LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Periode Pebruari 2016
PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN
NUSANTARA (PPN)
PENGAMBENGAN, NEGARA
Oleh :
I PUTU ADHI ADNYANA ARTHA
1204205025
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)
LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Periode Pebruari 2016
PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN
NUSANTARA (PPN)
PENGAMBENGAN, NEGARA
Oleh :
I PUTU ADHI ADNYANA ARTHA
1204205025
Dosen Pembimbing :
1. Dr. Ngakan Ketut Acwin Dwijendra. ST., MA. 2. Ir. Nyoman Surata, MT.
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)
TUGAS AKHIR
PENGEMBANGAN PELABUHAN
PERIKANAN NUSANTARA (PPN)
PENGAMBENGAN, NEGARA
I PUTU ADHI
ADNYANA ARTHA
1204205025
2
0
1
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTUR
Jalan Kampus Bukit Jimbaran - Bali (0361) 703384, 703320 Fax : 703384
www.ar.unud.ac.id
PERNYATAAN
Judul Tugas Akhir : Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Negara.
Nama : I Putu Adhi Adnyana Artha
NIM : 1204205025
Program Studi : Arsitektur
Periode : Pebruari 2016
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini tidak terdapat karya pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi. Sepanjang
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan di dalam daftar pustaka.
Denpasar, 18 April 2016
ABSTRAK
ABSTRACT
Pengambengan Nusantara Fishing Port (NFP) is the biggest fishing port in Bali.
Facilities that will be developed in Pengambengan Nusantara Fishing Port are Fish
Auction Hall, control tower, science and technology center, safety equipment store,
fish industry and clinic. Development of the facilities use neo vernacular style..
That style selected as implementation latest technology with still use the original
value from local architecture. Materials, utility system and structure with modern
technology applied to the facilities that will be developed. Implementation of neo
vernacular style makes the spaces in those facilities be functional, in accordance
with Balinese Traditional Architecture.
Keywords:development, fishing port, architecture, neo vernacular
ABSTRAK
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan adalah pelabuhan ikan
terbesar di Bali. Fasilitas yang akan dikembangkan pada PPN Pengambengan
adalah Tempat Pelelangan Ikan (TPI), menara pengawas, kios IPTEK, toko alat
keselamatan, industri perikanan dan klinik. Fasilitas-fasilitas pengembangan
tersebut menggunakan langgam neo vernakular. Langgam tersebut dipilih karena
merupakan wujud penerapan teknologi terkini dengan tetap menggunakan nilai
asli dari arsitektur lokal. Material, utilitas dan struktur dengan teknologi modern
diterapkan pada fasilitas-fasilitas pengembangan. Penerapan langgam neo
vernakular membuat ruang-ruang yang ada pada fasilitas pengembangan ini
menjadi fungsional, sesuai dengan konsep Arsitektur Tradisional Bali.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Waça/Tuhan
Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir dengan judul “Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)
Pengambengan, Negara”.
Tersusunnya Laporan ini tidak lepas dari bimbingan, petunjuk, informasi dan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT., Ph.D., selaku Dekan Fakultas
Teknik, Universitas Udayana.
2. Ibu Dr.Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT., selaku Ketua Jurusan Arsitektur,
Fakultas Teknik, Universitas Udayana.
3. Bapak Ir. Ida Bagus Gde Primayatna, M.Erg.,selaku Dosen Pembimbing Akademis.
4. Bapak Dr. Ngakan Ketut Acwin Dwijendra. ST., MA., selaku Dosen Pembimbing I.
5. Bapak Ir. Nyoman Surata, MT., selaku Dosen Pembimbing II dan Koordinator
Studio Tugas Akhir.
6. Bapak Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP., selaku Dosen Penguji I.
7. Bapak Ir. A.A. Gde Djaja Bharuna, MT., selaku Dosen Penguji II.
8. Ibu Ni Made Swanendri, ST., MT., selaku Dosen Penguji III.
9. I Nengah Sana dan Komang Suci Sadiani selaku orang tua yang telah memberikan
dukungan yang sangat banyak dari segi moral maupun material.
Penulis menyadari bahwa Laporan Landasan Konseptual Perancangan Tugas
Akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun untuk penyempurnaan selanjutnya. Akhir kata, semoga
Laporan ini dapat memberikan manfaat sesuai dengan tujuannya.
Denpasar, 27 Juni 2016
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan ... 4
1.4 Teknik Penulisan ... 4
1.4.1 Teknik Pengumpulan Data ... 4
1.4.2 Teknik Pengolahan Data... 5
1.4.3 Teknik Penyimpulan Data ... 6
BAB II TINJAUAN OBJEK PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PENGAMBENGAN ... 7
2.1 Kondisi Eksisiting Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan ... 7
2.1.1 Kondisi Non Fisik Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan ... 11
2.1.2 Kondisi Fisik Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan ... 15
2.2. Potensi dan Permasalahan ... 22
2.2.1 Potensi Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan ... 23
2.2.2 Permasalahan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan... 24
2.2.3 Kesimpulan Analisis Potensi dan Permasalahan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan... 29
BAB III PEMAHAMAN TERHADAP PROYEK PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PENGAMBENGAN ... 31
3.1 Teori Objek Perancangan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan... 31
3.1.1 Pengertian tentang Pelabuhan Perikanan... 31
3.1.2 Fungsi Pelabuhan Perikanan... 33
3.1.4 Tinjauan Fasilitas Pelabuhan Perikanan ... 35
3.2 . Persyaratan Umum Pelabuhan Perikanan ... 37
3.3 . Tinjauan Terhadap Objek Sejenis... 39
3.3.1 Pelabuhan Perikanan Nizam Zachman ... 39
3.3.2 Pelabuhan Perikanan Pekalongan ... 45
3.3.2 Pelabuhan Perikanan Palabuhanratu... 49
3.4 Kesimpulan Hasil Studi Banding Terhadap Objek Sejenis ... 55
3.5 Spesifikasi Umum Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan... 56
3.5.1 Pengertian Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan... 56
3.5.2 Tujuan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan .. 57
3.5.3 Fasilitas Proyek Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan ... 57
3.5.4 Sasaran Pelayanan ... 58
3.5.5 Karakteristik Gaya Bangunan... 58
BAB IV TEMA DAN PROGRAM... 60
4.1 Tema ... 60
4.1.1 Pendekatan Tema... 60
4.1.2 Rumusan Tema ... 61
4.1.3 Perwujudan Tema ... 61
4.2 Program Fungsional... 62
4.2.1 Jenis Kegiatan... 62
4.2.2 Pelaku Kegiatan (civitas)... 63
4.2.3 Proses Kegiatan ... 64
4.2.4 Kebutuhan Ruang ... 67
4.2.5 Studi Kapasitas ... 70
4.3 Program Perfomansi ... 74
4.4 Program Arsitektural ... 77
4.4.1 Besaran Ruang... 77
4.4.2 Hubungan Ruang ... 82
4.4.3 Sirkulasi Ruang ... 83
4.4.4 Analisa Site... 85
5.1.1 KonsepEntranceTapak ... 92
5.1.2 Konsep Zoning pada Tapak... 94
