• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNAIR Siap Selenggarakan Kuliah Tamu Penerima Nobel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNAIR Siap Selenggarakan Kuliah Tamu Penerima Nobel"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

UNAIR Siap Selenggarakan

Kuliah Tamu Penerima Nobel

UNAIR NEWS – Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. M. Nasih,

S.E., M.T., Ak, menyatakan bahwa UNAIR siap menyelenggarakan orasi ilmiah dengan topik perekonomian dengan narasumber penerima nobel ekonomi Prof. Robert F. Engle III. Pernyataan itu disampaikan oleh Rektor UNAIR dalam konferensi pers yang diselenggarakan oleh International Peace Foundation (IPF), Rabu (12/10).

Ketika dihubungi, Prof. Nasih mengatakan bahwa UNAIR telah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut penerima nobel dalam memberikan orasi ilmiah. Prof. Nasih mengatakan, pelaksanaan kuliah tamu yang dihadiri oleh penerima nobel ini merupakan kesempatan yang langka dan penting bagi perkembangan ilmu.

“Ini menjadi penting karena penerima nobel nanti akan berbicara tentang perekonomian di UNAIR. Kita tahu bahwa perekonomian Indonesia dihadapkan pada instabilitas, ada konflik, dan ketidakpastian, sehingga hal-hal itu menjadi bisa menjadi ancaman bagi Indonesia,” tutur Prof. Nasih.

Dengan adanya dialog di bidang perekonomian yang disampaikan oleh penerima nobel bidang ekonomi, Prof. Engle, Prof. Nasih berharap sivitas akademika bisa memetik sekaligus menambah wawasan baru. Rencananya, usai orasi ilmiah, Rektor UNAIR akan memberikan gelar doktor kehormatan atau honoris causa kepada profesor asal Stern School of Business, New York University. Konferensi pers yang digelar di Jakarta itu dihadiri oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, delegasi IPF, dan para rektor dari 14 universitas di Indonesia yang menjadi jujugan para penerima nobel untuk berorasi. Dalam konferensi pers tersebut, Wapres RI merasa senang dengan kehadiran para penerima nobel

(2)

di Indonesia.

JK berharap dengan adanya orasi ilmiah, gagasan-gagasan yang telah disampaikan oleh para penerima nobel bisa bermanfaat bagi Indonesia. “Indonesia tentu saja men-support acara kuliah dari penerima nobel. Saya berharap ini bisa menjadi jembatan antara Timur dan Barat,” tutur JK.

Pada bulan Januari sampai Maret tahun 2017, IPF melalui Bridges Foundation menyelenggarakan acara bertajuk “The 6th

ASEAN event series: Bridges – Dialogue Towards a Culture of Peace” mendatangkan penerima nobel di bidang Perdamaian, Fisika, Kimia, dan Kedokteran ke Indonesia untuk memberikan orasi ilmiah ke 14 universitas, termasuk UNAIR. UNAIR menjadi salah satu dari 14 universitas yang dikunjungi oleh penerima nobel di bidang perekonomian.

Ketua International Office and Partnership, Dian Ekowati, Ph.D., mengatakan UNAIR dipilih sebagai tempat orasi ilmiah Prof. Engle karena dianggap unggul di bidang ekonomi. Di UNAIR sendiri, penerima nobel ekonomi tahun 2003 itu akan memberikan orasi pada Senin 20 Februari 2017. (*)

Penulis : Defrina Sukma S. Editor : Binti Q. Masruroh

Kuliah

Umum

Hubungan

Bilateral dari Dubes dan

Mantan Menlu Australia di

(3)

UNAIR

UNAIR NEWS – Paul Grigson, Dubes Australia untuk Indonesia dan

Prof. Stephen Smith, Mantan Menteri Luar Negeri Australia, Senin (31/10) siang kemarin hadir di Universitas Airlangga. Mereka berdua memberikan kuliah umum kepada mahasiswa mengenai

“Bilateral Relationship between Australia and Indonesia”, di

Aula Kahuripan Kampus C UNAIR.

Menurut Paul Grigson, kuliah umum ini merupakan bentuk kunjungan sekaligus sarana berbagi ilmu yang dilakukan Australia untuk dapat meningkatkan dan membangun hubungan baik antar-kedua negara. Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman akan hubungan Indonesia-Australia dan juga mengajak mahasiswa melanjutkan studi lanjut di Negeri Kanguru itu.

