• Tidak ada hasil yang ditemukan

Author : Aulia Rahman, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau. Pekanbaru, Riau. Files of DrsMed FK UNRI (

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Author : Aulia Rahman, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau. Pekanbaru, Riau. Files of DrsMed FK UNRI ("

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Author :

Aulia Rahman, S. Ked

Faculty of Medicine – University of Riau

Pekanbaru, Riau

2009

(2)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Walaupun mata mempunyai sistem pelindung yang cukup baik seperti rongga orbita, kelopak, dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya refleks memejam atau mengedip, mata masih sering mendapat trauma dari dunia luar. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata dan kelopak, saraf mata dan rongga orbita. Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan.1

Trauma pada mata memerlukan perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan. Pada mata dapat terjadi trauma dalam bentuk-bentuk berikut:1

1. Trauma tumpul

2. Trauma tembus bola mata 3. Trauma kimia

4. Trauma radiasi

Trauma pada mata dapat mengenai jaringan di bawah ini secara terpisah atau menjadi gabungan trauma jaringan mata. Trauma dapat mengenai jaringan mata: kelopak, konjungtiva, kornea, uvea, lensa, retina, papil saraf optik, dan orbita.1

(3)

ANAMNESA

Pada anamnesis kasus trauma mata ditanyakan mengenai proses terjadi trauma, benda apa yang mengenai mata tersebut, bagaimana arah datangnya benda yang mengenai mata tersebut apakah dari depan, samping atas, bawah dan bagaimana kecepatannya waktu mengenai mata. Perlu ditanyakan pula berapa besar benda yang mengenai mata dan bahan benda tersebut apakah terbuat dari kayu, besi atau bahan lain. Apabila terjadi penurunan penglihatan, ditanyakan apakah pengurangan penglihatan itu terjadi sebelum atau sesudah kecelakaan. Ditanyakan juga kapan terjadinya trauma. Apakah trauma disertai dengan keluarnya darah dan rasa sakit dan apakah sudah dapat pertolongan sebelumnya.2

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum terlebih dahulu diperiksa, karena 1/3 hingga ½ kejadian trauma mata bersamaan dengan cedera lain selain mata. Untuk itu perlu pemeriksaan neurologis dan sistemik mencakup tanda-tanda vital, status mental, fungsi, jantung dan paru serta ekstremitas. Selanjutnya pemeriksaan mata dapat dimulai dengan:3,4

1. Menilai tajam penglihatan, bila parah: diperiksa proyeksi cahaya, diskriminasi dua titik dan defek pupil aferen.

2. Pemeriksan motilitas mata dan sensasi kulit periorbita. Lakukan palpasi untuk mencari defek pada tepi tulang orbita.

3. Pemeriksaan permukaan kornea : benda asing, luka dan abrasi 4. Inspeksi konjungtiva: perdarahan/tidak

5. Kamera okuli anterior: kedalaman, kejernihan, perdarahan

6. Pupil: ukuran, bentuk dan reaksi terhadap cahaya (dibandingkan dengan mata yang lain)

7. Oftalmoskop: menilai lensa, korpus vitreus, diskus optikus dan retina.

PROLAPS IRIS

Prolaps iris dapat terjadi saat perforasi kornea akibat beberapa sebab, yaitu setelah trauma, setelah operasi, akibat perforasi ulkus kornea atau corneal melt. Prolaps iris merupakan kondisi serius yang jika tidak ditangani dapat

(4)

menyebabkan infeksi dan hilangnya bola mata. Jika prolaps iris itu tereksposur, seperti pada laserasi kornea, tindakan bedah segera diperlukan, karena infeksi dapat menyebar melalui iris menuju bola mata. Jika prolaps iris tertutupi oleh konjungtiva, misal pada luka post operasi, maka intervensi bedah segera tidak terlalu diperlukan.5

Iris merupakan jaringan yang sensitif pada mata. Jika terjadi prolaps iris maka pasien sering mengeluhkan nyeri. Iris dapat mengalami prolaps setelah operasi (operasi katarak, transplantasi kornea), trauma (laserasi kornea, laserasi sklera), akibat perforasi ulkus kornea dan corneal melt yang berhubungan dengan

rheumatoid arthritis. 5

Pada prolaps iris perifer, iris akan tampak seperti lempengan jaringan berwarna, akibat sinekia parsial perifer (gambar 1). Saat prolaps terjadi di sentral maka seluruh tepi pupil akan prolaps sehingga terjadi sinekia anterior total. Pada pasien dengan perforasi kornea, prolaps iris akan tereksposur. Tampilan iris dapat bermacam-macam tergantung dari lamanya prolaps. Pada prolaps iris yang baru saja terjadi iris masih viable, namun seiring berjalannya waktu iris akan mengering dan akan menjadi non viable. Saat prolaps iris telah keluar dari luka pada sklera maka akan tampak seperti massa berwarna yang terletak dibawah konjungtiva. Pada kasus ini iris akan tetap viable dalam waktu yang lama.5

