• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Risko Perilaku Penggunaan Kelambu Berinsektisida dan Kondisi Fisik Rumah yang Mempengaruhi Kejadian Malaria di Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor Risko Perilaku Penggunaan Kelambu Berinsektisida dan Kondisi Fisik Rumah yang Mempengaruhi Kejadian Malaria di Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

PERILAKU PENGGUNAAN KELAMBU BERINSEKTISIDA

DAN KONDISI FISIK RUMAH TERHADAP KEJADIAN

MALARIA DI KECAMATAN WEWARIA

KABUPATEN ENDE

MARIA SALESTINA SEKUNDA

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(2)

i

TESIS

PERILAKU PENGGUNAAN KELAMBU BERINSEKTISIDA

DAN KONDISI FISIK RUMAH TERHADAP KEJADIAN

MALARIA DI KECAMATAN WEWARIA

KABUPATEN ENDE

MARIA SALESTINA SEKUNDA NIM : 1492161044

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

(3)

ii

TESIS

PERILAKU PENGGUNAAN KELAMBU BERINSEKTISIDA

DAN KONDISI FISIK RUMAH TERHADAP KEJADIAN

MALARIA DI KECAMATAN WEWARIA

KABUPATEN ENDE

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pasca Sarjana Universitas Udayana

MARIA SALESTINA SEKUNDA NIM : 1492161044

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

(4)
(5)

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

(6)

vii

tesis, yaitu Dr.dr Dyah Pradnyaparamita Duarsa, MSi dan Ir. Nengah Sujaya, M.Agr.Sc, Phd, yang telah memberikan saran dan koreksi untuk perbaikan tesis ini.

Terima kasih juga kepada Kemenkes RI bidang PPSDM yang telah memberikan bantuan biaya tugas belajar sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan. Ucapan terima kasih pula kepada Bapak Direktur Poltekkes Kemenkes Kupang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan magister serta Ketua Prodi Keperawatan Ende beserta seluruh teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada penulis. Terima kasih juga kepada ibu Kepala Puskesmas Welamosa dan teman sejawat perawat dan analis serta seluruh responden yang telah memberikan dukungan dan berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian tesis ini.

Akhirnya, penulis ucapkan syukur dan terima kasih kepada Ayahanda Rosi Stephanus, Ibunda (almh) Godeliva D. Senda, Suami tercinta Kristianus M.R. Dekresano dan ketiga anakku tercinta Bryan, Anggy dan Steny, keluarga, sahabat yang telah memberikan semangat dan doa restunya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas belajarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan MIKM Universitas Udayana angkatan VI yang telah memberikan semangat dan kekompakan selama mengiktuti pendidikan.

Semoga Allah Yang Maha Kuasa agar berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini bermanfaat untuk masyarakat dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Denpasar, Agustus 2016 Peneliti

(7)

viii

ABSTRAK

PERILAKU PENGGUNAAN KELAMBU BERINSEKTISIDA DAN KONDISI FISIK RUMAH TERHADAP KEJADIAN

MALARIA DI KECAMATAN WEWARIA KABUPATEN ENDE

Penyakit malaria merupakan salah satu masalah kesehatan di Nusa Tenggara Timur. Di Kabupaten Ende, angka kejadian malaria tahun 2014 berdasarkan nilai

Annual Parasite Malariae sebanyak 19,54% (5.456 kasus). Penelitian ini

mengidentifikasi perilaku penggunaan kelambu berinsektisida dan kondisi fisik rumah terhadap kejadian malaria.

Rancangan penelitian ini case control study dengan jumlah kasus sebanyak 67 orang dan kontrol sebanyak 134 orang. Data dikumpulkan pada bulan April 2016 dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Data dianalisis secara multivariat dengan menggunakan regresi logistik.