5.1.3 Konsep Bentuk Massa pada Tapak... 95
5.1.4 Konsep Pola Massa pada Tapak ... 97
5.1.5 Konsep Orientasi Massa pada Tapak ... 98
5.1.6 Konsep Sirkulasi pada Tapak ... 99
5.1.7 Konsep Parkir ... 100
5.1.8 Kosep Ruang Luar ... 101
5.1.9 Konsep Utilitas Tapak ... 103
5.2 Konsep Perancangan Bangunan ... 105
5.2.1 Konsep Zoning Bangunan ... 105
5.2.2 Konsep Entrance Bangunan... 107
5.2.3 Konsep Sirkulasi dalam Bangunan... 108
5.2.4 Konsep Tampilan Bangunan ... 109
5.2.5 Konsep Ruang Dalam ... 110
5.2.6 Konsep Struktur Bangunan... 111
5.2.7 Konsep Utilitas Bangunan ... 112
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Pulau Bali ... 7
Gambar 2.2 Peta Kabupaten Jembrana... 7
Gambar 2.3 Foto PPN Pengambengan dari atas... 8
Gambar 2.4 Peta Eksisting PPN Pengambengan tahun 2015... 9
Gambar 2.5 Letak-Letak Fasilitas yang ada di PPN Pengambengan ... 10
Gambar 2.6 Ikan Lemuru, Ikan Layang, Ikan Tongkol, Ikan Slengseng, Ikan Kenyar, Ikan Banyar... 14
Gambar 2.7 Ikan Selar, Ikan Tamban, Ikan Kekerong, Ikan Utik, Ikan Marmoyo, Ikan Ceracah, Ikan Layur, Ikan Teribang, dan Ikan Putihan... 14
Gambar 2.8 Struktur Organisasi PPN Pengambengan ... 15
Gambar 2.9 Situasi di sekitar PPN Pengambengan... 16
Gambar 2.10 Pabrik Pengolahan Ikan di sekitar PPN Pengambengan ... 16
Gambar 2.11 Pertokoan dan Pabrik Pengalengan Ikan ... 17
Gambar 2.12 Pabrik Es... 17
Gambar 2.13 Kolam Pelabuhan yang berbatasan langsung dengan Selat Bali dan Samudra Indonesia ... 17
Gambar 2.14 Foto Situasi Sarana dan Prasarana Pendukung... 19
Gambar 2.15 Tempat Bongkar Muat Kapal yang Kumuh dan disalah gunakan sebagai parkir... 20
Gambar 2.16 Bangsal jaring yang dijadikan sebagai tempat parkir ... 20
Gambar 2.17 Parkir yang sembrawut ... 20
Gambar 2.18 Pedagang yang berjualan tidak pada tempatnya... 20
Gambar 2.19 Pendangkalan kolam pelabuhan akibat pasir dan sampah... 20
Gambar 2.20 Sampah sisa melaut yang dibuah sembarangan... 20
Gambar 2.22 Tampilan Arsitektur Bali pada Balai Pertemuan Nelayan... 21
Gambar 2.23 Pola Sirkulasi dan Parkir Kendaraan ... 22
Gambar 2.24Zoningparkir roda 2 dan 4 yang tidak jelas ... 25
Gambar 2.25 Parkir roda 2 yang memakan badan jalan... 25
Gambar 2.26 Bangsal Jaring yang digunakan sebagai parkir... 25
Gambar 2.27 Shelter Nelayan yang dimanfaatkan sebagai tempat beristirahat oleh warga sekitar ... 25
Gambar 2.28 Lapak Pedagang Makanan... 26
Gambar 2.29 Penggunaan Atap Asbes pada TPI dan Pasar Nelayan... 27
Gambar 2.30 Penggunaan Keramik pada Lantai TPI... 27
Gambar 2.31 Penggunaan Keramik pada Lantai Tempat Bongkar Muat Kapal ... 27
Gambar 2.32 Fasilitas TPI yang kurang dengan sarana kran air ... 28
Gambar 2.33 Tempat yang belum memiliki drainese ... 28
Gambar 3.1 PPS Nizam Zachman dilihat dari atas ... 39
Gambar 3.2 LayoutPPS Nizam Zachman... 40
Gambar 3.3 Breakwater... 41
Gambar 3.4 Revetment... 41
Gambar 3.5 Dermaga... 41
Gambar 3.6 Kolam Pelabuhan... 41
Gambar 3.7 Jalan ... 41
Gambar 3.8 Drainase ... 41
Gambar 3.9 Pusat Pemasaran Ikan ... 42
Gambar 3.10 Tempat Pelelangan Ikan ... 42
Gambar 3.11 Menara Pengawas ... 42
Gambar 3.12 Lampu Suar ... 42
Gambar 3.14 Penampungan Air ... 42
Gambar 3.15Fire Safety Hydrant... 43
Gambar 3.16 Pabrik Es ... 43
Gambar 3.17 Rumah Genzet ... 43
Gambar 3.18 SPBU ... 43
Gambar 3.19 Mess Karyawan ... 43
Gambar 3.20 Pos Jaga ... 43
Gamabr 3.21 Pos Pelayanan Terpadu... 44
Gambar 3.22Guest House... 44
Gambar 3.23 Kantor Administrasi ... 44
Gambar 3.24 Klinik Kesehatan ... 44
Gambar 3.25 Kios/Toko/Waserda ... 44
Gambar 3.26 MCK ... 44
Gambar 3.27LayoutPPN Pekalongan ... 45
Gambar 3.28Break Water... 46
Gambar 3.29 Dermaga... 46
Gambar 3.30 Jalan ... 46
Gambar 3.31 Pagar Keliling ... 46
Gambar 3.32 TPIHygienis... 46
Gambar 3.33 TPI ... 46
Gambar 3.34 Lampu Suar ... 47
Gambar 3.35 Rumah Genzet ... 47
Gambar 3.36 Laboratorium ... 47
Gambar 3.37 Sumur Bor ... 47
Gambar 3.38 Pos Jaga ... 47
Gambar 3.40 Kantor Syahbandar ... 48
Gambar 3.41 Pos Satpam TPI ... 48
Gambar 3.42ShelterNelayan... 48
Gambar 3.43 Balai Pertemuan Nelayan ... 48
Gambar 3.44 Pos Pelayanan Terpadu... 48
Gambar 3.45 Rumah Dinas ... 48
Gambar 3.46 Rumah Dinas Karyawan ... 49
Gambar 3.47 Showroom Hasil Produk Perikanan... 49
Gambar 3.48 MCK ... 49
Gambar 3.49 Kios Nelayan ... 49
Gambar 3.50LayoutPPN Palabuhanratu ... 50
Gambar 3.51Break Water... 51
Gambar 3.52 Groin ... 51
Gambar 3.53 Kolam Pelabuhan... 51
Gambar 3.54 Dermaga... 51
Gambar 3.55 Drainase terbuka ... 51
Gambar 3.56 Jalan Pelabuhan ... 51
Gambar 3.57 Pagar Keliling ... 52
Gambar 3.58 Tempat Pelelangan Ikan ... 52
Gambar 3.59 Lapak Pedagang... 52
Gambar 3.60 Toko BAP PNPP ... 52
Gambar 3.61 Toko Logistik ... 52
Gambar 3.62 Toko Logistik ... 53
Gambar 3.63 Lamp Suar... 53
Gambar 3.64 Rumah Genzet ... 53
Gambar 3.66 Laboratorium Pengujian Mutu Ikan... 53
Gambar 3.67 Balai Pertemuan Nelayan ... 54
Gambar 3.68 Rumah Dinas Karyawan ... 54
Gambar 3.69 Mess Karyawan ... 54
Gambar 3.70Guset House... 54
Gambar 3.71 Tempat Ibadah ... 54
Gambar 3.72 Kios IPTEK ... 54
Gambar 4.1 Proses Kegiatan Nelayan di PPN Pengambengan ... 64
Gambar 4.2 Proses Kegiatan Pembeli Ikan di PPN Pengambengan ... 64
Gambar 4.3 Proses Kegiatan Pedagang di PPN Pengambengan ... 65
Gambar 4.4 Proses Kegiatan Mekanik di PPN Pengambengan ... 65
Gambar 4.5 Proses Kegiatan Kepala Pelabuhan di PPN Pengambengan ... 66
Gambar 4.6 Proses Kegiatan Staff Tata Usaha di PPN Pengambengan... 66
Gambar 4.7 Proses Kegiatan Seksi Operasional di PPN Pengambengan ... 66
Gambar 4.8 Proses Kegiatan Staff Seksi Pengembangan di PPN Pengambengan ... 67
Gambar 4.9 Proses Kegiatan Dokter di PPN Pengambengan ... 67
Gambar 4.10 Hubungan Ruang Makro ... 82
Gamabr 4.11 Hubungan Ruang Fasilitas Pokok ... 82
Gambar 4.12 Hubungan Ruang Fasilitas Fungsional ... 83
Gambar 4.13 Hubungan Ruang Fasilitas Penunjang... 83
Gambar 4.14 Sirkulasi Civitas PPN Pengambengan ... 84
Gambar 4.15 Bentuk dan Dimensi Site ... 85
Gambar 4.16 Analisa Topografi & Hidrologi Site ... 86
Gambar 4.17 Gambaran Kondisi Iklim Pada Site ... 87
Gambar 4.18 Gambaran Vegetasi yang ada pada Site ... 88
Gambar 4.20 Gambaran Kondisi Kebisingan danTrafficpada Site ... 91
Gambar 4.21 Gambaran Kondisi Utilitas pada Site ... 91
Gambar 5.1 KonsepEntranceTapak ... 93
Gambar 5.2 Simulasi Main Entrance pada PPN Pengambengan ... 94
Gambar 5.3 Konsep Zoning ... 95
Gambar 5.4 Konsep Bentuk Massa ... 96
Gambar 5.5 Konsep Pola Massa... 97
Gambar 5.6 Konsep Orientasi Massa ... 98
Gambar 5.7 Konsep Sirkulasi... 99
Gambar 5.8 Konsep Parkir ... 100
Gambar 5.9 Tanaman Peneduh... 101
Gambar 5.10 Tanaman Penghias ... 102
Gambar 5.11 Tanaman Pengarah ... 102
Gambar 5.12 Gambaran Konsep Hardscape ... 103
Gambar 5.13 Gambaran Distribusi Aliran Listrik ... 104
