BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Oleh :
BAGUS PUTRA WIJ ANARKO 0913010014/FE/AK
FAKULTAS EKONOMI
BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pr ogram Studi Akuntansi
Oleh :
BAGUS PUTRA WIJ ANARKO 0913010014/FE/AK
FAKULTAS EKONOMI
PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO DAN PROFITABILITAS TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
Yang diajukan
BAGUS PUTRA WIJ ANARKO 0913010014/FE/AK
Telah disetujui untuk Ujian Lisan oleh
PembimbingUtama
Dra. Ec. SARI ANDAYANI, M.Aks Tanggal :
Mengetahui,
Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi
BAGUS PUTRA WIJ ANARKO 0913010014/FE/AK
Tela h diper ta ha nka n dihadapa n dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogr am Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pemba nguna n Nasional “Veter a n” J awaTimur Pada tangga l : 31 J uli 2013
Pembimbing : PembimbingUtama
Dr a. Ec. Sa r i Andayani, M.Aks
Tim Penguji : Ketua
Dr . Her o Pr iono, SE, Msi, Ak Sekr etar is
Dr a. Ec. Tituk DW, M. Aks Anggota
Dr a. Ec. Sa r i Andayani, M.Aks
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembanguna n Nasiona l “Veter a n” J awaTimur
KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera,
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Adapun skripsi ini berjudul:
“PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO DAN PROFITABILITAS TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa apa yang telah disajikan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, bimbingan, saran, serta pengarahan dari semua pihak sangat penulis harapkan demi tercapainya penulisan yang lebih baik. Skripsi ini penulis persembahkan terutama untuk alm.mama tercinta berserta keluargaku. Terimakasih atas doa, dukungan, dan pengertiannya yang sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H.R. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 3. Bapak Drs. Ec. H. Rahman Amrullah Suwaidi, MS, selaku Wakil Dekan
I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si, selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 5. Bapak Dr. Hero Priono, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 6. Ibu Dra. Ec. Sari Andayani, M.Aks selaku dosen pembimbing yang
membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama kuliah.
8. Keluarga besar dan saudara-saudaraku yang selalu memberikan doa dan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
9. Desi yang selalu memberi semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
11.Bogik, Roby, dan Anas yang selalu mengingatkan penulis.
12.Semua teman-teman Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
13.Keluarga besar UK3a yang telah memberikan banyak ilmu organisasi dan mengenalkan arti sebuah pelayanan.
14.Semua yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga Tuhan Yesus Kristus memberkati semua pihak yang telah mendukung Penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, untuk itu Penulis menghargai segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun karena hal itu sangat membantu dalam penyempurnaan skripsi ini.
Surabaya, 13 Juli 2013
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAKSI ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 01
1.1Latar Belakang ... 01
1.2Rumusan Masalah ... 08
1.3Tujuan Penelitian ... 08
1.4Manfaat Penelitian ... 08
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 10
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 10
2.2. Landasan Teori ... 15
2.2.1. Teori Agensi ... 15
2.2.1.1. Konsep Teori Agensi ... 17
2.2.1.2. Perbedaan Tujuan Prinsipal dan Agen ... 17
2.2.2. Laporan Keuangan ... 18
2.2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan ... 18
2.2.2.7. Penyajian Laporan Keuangan ... 26
2.2.3. Ketentuan BAPEPAM ... 27
2.2.3.1. Penyampaian Laporan Keuangan... 27
2.2.3.2. Laporan Keuangan Tahunan ... 27
2.2.3.2.1. Jangka Waktu Penyajian Laporan Keuangan Tahunan... 27
2.2.3.2.2. Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan Tahunan... 28
2.2.3.3. Laporan Keuangan Tengah Tahun... 29
2.2.3.3.1. Jangka Waktu Penyajian Laporan Keuangan Tengah Tahunan... 29
2.2.3.3.2. Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan Tengah Tahunan ... 30
2.2.4. Rasio Hutang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio)... 31
2.2.5. Profitabilitas... ... 31
2.2.6. Ketepatan Waktu... ... 32
2.2.6.1. Latar Belakang Ketepatan Waktu... 32
2.2.6.2. Pengertian Ketepatan Waktu... . 33
Keuangan ... 34
2.2.7.2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ... 35
2.2.7.2.1. Pengaruh Return On Assets (ROA) Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ... 36
2.2.7.2.2. Pengaruh Return On Assets (ROA) Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ... 38
2.3. Kerangka Pikir... 39
2.4. Hipotesis……. ... 39
BAB III METODE PENELITIAN ... 40
3.1. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ... 40
3.1.1. Debt to Equity Ratio ... 41
3.1.2. Profitabilitas ... 41
3.1.3. Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ... 42
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 43
3.2.1. Populasi ... 43
3.2.2. Sampel ... 44
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.4.1. Teknik Analisis ... 47
3.5. Uji Kualitas Data ... 47
3.5.1. Uji Normalitas ... 47
3.5.2. Uji Asumsi Klasik ... 48
3.5.3. Uji Hipotesis ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 54
4.1.1. PT. Bank Capital Indonesia, Tbk ... 55
4.1.2. PT. Bank Ekonomi Raharja, Tbk ... 56
4.1.3. PT. Bank Central Asia, Tbk ... 58
4.1.4. PT. Bank Bukopin, Tbk... 58
4.1.5. PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk ... 59
4.1.6. PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk ... 60
4.1.7. PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk ... 61
4.1.8. PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk ... 61
4.1.9. PT. Bank Kesawan, Tbk ... 62
4.1.10.PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk ... 62
4.1.11.PT. Bank Bumi Arta, Tbk ... 63
4.1.12.PT. Bank CIMB Niaga, Tbk ... 64
4.1.13.PT. Swadesi, Tbk... 65
4.1.18.PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk ... 68
4.1.19.PT. Bank Windu Kentjana, Tbk ... 69
4.1.20.PT. Bank Mega, Tbk... 69
4.1.21.PT. Bank NISP OCBC, Tbk... 70
4.1.22.PT. Bank Pan Indonesia, Tbk ... 71
4.1.23.PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk ... 71
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 72
4.2.1. Debt to Equity Ratio Perusahaan Perbankan tahun 2009-2011 ... 72
4.2.2. Profitabilitas Perusahaan Perbankan tahun 2009-2011 ... 75
4.2.2.1. Return On Assets (ROA) ... 75
4.2.2.2. Return On Equity (ROE) ... 78
4.2.3. Ketepatan Waktu Penyampian Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan tahun 2009-2011... 81
4.3. Hasil Uji Kualitas Data ... 84
4.3.1. Hasil Uji Normalitas ... 84
4.4. Hasil Pengujian Asumsi Klasik ... 85
4.4.1. Hasil Uji Multikolonieritas ... 85
4.4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 86
4.4.3. Hasil Uji Autokorelasi... 88
4.5.3.1. Hasil Uji F ... 93
4.5.3.2. Hasil Uji t ... 94
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian ... 96
4.7. Perbedaan Hasil Penelitian ... 100
4.8. Keterbatasan Penelitian ... 101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 104
5.1. Kesimpulan ... 102
5.2. Saran……. ... 103 DAFTAR PUSTAKA
BURSA EFEK INDONESIA
Oleh :
Bagus Putr a Wijana r ko
Abstr act
At the Law (UU) No. 8, 1995, stated clearly that the Issuer has become an effective registration statement or public company shall submit regular financial reports to Bapepam and announce the financial statements to the public. The financial statements submitted to Bapepam no later than the end of the third month after the date of the annual financial statements. Many people believe that the timeliness of financial reporting is an important characteristic for the financial statements.