Bagi Grigson, kehadirannya ini merupakan kunjungan ke UNAIR kali pertamanya, sedangkan bagi Smith, UNAIR bukan hal baru baginya, sebab Februari 2016 lalu Ia juga memberikan kuliah di Fakultas Hukum UNAIR mengenai tantangan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Paul Grigson memberikan pemaparan tentang Hubungan Australia dan Indonesia dalam hal Pariwisata dan Pendidikan. Di bidang parisiwata, wisata yang ditawarkan Indonesia membuat orang Australia sering datang ke negeri ini. Wisata Indonesia tidak lagi soal Bali dan Lombok, tetapi banyak tempat yang lebih menarik lainnya, tetapi terkadang persoalan infrastruktur dan akses sering kali menjadi kendala.

”Orang Australia tidak hanya berwisata ke Bali dan Lombok, banyak tempat lain yang juga menarik. Misalnya di Riau, yang dalam waktu dekat akan ada bandara untuk mempermudah akses wisatawan kesana,” ujar Paul, alumni University of Queensland ini.

Di bidang pendidikan, Paul juga mengajak mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi di negeri Kanguru tersebut. Berbagai

(4)

data dipaparkan soal keunggulan yang dapat didapat selama studi di Australia. Pertama, delapan kampus asal Australia masuk 50 besar kampus terbaik dunia, tentu saja kualitas keilmuan dan penelitiannya juga maju. Kedua, empat kota di Australia dinobatkan sebagai kota pelajar/mahasiswa. Persoalan mengenai kenyamanan dan lingkungan kota dan kampus menjadi faktor penting penunjang pendidikan. Ketiga, biaya kuliah di Australia lebih murah dibandingan dengan kampus di Amerika Serikat maupun di Eropa.

Pejabat Dubes sejak Januari 2015 ini juga memaparkan data jumlah mahasiswa yang melanjutkan studi di Australia. Selama 25 tahun mahasiswa Indonesia di Australia selalu meningkat 24 persen, sesuai data UNESCO. Beberapa kampus yang seiring menjadi rujukan, diantaranya Australia National University, University of Melbourne, University of Queensland, University of New South Wales.

“Kami menargetkan jumlah mahasiswa Indonesia yang melanjutkan studi di Australia semakin meningkat, jumlah wisata juga akan kita tingkatkan pula, salah satunya melalui kemudahan mengurus dokumen visa.” Kata Dubes yang mahir berbahasa Prancis ini. Mantan Dubes Australia untuk Thailand (2008-2010) ini juga sering berinteraksi dengan mahasiswa terkait pertanyaan-pertanyaan singkat seputar Australia. “Mana yang lebih banyak, jumlah penduduk Australia atau jumlah Sapi di Australia,” tanya Grigson. “Jumlah sapi lebih banyak,” kata Grigson disambut tepuk tangan dan tawa.

HUBUNGAN LAMA

Sementara itu Stephen Smith, Mantan Menlu Australia menjelaskan, hubungan Australia-Indonesia telah dibangun sejak lama, bahkan dahulu sejak masa penjajahan, kerja sama perdagangan telah dimulai. Ia juga menjelaskan kerjasama pada level provinsi dan kota, misalnya, Provinsi Jawa Timur telah melakukan kerasama dengan Australia Barat, begitu juga Kota

(5)

Surabaya dengan Perth.

“Untuk meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Australia itu perlu adanya hubungan yang baik antar negara, negara bagian hingga kota-kota kecil sekalipun, karena ini merupakan bagian peningkatan hubungan kedua negara,” kata Smith, Guru Besar Hukum Internasional di University of Western Australia. Ditanya perbedaan mendasar mengenai Indonesia dan Austalia, menurut Smith, bahwa meningkatkan kerja sama antar kedua negara, persoalan persamaan negaralah yang menjadi titik temu, dan baik-tidaknya hubungan,jangan terlalu fokus pada perbedaan. “Fokus Australia saat ini menjalin hubungan baik dengan negara-negara di Asia, termasuk Indonesia dan India,” ujar Profesor yang pernah berkarir di Parlemen Australia selama 20 tahun ini.

Smith menambahkan, Australia saat ini juga menjadi tujuan imigran mencari suaka, bahkan delapan dari sepuluh negara yang memasok pengungsi sering mencari penghidupan di Australia. Terkait dengan jumlah pemeluk Islam yang tinggal di Australia, Dubes Australia Paul menjawab bahwa saat ini terdapat lebih dari 500.000 muslim tinggal disana, bahkan 40% lahir di Australia. (*)

Penulis: Ahalla Tsauro Editor: Bambang Bes

Wujudkan Tri Dharma, FKG

UNAIR Terima Dosen Magang

UNAIR NEWS – Sebagai wujud implementasi Tri Dharma Perguruan

(6)

Airlangga menjalin kerjasama dengan FKG Universitas Lambung Mangkurat. Penandatanganan nota kesepakatan (memorandum of

agreement) dilakukan di Aula Fakultas Kedokteran, Selasa

(9/5).