Gambar 5.14 Gambaran Distribusi Aliran Air ... 104
Gambar 5.15 Zoning TPI... 105
Gambar 5.16 Zoning Tempat Perbaikan Jaring... 105
Gambar 5.17 Zoning Balai Pertemuan Nelayan... 106
Gambar 5.18 Zoning Pasar Makanan ... 106
Gambar 5.19 Zoning Toko Spare Part... 106
Gambar 5.20 Zoning Kantor Pelabuhan ... 106
Gambar 5.21 Zoning Menara Pengawas... 106
Gambar 5.22 Pos Pelayanan Terpadu... 106
Gambar 5.23 Zoning Laboratorium... 106
Gambar 5.25 Zoning Klinik ... 107
Gambar 5.26 Zoning Rumah Dinas... 107
Gambar 5.27 Perletakan Entrance Bangunan ... 108
Gambar 5.28 Pola Sirkulasi Radial... 109
Gambar 5.29 Pola Sirkulasi Linier ... 109
Gambar 5.30 Gambaran Tampilan Tempat Pelelangan Ikan ... 110
Gambar 5.31 Gambaran Tampilan Kantor Pelabuhan... 110
Gambar 5.32 Gambaran Interior Tempat Perbaikan Jaring... 111
Gambar 5.33 Gambaran Interior Tempat Pelelangan Ikan... 111
Gambar 5.34 Struktur Pondasi Tiang Pancang... 112
Gambar 5.35 Struktur Beton Bertulang... 112
Gambar 5.36 Struktur Rangka Atap dari Kayu ... 112
Gambar 5.37 Penempatan sistem pemadam kebakaran... 113
Gambar 5.38 Penempatan Penangkal Petir... 111
Gambar 5.39 Skema distribusi pembuangan sampah ... 115
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Fasilitas yang Ada di PPN Pengambengan ... 10
Tabel 2.2 Aktivitas Nelayan dalam menangkap ikan ... 11
Tabel 2.3 Persentase Hasil Tangkapan Ikan di PPN ... 12
Tabel 2.4 Data Penimbangan Ikan di TPI Pengambengan ... 13
Tabel 2.5 Besaran Ruang Di PPN Pengambengan ... 18
Tabel 2.6 Potensi PPN Pengambengan... 23
Tabel 3.1 Pengelompokan Zona Kegiatan... 36
Tabel 3.2 Analisa Studi Banding Pengembangan PPN Pengambengan... 55
Tabel 4.1 Jenis Kegiatan di PPN Pengambengan... 62
Tabel 4.2 Kebutuhan Ruang di PPN Pengambengan ... 68
Tabel 4.3 Jumlah Civitas di PPN Pengambengan ... 70
Tabel 4.4 Program Performansi PPN Pengambengan ... 74
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab I ini akan dijabarkan mengenai latar belakang mengapa
dilakukannya Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)
Pengambengan, rumusan masalah, tujuan, dan metode perancangan yang akan
digunakan dalam menghimpun data sebagai dasar dalam perancangan.
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya ikan yang sangat
kaya, hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara kepulauan dimana
mayoritasnya adalah daerah perairan. Sumber daya ikan yang dimiliki oleh
Indonesia memberikan peluang yang baik bagi pelaku usaha di bidang perikanan
tangkap. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pemanfaatan sumber daya
ikan di laut, diperlukan fasilitas pelabuhan perikanan yang baik agar kekayaan
perikanan di Indonesia dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Pelabuhan perikanan merupakan tempat yang berfungsi sebagai tempat
pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan, tempat pengumpulan data
tangkapan, tempat pelaksanaan penyuluhan serta pengembangan masyarakat
nelayan dan tempat untuk memperlancar operasional kapal perikanan.
Salah satu pelabuhan perikanan yang ada di Bali adalah Pelabuhan
Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan di Kabupaten Jembrana. Pelabuhan
tersebut merupakan Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Departemen Kelautan dan
Perikanan. PPN Pengambengan terletak pada 08023’ 46” Lintang Selatan dan 1140
34’ 47” Bujur Timur, terletak di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara,
Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Pelabuhan tersebut menghadap ke Samudera
Hindia dan Selat Bali. Kegiatan Perikanan di Pengambengan telah dimulai sejak
tahun 1976/1977.
Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan merupakan salah satu
penyumbang PAD ( Pendapatan Asli Daerah ) Kabupaten Jembrana dan pendapatan
penghasilan para nelayan yang berasal dari penduduk sekitar. Berdasarkan data dari
Dinas Perikanan, Kelautan dan Kehutanan Jembrana, Hasil utama Pelabuhan
Perikanan Nusantara Pengambengan adalah produksi tangkapan ikan lemuru
(Sardinella lemuru) dengan rata-rata hasil tangkapan 53.947 ton/tahun. Produksi
ikan yang melimpah tersebut karena didukung oleh Potensi perairan laut di
Kabupaten Jembrana yaitu perairan Selat Bali dengan luas area sekitar 2,500 km2,
sedangkan luas perairan laut ± 604,24 km2.
Besarnya potensi dari perairan tersebut, tidak dibarengi dengan infrastruktur
yang mampu memaksimalkan semua aktivitas nelayan di Pelabuhan Perikanan
Nusantara Pengambengan. Beberapa diantaranya seperti Tempat Pelelangan Ikan
(TPI) di PPN Pengambengan saat ini mengalami overload karena alat timbang
terbatas sehingga areal TPI perlu perluasan untuk menampung pelelangan ikan,
tempat pendaratan ikan yang masih terfokus di depan tempat pelelangan ikan saja,
sehingga banyak kapal yang harus menunggu karena keterbatasan tempat
pendaratan. Selain itu banyak orang yang memarkir kendaraan, baik kendaraan roda
dua maupun kendaraan roda empat disembarang tempat, dikarenakan lahan parkir
yang ada masih belum memadai serta tidak terdapatnya fasilitas kesehatan untuk
Dari segi utilitas yang ada di Pelabuhan ini masih terdapat kekurangan,
contohnya seperti terdapat genangan limbah yang belum tertangani, lokasi
pembuangan limbah itu kini justru digunakan untuk tempat pembuangan sampah
sehingga memberikan kesan kumuh pada pelabuhan ini dan sanitasi tempat
pelelangan ikan juga masih kurang sehingga menimbulkan bau tidak sedap dan
kumuh.
Permasalahan-permasalahan ini juga tidak lepas dari kurangnya kesadaran
para pengguna fasilitas yakni para nelayan dan ketegasan dari pengelola pelabuhan
dalam menerapkan kebijakan atau aturan-aturan terkait pengelolaan operasional
pelabuhan perikanan tersebut. Seperti kurang sadarnya nelayan dan pedagang untuk
tidak membuang sampah ke kolam labuh yang seharusnya bersih dari sampah.
Hingga akibat dari hal tersebut, kolam labuh mengalami pendangkalan sehingga
para nelayan sulit medaratkan perahunya di dermaga.
Mempertimbangkan permasalahan-permasalah yang ada pada Pelabuhan
Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan dan pentingnya pelabuhan ini untuk
perekonomian masyarakat kalangan menengah ke bawah dan peningkatan PAD (
Pendapatan Asli Daerah ) maka pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara
sangat diperlukan agar potensi dan lingkungan yang ada pada tempat tersebut
menjadi lebih baik dan memberikan manfaat secara optimal bagi seluruh pengguna
pelabuhan perikanan tersebut, sehingga mampu memajukan perekonomian di
Kabupaten Jembrana.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang melandasi dasar pemikiran, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah potensi yang dapat menunjang Pengembangan Pelabuhan Nusantara
(PPN) Pengambengan?
