• Tidak ada hasil yang ditemukan

CITRAAN PADA KUMPULAN PUISI KETERBATASAN TAK TERBATAS KARYA ISKANDARSYAH BERIAN DAN PEMAKNAANNYA: TINJAUAN STILISTIKA DAN Citraan Pada Kumpulan Puisi Keterbatasan Tak Terbatas Karya Iskandarsyah Berian Dan Pemaknaannya: Tinjauan Stilistika Dan Implementa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "CITRAAN PADA KUMPULAN PUISI KETERBATASAN TAK TERBATAS KARYA ISKANDARSYAH BERIAN DAN PEMAKNAANNYA: TINJAUAN STILISTIKA DAN Citraan Pada Kumpulan Puisi Keterbatasan Tak Terbatas Karya Iskandarsyah Berian Dan Pemaknaannya: Tinjauan Stilistika Dan Implementa"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

CITRAAN PADA KUMPULAN PUISI KETERBATASAN TAK TERBATAS KARYA ISKANDARSYAH BERIAN DAN PEMAKNAANNYA: TINJAUAN STILISTIKA DAN

IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA INDONESIA DI SMA

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Dan Daerah

Diajukan Oleh : VERI PEBRIANI

A. 310 080 245

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417 Surakarta

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan dibawah ini Pembimbing skripsi/tugas akhir; Nama : Dr. H. Ali Imron Al-Ma’ruf, M.Hum

NIP : 195708301986031001

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:

Nama : Veri Pebriani NIM : A 310 080 245

Jurusan : Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Judul Skripsi : Citraan Pada Kumpulan Puisi Keterbatasan Tak Terbatas Karya Iskandarsyah Berian dan Pemaknaannya: Tinjauan Stilistika dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia di SMA Naskah artikel tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.

Demikian persetujuan dibuat semoga dapat dipergunakan sepenuhnya.

Surakarta, Agustus 2013 Pembimbing

(3)

CITRAAN PADA KUMPULAN PUISI

KETERBATASAN TAK

TERBATAS

KARYA ISKANDARSYAH BERIAN DAN

PEMAKNAANNYA: TINJAUAN STILISTIKA

DAN

IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA INDONESIA DI SMA

Veri Pebriani. A310080245. Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah. Fakultas Kegurun dan Ilmu Pendidikan. UniversitasMuhammadiyah

Surakarta.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan citraan dan makna yang terkandung dalam kumpulan puisi Keterbatasan Tak Terbatas karya Iskandarsyah Berian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah kumpulan puisi Keterbatasan Tak Terbatas karya Iskandarsyah Berian. Kumpulan puisi tersebut terdiri dari 10 judul puisi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik simak dan catat. Teknik analisis data dengan memanfaatkan metode pembacaan model Semiotik yang terdiri atas pembacaan heuristik dan hermeneutik. Pelaksanaan penelitin ini menggunakan kerangka berfikir induktif. Prosedur penelitian meliputi tahap persiapan, pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan penelitian. Berdasarkan analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa puisi karya Iskandarsyah Berian adalah (1) citraan dalam kumpulan puisi Keterbatasan Tak Terbatas karya Iskandarsyah Berian meliputi tujuh jenis citraan. Dari ketujuh citraan dalam puisi Keterbatasan Tak Terbatas karya Iskandarsyah Berian, citraan intelektual yang paling dominan, disusul citraan perabaan, citraan penglihatan, citraan gerakan, citraan pencecapan. Adapun citraan penciuman dan pendengaran kurang banyak digunakan, (2) makna yang terkandung di dalam setiap puisi karya Iskandarsyah Berian adalah makna pada aspek kemanusiaan, makna pada aspek religius, dan makna pada aspek sosial, (3) Implikasi makna dalam puisi Keterbatasan Tak Terbatas dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai adalah siswa mampu membacakan puisi karya sendiri dengan ekspresi yang tepat.