Penandatanganan nota kesepakatan tersebut dihadiri oleh jajaran pimpinan kedua fakultas. Dari pihak FKG UNAIR diwakili oleh Dekan FKG Dr. Darmawan Setijanto, drg., sedangkan dari FKG Unlam dihadiri oleh Dekan Dr. drg. Rosihan Adhani, S.Sos., M.S.

Ditemui usai acara, Darmawan mengatakan bahwa aktivitas kerjasama yang akan dilakukan oleh kedua belah pihak tak jauh dari bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Di bidang pendidikan, kedua pihak akan bersama-sama mengevaluasi capaian pembelajaran.

“Misalnya, kita memakai metode pembelajaran A dan hasilnya begini. Di FKG UNAIR biasanya memakai student centered

learning dan problem based learning. Competency based yang

kami gunakan sama, tetapi metode pembelajaran yang kita gunakan tidak sama. Bagaimana kelulusan hasil ujian kompetensi dan sebagainya,” tutur Darmawan.

Di bidang penelitian, saat ini FKG UNAIR bersama dengan institusi pendidikan dokter gigi di Indonesia, termasuk FKG Unlam, untuk melakukan riset data kesehatan gigi dan mulut. Tujuannya, untuk memperbarui data riset kesehatan dasar gigi dan mulut dengan metode yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sementara itu di bidang pengabdian masyarakat, Dekan FKG UNAIR ini mengatakan bahwa pihaknya akan menerima sekitar lima pengajar dari Unlam untuk magang di UNAIR. “Ini adalah bentuk diseminasi ilmu para profesor kami. Kita ditarget diseminasi ilmu berupa buku dan jurnal, tetapi kami juga ingin menyalurkan ilmu yang dimiliki ke pihak Unlam,” terang Darmawan.

(7)

Rencananya, aktivitas kerjasama antara FKG UNAIR dan FKG Unlam itu segera direalisasikan pada tahun 2017.

Penulis: Defrina Sukma S

Satu Lagi Jurnal UNAIR

Terakreditasi Nasional

UNAIR NEWS – Jurnal Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease (IJTID) yang dikelola oleh Lembaga Penyakit

Tropis (LPT) Universitas Airlangga terakreditasi nasional pada 30 Mei lalu. Jumlah ini menambah daftar jumlah jurnal di UNAIR yang terakreditasi nasional. Dengan demikian, jumlah jurnal di UNAIR yang terakreditasi nasional adalah sejumlah sembilan buah jurnal.

Ditemui UNAIR NEWS Selasa (6/6), Ketua Pusat Pengembangan Jurnal dan Publikasi Ilmiah (PPJPI) UNAIR Dr. Prihartini Widiyanti, drg., M.Kes mengatakan, jurnal IJTID telah melalui review dewan juri dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI sejak 31 Maret. Komponen penilaian itu meliputi format penulisan, kualitas substansi artikel, keajekan terbit, tata bahasa, dan masih banyak poin penilaian lain.

Pada mulanya, sejak didirikan tahun 2010, IJTID bertujuan mewadahi hasil riset peneliti-peneliti di ITD agar memiliki wadah untuk melakukan publikasi. Yanti menuturkan, sejak awal terbit IJTID telah menggunakan Open Journal System (OJS). Padahal, lembaga jurnal nasional baru ‘hijrah’ menuju OJS pada 1 April 2016 lalu.

(8)

Dengan terakreditasi jurnal ini, Yanti berharap IJTID bisa menjadi alternatif pilihan bagi sivitas akademika UNAIR maupun universitas lain di Indonesia sebagai untuk mendiseminasi karya-karya mereka. Sesuai dengan komitmen awal, menurut Yanti yang juga selaku chief editor IJTID, jurnal ini terus berproses menuju jurnal terindeks internasional, seperti

Scopus maupun Thomson.

Setelah terakreditasi nasional, bukan berarti beban tanggungjawab telah selesai. Konsistensi harus bisa ditunjukkan dengan mempertahankan akreditasi setiap lima tahun sekali. Sebab, kata Yanti, beberapa jurnal mengalami penurunan akreditasi karena beberapa sebab. Seperti sebaran penulis yang kurang meluas, kebaruan topik artikel, maupun keajekan untuk terbit tepat waktu.

