1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Motivasi merupakan suatu penggerak dari dalam hati seseorang untuk
melakukan atau mencapai suatu tujuan. Motivasi akan memberikan keinginan
dan dorongan maksimal (Marpaung, 2007: 116). Motivasi juga bisa dikatakan
sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari
kegagalan hidup. Dengan kata lain, motivasi adalah sebuah proses untuk
tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah
mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Hal tersebut
didasarkan pada datangnya penyebab suatu tindakan. Tindakan yang
digerakkan oleh suatu sebab yang datang dari dalam individu disebut tindakan
yang bermotif intrinsik, sedangkan tindakan yang digerakkan oleh suatu sebab
yang datang dari luar diri individu disebut tindakan yang bermotif ekstrinsik
(Handoko, 1992: 41- 42).
Anak adalah pemberian dari Allah Swt, pemberian ini merupakan
amanah. Setiap anak diberi bekal kecerdasan dan kemampuan yang
berbeda-beda oleh Allah Swt. Pada prinsipnya jiwa, akal, hati anak, bagaikan selembar
kertas putih yang belum tergores oleh apapun. Orang tuanyalah yang
menuliskan dan menggambar kepribadian anak tersebut (Setiadi, 2010: 84).
mengarahkan anaknya agar tetap terjaga fitrahnya, yaitu tetap terjaga tauhid
atau keIslamannya.
Seorang anak mempunyai dwi kepribadian, yaitu bisa menjadi baik
dan buruk. Baik buruknya anak itu sangat berkaitan erat dengan pembinaan
dan pendidikan agama Islam dalam keluarga, masyarakat, lembaga pendidikan
agama dan sosial (Barmawi, 1993: 3). Anak juga merupakan tumpuan harapan
orang tua dan bangsa di masa yang akan datang. Oleh karena itu, sebaiknya
orang tua memberikan pendidikan yang terbaik untuk masa depan anaknya.
Para orang tua muslim dituntut untuk berusaha membekali anak
dengan pendidikan Islam yang baik dan benar. Pendidikan yang baik akan
memberikan dampak yang baik pula bagi anak. Dalam hal ini, orang tua
sangat berperan penting untuk membimbing, memotivasi dan mengarahkan
anaknya menjadi anak yang sholih dan sholihah, serta mampu memberikan
kontribusi yang baik bagi lingkungan sekitarnya.
Berbahagialah bagi para orang tua yang berhasil dalam mendidik
anak-anaknya sehingga menjadi shalih. Namun untuk mewujudkan itu bukanlah
suatu hal yang mudah, karena banyak halangan dan rintangan. Terlebih lagi
pada masa kini manakala teknologi informasi sudah sangat maju (Jauhari,
2005: 85). Apabila tidak hati-hati akan mendatangkan bahaya serta pergaulan
anak muda yang sudah banyak yang menyimpang dan mendorong
kemaksiatan. Disinilah tugas orang tua menjadi semakin berat, untuk itu perlu
kesabaran dan ketaatan dalam beragama supaya pendidikan terhadap anak bisa
Pendidikan merupakan merupakan tanggung jawab bersama antara
keluarga, masyarakat, pemerintah maupun madrasah atau sekolah. Pendidikan
yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya merupakan pendidikan yang
akan selalu berjalan seiring dengan pembentukan kepribadian anak tersebut
(Emaniar, 2007: 6). Dalam usaha meningkatkan kualitas manusia, maka
pendidikan mempunyai peran yang sangat penting untuk mengembangkan
kepribadian anak.
Pendidikan Islam yang bercorak integralistik adalah suatu sistem
pendidikan yang melatih perasaan siswa dengan mengedepankan nilai spiritual
(Ali, 2008: 58). Dalam hal ini, sikap hidup, tindakan, keputusan, dan
pendekatan siswa terhadap segala jenis pengetahuan mereka dipengaruhi
sekali oleh nilai spiritual dan sangat sadar akan nilai Islam.
Melalui pendidikan, siswa dipersiapkan menjadi masyarakat yang
cerdas dan berguna bagi bangsa. Mengingat demikian pentingnya pendidikan,
maka telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
mutu pendidikan di Indonesia. Pendidikan adalah investasi yang sangat
penting bagi setiap bangsa dalam pembangunan arah kemajuan.