Kata kunci: Citraan, puisi Keterbatasan Tak Terbatas, Stilistika

A. PENDAHULUAN

Sastra merupakan suatu komunikasi seni yang hidup bersama bahasa. Tanpa

bahasa, sastra tidak mungkin ada. Melalui bahasa ia dapat mewujudkan dirinya

(4)

Karya sastra adalah medium bahasa. Dengan kalimat lain, karya sastra pada

dasarnya adalah gaya bahasa itu sendiri, sehingga diantara unsur-unsur yang

membangunnya, gaya bahasalah yang di anggap sebagai unsur terpenting(Ratna,

2009: 65).

Bahasa hampir selalu memiliki variasi yang disebabkan oleh lingkungan tertentu.

Linguistik merupakan ilmu yang berupaya memberikan bahasa dan menunjukkan

bagaimana cara kerjanya (Turner dalam Jabrohim, 2001:172).

Gaya bahasa adalah cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya

melalui media bahasa yang terwujud dalam bahasa yang indah, harmonis, meliputi

aspek pengarang, ekspresi, dan gaya bahasa (Aminuddin dalam Al- Ma’ruf, 2009:

29).

Penelitian stilistika yang terdapat dalam karya sastra sampai saat ini masih jarang

dilakukan atau masih sedikit. Dalam pengertian extended, stilistika sebagai

linguistik terapan biasanya dikaitkan khusus pada bidang pendidikan bahasa

(Satoto, 1995:36).

Dari pengamatan awal, dapat dikemukakan bahwa salah satu kekhasan gaya

bahasa Iskandarsyah Berian sebagai sarana sastra dalam puisi-puisinya adalah

pemanfaatan diksi dengan objek realitas alam, seperti laut, angin, matahari, air, api,

dan sebagainya. Berbagai diksi tersebut dimanfaatkan oleh Iskandarsyah Berian

secara plastis dipadukan dengan berbagai majas seperti majas metafora, simile,

personifikasi, metonimia dan sarana retorika lainnya untuk mengekspresikan

gagasan-gagasan sufistik.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Citraan pada Kumpulan Puisi Keterbatasan Tak Terbatas Karya Iskandarsyah Berian dan Pemaknaannya: Kajian Stilistika.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan strategi studi kasus. Kasus yang dipelajari dalam penelitian ini adalah analisis citraan pada kumpulan puisi Keterbtasan Tak terbatas karya Iskandarsyah Berian.

(5)

Data dalam penelitian ini berupa kata-kata, kalimat yang berupa puisi-puisi di dalam kumpulan puisi-puisi Keterbatasan Tak Terbatas karya Iskandarsyah Berian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pustaka dan teknik catat. Teknik pustaka yang digunakan adalah sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Teknik catat yang digunakan adalah penulis melakukan penyimakan secara terarah dan teliti terhadap sumber data primer yaitu kumpulan puisi Keterbatasan Tak Terbatas karya Iskandarsyah Berian.

Teknik analisis data dilaksanakan melalui pembacaan model semiotik, yakni pembecaan heuristik dan pembacaan hermeneutik atau retroaktif (Riffaterre dalam Al-Ma’ruf, 2010: 91). Pembacaan heuristik adalah pembacaan menurut konvensi atau struktur bahasa (pembacaan semiotik tingkat pertama). Adapun

pembacaan heremeneutik adalah pembacaan ulang dengan memberikan interpretasi

berdasarkan konvensi sastra (pembacaan semiotik tingkat kedua).

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Citraan pada Kumpulan Puisi Keterbatasan Tak Terbatas: Kajian Stilistika

Berdasarkan pengamatan, dalam puisi-puisi Iskandarsyah Berian terdapat

tujuh jenis citraan, yakni sebagai berikut. 1. Citraan intelektual (Intelectual Imagery)

Citraan yang dihasilkan melalui asosiasi-asosiasi intelektual disebut citraan intelektual. Berbagai pengalaman intelektual yang pernah dirasakannya dapat dihidupkan kembali dengan citraan intelektual (Al-Ma’ruf, 2009:86).