This study used a sample of 69 financial statement data banking companies listed in Indonesia Stock Exchange in the year 2009 to 2011. Variables used in this study is the Debt to Equity Ratio (X1), Return on Assets (X2), Return on Equity (X3) and Timeliness (Y). While the data used are secondary data. Sampling technique using purposive sampling. The analytical method used is multiple linear regression.
Based on the tests performed, it can be concluded that the calculation of debt-to-equity ratio and profitability of the banking company can not affect the timeliness of financial reporting.
BURSA EFEK INDONESIA
Oleh :
Bagus Putr a Wijana r ko
Abstr ak
Pada Undang-undang (UU) No. 8 Tahun 1995, dinyatakan secara jelas bahwa Emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif atau Perusahaan Publik wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Bapepam dan mengumumkan laporan keuangan tersebut kepada masyarakat. Laporan keuangan tersebut disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Banyak pihak percaya bahwa ketepatan waktu laporan keuangan merupakan karakteristik penting bagi laporan keuangan.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 69 data laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 – 2011. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (X1), Return On Assets (X2), Return On Equity (X3) dan Ketepatan Waktu (Y). Sedangkan data yang digunakan adalah data sekunder. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan debt to equity ratio dan profitabilitas perusahaan perbankan tidak dapat mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
1.1Latar Belakang Masa la h
Pelaporan keuangan merupakan cara lain dari laporan keuangan untuk
menyampaikan informasi-informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai
sumber daya yang dimiliki serta kinerja kepada berbagai pihak yang mempunyai
kepentingan atas informasi tersebut (Catrinasari, 2006: 1). Unsur utama dalam
pelaporan keuangan adalah laporan keuangan (Catrinasari, 2006: 1). Laporan
keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan
perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan
manajemen (Djarwanto, 2004: 5). Selain itu, laporan keuangan juga berfungsi
sebagai alat informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan pihak-pihak yang
terkait dengan perusahaan. Pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan dan
memerlukan laporan keuangan sebagai informasi untuk pengambilan keputusan
adalah: investor atau pemilik, kreditor atau pemberi pinjaman, kreditor usaha
lainnya, pelanggan, karyawan, pemerintah, dan masyarakat (Darsono dan Ashari,
Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang – kurangnya setahun
sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pengguna. Pengguna sangat
bergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan.
(SAK, 2009:1). Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009: 2), pengguna laporan
keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi
pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta
lembaga – lembaganya, dan masyarakat.
Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa
kebutuhan informasi yang berbeda. Investor menggunakan informasi akuntansi
untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual
investasi yang mereka lakukan. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen.
Agar bermanfaat informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Ketepatan waktu (timeliness)
merupakan salah satu faktor penting dalam menyajikan suatu informasi yang
relevan. Jika informasi tidak disajikan tepat waktu maka dapat dipastikan manfaat
dari informasi laporan keuangan sangat berkurang. (Harahap, 2007: 92).
Semua perusahaan di Indonesia wajib menyampaikan laporan keuangan
tahunan kepada menteri yang bertanggung jawab yang telah ditunjuk oleh
pemerintah yaitu menteri perdagangan (PP No. 24/1998). Menurut peraturan
dapat diketahui oleh masyarakat (publik). Peraturan ini berlaku bagi perusahaan
yang berbentuk Perseroan Terbatas yang wajib menyampaikan laporan keuangan
tahunan dengan kriteria, merupakan perseroan terbuka, bidang usaha perseroan
berkaitan dengan pengerahan dana masyarakat, mengeluarkan surat pengakuan
utang, atau memiliki jumlah aktiva atau kekayaan paling sedikit 50 miliar rupiah.
Laporan keuangan tahunan tersebut juga merupakan laporan yang telah diaudit oleh
Akuntan Publik.
Pada Undang–undang (UU) No. 8 Tahun 1995, dinyatakan secara jelas
bahwa Emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif atau
Perusahaan Publik wajib menyampaikan laporan secara berkala kepada Bapepam
dan mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat.
Banyak pihak percaya bahwa ketepatan waktu laporan (timeliness)
merupakan karakterisik penting bagi laporan keuangan. Pihak-pihak tersebut
misalnya akuntan, manajer, dan analis keuangan. Bahkan Asosiasi Profesi
Akuntansi pada tahun 1954 telah melakukan penelitian, penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa ketepatan waktu pelaporan merupakan elemen pokok bagi
catatan laporan keuangan yang memadai (Dyer dan McHugh, 1975 dalam Bandi
dan Hananto, 2002). Informasi yang disajikan tidak tepat waktu akan mengurangi
atau bahkan menghilangkan kemampuannya sebagai alat bantu prediksi bagi
pemakainya.
Berdasarkan fenomena yang ada menunjukkan bahwa
melaporkan laporan keuangan di lihat dari tanggal pelaporan keuangan (keterlambat
atau batasan hari) dan kebanyakan perusahaan melaporkan laporan keuangan
perusahaan tidak selalu tepat waktu, namun ada juga perusahaan yang tidak
memberikan laporan keuangan perusahaannya. Berikut adalah tabel data ketepatan
waktu laporan keuangan perusahaan periode 2009 sampai dengan 2011.