Ketika orang tua menyadari akan pentingnya pendidikan bagi anak,
maka orang tua akan merencanakan dengan matang untuk memasukkan
anaknya di sekolah tertentu. Pendidikan di sekolah merupakan pendidikan
kedua setelah pendidikan yang didapatkan anak dari keluarga. Guru
siswanya. Guru yang memiliki karakter yang baik, akan mentransformasikan
kepada anak karakter yang baik pula.
Kuantitas suatu sekolah tidak mutlak menjadi ukuran bahwa sekolah
tersebut berhasil mencetak siswa yang cerdas, berakhlak mulia dan terampil.
Dibalik semua itu, dituntut peran serta orang tua dan guru sekaligus
masyarakat untuk ikut serta membawa lingkungan pendidikan yang bernuansa
keIslaman. Titik akhir dari semua itu diharapkan sekolah-sekolah berbasis
Islam diharapkan dapat mencetak generasi yang bermutu dan berakhlak mulia
sekaligus menjadi panutan bagi masyarakat sekitarnya.
Di Indonesia, banyak sekali institusi pendidikan yang ada. Dimulai
dari sekolah negeri, sekolah swasta, sekolah yang berbasis Islam, madrasah
diniyah, pondok pesantren, sampai pada sekolah-sekolah atau pondok
pesantren yang bertaraf internasional. Semuanya berperan aktif untuk
memajukan sistem pendidikan di Indonesia. Agar anak dapat memiliki
kecerdasan secara intelektual dan spiritual, maka antara ilmu umum dan
agama harus seimbang. Ketika anak sudah mendapatkan ilmu umum di
sekolah negeri, maka untuk menyeimbangkan ilmu umum dan agama, anak
harus dibekali dengan ilmu agama. seperti halnya ilmu keagamaan bisa juga
didapatkan di madrasah diniyah atau di taman pendidikan al-Qur’an.
Salah satu taman pendidikan al-Qur’an yang menarik diteliti adalah
taman pendidikan al-Qur’an (TPQ) al-Anwar Dadapayam, yang berdiri pada
tahun 1996 hingga sekarang. TPQ al-Anwar Dadapayam terletak di Dusun
berasal dari 7 Dusun dan 2 Kecamatan. Dusun tersebut adalah Dusun Krajan
(Kecamatan Suruh), Deglok (Kecamatan Suruh), Pojok (Kecamatan Suruh),
Ngaglik (Kecamatan Bancak), Glagah (Kecamatan Bancak), Kaliasem
(Kecamatan Bancak ) dan Truko (Kecamatan Bancak).
Hal ini dikarenakan hanya TPQ al-Anwar Dadapayam saja yang masih
aktif digunakan untuk proses pembelajaran. Selain itu, TPQ al-Anwar
Dadapayam juga telah memiliki gedung TPQ sendiri dengan sarana prasarana
yang cukup memadai, dibandingkan dengan TPQ yang lain di sekitar Desa
tersebut.
Prestasi yang pernah diraih oleh TPQ al-Anwar Dadapayam antara lain
pertama, Juara I lomba Tilawatil Qur’an (Putra) tahun 2012 se-Kabupaten
Semarang, Kedua, Juara I lomba Pawai Ta’aruf se-Kecamatan Suruh tahun
2013. Ketiga, Juara I Paket C Wisudawati Terbaik tahun 2012 dan tahun 2013
se-Kecamatan Suruh. Keempat Juara I Peserta Wisudawan-wisudawati
Terbanyak se-Kecamatan Suruh tahun 2008-2013. Kelima Juara II lomba
Cerdas Cermat se-Kecamatan Suruh tahun 2010. Keenam Juara III Tartil
al-Qur’an (Putri) se-Kecamatan Suruh tahun 2010 (Dokumentasi TPQ, 2013).
TPQ al-Anwar Dadapayam memiliki jumlah siswa pada tahun 2013
sebanyak seratus delapan puluh enam (186) siswa. Berdasarkan jumlah
sebanyak 186 siswa, maka Badan Komunikasi (BADKO) Kecamatan Suruh,
menetapkan bahwa TPQ al-Anwar Dadapayam mempunyai siswa terbanyak
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti
lebih dalam tentang “Motivasi wali murid memasukkan anaknya di TPQ
al-Anwar Dadapayam Kecamatan Suruh, Semarang Tahun 2013/2014”. B. Penegasan Istilah
Untuk memudahkan dalam memahami judul skripsi di atas, perlu
penulis tegaskan arti dari istilah-istilah yang terdapat dalam judul sebagai
berikut:
1. Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara
sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990: 593).