Yanti menuturkan, IJTID disupport oleh ahli penyakit infeksi di seluruh dunia, baik peneliti maupun pengajar internasional. Artinya, dukungan jejaring IJTID terbilang banyak.

Dengan diakuinya jurnal IJTID, Yanti berharap agar para pengelola jurnal di lingkungan UNAIR turut serta mendorong jurnal-jurnal di UNAIR menuju akreditasi nasional dan internasional. Sebab, PPJPI adalah unit kerja yang membantu memberi akses, informasi, maupun fasilitas kepada unit terkait yang menjadi pengelola jurnal.

“Kami ini supporting unit, karena otoritas tetap berada pada masing-masing pengelola jurnal yang ada di fakultas, dengan memberi pelatihan, pendampingan, sosialisasi pengembangan jurnal, info terkait review, dan lain sebagainya. Sehingga harus ada komitmen dari pengelola jurnal,” imbuh Yanti. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Defrina Sukma S.

(9)

41

Mahasiswa

HI

UNAIR

Ramaikan Kompetisi Olahraga

di Malang

UNAIR NEWS – Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga cukup antusias mengikuti kegiatan International Relations Olympic Sports (IROS) 2016 yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) HI, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Buktinya, sebanyak 41 mahasiswa yang terdiri dari 2 anggota manajer dan 39 pemain mengikuti berbagai cabang kompetisi olahraga seperti futsal, bola basket dan bulutangkis. Tidak hanya itu, sejumlah mahasiswa HI UNAIR lainya juga hadir sebagai pendukung yang cukup memeriahkan kegiatan tersebut. Kompetisi olahraga jurusan antarkampus ini berlangsung selama tiga hari, yakni pada Jumat sampai Minggu 17-19 November 2016. Pertandingan dilangsungkan di GOR Rajabasa (bulutangkis), dan Champions Futsal (futsal dan bola basket).

Kompetisi ini diikuti oleh para mahasiswa HI dari berbagai perguruan tinggi. Selain UNAIR, ada pula peserta dari Universitas Brawijaya, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya, Universitas Jember, Universitas Udayana, dan Universitas Mataram.

Acara ini merupakan kegiatan rutin tahunan Forum Komunikasi Mahasiswa HI Indonesia (FKMHII) koordinator wilayah VI yang mencakup wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara. “IROS 2016 terasa sangat berbeda khususnya dilihat dari antusiasime mahasiswa HI UNAIR, khususnya dengan berbagai persiapan atribut dan pengumpulan masa pendukung memberikan kemeriahan

(10)

dan semangat,” ujar Yulyan Maharta Saviar, Ketua HIMA HI UNAIR.

Hingga berakhirnya kompetisi, para pemain UNAIR telah menorehkan berbagai capaian. Pada cabor futsal putra, langkah pemain UNAIR harus terhenti di babak penyisihan lantaran persaingan yang begitu ketat. Bahkan, penentuan lolos ditentukan oleh jumlah selisih gol dikarenakan empat tim mendapatkan poin yang sama besarnya. Sedangkan, langkah tim futsal putri terhenti di semifinal setelah dikalahkan UMM dengan skor 2-0.

Hasil membanggakan ditorehkan oleh pemain cabor bulutangkis. Seluruh pemain UNAIR di cabor ini berhasil mendapatkan prestasi di berbagai kategori, diantaranya juara I tunggal putri oleh Emerald Salamba, juara I ganda putri oleh Zayyan Khairunnisa dan Nazelia Putri, juara III tunggal putra oleh Adetya, dan juara III ganda putra oleh Atantyo Adigapa dan Agung Tri Putra.

Prestasi lain di cabor bola basket juga tak kalah bagusnya. Pemain HI UNAIR keluar sebagai juara I setelah mengalahkan semua lawan hingga akhir kompetisi berlangsung. Perolehan ini merupakan kali ketiga. Sebelumnya, pemain mendapatkan juara serupa pada edisi IROS 2015 di UNAIR, dan IROS 2014 di UPN Veteran Surabaya.

“Ini adalah tahun terakhir saya berkesempatan mengikuti kompetisi ini di cabang bola basket. Sangat senang sekali bisa meraih juara I selama tiga tahun berturut-turut bersama HI UNAIR. We love you,” tutur Aldy Firmansyah, mahasiswa HI semester 7 tersebut.