Tabel 1.1 Data Ketepa ta n Wa ktu La por an Keuangan Per usahaan
Per ba nka n yang Ter daftar di BEI
No. Nama Perusahaan Tahun Tanggal Ketepatan Waktu
1. PT. Bank Agro Niaga, Tbk. 2009
2. PT. Bank Capital Indonesia, Tbk. 2009
2010
6. PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. 2009
2010
7. PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk. 2009
2010
8. PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. 2009
2010
9. PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk. 2009
2011 19 Maret 2012 79 hari
16. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk. 2009
2010
17. PT. Bank Victoria International, Tbk. 2009
2010
18. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. 2009
2010
20. PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk. 2009
2010
21. PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk. 2009
2010
26. PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk. 2009
2010
19 Maret 2010
29 Maret 2011
78 hari
2011 26 Maret 2012 86 hari
28. PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk. 2009
2010
32. PT. Bank Artha Graha International, Tbk. 2009
2010
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI)
Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa laporan keuangan tahun 2009
sampai 2011 tidak selalu dilaporkan tepat waktu oleh perusahaan yang ditunjukkan
dengan rentang waktu kurang dari 90 hari. Namun, terdapat laporan yang tidak
dilaporkan secara tepat waktu yang ditunjukkan dengan rentang waktu lebih dari 90
hari, antara lain PT. Bank Pundi Indonesia, Tbk. untuk laporan tahun 2009 dan PT.
Bank Mutiara, Tbk. untuk laporan tahun 2009 sampai 2011. Selain itu, ada pula
perusahaan yang tidak memberikan laporan keuangannya pada BAPEPAM, yaitu
PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk. untuk laporan tahun 2009
sampai 2011, PT. Bank Jabar Banten, Tbk. untuk laporan tahun 2009, PT. Bank
Sinar Mas, Tbk. untuk laporan tahun 2009, PT. Bank Permata, Tbk. untuk laporan
tahun 2011, dan PT. Bank Artha Graha International, Tbk. untuk laporan tahun
perbankan yang disampaikan kepada Bapepam, sebanyak 88,55% laporan
dinyatakan tepat waktu, 4,16% laporan dinyatakan tidak tepat waktu, dan 7,29%
laporan tidak diserahkan kepada Bapepam.
Laporan keuangan yang harus disampaikan ke Bapepam, antara lain: neraca,
laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan lain serta
materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan jika
dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya, dan
catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut disampaikan kepada
Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan
keuangan tahunan (Herwidayatmo, 2003: IV-3). Perhitungan hari keterlambatan
dihitung sejak hari pertama setelah batas akhir waktu penyampaian laporan
keuangan. Bapepam berwenang memberikan sanksi terhadap setiap pihak yang
melanggar ketentuan peraturan tersebut (Herwidayatmo, 2003: IV-6).
Melihat hal tersebut maka penulis berminat untuk melakukan penelitian
dengan mengambil judul :
“PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO DAN PROFITABILITAS
TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN
KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka rumusan masalah
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
”Apakah terdapat pengaruh antara debt to equity ratio dan profitabilitas terhadap
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan perbankan di Bursa
Efek Indonesia?”
1.3Tujua n Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui dan menguji secara empiris ada pengaruh antara debt to equity ratio
dan profitabilitas terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
1.4Manfaa t Penelitian
a. Bagi Pra ktisi
Memberikan informasi yang memungkinkan bagi para praktisi manajemen
perusahaan, analis keuangan, investor, dan kreditor mengenai pentingnya debt to
equity ratio, profitabilitas, serta ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan,
b. Bagi Akademisi
Sebagai wacana bagi perkembangan Program Studi Akuntansi mengenai debt
to equity ratio, profitabilitas, serta ketepatan waktu dalam melaporkan keadaan
2.1 Penelitian Ter dahulu
Beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan ketepatan waktu
dalam penyampaian laporan keuangan yang dapat dipakai sebagai bahan acuan
dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Ainun Na’im (1999): “Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan
Keuangan(Analisis Empirik Regulasi Informasi di Indonesia)”. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah Faktor pendapat auditor, kesulitan
finansial, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa semua variabel
independen kecuali (return on assets) ROA tidak signifikan. Ketidakpatuhan
perusahaan di Indonesia tidak berhubungan secara signifikan dengan kesulitan
keuangan (diukur berdasar rasio hutang terhadap modal), pendapat auditor dan
ukuran perusahaan (total asset dan total penjualan). Namun, hasil tersebut
memberikan arah yang sesuai dengan prediksi. Penundaan penyampaian
informasi disebabkan oleh profitabilitas perusahaan yang dapat
2. Bandi dan Santoso Tri Hananto (2002): “Ketepatan Waktu Atas Laporan
Keuangan Perusahaan Indonesia”. Variabel independen yang digunakan adalah
Keterlambatan pelaporan perusahaan. Dari yang didapat, dapat disimpulkan
antara lain keterlambatan pelaporan, yang meliputi: keterlambatan audit,
keterlambatan pelaporan setelah audit, dan keterlambatan total berdistribusi
tidak normal, dan menunjukkan kemiringan positif. Hal ini berimplikasi bahwa
pelaporan oleh perusahaan selalu mengalami kemunduran. Keterlambatan
antara perusahaan besar dan perusahaan kecil berbeda. Ketepatan waktu
pelaporan antara pelaporan sebelum dan sesudah waktu yang diharapkan tidak
berpengaruh pada harga saham. Namun, hasil uji sensitivitas menunjukan
adanya perbedaan reaksi pasar antara pelaporan sebelum dan sesudah waktu
yang diharapkan.
3. I Made Indra Astana Giri (2006): “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan
Opini Audit Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan”.
Variabel yang digunakan adalah Opini audit, Tingkat leverage keuangan, dan
Profitabilitas Dari penelitian yang dilakukan terhadap 250 perusahaan yang
sahamnya terdaftar di Bursa Efek Surabaya periode 2003, sebanyak 49
perusahaan menyampaikan laporan keuangannya melewati batas waktu yang
telah ditentukan BES, yaitu tanggal 31 Maret 2004. Perusahaan pada umumnya
tidak menjelaskan sebab-sebab keterlambatan tersebut. Setelah dilakukan
pengujian statistik dengan metode regresi logistik, diketahui hanya variabel
penyampaian laporan keuangan. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin baik
opini audit terhadap laporan keuangan maka akan mendorong perusahaan
untuk menyampaikan laporan keuangannya dengan cepat waktu.
4. Luciana Spica Almilia dan Lucas Setiady (2006): “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penyelesaian Penyajian Laporan Keuangan pada Perusahaan
yang terdaftar di BEJ”. Variabel yang digunakan adalah Ukuran perusahaan,
Profitabilitas, Solvabilitas, Likuiditas, Umur perusahaan, dan extraodinary
item. Dari hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
perusahaan mengalami keterlambatan penyelesaian selama ± 3 bulan, tetapi
keterlambatan masih dalam batas regulasi, jadi perusahaan sampel dapat
dikatakan tidak mengalami keterlambatan. Variabel ukuran perusahaan (size)
dan umur perusahaan (age) mempunyai penyelesaian penyajian laporan
keuangan (log). Variabel profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, dan extraodinary
item tidak memiliki pengaruh terhadap penyelesaian penyajian laporan
keuangan (log).