Mc. Donald menyatakan bahwa: motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sadiman, 2012: 73).
Jadi motivasi adalah keinginan yang ada pada diri seseorang untuk
melakukan suatu tindakan yang didasari dengan tujuan tertentu.
2. Wali Murid
Istilah wali murid berasal dari dua kata, yaitu wali dan murid. Kata
wali adalah pelindung, pengampu, penanggung (hidup seseorang),
pengganti orang tua. Sedangkan kata murid adalah orang yang sedang
mendalami ilmu suatu ilmu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 783).
Jadi wali murid yaitu orang tua yang menanggung si murid (membayar
3. Memasukkan
Memasukkan berasal dari kata masuk yang artinya datang atau
pergi ke tempat bekerja, atau ke sekolah dsb. Sedangkan memasukkan
artinya membawa, menyuruh, membiarkan masuk atau mendaftarkan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 511).
Jadi, istilah memasukkan berarti datang ke suatu tempat untuk
menyuruh atau mendaftar.
4. Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) al- Anwar Dadapayam
Taman Pendidikan al-Qur’an al- Anwar Dadapayam merupakan
sebuah lembaga pendidikan al-Qur’an yang terletak di Dusun Krajan, Desa
Dadapayam Rt 06 Rw 01 Kecamatan Suruh, Semarang. Lembaga ini
berdiri pada tahun 1996. TPQ al-Anwar Dadapayam didirikan sebagai
bentuk partisipasi untuk mendidik generasi berakhlak mulia, serta mampu
untuk membaca al-Qur’an dengan baik.
Berdasarkan penegasan istilah di atas, yang penulis maksud dari
judul keseluruhan dalam skripsi ini adalah mempelajari dan mengamati
secara seksama serta mendalam tentang motivasi wali murid atau keadaan
yang mendorong wali murid memasukkan anak-anaknya di TPQ al-Anwar
Dadapayam Kecamatan Suruh, Semarang.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan
memasukkan anaknya di Taman Pendidikan al-Qur’an al-Anwar Dadapayam
Tahun 2013/2014?”
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi motivasi wali murid memasukkan anaknya di Taman
Pendidikan al-Qur’an al-Anwar Dadapayam Tahun 2013/2014.
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
pengembangan hasanah ilmu pengetahuan, khususnya sebagai acuan
penelitian lingkungan belajar murid dari latar belakang motivasi wali
murid memasukkan anak.
2. Secara Praktis
a. Bagi Masyarakat
Sebagai pengetahuan atau wawasan untuk orang tua tentang
Taman Pendidikan al-Qur’an al-Anwar Dadapayam.
b. Bagi TPQ al-Anwar Dadapayam
Dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi TPQ al-Anwar
Dadapayam untuk mempertahankan kualitas yang baik, serta
melakukan apa yang belum terlaksana agar menjadi lebih baik.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi
bagi semuanya. Dan juga dapat digunakan sebagai wahana dalam
memperoleh informasi dan pengetahuan serta pengalaman, terutama
tentang motivasi orang tua untuk memilih pendidikan yang terbaik
untuk anaknya.
E. Kajian Pustaka
Kajian pustaka di sini berisi uraian singkat hasil-hasil penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya tentang masalah sejenis. Diantaranya
sebagaimana telah dilakukan oleh:
1. Eni Sugiarti (UMS, 2010) dalam skripsinya yang berjudul “Motivasi Wali
Santri Memasukkan Anaknya di Pondok Pesantren al-Mukmin Ngruki
Sukoharjo”, berkesimpulan bahwa: Motivasi wali santri memasukkan
anaknya di Pondok Pesantren al-Mukmin Ngruki Sukoharjo bedasarkan
pada dua hal pokok, yaitu: (1) Motivasi intrinsik, adalah motivasi yang
berasal dari dalam diri orang tua itu sendiri. (2) Motivasi ekstrinsik, adalah
motivasi yang berasal dari luar, seperti didasarkan pada kualitas kurikulum
keagamaan.
2. Qiyadah Robbaniyah (UMS, 2012) dalam skripsinya yang berjudul
“Motivasi wali murid Memasukkan Anaknya di Pesantren Islamic Center
bin Baz Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011”, berkesimpulan bahwa:
Motivasi wali murid memasukkan anaknya di Pesantren Islamic Center
bin Baz Yogyakarta berdasarkan pada dua hal pokok, yaitu: motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik orang tua dalam
adalah karena adanya kebutuhan atau harapan akan pendidikan agama
Islam yang sesuai dengan manhaj salafus-sholeh (hafal al-Qur’an, hadis
nabi, bisa berbahasa Arab) dan mendapatkan lingkungan yang baik untuk
anak-anak mereka, sehingga tercapai tujuan yang mereka inginkan, yaitu
menjadi anak sholeh, mandiri dan bermanfaat untuk masyarakat.
