• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPJPD Kota Pekalongan Tahun DAFTAR ISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RPJPD Kota Pekalongan Tahun DAFTAR ISI"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... ii DAFTAR TABEL ... iv BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 LATAR BELAKANG ... 1 1.2 DASAR PENYUSUNAN... 3

1.3 HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN RPJPD DENGAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH LAINNYA ... 6

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN ... 8

1.5 MAKSUD DAN TUJUAN ... 9

1.5.1 Maksud ... 9

1.5.2 Tujuan ... 9

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ... 10

2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI ... 10

2.1.1 Kondisi Geografis dan Letak Wilayah ... 10

2.1.2 Kondisi Klimatologi ... 11

2.1.3 Kondisi Topografi dan Geohidrologi ... 11

2.1.4 Kondisi Penggunaan Lahan ... 12

2.1.5 Potensi Pengembangan Wilayah ... 12

2.1.6 Kawasan Rawan Bencana ... 14

2.1.7 Kondisi Demografi ... 15

2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ... 15

2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi ... 17

2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial ... 18

2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM ... 22

2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib ... 22

2.3.2 Fokus Urusan Layanan Pilihan ... 80

2.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH ... 89

2.4.1. Ekonomi makro ... 89

2.4.2. Sumber Daya Manusia ... 94

2.4.3. Kesejahteraan Sosial ... 100

2.4.4. Geografis, Spasial dan Infrastruktur ... 105

2.4.5. Posisi Daya Saing Kota Pekalongan ... 109

BAB III ANALISIS ISU STRATEGI ... 112

3.1 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN ... 113

3.1.1 Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama ... 113

3.1.2 Ekonomi ... 115

3.1.3 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. ... 117

(3)

3.1.5. Politik dan Tata Pemerintahan. ... 120

3.1.6 Keamanan dan Ketertiban ... 122

3.1.7. Hukum dan aparatur ... 122

3.1.8. Wilayah dan Tata Ruang ... 123

3.1.9. Sumber daya alam danlingkungan hidup ... 123

3.2 ISU STRATEGIS ... 124

3.2.1. Perdagangan Bebas ... 124

3.2.2. Kualitas SDM Yang Kompetitif Di Era Global... 126

3.2.3. Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (good governance) ... 126

3.2.4. Pemanasan Global dan Pembangunan berbasis ekologi ... 127

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH KOTA PEKALONGAN... 129

4.1 VISI... 129

4.2 MISI ... 131

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH ... 133

5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang .. 133

5.2 Tahapan dan Prioritas ... 135

5.2.1 RPJMD I (Tahun 2005 s.d Tahun 2009)... 135

5.2.2 RPJMD II (Tahun 2010 s.d Tahun 2014)... 140

5.2.3 RPJMD III (Tahun 2015 s.d Tahun 2019) ... 144

5.2.4 RPJMD IV (Tahun 2020 s.d Tahun 2024) ... 148

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Nama dan Luas Kecamatan ... 10

Tabel 2. 2 Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan di Kota Pekalongan 2012 ... 11

Tabel 2. 3 Luas Penggunaan Lahan di Kota Pekalongan 2012 ... 12

Tabel 2. 4 Keadaan Penduduk Kota Pekalongan ... 15

Tabel 2. 5 Jumlah Penduduk Kota Pekalongan Menurut Jenis Kelamin ... 15

Tabel 2. 6 Perbandingan IPM Kota Pekalongan dengan Kabupaten/Kota Sekitar ... 16

Tabel 2. 7 Perkembangan Proporsi Sektor PDRB berdasarkan Harga Konstan Kota PekalonganTahun 2008 – 2012 (%) ... 17

Tabel 2. 8 Pengeluaran Riil Perkapita (Ribu Perbulan) Kota Pekalongan Tahun 2008-2012 ... 17

Tabel 2. 9 Laju Inflasi Kota Pekalongan Tahun 2008-2012 ... 18

Tabel 2.10 Angka Melek Huruf (literacy rate) Kota Pekalongan dan ... 19

Tabel 2. 11 Angka Rata-rata Lama Sekolah Kota pekalongan dan Kabupaten Kota Lain Tahun 2008 – 2012 (tahun) ... 19

Tabel 2. 12 Persentase Penduduk Berumur 15 tahun ke atas menurut tingkat Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan di Kota Pekalongan Tahun 2010-2011 ... 20

Tabel 2.13 Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Tidak Bersekolah Lagi ... 20

Tabel 2.14 Usia harapan Hidup Kota Pekalongan dan Kabupaten Kota Lain ... 21

Tabel 2.15 Perkembangan Perkumpulan Kesenian Kota Pekalongan Tahun 2008 – 2012 ... 21

Tabel 2.16 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) ... 22

Tabel 2.17. Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) ... 23

Tabel 2.18. Perkembangan Angka Putus Sekolah (APS) ... 24

Tabel 2.19. Perkembangan Angka Melanjutkan (AM)... 25

Tabel 2.20. Perkembangan Rasio Siswa terhadap Guru ... 26

Tabel 2.21. Perkembangan Rasio Siswa terhadap Sekolah ... 26

Tabel 2.22. Perkembangan Rasio Siswa terhadap Kelas ... 27

Tabel 2.23. Persentase Guru Layak Mengajar ... 28

Tabel 2.24. Perkembangan Angka Kelulusan ... 28

Tabel 2.25. Perkembangan Persentasi Sekolah Terakreditasi A ... 29

Tabel 2. 26 Rasio pos pelayanan terpadu (posyandu) per satuan balita ... 33

(5)

Tabel 2. 28 Kebutuhan Tenaga Kesehatan di Kota Pekalongan Tahun 2012 ... 34

Tabel 2. 29 Data Saluran Drainase Di Wilayah Kota Pekalongan ... 37

Tabel 2. 30 Rencana Kebutuhan Unit Perumahan di Kota Pekalongan ... 40

Tabel 2. 31 Tata Guna Lahan di Kota Pekalongan Tahun 2011-2012 ... 47

Tabel 2. 32 Banyaknya Kendaraan Bermotor Di Kota Pekalongan ... 49

Tabel 2. 33 Banyaknya Bus di Terminal Pekalongan Tahun 2008-2012 ... 49

Tabel 2.34 Banyaknya Penumpang Yang Naik Kereta Api Melalui Stasiun KA Pekalongan Tahun 2008-2012 ... 50

Tabel 2. 35 Lalu Lintas Pelabuhan Laut Di Pelabuhan Nusantara Pekalongan ... 51

Tabel 2. 36 Banyaknya Kapal & Pelayar Yang Keluar dan Masuk ... 51

Tabel 2. 37 Jumlah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL ) di Kota Pekalongan ... 53

Tabel 2.38 Jumlah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL ) Biogas Ternak di Kota Pekalongan ... 53

Tabel 2.39 Jumlah Prasarana dan Sarana serta Kondisi Persampahan di Kota Pekalongan Tahun 2008-2012 ... 54

Tabel 2. 40 Sertifikasi Tanah di Kota Pekalongan Tahun 2008-2012 (unit)... 55

Tabel 2. 41 Indikator Kependudukan ... 55

Tabel 2. 42 Perkembangan Pencapaian PB (Peserta Baru) bila dibandingkan dengan PPM/Target Tahun 2007-2011 ... 58

Tabel 2. 43 Perkembangan Pembangunan Keluarga Berencana dan... 59

Tabel 2. 44 Kategori dan Jumlah PMKS di Kota Pekalongan ... 59

Tabel 2. 45 Jumlah PSKS di Kota Pekalongan Tahun 2008 - 2012 ... 60

Tabel 2. 46 Kondisi Ketenagakerjaan di Kota Pekalongan Tahun 2008-2012 ... 60

Tabel 2.47 Persentase (%) Tenaga Kerja menurut Lapangan Pekerjaan di Kota Pekalongan Tahun 2009-2012 ... 61

Tabel 2. 48 Banyaknya Penempatan Tenaga Kerja ... 61

Tabel 2. 49 Banyaknya Pencari Kerja Baru Yang Mendaftarkan Diri ... 61

Tabel 2. 50 Banyaknya Peserta dan Lulusan BLK ... 62

Tabel 2. 51 Banyaknya Serikat Pekerja/ Buruh ... 63

Tabel 2. 52 Banyaknya Perselisihan Hubungan Kerja dan Kecelakaan Kerja (PHI) ... 63

Tabel 2. 53 Perkembangan Jumlah Koperasi dirinci Menurut Kategori Koperasi ... 63

Tabel 2. 54 Jumlah Anggota Koperasi dan Posisi Keuangan Koperasi ... 64

Tabel 2. 55 Jumlah UKM, Tenaga Kerja dan Nilai Investasi UKM di Kota Pekalongan Tahun 2011 ... 64

(6)

Tabel 2.57 Banyaknya Tindak Kejahatan yang Terjadi di Kota Pekalongan (Kasus) .... 68