2. Bagaimana program fungsional, perfomansi, arsitektural dan program tapak
yang sesuai pada pengembangan Pelabuhan Nusantara Pengambengan ?
3. Bagaimana konsep perancangan yang paling tepat yang dipergunakan dalam
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara
Pengambengan di Negaraini antara lain :
1. Untuk dapat mengetahui potensi yang dapat menunjang Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan.
2. Untuk dapat menentukan program fungsional, perfomansi, arsitektural dan
program tapak yang sesuai dengan Pengembangan Pelabuhan Perikanan
Nusantara Pengambengan .
3. Untuk dapat merumuskan konsep perancangan yang paling tepat yang
dipergunakan dalam Pengembangan Pelabuhan Nusantara Pengambengan.
1.4. Teknik Penulisan
Teknik penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan tentang
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan dengan
beberapa langkah pendekatan yaitu, teknik pengumpulan data, pengolahan data,
dan penyimpulan.
1.4.1. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikelompokkan terdiri dari dua jenis data yaitu data primer dan
data sekunder, berikut penjelasan dan cara untuk mendapatkan data-data tersebut :
1. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya serta
semua keterangan yang untuk pertama kalinya diamati dan dicatat oleh peneliti.
Data primer ini diperoleh melalui :
a. Wawancara
Data diperoleh dengan mengadakan tanya jawab (wawancara) dengan
pihak-pihak yang berkompeten yang mengerti tentang potensi dan permasalahan
mengenaiPengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan.
Dalam hal ini melakukan wawancara dengan pengelola pelabuhan, nelayan
dan pedagang tentang hal-hal yang berkaitan dengan Pelabuhan Perikanan
b. Observasi
Data diperoleh melalui pengamatan langsung ke lapangan (Pelabuhan
Perikanan Nusantara Pengambengan) dengan cara dokumentasi/foto. Data
yang dicari seperti : data fisik tapak dan keadaan eksisting Pelabuhan
Perikanan Nusantara Pengambengan meliputi sirkulasi, utilitas, kondisi visual
bangunan, penataan parkir, sanitasi, dan struktur.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumbernya dan telah
dikumpulkan oleh pihak lain. Adapun cara yang dilakukan dalam mendapatkan
data sekunder mengenai Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara
Pengambengan, yaitu :
a. Studi Literatur
Yaitu mengumpulkan data atau materi dari buku/literatur yang telah ada yang
berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan. Data tersebut diperoleh dari
perpustakaan, browsing internet dan Dinas Perikanan, Kelautan dan
Kehutanan Kabupaten Jembrana.
b. Data Instansional
Dengan mencari data yang berhubungan dengan peraturan-peraturan dan
kebijakan-kebijakan baik nasional maupun daerah yang mempengaruhi
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan.
c. Studi Objek Sejenis
Dalam hal ini, melakukan observasi terhadap fasilitas bangunan sejenis untuk
dijadikan masukan atau pertimbangan dalam melakukan perancangan
selanjutnya. Adapun objek yang dijadikan sebagai studi banding yakni :
Pelabuhan Perikanan Brondong di Lamongan, Pelabuhan Perikanan
Pekalongan di Jawa Tengah dan Pelabuhan Perikanan Palabuhanratu di Jawa
1.4.2. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis untuk mendapatkan suatu
konsep yang nantinya akan digunakan dalam perancangan. Teknik pengolahan data
yang dilakukan terdiri dari tiga tahapan yaitu :
1. Penyusunan Data
Data-data yang dikupulkan disusun secara sistematis sesuai dengan jenis data,
yaitu data literatur (terkait dengan Pelabuhan Perikanan), data literatur dan studi
banding.
2. Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa sesuai konteks dan sesuai
dengan teori arsitektur dan acuan yang relevan. Analisis data terbagi menjadi :
a. Kualitatif,analisis kualitatif merupakan analisis data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka secara langsung. Penelitian kualitatif pada dasarnya
merupakan proses penyelidikan, yang menghimpun data-data utama dan
sekaligus data tambahannya.
b. Kuantitatif, analisis kuantitatif pada dasarnya merupakan analisis terhadap semua data yang terukur dalam bentuk angka. Kuantitatif bersifat penilaian
objektif terhadap suatu masalah, pengambilan keputusan yang menggunakan
model-model matematika dengan menggunakan hitungan dan tabel.
1.4.3. Teknik Penyimpulan Data
Merupakan tahap terakhir yaitu menyimpulkan data yang diambil sebagai
rangkuman dari semua jawaban atas masalah yang telah diangkat. Membandingkan
antara rumusan masalah dengan hasil analisis yang telah didapatkan sehingga
BAB II
POTENSI DAN PERMASALAHAN PELABUHAN
PERIKANAN NUSANTARA PENGAMBENGAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai kondisi eksisting dari Pelabuhan
Perikanan Nusantara Pengambengan dan pembahasan mengenai segala potensi dan
permasalahan yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan.
2.1. Kondisi Eksisting Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan. Pelabuhan Perikanan Pengambengan terletak di Jalan Pelabuhan Perikanan
No.1, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana. Pelabuhan
Perikanan ini merupakan pusat kegiatan perikanan rakyat terbesar di Bali. Di bawah
ini merupakan peta lokasi Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan dan
Gambar 2.2 Peta Kabupaten
Jembrana
Sumber :
RTRW Kabupaten Jembrana lampiran
hal. 1 Gambar 2.1 Peta Pulau Bali
Sumber :
http://www.tourbalimurah.com/images/ map-bali.jpg
diakses pada 5 Oktober 2015
U
Gambar 2.3 Peta Eksisting PPN Pengambengan tahun 2015
No Nama Fasilitas Jenis Fasilitas Luasan (±)
1 Kolam Pelabuhan Pokok 20.000 M2
2 SPBN Fungsional 100 M2
3 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Fungsional 320 M2
4 Tempat Bongkar Muat Kapal Fungsional 100 M2
5 Mushola Penunjang 35 M2
6 Kantor PPN Pengambengan Penunjang 100 M2
7 Toserba Penunjang 100 M2
8 Bengkel Penunjang 110 M2
9 Tempat Perbaikan Jaring Fungsional 400 M2
10 Lapak Pedagang Penunjang 100 M2
11 Pasar Penunjang 450 M2
12 Pol Air Penunjang 110 M2
13 MCK Penunjang 80 M2
14 Kantor Pelayanan Penunjang 80 M2
15 Shelter Nelayan Penunjang 75 M2
16 Rumah Jaga Penunjang 5,5 M2
17 Pos Satpam Penunjang 5,5 M2
Tabel 2.1 Fasilitas yang Ada di PPN Pengambengan
Gambar 2.4 Letak-Letak Fasilitas yang ada di PPN Pengambengan
Sumber : (Arsip Kantor PPN Pengambengan,2015)
31
2.2. Kondisi Non Fisik Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan merupakan
pelabuhan perikanan kelas B berdasarkan Peraturan Menteri No. 16 Tahun 2006
Tentang Pelabuhan Perikanan. PPN Pengambengan memiliki luas area 9,1 Ha.
Aktivitas yang diwadahi oleh pelabuhan perikanan ini yakni pemasaran hasil
perikanan, perbaikan dan pemeliharaan kapal serta alat-alat penangkap ikan,
administrasi pelabuhan, penyediaan logistik untuk kebutuhan nelayan saat melaut,
dan pembinaan nelayan.
2.2.1. Nelayan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan Berdasarkan Statistik Perikanan Tangkap Indonesia (2011:XII) Nelayan
diklasifikasikan berdasarkan tingkat/besarnya usaha dibagi menjadi empat, yaitu :
a. Yang tidak menggunakan perahu
b. Yang menggunakan perahu tanpa motor
c. Yang menggunakan perahu motor tempel
d. Yang menggunakan kapal motor
Pada PPN Pengambengan, hanya terdapat nelayan yang menggunakan
perahu motor tempel. Jumlah armada perahu dengan motor tempel di PPN No Nama Fasilitas Jenis Fasilitas Luasan (±)
18 Tempat Penerbitan Surat Berlayar Penunjang 150 M2
19 Mess Karyawan Penunjang 36 M2
20 Rumah Dinas Staff Penunjang 100 M2
21 Gudang Penunjang 30 M2
22 Rumah Dinas KA Syahbandar Penunjang 100 M2
23 Balai Pertemuan Nelayan Penunjang 250 M2
24 Rumah Dinas KA PPN Penunjang 160 M2
25 Rumah Jaga Utama Penunjang 90 M2
26 Tempat Suci Fungsional 35 M2
27 Cold Storage Fungsional 1300 M2
28 Pabrik Pengolahan Ikan Penunjang 4300 M2
29 Pabrik Pengalengan Ikan Penunjang 10000 M2
30 Pabrik Pengalengan Ikan Penunjang 10000 M2
31 Breakwater Pokok 1627 M2
32 Dermaga Pokok 1570 M2
Pengambengan 148 unit, dengan mempekerjakan nelayan sebanyak 2810 orang
dimana terdiri dari 42 orang yang memiliki usaha perikanan dan 2768 orang
sisanya sebagai buruh nelayan yang bekerja kepada pemilik usaha perikanan.