Dalam puisi Iskandarsyah Berian terdapat citraan intelektual yang memiliki intensitas kemunculan yang tinggi di antaranya seperti berikut.

Data (1) Kesunyian adalah keabadian//tak ada kau, dia dan aku//hanya ada, cerita diam (“Tuhan pun Tahu Kesunyian Kita”, 2005).

(6)

pesan yang dilukiskan pengarang lewat bait-bait puisinya. Selain rasa sepi yang digambarkan oleh pengarang, penggalan puisi ini memberi gambaran tentang banyak cerita dan kisah serta masalah dalam kehidupan yang tidak ada ujungnya.

2. Citraan perabaan (Thermal Imagery)

Citraan yang ditimbulkan melalui perabaan disebut citraan perabaan. Citraan perabaan sedikit dipakai oleh pengarang dalam karyanya. Dalam fiksi citraan perabaan terkadang dipakai untuk melukiskan keadaan emosional tokoh (Al-Ma’ruf, 2009:83).

Analisis citraan dalam puisi Keterbatasan Tak Terbatas, ditemukan citraan perabaan sebagai berikut.

Data (2) Kesunyian adalah sahabat//dari kumpulan jiwa yang lelah//terinjak dan terpaku//oleh tinta dan sepatu lars (“Tuhan pun Tahu Kesunyian Kita”, 2005).

Pada data (2), pengarang menciptakan citraan perabaan untuk menyampaikan pesan kepada pembaca bahwa jadilah pemimpin yang baik, jangan menginjak-injak rakyat kecil karena banyak pemimpin saat ini yang menindas rakyat kecil.

3. Citraan penglihatan (Visual Imagery)

Citraan yang ditimbulkan oleh penglihatan disebut citraan penglihatan. Pelukisan karakter tokoh berupa keramahan, kegembiraan, fisik (kecantikan, kelincahan, kekuatan, ketrampilan) sering dikemukakan pengarang melalui citraan penglihatan (Al- Ma’ruf, 2009:79).

Analisis citraan dalam puisi Keterbatasan Tak Terbatas, ditemukan citraan pengliahatan sebagai berikut.

Data (3) Menangis dalam keterasingan//tanpa sisa air mata//malu hidup dalam kebersamaan//tetapi bangga tak jadi wayang (“Tuhan pun Tahu Kesunyian Kita”, 2005).

(7)

atau strata yang paling bawah dalam kemiskinannya. Keterasingan tersebut digambarkan dalam bentuk /menangis dalam keterasingan//tanpa sisa air mata//malu hidup dalam kebersamaan/.

4. Citraan gerakan (Kinestetic Imagery)

Citraan gerakan melukiskan sesuatu yang sesungguhnya tidak bergerak tetapi dilukiskan dapat bergerak atau gambaran gerak pada umumnya. Citraan gerak dapat melukiskan sesuatu menjadi terasa hidup dan lebih dinamis (Al-Ma’ruf, 2009:82).

Analisis citraan dalam puisi Keterbatasan Tak Terbatas, ditemukan citraan gerakan sebagai berikut.

Data (4) Gali kuburan para pahlawan//simpan ruhnya di jiwa (“Tegakkan Kembali”).

Pada data (4), pengarang menyampaikan pesan kepada pembaca bahwa ingatlah jasa para pahlawan, contoh serta terapkanlah jiwa mereka ke dalam jiwa kita. selain itu pengarang juga memberikan semangat kepada pembaca untuk menjadi pahlawan dimanapun kita berada.

