• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWI RIMA RATRI SIWI K2512027

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DEWI RIMA RATRI SIWI K2512027"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

KUALITAS REPAIR WELDING

MENGGUNAKAN METODE PENGELASAN TIG DENGAN PERLAKUAN

PREHEATING DAN POST WELD HEAT TREATMENT PADA CAST

WHEEL ALUMINIUM

Dewi Rima Ratri Siwi1) Budhi Harjanto2) Nyenyep Sriwardani 3)

Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Email: dewirima26.dr@gmail.com

ABSTRACT

The Purpose of this research are to know chemical composition, find micro

structure, find impact strength, find speciment’s hardeness level on allumminium

cast wheel before and after Tungsten Inert Gas welding. The speciment on this

research is aluminum cast wheel or aluminum velg. The data analysis on this

research is a comparative descriptive methods, that the observation result is analyzed

by description. And then compare the observation result between the data before TIG

welding or before conducted preheating and PWHT. The parameter of analyze data

are included:the testing of chemical composition, microstructure, hardness and

impact. Based on the result of this research, it can be concluded that the cast wheel

material is aluminum type cast alloy AA.445.2 which has non-heat treatable

characteristic. The research results show that the microstructure of Al grain in the HAZ region fused with primary aluminum (α-Al) and grain Si alloy formed between the primary α-Al. The impact strength value on the welded speciment is higher than impact strength value before welding those are 0.0616 J/mm2 and 0.0384 J/mm2.

Hardeness level on the speciment before welding processes is 103,381 VHN. The

number is higher than after on the welding area, the hardeness level is lower too that

is 44,051 VHN, whereas the hardeness level an the HAZ is a 37,943 VHN and

35,465 VHN on the base material.

(2)

commit to user ABSTRAK

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi kimia,

struktur mikro, tingkat kekerasan dan kekuatan impak pada cast wheel aluminium

sebelum dan sesudah dilakukan pengelasan. Spesimen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah cast wheel aluminium. Teknik analisa data yang digunakan

adalah deskriptif komparatif, hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kemudian

membandingkan hasil pengamatan pada spesimen sebelum dilakukan pengelasan

dengan setelah dilakukan pengelasan. Sebagai parameter input pada penganalisaan

data meliputi pengujian komposisi kimia, struktur mikro, kekerasan dan impak.

Berdasar hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa cast wheel yang digunakan dalam

adalah aluminium cast alloy jenis AA.445.2 yang memiliki sifat non heat-treatable.

Dari hasil uji struktur mikro menunjukkan bahwa daerah HAZ (Heat Affected Zone)

terjadi perpindahan Al menuju aluminium primer (α-Al) sehingga butiran Si

membentuk paduan Si primer diantara Aluminium primer (α-Al). Hasil uji impak pada spesimen sebelum pengelasan 0,0384 J/mm2 pada cast wheel 0,0616 J/mm2 . Hasil uji kekerasan pada spesimen sebelum pengelasan sebesar 103, 381 VHN, pada

daerah las 44, 051 VHN, pada daerah HAZ 37, 943 VHN, pada base material 35, 465

VHN.

Kata Kunci: Pengelasan TIG, repair welding, cast wheel, preheating, P WHT.

PENDAHULUAN

Semakin meningkatnya

pemakaian kendaraan bermotor dalam

kehidupan sehari-hari, maka semakin

meningkat pula kerusakan yang terjadi

pada kendaraan tersebut. Oleh sebab

itu industri otomotif mencari solusi

untuk mengatasi hal tersebut dengan

memproduksi spare part yang

dibutuhkan dengan kualtas tinggi, awet

dan murah. Spare part kendaraan yang

ada saat ini sebagian besar terbuat dari

bahan logam. Namun yang banyak

digunakan untuk spare part adalah

aluminium. Salah satunya adalah

(3)

commit to user Dalam kendaraan bermotor

cast wheel memiliki fungsi yang

sangat penting yaitu menumpu roda

kendaraan. Sehingga jika terjadi

kerusakan pada cast wheel harus

segera diatasi, jika kerusakan yang

terjadi hanya retak maka masih dapat

diatasi dengan cara pengelasan. Hal

tersebut memungkinkan jika kekuatan

hasil pengelasan mendekati kekuatan

cast wheel utuh. Perlakuan panas yang

diterapkan menjadi salah satu upaya

untuk meningkatkan hasil pengelasan.