Penulis: M. Ahalla Tsauro Editor: Defrina Sukma S

(11)

Vokasi dan Kanwil Pajak

Adakan Kampanye Simpatik

Pengampunan Pajak

UNAIR NEWS – Anggota Komisi IX DPR RI Indah Kurnia didampingi

Direktur Penindakan Hukum Dirjen Pajak Dadang Suwarna, dan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jawa Timur I Estu Budiarto melepas peserta pawai kampanye simpatik pengampunan pajak di halaman Kanwil DJP Jatim I, Jagir Wonokromo, Surabaya, Jumat (5/8).

Acara ini diselenggarakan dalam rangka menyukseskan program amnesti pajak. Hal ini dilakukan juga dalam rangka meningkatkan kerjasama yang baik antara Direktorat Jenderal Pajak dengan Perguruan Tinggi.

Kegiatan tersebut diikuti oleh tujuh perguruan tinggi di wilayah kerja Kanwil DJP Jatim I antara lain Universitas Kristen Petra, Universitas Ciputra, UPN Jatim, STIESIA, Universitas Narotama, Universitas Surabaya, dan tentunya Universitas Airlangga. Perwakilan mahasiswa itu disebar ke lima titik yakni Jalan Raya Darmo, Jalan Kertajaya, Jalan Ir. Soekarno, Jalan Tunjungan, dan Jalan Raya Bukit Darmo Boulevard.

Tim UNAIR sendiri mendapatkan wilayah kampanye amnesti pajak di wilayah Jalan Raya Bukit Darmo Boulevard bersama tim dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukomanunggal. Dalam berkampanye, menurut Ketua Himpunan Mahasiswa program studi D-3 Perpajakan, Fakultas Vokasi, mahasiswa dibekali kostum dan perangkat media pendukung kampanye.

(12)

di Kanwil DJP Jatim I, sudah mendapatkan nilai tebusan sebesar Rp 6,62 miliar hingga Kamis (4/8). Kepala Kanwil DJP Jatim I, Estu Budiarto, di sela kegiatan pelepasan peserta kampanye simpatik amnesti pajak, menyebutkan, nilai tebus itu berasal dari 50 Wajib Pajak (WP).

“Dari 50 WP itu, nilai harga yang diungkap mencapai Rp 310,6 miliar. Jumlah itu, kemudian ditebus dengan pembayaran pajak senilai dua persen,” jelas Estu pada saat pelepasan.

Lebih lanjut, Estu menyebutkan, selama program ini diluncurkan sejak 18 Juli 2016 lalu, sudah ada WP yang berkonsultasi untuk mengikuti amnesti pajak sebanyak 1.972 WP. Sementara yang baru melakukan masih 50 WP.

“Jadi masih banyak yang konsultasi. Harapan kami yang konsultasi ini kemudian juga segera melakukan pengungkapan dan penebusan,” lanjut Estu.

Saat ini, di luar program amnesti pajak, Kanwil DJP Jatim I, yang memiliki 13 KPP di wilayah Kota Surabaya, mendapatkan target penerimaan pajak sebesar Rp 44 triliun. Saat ini, hingga 4 Agustus 2016, Estu menyebut sudah tercapai 37 persen. Terkait target baru dengan adanya amnesti pajak, Estu menyebutkan bahwa pihaknya masih menunggu instruksi dari Dirjen Pajak mengingat saat ini masih proses pembahasan APBN-Perubahan tahun 2016. (*)

Penulis: Okta Hartadinata Editor: Defrina Sukma S.

(13)

Modifikasi Membran ’Hollow

Fiber’ Mampu Tahan Kreatinin

91,9% dalam Hemodialisa

UNAIR NEWS – Penderita gagal ginjal di Indonesia terus bertambah. Sebagian besar akibat komplikasi penyakit hipertensi dan diabetes miletus (DM) yang di masyarakat sering disebut kencing manis. Menurut data dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), saat ini terdapat sekitar 300.000 penderita gagal ginjal di Indonesia, dan meningkat 10% setiap tahunnya.

Penyakit gagal ginjal ini disebabkan karena organ ginjal tidak dapat berfungsi secara normal membersihkan sisa-sisa metabolisme dalam tubuh, seperti kreatinin yaitu zat racun yang ada dalam darah penderita gagal ginjal, sehingga ini yang perlu difiltrasi.

Pada dekade terakhir ini, hemodialisis (HD) merupakan terapi pengganti ginjal yang berkembang pesat di berbagai negara. Ini karena fungsinya yang dapat meningkatkan harapan hidup pasien.

