ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
SEPTIAN CANDRA H.P 0711010012/ FE/ IE
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
wr.wb
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat serta
hidayahnya yang telah dilimpahkan sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan
skripsi ini merupakan salah satu kewajiban mahasiswa untuk memenuhi tugas dan syarat akhir
akademis di Perguruan Tinggi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Fakultas Ekonomi khususnya Jurusan Ekonomi Pembangunan. Dalam penulisan skripsi ini
peneliti mengambil judul “ Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar di Indonesia “. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa didalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya kemampuan dan
pengetahuan yang ada. Walaupun demikian berkat bantuan dan bimbingan yang diterima dari
Drs.Ec Suwarno,ME. Selaku Dosen Pembimbing Utama yang dengan penuh kesabaran telah
mengarahkan dari awal untuk memberikan bimbingan kepada peneliti, sehingga skripsi ini dapat
tersusun dan terselesaikan dengan baik.
Atas terselesaikannya skripsi ini, peneliti menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah memberikan banyak bantuan berupa
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dra Ec.Niniek Imaningsih,MP selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs.Ec Suwarno,ME selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan masukan-masukan yang berarti
bagi peneliti.
5. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah dengan iklas memberikan
banyak ilmu pengetahuannya selama masa perkuliahan dan pelayanan akademik bagi
peneliti.
6. Bapak-bapak dan ibu-ibu staf instansi Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur
(BPS), dan beberapa perpustakan Universitas-universitas negeri maupun swasta di
Surabaya, yang telah memberikan banyak informasi dan data-data yang dibutuhkan
untuk mengadakan penelitian dalam penyusuna skripsi ini.
7. Ayah, ibu, dan adik beserta keluarga tercinta yang telah memberikan motivasi, do’a,
semangat dan dorongan moral, materil serta spiritualnya yang tulus kepada peneliti,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
8. Seluruh mahasiswa dari Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
persatu yang selalu memotivasi, membantu, dan mendukung peneliti dalam
meyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT berkenan dan memberikan balasan, limpahan rahmat, serta
karunia-Nya, atas segala amal kebaikan serta bantuan yang telah diberikan.
Akhir kata, besar harapan bagi peneliti semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca, baik sebagai bahan kajian maupun sebagai salah satu sumber informasi dan
bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surabaya, februari 2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... . i
DAFTAR ISI... . iv
DAFTAR TABEL... . viii
DAFTAR GAMBAR... . ix
DAFTAR LAMPIRAN... . xi
ABSTRAK... . xii
BAB I PENDAHULUAN ... . 1
1.1. Latar Belakang ... . 1
1.2. Perumusan Masalah ... . 7
1.3. Tujuan Penelitian ... . 7
1.4. Manfaat Penelitian ... . 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.... ... . 9
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... . 9
2.2. Landasan Teori ... . 12
2.2.1. Pengertian Bank ... . 12
2.2.1.2. Fungsi Bank ... . 15
2.2.2. Uang... . 16
2.2.2.1. Pengertian Uang... . 16
2.2.2.2. Fungsi Uang ... . 17
2.2.2.3. Jenis-Jenis Uang... . 18
2.2.3. Jumlah Uang Beredar... . 20
2.2.4. Teori permintaan Uang... . 24
2.2.4.1. Teori Kuantitas Uang... . 24
2.2.4.2. Teori keynes... . 25
2.2.5. Teori Penawaran Uang ... . 28
2.2.5.1. Teori Penawaran Uang... . 28
2.2.6. Suku Bunga Di Indonesia ... . 31
2.2.7. Kurs Valuta asing………. 34
2.2.7.1. Hubungan Kurs Valuta Asing dengan Jumlah Uang Beredar………... 37
2.2.8. Investasi……… 38
2.2.8.1. Pengertian Investasi……….. 38
2.2.8.2. Teori Investasi………... 39
2.2.8.3. Macam-Macam Investasi……….. 41
2.2.9. Pengertian Impor……….. 46
2.2.9.1. Kuota Impor……….. 49
2.2.9.2. Dampak-Dampak Pemberlakuan Kuota Impor……. 49
2.3. Kerangka Pikir... . 50
2.4. Hipotesis ... . 53
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... . 54