5. Renny Catrinasari (2006): “Faktor-faktor yang mempengaruhi Ketepatan
Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Perbankan Go Publik di Bursa Efek
Jakarta (BEJ). Rasio gearing, return on assets, market value, tanggal listed
perusahaan di BEJ, dan struktur kepemilikan saham. Peneliti dapat mengambil
kesimpulan semakin tinggi rasio gearing maka akan semakin tinggi ketepatan
waktu pelaporan keuangan atau sebaliknya, semakin rendah rasio gearing maka
profitabilitas maka akan semakin tinggi ketepatan waktu pelaporan keuangan
atau sebaliknya, semakin rendah profitabilitas maka ketepatan waktu pelaporan
keuangan akan semakin rendah, semakin besar ukuran perusahaan maka akan
semakin rendah ketepatan waktu pelaporan keuangan atau sebaliknya, semakin
rendah ukuran perusahaan maka ketepatan waktu pelaporan keuangan akan
semakin tinggi, dan semakin tinggi umur perusahaan maka akan semakin tinggi
ketepatan waktu pelaporan keuangan atau sebaliknya, semakin rendah umur
perusahaan maka ketepatan waktu pelaporan keuangan akan semakin rendah.
Dengan melihat beberapa penelitian terdahulu mengenai ketepatan waktu
penyajian laporan keuangan, maka dapt disimpulkan perbedaan penelitian ini dengan
Tabel 2.1 Ringka san Per bedaan Penelitian ini dengan Penelitian
Ter dahulu
No. Peneliti Judul Penelitian Variable Penelitian
1. Ainun Na’im (1999) Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Analisis Empirik Regulasi Informasi di Indonesia).
X: Faktor pendapat auditor, kesulitan finansial, ukuran perusahaan,
Ketepatan Waktu Atas Laporan Keuangan Perusahaan Indonesia.
X: Keterlambatan pelaporan perusahaan Y: Reaksi pasar atas informasi 3. I Made Indra Astana Giri
(2006)
Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Opini Auditor Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan.
X: Opini auditor, Tingkat leverage keuangan, dan Profitabilitas Y: Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
4. Luciana Spica Almilia dan Luca Setiady (2006)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyelesaian Penyajian Laporan Keuangan pada Perusahaan yang terdaftar di BEJ.
5. Renny Catrinasari (2006) Faktor-faktor yang mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Perbankan Go Publik di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
X: Rasio gearing, return on assets,
market value, tanggal listed perusahaan
di BEJ, dan struktur kepemilikan saham Y: Ketepatan waktu penyampaian pelaporan
6. Bagus Putra Wijanarko (2013)
Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Profitabilitas Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI.
X: Debt to Equity Ratio dan Protabilitas (ROA dan ROE)
Y: Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
2.2 Landasan Teor i
2.2.1 Teor i Agensi (Agency Theory)
Telah lama diketahui bahwa para manajer mungkin memilki
tujuan-tujuan pribadi yang bersaing dengan tujuan-tujuan memaksimalkan kekayaan
pemegang saham. Para manajer diberi kekuasaan oleh para pemilik
perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk membuat keputusan (Brigham dan
Houston, 2006: 26). Teori agensi adalah teori yang berusaha untuk
menjelaskan faktor-faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam
pendesaian kontrak-kontrak insentif untuk memotivasi para individu mencapai
keselarasan tujuan (Supriyono, 2000: 184).
Menurut Arfan Ikhsan Lubis (2007). Teori keagenan adalah teori yang
mendasari hubungan antara pemilik atau pemegang saham sebagai principal
dan manajemen sebagai agen. Principal mempekerjakan agen untuk melakukan
tugas untuk kepentingan principal, termasuk pendelegasian otoritas
pengambilan keputusan dari principal kepada agen. Agen dan principal
diasumsikan termotivasi oleh kepentingannya sendiri, dan sering kali
kepentingan antara keduanya berbenturan. Menurut pandangan principal,
kompensasi yang diberikan kepada agen tersebut didasarkan pada hasil.
Sementara, menurut pandangan agen, dia lebih suka jika sistem kompensasi
Teori agensi menjelaskan hubungan positif antara ukuran perusahaan
dengan ketepatan waktu. Informasi laporan keuangan yang disampaikan secara
tepat waktu akan mengurangi asimetri informasi yang erat kaitannya
dengan teori agency. Sehingga dalam hubungan keagenan, manajemen
diharapkan dalam mengambil kebijakan perusahaan terutama kebijakan
keuangan yang menguntungkan pemilik perusahaan. Bila keputusan
manajemen merugikan bagi pemilik perusahaan maka akan timbul masalah
keagenan.
Laporan akuntansi berupa laporan keuangan memang dimaksudkan
untuk digunakan oleh berbagai pihak, termasuk manajemen perusahaan sendiri.
Namun yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan sebenarnya
adalah para pengguna eksternal (diluar manajemen). Informasi akuntansi ini
penting bagi pengguna eksternal terutama sekali karena kelompok ini berada
dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya.
Para pengguna internal (para manajemen) memiliki kontak langsung
dengan entitas atau perusahaannya dan mengetahui peristiwa-peristiwa
signifikan yang terjadi, sehingga tingkat ketergantungannya terhadap informasi
akuntansi tidak sebesar pengguna eksternal. Sehingga untuk mengurangi
asimetri informasi dan mencegah terjadinya konflik keagenan, sudah menjadi
kewajiban bagi pihak manajemen untuk melaporkan laporan keuangan secara
2.2.1.1 Konsep Teor i Agensi
Hubungan agensi adalah hubungan yang timbul antara satu pihak,
disebut prinsipal yang menyewa pihak lain, disebut agen, untuk melaksanakan
sejumlah jasa, dan oleh karena itu, prinsipal juga mendelegasikan wewenang
pembuatan keputusan pada agen. Dalam perusahaan perseroan terbatas, para
pemegang saham adalah para prinsipal dan chief executive officer (CEO)
adalah agennya. Pemegang saham menyewa CEO dan mengahrapkan CEO
untuk bertindak demi kepentingan pemegang saham. Dalam tingkat bawah,
CEO adalah prinsipal dan para manajer unit bisnis adalah para agen. Hubungan
ini menimbulkan tantangan yaitu bagaimana memotivasi agen sehingga mereka
seproduktif jika mereka para pemilik (Supriyono, 2000: 184-185).
