang melibatkan interaksi langsung dari karyawan dengan konsumen, dan juga pelayanan secara tidak langsung seperti fasilitas dan suasana dari area tempat yang dirasakan oleh konsumen.

Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti kecenderungan konsumen dalam memilih restoran dengan judul “Analisis Preferensi dan Segmentasi Konsumen Berdasarkan Perilaku Pengambilan Keputusan dalam Memilih Restoran di Kota Bandung”.

1.3 Perumusan Masalah

Topik utama yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang perilaku pengambilan keputusan konsumen dalam memilih restoran yang ada di Kota Bandung. Berdasarkan metode yang digunakan, maka topik tersebut dirumuskan ke dalam pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana preferensi konsumen dalam memilih restoran di Kota Bandung?

2. Bagaimana segmentasi dan profiling konsumen dalam memilih restoran di Kota Bandung?

1.4 Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah yang ada, maka penelitian ini ditujuan untuk:

1. Mengetahui preferensi konsumen dalam memilih restoran di Kota Bandung.

2. Mengetahui segmen dan profil konsumen restoran di Kota Bandung.

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

(9)

8 1.5 Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini dapat berguna bagi banyak pihak, diantaranya bagi penulis sendiri, perusahaan khususnya yang bergerak dalam bisnis restoran, serta pihak-pihak lain yang memerlukannya, seperti:

1. Kegunaan Akademis

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan penulis dapat menggunakan wawasan dan pengetahuannya guna mengaplikasikannya dalam keadaan sebenarnya serta dapat melatih menganalisis masalah secara sistematis dan konseptual.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat berguna bagi perusahaan khususnya yang bergerak dalam bisnis restoran. Kegunaanya diantara lain sebagai :

a. Melihat tren dalam dunia kuliner khususnya dalam preferensi konsumen dalam memilih restoran.

b. Mengembangkan strategi pemasaran dengan melihat kecenderungan dari tingkat preferensi konsumen.

c. Melihat segmentasi konsumen restoran, agar strategi pemasaran dapat disusun dengan lebih terarah.

3. Kegunaan Umum

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak yang berkepentingan dan tertarik terhadap bahasan ini guna penelitian atau keperluan lainnya.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan, maka disusunlah suatu sistematika penulisan yang berisi informasi mengenai materi dan hal yang dibahas dalam tiap-tiap bab. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

(10)

9 BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan penjelasan secara umum mengenai obyek studi penelitian, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan diadakannya penelitian, ruang lingkup penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini dikemukakan dengan jelas mengenai hasil kajian kepustakaan yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Bab ini meliputi uraian tentang landasan teori yang digunakan sebagai dasar dari analisis penelitian, penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran.

BAB III : METODE PENELITIAN PENELITIAN

Dalam bab ini menguraikan tentang pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data sehingga dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menjelaskan mengenai deskripsi objek penelitian, hasil analisis dan pengolahan data beserta pembahasannya, yang disajikan secara kronologis dan sistematis sesuai dengan lingkup penelitian serta konsisten dengan tujuan penelitian.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta saran maupun rekomendasi yang dapat diberikan kepada perusahaan dan pihak lain yang membutuhkan

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

(11)

161 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Jumlah sampel yang didapatkan dari penelitian ini berjumlah 447 orang, dimana 7 orang diantaranya menyatakan bahwa mereka bukanlah salah satu konsumen restoran di kota Bandung. Dan dari 440 sampel, hanya terdapat 433 orang yang datanya dapat diproses, sedangkan 7 sampel lainnya tidak dapat diproses dikarenakan memiliki nilai preferensi yang terlalu sama terhadap seluruh stimuli yang ditanyakan pada kuesioner.