5. Citraan penciuman (Smell Imagery)

Pelukisan imaji yang diperoleh melalui indra penciuman disebut citraan penciuman. Citraan penciuman memiliki fungsi penting dalam menghidupkan imaji pembaca khususnya indra penciuman (Al-Ma’ruf, 2009:84). Dalam analisis pencitraan dalam puisi Keterbatasan Tak Terbatas, tidak ditemukan citraan penciuman.

6. Citraan pencecapan (Teste Imagery)

Jenis pencitraan yang juga jarang digunakan seperti halnya citraan penciuman adalah citraan pencecapan. Citraan ini adalah pelukisan imajinasi yang ditimbulkan oleh pengalaman indra pencecapan dalam hal ini lidah (Al-Ma’ruf, 2009:86).

Analisis citraan dalam puisi Keterbatasan Tak Terbatas, ditemukan citraan pencecapan sebagai berikut.

(8)

llidah para pengkhianat kota titipan (“Tuhan pun Tahu Kesunyian Kita”, 2005).

Pada data (6), pengarang menyampaikan pesan kepada pembaca bahwa banyak kemunafikan yang terjadi di sekeliling kita, kemunafikan oleh mereka (pemimpin) yang tidak peduli dan tidak mau mendengarkan keluhan orang-orang di bawahnya.

7. Citraan pendengaran (Audio Imagery)

Citraan pendengaran adalah citraan yang ditimbulkan oleh citraan pendengaran. Citraan pendengaran sangat produktif dipakai dalam karya sastra. (Al-Ma’ruf, 2009:80). Dalam analisis pencitraan dalam puisi Keterbatasan Tak Terbatas, tidak ditemukan citraan penciuman.

2. Makna Kumpulan Puisi Keterbatasan Tak Terbatas karya Iskandarsyah Berian

Makna dalam penelitian ini dilakukan terhadap kumpulan puisi Keterbatasan tak terbatas karya Iskandarsyah Berian untuk kemudian

dikaitkan dengan implikasinya dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Berikut ini hasil analisis secara lengkap.

A.Makna kumpulan puisi Keterbatasan Tak Terbatas karya Iskandarsyah Berian

Dengan latar belakang pengetahuan yang sama, penafsir-penafsir puisi akan memberikan tafsiran aspek yang sama bagi sebuah puisi karena tafsir puisi bersifat lugas, obyektif dan khusus (Waluyo, 1991:107). Berikut ini dipaparkan macam-macam makna dalam puisi Keterbatasan Tak Terbatas.

1. Makna Kemanusiaan

(9)

1991:112). Berikut akan dipaparkan aspek kemanusiaan yang terkandung dalam puisi Keterbatasan Tak Terbatas sebagai berikut:

Data (1) Kesunyian adalah keabadian//tak ada kau, dia dan aku//hanya ada cerita diam (“Tuhan pun tahu kesunyian kita”, 2005).

Pada data (1), citraan intelektual dimanfaatkan pengarang dengan menggunakan majas metafora untuk menghidupkan imaji yang ada dalam diri pembaca menjadi lebih mudah merespon dan merasakan suasana yang dilukiskan oleh pengarang.

Bentuk /kesunyian adalah keabadian//tak ada kau, dia dan akuadalah rasa sepi/ merupakan indeks yang hadir dengan asosiatif yang

mengakibatkanseseorang merasa kesepian karena banyak cerita dan kisah serta masalah dalam kehidupan yang tidak ada ujungnya dilukiskan seperti bentuk /hanya ada cerita diam/.

2. Makna religius

Puisi-puisi bertema ketuhanan biasanya akan menunjukkan religius experience atau “pengalaman religi” penyair yang didasarkan pada tingkat

kedalaman pengalaman ketuhanan seseorang (Waluyo, 1991:107). Berikut ini analisis aspek religius pada puisi Keterbatasan Tak Terbatas:

Data (2) Jangan pahat dendam//dalam dada terdalam//Tuhan tahu, harus berbuat apa (“Tuhan pun Tahu Kesunyian Kita”, 2005).