2.2.1.2 Per bedaan Tujuan Pr insipal dan Agen
Menurut Supriyono (2000: 185), teori agensi mengangap bahwa
semua tindakan individu didasarkan atas kepentingannya sendiri. Oleh
karena itu, timbul perbedaan antara tujuan prinsipal dan agen yaitu:
a. Agen dianggap menerima kepuasan tidak hanya dari kompensasi
keuangan, namun juga dari kepuasan lain yang diperolehnya dari
hubungan agensi. Di lain pihak, prinsipal (pemegang saham) dianggap
hanya tertarik pada kembalian (return) keuangan yang tumbuh dari
b. Prinsipal dan agen mempunyai perbedaan dalam preferensi risiko.
Prinsipal (pemegang saham) netral risiko, agen (para manjer) segan
risiko.
2.2.2 Lapora n Keua ngan
2.2.2.1 Penger tia n Lapor an Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009: 1-2) yaitu “Laporan
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti
sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan
keuangan, disamping itu juga termasuk juga skedul dan informasi yang
berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan, segmen
industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.
2.2.2.2 Tujua n Lapor an Keuangan
Menurut PSAK No. 1 dalam Standar Akuntansi Keuangan 2009
paragraf 2, laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan
yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna
laporan. Laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk juga laporan
lainnya seperti laporan tahunan atau prospektus. Pernyataan ini berlaku pula
untuk laporan keuangan konsolidasian.
Selain dalam paragraf 2, dijelaskan juga dalam paragraf 5, bahwa
laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang
posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat
keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship)
manajemen atas pengguna sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka (SAK, 2009).
Tujuan utama laporan keuangan juga diungkapkan oleh Suta (2000:
107), yaitu untuk memberikan informasi, terutama yang bersifat keuangan,
bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka pengambilan keputusan
ekonomi.
2.2.2.3 Kar akter istik Lapora n Keua ngan
Menurut kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keungan
Standar Akuntansi Keuangan (2009: 5-8), karakteristik kualitatif merupakan
ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi
pemakai. Karakteristik tersebut antara lain:
1. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung, dalam laporan keuangan
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memilki kualitas
relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa
depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu.
3. Materialitas
Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pengguna yang di ambil atas dasar laporan keuangan.
4. Keandalan
Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal
jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat
diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
5. Penyajian Jujur
Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur
transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
6. Subtansi Mengungguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta
dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan
bukan hanya bentuk hukumnya.
7. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pengguna, dan tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak bole ada
usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak,
sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai
kepentingan yang berlawanan.
8. Pertimbangan Sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan
perkiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aktiva atau penghasilan
tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan
terlalu rendah.
9. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap
dalam batasan materialitas dan biaya.
10.Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (tren) posisi dan kinerja
keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan
antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta
2.2.2.4 J enis-jenis Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2009, jenis-jenis laporan
keuangan yang lengkap terdiri dari:
1. Neraca
Neraca adalah laporan yang secara langsung berkaitan dengan pengukuran
posisi keuangan sebuah perusahaan yang terdiri dari tiga unsur, yaitu aset,
kewajiban, dan ekuitas (SAK, 2009: 9).
2. Laporan Laba-Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang berkaitan dengan pengukuran
kinerja sebuah perusahaan yang menggambarkan pendapatan dan beban
perusahaan, selama periode waktu tertentu (SAK, 2009: 9). Laporan laba
rugi minimal mencakup pos-pos pendapatan, laba rugi usaha, beban
pinjaman, beban pajak, laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos
luar biasa, hak minoritas, dan laba atau rugi bersih untuk periode berjalan
(SAK, 2009: 1.10).
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menggambarkan
peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode
bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang berisi mengenai informasi
tentang arus kas sebuah perusahaan, dimana berguna bagi para pengguna
laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas serta setara kas tersebut. Laporan arus kas
memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas, yang
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama
suatu periode akuntansi (SAK, 2009: 2.1).
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Dalam PSAK No. 1 halaman 13, catatan atas laporan keuangan adalah
catatan yang mengungkapkan:
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi
yang penting.
b. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus
kas.
c. Informasi yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi
2.2.2.5 Pengguna Lapor an Keua ngan
Menurut Belkoui (201: 96-97), kelompok-kelompok yang
berkepentingan terhadap laporan aktivitas sebuah organisasi berorientasi profit
dapat diklasifikasikan sebagai pengguna langsung (direct users) dan tidak
langsung (indirect users). Pengguna langsung meliputi:
1. Pemilik dan pemegang saham perusahaan.
2. Pemberi pinjaman (kreditor) dan pemasok.
3. Manajemen perusahaan.
4. Dinas perpajakan.
5. Organisasi pekerja.
6. Pelanggan.
Pengguna tidak langsung meliputi:
1. Analisis dan konsultan keuangan.
2. Pasar saham.
3. Pengacara.
4. Otoritas yang terkait dengan regulasi.
5. Kalangan berita keuangan dan agen-agen penyaji laporan.
6. Asosiasi dagang.
7. Serikat pekerja.
8. Competitor.
9. Masyarakat umum.
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2009: 2), pengguna laporan
keuangan meliputi investor sekarang dan investor lainnya, pelanggan,
pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat.
2.2.2.6 Manfaa t Lapora n Keuangan
Menurut Suharli (2009: 4), bagi dunia bisnis manfaat laporan keuangan
antara lain:
1. Menyediakan informasi ekonomis suatu perusahaan yang relevan untuk
pengambilan keputusan investasi dan kredit yang tepat.
2. Menjadikan media komunikasi bisnis antara manjemen dan pengguna
eksternal mengenai posisi keuangan, perubahan posisi keuangan, dan arus
kas perusahaan.
3. Memberikan potret yang dapat diandalkan mengenai kemampuan
menghasilkan laba dan arus kas perusahaan.
4. Memberikan potret yang dapat diandalkan mengenai kemampuan
menghasilkan laba dan arus kas perusahaan.
5. Menjadikan gambaran kondisi perusahaan dari satu periode ke periode
berikutnya mengenai pertumbuhan atau kemunduran, dan memungkinkan
2.2.2.7 Penyajian Lapor a n Keua ngan
Menurut BAPEPAM dalam peraturan nomor VIII.G.7, penyajian
laporan keuangan terdiri dari:
1. Neraca
Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan, yang
menunjukkan aktiva, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada
tanggal tertentu.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan ringkasan aktivitas usaha perusahaan untuk
periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih atau kerugian yang
timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukkan perubahan
ekuitas perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan
aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan.
4. Laporan Arus Kas
Laporan ini menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas
perusahaan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan mengenai gambaran
umum perusahaan, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan
keuangan dan informasi penting lainnya.
2.2.3 Ketentua n BAPEPAM
2.2.3.1 Penyampaian Lapora n Keua ngan
Menurut BAPEPAM dalam peraturan Nomor X.K.2, Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-36/PM/2003 tentang penyampaian
laporan keuangan yaitu laporan keuangan berkala yang terdiri dari laporan
keuangan tahunan dan laporan keuangan tengah tahunan.