5.1.1 Penelitian Preferensi Dengan Metode Konjoin

Berdasarkan penelitian konjoin, dapat terlihat preferensi dan bobot kepentingan responden. Berikut adalah hasil mengenai bobot kepentingan responden ketika memilih restoran di Kota Bandung yang didapatkan dari penelitian konjoin, diurutkan dari yang terbesar:

1. Harga (bobot kepentingan sebesar 33,301%) 2. Jenis Restoran (bobot kepentingan sebesar 24,166%) 3. Jenis Makanan (bobot kepentingan sebesar 16,668%) 4. Kecepatan Pelayanan (bobot kepentingan sebesar 9,477%) 5. Kualitas Makanan (bobot kepentingan sebesar 8,454%) 6. Tingkat Kenyamanan (bobot kepentingan sebesar 7,935%)

Secara keseluruhan, responden konsumen restoran di Kota Bandung memiliki preferensi terhadap harga kurang dari Rp.25.000,- dan antara Rp.25.000,- sampai dengan kurang dari Rp.40.000,-. Preferensi terhadap jenis restoran adalah yang berbentuk kafe, restoran keluarga dan restoran berkonsep khusus. Preferensi terhadap jenis makanan adalah makanan yang berjenis ketimuran dan kedaerahan.

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

(12)

162 5.1.2 Penelitian Segmentasi Dengan Two Step Cluster

Penelitian Two Step Cluster bertujuan untuk mengelompokan responden berdasarkan variabel kategorial dan variabel kontinyu. Penelitian two step cluster ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian konjoin yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil dari penelitian two step cluster ini adalah mengelompokan 433 responden menjadi 3 klaster.

Masing-masing klaster akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Klaster pertama atau disebut sebagai Hang Outers Consumer Cluster, terdiri dari 113 orang, dengan variabel intensitas datang ke restoran yang sama sebagai faktor utama pembentukan klaster.

Preferensi yang signifikan secara positif membentuk klasternya adalah, lebih memilih restoran berbentuk restoran keluarga dan kafe, lebih memilih jenis makanan ketimuran, lebih memilih restoran dengan harga Rp.25.000,- sampai dengan kurang dari Rp.40.000,-, lebih memilih restoran dengan kecepatan pelayanan yang biasa dan lebih memilih restoran dengan tingkat kenyamanan yang baik.

2. Klaster kedua atau disebut sebagai Young Adult Economical Consumer Cluster, terdiri dari 195 orang, dengan variabel pendapatan dan anggaran yang disediakan untuk datang ke restoran sebagai faktor utama pembentukan klaster. Preferensi yang signifikan sencara positif membentuk klasternya adalah restoran dengan harga yang kurang dari Rp.25.000,-.

3. Klaster ketiga atau disebut sebagai Worker Consumer Cluster, terdiri dari 125 orang, dengan variabel anggaran yang disediakan untuk datang ke restoran, penggunaan kartu kredit dan usia sebagai faktor utama dalam pembentukan klasternya. Preferensi yang signifikan secara positif membentuk klasternya adalah, lebih memilih restoran berbentuk restoran berkonsep khusus dan restoran cepat saji, lebih memilih restoran dengan harga kurang dari Rp.25.000,- dan

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

(13)

163 lebih dari Rp.60.000,-, lebih memilih jenis makanan kedaerahan, lebih memilih restoran dengan pelayanan yang cepat dan restoran dengan tingkat kenyamanan yang biasa.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Bagi Pihak Perusahaan

1. Secara Keseluruhan, perusahaan dapat membentuk restoran berjenis restoran keluarga, kafe atau restoran berkonsep khusus dengan jenis makanan ketimuran dan dengan harga antara Rp.25.000,- sampai dengan Rp.60.000,-. Hal yang paling utama harus diperhatikan adalah pelayanan, kemudian tentang kualitas makanan dan terakhir baru kenyamanannya. Perusahaan dapat mempromosikan mengenai produk makanannya dan mengenai harga dari makanan-makanannya.

2. Untuk Hang Outers Consumer Cluster, perusahaan dapat membentuk restoran berjenis restoran keluarga atau kafe, dengan jenis makanan ketimuran, dan dengan harga Rp.25.000,- sampai dengan kurang dari Rp.40.000,-. Hal yang paling utama harus diperhatikan adalah kenyamanan tempat, kemudian kecepatan pelayanan dan terakhir barulah mengenai kualitas makanan.