Pemilik usaha perikanan di PPN Pengambengan dapat dilihat pada tabel 2.2
berikut :
No Nama Usaha Perikanan Nama Ketua
1 Kawan Sejahtera I Wayan Artika
2 Anugrah Misdari
9 Mina Karya Bakti Segara Haripan
10 Bina Usaha H. Muhamad Suri
11 Bina Usaha Sejahtera Tasrip
12 Lele Segar Gatot
13 Bunga Seroja Umiyati
14 Bina Sejahtera H. Dasuki
15 Layang Kembang Miswati
16 Sejahtera M. Hasan Ali
17 Sinar Bahari Firdaus
18 Mina Kelapa Gading Komari
19 Putra Badeen Bersatu Jaini Zen
20 Anggrek Adi Burahman
21 Tunjung Mina Abdul Harrid
22 Mutiara Ahmad Kamil
23 Putra Mandiri H. Marbam
24 Bintang Permata Sugianto
25 Mawar Indah Saipurahim
26 Mitra Anugrah Samsul Nam
27 Sumber Rejeki Saiful Bahri
28 Bintang Barat Sutono
29 Bintang Timur Samsuri
30 Bintang Baru Halil Kiso
31 Fajar Indah Selamet Riyadi
32 Hidup Jaya Yudi Saputra
33 Mitra Segara Ali Musri
34 Segara Kaja Suand
35 Tanjung Suwan Mulyadi
36 Kembang Terang Sariawi
37 Bintang Terang Jurrito
38 Bunga Seroja Nuriasih
39 Bunga Bahari Narturi
40 Tanjung Tangis Madek Supriadi
41 Mitra Usaha Mandiri Daeng Faturahman
42 Bunga Segara Nuriasih
Tabel 2.2 Pemilik Usaha Perikanan PPN Pengambengan
Nelayan-nelayan yang beraktivitas di PPN Pengambengan mayoritas
berasal dari daerah Jawa. Mereka pindah dan menetap di Bali, lalu membuat
perkampungan di Desa Pengambengan. Letak perkampungan nelayan sangat dekat
dengan pelabuhan perikanan sehingga aksesbilitas para nelayan menuju pelabuhan
perikanan sangat mudah. Berikut letak perkampungan nelayan yang ada di sekitar
PPN Pengambengan :
= Letak Perkampungan Nelayan
Gambar 2.5 Letak Perkampungan Nelayan di Sekitar PPN Pengambengan
2.2.2. Aktivitas Perikanan
Langkah-langkah kerja para Nelayan dalam setiap aktivitas operasi
penangkapan ikan di PPN Pengambengan, Bali sebagai berikut :
a. Persiapan di darat. ( Pukul 16.00 WITA )
b. Pemuatan (loading) ke atas kapal. ( Pukul 17.00 WITA )
c. Berlayar menuju daerah penangkapan ikan (fishing ground). ( Pukul 17.30
WITA )
d. Persiapan alat penangkapan ikan.
e. Pengoperasian alat penangkapan ikan, penurunan jaring (setting) pertama.
f. Pengangkatan jaring (hauling) alat penangkapan ikan pertama.
g. Penanganan hasil tangkapan pertama.
h. Persiapan alat penangkapan ikan dan seterusnya.
i. Pengoperasian alat penangkapan ikan, setting ke dua dan seterusnya.
j. Hauling ke dua dan seterusnya.
k. Penanganan hasil tangkapan kedua, dan seterusnya.
l. Berlayar menuju pelabuhan asal (fishing base) keesokan harinya. ( Pukul
07.30 WITA )
m. Proses bongkar hasil tangkapan.
Berdasarkan data dari Dinas Perikanan, Kelautan dan Kehutanan Kabupaten
Jembrana (2014:170) Prosentase jenis ikan yang dominan tertangkap oleh nelayan
yang melakukan penimbangan dan pelelangan ikan di TPI Pengambengan selama
tahun 2007-2014 adalah ikan lemuru (83,68%), ikan tongkol (9,32%), ikan layang
(4,94%), ikan lainnya (1,34%), dan ikan selengseng (0,14%). Sedangkan
prosentase nilai penimbangan dan pelelangan ikan, didominasi oleh ikan lemuru
(67,67%), ikan tongkol (21,19%), ikan layang (8,73%), ikan lainnya (2,04%), dan
ikan selengseng (0,37%). Berikut gambar ikan-ikan yang menjadi produksi PPN
Penimbangan / pelelangan ikan di TPI Pengambengan selama tahun
2007-2014, secara umum cenderung mengalami peningkatan. Demikian juga dengan nilai
pelelangan ikan, jumlah armada yang mendarat / menimbang ikan, serta PAD dari
TPI Pengambengan cenderung mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena
cuaca dan kondisi perairan di Selat Bali yang baik untuk melakukan penangkapan
ikan.
Gambar 2.6 Ikan Lemuru, Ikan Layang, Ikan Tongkol, Ikan Slengseng, Ikan Kenyar, Ikan
Banyar
Sumber :(Profil Dinas Perikanan, Kelautan dan Kehutanan Kabupaten Jembrana 2014:170)
Gambar 2.7 Ikan Selar, Ikan Tamban, Ikan Kekerong, Ikan Utik, Ikan Marmoyo, Ikan Ceracah,
Ikan Layur, Ikan Teribang, dan Ikan Putihan.
Sumber : (Profil Dinas Perikanan, Kelautan dan Kehutanan Kabupaten Jembrana tahun 2014:168)
2.2.3. Pengelolaan PPN Pengambengan
Sistem Pengelolaan PPN Pengambengan ini dilakukan dengan pemungutan uang
retribusi dari Tempat Pelelangan Ikan yang dipungut dari setiap transaksi jual beli
ikan di pelabuhan ini. Retribusi tersebut digunakan operasional Pelabuhan, melalui
kelembagaan Pengurus Pelabuhan Perikanan yang tertera dalam gambar 2.6 bawah
ini :
2.3. Kondisi Fisik Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan
Kondisi fisik PPN Pengambengan meliputi lokasi PPN Pengambengan,
Lingkungan sekitar, besaran ruang, sarana dan prasarana pendukung, kondisi
bangunan, tampilan bangunan, sistem sirkulasi dan parkir.