2.2.3.2 Lapora n Keua ngan Tahunan
2.2.3.2.1 J angka Waktu Penya jian La por an Keuangan Tahunan
Peraturan BAPEPAM Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam Nomor: KEP-36/PM/2003 menyebutkan bahwa laporan keuangan
tahunan harus disertai dengan laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim
dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan
2.2.3.2.2 Ketentua n Penyajia n Lapor an Keuangan Ta huna n
Dalam Peraturan BAPEPAM Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam Nomor: KEP-36/PM/2003 disebutkan bahwa laporan
keuangan tahunan yang diumumkan kepada publik memiliki lima ketentuan,
antara lain:
1. Perusahaan wajib mengumumkan neraca, laporan laba rugi dan laporan
lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan
jenis industrinya dalam sekurang-kurangnya 2 (dua) surat kabar harian
berbahasa Indonesia yang satu diantaranya mempunyai peredaran
nasional dan lainnya yang terbit di tempat kedudukan Emiten atau
Perusahaan Publik, selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah
tanggal laporan keuangan tahunan.
2. Bagi perusahaan yang dikategorikan sebagai Perusahaan Menengah atau
Kecil wajib mengumumkan neraca, laporan laba rugi dan laporan lain
yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis
industrinya dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian
berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional.
3. Bentuk dan isi neraca, laporan laba rugi, dan laporan lain yang
dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis
industrinya yang diumumkan tersebut harus sama dengan yang disajikan
dalam laporan keuangan tahunan yang disampaikan kepada Bapepam.
5. Bukti pengumuman tersebut harus disampaikan kepada Bapepam
selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah tenggal pengumuman.
2.2.3.3 Lapora n Keua ngan Tengah Tahunan
2.2.3.3.1 J angka Waktu Penya jian La por an Keuangan Tengah Ta huna n
Menurut peraturan BAPEPAM Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam Nomor: KEP-36/PM/2003 laporan keuangan tengah tahunan
disampaikan kepada Bapepam dalam jangka waktu sebagai berikut:
1. Selambat-lambatnya pada akhir bulan pertama setelah tanggal laporan
keuangan tengah tahunan, jika tidak disertai laporan Akuntan.
2. Selambat-lambatnya pada akhir bulan kedua setelah tanggal laporan
keuangan tengah tahunan, jika disertai laporan Akuntan dalam rangka
penelaan terbatas.
3. Selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan
keuangan tengah tahunan, jika disertai laporan Akuntan yang
memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan secara
2.2.3.3.2 Ketentua n Penyajia n Lapor an Keuangan Tengah Tahunan
Dalam peraturan BAPEPAM Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam Nomor: KEP-36/PM/2003 disebutkan bahwa laporan
keuangan tengah tahunan yang diumumkan kepada publik memiliki empat
ketentuan, antara lain:
1. Perusahaan wajib mengumumkan neraca, laporan laba rugi dan laporan
lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan
jenis industrinya dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian
berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional.
2. Bentuk dan isi neraca, laporan laba rugi dan laporan lain yang
dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis
industrinya yang diumumkan tersebut harus sama dengan yang disajikan
dalam laporan keuangan tengah tahunan yang disampaikan kepada
Bapepam.
3. Pengumuman tersebut di atas dilakukan selambat-lambatnya sesuai
dengan jangka waktu menurut kewajiban penyampaian laporan keuangan
tengah tahunan kepada bapepam.
4. Bukti pengumuman tersebut harus disampaikan kepada Bapepam
2.2.4 Rasio Huta ng Ter hadap Moda l (Debt to Equity Ratio)
Debt to Equity Ratio merupakan bagian dari rasio solvitabilitas
(Subramanyam dan Wild, 2010: 46). Rasio ini digunakan untuk menilai utang
dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh
utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berfungsi untuk
mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang
(Kasmir, 2010: 157-158). Debt to Equity Ratio ini juga dapat memberikan
gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga
dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang (Prastowo dan Juliaty,
2005: 89).
2.2.5 Pr ofitabilitas
Profitabilitas merupakan efektifitas manajemen dalam menggunakan
total ativa maupun aktiva bersih seperti yang terdapat dalam neraca,
dihubungkan dengan laba bersih, dapat disimpulkan definisi profitabilitas
adalah efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan
labanya (Helfert, 1996: 83). Rasio – rasio yang digunakan untuk mengukur
profitabilitas antara lain (Subramanyam dan Wild: 43-44):
1. Tingkat pengembalian atas investasi (return on investment).
Digunakan untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyedia
atas aset (return on assets – ROA) dan tingkat pengembalian atas ekuitas
biasa (return on common equity – ROE).
2. Kinerja operasi (operating performance)
Digunakan untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi.
3. Pemanfaatan aset (asset utilization)
Digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aset dalam
menghasilkan penjualan, disebut juga perputaran (turnover).
2.2.6 Ketepatan Wa ktu
2.2.6.1 Latar Belakang Ketepa ta n Waktu
Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan harus memenuhi
empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat
informasi laporan keuangan berguna bagi para pemakainya.
Keempat karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, andal,
dan dapat diperbandingkan (SAK, 2009: 5). Dalam menghasilkan informasi
yang relevan dan andal, terdapat beberapa kendala yang dihadapi. Salah satu
kendala informasi yang relevan dan andal tersebut adalah tepat waktu
(timeline). Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan,
maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Untuk
menyediakan informasi yang tepat waktu, sering kali perlu melaporkan
mengurangi keandalan informasi tersebut. Sebaliknya, jika pelaporan ditunda
sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat
andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan (SAK, 2009: 8).
Sesuai dengan peraturan ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
didukung oleh peraturan terbaru Bapepam, X.K.6 tertanggal 7 Desember 2006,
maka penyampaian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dikatakan
tepat waktu apabila diserahkan sebelum atau paling lambat pada akhir bulan
ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan publik tersebut.
2.2.6.2 Penger tia n KetepatanWaktu
Ada beberapa definisi yang menggambarkan ketepatan waktu yang
merupakan bagian dari karakteristik kualitatif informasi akuntansi yang
terdapat dalam laporan keuangan diantaranya:
Menurut SAK (2009; 1.7), ketepatan waktu menunjukkan rentang
waktu penyajian informasi yang diinginkan. Apabila informasi tersebut tidak
disampaikan dengan tepat waktu akan menyebabkan informasi tersebut
kehilangan nilai di dalam mempengaruhi kualitas keputusan. Suatu perusahaan
sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya paling lama 4 (empat) bulan
setelah tanggal neraca.