Hasil penelitian diketahui kasus dan kontrol sudah komparabel dalam hal jenis kelamin (p=0,1,00), umur (p=0,87), pendidikan (p=0,94) dan pekerjaan (p=0,60). Hasil uji multivariat terdapat 6 variabel yang secara independen merupakan faktor risiko malaria yaitu kebiasaan tidak teratur dalam menggunakan kelambu berinsektisida (OR 4,076; p= 0,001), kondisi kelambu yang robek (OR 2,229; p= 0,027), keadaan lantai yang lembab (OR 3,015; p = 0,015), keadaan langit-langit yang berlubang (OR 2,414; p= 0,045), pencahayaan dalam kamar yang kurang (OR 3,635; p= 0,001), dan keluar ke daerah endemis malaria (OR 3,338; p= 0,003).

Dapat disimpulkan bahwa faktor risiko kejadian malaria di Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende adalah kebiasaan tidak teratur menggunakan kelambu berinsektisida dan kondisi kelambu yang robek, kondisi fisik rumah (lantai, langit-langit dan pencahayaan) yang buruk dan kebiasaan keluar ke daerah endemis malaria. Oleh karena itu perlu upaya promotif berupa penyuluhan tentang malaria dan rumah sehat serta upaya preventif berupa perbaikan kondisi fisik rumah dan lingkungan sekitarnya.

Kata kunci : Malaria, kelambu berinsektisida, kondisi fisik rumah, daerah endemis

(8)

ix

ABSTRACT

THE HABITS OF USING INSECTICIDE-TREATED MOSQUITO NETS AND THE HOUSE PHYSICAL CONDITIONS UPON THE

INCIDENTS OF MALARIA IN THE SUB-DISTRICT OF WEWARIA, THE REGENCY OF ENDE

Malaria up to now still remains one of the health problems in the Eastern Nusa Tenggara. In the district of Ende, the incidence of malaria by 2014 based on the Annual Parasite Malaria was as much as 19.54% (5,456 cases). The purpose of this study was to determine the risk factors for the habits of using insecticide-treated mosquito nets and physical condition of the house, on the incidence of malaria.

The study used a quantitative analytical design with case control study design of the case group as many as 67 people and the control group as many as 134 people. Data on the habits of using insecticide-treated nets variables were collected by using questionnaires and observation while for the variable of house physical conditions were acquired through observation sheets. Data was analyzed by univariate analysis, bivariate analysis was conducted to see the crude odds ratio (OR) and multivariate analysis by using logistic regression and see the score of Adjusted Odds Ratio (OR).

The results showed that most of the respondents were female, mean of age was 38 years old, mostly elementary education, and worked as farmers. Of the 21 variables tested by bivariate analysis there were 13 that categorized into the model. Results of multivariate analysis showed that there were 6 variables that independently were risk factors for malaria in the Sub-district of Wewaria, Ende namely the bad condition of mosquito nets (OR 2.229; p = 0.027), the habits of not using mosquito nets on a regular basis (OR 4,076; p = 0.001), the bad condition of house floor (OR 3,015; p = 0.015), the bad condition of the ceiling of the house (OR 2.414; p = 0.045), less lighting in the room (OR 3,635; p = 0.001), and visit to the malaria-endemic areas (OR 3.338; p = 0.003).

It can be concluded that the risk factors of malaria in the Sub-district of Wewaria, Ende were the habits of not using insecticide-treated nets on a regular basis and the bad condition of nets, the bad condition of house physical (floors, ceiling and lighting) and visit to the malaria-endemic areas. Therefore, it is necessary to encourage promotion, such as education about malaria and healthy homes as well as preventive measures such as improvement of the physical condition of the houses and the surrounding neighborhood.