Tabel 2.58 Jumlah Kecamatan, Kelurahan Dan Penduduk ... 69

Tabel 2. 59 Gambaran Ringkas tentang Keuangan Daerah Kota Pekalongan ... 72

Tabel 2. 60 Banyaknya PNS Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 73

Tabel 2. 61 Neraca Bahan Pangan Kota Pekalongan Tahun 2007-2011 ... 74

Tabel 2. 62 Data Skor Pola Pangan Harapan ... 76

Tabel 2. 63 Perkembangan Pemanfaatan jaringan intranet dan internet... 79

Tabel 2. 64 Perkembangan sub domain pada website Kota Pekalongan... 79

Tabel 2. 65 Perkembangan sub domain pada website Kota Pekalongan... 79

Tabel 2. 66 Perkembangan penggunaan open source software ... 79

Tabel 2. 67 Banyaknya Produksi Buah-Buahan (Kw) Kota Pekalongan Tahun 2008-2012 ... 80

Tabel 2. 68 Populasi Ternak di Kota Pekalongan Tahun 2008-2012 ... 80

Tabel 2. 69 Populasi Unggas Kota Pekalongan Tahun 2008-2012 ... 81

Tabel 2. 70 Perkembangan Hasil Produksi Peternakan 2008-2012 ... 81

Tabel 2. 71 Banyaknya Pengusaha Peternakan Kota Pekalongan Tahun 2008-2012 ... 81

Tabel 2. 72. Jumlah Kunjungan Wisata dan Pendapatan Daerah dari Obyek Wisata ... 83

Tabel 2. 73 Produksi Ikan dan Nilai Produksi Perikanan Laut ... 84

Tabel 2. 74 Produksi Perikanan Air Payau (Tambak) Menurut Jenis Ikan... 84

Tabel 2. 75 Produksi Perikanan Darat (Kolam) Menurut Jenis Ikan ... 85

Tabel 2. 76 Target Produksi Perikanan Budidaya Di Kota Pekalongan ... 85

Tabel 2. 77 Nilai Produksi Perikanan Ikan Hias Tahun 2008-2012 ... 86

Tabel 2. 78 Produksi Pengolahan Ikan Menurut Jenis Pengolahan ... 87

Tabel 2. 79 Banyaknya Pasar dan Pedagang di Kota Pekalongan ... 87

Tabel 2.80 Perkembangan Proporsi Sektor PDRB berdasarkan Harga Konstan Kota Pekalongan Tahun 2008 – 2012 (%) ... 89

Tabel 2.81 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekalongan dan Beberapa Wilayah Pembandingnya, 2001-2012 (%) ... 90

Tabel 2.82 Pangsa PDRB Kota Pekalongan dan Beberapa Wilayah Pembandingnya terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah, 2001-2011 (%) ... 90

Tabel 2.83 Nilai dan Rata-rata Laju Pertumbuhan Pendapatan per Kapita Riil Kota Pekalongan dan Beberapa Wilayah Pembandingnya, 2001-2011 ... 91

Tabel 2.84 Pangsa PAD dan Tax Ratio Kota Pekalongan dan Beberapa Wilayah Pembandingnya, 2001-2012 (%) ... 92

(7)

Tabel 2.85. Rasio Ketergantungan terhadap Dana Perimbangan dan Pangsa Belanja Pegawai terhadap Total Belanja APBD Kota Pekalongan dan Beberapa Wilayah Pembandingnya, 2001-2012 (%) ... 93 Tabel 2.86 Perkembangan Indeks Kapasitas Fiskal Kota Pekalongan dan Beberapa Wilayah Pembandingnya, 2006-2012 ... 94 Tabel 2.87 Perkembangan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Pekalongan dan Beberapa Wilayah Pembandingnya, 2001-2012 ... 95 Tabel 2.88 Rasio Ketergantungan Penduduk Kota Pekalongan dan Beberapa Wilayah Pembandingnya, 2005, 2010 dan 2012 ... 96 Tabel 2.89 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Pekalongan dan Beberapa Wilayah Pembandingnya, 2004-2011 ... 97 Tabel 2.90 Perkembangan Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kota Pekalongan dan Beberapa Wilayah Pembandingnya, 2004-2011 ... 97 Tabel 2.91 Perkembangan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kota Pekalongan dan Beberapa Wilayah Pembandingnya, 2004-2011 ... 99 Tabel 2.92 Perkembangan Indikator Ketenagakerjaan di Kota Pekalongan dan Beberapa Wilayah Pembandingnya, 2006-2012 (%) ... 100 Tabel 2.93. Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kota Pekalongan dan Beberapa Wilayah Pembandingnya, 2002-2011 ... 101 Tabel 2.94. Perkembangan Batas Garis Kemiskinan di Kota Pekalongan dan Beberapa Wilayah Pembandingnya, 2002-2011 ... 102 Tabel 2.95 Perkembangan Angka Melek Huruf(AMH) di Kota Pekalongan dan Beberapa Wilayah Pembandingnya, 2002-2011 ... 103 Tabel 2.96. Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah(RLS) di Kota Pekalongan dan Beberapa Wilayah Pembandingnya, 2002-2011 ... 104 Tabel 2.97 Perkembangan Angka Harapan Hidup (AHH) di Kota Pekalongan dan Beberapa Wilayah Pembandingnya, 2002-2011 ... 105 Tabel 2.98. Perkembangan Kepadatan Penduduk di Kota Pekalongan dan Beberapa Wilayah Pembandingnya, 2000-2012 (jiwa/km2) ... 106 Tabel 2.99. Perkembangan Panjang Jalan Kabupaten yang Rusak plus Rusak Berat di Kota Pekalongan dan Beberapa Wilayah Pembandingnya, 2005-2011 .... 107 Tabel2.100.Perkembangan Rasio Panjang Jalan Kabupaten/Kota terhadap Luas Wilayah di Kota Pekalongan dan Beberapa Wilayah Pembandingnya, 2005-2011 108 Tabel 2.101.Perkembangan Tingkat Hunian Kamar (THK) dan Rata-rata Lama Menginap (RLM) di Hotel Bintang dan Hotel Melati di Kota Pekalongan dan Beberapa Wilayah Pembandingnya, 2005-2011 ... 109

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun, sedangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah dengan jangka waktu 5 (lima) tahun. Dalam Undang Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pada pasal 150 ayat 4 poin b dan c, dinyatakan bahwa penyusunan RPJMD yang merupakan penjabaran visi, misi, dan program dari kepala daerah terpilih, berpedoman pada RPJPD. Oleh karena itu RPJPD merupakan suatu dokumen yang sangat penting bagi arah pembangunan daerah dan menjadi pedoman bagi kepala daaerah terpilih untuk menjabarkan visi, misi dan program pembangunan dalam jangka waktu lebih pendek dan terperinci seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap Pemerintah Daerah diharuskan menyusun rencana pembangunan yang sistematis, terarah, terpadu dan berkelanjutan dengan mempertimbangkan keunggulan komparatif wilayah dan kemampuan sumberdaya keuangan daerah.Penyusunan rencana pembangunan daerah seperti diamanahkan dalam UU Nomor 25 tahun 2004 ini bertujuan untuk mewujudkan pembangunan daerah yang berkelanjutan (sustainable development), melalui perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang terpadu, transparan, akuntabel, dan demokratis. Esensi pelaksanaan pembangunan daerah merupakan suatu upaya penyelenggaraan pembangunan di daerah dalam rangka meningkatkan pelayanan publik dalam tata pemerintahan daerah.

Dalam ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, khususnya pada pasal 23 ayat 2, menyatakan bahwa Rancangan RPJPD kabupaten/kota disusun:

1) Mengacu pada RPJPN dan RPJPD provinsi; 2) Berpedoman pada RTRW kabupaten/kota; dan

3) Memperhatikan RPJPD dan RTRW kabupaten/kota lainnya.

Selanjutnya pada pasal 25 dijelaskan bahwa penyusunan RPJPD Kabupaten/Kota :

(9)

1) Mengacu RPJPN dan RPJPD provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf a, dilakukan melalui penyelarasan antara visi, misi, arah dan kebijakan pembangunan jangka panjang kabupaten/ kota dengan visi, misi, arah, tahapan dan prioritas pembangunan jangka panjang nasional dan provinsi.

2) Berpedoman pada RTRW kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf b, dilakukan melalui penyelarasan antara visi, misi, arah dan kebijakan pembangunan jangka panjang daerah kabupaten/kota dengan arah dan kebijakan RTRW kabupaten/kota. 3) Memperhatikan RPJPD dan RTRW kabupaten/kota lainnya

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf c, dilakukan melalui penyelarasan antara arah dan kebijakan pembangunan jangka panjang daerah dan pemanfaatan struktur serta pola ruang kabupaten/ kota lain sekitarnya.

Kota Pekalongan dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Pengubahan Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Kota-kota Besar dan Kota-kota Kecil di Jawa. Penetapan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tersebut menandakan Kota Pekalongan resmi menjadi daerah yang mandiri dan berhak mengatur daerahnya sendiri.