Tujuan dilakukannya

penelitian ini adalah untuk mengetahui

komposisi kimia, struktur mikto, nilai

kekerasan dan kekuatan impak pada

cast wheel aluminium sebelum dan

sesudah dilakukan pengelasan

menggunakan metode pengelasan TIG

dengan perlakuan preheating dan Post

Weld Heat Treatment (P WHT).

Repair welding adalah

perbaikan dengan menggunakan teknik

pengelasan dengan tujuan

memperbaiki bentuk suatu konstruksi

yang mengalami kerusakan agar

menjadi sama seperti bentuk dan

fungsi benda asalnya dan tetap

mempertahankan sifat logam dasarnya.

Proses repair dapat terjadi pada

material yang mengalami pengerjaan

ulang akibat kesalahan di lapangan

(Prasetyo, 2010: 2).

Menurut Wiryosumarto

(Prasetyo, 2010) las adalah sambungan

setempat dari beberapa batang logam

dengan menggunakan energi panas,

Pengelasan TIG/GTAW

merupakan proses pengelasan dimana

busur nyala listrik ditimbulkan oleh

elektroda tungsten dengan benda kerja

logam. Dengan melakukan proses

pengelasan TIG, akan diperoleh

kualitas hasil pengelasan yang lebih

baik dan jenis ini cocok untuk

pengelasan pada pelat tipis maupun

tebal (Dadang, 2013: 6). Salah

satunya pengelasan pada alminium.

Paduan aluminium dapat

dikelompokkan menjadi 2 kelompok,

yaitu wrought aluminium alloy dan

cast aluminium alloy. Standarisasi

paduan aluminium dalam beberapa

Negara di dunia digunakan untuk

menggolongkan logam aluminium

berdasarkan komposisi kimia.

(4)

commit to user Association) komposisi utamanya

penomoran pada kode empat angka,

(xxxx) untuk jenis wrought aluminium

dan (xxx.x) untuk cast alloy.

Pada dasarnya paduan

aluminium merupakan logam yang

sifatnya non heat-treatable, karena

pada dasarnya aluminium murni

merupakan logam non heat-treatable.

Oleh karena itu untuk meningkatkan

kekuatannya perlu menambahkan

unsur lain.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini

menggunakan metode eksperimen.

Metode eksperimen merupakan

metode untuk mencari hubungan sebab

akibat dengan cara mengkaji kelompok

yang diberi perlakuan dengan

kelompok yang tidak diberi perlakuan.

Populasi yang digunakan

adalah cast wheel aluminium, dan

untuk sampel penelitiannya

ditunjukkan seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Cast Wheel Aluminium (Dokumen Pribadi)

Keterangan Gambar :

A. Sampel untuk uji impak

B. Sampel untuk uji komposisi

kimia, uji kekerasan dan

struktur mikro

Spesimen yang digunakan

dalam penelitian ini dibuat dengan

ukuran yang sama antara spesimen

sebelum dan setelah pengelasan yang

digunakan sebagai uji impak, uji

komposisi kimia, uji struktur mikro,

dan kekerasan.

Dalam penelitian ini

menggunakan analisis deskriptif

komparatif. Data yang diperoleh dari

penelitian dianalisis dengan cara

mendeskripsikan hasil pengamatan

kekuatan spesimen dari penelitian

yang telah dilakukan. kemudian

membandingkan hasil pengamatan

antara kedua spesimen.

(5)

commit to user HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini

dilakukan pengujian terhadap cast

wheel aluminium dengan tujuan untuk

mengetahui komposisi kimia, struktur

mikro, kekerasan dan kekuatan impak

cast wheel aluminium sebelum dan

sesudah dilakukan pengelasan dengan

perlakuan preheating dan P WHT. Data

komposisi kimia diperoleh melalui uji

spectrometri, data struktur mikro

diperoleh melalui uji metalografi, nilai

kekerasan diperoleh melalui uji

kekerasan Vicker dan nilai uji

kekuatan impak diperoleh melalui uji

impak Charpy.

a. Uji Komposisi Kimia

Dengan analisa uji komposisi

kimia dapat diketahui kandungan

unsur kimia pada cast wheel sebelum

dan sesudah dilakukan pengelasan

dengan perlakuan preheating dan

P WHT. Dari analisa tersebut dapat

diketahui ada tidaknya perbedaan

unsur kimia dari kedua spesimen.

Data yang dihasilkan dari uji

komposisi kimia berupa jumlah

prosentase unsur kimia yang

terkandung pada spesimen yang diuji.

Tabel 1. Hasil Uji Komposisi Kimia (Sumber: Dokumen Pribadi)

Berdasar jumlah berat

penyusun utama, cast wheel

aluminium dikategorikan dalam jenis

aluminium cast alloy seri 4xx.x.