Hemodialisis memerlukan mesin dialisa dan sebuah filter khusus

yang dinamakan dializer (suatu membran semipermeabel) untuk membersihkan darah, dimana darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan dialirkan ke dalam sebuah mesin diluar tubuh. Membran semipermeabel yang biasa digunakan yaitu membran

hollow fiber, yaitu membran komersial yang digunakan dan

sayangnya memiliki kinerja yang kurang optimal, sehingga banyak pasien gagal ginjal yang mengalami kefatalan (meninggal dunia).

Realitas inilah yang kemudian mendorong mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga mencari inovasi yang berpotensi untuk meningkatkan performa membran

(14)

penelitinya tersebut adalah Bella Prelina (ketua tim), Januardi Wardana, Ahya Isyatir Rodliyah, dan Zakiyatus Syukriyah.

Penelitiannya kemudian mereka tuangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) dengan tajuk ”Inovasi Membran Hollow Fiber Polietersulfon (PES) Termodifikasi Zeolit untuk Hemodialisis Kreatinin”. Proposal ini lolos seleksi dan meraih dana hibah penelitian dalam program PKM Kemenristekdikti tahun 2017.

MEMBRAN hollow fiber itu. (Foto: Dok PKMPE)

Menurut Bella Prelina, penelitian ini memberikan inovasi terbarukan dalam pembuatan membran hollow fiber. Bahan dasar yang digunakan berupa material komposit, yaitu polietersulfon yang dimodifikasi dengan zeolit. Kedua material itu memiliki kualitas bagus untuk membran hemodialisis karena sifatnya yang non-toksin. Selain itu, zeolit juga memiliki kemampuan sebagai

adsorben, sehingga harapannya membran yang dihasilkan memiliki

performa yang lebih unggul, terang Bella.

(15)

Universitas Airlangga juga di AMTEC Malaysia. Prosesnya, pada awalnya membuat zeolit terlebih dahulu menggunakan metode

hidrotermal pada suhu 1000C. Proses selanjutnya membuat larutan

dope yang ditambahkan dengan zeolit, kemudian dicetak

menggunakan alat pencetak membrane.

”Jadi larutan dope merupakan polietersulfon yang telah dilarutkan dalam dimetil formamida. Dan pada pencetakan membran ini nantinya kami menggunakan metode inversi fasa, yaitu pengubahan fase polimer dari larutan (dope) menjadi suatu padatan yaitu membran,” tambah Januardi dan Zakiyatus. Kemudian membran yang telah dicetak selanjutnya dilakukan post

treatment untuk menjaga kualitas membran. Selanjutnya

dilakukan uji filtrasi. Pada uji filtrasi ini membran memiliki nilai fluks dan rejeksi yang tinggi. Selain itu, modifikasi

zeolit juga dapat mengubah karakteristik kimia dari polietersulfon sehingga dapat meningkatkan kinerja membran.

”Membran hollow fber yang terbentuk kemudian diuji filtrasi menggunakan larutan kreatinin. Proses filtrasi dilakukan selama 15 menit, lalu diukur kemampuan fluks dan rejeksi kreatinin-nya, dan hasil uji menunjukkan bahwa waktu rata-rata yang dihasilkan lebih cepat dari membran komersial, dan membran mampu menahan kreatinin sebesar 91,92%, sebuah angka yang cukup besar,” tandas Bella.

Dengan demikian membuktikan dengan jelas bahwa pemberian

zeolit sebagai modifikasi pada membran dapat mempengaruhi

kecepatan filtrasi dan rejeksi sebagai hemodialisis kreatinin, sehingga memiliki potensi untuk hemodialisis kreatinin. (*) Editor : Bambang Bes.

(16)

Atasi Gangguan Kelancaran

Pencernaan dengan Kapsul Daun

Pepaya

UNAIR NEWS – Kesadaran akan pentingnya kesehatan semakin

meningkat seiring dengan majunya tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat. Hal ini berpengaruh terhadap pola pikir masyarakat untuk menempuh usaha agar tubuhnya tetap sehat. Berbagai hal mulai dilakukan masyarakat, mulai dari rutin berolahraga hingga mengkonsumsi produk herbal ketimbang suplemen berbahan kimia yang memiliki efek samping.

Melihat kondisi tersebut, lima mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga yakni Sinta Nabilah Mulyawati (2016), Azizi Pridasari (2016), Rizki Nur Azizah (2016), Jihan Salsabila (2016), dan Himaya (2015) memiliki gagasan untuk membuat suplemen herbal lewat Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKMK) yang berjudul “KAYA (Si Kapsul Daun Pepaya) sebagai Upaya Mempromosikan Suplemen Herbal Modern”.

Sinta selaku ketua tim mengatakan bahwa daun pepaya memiliki berbagai zat yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Enzim Papain dalam daun papaya menurut sinta dapat membantu pencernaan protein.

