• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Pemahaman Belajar Mahasiswa Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Dan Keaktifan Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Pemahaman Belajar Mahasiswa Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Dan Keaktifan Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi 2011/2012."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih tetap

merupakan masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha pembaharuan

sistem pendidikan nasional. Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam

mengatasi segala masalah pendidikan. Upaya tersebut hampir mencakup

semua komponen pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dan proses

belajar-mengajar, peningkatan kualitas guru, dan usaha-usaha lain yang

berkenaan dengan peningkatan kualitas pendidikan.

Proses pembelajaran terjadi manakala ada interaksi antara guru

dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Dalam interaksi tersebut guru

memerankan fungsi sebagai pengajar atau fasilitator belajar, sedangkan

siswa sebagai pelajar atau individu yang belajar. Keterpaduan kedua fungsi

tersebut mengacu pada tujuan yang sama, yakni memanusiakan siswa yang

secara operasional tercermin dalam tujuan pendidikan dan tujuan pengajaran

(instruksional).

Mengajar tidak semata-mata berorientasi kepada hasil (by product),

tetapi juga berorientasi kepada proses (by process), dengan harapan semakin

tinggi proses, anak semakin paham dengan materi yang diberikan. Dalam

proses mengajar, hal terpenting adalah pencapaian pada tujuan yaitu agar

(2)

Mempelajari dalam arti memahami materi sama sekali berbeda

dengan menghafal materi. Suatu program pengajaran seharusnya

memungkinkan terciptanya suatu lingkungan yang memberi peluang untuk

berlangsungnya proses belajar yang efektif. Oleh karena itu, seharusnya

keberhasilan siswa dalam program pembelajaran diukur berdasarkan

kemampuannya menangkap materi, tingkat perbedaan cara berfikir, merasa

mampu menghadapi setiap persoalan berdasarkan pengalaman belajarnya.

Dengan kata lain, bila suatu kegiatan belajar telah berhasil, maka

seharusnya berubah pulalah pola pikir dan kemampuan menghadapi

tugas-tugas selanjutnya.

Kemampuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang tentu sesuai

dengan tingkat pendidikan yang diikutinya, semakin tinggi pendidikan

seseorang, maka diasumsikan semakin tinggi pula pengetahuan,

keterampilan, dan kemampuannya. Dengan demikian dapat ditegaskan

bahwa fungsi pendidikan adalah membimbing anak ke arah suatu tujuan

yang lebih baik.

Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai subsistem pendidikan

nasional, yang merupakan universitas swasta terbaik No. 12 di Indonesia

yang membuka jurusan FKIP Pendidikan Akuntansi. Program Studi

Pendidikan Akuntansi kembali mendapatkan Akreditasi A untuk 5 tahun

kedepan berdasarkan SK No: 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013 ini

menandakan bahwa kualitas Pendidikan Akuntansi di Universitas

(3)

diharapkan mahasiswa bersama-sama dapat meningkatkan kualitas program

studi yang lebih baik, profesional, dan lebih bermanfaat dalam

menyumbangkan bekal keilmuan untuk bangsa.

Dalam kurikulum FKIP Program Studi Pendidikan Akuntansi yang

menunjang keahlian dalam aspek kognitif terutama keahlian berhitung

adalah Mata Kuliah Dasar Akuntansi, Akuntansi Keuangan Menengah,

Akuntansi Biaya, dan Akuntansi Keuangan Lanjut. Mata kuliah Akuntansi

Keuangan Lanjut ditempuh pada dua semester yaitu Akuntansi Keuangan

Lanjutan I (AKL I) pada semester enam dan Akuntansi Keuangan Lanjutan

II (AKL II) pada semester tujuh.

Pengajaran akuntansi selalu disertai dengan pengerjaan soal, ini

dimaksudkan agar mahasiswa lebih mudah memahami konsep dasar

akuntansi. Mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjut termasuk daftar mata

kuliah tersulit menurut para mahasiswa. Pemahaman belajar yang mendasar

juga akan membantu mahasiswa ketika terjun ke dunia kerja. Namun

kenyataan dilapangan antusias mahasiswa mengikuti mata kuliah ini masih

rendah.