2.3.1. Lokasi PPN Pengambengan
Pelabuhan Perikanan Pengambengan terletak di Jalan Pelabuhan Perikanan
No.1, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Berjarak 9
km dari Kota Negara atau ± 105 km di sebelah Barat Kota Denpasar. staff
Ni Ketut Erlina Efendi, S.Pi
Kepala Seksi Kesyahbandaran
Sutarno, B.Sc
Kepala Seksi Tata Kelola dan Pelayanan Usaha
Budi Priantono, B.Sc
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Kadek Adi Chandra Kusuma, S.St.Pi
staff
Gambar 2.8 Struktur Organisasi PPN Pengambengan
2.3.2. Lingkungan Sekitar
Berikut gambaran kondisi lingkungan sekitar Pelabuhan Perikanan
Nusantara Pengambengan :
(a) Batas Utara : Pabrik pabrik pengalengan ikan
Gambar 2.10 Pabrik Pengolahan Ikan di sekitar PPN Pengambengan
Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015
Gambar 2.9 Situasi di sekitar PPN Pengambengan
Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015
Pada area bertanda biru ini adalah site yang akan dijadikan sebagai area pengembangan
Pabrik Pengolahan ikan
Selat Bali Cold Storage
(b) Batas Timur : Pertokoan dan Pabrik pengalengan ikan
(c) Batas Selatan : Cold Storage
(d) Batas Barat : Selat Bali dan Samudra Indonesia
Gambar 2.11 Pertokoan dan Pabrik Pengalengan Ikan
Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015
Gambar 2.12 Cold Storage
Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015
Gambar 2.13 Kolam Pelabuhan yang berbatasan langsung
dengan Selat Bali dan Samudra Indonesia
Kondisi Sekitar Area Pengembangan :
2.3.3. Kondisi Bangunan PPN Pengambengan
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, kondisi fisik dari bagunan-bangunan
yang ada di PPN Pengambengan ini sudah cukup baik, namun ada beberapa fasilitas
yang perlu diperbaiki dan beberapa fasilitas yang ditambahkan pada PPN
U
Selat Bali
Selat Bali
Pengolahan Ikan
Pos Pelayanan Terpadu
Tempat Penerbitan Surat Berlayar
Gambar 2.14 Kondisi Sekitar Area Pengembangan
Pengambengan ini. Pengelolaan Pelabuhan Perikanan ini juga perlu ditingkatkan,
dan diperlukan juga kesadaran pengguna fasilitas PPN ini agar fasilitas tersebut bisa
bermanfaat secara maksimal dan terkelola dengan baik. Berikut gambaran kondisi
eksisting pada PPN Pengambengan ini :
2.3.4. Tampilan Bangunan
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, Pelabuhan Perikanan Nusantara
ini memiliki tampilan bangunan dengan gaya arsitektur bali tetapi dalam
penerapannya sangat minim, lebih dominan sudah modern, untuk gaya arsitektur Mess Karyawan
Tempat Ibadah
Balai Pertemuan
TPI
SPBN Parkir
Pasar Makanan
Gambar 2.15 Kondisi Bangunan PPN Pengambengan
bali hanya ditampilkan dengan bentuk atap, penggunaan material batu paras pada
bangunan pura dan bata merah pada bagian pintu masuk bangunan, contoh tampilan
bangunan dengan gaya arsitektur bali dalam Pelabuhan Perikanan Pengambengan
ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
2.3.5. Sistem Sirkulasi dan Parkir Kendaraan
Sistem sirkulasi di Pelabuhan Perikanan Nusantara ini menggunakan sistem
sirkulasi linier dan menggunakan off-street parking yakni lahan parkir yang tidak
menggunakan badan jalan, sehingga tidak membuat kemacetan pada jalur
sirkulasi, namun membuat penggunanya kurang tertib dalam memarkirkan
kendaraannya. Sistem sirkulasi pada PPN ini menggunakan satu entrance yakni
di sebelah barat. Sirkulasi di PPN ini cukup kacau karena banyak pengendara
motor yang melawan arah sirkulasi pada pelabuhan ini. Untuk gambaran sistem
sirkulasi di Pelabuhan Perikanan Pengambengan, dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Gambar 2.16 Tampilan Arsitektur
Bali pada Balai Pertemuan Nelayan
Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015
Gambar 2.17 Tampilan Arsitektur
Bali pada Merajan
2.4. Evaluasi Purna Huni (Post Occupancy Evaluation-POE) terhadap PPN Pengambengan dalam mencapai optimalisasi pelayanan.
Dalam evaluasi pasca huni ( Post Occupancy Evaluation ) terdapat 3 (tiga)
aspek yang dijadikan dasar dalam menganalisis masalah yang ada yaitu aspek
fungsional, aspek teknis dan aspek prilaku. Tiga aspek tersebut merupakan fokus
pembahasan dalam sub bab ini.
Dalam Evaluasi Purna Huni ini akan ditinjau berbagai analisa yang akan
menjelaskan tentang performance PPN Pengambengan dengan aspek-aspek yang
tertera di atas. Dalam setiap aspek tersebut akan diberikan rekomendasi Keterangan
= Tempat Parkir
= Arus Sirkulasi
Gambar 2.18 Pola Sirkulasi dan Parkir Kendaraan
pembenahan ruang maupun objek untuk mencapai optimalisasi kegiatan bisnis
perikanan di PPN Pengambengan. Setiap solusi yang didapat dari isu-isu yang ada
di PPN Pengabengan ini akan diterapkan pada rencana pengembangan Pelabuhan
Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan.
2.4.1. Analisa Terhadap Fasilitas PPN Pengambengan
Berikut pengkajian terhadap fasilitas-fasilitas yang ada di PPN
Pengambengan dimana hasil dari analisa ini akan dipakai sebagai acuan dalam
dalam proyek pengembangan PPN Pengambengan sebagai berikut :
1. Fasilitas Pokok
a. Dermaga pendaratan yang sudah ada masih kurang memadai untuk menampung kegiatan bongkar muat hasil tangkapan. Keterbatasan dermaga
pendaratan ini membuat aktivitas nelayan untuk bongkar muat ikan menjadi
sulit.
Menurut Triatmodjo (2010:412) Untuk mengukur kebutuhan dermaga
pendaratan dapat dipakai rumus berikut :
Pada PPN Pengambengan, bobot kapal = 30 GT, waktu operasional pelabuhan
adalah 12 jam dengan waktu untuk membongkar muatan adalah 1 jam, panjang Ld = Panjang dermaga pendaratan
N = Bobot Kapal
Y = Perbandingan antara waktu operasional pelabuhan dan waktu bongkar muatan ikan L = Panjang Kapal
Gambar 2.19 Para Nelayan yang Melakukan Bongkar Muat Hasil
Tangkapan di Bibir Pantai karena Keterbatasan Dermaga
kapal diketahui adalah 18,5 m. Jadi kebutuhan panjang dermaga pendaratan
adalah 30/12 (18,5 + 0,15(18,5)) = 53,2 meter (dibulatkan 53 m) dimana dari
panjang tersebut mampu untuk merapatkan 3 kapal secara bersamaan.
b. Dermaga Tambat Labuh pada PPN ini kondisinya sudah baik.
c. Kolam Pelabuhan pada pelabuhan perikanan ini mengalami pendangkalan. Hal ini membuat perahu nelayan sulit mencapai daratan. Solusi dari hal ini
yakni diperlukannya pengerukan kolam pelabuhan untuk mendapatkan
kedalaman sedalam tiga meter.
2. Fasilitas Fungsional
a. Tempat Pelelangan Ikan di PPN Pengambengan ini memiliki luas 320 m2. Luasan dari TPI ini masih belum cukup untuk mewadahi ramainya aktivitas
pelelangan ikan di PPN ini sehingga terjadi overload.
Gambar 2.21 Kolam Pelabuhan Mengalami Pendangkalan
Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015
Gambar 2.20 Kolam Tambat Labuh
Menurut Triatmodjo (2010:419) Untuk mengukur luasan fasilitas TPI tersebut
dipakai rumus sebagai berikut :
Jadi TPI yang dibutuhkan di PPN Pengambengan adalah S = 44.572 kg/hari
: ( 2 x 0,30 x 80 ) = 928,5 m2 . Jadi TPI di PPN Pengambengan masih kurang
620 m2. Solusi dari kekurangan luasan TPI tersebut adalah membuat TPI
tambahan pada rencana pengembangan.
b. Tempat Perbaikan Jaring yang ada di PPN ini disalahgunakan menjadi tempat parkir, hal ini tentu menyulitkan nelayan saat mereka membutuhkan
tempat untuk memperbaiki jaring mereka.