Keywords: malaria, insecticide-treated bed net usage habits and physical condition of the houses, visit to the malaria endemic areas

(9)

x

Daftar Isi

Halaman

USULAN PENELITIAN ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR SINGKATAN ATAU TANDA ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

2.3 Program Penanggulangan Malaria ... 31

(10)

xi

4.2.2 Populasi Terjangkau ... 34

4.2.3 Sampel Penelitian ... 35

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

4.4 Variabel Penelitian ... 37

4.5 Defenisi Operasional ... 38

4.6 Instrumen Penelitian ... 43

4.7 Prosedur Pengumpulan Data ... 43

4.7.1 Metode Pengumpulan Data ... 43

5.1.1 Karakteristik Responden ... 48

5.1.2 Distribusi Kasus dan Kontrol Berdasarkan Faktor Risiko Perilaku Penggunaan Kelambu ... 49

5.1.3 Distribusi Kasus dan Kontrol Berdasarkan Faktor Risiko Kondisi Fisik Rumah ... 50

5.1.4 Faktor risiko Kejadian Malaria di Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende ... 54

5.1.5 Hasil Analisis Multivariat Perilaku Penggunaan Kelambu Berinsektisida dan Kondisi Fisik Rumah Terhadap Kejadian Malaria ... 59

(11)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 39 Tabel 5.1 Perbandingan Kasus dan Kontrol Berdasarkan

Karakteristik Responden ... 49 Tabel 5.2 Distribusi Kasus dan Kontrol Berdasarkan Faktor

Perilaku Penggunaan Kelambu Berinsektisida ... 50 Tabel 5.3 Distribusi Kasus dan Kontrol Berdasarkan Kondisi Fisik

Rumah ... 50 Tabel 5.4 Faktor Risiko Perilaku Penggunaan Kelambu

dan Kondisi Fisik Rumah Terhadap Kejadian Malaria ... 54 Tabel 5.5 Adjusted OR Faktor Risiko Malaria ... 59

(12)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Faktor Risiko Kejadian Malaria ... 32

(13)

xiv

DAFTAR SINGKATAN ATAU TANDA

SINGKATAN

MDGs : Millennium Development Goals

API : Annual Paracite Incidence

AMI : Annual Malaria Incidence

NTT : Nusa Tenggara Timur

RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah SDM : Sumber Daya Manusia

MBS : Mass Blood Survey

WHO : World Health Organization

GIS : Geographic Information System

KBCU : Kelambu Berinsektisida Celup Ulang KBTL : Kelambu Berinsektisida Tahan Lama TNF : Tumor Nekrosis Faktor

OR : Odds Ratio

SPAL : Saluran Pembuangan Air Limbah

(14)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed Consent

Lampiran 2. Kuesioner dan Lembar Observasi Lampiran 3. Hasil Analisis dengan STATA

Lampiran 4. Surat Permohonan Ethical Clearance

Lampiran 5. Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesbangpolinmas Kabupaten Ende

Lampiran 6. Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Badan Kesbangpolinmas Kabupaten Ende

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit malaria hingga kini masih tetap menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian global bahkan menjadi salah satu target pencapaian dari delapan target pencapaian Millennium Development Goals (MDGs 2015).Hingga akhir tahun 2015 kasus malaria secara global sebanyak 214 juta kasus dengan Annual Paracite Incidence (API) 2,92/1000 penduduk atau di setiap 1000 penduduk di dunia terdapat 3 orang yang menderita malaria (WHO, 2015). Antara tahun 2000 dan 2015, kejadian malaria turun 37% secara global dan tingkat kematian sebesar 60% dan enam (6) negara penyumbang terbesar angka kematian tersebut adalah Nigeria, Republik Kongo, Burkina Faso, Mozambik, Pantai Gading dan Mali (WHO, 2015).