Kota Pekalongan merupakan salah satu Kota dari 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. Luas Kota Pekalongan 45,25 km2 atau 0,14% dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah. Wilayah Kota Pekalonganmerupakan dataran rendah di pantai utara Pulau Jawa, dengan ketinggian ± 1 m di atas permukaan laut dan posisi geografis antara 6o50‟42‟‟ – 6o55‟44‟‟ Lintang Selatan (LS) dan 109o37‟55‟‟ – 109o42‟19‟‟ Bujur Timur (BT). Secara administratif Kota Pekalongan terbagi menjadi empat Kecamatan, yaitu Pekalongan Utara (14,88 km2), Pekalongan Selatan (10,80 km2), Pekalongan Barat (10,05 km2), dan Pekalongan Timur (9,52 km2). Kota Pekalongan berbatasan sebelah utara dengan Laut Jawa, sebelah selatan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang, sebelah barat dengan Kabupaten Pekalongan, dan pada sebelah Timur dengan Kabupaten Batang.

Kesejahteraan, kemakmuran dan kemandirian menjadi tujuan pembangunan. Namun setiap daerah memiliki modal, faktor pendukung dan menghadapi tantangan yang berbeda dalam mewujudkannya. Kesejahteraan yang semakin tinggi dan adil bagi masyarakat Kota Pekalongan, merupakan tujuan pembangunan Kota Pekalongan.

Kesejahteraan masyarakat sangat ditentukan oleh daya saing dan kohesi sosial di daerah itu. Daya saing dan kohesi sosial tidak saja dipengaruhi oleh sumber daya alam yang dimiliki sebuah daerah, akan tetapi juga ditentukan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-base economy) dan pembangunan masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-base society). Daya saing dan kohesi sosial

(10)

disamping disebabkan oleh SDM yang terdidik, kreatif, dan terampil; infrastruktur; pemerintahan dan kelembagaan yang mendukung; modal sosial; kepemimpinan dan kepeloporan dalam pemajuan sosial budaya masyarakat; sangat ditentukan oleh sistem inovasi yang efektif dalam mengatasi permasalahan pembangunan, mengatasi isu-isu kontekstual dan kecenderungan dan tantangan universal. Dalam Undang Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, pada Bagian Bab IV.1.2 dalam mewujudkan bangsa yang berdaya saing, dinyatakan bahwa penguatan sistem inovasi adalah dalam rangka mendorong pembangunan ekonomi yang berbasis pengetahuan.Sementara itu dalam Undang Undang Nomor 32 tahun 2004, menyebutkan tujuan otonomi daerah adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah (Pasal 2, Ayat 3). Kepala daerah dan wakil kepala daerah mempunyai kewajiban antara lain: memajukan dan mengembangkan daya saing daerah (Pasal 27, Ayat 1, butir g).

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 (Perpres No.32/2011) adalah arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia untuk periode tahun 2011 s/d tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan RPJPN 2005-2025. Dokumen MP3EI menjadi acuan untuk penyusunan kebijakan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota terkait.

Perlunya penguatan sistem inovasi daerah secara terarah dan berkesinambungan dilakukan dalam rangka peningkatan kapasitas pemerintahan daerah, daya saing daerah, dan pelaksanaan MP3EI 2011-2025, seperti dinyatakan dalam Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 03 Tahun 2012 dan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah.

1.2 DASAR PENYUSUNAN

RPJPD Kota Pekalongan Tahun 2005-2025 disusun dengan berlandaskan pada:

1. Undang – Undang No.10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah (Himpunan Peraturan-peraturan Negara Tahun 1950 Halaman 86 – 92);

2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Jogjakarta, sebagaimana telah diubah dengan undang nomor 13 Tahun 1954 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Kota-kota Ketjil di Djawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551);

(11)

3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84 dan tambahan lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4219)

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan, Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan dan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3381);

10. Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663};

11. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan

(12)

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107);

15. Peraturan Presiden Nomor 32 tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011 – 2025. 16. Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri

Dalam Negeri Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 484);

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2003 tentang Rencana Strategis (RENSTRA) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 – 2008 (Lembaran Derah Provinsi Jateng Tahun 2003 Nomor 109);

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006 Nomor 8 Seri E );

20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD Provinsi Jawa Tengah) Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9);

21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 6 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28);

(13)

22. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan, Nomor 5 Tahun 1992 tentang ”Pekalongan Kota Batik“ sebagai Sesanti Masyarakat dan Pemerintah Tingkat Kotamadya Pekalongan dalam membangun Masyarakat, Kota dan Lingkungannya (Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan Tahun 1992 Nomor 13 Seri D Nomor 8); 23. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 30 Tahun 2011 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota PekalonganTahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Kota Pekalongan Tahun 2011 Nomor 32)

1.3 HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN RPJPD DENGAN DOKUMEN

RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH LAINNYA

Pemerintah daerah dalam membuat perencanaan pembangunannya wajib menyusun 6 (enam) jenis dokumen perencanaan dan penganggaran, yaitu RPJPD, RPJMD, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD).

Dari segi waktu, dokumen tersebut dapat dibagi menjadi tiga, yaitu dokumen perencanaan jangka panjang (20 tahun) yang terdiri dari RPJPD dan RTRW, dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang meliputi RPJMD dan Renstra SKPD, serta dokumen perencanaan jangka pendek (1 tahun) yang mencakup RKPD dan Renja SKPD.

RPJPD merupakan arah, tujuan dan kondisi yang diinginkan dalam jangka panjang pembangunan daerah yang dituangkan dalam visi, misi dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah.

Program Pembangunan yang disusun oleh Kepala Daerah harus berpedoman pada RPJPD dengan memperhatikan RPJMN. RPJMD yang dijabarkan dalam RKPD dan menjadi pedoman bagi SKPD dalam menyusun Renstra, Renja dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). Dari RKPD dan RKA SKPD inilah selanjutnya disusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD).

Dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran bersifat hirarkis, artinya dokumen yang jangka waktunya lebih panjang menjadi rujukan bagi dokumen yang jangka waktunya lebih pendek dan dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah yang lebih tinggi menjadi rujukan bagi dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah di bawahnya. Skema kedudukan RPJPD dengan dokumen perencanaan lainnya disajikan dalam Gambar 1.1.

Perencanaan pembangunan Kota Pekalongan tidak terlepas dari hierarki perencanaan pembangunan provinsi dan nasional, yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut Pemerintah Daerah, diamanatkan

(14)

menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang merupakan dokumen perencanaan pembangunan untuk periode 20 (dua puluh) tahun. Dalam rangka pengintegrasian perencanaan pembangunan tersebut, maka penyusunan RPJPD Kota Pekalongan Tahun 2005-2025 mengacu pada arah RPJPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 dan RPJP Nasional Tahun 2005-2025.

Selanjutnya RPJPD Kota Pekalongan Tahun 2005-2025, akan digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Pekalongan pada setiap jangka waktu 5 (lima) tahunan dalam kurun waktu tahun 2005 sampai dengan tahun 2025.

RPJPD Kota Pekalongan Tahun 2005-2025 merupakan perencanaan yang bersifat makro serta memuat visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjang daerah. Dalam proses penyusunannya dilakukan secara partisipasif dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pembangunan daerah, serta mempedomani Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Pekalongan Tahun 2005-2010 berlaku sampai dengan tahun 2010, sehingga akan diperhatikan dalam penyusunan RPJPD Kota Pekalongan Tahun 2005-2025. Di samping itu, penyusunan RPJPD Kota Pekalongan Tahun 2005 – 2025 juga memperhatikan dokumen perencanaan wilayah sekitar, yaitu RPJPD Kabupaten Pekalongan dan RPJPD Kabupaten Batang, serta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pekalongan dan RTRW Kabupaten Batang, untuk menjamin adanya sinergitas pembangunan dengan wilayah sekitarnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan tersebut adalah:

1) Rencana pengembangan fungsi jalan, termasuk di dalamnya pengembangan jalan arteri primer dan jalan lingkar;

2) Rencana pengembangan jalur perkeretaapian;

3) Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana sumber daya air; 4) Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana pengelolaan

lingkungan yang digunakan lintas wilayah administratif; 5) Kawasan strategis kepentingan pertumbuhan ekonomi;

(15)

Gambar 1.1. Kedudukan RPJPD dalam Dokumen Rencana Pembangunan.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

RPJPD Kota Pekalongan Tahun 2005-2025 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab Pendahuluan ini berisi tentang pengantar penyusunan RPJPD Kota Pekalongan yang menguraikan tentang latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen RPJPD dengan dokumen rencana pembangunan daerah lainnya, sistematika penulisan serta maksud dan tujuan. Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Pada Bab ini diuraikan mengenai gambaran umum kondisi Kota Pekalongan yang terbagi dalam aspek geografis dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum serta aspek daya saing Daerah.

BAB III Analisa Isu-Isu Strategis

Menguraikan tentang permasalahan pembangunan daerah dan Isu strategis pembangunan jangka panjang, yaitu penyediaan infrastruktur kota yang berwawasan lingkungan, perdagangan, kualitas sumber daya manusia yang kompetitif dan terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik.