Sedangkan menurut AA (Aluminium

Association) jenis ini merupakan seri

AA 445.2 dengan unsur tambahan

utama Si antara 6,5% - 7,5 %.

Perubahan beberapa unsur tersebut

berasal dari filler ang digunakan pada

saat pengelasan, yaitu ER 4043.

b. Uji Struktur Mikro

Pada pengujian ini

pengamatan dilakukan pada

permukaan spesimen yang telah

dipoles dengan autosol dan dietsa

dengan menggunakan nitrid acid

(6)

commit to user dan 0,5 ml aquades selama 5-10 detik

dengan mikroskop optic pembesaran

50 dan 100 kali. Pengamatan

dilakukan pada bagian tanpa las,

bagian las, HAZ dan juga pada base

material.

Gambar 2. Struktur Mikro Spesimen Sebelum Pengelasan

Gambar 3. Struktur Mikro Las-HAZ

Gambar 4. Struktur Mikro Daerah Las

Gambar 5. Struktur Mikro HAZ

Gambar 6. Struktur Mikro Base Material –HAZ

Hasil pengamatan pada

spesimen tanpa las terlihat struktur

aluminium (α-Al) dan Si. Aluminium terlihat berwarna terang mengkilap.

Pada spesimen tanpa las terlihat

butiran Si berwarna abu-abu gelap

menyebar di sekliling aluminium (α -Al).

Pada gambar 2 menunjukkan

paduan utama dari cast wheel

aluminium terdiri dari aluminium

primer (α-Al), butiran Al dan butiran Si. Butiran Al dan Si sebagai matrik

diantara aluminium primer (α-Al),

yang saling berdekatan.

Pada gambar 3 menunjukkan

bahwa antara daerah Las dan HAZ

sebagian unsur Si mengalami difusi

menuju ke celah-celah diantara Al-Mg.

Daerah las merupakan daerah

(7)

commit to user pengelasan TIG dan mendapat

perlakuan preheating dan P WHT yang

kemudian membeku sehingga akan

terjadi perubahan struktur mikro.

Perubahan struktur mikro pada daerah

lasan tersebut dapat dilihat pada

gambar 2 dan 4 dimana pada daerah

las Mg dan Al berwarna mengkilap

dengan struktur yang lebih rapat.

Struktur mikro daerah HAZ

dan base material terlihat adanya

batasan posisi Al dan Si yang mulai

terpisah. Pada daerah ini terjadi difusi

dimana butiran Al berpindah menuju

Al primer (α-Al). Hal tersebut karena terjadinya difusi unsur Al dan Si akibat

pengaruh panas pada saat pengelasan.

Dengan adanya perubahan

fisik butiran Si menjadi Si primer pada

daerah HAZ tersebut juga

dimungkinkan terjadinya perubahan

sifat mekanik pada kekerasan cast

wheel aluminium.

c. Uji Kekuatan Impak

Uji impak dilakukan dengan

metode impak tipe charpy. Pengujian

dilakukan dengan menggunakan beban

pendulum sebesar 150 J dan panjang

lengan pendulum 83 cm sudut awal

sebelum pembebanan (α) sebesar 156°.

Pengujian dilakukan terhadap cast

wheel aluminium sebelum dan sesudah

dilakukan pengelasan.

Tabel 2. Besar Sudut Impak (α) dan Sudut Kenaikan Pendulum (β)

Berdasar hasil pengujian

impak pada tabel 2 maka besarnya

energi yang diserap oleh spesimen uji

(E) dan harga Impak spesimen (HI)

dapat diketahui pada tabel 3.

Tabel 3. Nilai Energi Yang Diserap dan Harga Kekuatan Impak Spesimen

Gambar 7. Histogram Kekuatan Impak

Pada perhitungan harga

impak, spesimen tanpa las memiliki

harga impak yang lebih kecil daripada

(8)

commit to user aluminium. Terjadinya perubahan

harga impak ini disebabkan adanya

perlakuan P WHT meskipun pada cast

wheel aluminium juga menerima

perlakuan preheating. Karena paduan

yang digunakan merupakan paduan

non heat treatable yang pada dasarnya

tidak dapat dilaku panaskan. Paduan

ini memiliki sifat mampu las yang baik

asal diikuti dengan proses perlakuan

panas kembali. Perlakuan P WHT

mengakibatkan terjadinya pelegaan

tegangan yang menghilangkan

tegangan sisa pada daerah las.