S = Luas Temmpat Pelelangan Ikan (m2)
N= Banyak ikan yang dihasilkan per hari (kg/hari) R= Jumlah Pelelangan yang terjadi dalam sehari (2x)
α = Rasio dari luasan yang dipakai untuk tempat ikan
dengan luas total tempat pelelangan ikan.(0,30) P = Berat ikan hasil tangkapan yang ditangani per
satuan (170 kg/m2)
Gambar 2.22 Kondisi TPI yang overload saat pelelangan ikan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015
Gambar 2.23 Tempat Perbaikan Jaring yang digunakan sebagai Parkir
Solusi dari hal ini adalah mengubah elemen bawah bangunan ini yakni dengan
menambahkan tangga pada sekelilingnya sehingga tidak digunakan sebagai
tempat parkir motor lagi.
c. Menara Pengawas, Laboratorium Pembinaan Mutu dan instalasi IPAL belum dimiliki oleh PPN Pengambengan ini. Menurut Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 51/PERMEN-KP/2014
tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan
dan Perikanan Tahun 2015, pada fasilitas fungsional pelabuhan perikanan harus
terdapat menara pengawas, laboratorium pembinaan mutu dan IPAL.
d. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan pada PPN ini kondisinya sudah baik.
e. Cold Storage pada PPN ini sudah baik
Gambar 2.24 SPBN di PPN Pengambengan
Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015
3. Fasilitas Penunjang
a. Tempat Ibadah pada PPN ini kondisinya sudah baik.
b. Kantor PPN Pengambengan dilakukan penggantian material atap yang masih menggunakan asbes menjadi bahan yang mencerminkan arsitektur lokal.
c. Toserba dan Pasar Makanan dilakukan penggantian material atap yang masih menggunakan asbes menjadi bahan yang mencerminkan arsitektur lokal dan
penataan los-los pedagang yang akan dibuat permanen. Gambar 2.26 Tempat Ibadah di PPN Pengambengan
Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015
Gambar 2.27 Kantor PPN Pengambengan yang Masih Menggunakan Asbes
Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015
Gambar 2.28 Toserba dan Pasar Makanan yang Masih Menggunakan Asbes
d. Bengkel Mesin kondisinya sudah baik.
e. Kantor Polisi Perairan kondisinya sudah baik.
f. MCK dilakukan penggantian material atap yang masih menggunakan asbes menjadi bahan yang mencerminkan arsitektur lokal.
g. Kantor Pelayanan dilakukan penggantian material atap yang masih menggunakan asbes menjadi bahan yang mencerminkan arsitektur lokal dan
penataan vegetasi agar tidak menghalangi fasad bangunan. Gambar 2.29 Kantor Polair di PPN Pengambengan
Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015
Gambar 2.30 MCK di PPN Pengambengan
Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015
Gambar 2.31 Kantor Pelayanan di PPN Pengambengan
h. Shelter Nelayan merupakan tempat beristirahat nelayan, dimana pada PPN ini
akan dilakukan penataan material elemen penyusun ruang.
i. Pos Jaga di PPN ini dilakukan penggantian material atap yang masih menggunakan asbes menjadi bahan yang mencerminkan arsitektur lokal.
j. Tempat Penerbitan Surat Ijin Berlayar di PPN ini dilakukan penggantian material atap yang masih menggunakan asbes menjadi bahan yang
mencerminkan arsitektur lokal.
Gambar 2.32 Kondisi Shelter Nelayan di PPN Pengambengan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015
Gambar 2.34 Kondisi Tempat Penerbitan Surat Ijin Berlayar Nelayan di PPN Pengambengan
Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015
Gambar 2.33 Kondisi Pos Jaga di PPN Pengambengan
k. Mess Karyawan dan Rumah Dinas ini dilakukan penggantian material atap yang masih menggunakan asbes menjadi bahan yang mencerminkan arsitektur
lokal.
l. Balai Pertemuan Nelayan ini dilakukan penggantian material atap yang masih menggunakan asbes menjadi bahan yang mencerminkan arsitektur lokal.
m. Dalam proyek pengembangan PPN Pengambengan, harus mengacu pada
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Per.08/Men/2012 tentang
Kepelabuhan Perikanan, dimana berdasarkan peraturan tersebut Pelabuhan
Perikanan Nusantara harus memiliki industri perikanan, dimana pada PPN
Pengambengan belum memiliki industri perikanan.
n. Nelayan merupakan profesi dengan kegiatan yang paling berbahaya di dunia.
Kecelakaan dapat terjadi pada kapal- kapal baik dalam pelayaran berlabuh atau
sedang melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan meskipun sudah
dilakukan usaha untuk menghindarinya. Sehingga diperlukan fasilitas yang
mampu menjawab kebutuhan nelayan tersebut disamping itu juga diperlukan Gambar 2.35 Kondisi Mess Karyawan
Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015
Gambar 2.36 Kondisi Bangunan Balai Pertemuan Nelayan
alat-alat keselamatan untuk menanggulangi hal-hal yang tidak diinginkan.
Fasilitas yang diperlukan ialah klinik dan toko alat keselamatan.
o. Diperlukannya juga fasilitas kios IPTEK sebagai pusat informasi dan hasil riset yang telah dilakukan di PPN Pengambengan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan beberapa fasilitas di PPN
Pengambengan masih belum memadai dan terdapat kekurangan jika dikaji sesuai
standar dari pemerintah. Dengan rencana pengembangan ini, akan dilakukan
penambahan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dan juga penataan fasilitas yang
sudah ada sehingga memberikan solusi terhadap keberlanjutan bisnis perikanan di
PPN Pengambengan ini.
2.4.2. Analisa Terhadap Aspek Teknis
Pada umumnya, suatu bangunan diharapkan memberikan rasa nyaman,
aman, dan berumur panjang. Dalam hal aspek teknis pada bangunan secara
langsung akan menyangkut pada kondisi fisik bangunan seperti struktur, ventilasi,
sanitasi, dan pengamanan bangunan pada Pelabuhan Perikanan Nussantara
Pengambengan ini. beberapa hal yang menjadi permasalahan dari segi aspek teknis
dan merupakan hal yang menjadi perhatian dalam evaluasi pasca huni (post
Occupancy Evaluation ) adalah sebagai berikut :
a. Bahan Bangunan
Bahan bangunan merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan
kenyamanan dan kesehatan penghuninya. Pada Pelabuhan Perikanan Nusantara
Pengambengan , masih dominan menggunakan penutup atap asbes. Hal ini
memberikan dampak berbahaya bagi kesehatan karena bisa menyebabkan
Asbestosis yakni penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup
Selain itu, penggunaan bahan penutup lantai pada Tempat Pelelangan Ikan
(TPI) dan tempat bongkar muat barang kapal menggunakan bahan keramik.,
dimana penggunaan bahan tersebut kurang tepat pada fasilitas tersebut karena
fasilitas tersebut lebih sering dalam kondisi basah sehingga membuat lantai sangat
licin, berikut gambaran dari penggunaan keramik pada fasilitas tersebut :
Rekomendasi pada desain pengembangan :
Pemecahan masalah ini dilakukan penggunaan material penutup atap
dengan menggunakan penutup atap yang aman bagi kesehatan dan mencirikan
arsitektur bali. Untuk bahan penutup lantai menggunakan menggunakan penutup
lantai yang bertekstur kasar dan mudah untuk dibersihkan agar lantai licin tidak
terjadi sekaligus mudah dalam perawatan.
Gambar 2.37 Penggunaan Atap Asbes pada TPI dan Pasar Makanan
Sumber : survey lapangan, tanggal 10 Oktober 2015
Gambar 2.38 Penggunaan Keramik
pada Lantai TPI
Sumber : survey lapangan, tanggal 10 Oktober 2015
Gambar 2.39 Penggunaan Keramik pada Lantai Tempat Bongkar Muat
Kapal
b.Utilitas Bangunan
Fasilitas Tempat Pelelangan Ikan di PPN Pengambengan ini sangat kurang dengan keran air dimana hanya terdapat satu keran air saja, hal ini sangat
memberikan kerugian dimana TPI menjadi sulit dibersihkan dan juga menimbulkan
bau tidak sedap akibat darah ikan yang tidak dibersihkan. Pada beberapa tempat di
area PPN ini juga belum memiliki saluran drainase dimana akan menimbulkan
genangan air saat hujan. Selain itu permasalahan itu juga terdapat kekurangan dari
tidak adanya sistem CCTV dimana untuk menanggulangi tindak kriminal di PPN
Pengambengan ini yang merupakan fasilitas umum yang seharusnya dapat
digunakan secara aman dan nyaman.
Rekomendasi pada desain pengembangan :
Pemecahan masalah ini dilakukan dengan perencanaan titik-titik
penempatan keran air agar semua tempat yang mebutuhkan sanitasi bisa terjangkau
oleh adanya keran-keran tersebut dan bisa menanggulangi bau tidak sedap dari
ikan. Penataan saluran drainase untuk mencegah timbulnya kekumuhan . Selain itu,
direncanakan juga sistem CCTV sebagai pencegahan tindak kriminal.