3. Muhammad Roslan Saleh (UMS, 2010) dalam skripsinya yang berjudul
“Motivasi Wali Murid Memasukkan Anak-anaknya di SD Djama’atul
Ichwan Surakarta”, berkesimpulan bahwa alasan wali murid dalam
memilih SD Djama’atul Ichwan Surakarta, baik melalui wawancara
ataupun angket sebagaimana tersebut di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa: Faktor-faktor yang menjadi daya tarik yaitu ada dua, faktor intern
dan ekstern. Faktor intern adalah faktor dari dalam diri wali murid itu
sendiri, misalnya keyakinan, optimis, cita-cita, harapan, rasa aman, obsesi,
agama, dan tanggung jawab sebagai orang tua. Sedangkan faktor ekstern
adalah faktor luar yang datang dari lingkungan keluarga, masyarakat,
maupun daya tarik dari SD Djama’atul Ichwan itu sendiri.
4. Dosis Ahad Muttaqien (UMS, 2010) dalam skripsinya yang berjudul
“Motivasi Orang Tua Memasukkan Anaknya di SD Muhammadiyah 20
Surakarta Tahun 2009/2010”, berkesimpulan bahwa motivasi wali murid
memasukkan anaknya di SD Muhammadiyah 20 Surakarta yaitu: (1)
Motivasi orang tua memasukkan anaknya di SD Muhammadiyah 20
Surakarta berdasarkan pada dua hal pokok, yaitu motivasi intrinsik dan
dalam diri orang tua sendiri, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang berasal dari luar. (2) Motivasi intrinsik orang tua yang
paling dominan dalam memasukkan anaknya di SD Muhammadiyah 20
Surakarta adalah kesesuaian harapan orang tua agar anaknya menjadi lebih
memahami Islam dengan kurikulum yang ada di SD Muhammadiyah 20
Surakarta. (3) Motivasi ekstrinsik orang tua memasukkan anaknya di SD
Muhammadiyah 20 Surakarta adalah karena kurikulum, biaya yang
terjangkau, jarak sekolah yang dekat dan ada saudara yang bersekolah di
sekolah tersebut.
Berdasarkan beberapa penelitian di atas, dapat dimengerti bahwa
Eni Sugiarti, Qiyadah Rabbaniyah dan Dosis Ahad Muttaqien
menyimpulkan bahwa motivasi wali murid menyekolahkan anaknya di
sekolah yang telah diteliti adalah motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Muhammad Roslan Shaleh menyimpulkan bahwa motivasi wali murid
menyekolahkan anaknya di SD Djama’atul Ichwan Surakarta berdasarkan
pada dua faktor, yaitu intern dan ekstern, yang bermakna sama dengan
motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Dengan demikian, masalah yang diangkat penulis tidak ada
kesamaan tempat, kondisi masyarakat yang awam agama, keagamaan
orang tua, serta duplikasi. Penulis mengangkat masalah tentang “Motivasi
Wali Murid Memasukkan Anaknya di Taman Pendidikan Qur’an
sudah ada penelitian serupa, namun tidak ada kesamaan penelitian
sebelumnya, sehingga penelitian ini memenuhi unsur keaslian.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian
lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif,
karena dilakukan di lingkungan sekolah. Data deskriptif dapat diartikan
sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian
(seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya (Hadari,
1990: 63).
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah sumber yang memberikan data langsung
dari tangan pertama (Surahmat, 1992: 132). Data primer ini berupa
hasil wawancara dengan kepala TPQ, pengurus TPQ, dan wali murid
atau orang tua siswa.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung
dari sumbernya (Surahmat, 1992: 133). Data sekunder dalam
penelitian ini berupa dokumentasi-dokumentasi sekolah dan hasil
3. Metode Penentuan Subjek
a. Populasi
Populasi adalah sekumpulan orang, hewan, tumbuhan atau
benda yang mempunyai karakteristik tertentu yang akan diteliti
(Arikunto, 2012: 102). Sedangkan menurut Mahmud (2011: 154)
populasi adalah himpunan keseluruhan karakteristik dari obyek yang
diteliti.