Bertambahnya komposisi unsur Mg

setelah dilakukannya pengelasan juga

mempengaruhi sifat ketangguhan cast

wheel aluminium sehingga harga

impaknya menjadi lebih tinggi jika

dibandingkan cast wheel sebelum

pengelasan.

d. Uji Kekerasan

Uji kekerasan dilakukan

dengan metode vicker. Beban yang

digunakan ketika pengujia sebesar 100

g dengan pembesaran 200 kali dan

load time yang diterapkan adalah 15 s.

Pengujian dilakukan di daerah las,

HAZ, base material dan cast wheel

sebelum pengelasan.

Tabel 4. Diagonal Injakan Indentor

Tabel 5. Nilai Kekerasan

Gambar 8. Histogram Nilai Kekerasan

Uraian di atas menunjukkan

bahwa tingkat kekerasan pada

spesimen cast wheel aluminium hasil

pengelasan TIG lebih kecil dari

spesimen sebelum pengelasan.

Menurunnya nilai kekerasan

pada spesimen hasil pengelasan

dikarenakan adanya perubahan

struktur mikro, yaitu menurunnya

kandungan unsur Si, terlihat lebih

sedikit, dan penyebaran yang tidak

(9)

commit to user Berdasarkan pernyataan di

atas dapat diambil kesimpulan bahwa

perlakuan P WHT yang diberlakukan

pada spesimen hasil pengelasan tidak

mampu mengembalikan nilai

kekerasan pada spesimen mendekati

nilai kekerasan dari cast wheel utuh.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian kualitas

repair welding menggunakan filler ER

4043, dapat ditarik kesimpulan:

a. Berdasar komposisi penyusun,

cast wheel yang digunakan

termasuk golongan cast alloy

jenis AA. 445.2 yang memiliki

sifat non heat-treatable.

b. Struktur mikro pada spesimen

sebelum pengelasan berupa

paduan Al primer (α-Al)

dikelilingi butiran Al dan Si.

Pada daerah HAZ terjadi

perpindahan Al menuju Al

primer (α-Al) sehingga butiran Si membentuk paduan Si

primer diantara (α-Al)

c. Hasil pengujian kekuatan

impak pada cast wheel hasil

pengelasan lebih tinggi

daripada hasil pada cast wheel

sebelum pengelasan.

d. Hasil uji kekerasan pada

spesimen tanpa las

menunjukkan hasil yang lebih

tinggi jika dibanding dengan

nilai kekerasan pada daerah las,

HAZ dan base material.

DAFTAR PUSTAKA

ASM International. (2012), Aluminium and aluminiun alloy.

AWS. (2006). Structural Welding Code-Steel D1.1/D1.1

Dadang. (2013). Teknik Pengelasan GTAW. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktoral Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Prasetya, B.D. (2014). Studi Variasi Pengelasan Ulang Terhadap Cacat Las dan Kekerasan Material Aluminium 5083. Jurnal Penelitian Teknik ITS

(10)
(11)

Gambar

Gambar 1.  Cast Wheel Aluminium  (Dokumen Pribadi)
Tabel 1. Hasil Uji Komposisi Kimia  (Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 5. Struktur Mikro HAZ
Tabel 2. Besar Sudut Impak (α) dan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian novel sebagai karya sastra merupakan media dakwah.. yang relevan untuk saat ini karena novel memiliki daya tarik tersendiri

REGIONAL YANG MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN JIWA/PSIKIATRI TARGETNYA 20% DARI 110 RSU RUJUKAN REGIONAL CAPAIANNYA 20% (22 RSU) RUJUKAN REGIONAL MASUK DALAM INDIKATOR

Pengukuran kepadatan tanah dilakukan setelah kegiatan penyaradan selesai. Kegiatan ini dilakukan di setting pemanenan yang sebelumnya telah ditandai untuk tiap-tiap

Hal tersebut menjelaskan bahwa penjalaran gelombang elektromagnetik pada medium dengan indeks bias negatif ( NIM , Negative Indeks Material ) akan memiliki sifat-sifat (

Filani binti Eric Humana 1 Bagahak 1 Nurfatin Fadilah CLC SD Sungai Kawa 2 Aidil Safwan Humana 97 Boonrich 3 Indah Sarifuddin Humana 63 Syarimo Harapan 1 Justina Juliana

hadhanah anak yang lahir dari orang tua yang berbeda agama, hadhanah anak dalam keluarga beda agama yang dimaksud adalah hadhanah yang dilakukan psangan

[r]

Bagaimana wujud rancangan bangunan Leadership Training Center yang dikelola Youthcare di Yogyakarta untuk pelatihan kepemimpinan yang mampu mewadahi kegiatan