“Kandungan vitamin A, C dan E dapat membantu meregenerasi sel darah putih dan trombosit sehingga baik untuk sistem imun,” terangnya.

Selain itu, kandungan lain di daun pepaya yakni terdapat senyawa karpain yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Bagi Sinta terobosan yang diciptakan dengan tim merupakan terobosan yang dapat mengenalkan kepada masyarakat.

(17)

“Salah satu cara mengonsumsi suplemen herbal yang berbahan dasar daun. Jika umumnya masyarakat mengonsumsi dengan cara merebus daunnya, maka daun pepaya di produk ini dikemas dalam bentuk kapsul tanpa mengurangi khasiat yang terkandung di dalamnya agar masyarakat lebih mudah untuk mengonsumsinya,” jelas Sinta.

Sinta juga menegaskan bahwa suplemen “KAYA” ini merupakan salah satu upaya tindakan preventif agar masyarakat terhindar dari penyakit-penyakit tertentu. Banyaknya penyakit yang mulai menyerang masyarakat dari segala lapisan dan tidak memandang usia menjadikan masyarakat harus pandai-pandai untuk menjaga kesehatan.

“Seiring dengan berkembangnya teknologi, banyak suplemen herbal tradisional yang dikemas dalam bentuk instan seperti serbuk yang hanya perlu diseduh atau berupa kapsul seperti produk KAYA,” imbuhnya.

Untuk kemasan, Sinta mengatakan bahwa terdapat tiga puluh kapsul yang dapat dikonsumsi dua kali perhari pada setiap satu botol kemasan. Suplemen daun pepaya ini juga bisa didapat dengan harga Rp 30.000.

“Dengan harga yang terjangkau, berbagai manfaat kesehatan telah didapat, sehingaa tubuh akan tetap sehat. Produk ini dapat dipesan lewat LINE dengan id @azizipridas atau Instagram dengan id @kaya_product,” pungkasnya.

(18)

Seimbangkan Pengabdian di

Bidang Hukum Kepailitan dan

Tenaga Kerja

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga memiliki pakar yang

memiliki sederet kiprah di bidang hukum kepailitan dan tenaga kerja. Kepakarannya itu ia manfaatkan untuk mengatasi permasalahan hukum yang biasa muncul di antara buruh, pengusaha, dan pemerintah.

Pakar hukum itu adalah Dr. M. Hadi Subhan, S.H., M.H., C.N., yang kini menjabat Direktur Kemahasiswaan UNAIR. Dosen Fakultas Hukum UNAIR itu menyelesaikan pendidikan sarjana, master, hingga doktoralnya pada bidang ilmu hukum di universitas yang sama. Lelaki kelahiran Tegal tersebut mengaku, saat menempuh program sarjana ia sangat tertarik dengan bidang hukum kepailitan dan tenaga kerja, sehingga ia memilih meneruskan studi pada bidang yang sama pada jenjang master dan doktoral.

“Awalnya, hukum kepailitan tidak begitu diminati. Namun, setelah terjadi krisis moneter pada tahun 1998 hingga hari ini, bidang hukum kepailitan sangat menarik,” terangnya.

Berkat kepakarannya pada bidang tersebut, ia merupakan salah satu doktor hukum kepailitan dan hukum tenaga kerja di Indonesia yang bisa dijadikan rujukan. Dari kepakarannya, pada kedua bidang hukum tersebut, Hadi kerap dijadikan saksi ahli dalam beberapa kasus. Hadi pernah menjadi saksi ahli di Pengadilan Negeri Denpasar dalam perkara pidana kepailitan. Ia pernah menjadi saksi ahli Polrestabes Surabaya dalam perkara tindak pidana penipuan dan penggelapan. Selain itu, Hadi juga pernah menjadi saksi ahli perkara dugaan tindak pidana ketenagakerjaan seperti pengusaha yang tidak memberi gaji kepada pekerja yang sudah melaksanakan kewajiban pekerjaannya.

(19)

“Tidak hanya menjadi saksi ahli, saya juga sudah menerbitkan buku yang berjudul “Hukum Kepailitan: Prinsip, Norma, dan Praktik di Peradilan” yang terbit pada tahun 2009,” imbuh dosen kelahiran 6 April 1973.

Hadi juga menegaskan bahwa buku tersebut juga dijadikan rujukan perkuliahan nasional dan pedoman hakim dalam persidangan.