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... . 54
3.2. Teori Penentuan Sampel ... . 55
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... . 55
3.3.1. Jenis Data………... 55
3.3.2.Sumber Data………. 56
3.3.3.Pengumpulan Data………... 56
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... . 57
3.4.1. Teknik Analisis ... . 57
3.4.2. Uji Hipotesis... . 59
3.5. Uji Asumsi Klasik... . 61
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... . 65
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... . 65
4.1.1. Perkembangan Jumlah Uang Beredar ... . 65
4.2.1. Perkembangan Jumlah Uang Beredar... . 66
4.2.2. Perkembangan Kurs Valuta asing ... . 67
4.2.3. Perkembangan Investasi ... . 68
4.2.4. Perkembangan Impor ... . 69
4.2.5. Perkembangan Tingkat Suku Bunga Investasi... . 70
4.3. Hasil Analisis Regresi Klasik (BLUE / Best Linier Unbiased Estimator) 71 4.3.1. Analisis dan Pengujian Hipotesis... . 76
4.3.2. Uji Hipotesis Secara Simultan... . 77
4.3.3. Uji Hipotesis Secara Parsial ... . 79
4.3.4. Pembahasan... . 85
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... . 89
5.1. Kesimpulan ... . 89
5.2. Saran ... . 90
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Kurva IS-LM ...…...……….. 23
Gambar 2 : Permintaan Tingkat Suku Bunga .…...……….……… 27
Gambar 3 : Kurva Penawaran Uang …...………... 29
Gambar 4 : Kurva Penawaran………... 33
Gambar 5 : Kurva Sistem Kurs tetap ….………... 35
Gambar 6 : Kurva Sistem Kurs Mengambang Bebas……… 36
Gambar 7 : Hubungan antara Suku Bunga dan pengeluaran investasi………... 45
Gambar 8 : Kerangka Konseptual paradigm Penelitian ..……….. 52
Gambar 9 : Kurva daerah Kritis H0 melalui kurva distribusi F………. 59
Gambar 10 : Kurva daerah kritis Ho melalui kurva distribusi t ……….. 61
Gambar 11 : Kurva Autokorelasi……….. 63
Gambar 12 : Kurva Statistik Durbin Watson ………... 73
Gambar 13 : Distribusi Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis Secara Simultan.78 Gambar 14 : Kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis secara Parsial untuk variabel X1 ………... 80
Gambar 15 : Kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis secara Parsial untuk Variabel X2 ……….. 82
Gambar 16 : Kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis secara Parsial untuk Variabel X3 ……….. 83
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Perkembangan Jumlah Uang Beredar Tahun 1996-2010 ………….. 67
Tabel 2 : Perkembangan Kurs Valuta Asing Tahun 1996-2010 ………... 68
Tabel 3 : Perkembangan Investasi Tahun 1996-2010 ……….. 69
Tabel 4 : Perkembangan Import Tahun 1996-2010 ……….. ………. 70
Tabel 5 : Perkembangan Tingkat Suku Bunga Investasi Tahun 1996-2010 … 71
Tabel 6 : Tes Heterokedastisitas dengan Korelasi Rank Spearman Korelasi… 75
Tabel 7 : Analisis Varian(ANOVA)……… 77
DAFTAR ISI LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data input Indonesia
Lampiran 2 : Tabel Descriptive Statistics
Tabel Model Summary b
Tabel Anova b
Lampiran 3 : Tabel Coefficients
Tabel Nonparametic Correlations
Lampiran 4 : Tabel Pengujian Nilai F
Lampiran 5 : Tabel Pengujian Nilai t
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH
UANG BEREDAR DI INDONESIA
Oleh :
Septian Candra
Abstraksi
Uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai/diterima untuk melakukam pembayaran baik barang,jasa maupun utang.Uang dapat dikatakan sebagai salah satu penenmuan terpenting manusia yang menopang kemajuan peradabannya.uang sebagai institusi ekonomi mempunyai fungsi untuk meningkatkan kemampuan manusia melakukan alokasi sumber daya ekonomi.ini berkaitan dengan fungsi uang sebagai alat pembayaran di masa mendatang.dengan fungsi-fungsi tersebut manusia semakin mampu meningkatkan kualitas hidupnya melalui peningkatan efisiensi alokasi sumber daya ekonomi.
Penelitian ini menggunakan data skunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Jawa Timur mulai tahun 1996-2010. Teknik analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda dengan menggunakan alat bantu computer program Statistic Program for Social Science (SPSS) Versi 13.0 yang menunjukkan pengaruh secara signifikan antara variabel bebas dan variable terikat.