Di Indonesia, penyakit malaria juga masih merupakan prioritas masalah kesehatan utama pada masyarakat (Depkes RI, 1999). Besaran masalah di suatu wilayah ditentukan oleh nilai Annual Parasite Incidence (API) dan Annual

Malaria Incidence (AMI). API adalah jumlah penderita positif malaria per seribu

penduduk dalam satu tahun, sedangkan AMI adalah jumlah penderita malaria klinis per seribu penduduk dalam satu tahun (Depkes RI, 1999). Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 dilaporkan bahwa prevalensi malaria di Indonesia tahun 2013 adalah 6,0 persen. Lima provinsi dengan insiden dan prevalensi tertinggi adalah Papua (9,8% dan 28,6%), Nusa Tenggara Timur (6,8% dan 23,3%), Papua

(16)

2

Barat (6,7% dan 19,4%), Sulawesi Tengah (5,1% dan 12,5%), dan Maluku (3,8% dan 10,7%). Dari 33 provinsi di Indonesia, 15 provinsi mempunyai prevalensi malaria di atas angka nasional, sebagian besar berada di Indonesia Timur (Kemenkes RI, 2013).

Angka kejadian malaria berdasarkan nilai API di Propinsi NTT pada tahun 2013 sebesar 20 per 1000 penduduk menurun menjadi 13 per 1000 penduduk pada tahun 2014 (Profil Kesehatan NTT, 2014). Di Kabupaten Ende, angka kejadian malaria dalam 3 tahun terakhir berdasarkan nilai API masih belum mengalami penurunan yang signifikan dimana tahun 2012 sebanyak 28,15% (9.489 kasus), tahun 2013 sebanyak 25,6% (6.696 kasus) dan tahun 2014 sebesar 19,54% (5.456 kasus). Dari 24 Puskesmas yang berada di kabupaten Ende diketahui bahwa beberapa Puskesmas yang memiliki nilai API malaria tertinggi untuk tahun 2012 adalah Puskesmas Kelimutu 88,7%, Rewarangga 81,5% dan Nangapanda 46,2%. Pada tahun 2013, tiga (3) Puskesmas yang paling tinggi adalah Nangapanda 47,5%, Rewarangga 42,2% dan Welamosa 37,6% dan pada tahun 2014, tiga (3) Puskesmas yang paling tinggi kasus malaria adalah Welamosa 51,0%, Rewarangga 38,0% dan Watuneso 37,0%. Distribusi kasus malaria terjadi hampir di seluruh wilayah Kabupaten Ende dan khusus untuk malaria falciparum yang paling tinggi ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Welamosa yakni sebanyak 496 kasus (Dinkes Kab. Ende, 2015).

Kejadian malaria adalah hasil interaksi antara agent infeksi, respon imun, manajemen dan lingkungan yang terjadi pada inang (Harding, 2003). Faktor

(17)

3

malaria. Faktor agent yaitu parasit plasmodium yang dapat mengakibatkan timbulnnya penyakit malaria pada manusia. Faktor host (inang) berkaitan dengan nyamuk Anopheles dan manusia yang meliputi faktor biologi (umur, jenis kelamin, suku bangsa dan antibodi serta kekebalan tubuh) dan juga di dalamnya adalah perilaku individu. Faktor lingkungan dibedakan menjadi lingkungan fisik, kimia dan biologi serta sosial budaya sebagai aspek luar individu dan agent namun turut sebagai faktor yang menentukan timbulnya penyakit malaria (Susana, 2011). Faktor penting yang berhubungan dengan masalah malaria adalah faktor manusia, dimana faktor perilaku manusia dalam hal pencegahan dan pencarian pengobatan merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan untuk menanggulangi malaria. Perilaku individu yang buruk akan memudahkan dirinya terserang penyakit malaria seperti kebiasaan tidur tanpa menggunakan kelambu berinsektisida, tidak menggunakan losion anti nyamuk atau obat nyamuk bakar, aktivitas di luar rumah pada malam hari, kebiasaan menggantung pakaian dan tidak menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

(18)

4

lebat, rawa-rawa, sungai dan persawahan, genangan air sehingga merupakan tempat yang cocok bagi perindukan nyamuk Anopheles. Kondisi geografis seperti ini secara entomologi meningkatkan perluasan tempat perkembangbiakan vektor malaria. Jenis plasmodium yang umum dijumpai di daerah endemis ini adalah plasmodium vivax dan plasmodium falciparum (Profil Kesehatan NTT, 2013).

Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk menanggulangi permasalahan malaria di Indonesia adalah dengan melaksanakan program kelambunisasi berinsektisida sejak tahun 2003 yang merupakan bantuan proyek The Global Fund

to fight AIDS, Tuberculosis, Malaria (GF ATM). Sejak tahun 2003-2008,

distribusi kelambu rutin di Indonesia mencapai 4 juta kelambu yang dapat melindungi 8-12 juta jiwa (Kemenkes RI, 2014). Kelambu berinsektisida adalah kelambu yang dilapisi dengan insektisida sehingga efektif mencegah penularan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dengan mencegah gigitan nyamuk. Kelambu berinsektisida sangat efektif digunakan di beberapa negara di Afrika dan telah berhasil menurunkan angka kesakitan malaria rata-rata 50% (WHO (2007) dalam Kemenkes RI, 2014).

(19)

5

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan faktor perilaku penggunaan kelambu menunjukkan hasil yang belum konsisten. Penelitian Rubianti (2009) menunjukkan tidak terdapat hubungan antara penggunaan kelambu dengan kejadian malaria sedangkan penelitian Babba (2007), menunjukkan bahwa masyarakat yang memiliki kebiasaan tidur tidak menggunakan kelambu berpeluang menderita penyakit malaria 2,28 kali. Hal ini juga didukung dengan penelitian Adryanto (2010) di Kabupaten Sikka yang menunjukkan bahwa individu yang tidak memakai kelambu berisiko terkena malaria 6 kali dibandingkan dengan individu yang memakai kelambu.

(20)

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut.

1. Apakah faktor perilaku penggunaan kelambu berinsektisida merupakan faktor risiko kejadian malaria di Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende?

2. Apakah faktor kondisi fisik rumah (dinding rumah, lantai rumah, langit-langit rumah, adanya kawat kasa ventilasi dan ventilasi rumah) merupakan faktor risiko kejadian malaria di Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengidentifikasi faktor perilaku penggunaan kelambu berinsektisida dan faktor kondisi fisik rumah terhadap kejadian malaria di kecamatan Wewaria kabupaten Ende.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk membuktikan risiko seperti diuraikan di bawah ini.

1. Faktor perilaku penggunaan kelambu berinsektisida (kebiasaan menggunakan kelambu, cara penggunaan kelambu, perawatan kelambu dan kondisi kelambu) terhadap kejadian malaria di kecamatan Wewaria kabupaten Ende. 2. Faktor kondisi fisik rumah (dinding rumah, lantai rumah, langit-langit rumah,

(21)

7

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan informasi bagi pemerintah dalam membuat strategi dan kebijakan pengendalian malaria.

1.4.2 Manfaat Ilmiah

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah bahwa “ apakah ada hubungan antara kondisi fisik rumah dan perilaku dengan kejadian Tuberkulosis Paru di

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan faktor praktik pencegahan dan kondisi lingkungan rumah dengan kejadian malaria di Desa Jatirejo Kecamatan

Penelitian lain dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah, menunjukkan pengetahuan mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian malaria (p

Kebiasaan keluar rumah pada malam hari merupakan faktor perilaku yang paling dominan mempengaruhi kejadian malaria di desa Banjaretno wilayah kerja Puskesmas Kajoran I

Hubungan faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian malaria di wilayah kerja puskesmas ayah 1 kabupaten kebumen. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh faktor lingkungan dan perilaku terhadap kejadian penyakit malaria di Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal Provinsi

Faktor lingkungan dan prilaku yang berhubungan dengan kejadian malaria di Kecamatan Panyabungan adalah perilaku tidak menggunakan kelambu pada malam hari, tidak

HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUCEPER KOTA TANGERANG ERMA SURYANDARI-25000121183379 2023-SKRIPSI Puskesmas