2.4.3. Analisa Terhadap Aspek Fungsional
Permasalahan aspek fungsional pada PPN Pengambengan ini menyangkut
segala aspek yang terkait dengan pengoperasian yang berdampak pada efisiensi dan
efektifitas dari bangunan tersebut. Permasalahan yang muncul dari aspek
fungsional dalam Pelabuhan Perikanan ini adalah sebagai berikut : Gambar 2.40 Fasilitas TPI yang
kurang dengan sarana kran air
Sumber : survey lapangan, tanggal 10 Oktober 2015
Gambar 2.41 Tempat yang belum memiliki drainese
a. Zoning
Zoning merupakan penempatan fungsi pada area-area tertentu pada lahan
perancangan yang erat kaitannya dengan kemudahan akses atau kemudahan
pencapaian sehingga memudahkan sirkulasi. Pada PPN ini, zoning parkir masih
kurang jelas dimana akibat dari hal itu terjadi kesemrawutan yang mengakibatkan
ketidaknyamanan dalam bersirkulasi.
Rekomendasi pada desain pengembangan :
Dibuatkan zoning yang jelas pada parkir motor dan parkir mobil, dimana
pada area parkir tersebut sudah dibatasi dengan jelas garis-garis parkir, sehingga
kendaraan pengguna pelabuhan ini nantinya tertata dengan rapi dan sekaligus
memberikan kemudahan sirkulasi.
b. Fungsi Bangunan
Fungsi dari tiap-tiap bangunan di PPN sudah sangat jelas berdasarkan
penamaan dari tiap bangunan dan juga dapat dilihat dari fasilitas-fasilitas yang ada
pada bangunan tersebut. Namun terjadi penyalah gunaan fungsi dari bangunan yang
ada di PPN ini. Contohnya seperti bangunan tempat perbaikan jaring, yang
sesungguhnya digunakan untuk memperbaiki jaring nelayan, namun disalah
gunakan menjadi tempat parkir. Pada bangunan yang fungsinya sebagai shelter
nelayan, justru dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai tempat bersitirahat, hal ini
dikarenakan letak dari shelter yang jauh dari dermaga maupun tempat pelelangan
ikan sehingga para nelayan enggan untuk beristirahat di tempat itu. Serta pada Gambar 2.42 Zoning parkir roda 2
dan 4 yang tidak jelas
Sumber : survey lapangan, tanggal 10 Oktober 2015
Gambar 2.43 Parkir roda 2 yang
memakan badan jalan
Pelabuhan ini terdapat pasar yang mayoritas penjualnya menjual makanan untuk
kebutuhan nelayan, dimana pedagangnya sudah semakin banyak dan
mengakibatkan mereka membuat lapak sendiri di luar bangunan pasar yang sudah
disediakan, dimana lapak yang mereka buat menciptakan kesan kumuh bagi
pelabuhan ini.
Rekomendasi pada desain pengembangan :
Pemecahan masalah ini dilakukan dengan mendesain bangunan yang sesuai
dengan kegunaannya dan permainan pada elemen-elemen pembentuk ruang untuk
menanggulangi agar tidak terjadi penyalahgunaan fasilitas. Selain dengan cara
tersebut, penempatan pos di tempat strategis sebagai tempat pengawasan dari
pengelola sehingga tidak terjadi penyalahgunaan fasilitas. Gambar 2.44 Tempat Perbaikan Jaring
yang digunakan sebagai parkir Sumber : survey lapangan, tanggal 10
Oktober 2015
Gambar 2.45 Shelter Nelayan yang dimanfaatkan sebagai tempat beristirahat oleh warga sekitar Sumber : survey lapangan, tanggal 10
Oktober 2015
Gambar 2.46 Lapak Pedagang Makanan
2.4.4. Aspek Prilaku
Aspek prilaku menghubungkan kegiatan pemakai dengan lingkungan
fisiknya, evaluasi prilaku adalah mengenai bagaimana kondisi dan psikologis
pemakai dipengaruhi oleh rancangan bangunan. Pada PPN Pengambengan, kondisi
bangunan yang kumuh seperti tempat pelelangan ikan sangat mempengaruhi
psikologis pengunanya seperti nelayan dan pembeli ikan sehingga membuat tidak
nyaman dalam melakukan kegiatan pelelangan akibat dari kotornya bangunan dan
aroma tidak sedap dari ikan yang dilelang.Dalam rancangan pengembangan
nantinya, pemilihan material yang dipakai dan utilitas sangat diperhatikan agar
kekumuhan tidak terjadi.
2.4.5. Kesimpulan Evaluasi Purna Huni
Berdasarkan analisis di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan yang
menyangkut perencanaan pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara
Pengambengan. Hasil ini akan menjadi dasar perencanaan PPN Pengambengan
pada tahap berikutnya, dimana kesimpulannya sebagai berikut :
a. Pengembangan PPN Pengambengan dilakukan pada site kosong yang ada pada
pelabuhan perikanan ini, dimana pengembangan dilakukan pada daerah
perairan dan daratan.
U
Site yang akan menjadi area pengembangan
b. Kesimpulan yang dilakukan pada setiap fasilitas yang ada di Pelabuhan
Perikanan Nusantara (PPN) dapat dilihat pada tabel 2.11 :
Tabel 2.4 Kesimpulan Hal yang akan dilakukan pada Fasilitas di PPN Pengambengan
No Nama Fasilitas Permasalahan pada Fasilitas Solusi yang dilakukan Fasilitas Pokok
1 Dermaga Pendaratan Tidak memadai Penambahan dermaga pendaratan baru
2 Kolam Pelabuhan Pendangkalan Pengerukan Fasilitas Fungsional
3 Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Overload, bahan penutup lantai dan atap yang menggunakan asbes serta sanitasi yang kurang memadai
Penataan TPI eksisting dan penambahan TPI baru
4 Tempat Perbaikan Jaring
Dijadikan parkir motor, bahan penutup atap yang berbahaya
Penataan elemen bawah dan penutup atap
5 Menara Pengawas Belum ada fasilitas ini Penambehan fasilitas menara pengawas
6 Laboratorium Mutu Belum ada fasilitas ini Penambahan fasilitas laboratorium mutu
7 Instalasi IPAL Belum ada fasilitas ini Penambahan IPAL Fasilitas Penunjang
8 Kantor PPN
Pengambengan
Bahan penutup atap menggunakan asbes
Penataan elemen penutup atap
9 Toserba dan Pasar Makanan
Bahan penutup atap yang berbahaya dan tidak tertanya los-los pedagang
Penataan elemen penutup atap dan penataan los-los pedagang dibuat permanen
10 MCK Bahan penutup atap
menggunakan asbes
Penataan elemen penutup atap
11 Kantor Pelayanan Bahan penutup atap yang berbahaya dan vegetasi yang menghalangi fasad
Penataan vegetasi dan elemen penutup atap
12 Pos Jaga Material penutup atap mengunakan asbes
Penggantian elemen penutup atap
13 Shelter Nelayan Penggunaan asbes sebagai penutup atap
Penggantian elemen penutup atap
14 Pos Jaga Bahan penutup atap menggunakan asbes
Penggantian elemen penutup atap
15 Tempat Penerbitan Surat Ijin Berlayar
Bahan penutup atap menggunakan asbes
Penggantian elemen penutup atap
16 Rumah Dinas dan Mess Karyawan
Penutup atap menggunakan asbes
Penggantian elemen penutup atap
17 Balai Pertemuan Nelayan
Bahan penutup atap menggunakan asbes
Penggantian elemen penutup atap
18 Industri Perikanan Belum ada fasilitas ini Penambahan industri perikanan 19 Klinik Belum ada fasilitas ini Penambahan fasilitas Klinik
20 Toko Alat
Keselamatan
Belum ada fasilitas ini Penambahan fasilitas Toko Alat Keselamatan
21 Kios Iptek Belum ada fasilitas ini Penambahan fasilitas Kios IPTEK
Penataan fasilitas eksisting
Penataan fasilitas eksisting dan penambahan fasilitas yang sejenis
c. Material-material bangunan yang digunakan pada selaras dengan peraturan
daerah (bernuansa arsitektur bali) dan tentunya memenuhi standar kesehatan,
serta dipadukan dengan material modern kekinian seperti material baja untuk
memberikan kesan nyaman dan aman bagi penggunanya.
d. Perencanaan kembali utilitas yang dibutuhkan di PPN ini, terutama sanitasi dan
drainase untuk meningkatkan kebersihan dan menghilangkan bau tidak sedap
yang melekat pada tempat ini.
e. Penambahan instalasi CCTV sebagai media pembantu pengawasan di PPN
Pengambengan agar tidak kriminal dan penyalahgunaan fasilitas dapat