Hal lainnya yang membanggakan adalah dirinya pernah diundang untuk menjadi penguji tamu kandidat doktor salah satu perguruan tinggi terbaik di dunia, Universitas Leiden, Belanda.

“Alhamdulillah, saya juga sempat diundang ke Leiden University untuk menjadi penguji kandidat doktor yang disertasinya membahas mengenai ketenagakerjaan,” terang Direktur Kemahasiswaan UNAIR.

Bagi Hadi, kepakaran yang ia miliki digunakan untuk menolong semua lapisan. Kepakarannya di bidang hukum kepailitan mengantarkan kontribusinya untuk menyelesaikan persoalan pengusaha dan perusahaan. Sedangkan, pada bidang hukum tenaga kerja, Hadi fokus membantu nasib buruh.

“Kalau begini kan jadi seimbang. Ini juga bentuk pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat,” pungkasnya.

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Defrina Sukma S

(20)

Ingin Bermanfaat Bagi Orang

lain, Kautsar Ul-Haq Lulus

Terbaik FST

UNAIR NEWS – “Maka berlomba-lombalah kamu dalam berbuat kebaikan. (QS. Al Baqarah 148)” Begitulah sisipan motivasi yang mendorong Kautsar Ul Haq, wisudawan terbaik S-2 Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga pada periode September 2017.

Setelah berhasil menyelesaikan studi melalui program percepatan atau fast track, alumnus S-2 Kimia itu berhasil meraih IPK 3.91 dengan bonus tercatat sebagai wisudawan terbaik. Lima tahun waktu yang dibutuhkan Kautsar untuk mendapatkan gelar sarjana sekaligus master. Tuntutan selesai studi dalam lima tahun itu mendorongnya untuk cepat dalam menyelesaikan riset yang ia geluti.

“Tidak ada masalah yang berarti dalam perkuliahan yang saya jalani. Alhamdulillah dalam mengerjakan riset saya selalu diberikan berbagai kemudahan. Contohnya riset yang dibiayai, termasuk proyek, dan dosen pembimbing yang telaten serta aktif membantu menemukan solusi atas masalah yang saya hadapi saat melakukan penelitian,” ungkapnya.

Sebelumnya, Kautsar adalah salah satu mahasiswa penyumbang medali emas dalam ON-MIPA 2013 tingkat nasional bidang kimia. Pada semester II tingkat S-1, ia juga pernah meraih peringkat I ON-MIPA 2013 tingkat Kopertis VII Jawa Timur. Saat ini, wisudawan yang dulu aktif di Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMAKI) dan tentor mahasiswa Kimia dalam ON-MIPA itu, menjadi analis

Fourier Transform Infrared (FTIR) di Laboratorium Terpadu.

Ia bercerita, tidak ada trik khusus untuk meraih beragam prestasi yang membanggakan itu. Tetapi ia termotivasi untuk bisa menjadi individu yang dapat menjadi panutan dan

(21)

bermanfaat bagi orang lain. “Tidak ada trik atau rahasia dan saya juga tidak pernah terbayang menjadi wisudawan terbaik atau berprestasi. Hanya saja, saya menyukai bidang yang saya pelajari, sehingga terasa seperti bermain. Hal terpenting lainnya adalah doa, kerja keras, manajemen waktu dan pantang putus asa,” imbuhnya. (*)

Penulis: Disih Sugiarti

Referensi

Dokumen terkait

Kebutuhan untuk membiayai modal tetap dan modal kerja akan dipenuhi dari kredit yang mempunyai jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dengan tingkat suku bunga 16%.

sunrise yaitu paket yang menawarkan wisatawan untuk menikmati sunrise di Pantai Amal, dengan maksud agar wisatawan meninap di ressort and cottage yang telah

Pandangan para ahli pendidikan menunjukkan bahwa nilai pendidikan kesehatan dan nilai pendidikan seks yang membedakan dengan sudut pandang ’Aidh Al- qarni dalam bukunya

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis yang bertujuan untuk memahami lebih dalam mengenai makna spiritualitas Begawan Ciptaning

Pada penelitian ini ditemukan bahwa mayoritas siswa Madrasah Aliyah Darussalam Agung Buring Malang mempunyai tingkat adversity quotient yang sedang yaitu dengan persentase

Kandungan metil ester asam lemak dari masing-masing gajih celeng, babi, sapi, ayam dan kambing dikelompokkan dengan menggunakan kemometrika PCA dengan minitab 16.. HASIL

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT,yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul

Secara umum Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa pada pokoknya, hak asasi manusia adalah tidak mutlak dan dapat dibatasi berdasarkan ketentuan Pasal 28J ayat (2) termasuk hak-