Perusahaan dapat mempromosikan mengenai lokasi, kondisi tempat ataupun perihal promosi yang dikeluarkan oleh restoran.

3. Untuk Young Adult Economical Consumer Cluster, sebenarnya konsumen pada klaster ini tidak terlalu memperhatikan jenis restoran yang akan didatangi, tetapi karena kebanyakan dari responden adalah mahasiswa, maka jenis restoran yang paling cocok adalah restoran berbentuk kafe. Jenis makanan tidak terlalu berpengaruh. Harga yang paling tepat adalah kurang dari Rp.25.000,-, tetapi masih cukup menarik jika di harga antara Rp.25.000,- sampai dengan kurang dari

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

(14)

164 Rp.40.000,-. Hal yang paling utama perlu diperhatikan adalah kualitas makanan, diikuti oleh tingkat kenyamanan dan terakhir adalah kecepatan pelayanan. Perihal yang paling diperhatikan oleh konsumen pada klaster ini adalah harga.

4. Untuk Worker Consumer Cluster, perusahaan dapat membentuk restoran cepat saji atau restoran berkonsep khusus, dengan jenis makanan kedaerahan, dan dengan harga di bawah Rp.25.000,- atau di atas Rp.60.000,-. Hal yang paling utama perlu diperhatikan adalah kecepatan pelayanan, kemudian kualitas makanan dan terakhir barulah tingkat kenyamanan. Perusahaan dapat menonjolkan produk dan promosi yang sedang dilakukan untuk lebih menarik perhatian konsumen pada klaster konsumen pekerja.

5.2.2 Saran Bagi Penelitian Selanjutnya

1. Penelitian segmentasi dapat dilakukan berdasarkan beberapa variabel seperti, segmentasi geografis, demografis, perilaku dan psikografis.

Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya ditambahkan dengan penelitian segmentasi berdasarkan psikografis. Dengan segmentasi berdasarkan psikografis, hasil dari penelitian akan dapat lebih terfokuskan dibandingkan hanya dari demografis dan perilaku.

2. Pemilihan usia dalam kuesioner segmentasi secara demografi, sebaiknya lebih diperluas, agar dapat semakin menggambarkan perilaku dalam setiap umur yang berbeda.

3. Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yang hanya memiliki 2 sub- variabel. Sebaiknya pada penelitian konjoin selanjutnya, jumlah dari sub-variabel atau level yang akan diuji minimal adalah tiga. Agar nilai preferensi dari responden dapat lebih terlihat. Jika memang tetap diharuskan hanya ada 2 pilihan, buat kedua pilihan tersebut terlihat ekstrim.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Bandung. (2011). Kota Bandung Dalam Angka 2010. Bandung: Badan Pusat Statistik Indonesia

Baraban, Regina S. & Joseph F.D. (2010). Successful Restaurant Design (3

rd

ed.). Canada, John Wiley & Sons.

Chrzan, Keith & Bryan Orme. (2000). An Overview and Comparison of Design Strategies for Choice-Based Conjoint Analysis. Sequim, Sawtooth Software.

Gil, Jose M. & Mercedes Sanchez. (1997). Consumer Preferences for Wine Attributes: A Conjoint Approach. No.99/1 P. 3-11. British Food Journal.

Hair, Joseph F., William C. Black, Barry J. Babin, Rolph E. Anderson.

(2010). Multivariate Data Analysis Seventh Edition. New Jersey:

Pearson.

Hawkins, Del I. & David L. Mothersbaugh. (2010). Consumer Behavior Building Marketing Strategy. (11

th

ed.) New York: McGraw-Hill Hartanto, Frengky & Diana Sutantri.(2010). Pengaruh Faktor Eksternal

Terhadap Pemilihan Fast Food Restaurant pada Mahasiswa Unversitas Kristen Petra. Surabaya, Universitas Kristen Petra.

