• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN PENGARUH KOMPETENSI GURU, MEDIA PEMBELAJARAN, DAN DUNIA USAHA DUNIA INDUSTRI TERHADAP MUTU LULUSAN DI SMK 2 WONOSOBO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN PENGARUH KOMPETENSI GURU, MEDIA PEMBELAJARAN, DAN DUNIA USAHA DUNIA INDUSTRI TERHADAP MUTU LULUSAN DI SMK 2 WONOSOBO."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(2)

(PERC) mengadakan survei mutu pendidikan di Indonesia terburuk di kawasan ASEAN.

Di era globalisasi ini agar dapat menjadi bangsa yang mampu bersaing terutama dalam bidang industri maka cara yang efektif adalah dengan membangun mutu SDM melalui peningkatan mutu pendidikan. Upaya peningkatan mutu pendidikan hendaknya dilakukan secara terpadu dengan memperhatikan segala aspek dan unsur yang ada di dalam penyelenggaraan pendidikan, yang difokuskan untuk mewujudkan sistem pendidikan dan pelatihan kejuruan secara berkelanjutan, yang diharapkan dapat membekali generasi muda dengan kemampuan atau penguasaan dan inovasi di bidang IPTEK, ketrampilan kerja, jiwa kewirausahaan, dan membangun karakter yang unggul. Untuk memperoleh hasil pendidikan yang bermutu dituntut penyelenggaraan pendidikan yang bermutu pula.

(3)

Pengembangan mutu pendidikan SMK di era globalisasi saat ini berorientasi pada peningkatan keunggulan dan kompetitif, yang mengemas sistem pendidikan pada peningkatan latihan dengan mengacu kepada standar kompetensi yang harus dimiliki lulusan SMK. Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) memiliki peran dan fungsi antara lain:

1. Menyiapkan tenaga terampil untuk mengisi keperluan Pembangunan Nasional;

2. Menyiapkan tenaga kerja yang berkualitas profesional;

3. Memberi ketrampilan produktif bagi tamatan SMK dan mengubah status dari manusia beban menjadi aset nasional;

4. Memberi kemampuan dasar pada tamatan SMK, sebagai bekal untuk pengembangan kualitas dirinya secara berkelanjutan.

(4)

(Competencies Based); (4) Program dasar yang sempit (Narrows Based Program), menuju ke program dasar yang mendasar, kuat, dan lebih luas

(Broad Based Curriculum); (5) Pendidikan formal yang kaku menuju ke pendidikan yang luwes (Multy Entry and Multy Exit); (6) Tidak mengakui keahlian dari luar sekolah, paradigma baru mengakui kompetensi yang diperoleh dari manapun, dan dengan cara apapun (Recognition of Prior Learning); (7) Pemisahan yang tegas antara pendidikan dan pelatihan menjadi

program diklat; (8) Pendidikan bersifat terminal (Dead End), menuju pendidikan berkelanjutan (Bridging Program); (9) Manajemen terpusat, menuju pada manajemen mandiri.

Pendidikan kejuruan juga merupakan investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang merupakan syarat utama untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesempatan, dan untuk perubahan sosial. Pendidikan dan pelatihan adalah merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk pengembangan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia. Pendidikan formal di dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan kearah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan, sedangkan latihan merupakan bagian dari suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan atau ketrampilan khusus seseorang atau kelompok orang.

(5)

sebagaimana yang diharapkan oleh dunia kerja, tamatan SMK diharapkan memiliki kecakapan hidup, memiliki kompetensi kerja yang sesuai dengan pekerjaan. Kecakapan hidup adalah pendidikan kemampuan, kesanggupan, dan ketrampilan yang diperlukan untuk menjalankan kehidupan dengan nikmat dan bahagia.

(6)

personal, maksudnya setiap individu yang terlibat dalam kegiatan sekolah baik siswa maupun guru memiliki tanggungjawab terhadap kelancaran penyelenggaraan sekolah. Lingkungan yang kondusif, artinya dengan terwujudnya suatu lingkungan yang nyaman dan fasilitas yang lengkap maka akan mendorong peningkatan mutu kegiatan pendidikan di sekolah. Beberapa faktor yang berkaitan dan mempengaruhi mutu pendidikan tersebut sangat berkaitan antara faktor yang satu dengan yang lain.

Pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan yang mampu berfikir global (think globally), dan mampu bertindak lokal (act locally), serta dilandasi oleh akhlak yang mulia/akhlakul karimah (Mulyasa, 2007: 4).

(7)

mencapai hasil yang masimal. Guru juga dituntut dapat menggunakan media pembelajaran, mengikuti perkembangan tekhnologi agar keberhasilan dari materi yang disampaikan dapat maksimal.

Pada kenyataannya guru dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya belum maksimal. Hal ini dapat dilihat bahwa masih banyak guru yang tidak mempunyai kompetensi pedagogik secara baik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian maupun kompetensi sosial. Secara ideal empat kompetensi tersebut harus dimiliki oleh semua guru. Dalam pembelajaran tidak hanya membutuhkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan saja tetapi juga membutuhkan perhatian dalam mengembangkan bakat serta kepribadian yang baik.

Media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat membantu guru untuk menyampaikan materi, dan akan mempermudah siswa dalam menerima materi. Saat ini telah tersedia berbagai media pembelajaran, mulai dari media yang sederhana sampai media yang bertekhnologi tinggi. Pemanfaatan media pembelajaran secara maksimal dan mengikuti perkembangan tekhnologi akan mempengaruhi hasil dari proses pembelajaran.

(8)

“Pendekatan pembelajaran konvensional yang berjalan selama ini kurang mampu menjawab kebutuhan tenaga kerja. Hal ini terbukti bahwa tenaga kerja yang dihasilkan selama ini belum memiliki kompetensi yang memadai yang akhirnya menciptakan pengangguran, sementara disisi lain banyak peluang kerja yang belum terisi. Keadaan ini menunjukkan rendahnya mutu tenaga kerja yang dihasilkan melalui pembelajaran konvensional”.

Melihat kenyaatan tersebut barang kali pola pembelajaran secara konvensional perlu dievaluai, dikritisi, dan secara bertahap sekolah harus mulai menerapkan konsep pembelajaran berbasis tekhnologi informasi. Namun semua kembali pada kemampuan guru dalam mengolah materi pembelajaran, menerapkan strategi pembelajaran, memilih media pembelajaran, mengembangkan model pembelajaran sampai pada kemampuan guru dalam mengolah waktu belajar yang efektif, sehingga tercipta proses belajar dan mengajar yang berkualitas.

(9)

maksimal. Dalam pelaksanaan pembelajaran di DU/DI antara pihak pembimbing di DU/DI dan pihak sekolah harus bisa memonitor siswa dan kerjasama dalam pembimbingan untuk kemajuan siswa.

Mutu lulusan SMK dipengaruhi keberhasilan dari proses pembelajaran di SMK, tidak hanya dilihat dari hasil akhir yang berupa nilai ujian akhir tetapi juga dilihat dari kemampuan siswa dalam setiap kompetensi yang harus dimiliki sesuai dengan standar kompetensi lulusan. Keberhasilan pendidikan harus diarahkan indikatornya kepada perubahan kualitas perilaku siswa, misal perilaku berfikir, perilaku sosial, perilaku pribadi, perilaku menanggapi dan menyelesaikan masalah, perilaku menyikapi keadaan, perilaku kemandirian siswa, dan lain-lain. Mutu lulusan SMK harus selalu dikembangkan dan ditingkatkan agar tamatan SMK dapat diterima bekerja di DU/DI atau dapat bekerja mandiri berwirausaha dengan keunggulan kompetitif dalam mengisi era globalisasi.

(10)

paparan diatas, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul:

“PENGARUH KOMPETENSI GURU, MEDIA PEMBELAJARAN, DAN

DUNIA USAHA DUNIA INDUSTRI TERHADAP MUTU LULUSAN DI SMK 2 WONOSOBO”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Guru merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan peningkatan mutu lulusan dan kualitas pendidikan, karena guru merupakan sentral dalam proses pembelajaran. Kurangnya kompetensi yang harus dimiliki setiap guru, yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial;

2. Media pembelajaran merupakan alat penunjang untuk proses pembelajaran agar dapat membantu, dan memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran. Keterbatasan media pembelajaran yang ada akan mempengaruhi hasil dari proses pembelajaran;

(11)

4. Mutu lulusan SMK dipengaruhi faktor kepala sekolah sebagai pengelola sekolah, guru, media dan sumber belajar, sarana dan prasarana, dan kerjasama DU/DI.