Dengan melihat hasil uji signifikasi Variabel Independen terhadap Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar di Indonesia (Y),maka ( 1 ) Dapat diketahui bahwa Variabel Impor (X3) merupakan Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia.( 2 ) Dengan melihat hasil koefesien Variable Independen Indeks Kurs Valuta Asing (X1),Investasi (X2),Tingkat Suku Bunga (X4)merupakan variabel yang tidak dominan terhadap Jumlah uang beredar di Indonesia(Y).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Uang dapat dikatakan sebagai salah satu penemuan terpenting manusia yang menopang
kemajuan peradabannya.Kita yang hidup pada masa kini dapat menjalani hidup dengan relatif
mudah dan nyaman karena adanya uang.Transaksi-transaksi yang kita lakukan seperti ketika
berbelanja,membayar rekening listrikdan tagihan telepon,maupun transaksi-transaksi berskala
besar dapat diselesaikan dengan cepat,mudah.murah,dan akurat karena telah terbangunnya sistem
keuangan yang kuat dan efisien.dengan uang,manusia dapat mempersiapkan masa tuanya,tanpa
khawatir apa yang diperolehnya membusuk atau kehilangan nilai karena rusak.bandingkan
dengan apa yang dilakukan oleh nenek moyang kita,dalam upaya mempersiapkan masa
depannya,dengan menyimpan sebagian hasil panen atau hasil berburu untuk dikonsumsi pada
masa mendatang.Tak dapat dibayangkan betapa susah dan repotnya kehidupan masa kini,tanpa
uang!(Manurung,2004:2)
Uang tidak lain adalah segala sesuatu yang dapat dipakai/diterima untuk melakukan
pembayaran baik barang,jasa maupun utang.Dalam sejarah uang,beberapa jenis barang telah
pernah dipakai sebagai uang(misalnya kerang,emas,gigi binatang,kulit,perak,dan sebagainya)
(Nophirin,2000,2)
Uang sebagai institusi adalah uang telah diterima sebagai alat pembayaran maupun alat
penyimpanan nilai. Dengan demikian penggunaan kehidupan sehari-hari sudah menjadi pola
manusia, baik secara individu atau sekelompok, maka dapat dikatakan siapapun yang hidup di
zaman modern akan mengalami kesulitan jika tak mau menerima uang.
Uang sebagai institusi ekonomi mempunyai fungsi untuk meningkatkan kemampuan
manusia melakukan alokasi sumber daya ekonomi.ini berkaitan dengan fungsi-fungsi uang
sebagai alat pembayaran, penyimpan nilai, standar nilai, dan standar pembayaran di masa
mendatang. Dengan fungsi-fungsi tersebut manusia semakin mampu meningkatkan kualitas
hidupnya melalui peningkatan efisiensi alokasi sumber daya ekonomi.
Banyak faktor yang mempengaruhi naik turunnya jumlah uang beredar di Indonesia baik
dalam arti luas ( M2 ) maupun arti sempit ( M1 ), antara lain suku bunga kredit , tingkat inflasi ,
investasi , pengeluaran pemerintahan dan cadangan devisa (Soenhadji, 2002:57 )
Dengan menganggap bahwa kedua perbandingan (rasio) tersebut konstan untuk satu
dekade tertentu, maka penguasa moneter bisa mengendalikan secara langsung dengan cadangan
perbankan. Namun kenyataanya tidak sesederhana itu. Jumlah uang beredar pada satu periode
merupakan hasil perilaku penguasa moneter yang dalam hal ini adalah bank sentral, bank-bank
umum dan masyarakat (termasuk lembaga keuangan bukan bank). Secara bersama-sama bank
sentral menentukan besarnya uang inti. (Anonim, 2001 :8)
Undang-undang nomor 23 tahun 1999 memberikan wewenang kepada bank Indonesia
untuk melaksanakan kebijakan moneter terutama dalam rangka mengendalikan dan menjaga
kesetabilan nilai tukar rupiah terhadap valuta asing untuk menjaga kesetabilan rupiah, bank
seperti dolar amerika. Penambahan jumlah dolar Amerika akan meningkatkan cadangan
internasional sehingga akan meningkatkan jumlah uang beredar (Sasana, 2006:32)
Perbedaan nilai tukar mata uang suatu Negara (kurs)pada prinsipnya ditentukan oleh
besarnya permintaan dan penawaran mata uang tersebut.
Kurs merupakan salah satu harga yang lebih penting dalam perekonomian terbuka,karena
ditentukan oleh adanya keseimbangan antara permintaan dan penawaran yang terjadi di
pasar,mengingat pengaruh nya yang besar bagi neraca transaksi berjalan maupun bagi variabel
makro ekonomi lainnya.kurs dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi perekonomian suatu
Negara.pertumbuhan nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa kondisi ekonomi yang
relatif baik atau stabil(Triyono,2008:156)
Perubahan tingkat suku bunga akan berdampak pada perubahan jumlah investasi di suatu
Negara,baik yang berasal dari investor domestik maupun investor asing.khususnya pada
jenis-jenis investasi portofolio,yang umumnya berjangka pendek.perubahan tingkat suku bunga ini
akan berpengaruh pada perubahan jumlah permintaan dan penawaran di pasar uang
domestik.dan, apabila suatu Negara menganut rezim devisa bebas,maka hal tersebut juga
memungkinkan terjadinya peningkatan aliran modal masuk capital inflow dari luar negeri.