Kivela, Jaksa Jack. (1997). Restaurant Marketing: Selection and Segmentation in Hong Kong. No.9/3 P.116-123. International Journal of Contemporary Hospitality.

Kotler, Philip & Kevin L. Keller. (2007). Manajemen Pemasaran. Jakarta:

Indeks.

Orme, Bryan K. (2002). Formulating Attributes and Levels in Conjoint Analysis. Sequim, Sawtooth Software.

Orme, Bryan K. (2010). Getting Started with Conjoint Analysis: Strategies for Product Design and Pricing Research (2

nd

ed.), Madison, Wis:

Researcher Publisher LLC.

Pedraja, Marta & Jesus Yague. (2001). What Information do Customers Use When Choosing a Restaurant. No.13/6 P. 316-318. International Journal of Contemporary Hospitality.

Prasetijo, Ristiyanti & Ihalauw , John J.O.I. (2005). Perilaku Konsumen.

Yogyakarta, Andi.

Riduwan. (2010). Metode Dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

(16)

Saunders, Mark N.K., Philip L. & Adrian T. Research Method for Business Students (5

th

ed.). Financial Times Prentice Hall.

Schiffman, L.G. & Leslie L. Kanuk. (2007). Consumer Behavior (9

th

ed.).

Upper Saddle River, N.J.: Pearson Prentice Hall.

Sekaran, Umar. (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta:

Salemba Empat.

Setiadi, Nugroho J. (2008). Perilaku Konsumen. Jakarta, Kencana.

Silvano, Adrian. (2007). Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Konsep Produk Jasa Pelatihan Linux Sebagai Dasar Pengembangan Produk Menggunakan Metode Analisis Conjoint. Bandung, Sekolah Tinggi Manajemen Telkom.

Simamora, Bilson (2005). Analisis Multivariat Pemasaran, Jakarta, Gramedia.

Soriano, Domingo Ribeiro. (2002). Customers’ Expectations Factors in Restaurants. Vol. 19 No.8/9 P. 1055-1067. International Journal of Quality & Reliability Management.

Soutar, Geoffrey N. & Julla P. Turner. (2002). Students’ Preferences for University: A Conjoint Analysis. No.16/1 P.40-45. The International Journal of Educational Management.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung, Alfabeta.

Umar, Husein, (2005). Metode Penelitian untuk dan Tesis Bisnis. Jakarta, Rajawali Pers.

Website

http://binaukm.com/2010/05/definisi-rumah-makan-dan-restoran-pelaung- usaha-rumah-makan/ (diakses 27 April 2011)

http://en.wikipedia.org/wiki/Bandung (diakses 27 April 2011)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

Referensi

Dokumen terkait

maupun pengawasan terhadap barang- barang serta angkutan lain yang berkaitan dengan kegiatan perikanan di Wilayah Laut Kabupaten diluar instansi lain yang tidak

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai

The participants discussed the strategies for increasing and sustaining immunization coverage in the Region and how key areas related to immunization such as VPD

Berdasarkan hasil positif tersebut dapat diartikan bahwa ketika Dow Jones Islamic Market Indeks (DJIM) mengalami peningkatan, maka selalu diikuti pergerakan yang

Pada hari ini Rabu Tanggal Sembilan bulan Mei Tahun dua ribu dua belas di ruang kantor Sekolah Dasar Negeri 2 Krangganharjo UPTD Pendidikan Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan

Keputusan pengukuran kepekatan aktiviti tiga radionuklid daripada empat kategori makanan dapat dibandingkan dengan nilai keputusan yang diperoleh oleh penyelidik lain (di dalam

Setelah mendapat penjelasan secukupnya tentang manfaat penelitian ini maka saya menyatakan SETUJU untuk ikut serta dalam penelitian dari Stephanie dengan judul “FORMULASI DAN

Saat traveling dan memiliki bayi atau balita biasanya para orang tua tidak hanya membawa kebutuhannya saja, orang tua juga membawa kebutuhan bayinya. Bayi atau