Berdasarkan pengamatan di Universitas Muhammadiyah Surakarta

mahasiswa pada saat perkuliahan berlangsung banyak yang kurang

memperhatikan penjelasan dari dosen. Diantara mereka ada yang ngobrol

sendiri, selain itu mereka juga kurang aktif dalam bertanya atau menjawab

pertanyaan. Ini sejalan dengan penelitian Candra Ningsih (2013) yang

(4)

kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 dengan Pendekatan Creative

Problem Solving” yang mengatakan bahwa di Universitas PGRI Yogyakarta

mahasiswa cenderung menghafal metode-metode yang banyak dipelajari

pada mata kuliah ini. Akibatnya, jika ada persoalan-persoalan baru yang

diberikan dengan sedikit perbedaan dari contoh soal, mahasiswa tidak dapat

menyelesaikannya. Pemahaman belajar mahasiswa ini bisa dilihat ketika

perkuliahan berlangsung, mahasiswa kurang aktif bertanya jika mereka

menemui kesulitan karena malu, gengsi (takut dianggap tidak pintar), dan

sungkan kepada dosen. Padahal yang diharapkan tentunya mahasiswa

mendapatkan pemahaman belajar yang optimal. Sebagai acuan untuk

melihat fenomena yang terjadi pada mahasiswa bahwa pemahaman belajar

mahasiswa masih rendah.

Trisnawati dan Suryaningrum (2003), mengatakan pendidikan

akuntansi setidaknya harus dapat mempersiapkan peserta didik untuk

memulai dan mengembangkan keanekaragaman karier profesional dalam

bidang akuntansi. Semakin banyak ilmu akuntansi yang dimiliki,

menunjukkan semakin tinggi tingkat pemahaman akuntansinya. Menurut

Paskah, Gustin, dan Betsy Olivia (2011) tingkat pemahaman akuntansi ini

dipengaruhi oleh perilaku belajar mahasiswa saat diperguruan tinggi.

Namun, di Indonesia proses belajar yang sedang berjalan pada umumnya

belum bisa di pandang sebagai proses belajar mandiri.

Kemandirian belajar diartikan sebagai sifat kesadaran dan kemauan

(5)

menguasai suatu kompetensi dengan kemampuannya sendiri. Pratistya Nor

Aini & Abdullah Taman (2012) menjelaskan bahwa kemandirian belajar

adalah suatu aktivitas/ kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa atas

kemauannya sendiri dan mempunyai rasa percaya diri tinggi dalam

menyelesaikan tugasnya. Atas dasar pengertian tersebut maka kegiatan

belajar harus diarahkan pada keaktifan siswa. Bahwa “salah satu usaha

untuk meningkatkan kualitas pemahaman siswa dapat ditempuh melalui

penggunaan strategi mengajar yang mampu mengembangkan cara belajar

siswa aktif” (Dwi Setiawan, 2013).

Untuk menciptakan interaksi yang baik dibutuhkan profesionalisme

dan tanggung jawab yang tinggi dari guru dalam usaha untuk

membangkitkan dan mengembangkan keaktifan belajar murid. Segala

keaktifan siswa pada proses belajar sangat menentukan keberhasilan

pencapaian dari tujuan pembelajaran tersebut. Keaktifan siswa dalam proses

belajar mengajar merupakan upaya siswa dalam memperoleh pengalaman

belajar, yang mana keaktifan belajar siswa dapat ditempuh dengan upaya

kegiatan belajar kelompok maupun belajar secara perseorangan. Tingkat

keaktifan belajar siswa dalam suatu proses pembelajaran juga sebagai tolok

ukur dari kualitas pembelajar tersebut.

Pemahaman belajar yang optimal jelas menjadi harapan setiap

mahasiswa tidak terkecuali mahasiswa program studi pendidikan akuntansi.

Oleh sebab itu timbul keinginan penulis untuk melakukan penelitian yang

(6)

KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEAKTIFAN BELAJAR

MAHASISWA DALAM MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN

LANJUTAN 1 ANGKATAN 2011/2012”.