Bab IV Visi dan Misi Kota Pekalongan

Pembahasan Bab ini di uraikan dalam 3 (tiga) sub bahasan yakni; (1) Uraian tentang visi beserta jabaran atas visi, yang memberikan penjelasan atas kata-kata kunci dalam pernyataan visi; (2) Uraian tentang misi pembangunan jangka panjang Kota Pekalongan. Pada sub bagaian diawali dengan uraian mengenai

(16)

misi beserta penjelasan sasaran atau indikasi-indikasi capaian yang tertuang dalam misi dan langkah-langkah pencapaian, yang menunjukkan langkah bagaimana mencapai misi yang dijalankan.; (3) Uraian tentang tujuan dan sasaran pembangunan.

BAB V Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Bab ini menguraikan tentang sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah untuk masing-masing misi serta tahapan dan prioritas pembangunan Kota Pekalongan 2005-2025.

Bab VI Kaidah Pelaksanaan

Pada bab ini membahas kaidah pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Pekalongan 2005-2025.

1.5 MAKSUD DAN TUJUAN

1.5.1 Maksud

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Pekalongan dimaksudkan untuk memberikan arah dan menjadi acuan bagi Kepala Daerah dalam menjabarkan visi, misi, program pembangunan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah yang disepakati bersama sehingga seluruh upaya yang dilakukan bersifat kontiniu, integratif, sinergis, koordinatif dan saling melengkapi.

1) Memberikan arah dan tujuan jangka panjang pembangunan daerah melalui Visi dan Misi Pembangunan Jangka Panjang Daerah.

2) Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara RPJMD 5 (lima) tahun pertama, kedua, ketiga dan keempat secara berkesinambungan.

3) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antarpelaku pembangunan jangka panjang secara berkelanjutan.

4) Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efektif, efisien dan berkeadilan dalam jangka panjang secara berkelanjutan.

5) Menciptakan sinergisitas pelaksanaan pembangunan antardaerah, antarwilayah, antarsektor pembangunan dan antar tingkat pemerintah dalam jangka panjang secara berkelanjutan

6) Memberikan tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja 5 (lima) tahunan setiap kepala daerah dan satuan kerja perangkat daerah.

1.5.2 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dengan penyusunan RPJPD Kota Pekalongan Tahun 2005–2025 adalah tersedianya dokumen perencanaan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun yang merupakan pedoman bagi penyusunan RPJMD yang memuat visi, misi, dan arah kebijakan program kepala daerah terpilih.

(17)

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

2.1.1 Kondisi Geografis dan Letak Wilayah

Kota Pekalongan terletak di Pantai Utara Pulau Jawa, dengan orbitasi antara 6°50‟44‟‟-6°55‟44‟‟ Lintang Selatan dan 109°37‟55‟‟-109°42‟19‟‟ Bujur Timur. Batas-batas wilayah administratif Kota Pekalongan sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan Laut Jawa;

 Sebelah Timur berbatasan Kabupaten Batang;

 Sebelah Selatan berbatasan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang.

 Sebelah Barat adalah Kabupaten Pekalongan.

Jarak terjauh dari Utara ke Selatan ± 9 Km dan dari Barat ke Timur ± 7 Km. Secara administratif Kota Pekalongan terbagi menjadi 4 kecamatan dan 47 kelurahan, masing-masing sebagai berikut :

a. Kecamatan Pekalongan Barat, terdiri dari 13 kelurahan; b. Kecamatan Pekalongan Timur, terdiri dari 13 kelurahan; c. Kecamatan Pekalongan Selatan, terdiri dari 11 kelurahan; d. Kecamatan Pekalongan Utara, terdiri dari 10 kelurahan.

Tabel 2. 1 Nama dan Luas Kecamatan

No Kecamatan Luas (Km2)

1 Kecamatan Pekalongan Barat 10,5 2 Kecamatan Pekalongan Timur 9,52 3 Kecamatan Pekalongan Selatan 10,80 4 Kecamatan Pekalongan Utara 14,88

TOTAL (Km2) 45,25

(18)

Gambar 2. 1 Peta Administrasi Kota Pekalongan

2.1.2 Kondisi Klimatologi

Selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2008-2012) jumlah hari hujan dan curah hujan paling banyak terjadi pada tahun 2010, masing-masing 153 hari dan 2.396 mm. Selama tahun 2012 jumlah hari hujan sebanyak 95 hari dan curah hujan sebanyak 21.1554 mm. Hari hujan dan curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Januari yaitu 22 hari dan 366 mm.

Tabel 2. 2 Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan di Kota Pekalongan 2012

No Bulan Hari Hujan Curah Hujan (mm)

1 Januari 22 14 2 Pebruari 15 19 3 Maret 14 222 4 April 11 320 5 Mei 3 208 6 Juni 3 366 7 Juli - - 8 Agustus - - 9 September 1 8 10 Oktober 4 36 11 Nopember 10 145 12 Desember 12 216 Jumlah 95 1.554 2011 102 2.381 2010 153 2.396 2009 96 1.756 2008 116 2.084

(19)

2.1.3 Kondisi Topografi dan Geohidrologi

Topografis Kota Pekalongan dengan luas wilayah 4.525 ha , terletak di dataran rendah pantai Utara Pulau Jawa dengan ketinggian lahan antara 0 - 6 meter dpl dengan keadaan tanah berwarna agak kelabu. Jenis tanah aluvial kelabu kuning dan aluvial yohidromorf. Keseluruhan wilayah berada pada kemiringan lereng 0-8 %.

Di Kota Pekalongan ini terdapat 3 sungai utama yang mengaliri Kota Pekalongan, yaitu Sungai Pekalongan di wilayah tengah Kota, Sungai Banger di wilayah timur Kota, dan Sungai Meduri di wilayah barat Kota.

2.1.4 Kondisi Penggunaan Lahan

Dari luas Kota Pekalongan seluas 4.525 ha, lahan yang digunakan untuk tanah sawah seluas 1.238 ha dan tanah kering seluas 3.287 ha. Tanah sawah di kota Pekalongan sebagian besar sudah memiliki irigasi teknis seluas 1.046 ha. Sedangkan lahan kering dipergunakan untuk pemukiman, bangunan dan pekarangan seluas 2.561 ha, tegalan seluas 299 ha, rawa-rawa yang tidak ditanami seluas 171 ha, lahan pertambakan seluas 163 ha, dan penggunaan lainnya seluas 83 ha.

Tabel 2. 3 Luas Penggunaan Lahan di Kota Pekalongan 2012

No Kecamatan Tanah sawah (Ha) Tanah Kering (Ha) Jumlah (Ha)

1 Kecamatan Pekalongan Barat 142 863 1.005 2 Kecamatan Pekalongan Timur 341 611 952 3 Kecamatan Pekalongan Selatan 418 662 1.080 4 Kecamatan Pekalongan Utara 337 1.151 1.488

TOTAL (Ha) 1.238 3.287 4.525

2011 1.248 3.277 4.525

2010 1.260 3.265 4.525

2009 1.266 3.259 4.525

2008 1.266 3.242 4.525

Sumber: Kota Pekalongan Dalam Angka Tahun 2012

2.1.5 Potensi Pengembangan Wilayah

Potensi pengembangan wilayah Kota Pekalongan untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya kota adalah kawasan wilayah kota yang diperuntukkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi

(20)

dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Hal ini tertuang dalam rencana tata ruang wilayah Kota Pekalongan 2009-2029 meliputi:

1) Kawasan Peruntukan Perumahan;

Merupakan pengembangan perumahan diarahkan pada intensitas pemanfaatan lahan berdasarkan kepadatannya dengan pengembangan hunian vertikal dan penataan dan peremajaan kawasan perumahan padat tidak teratur.

2) Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa;

Merupakan kawasan yang diperuntukkan sebagai pasar tradisional, pusat perbelanjaan modern, toko dan ritel modern; dan perdagangan dan jasa lainnya.

3) Kawasan Peruntukkan Industri;

Merupakan kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan industri menengah dan besar, kawasan industri kreatif, dan industri kecil dan rumah tangga.

4) Kawasan Peruntukkan Pariwisata;

Pengembangan kawasan peruntukkan pariwisata meliputiWisata Budaya, Wisata Alam, Budaya dan Wisata Buatan di Kota Pekalongan. Pengembangan pariwisata budaya di Kawasan Kota Lama, Kelurahan Krapyak Kidul, Kelurahan Krapyak Lor dan di Kelurahan Sapuro, pengembangan pariwisata alam berupa wisata pantai dan wisata sungai di Kelurahan Krapyak Lor dan Kelurahan Panjang Wetan, wisata sungai di sepanjang Sungai Pekalongan sampai ke pantai, pengembangan pariwisata buatan, berupa wisata belanja batik dan kerajinan tenun di Kelurahan Bendan, Kelurahan Kergon, Kelurahan Medono, Kelurahan Sampangan, Kelurahan Kauman, Kelurahan Dekoro, Kelurahan Karangmalang, Kelurahan Sokorejo, Kelurahan Baros dan Kelurahan Gamer.