Adapun jumlah populasi di TPQ al-Anwar, adalah para wali
murid TPQ al-Anwar yang terdiri dari ayah atau ibu kandung dan
apabila tidak ada dari keduanya maka wali murid TPQ al-Anwar
yang mewakili. Jumlah keseluruhan murid di TPQ al-Anwar yang
diketahui berdasarkan dokumentasi sekolah pada tahun 2013 adalah
186 siswa.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Pengambilan sampel sebagai pedoman adalah apabila subjeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Apabila subjeknya lebih dari 100,
maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% (Arikunto, 2010:
104).
c. Teknik sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel
penelitian ini adalah purposive sampling atau sampel bertujuan.
Sampel bertujuan dilakukan dengan cara menentukan sampel
berdasarkan tujuan dan syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi.
Syarat-syarat tersebut adalah pengambilan sampel harus
didasarkan atas cirri-ciri, sifat-sifat atau karakter tertentu yang
merupakan cirri pokok populasi, subjek yang diambil sebagai sampel
benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung
cirri-ciri yang terdapat pada populasi, serta penentuan karakteristik
populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan
(Arikunto, 2010: 113). Pada hal ini yang menjadi ciri khusus dalam
penelitian ini adalah wali murid TPQ al-Anwar Dadapayam.
Teknik penelitian yang dilakukan penulis ini menggunakan
model snowball sampling. Snowball sampling adalah pengambilan
sampel secara bola salju yang dilakukan dengan mengumpulkan
sampel dari satu menjadi banyak, akan tetapi sampel dipilih atas
dasar fokus penelitian dan pemilihan berakhir jika sudah terjadi
pengulangan. Apabila tidak ada informasi yang dapat disaring, maka
penarikan sampel sudah dapat diakhiri atau dihentikan (Moleong,
2011: 127).
4. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Metode wawancara adalah alat pengumpul data berupa Tanya
berlangsung secara lisan (Hadari, 2006: 98). Metode ini akan
digunakan untuk memperoleh data tentang latar belakang berdirinya
sekolah, kurikulum yang dipakai di sekolah, lingkungan sekolah dan
motivasi wali murid.
b. Observasi
Metode observasi adalah melakukan pengamatan secara
langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang
dilakukan (Ridwan, 2010: 30). Metode ini digunakan untuk
mengetahui letak geografis, sarana dan prasarana sekolah.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu metode yang ditujukan untuk
memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi
buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto,
film dokumenter, data yang relevan dengan penelitian (Jugiyanto,
2008: 89).
Metode ini digunakan untuk mengetahui data-data
dokumentasi tentang visi, misi, ciri khas Taman Pendidikan
al-Qur’an al-Anwar Dadapayam, struktur organisasi dan prestasi yang
pernah dicapai.
5. Metode analisis Data
Metode analisis data yang digunakan penulis adalah analisis
deskriptif kualitatif. Metode analisis deskriptif kualitatif adalah
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku
yang diamati. Langkah-langkah yang digunakan yaitu pengumpulan
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi
(Moleong, 2011: 8).
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi ini disusun secara sistematis untuk memudahkan
dalam pemahaman masalah yang akan dibahas. Adapun sistematika dalam
penulisan skripsi ini sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, bab ini meliputi latar belakang masalah,
penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan
pustaka, metode penelitian, analisis data dan sistematika penulisan.
BAB II Kerangka teori motivasi dan tanggung jawab wali murid, yang
membahas tentang definisi motivasi, teori, sebab-sebab timbulnya motivasi,
unsur motivasi, jenis motivasi, fungsi motivasi, serta tanggung jawab wali
murid terhadap anaknya.
BAB III Gambaran umum sekolah dan motivasi wali murid
memasukkan anaknya-anaknya. Pada bab ini memuat tentang gambaran
umum Taman Pendidikan al-Qur’an al-Anwar Dadapayam. Gambaran umum
yang dimuat seperti letak geografis, sejarah singkat berdirinya, visi, misi dan
tujuan, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa, aset dan sarana prasarana,
prestasi sekolah, dan motivasi wali murid memasukkan anaknya di Taman
BAB IV Analisis data hasil penelitian tentang motivasi wali murid
memasukkan anaknya di Taman Pendidikan al-Qur’an al-Anwar Dadapayam.
BAB V Penutup, pada bab ini berisi kesimpulan, saran, kata penutup,