Gambar 1. Prolaps iris

Dikutip dari kepustakaan 6

IRIDODIALISIS

Iridodialisis adalah keadaan dimana iris terlepas dari pangkalnya sehingga bentuk pupil tidak bulat dan pada pangkal iris terdapat lubang. 2 Saat mata kita berkontak dengan benda asing, maka mata akan bereaksi dengan menutup kelopak

(5)

mata dan mata memutar ke atas. Ini alasannya mengapa titik cedera yang paling sering terjadi adalah pada temporal bawah pada mata. Pada daerah inilah iris sering terlihat seperti peripheral iris tears (iridodialisis). Saat mata tertekan maka iris perifer akan robek pada akarnya dan meninggalkan crescentic gap yang berwarna hitam tetapi reflek fundus masih dapat diobservasi (gambar 2).7

Gambar 2. Iridodialisis

Dikutip dari Kepustakaan 7

Hal ini mudah terjadi karena bagian iris yang berdekatan dengan badan silier gampang robek. Lubang pupil pada pangkal iris tersebut merupakan lubang permanen karena iris tidak mempunyai kemampuan regenerasi.2

Trauma tumpul dapat mengakibatkan robekan pada pangkal iris sehingga bentuk pupil menjadi berubah. Perubahan bentuk pupil maupun perubahan ukuran pupil akibat trauma tumpul tidak banyak mengganggu tajam penglihatan penderita. Pasien akan melihat ganda dengan satu matanya. Pada iridodialisis akan terlihat pupil lonjong. Biasanya iridodialisis terjadi bersama-sama dengan terbentuknya hifema. Bila keluhan demikian maka pada pasien sebaiknya dilakukan pembedahan dengan melakukan reposisi pangkal iris yang terlepas.1,2

RUPTUR SKLERA

Ruptur sklera paling sering mengenai lapisan sklera paling tipis yaitu pada insersi otot ekstra okular (rektus), limbus dan daerah sekitar N.II. Biasa ditandai dengan perdarahan periokuler dan intraokuler, ketajaman penglihatan sama atau

(6)

kurang dari kemampuan melihat lambaian tangan, tekanan intraokuler < 5 mmHg, kedalaman COA asimetris dan atau kesulitan menilai fundus, pada pemeriksaan

slit lamp biomicroscopy tampak kekeruhan vitreus pada sisi yang ruptur dan pada

pemeriksaan tambahan dengan Echography akan tampak vitreus yang inkarserata, penebalan atau pelepasan retina, kontur sklera yang irreguler, penurunan refleks sklera, perdarahan episkleral.4,8

Perbaikan terhadap ruptur sklera harus segera dilakukan begitu ditemukan dengan menjahit sklera. Kemungkinan untuk mengembalikan penglihatan sangat kurang pada ruptur sklera posterior yang luas, tetapi dengan instrumentasi bedah dan pemahaman patofisiologi yang lebih baik, memungkinkan untuk mempertahankan penglihatan pada derajat tertentu.4,8

KATARAK TRAUMATIK

Katarak akibat cedera pada mata dapat akibat trauma perforasi ataupun tumpul terlihat sesudah beberapa hari ataupun tahun. Katarak traumatik paling sering disebabkan oleh cedera benda asing di lensa atau trauma tumpul terhadap bola mata. Tembakan sering merupakan penyebab, sedangkan penyebab yang lebih jarang adalah anak panah, batu, pajanan berlebih terhadap panas, sinar X, dan bahan radioaktif. 1,9

Pasien mengeluhkan penglihatan kabur secara mendadak. Mata menjadi merah, lensa opak, dan mungkin terjadi perdarahan intraokuler. Apabila humour aqueus dan korpus vitreum keluar dari mata, mata menjadi sangat lunak.9

Pada trauma tumpul akan terlihat katarak subkapsular anterior ataupun posterior. Kontusio lensa menimbulkan katarak seperti bintang, dan dapat pula dalam bentuk katarak tercetak (imprinting) yang disebut cincin Vossius.1

Trauma tembus akan menimbulkan katarak yang lebih cepat, perforasi kecil akan menutup dengan cepat akibat proliferasi epitel sehingga bentuk kekeruhan terbatas kecil. Trauma tembus besar pada lensa akan mengakibatkan terbentuknya katarak dengan cepat disertai dengan terdapatnya masa lensa di dalam bilik mata depan.1