5) Kawasan Peruntukkan Perkantoran dan fasilitas sosial;

Pengembangan Kawasan Perkantoran dan fasilitas sosial meliputi kawasan perkantoran pemerintah dan swasta.

6) Kawasan Peruntukkan Pertahanan dan Keamanan;

Merupakan kawasan yang peruntukkannya di fungsikan sebagai kawasan pertahanan dan keamanan.

7) Kawasan peruntukan bagi Ruang Terbuka Non Hijau;

Merupakan kawasan yang meliputi kawasan komersial dan perkantoran yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat berinteraksi masyarakat dan layak anak.

8) Kawasan peruntukan Ruang Untuk Sektor Informal;

Merupakan sektor yang direncanakan untuk kegiatan sektor informal dengan anfaatan ruang terbuka publik untuk kegiatan sektor informal dengan pembatasan area dan pengaturan waktu berdagang,

(21)

mengoptimalkan fungsi pasar, dan mengintegrasikan kegiatan sektor informal dengan sektor formal.

9) Kawasan Peruntukkan Ruang Evakuasi Bencana;

Kawasan ruang evakuasi bencana merupakan kawasan yang diperuntukkan sebagai ruang evakuasi penduduk Kota pekalongan apabila terjadi bencana. Kawasan ruang evakuasi ini terdiri atas: a. Ruang evakuasi bencana banjir;

b. Ruang evakuasi bencana rob; dan c. Ruang evakuasi bencana abrasi; 10) Kawasan Peruntukkan Perikanan.

Merupakan kawasan peruntukan perikanan yang meliputi: a. Kawasan peruntukan perikanan tangkap;

b. Kawasan peruntukan perikanan budidaya;

c. Kawasan peruntukan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan

2.1.6 Kawasan Rawan Bencana

Kawasan rawan bencana alam adalah kawasan-kawasan di Kota Pekalongan yang rawan bencana alam dan bencana alam geologi, yang meliputi: Rawan bencana rob; dan Rawan bencana banjir. Kawasan rawan bencana rob seluas kurang lebih 800 Ha terdapat disebagian wilayah Kecamatan Pekalongan Utara meliputi Kelurahan Krapyak Kidul, Kelurahan Krapyak Lor, Kelurahan Kandang Panjang, Kelurahan Pajang Wetan, Kelurahan Panjang Baru,Kelurahan Dukuh, Kelurahan Pabean dan Kelurahan Bandengan. Kawasan rawan bencana banjir seluas kurang lebih 1000 Ha terdapat di sebagian wilayah Kecamatan Pekalongan Barat meliputi Kelurahan Kramat Sari, Kelurahan Bendan, Kelurahan Podosugih, Kelurahan Medono, Kelurahan Tirto, Tegalrejo dan Kelurahan Pasir Sari; sebagian wilayah Kecamatan Pekalongan Selatan meliputi Kelurahan Kradenan, Kelurahan Buaran, Kelurahan Banyu Urip Ageng dan Kelurahan Banyu Urip Alit. Kawasan rawan bencana alam geologi

merupakan kawasan rawan bencana abrasi seluas kurang lebih 35 Ha terdapat di sepanjang pantai Pekalongan meliputi Kelurahan Bandengan, Kelurahan Kandang Panjang, Kelurahan Panjang Baru, Kelurahan Panjang Wetan, Kelurahan Krapyak Lor dan Kelurahan Degayu

(22)

2.1.7 Kondisi Demografi

Jumlah penduduk Kota Pekalongan pada tahun 2012 adalah 290.347 jiwa., terdiri dari 145.130 laki-laki (49,98 %) dan 145.217 perempuan (50,02 %). Sedangkan banyaknya rumah tangga adalah 73.874. Kepadatan penduduk di Kota Pekalongan cenderung meningkat sering dengan kenaikan jumlah penduduk. Paling padat terjadi di Kecamatan Pekalongan Barat hampir mencapai 9 ribu jiwa per kilometer. Rasio ketergantungan (Dependency Ratio) Kota Pekalongan cukup kecil, hal ini disebabkan karena jumlah penduduk usia 15-64 tahun lebih besar dari penduduk usia 0-14 tahun dan 65 tahun keatas.

Tabel 2. 4 Keadaan Penduduk Kota Pekalongan Tahun 2008-2012

Indikator 2008 2009 2010 2011 2012

Luas Daerah (Km²) 45,25 45,25 45,25 45,25 45,25 Jumlah Penduduk 273.911 276.158 282.851 285.098 290.347 Kepadatan Penduduk (per

Km²)

6.053 6.103 6.251 6.301 6.417

Jumlah Rumah Tangga 67.675 68.432 69.253 70.084 73.874

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, 2013

Tabel 2. 5 Jumlah Penduduk Kota Pekalongan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008-2012

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Kecamatan Pekalongan Barat 45.646 45.627 91.273

2 Kecamatan Pekalongan Timur 31.874 32.184 64.058

3 Kecamatan Pekalongan Selatan 29.013 28.434 57.447

4 Kecamatan Pekalongan Utara 38.597 38.972 77.569

Jumlah 145.130 145.217 290.347

2011 142.924 142.174 285.098

2010 141.775 141.076 282.851 2009 134.332 141.826 276.158 2008 133.215 140.696 273.911 Sumber: Kota Pekalongan Dalam Angka Tahun 2012

(23)

2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Aspek kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu aspek yang diukur dalam keberhasilan pembangunan, baik secara kuantitas maupun kualitas. Salah satu indicator dalam mengukur peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama peningkatan kualitas hidup masyarakat adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

IPM Kota Pekalongan dari tahun 2008 – 2012 mengalami peningkatan. tahun 2008 IPM sebesar 73,4 meningkat pada tahun 2012 menjadi 75,25 lebih tinggi dari IPM Jawa Tengah sebesar 73,36. Berikut ini komposisi IPM di Kota Pekalongan dan sekitarnya.

Tabel 2. 6 Perbandingan IPM Kota Pekalongan dengan Kabupaten/Kota Sekitar Tahun 2008 – 2012 No Kabupaten/kota 2008 2009 2010 2011 2012 1 Kab. Pekalongan 70,3 70,83 71,40 71,86 72,37 2 Kota Pekalongan 73,4 74,01 74,47 74,90 75,25 3 Kab. Pemalang 68,4 69,02 69,89 70,22 70,66 4 Kab. Tegal 69,5 70,08 70,59 71,09 71,74 5 Kab. Brebes 67,1 67,69 68,20 68,61 69,37 6 Kab. Batang 69,23 69,84 70,41 71,06 71,41 7 Kota Tegal 73,2 73,63 73,89 74,20 74,63 JawaTengah 71,6 72,10 72,49 72,94 73,36

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

IPG Kota Pekalongan dibandingkan dengan kabupaten/kota sekitar lebih baik, namun masih berada dibawah rata-rata Provinsi Jawa Tengah. Besarnya IPG Kota Pekalongan (2011) 64,04 dan IPG Jawa Tengah sebesar 66,45.

Dibandingkan Data IDG pada tahun 2011 kondisinya relatif sama dengan IPG. IDG Kota Pekalongan dibandingkan dengan Kabupaten/Kota sekitar relatif lebih tinggi namun lebih rendah dibandingkan IDG Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2008 IDG Kota Pekalongan sebesar 68,44 dan IDG Jawa Tengah sebesar 68,99

(24)

2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi PertumbuhanPDRB

Pada tahun 2012, Struktur ekonomi Kota Pekalongan didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran, sementara sektor industri pengolahan menempati urutan kedua. Kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 27,23%, sedangkan sektor industri pengolahan sebesar 20,13 % terhadap total PDRB. Secara rinci dapat dikemukakan sebagai berikut :

Tabel 2. 7 Perkembangan Proporsi Sektor PDRB berdasarkan Harga Konstan Kota PekalonganTahun 2008 – 2012 (%) No Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012 1 Pertanian 9,09 8,38 7,70 7,46 7,22 2 Pertambangan & Penggalian - - - - 3 Industri Pengolahan 20,87 20,59 20,37 20,22 20,13

4 Listrik, Gas & Air Minum 1,15 1,12 1,15 1,14 1,16

5 Kontruksi 12,79 13,12 13,35 13,38 13,76

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran

27,13 27,22 2,29 27,33 27,23

7 Pengangkutan &

Komunikasi 10,26

10,09 10,06 9,97 9,92 8 Keuangan, Persewaan &

Jasa Perusahaaan 7,09 7,01

6,97 6,95 6,88

9 Jasa – Jasa 11,62 12,46 13,11 13,55 13,70

PDRB 100 100 100 100 100,00

Sumber : PDRB Kota Pekalongan 2013

Pengeluaran Riil Perkapita

Pengeluaran riil per kapita di Kota Pekalongan pada tahun 2012 sebesar Rp. 647.140,- mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebesar Rp. 632.400,-. Sampai dengan tahun 2012, dibandingkan dengan kabupaten / kota sekitar pengeluaran riil per kapita lebih tinggi kecuali dengan dengan Kota Tegal yang sedikit lebih rendah.