Pada data (2), citraan perabaan dimanfaatkan pengarang dengan menggunakan majas metafora, untuk menghidupkan imaji yang ada dalam diri pembaca menjadi lebih mudah merespon dan merasakan suasana yang dilukiskan oleh pengarang.

Bentuk /jangan pahat dendam//dalam dada terdalam//Tuhan tahu, harus berbuat apa/ merupakan indeks bahwa janganlah menyimpan

(10)

3. Makna Sosial

Aspek sosial lahir dari kebutuhan kelompok sosial akan seperangkat ukuran untuk mengendalikan beragam kemauan warganya yang senantiasa berubah dalam berbagai situasi (Soekanto, 1987:21).

Berikut beberapa analisis makna yang menunjukkan aspek sosial dalam puisi Keterbatasan Tak Terbatas.

Data (3) Hingar bingar kota harapan//usik kakunya lidah, melihat//kemunafikan juga penjilatan//di ujung lidah para pengkhianat kota titipan (“Tuhan pun Tahu Kesunyian Kita”, 2005).

Pada data (3), citraan pencecapan dimanfaatkan pengarang dengan menggunakan bentuk kata konotatif berupa majas apostrof untuk menghidupkan imaji yang ada dalam diri pembaca menjadi lebih mudah merespon dan merasakan suasana yang dilukiskan oleh pengarang.

Bentuk /usik kakunya lidah, melihat//kemunafikan juga penjilatan//di ujung lidah para pengkhianat kota titipan/, kata ‘munafik’ merupakan indeks ‘berpura-pura’, sedangkan ‘penjilatan’ indeks ‘mencari muka’. Pengarang memberi pesan kepada pembaca bahwa dalam masyarakat pada umumnya banyak terjadi kemunafikan.

3. Implikasi makna puisi Keterbatasan Tak Terbatas dalam pembelajaran sastra di SMA

a. Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator

Pembelajaran Bahasa Indonesia pada tingkat SMA, khususnya pada apresiasi sastra diberikan pada kelas XI. (Binty, 2008. http//:www.binty’rpp.com. Diakses tanggal 17 Desember 2012).

Adapun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI adalah sebagai berikut:

(11)

 Standar Kompetensi : Berbicara

(Mengungkapkan pikiran perasaan dan informasi dengan berpidato, melaporkan isi buku, dan baca puisi).

 Kompetensi Dasar : Membacakan puisi karya sendiri dengan ekspresi yang

tepat.

 Indikator : 1. Memahami puisi dengan kalimat yang runtut.

2. Menyampaikan puisi karya sendiri dengan kalimat yang runtut secara lisan, serta dengan ekspresi yang tepat.

3. Menyampaikan puisi dari surat kabar.  Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu menyampaikan pusi

karya sendiri dengan kalimat yang runtut serta ekspresi yang tepat. 2. Siswa mampu memahami isi puisi.  Diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa hormat dan

Perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ), Tanggung jawab ( responsibility ) Berani ( courage ) dan Ketulusan ( Honesty).

 Materi Esensial : Puisi merupakan sutu karya seni yang berupa tulisan dengan kata-kata yang indah dan menarik untuk dibaca. Dalam membuat puisi diharapkan menggunakan kata-kata yang menarik sehingga pembaca tertarik untum membacanya. Ekspresi juga harus tepat sesuai dengan isi puisi, dalam membaca puisi harus memperhatikan keruntutan kata-kata dan ekspresi yang dipakai.