(Madura2000:100-103).
Dalam lima tahun terakhir,perkembangan ekonomi dunia ditandai dengan pertumbuhan
ekonomi yang lebih tinggi dari rata-rata historisnya(di atas 4%),aliran FDI global yang terus
meningkat dan melambungnya harga komoditas minyak serta non minya dunia,sehingga
domestik juga ditandai dengan akselerasi pertumbuhan ekonomi namun dengan tingkat yang
moderat,rasio investasi terhadap PDB yang masih rendah dibandingkan sebelum krisis walaupun
aliran masukFDI neto terus meningkat serta rata-rata inflasi yang sedikit lebih tinggi
dibandingkan sebelum krisis,terutama karena kenaikan BBM pada 2005.
Pertumbuhan perekonomian dunia dan volume perdagangan dunia periode 2008-2012
diprakirakan akan tetap tinggi sementara harga komoditas migas dan non-migasmasih berada
pada level di atas rata-rata historis.Dari sisi domestik,diperkirakan stabilitas ekonomi makro
tetap terkendali,kondisi fiskal Indonesia masih terjaga,dan aliran FDI ke Indonesia terus
meningkat.Dengan asumsi perekonomian dunia dan domestik seperti tersebut di
atas,perekonomian di Indonesia 2008-2012diprakirakan akan semakin baik,ditandai dengan
pertumbuhan ekonomi yang semakin cepatdan berkualitas serta inflasi yang menurun.Prospek
perekonomian tersebut didasarkan pada optimisme terjadinya sinergi kebijakan pemerintah dan
Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi makro serta terus membaiknya iklim
investasi,infrastruktur, ketenagakerjaan, dan kepastian usaha melalui kebijakan
sektoral.Stabilitas ekonomi makro yang terus terjaga dan potensi pasar yang besar menjadi daya
tarik investor internasional untuk melakukan investasi di Indonesia sehingga aliran masuk FDI
ke Indonesia akan meningkat dan investasi tumbuh tinggi.Seiring meningkatnya investasi
tersebut,ekonomi akan diharapkan tumbuh lebih tinggi dan berkualitas,sedangkan inflasi akan
menurun.Daya beli riil masyarakat juga akan meningkat,sehingga konsumsi diperkirakan akan
tetap tumbuh tinggi.Sementara itu,kondisi eksternal yang masih kondusif,yang tercermin dari
akan membaik.Kenaikan ekspor dan maraknya kegiatan investasi akan diikuti dengan derasnya
impor barang dan jasa sehingga surplus pada transaksi berjalan akan terus menurun.Namun
demikian,adanya peningkatan aliran FDI global akan menjadi katup pengaman bagi kondisi
neraca pembayaran sehingga nilai tukar akan relatif stabil.
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7,4-8,0% pada 2012,kondisi
ekonomi makro yang stabil,perlu didukung kebijakan struktural yang kokoh seperti perbaikan
iklim investasi(termasuk didalamnya pembangunan infrastruktur),upaya peningkatan daya saing
dan produktivitas serta perbaikan SDM,kondisi-kondisi tersebut merupakan kunci mengatasi
keterbatsan sisi penawaran dan meningkatkan aliran masuk FDI global dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas.