B. Pembatasan masalah

Untuk memudahkan dan menghindari kemungkinan terjadinya

kesalahan-kesalahan dalam penafsiran judul maka penulis berusaha

membatasi masalah-masalah sebagai berikut :

1. Kemandirian belajar mahasiswa dalam penelitian ini dibatasi pada

mahasiswa angkatan 2011 yang mengikuti mata kuliah Akuntansi

Keuangan Lanjutan 1, yaitu: mengerjakan sendiri, mengejar materi,

meringkas catatan, dan mengerjakan soal tanpa disuruh dosen.

2. Keaktifan belajar mahasiswa dalam penelitian ini dibatasi pada

mahasiswa angkatan 2011 yang mengikuti mata kuliah Akuntansi

Keuangan Lanjutan 1, yaitu : aktif bertanya, menjawab dan mengajukan

pertanyaan.

3. Pemahaman belajar mahasiswa dibatasi pada mahasiswa angkatan 2011

yang mengikuti mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, yaitu

ketika mahasiswa mampu menyatakan ulang inti/ konsep,

mengaplikasikan, dan memberi contoh lain dari materi yang diajarkan

(7)

C. Perumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas,

maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan pemahaman belajar mahasiswa ditinjau dari

kemandirian belajar mahasiswa dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan

Lanjut I Program Studi Pendidikan Akuntansi 2011/2012?

2. Apakah ada perbedaan pemahaman belajar mahasiswa ditinjau dari

keaktifan belajar mahasiswa dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan

Lanjutan I Program Studi Pendidikan Akuntansi 2011/2012?

3. Apakah ada perbedaan pemahaman belajar mahasiswa berdasarkan

interaksi kemandirian belajar mahasiswa dan keaktifan belajar

mahasiswa dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan I Program

Studi Pendidikan Akuntansi 2011/2012?

D. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian perlu adanya tujuan yang berfungsi sebagai acuan

pokok terhadap masalah yang diteliti. Adapun tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui ada pebedaan pemahaman belajar mahasiswa

ditinjau dari kemandirian belajar mahasiswa dalam mata kuliah

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

(8)

2. Untuk mengetahui ada perbedaan pemahaman belajar mahasiswa

ditinjau dari keaktifan belajar mahasiswa dalam mata kuliah Akuntansi

Keuangan Lanjutan 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi 2011/2012.

3. Untuk mengetahui perbedaan pemahaman belajar mahasiswa

berdasarkan interaksi kemandirian belajar dan keaktifan belajar dalam

mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Program Studi Pendidikan

Akuntansi 2011/2012.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi Mahasiswa

Diharapkan dapat menimbulkan kesadaran bagi mahasiswa untuk

belajar dengan menggunakan kemampuannya sendiri dan lebih

meningkatkan keaktifan belajarnya lagi dalam perkuliahan sehingga

meningkatkan pemahamannya.

2. Manfaat bagi Pihak Lain

Sebagai pedoman dan sumber referensi lain dalam pengembangan

Referensi

Dokumen terkait

Karya tulis ini mengangkat gagasan berupa alternatif untuk mengobati penyakit batuk, terutama untuk batuk berdahak yang disebabkan oleh polusi udara serta untuk menjernihkan

Kabupaten Sragen dengan menggunakan acuan pemerataan merupakan kebijakan yang positip, akan tetapi tidak memberikan dampak positip pada pemerataan pembangunan,

Tali ini terbuat dari bahan polyethylene multifilament (PE) dengan diameter tali 15 mm. Panjang tali selambar di sayap kanan dan kiri payang berbeda. Panjang tali selambar

Sementara tujuan jangka pendeknya membandingkan efektivitas suplementasi iodium dalam air minum dengan iodium dalam minyak dalam menurunkan prevalensi gondok dan perbaikan

1. Memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi untuk menjaga dan meningkatkan mutu benih ikan. DFC dapat mencari informasi melalui teknologi dan komunikasi yang ada mengenai

Rasio kapasitas lentur hasil pengujian dengan hasil analisis untuk balok bertulangan bambu wulung takikan tipe V jarak takikan 4 cm dan 5 cm senilai 0,824 dan 0,750 pada kuat tarik

Sehubungan dengan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Menganalisis penggunaan faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi padi

Analisis Rasio Sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Pada KPRI Guyub Rukun Cabang Dinas Dikpora.. Kecamatan