Menurut Hendriksen (1988: 69), ketepatan waktu adalah batasan
penting pada publikasi laporan keuangan. Akumulasi, peringkasan, dan
untuk menjamin tersedianya informasi sekarang di tangan pemakai. Ketepatan
waktu juga menunjukkan bahwa laporan keuangan harus disajikan pada kurun
waktu yang teratur untuk memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan yang
pada gilirannya mungkin akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pemakai.
Menurut Suwardjono (2005: 170-171), ketepatan waktu adalah
tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada saat dibutuhkan sebelum
informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan.
Tersedianya informasi lama setelah suatu kejadian yang memerlukan
tanggapan atau keputusan berlalu menjadikan informasi tersebut tidak punya
nilai lagi.
Menurut ketua Badan Pengawas Pasar Modal, ketepatan waktu adalah
penyampaian laporan keuangan sesuai dengan jangka waktu yang telah
ditetapkan sebagaimana telah diatur dalam peraturan kewajiban penyampaian
laporan keuangan berkala.
2.2.7 Pengar uh Debt to Equity Ratio dan Profita bilita s ter hadap Ketepatan
Waktu Penyampa ia n Laporan Keuangan
2.2.7.1 Pengar uh Debt to Equity Ratio ter ha dap Ketepatan Wa ktu Penyampaian
Lapora n Keua ngan
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang
rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir, 2010: 157-158).
Menurut teori agensi (Brigham dan Houston, 2006: 30-31), kreditor
memiliki klaim atas sebagian dari arus laba perusahaan untuk pembayaran
bunga dan pokok utang, dan mereka memiliki klaim atas aset perusahaan di
waktu terjadi kebangkrutan. Akan tetapi pemegang saham memiliki kendali
melalui manajernya atas keputusan-keputusan yang mempengaruhi
profitabilitas dan risiko perusahaan. Agar dapat memberikan jasa yang terbaik
bagi pemegang saham mereka dalam jangka panjang, manajer harus bermain
secara adil dengan kreditor-kreditornya. Jadi, menurut teori ini debt to equity
ratio berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Debt to Equity Ratio yang buruk merupakan bad news bagi perusahaan
sehingga perusahaan cenderung berusaha untuk memanipulasi terlebih dahulu
sebelum laporan keuangan disajikan. Perusahaan dengan rasio hutang terhadap
modal yang tinggi akan cenderung memiliki rentang waktu penyajian laporan
keuangan yang lebih lama (Almilia dan Setiady, 2006: 7).
2.2.7.2 Pengar uh Pr ofitabilitas ter hadap Ketepa ta n Waktu Penyampaian
Lapora n Keua ngan
Menurut Mamduh (2005: 83), profitabilitas mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal
kinerja perusahaan sehingga perusahaan akan cenderung untuk memberikan
informasi tersebut pada pihak lain yang berkepentingan (Almilia dan Setiady,
2006: 6).
Menurut Asymmentric Information Theory, Asymmetric information
adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak dari
pada pihak lain. Asymmetric information memberikan efek yang nyata pada
keputusan keuangan maupun pasar financial. Jika manajer dapat memberi
sinyal yang meyakinkan, maka publik akan terkesan dan hal ini akan terefleksi
pada harga sekuritas walaupun pihak di luar perusahaan tidak tahu kebenaran
dari informasi yang disampaikan tersebut (Kodrat dan Herdinata, 2009: 16-19).
Jadi menurut teori ini, profitabilitas tidak berpengaruh terhadap ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan.
2.2.7.2.1 Pengar uh Return On Assets (ROA) ter ha dap Ketepatan Waktu
Penyampaian Lapora n Keua ngan
Return On Assets (ROA) mengukur kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur
tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan
menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya (Prastowo dan
Juliaty, 2005: 91). Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Na’im (1999),
menyatakan bahwa Return On Assets (ROA) secara marginal signifikan
terhadap perilaku (ketepatan waktu) pelaporan keuangan perusahaan
dengan tanda koefisien negatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
rendah ROA, semakin tinggi probabilitas perusahaan untuk tidak patuh.
Profitabilitas yang diwakili dengan ROA dapat diinterpretasikan sebagai
berita buruk yang memotivasi manajemen untuk menunda penyampaian
informasi. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Na’im
(1999), Catrinasari (2006) membuktikan bahwa profitabilitas yang dihitung
dengan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu
pelaporan keuangan. Semakin tinggi profitabilitas maka akan semakin
tinggi ketepatan waktu pelaporan keuangan atau sebaliknya, semakin
rendah profitabilitas maka ketepatan waktu pelaporan keuangan akan
semakin rendah pula.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Giri (2006) yang menyatakan
bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara profitabilitas
perusahaan (ROA) dengan ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan. Tanda positif pada nilai koefisien regresi melambangkan
hubungan yang searah antara variabel bebas dengan variabel terikat, artinya
semakin tinggi tingkat profitabilitas akan mendorong perusahaan untuk
2.2.7.2.2 Pengar uh Return On Equity (ROE) ter hadap Ketepatan Waktu
Penyampaian Lapora n Keua ngan
Salah satu alasan utama mengapa mengoperasikan perusahaan
adalah untuk menghasilkan laba yang akan bermanfaat bagi para
pemegang saham. Ukuran keberhasilan dari pencapaian alasan ini adalah
angka Return On Equity (ROE) yang berhasil dicapai. Return On Equity
(ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal tertentu.
Perusahaan yang memiliki profitabilitas (ROE) tinggi dapat
dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita
baik dan perusahaan yang mengalami berita baik akan cenderung
menyerahkan laporan keuangannya tepat waktu. Hal ini juga berlaku jika
profitabilitas (ROE) perusahaan rendah dimana hal ini mengandung berita
buruk, sehingga perusahaan cenderung tidak tepat waktu dalam
menyerahkan laporan keuangannya.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Pikaso (2009), menyatakan
bahwa secara parsial profitabilitas (ROE) tidak berpengaruh terhadap
keterlambatan penyampaian laporan keuangan perusahaan. Hasil koefisien
ROE memiliki tanda positif yang artinya semakin besar nilai ROE maka
2.3 Ker angka Pikir
Kerangka pikir dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan
permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai adalah:
Gambar 2.1: Diagram Kerangka Pikir
Regresi Linier Berganda
2.4 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan
dan tujuan yang ingin dicapai diuraikan sebagai berikut:
H
:
Debt to Equity Ratio dan profitabilitas yang diukur dengan ROA dan ROEmemiliki pengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan.