Pada keadaan ini akan terlihat secara histopatologik masa lensa yang akan bercampur makrofag dengan cepatnya, yang dapat memberikan bentuk

(7)

endoftalmitis fakoanafilaktik. Lensa dengan kapsul anterior saja yang pecah akan menjerat korteks lensa sehingga akan mengakibatkan apa yang disebut sebagai cincin Soemering atau bila epitel lensa berproliferasi aktif akan terlihat mutiara Elsching.1

Pengobatan pada katarak traumatik adalah dengan memberikan antibiotik sistemik dan topikal serta kortikosteroid topikal dalam beberapa hari untuk memperkecil kemungkinan uveitis. Atropin sulfat 1% sebanyak satu tetes tiga kali dalam sehari dianjurkan untuk menjaga pupil tetap berdilatasi dan untuk mencegah pembentukan sinekia posterior.9

Pengobatan katarak traumatik tergantung pada saat terjadinya. Bila terjadi pada anak sebaiknya dipertimbangkan akan kemungkinan terjadinya ambliopia. Untuk mencegah ambliopia pada anak dapat dipasang lensa intra okular primer atau sekunder.1

Pada katarak trauma apabila tidak terdapat penyulit maka dapat ditunggu sampai mata menjadi tenang. Bila terjadi penyulit seperti glaukoma, uveitis dan lain sebagainya maka segera dilakukan ekstraksi lensa. Penyulit uveitis dan glaukoma sering dijumpai pada orang usia tua. Pada beberapa pasien dapat terbentuk cincin Soemmering pada pupil sehingga dapat mengurangi tajam penglihatan. Keadaan ini dapat disertai perdarahan, ablasi retina, uveitis atau salah letak lensa.1

(8)

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2005. 259-267.

2. Ilyas S, dkk. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran, Edisi Kedua. Jakarta: CV. Sagung Seto. 2002. 263-8

3. Asbury & Sanitato (eds). Trauma Dalam Oftalmologi Umum, Edisi 14, Vaughan, Asbury, Riordan-Eva (eds). Jakarta: Penerbit Widya Medika. 2000. 380-8.

4. Aaberg & Stenberg (eds). Blunt and Penetrating Ocular Injuries. Dalam: Vitreoretinal Disease The Essentials, Regillo (ed). New York: Thieme Medical publisher. 1999. 511-535.

5. Arunagiri G. Iris Prolapse. http://emedicine.medscape.com/article/1209310 [diunduh 15 Januari 2009]

6. Schlote T. Pocket Atlas of Ophthalmology. Stuttgart. Georg Thieme Verlag. 2006.125

7. Galloway, et all. Common Eye Diseases and their Management. Third Edition. London. Springer-Verlag. 2006. 130

8. Michelson. Globe Rupture. 2007. http;//www.emedicine.com [diunduh 15 Januari 2009]

9. Vaughan DG, Asbury T, Eva RP. Oftalmologi Umum. Edisi ke 14. Jakarta. Widya Medika. 2000. 180-2

Gambar

Gambar 1. Prolaps iris  Dikutip dari kepustakaan 6
Gambar 2. Iridodialisis  Dikutip dari Kepustakaan 7

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan merombak glukosa yang ada di dalam bahan baku (singkong atau ketan) sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga

Semakin berkembangnya tuntutan dan aturan Kemendikbud Dikti mengenai pelaksanaan penelitian serta adanya upaya untuk terus meningkatkan kualitas penelitian di

Citraan rasaan yang digunakan penyair dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra bertujuan untuk membangkitkan indera pencecapan pembaca sehingga

Berdasarkan latar belakang diatas, Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pelatihan Basic life support Terhadap Pengetahuan dan

Hasil penelitian membuktikan bahwa adanya korelasi yang cukup berarti antara terpaan iklan Oppo F9 “VOOC Flash-Charge” pada YouTube Ads terhadap minat membeli

35 ayat (3) hurr.rf c angka 2, dilakukan terhadap Setiap Orang yang melakukan pelanggaran atau kegiatan usaha di dalam Kawasan Hutan yang tidak memiliki Perizinan

Untuk tetap menjaga adanya sinkronisasi dan koordinasi dari semua perusahaan- perusahaan Perkebunan Negara, maka tugas Direksi dari perusahaan ini dilakukan oleh Badan

Hasil studi ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima, yaitu terdapat hubungan yang sangat signifikan antara persepsi terhadap kematian dengan ketakutan akan kematian