C. Pembatasan Masalah

Mutu lulusan dipengaruhi oleh beberapa faktor, namun pada penelitian ini hanya akan diteliti pengaruh kompetensi guru, media pembelajaran, dan dunia usaha dunia industri (DU/DI), sedangkan faktor-faktor yang lain diabaikan. Bahan penelitian diambil dari data persepsi siswa terhadap kompetensi guru , media pembelajaran, kerjasama dunia usaha dunia industri terhadap mutu lulusan di SMK 2 Wonosobo.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh kompetensi guru terhadap mutu lulusan di SMK 2 Wonosobo;

2. Bagaimana pengaruh media pembelajaran terhadap mutu lulusan di SMK 2 Wonosobo;

3. Bagaimana pengaruh Dunia Usaha Dunia Industri (DU/DI) terhadap mutu lulusan di SMK 2 Wonosobo;

(12)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini sesuai dengan permasalahan yang ada adalah:

1. Mengetahui pengaruh kompetensi guru terhadap mutu lulusan di SMK 2 Wonosobo;

2. Mengetahui pengaruh media pembelajaran terhadap mutu lulusan di SMK 2 Wonosobo;

3. Mengetahui pengaruh Dunia Usaha Dunia Industri (DU/DI) terhadap mutu lulusan di SMK 2 Wonosobo;

4. Mengetahui pengaruh kompetensi guru, media pembelajaran dan Dunia Usaha Dunia Industri (DU/DI) secara bersama terhadap mutu lulusan di SMK 2 Wonosobo.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak yang berkompeten dengan penelitian ini. Ada beberapa manfaat dari hasil penelitian ini.

1. Manfaat Teoritis

Secara teori penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain yaitu: a. Merupakan sarana pendalaman teori dalam rangka peningkatan mutu

(13)

b. Dapat mengetahui seberapa jauh pengaruh kompetensi guru, media pembelajaran, dan dunia usaha dunia industri terhadap mutu lulusan di SMK 2 Wonosobo.

Hasil yang didapat bisa dijadikan sebagai acuan dalam pengelolaan pendidikan agar menghasilkan mutu lulusan yang berkualitas.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi: a. SMK 2 Wonosobo, dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan mutu

lulusan;

b. Dinas Pendidikan yang terkait dengan SMK, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang terkait dengan peningkatan kompetensi guru, penyediaaan media pembelajaran di SMK 2 Wonosobo;

c. DU/DI, dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan kerjasama dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan;

Referensi

Dokumen terkait

Pelatihan merupakan proses keterampilan kerja timbal balik yang bersifat membantu, oleh karena itu dalam pelatihan seharusnya diciptakan suatu lingkungan di mana para guru

Oleh karena itu pengadaan suatu wadah tari memang sangat diperlukan, dimana wadah tersebut dapat mengekspresikan bentuk dan fungsi tari kedalam bangunan dengan pendekatan

Dengan menganalisis apakah ketentuan-ketentuan dalam hukum pidana positif selama ini dapat digunakan untuk menanggulangi delik-delik yang termasuk delik perjudian yang

Pendekatan umum dalam teknologi rekayasa jaringan adalah melalui penanaman sel pada suatu perancah yang berperan sebagai substrat perlekatan bagi sel yang tidak mampu tumbuh

Seperti yang dikemukakan Semi (1993): “berbicara atau bercakap memainkan peranan penting karena bahasa pada hakikatnya adalah bahasa lisan”. Dalam kehidupan sehari-hari

Berdasarkan teori di atas dan hasil evaluasi keperawatan pada kasus nyata didapatkan tidak adanya kesenjagan antara teori dan kasus, dimana masalah

melainkan dengan keizinan pemodal; membeli dengan bukan jenis hartanya; menjualnya dengan harga sepadan iaitu tidak menjana keuntungan; membeli hamba yang menjadi

[r]