Debt to Equit y Ratio X1
Ret urn on Asset (ROA) X2
Ret urn on Equity (ROE) X3
3.1 Definisi Opera siona l dan Pengukur an Va r iabel
Menurut Nazir (2009: 126), definisi operasional adalah suatu definisi yang
diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau
menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Variabel yang
digunakan sehubungan dengan perumusan masalah dan hipotesis dalam penelitian
ini terdiri dari dua variabel, yaitu:
a. Variabel bebas (X) : Debt to Equity Ratio (X) dan profitabilitas perusahaan dengan indikator ROA (X ) dan ROE (X ).
b. Variabel terikat (Y) : Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
tahunan perusahaan perbankan.
Definisi operasional dan pengukuran dari masing – masing variabel yang
3.1.1 Debt to Equity Ratio ( )
Adalah perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam
pendanaan perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajiban perusahaan dengan modal yang dimiliki (Subramanyam dan Wild,
2010: 46). Skala pengukuran variabel operasional adalah skala rasio dengan
satuan persentase. Menurut Subramanyam dan Wild (2010: 44), rumus yang
digunakan untuk perhitungan hutang terhadap modal (Debt to Equity Ratio):
Total utang terhadap ekuitas =
3.1.2 Pr ofitabilitas Per usahaan
Profitabilitas merupakan efektifitas manajemen dalam menggunakan
aktiva untuk menghasilkan labanya, dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat
oleh manajemen (Helfert, 1996: 83). Rasio profitabilitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Return On Assets / ROA (X ) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan
menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya, dinyatakan dalam
skala pengukuran variabel operasional adalah skala rasio dengan satuan
ROA =
2. Return On Equity / ROE (X ) adalah rasio yang digunakan mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham
tertentu, dinyatakan dalam skala pengukuran variabel operasional adalah
skala rasio dengan satuan persentase. ROE dapat dihitung dengan rumus
(Mamduh, 2005: 85):
ROE =
3.1.3 Ketepatan Wa ktu Penyampaian Lapor an Keuangan (Y)
Penyelesaian penyajian laporan keuangan (Lag) diukur dengan
menggunakan rentang waktu atau keterlambatan penyelesaian penyajian
laporan keuangan, seperti dalam penelitian Almilia dan Setiady (2006).
Keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan yang dimaksud
adalah interval jumlah hari antara tanggal periode laporan keuangan (31
Desember) sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan. Tanggal
penyelesaian laporan keuangan diambil dari tanggal opini auditor.
Keterlambatan dihitung dalam satuan hari (Almilia dan Setiady, 2006: 12).
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan satuan hari.
3.2 Teknik Penentuan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan
keuangan perusahaan perbankan yang telah terdaftar pada PT. Bursa Efek
Indonesia pada periode 2009-2011 sebanyak 32 perusahaan. Berikut ini adalah
nama-nama perusahaan yang dijadikan populasi dalam penelitian ini yaitu:
NO KODE
PERUSAHAAN NAM A PERUSAHAAN TANGGAL TERDAFTAR
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agr oniaga Tbk 08 Agust us 2003
7 BBNI Bank Negara Inonesia (Persero) Tbk 25 November 1996
8 BBNP Bank Nusant ara Parahyangan Tb k 10 januari 2001
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 10 November 2003
10 BBTN Bank Tabungan Negara (Perser o) Tbk 17 Dessemb er 209
11 BCIC Bank M ut iara Tbk 25 Juni 1997
12 BDM N Bank Danam on Indonesia Tbk 06 Desember 1989
13 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 13 Juli 2001
14 BJBR Bank Pem bangunan Daerah Jaw a Barat dan Bant en Tbk
20 BNII Bank Int ernasional Indonesia Tbk 21 November 1989
21 BNLI Bank Permat a Tbk 15 Januari 1990
32 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 15 Desember 2006
3.2.2 Sampel
Menurut Sumarsono (2004: 44), sampel adalah bagian dari populasi
yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut.
Kriteria sebuah sampel harus merupakan represtantif dari sebuah populasi.
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Purposive sampling adalah nonprobability sampling
dengan teknik penentuan sampel menggunakan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2008: 85).
Berikut ini adalah kriteria-kriteria perusahaan yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini:
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun
2009-2011.
2. Perusahaan perbankan yang laporan keuangannya lengkap dan tidak
memiliki saldo laba negatif selama tahun 2009-2011.
3. Perusahaan perbankan yang laporan keuangannya berakhir pada tanggal 31
Desember dan disertai oleh laporan auditor independen.
4. Perusahaan perbankan yang laporan keuangannya diterbitkan paling lambat
31 Maret.
Berdasarkan kriteria diatas, maka sampel yang digunakan dalam
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berikut ini adalah nama-nama
perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian:
1. PT. Bank Capital Indonesia, Tbk.
2. PT. Bank Ekonomi Raharja, Tbk.
3. PT. Bank Central Asia, Tbk.
4. PT. Bank Bukopin, Tbk.
5. PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
6. PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk.
7. PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.
8. PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk.
9. PT. Bank Kesawan, Tbk.
10.PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk.
11.PT. Bank Bumi Arta, Tbk.
12.PT. Bank CIMB Niaga, Tbk.
13.PT. Bank Swadesi, Tbk.
14.PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk.
15.PT. Bank Victoria International, Tbk.
16.PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
17.PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk.
18.PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk.
19.PT. Bank Windu Kentjana, Tbk.
20.PT. Bank Mega, Tbk.
21.PT. Bank NISP OCBC, Tbk.
22.PT. Bank Pan Indonesia, Tbk.
23.PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk.
Jadi jumlah data yang akan dianalisis (sebagai sampel) dalam penelitian
3.3Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 J enis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang berasal dari Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011. Ditinjau dari
sifatnya, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
3.3.2 Sumber Da ta
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dan
dikumpulkan melalui situs resmi BEI di (www.idx.co.id) yang diolah dari
laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2009-2011.
3.3.3 Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan ialah dengan teknik
dokumentasi, yaitu dengan cara melihat, mempelajari dan mengutip
catatan-catatan yang diperoleh berupa laporan keuangan khususnya debt to equity
3.4Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1 Teknik Analisis
Berdasarkan variabel-variabel yang telah diuraikan dimuka, maka
model regresi linier berganda dirumuskan sebagai berikut (Hasan, 2002: 117):
Y = α +
+
+
+ ε
Dimana:
Y = Ketepatan Waktu Publikasi Laporan Keuangan
X
= Debt to Equity RatioX
= Return On Assets (ROA)X
= Return On Equity (ROE)α
= Konstantaβ
,
β
,
β
= Koefisien Regresi X , X , Xe = Faktor pengganggu / variabel error
3.5Uji Kualita s Data
3.5.1 Uji Nor malitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data