Tabel 2. 8 Pengeluaran Riil Perkapita (Ribu Perbulan) Kota Pekalongan Tahun 2008-2012

atas dasar harga Konstan tahun 2000

Kabupaten/kota Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Kab. Pekalongan 637,50 638,79 639,95 643,53 646,96 Kab. Pemalang 632,40 634,26 635,26 637,71 641,52 Kab. Tegal 634,20 637,09 639,95 643,48 646,19 Kab. Batang 636,00 628,82 630,11 631,55 634,28 Kota Pekalongan 632,40 636,28 640,55 644,01 647,14 Kota Tegal 646,30 648,66 650,72 653,11 656,99 Jawa Tengah 633,60 636,39

(25)

Laju Inflasi

Laju inflasi Kota Pekalongan termasuk kategori rendah, yaitu sebesar 3,55 % pada tahun 2012, lebih rendah dibandingkan Provinsi Jawa Tengah (4,24 %) dan Nasional (4,30 %). Angka inflasi di Kota Pekalongan dari tahun 2008-2012 mengalami fluktuasi, khususnya dalam 3 tahun terakhir. Penurunan atau kenaola, angka inflasi ini terkait erat dengan stabilitas politik, kondisi perekonomian nasional dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Perincian data inflasi dari tahun 2008-2012 adalah sebagai berikut :

Tabel 2. 9 Laju Inflasi Kota Pekalongan Tahun 2008-2012

No Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012

1 Kota Pekalongan 4,16 3,23 6,77 2,45 3,55

2 Jawa Tengah 6,24 3,32 6,88 2,68 4,24

3 Nasional 6,59 2,78 6,96 3,79 4,30

Sumber : Bank Indonesia, Perwakilan Semarang, 2013

Penduduk Miskin

Kemiskinan di Kota Pekalongan menjadi salah satu masalah yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembangunan daerah. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2005 diketahui penduduk miskin sebesar 6,37% dari jumlah penduduk, meningkat pada tahun 2008 menjadi 10,29% sebagai akibat dari keterpurukan ekonomi global yang berimbas juga pada penduduk Kota Pekalongan. Namun dari hasil Susenas tahun 2009 menurun menjadi 8,56%.

Berdasarkan hasil PPLS tahun 2011, jumlah rumah tangga sasaran Kota Pekalongan adalah sebanyak 24.222 Rumah Tangga. Jumlah tersebut meningkat dari jumlah rumah tangga miskin berdasarkan data PPLS tahun 2008, yakni sebanyak 22.639 Rumah Tangga. Namun demikian berdasarkan pendataan angka kemiskinan pada tahun tahun 2013, angka kemiskinan pada tahun 2012 yakni 9,47 atau menurun dibandingkan angka kemiskinan pada tahun 2011, yang sebesar 10,04.

2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial

Angka Melek Huruf

Angka melek huruf Kota Pekalongan pada tahun 2012 sebesar 95,94% mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2008 (95,37%), dan memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan Kabupaten/Kota sekitar dan rata-rata Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 90,45%.

(26)

Tabel 2.10 Angka Melek Huruf (literacy rate) Kota Pekalongan dan Kabupaten Kota Lain Tahun 2008 – 2012 (%)

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2013.

Rata-rata lama sekolah

Rata-rata lama sekolah merupakan komponen lainnya dalam mengukur pencapaian pembangunan dalam dimensi pengetahuan. Angka rata-rata lama sekolah Kota Pekalongan pada tahun 2012 sebesar 8,72 tahun, yang jika dibandingkan dengan tahun 2008 adalah sebesar 8,5 tahun. Hal ini berarti tingkat kualitas SDM di Kota Pekalongan relatif lebih baik dan lebih tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota sekitar termasuk rata-rata lama sekolah Provinsi Jawa Tengah yang baru mencapai 7,39 tahun.

Tabel 2. 11 Angka Rata-rata Lama Sekolah Kota pekalongan dan Kabupaten Kota Lain Tahun 2008 – 2012 (tahun)

Sumber: BPS Provinsi Dalam Angka, 2013

Angka Pendidikan Yang Ditamatkan

Pengelompokan penduduk usia 15 tahun ke atas menurut jenjang pendidikan yang ditamatkan menghasilkan Angka Pendidikan yang Ditamatkan (APT) pada setiap kecamatan yang terlihat dalam tabel berikut:

Kabupaten/kota 2008 2009 2010 2011 2012 Kab. Pekalongan 89,9 93,0 92,05 92,08 92,11 Kab. Pemalang 87,3 92,0 90,76 90,79 90,80 Kab. Tegal 89,1 89,0 89,26 89,47 90,64 Kab. Batang 90,6 94,0 88,09 89,90 86,69 Kota Pekalongan 95,37 95,48 95,68 95,93 95,94 Kota Tegal 94,9 94,0 94,88 89,47 94,91 Jawa Tengah 89,2 90,6 89,95 90,34 90,45 Kabupaten/kota 2008 2009 2010 2011 2012 Kab. Pekalongan 6,5 6,65 6,66 6,70 6,80 Kab. Pemalang 6,1 6,49 6,49 6,51 6,54 Kab. Tegal 6,2 6,42 6,56 6,60 6,62 Kab. Batang 8.8 6,34 6,71 6,72 6,73 Kota Pekalongan 8,5 8,66 8,66 8,69 8,72 Kota Tegal 8,1 8,25 8,25 8,27 8,30 Jawa Tengah 6,9 7,079 7,24 7,29 7,39

(27)

Tabel 2. 12 Persentase Penduduk Berumur 15 tahun ke atas menurut tingkat Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan di Kota Pekalongan Tahun 2010-2011

Tingkat/Jenjang Pendidikan Tertinggi

2010 2011

Tidak/belum pernah sekolah 3,64 3,69 Tidak tamat/punya ijasah

SD/MI

15,65 14,07

Tamat SD/MI 32,04 31,76

Tamat SMP/MTs 18,55 20,52

Tamat SMA sederajat 23,54 23,34

DI/DII/DIII 2,32 2,35

DIV/S1/S2/S3 4,26 4,27

Sumber: Survey IPM 2011-BPS Kota Pekalongan

Adapun data tahun 2012, pengelompokan penduduk 10 tahun keatas yang tidak bersekolah lagi sebagaiamana dalam tabel berikut :

Tabel 2. 13 Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Tidak Bersekolah Lagi Menurut Ijazah yang Dimiliki Tahun 2012

Ijazah Yang Dimiliki

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

(1) (2) (3) (4)

Tidak Punya Ijazah SD sederajat SLTP sederajat SLTA sederajat Diploma I/II/III Diploma IV/S1/S2/S3 9,98 37,06 21,70 24,29 2,51 4,46 12,45 33,24 21,35 25,50 3,10 4,36 11,17 35,22 21,52 24,88 2,80 4,41 Sumber : Susenas 2012

Usia Harapan Hidup

Peningkatan kualitas kesehatan diukur melalui Usia Harapan Hidup (UHH). UHH Kota Pekalongan mengalami peningkatan selama kurun waktu 2008 – 2012, tahun 2008 sebesar 70 tahun sedangkan tahun 2012 sebesar 70,63 tahun. Apabila dibandingkan dengan kabupaten/kota sekitar angka harapan hidup Kota Pekalongan relatif lebih tinggi, akan tetapi masih lebih rendah dari rata-rata angka harapan hidup di Provinsi Jawa Tengah (71,71 tahun).

(28)

Tabel 2.14 Usia harapan Hidup Kota Pekalongan dan Kabupaten Kota Lain Tahun 2008 – 2012 Kabupaten/kota 2008 2009 2010 2011 2012 Kab. Pekalongan 68,4 68,73 69,01 69,28 69,56 Kab. Pemalang 67,2 67,46 67,68 67,90 68,12 Kab. Tegal 68,1 68,49 68,79 69,08 69,38 Kota Pekalongan 70,0 70,16 70,32 70,48 70,63 Kota Tegal 68,37 68,56 68,74 68,93 69,12 Jawa Tengah 71,10 71,25 71,40 71,55 71,71

Sumber: BPS Provinsi Dalam Angka, 2013

Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Ada sekitar 7 perkumpulan kesenian di Kota Pekalongan, yaitu: drama, band, keroncong, grup tari, karawitan, pencak silat, dan kasidah. Pencapaian pembangunan dalam bidang seni budaya dan olahraga dapat digambarkan dalam tabel berikut:

Tabel 2.15 Perkembangan Perkumpulan Kesenian Kota Pekalongan Tahun 2008 – 2012 NO URAIAN 2008 2009 2010 2011 2012 1 Drama 9 8 16 8 8 2 Band 22 30 30 30 30 3 Keroncong 3 2 2 2 2 4 Grup Tari 12 8 0 8 8 5 Karawitan 7 3 2 2 2 6 Pencak Silat 13 4 5 5 5 7 Kasidah 11 40 52 51 51

Sumber: BPS Kota Pekalongan 2012

Adapun sarana prasarana olahraga yang dimiliki, antara lain Stadion Sepak Bola Kraton, dengan Standar Internasional FIFA, Kolam Renang Tirta Sari, dengan Standar Nasional PRSI, Gedung GOR Jetayu (Tenis Meja, Bulu Tangkis, Bola Basket, Bola Volley dan Tenis Lapangan), Lapangan Tennis Prabajaya, Lapangan Tennis PDAM, Lapangan Sepak Bola Bumirejo dengan standar lokal/Persip, Lapangan Sepak Bola Kuripan dengan standar lokal/Persip, dan Sungai Cemoro Sewu untuk Lomba Kano.