 Rincian Kegiatan Pembelajaran: 1. Pendahuluan

a. Persepsi

(12)

- Guru menyuruh ketua kelas memimpin do’a - Guru mengabsen siswa

- Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan - Sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari

- Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai

- Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian - kegiatan sesuai dengan silabus

b. Motivasi

- Guru membacakan sebuah puisi berjudul “ Ayah” - Guru memberi semangat siswa untuk rajin belajar 2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Memahami puisi dengan kalimat yang runtut Siswa disuruh membuat puisi dengan tema bebas b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 Membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui tugas- tugas tertentu yang bermakna Memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisa, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut Guru menciptakan suasana pembelajaran yang dapat mengaplikasikan pemahaman konsep siswa

Siswa diminta membacakan puisi karyanya sendiri dengan kalimat yang runtut dan ekspresi yang tepat Memahami isi puisi dari surat kabar

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Siswa diminta mengumpulkan puisinya

(13)

diketahui siswa

 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan, dan penyimpulan.  Memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar

3. Penutup

a. Kesimpulan

Guru bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman atau simpulan pelajaran Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

b. Penugasan

Guru meminta siswa menceritakan isi puisi yang telah dibuat dalam bentuk karangan (Binty, 2008. http//:www.binty’rpp.com. Diakses tanggal 17 Desember 2012).

D. SIMPULAN

Citraan dalam kumpulan puisi Keterbatasan Tak Terbatas meliputi tujuh jenis citraan. Dari ketujuh jenis citraan dalam kumpulan puisi Keterbatasan Tak Terbatas karya Iskandarsyah Berian, citraan intelektual yang paling dominan yaitu sebanyak 27citraan, disusul oleh citraan perabaan sebanyak 11citraan, lalu citraan visual sebanyak 4 citraan, kemudian citraan gerakan sebanyak 2 citraan, citraan pendengaran, citraan penciuman, citraan pencecapan tidak ditemukan.

(14)

Implikasi makna dalam kumpulan puisi Keterbatasan Tak Terbatas dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA didasarkan pada standar kompetensi membaca yang termuat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI. Standar kompetensi ini menuntut siswa mampu menggunakan berbagai teknik membaca untuk memahami wacana karya sastra. Kompetensi dasar yang harus dicapai adalah siswa mampu Membacakan puisi karya sendiri dengan ekspresi yang tepat. Sedangkan indikatornya adalah memahami puisi dengan kalimat yang runtut, menyampaikan puisi karya sendiri dengan kalimat yang runtut secara lisan, serta dengan ekspresi yang tepat, menyampaikan puisi dari surat kabar.

DAFTAR PUSTAKA

Aftarudin, Pesu. 1983. Pengantar Apresiasi Puisi. Bandung: Angkasa.

Al- Ma’ruf, Ali Imron. 2009. Stilistika Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Surakarta: CakraBooks.

Binty. 2008. Rpp dan silabus sma. Diakses tanggal 17 Desember 2012.

Jabrohim. 2001. Metodologi Penelitian Sastra.Yogyakarta: PT. Hanindita Graha Widia.

Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Teori , Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Satoto, Soediro. 1995. Stilistika. Surakarta: STSI Press.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Ukuran panjang anakan buaya yang ditangkap untuk penangkaran umumnya lebih panjang dari ukuran yang ditetapkan pemerintah (<80 cm), masa pembesaran untuk mencapai

Wonogiri encountered in collecting pajak air tanah , the attempts taken to deal with the constraints and to find out the taxpayers’ opinion on pajak air tanah.. collection that

Upacara sedekah laut adalah sistem aktifitas atau rangkaian yang ditata oleh adat atau hukum yang berlaku dalam masyarakat pantai, desa Tasik Agung, Kecamatan

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara kinerja mengajar dosen dan motivasi belajar dengan prestasi belajar pendidikan IPA di SD pada

Pendekatan biofisik dan ekonomi diperlukan dengan mengidentifikasi komponen-komponen yang mendukung terhadap keberlanjutan sumberdaya agar pemanfaatannya tidak

Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan banyak rahmat, nikmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas

Penelitian dengan jenis penelitian lapangan, berbentuk penelitian kualitatif, dan menggunakan strategi penelitian studi kasus tunggal dengan pemilihan lokasi di Pemerintah