(29)

2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM

2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib 1. Pendidikan

Pembangunan pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri. Sejalan dengan tujuan tersebut, Pemerintah Kota Pekalongan bertekad mewujudkan masyarakat Kota Pekalongan yang berakhlak mulia, kompetitif, dan berwawasan kebangsaan yang dibangun melalui pendidikan formal maupun non formal yang dilaksanakan secara berkelanjutan serta memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.

Keberhasilan pembangunan suatu wilayah ditentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu cara meningkatkan kualitas SDM tersebut. Oleh karena itu peningkatan mutu pendidikan harus terus diupayakan, dimulai dengan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengenyam pendidikan, hingga pada peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan.

a. Tingkat Keterjangkauan

Tingkat keterjangkauan pendidikan dasar diukur melalui Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Putus Sekolah (APS), dan Angka Melanjutkan (AM).

1) Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia sekolah pada jenjang pendidikan tersebut. Perkembangan APK dari jenjang pendidikan PAUD sampai SMA/MA di Kota Pekalongan Tahun 2008 – 2012 ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 2.16 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Jenjang Pendidikan PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA Kota Pekalongan

Tahun 2008 – 2012 (%) Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 APK PAUD 42,99 46,19 26,29 35,41 37,29 APK TK/RA - - 33,03 44,97 46,41 APK SD/MI 122,35 107,54 105,24 112,20 108,08 APK SMP/MTs 97,80 97,91 96,63 99,72 98,78 APK SMA/SMK/MA 60,48 69,94 69,76 94,15 91,18

(30)

APK PAUD pada tahun 2008 dan 2009 lebih tinggi dibandingkan dengan APK PAUD pada tahun 2010-2012. Hal ini disebabkan karena perubahan usia pada jenjang pendidikan tersebut. APK PAUD pada tahun 2008 dan 2009 dihitung untuk anak dengan usia 3-6 tahun, namun pada tahun 2010-2012 jenjang pendidikan PAUD adalah anak dengan usia 0-6 tahun dan TK/RA anak dengan usia 4-6 tahun. Namun demikian, APK PAUD maupun TK/RA meningkat cukup signifikan pada tahun 2011. APK PAUD pada tahun tersebut mengalami kenaikan sebesar 34,69 % dan APK TK/RA kenaikannya 36,15 %. Kenaikan APK ini dikarenakan adanya Himbauan Walikota Pekalongan kepada Kepala Kelurahan melalui surat bernomor 420/327 tanggal 2 Maret 2011 tentang Himbauan Pendirian PAUD dan PAUD Al Qur‟an di Setiap RW Satu PAUD. Pada tahun 2012 terjadi pula peningkatan dan menunjukkan bahwa tingkat keterjangkauan PAUD semakin meningkat.

APK SD/MI Kota Pekalongan tahun 2008-2012 cukup fluktuatif dan cenderung mengalami penurunan, pada tahun 2012 sebesar 108,08 % dan tahun 2008 sebesar 122,35 %. Namun demikian, angka ini telah memenuhi target SPM. Nilai APK SD/MI yang di atas 100 % menunjukkan bahwa jumlah murid yang bersekolah di SD/MI mencakup anak di luar batas usia sekolah pada jenjang SD. Banyak anak yang belum berusia 7 tahun tetapi sudah masuk SD ataupun masih banyak anak di atas 12 tahun tetapi masih sekolah di tingkat SD.

APK SMP/MTs berfluktuatif dan cenderung meningkat, pada tahun 2008 sebesar 97,80 % dan menjadi 98,78 % pada tahun 2012.

APK SMA/SMK/MA Kota Pekalongan pada tahun 2012 mengalami penurunan dari 94,15 % menjadi 91,18 % di Tahun 2011, namun mengalami kenaikan dibandingkan dengan Tahun 2008 yang sebesar 60,48 %. Kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2011 sebesar 34,96 % yang dikarenakan banyak siswa yang berasal dari luar Kota Pekalongan.

2) Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Murni (APM) digunakan untuk mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat pada waktunya. Perkembangan APM dari jenjang pendidikan SD/MI sampai SMA/SMK/MA di Kota Pekalongan Tahun 2008 – 2012 ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 2.17. Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM)

Jenjang Pendidikan PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA Kota Pekalongan Tahun 2008 – 2012 (%) Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 APM SD/MI 101,28 89,12 87,33 93,63 91,22 APM SMP/MTs 68,29 70,22 68,55 71,68 69,01 APM SMA/SMK/MA 46,34 47,94 49,74 68,10 61,22

(31)

APM SD/MI cukup fluktuatif, terjadi naik turun pada rentang waktu 2008 - 2012. Pada tahun 2012 sebesar 91,22 % menurun dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 93,63 % maupun tahun 2008 yang sebesar 101,28 %.

APM SMP/MTs juga berfluktuatif selama kurun waktu 2008 – 2012. Pada tahun 2012 APM SMP/MTs sebesar 69,01 % naik dibandingkan dengan tahun 2008 yang seebesar 68,29.

APM SMA/SMK/MA meningkat 32,11 % selama kurun waktu 2008 – 2012. Tahun 2012 sebesar 61,22 %, sedangkan tahun 2008 sebesar 46,34. Capaian APM Kota Pekalongan tahun 2012 menunjukkan bahwa target APM untuk SD/MI sudah hampir tercapai sedangkan untuk SMP/MTs dan SMA/SMK/MA masih belum tercapai, karena APM SMP/MTs baru mencapai 69,01% dan APM SMA/SMK/MA baru mencapai 61,22%.

3) Angka Putus Sekolah (APS)

Angka Putus Sekolah mencerminkan anak-anak usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu. Hal ini sering digunakan sebagai salah satu indikator berhasil tidaknya pembangunan di bidang pendidikan. Angka Putus Sekolah di Kota Pekalongan selama kurun waktu 2008 – 2012 ditunjukkan oleh tabel berikut:

Tabel 2.18. Perkembangan Angka Putus Sekolah (APS)

Jenjang Pendidikan SD, SMP, dan SMA di Kota Pekalongan Tahun 2008 – 2012 (%)

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

APS SD/MI 0,09 0,16 0,17 0,13 0,09 APS SMP/MTs 0,72 1,19 0,72 0,41 0,28 APS SMA/SMK/MA - - 1,89 1,18 1,13

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2009-2013

Angka Putus Sekolah SD/MI selama tahun 2008-2012 cenderung menurun, namun demikian APS SD/MI tahun 2012 sama dengan APS SD/MI tahun 2008 yaitu sebesar 0,09 %. Angka ini masih masuk ke dalam kategori sedang karena masih di atas rata-rata renstra pendidikan Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 0,12 %.

Pada jenjang pendidikan SMP/MTs, APT juga menunjukkan kecenderungan menurun selama kurun waktu 2008 – 2012. Pada tahun 2012 sebesar 0,28 % sedangkan APT pada tahun 2008 sebesar 0,72 %. APT ini juga termasuk ke dalam kategori sedang dan masih berada di atas rata-rata renstra pendidikan Provinsi yang sebesar 0,22 %.

Hal yang sama terjadi penurunan untuk APS SMA/SMK/MA. APS SMA/SMK/MA pada tahun 2012 sebesar 1,13 % menurun dari APS di tahun 2010 sebesar 1,89 %.

(32)

Penyebab putus sekolah dapat dibedakan menjadi 2 (dua) faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal disebabkan karena tidak ada kemauan dari anak untuk bersekolah (kemalasan anak), sedangkan faktor eksternal disebabkan karena kondisi ekonomi orang tua yang kurang mendukung, kurangnya kesadaran orang tua akan untuk menyekolahkan anaknya, ketidak-harmonisan dalam keluarga, dan pengaruh dari lingkungan.

4) Angka Melanjutkan (AM)

Angka Melanjutkan adalah persentase jumlah lulusan yang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau persentase jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang pendidikan tertentu dibandingkan dengan jumlah lulusan pada pada jenjang pendidikan di bawahnya tahun ajaran sebelumnya.

Angka Melanjutkan Kota Pekalongan selama kurun waktu 2008 – 2012 ditunjukkan oleh tabel berikut:

Tabel 2.19. Perkembangan Angka Melanjutkan (AM)

Jenjang Pendidikan SMP dan SMA di Kota Pekalongan Tahun 2008 – 2012 (%)

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

Angka Melanjutkan ke

SMP/MTs 98,20 98,22 100,12 101,98 102,19 Angka Melanjutkan ke

SMA/SMK/MA 107,67 118,76 93,04 98,27 102,05

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2009-2013

Angka Melanjutkan ke SMP/MTs selama tahun 2008-2012 cenderung meningkat. Pada tahun 2012 sebesar 102,19 % sedangkan tahun 2008 sebesar 98,20 %.

Sedangkan angka melanjutkan ke SMA/SMK/MA berfluktuatif dan menunjukkan peningkatan dari tahun 2010 – 2012.

Angka Melanjutkan ke SMP/MTS maupun ke SMA/SMK/MA nilainya di atas 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah lulusan yang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lebih besar dibandingkan dengan jumlah lulusan jenjang pendidikan di bawahnya tahun ajaran sebelumnya.

b. Rasio Ketersediaan

Indikator yang digunakan untuk mengukur rasio ketersediaan adalah rasio siswa terhadap guru, rasio siswa terhadap sekolah, dan rasio siswa terhadap kelas.

1) Rasio Siswa Terhadap Guru

Rasio siswa terhadap guru merupakan perbandingan antar jumlah siswa dengan guru pada suatu jenjang pendidikan. Perkembangan Rasio Siswa terhadap Guru dari jenjang pendidikan TK/RA sampai SMA/SMK/MA di Kota Pekalongan Tahun 2008 – 2012 ditunjukkan pada tabel berikut:

(33)

Tabel 2.20. Perkembangan Rasio Siswa terhadap Guru

Jenjang Pendidikan TK sampai SMA Kota Pekalongan Tahun 2008 – 2012

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

Rasio Siswa : Guru TK/RA 2,0 6,1 10 11 11 Rasio Siswa : Guru SD/MI 16,9 17,6 17 17 17 Rasio Siswa : Guru SMP/MTs 16,9 17,6 17 17 15 Rasio Siswa : Guru

SMA/SMK/MA 14 13 13 13 13

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2009-2013

Rasio siswa terhadap guru TK/RA di Kota Pekalongan pada tahun 2012 adalah 11 meningkat dibandingkan rasio pada tahun 2008, yang sebesar 2,0. Untuk rasio siswa terhadap guru SD/MI di Kota Pekalongan pada tahun 2012 adalah 17 hampir sama dibandingkan rasio pada tahun 2008, yang sebesar 16,9. Sedangkan untuk jenjang SMP/MTs, rasio siswa terhadap guru pada tahun 2012 adalah 15, menurun dibandingkan rasio pada tahun 2008, yang sebesar 17.

Ketersediaan guru SD/MI maupun SMP/MTs cukup baik. Sebagaimana ketentuan dalam SPM pendidikan dasar (Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Kabupaten/Kota), rasio guru terhadap murid adalah 1:32 orang, sehingga rasio guru terhadap murid di Pekalongan sudah di atas SPM.

Untuk jenjang SMA/SMK/MA, rasio siswa terhadap guru di Kota Pekalongan pada tahun 2012 adalah 13, menurun dibandingkan dengan rasio pada tahun 2008 sebesar 14.

2) Rasio Siswa Terhadap Sekolah

Rasio siswa terhadap sekolah merupakan perbandingan antar jumlah siswa dengan sekolah pada suatu jenjang pendidikan. Perkembangan Rasio Siswa terhadap sekolah dari jenjang pendidikan TK/RA sampai SMA/SMK/MA di Kota Pekalongan Tahun 2008 – 2012 ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 2.21. Perkembangan Rasio Siswa terhadap Sekolah

Jenjang Pendidikan TK sampai SMA Kota Pekalongan Tahun 2008 – 2012

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

Rasio Siswa : Sekolah TK/RA 60,9 63,6 65 69 70 Rasio Siswa : Sekolah SD/MI 134 203 202 199 197 Rasio Siswa : Sekolah SMP/MTs 134 203 202 199 433 Rasio Siswa : Sekolah

SMA/SMK/MA 580 462 481 483 448

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2009-2013

Tingkat ketersediaan sekolah baik pada jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA terlihat relatif memadai, yakni 1 sekolah

(34)

berbanding 70 siswa untuk TK/RA, 197 siswa untuk SD/MI, 433 siswa untuk SMP/MTs, dan 448 siswa untuk SMA/SMK/MA.

3) Rasio Siswa Terhadap Kelas

Rasio siswa terhadap kelas merupakan perbandingan antar jumlah siswa dengan kelas pada suatu jenjang pendidikan. Perkembangan Rasio Siswa terhadap kelas dari jenjang pendidikan TK/RA sampai SMA/SMK/MA di Kota Pekalongan Tahun 2008 – 2012 ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 2.22. Perkembangan Rasio Siswa terhadap Kelas

Jenjang Pendidikan TK sampai SMA Kota Pekalongan Tahun 2008 – 2012

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

Rasio Siswa : Kelas TK/RA - - 21 21 21

Rasio Siswa : Kelas SD/MI 28 30 30 30 29

Rasio Siswa : Kelas

SMP/MTs 28 30 30 30 33

Rasio Siswa : Kelas

SMA/SMK/MA 35 31 33 31 30

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2009-2013

Rasio siswa terhadap kelas TK/RA di Kota Pekalongan pada tahun 2012 adalah 21 dan nilainya sama dengan tahun 2010 dan 2011.

Rasio siswa terhadap kelas SD/MI selama 2008 – 2012 berfluktuatif dan pada tahun 2012 sebesar 29 menurun bila dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya. Sedangkan rasio siswa terhadap kelas SMP/MTs selama 2008 – 2012 cenderung meningkat dan pada tahun 2012 sebesar 33.

Rasio siswa terhadap kelas SD/MI maupun SMP/MTs sudah memenuhi standar SPM karena standar SPM sebagaimana Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Kabupaten/Kota, rasio siswa terhadap kelas untuk SD/MI adalah 32, sedangkan untuk SMP/MTs adalah 36.

Sementara rasio siswa terhadap kelas SMA/SMK/Ma di Kota Pekalongan selama 2008 – 2012 cenderung menurun dan pada tahun 2012 sebesar 30.

c. Kualitas

Indikator untuk mengukur kualitas pendidikan adalah persentase guru layak mengajar pada jenjang pendidikan, angka kelulusan pada jenjang pendidikan dasar serta persentase sekolah dengan akreditasi A.

1) Guru Layak Mengajar

Jumlah guru layak mengajar pada jenjang pendidikan TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA adalah sebagai berikut:

Gambar

Tabel 2. 2 Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan di Kota Pekalongan 2012  No  Bulan  Hari Hujan  Curah Hujan (mm)
Tabel 2. 12 Persentase Penduduk Berumur 15 tahun ke atas menurut tingkat  Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan di Kota Pekalongan Tahun 2010-2011
Tabel 2.16 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK)   Jenjang Pendidikan PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA Kota Pekalongan
Tabel 2. 32 Banyaknya Kendaraan Bermotor Di Kota Pekalongan   Tahun 2008-2012  No  Tahun  Status Kepemilikan  Jumlah  (unit) Pemerintah   (r=0,02)  Umum/  Pribadi (r=0,04)  1  2008  965  73.872  74.837 2  2009  930  79.480  80.410 3  2010  983  85.350  86.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai contoh, jika sebuah lokasi pabrik baru berada dalam satu daerah dengan biaya energi yang tinggi, bahkan manajemen yang baik dengan strategi penekanan biaya energi yang

Klasifikasi menggunakan metode K-Nearest Neighbour dengan k=1 untuk mencari data dengan nilai ciri paling dekat dengan data uji dengan menggunakan informasi ciri dari

Sekiranya tidak dikawal, kecenderungan ini akan meranapkan peradaban dan visinya yang sempit, literal dan biadab (dalam erti kata “vulgar”) akan membawa kepada

Antara yang berikut, yang manakah usaha Pertubuhan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) bagi mewujudkan kestabilan politik dan keselamatan di rantau ini?. I Mesyuarat ASEAN

Menurut hemat penulis wacana demokrasi tersebut akan berkaitan dengan wacana kenegaraan, oleh karenanya, mengetahui pola pemikiran antara Amien Rais dan Abdurrahman

Sugihwaras tentang status wilayah Gunung Kelud, (2) Mendiskripsikan persepsi masyarakat Desa Sugihwaras terhadap status wilayah Gunung Kelud, (3) Upaya yang di lakukan masyarakat

Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Frasa Endosentrik pada Berita kriminal dalam Harian Suara Merdeka Edisi Desember 2016” dengan penelitian yang sudah ada

Dengan adanya perubahan status hukum dan kedudukan Ketetapan MPR/S yang awalnya tidak menjadi bagian dari jenis dan tata urutan peraturan perundang- undangan menjadi