Dinamika perekonomian Indonesia tidak terlepas dari perkembangan kemajuan dalam
perbaikan,iklim investasi,infrastuktur,produktivitas dan daya saing(sisi penawaran)dalam
negeri.ekonomi dunia telah mampu tumbuh di atas 4% dalam lima tahun terakhir,lebih tinggi
dari rata-rata historisnya.perkembangan ini terutama didorong oleh pesatnya pertumbuhan
ekonomi di Negara berkembang(China dan India) serta kawasan eropa.Tingginya pertumbuhan
ekonomi dunia tersebut diiringi dengan volume perdagangan dunia yang juga tumbuh lebih
tinggi dari tren jangka panjangnya.Sejalan dengan perkembangan ekonomi dunia tersebut,aliran
(FDI) Foreign Direct Investment global juga meningkat pesat.Namun perkembangan ekonomi
duniayang impresif ini dibayangi dengan melambungnya harga minyak dan non-minyak
dunia.Terus naiknya harga komoditas dan tetap tingginya pertumbuhan ekonomi dunia
Tekanan inflasi dunia yang meningkat seiring dengan harga komoditas yang masih tinggi
direspon secara bervariasi oleh bank sentral di beberapa Negara.Disamping tekanan
inflasi,beberapa bank sentral tampaknya juga mempertimbangkan kondisi stabilitas pasar
keuangan dan prospek pertumbuhan ekonomi domestiknya.Bank sentral amerika serikat(The
Fed) memberi bobot yang tinggi pada pemulihan krisis di pasar keuangan dan stimulus
perekonomian domestik,yang terlihat dari agresivitas penurunan Fed Fund Rate menjadi 3%
pada januari 2008.Sebaliknya,bank sentral Uni Eropa(ECB) dan jepang(BOJ) tampaknya lebih
memprioritaskan tekana inflasi domestik sehingga memilih mempertahankan tingkat
bunga(Sarwono 2008:2)
Kenaikan tingkat inflasi yang mendadak dan besar di suatu negara akan menyebabkan
meningkatnya impor oleh Negara tersebut terhadap berbagai barang dan jasa dari luar
negeri,sehingga semakin diperlukan banyak valuta asing untuk membayar transaksi impor
tersebut.hal ini akan mengakibatkan meningkatnya permintaan terhadap valuta asing di pasar
valuta asing.inflasi yang meningkat secara mendadak tersebut,juga memungkinkan tereduksinya
kemampuan ekspor nasional Negara yang bersangkutan,sehingga akan mengurangi supply
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Dengan melihat latar belakang tersebut diatas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai
berikut
1. Apakah kurs valuta asing , jumlah investasi,impor,dan tingkat suku bunga mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap jumlah uang yang beredar di Indonesia?
2. Faktor apakah yang paling dominan dalam mempengaruhi jumlah uang yang beredar di
Indonesia?
1.3TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang telah di kemukakan di atas, maka
tujuan yang hendak di capai sehubungan dengan penelitian adalah:
1.Untuk mengetahui pengaruh kurs valuta asing, jumlah investasi, impor dan tingkat suku
bunga mempunyai pengaruh secara nyata terhadap jumlah uang yang beredar di Indonesia.
2.Untuk mengetahui faktor manakah yang paling dominan dalam mempengaruhi jumlah
uang beredar di Indonesia.
1.4MANFAAT PENELITIAN
Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang telah di kemukakan diatas, maka manfaat
Manfaat penelitian:
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan tambahan pengalaman dan
pengetahuan tentang beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah uang Beredar di
Indonesia.
2. Bagi mahasiswa
Sebagai masukan dan informasi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan
masalah moneter dan jumlah uang yang beredar.
3. Bagi universitas
Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat khususnya bagi fakultas Ekonomi UPN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubungan dengan Jumlah Uang Beredar pernah disampaikan oleh
beberapa penelitian, antara lain :
1. Jatmiko (2001:68)dalam penelitian yang berjudul “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar di Indonesia”.Hasil penelitian menunjukkan secara
simultan suku bunga kredit(X1),pendapatan nasional(X2) dan jumlah kantor bank(X3)
berpengaruh secara nyata terhadap jumlah uang beredar(Y) dimana F hitung(457,563)>F
tabel (4,07). Secara parsial hanya pendapatan nasional yang berpengaruh secara nyata
terhadap jumlah uang beredar,dimana diperoleh t hitung (-1,6027) < t tabel (2,306) untuk
suku bunga kredit dan untuk variabel jumlah kantor bank diperoleh t hitung (0,930)<t
tabel (2,306).
2. Wijoyo (2002:60) dalam penelitian yang berjudul “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar Di Indonesia”. Hasil penelitian secara kuantitatif
statistik menunjukan bahwa tingkat suku bunga kredit (X1), pendapatan nasional (X2),
suku bunga SBI (X3) secara simultan bersama-sama berpengaruh positif terhadap
variabel terikat jumlah uang beredar (Y) dimana ,F hitung (588,255)>F tabel (4,76).
Secara parsial pendapatan nasional dan suku bunga SBI berpengaruh secara nyata
terhadap jumlah uang beredar dimana t hitung (14,534)>t tabel (2,447) untuk X1 t
untuk X2, sedangkan tingkat suku bunga kredit tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah
uang beredar karena t hitung (-0,829)< t tabel (2,447).
3. Suwarno (2003:13) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Fluktuasi Kurs Rupiah Mata Uang US dollar di Indonesia”.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
pengujian secara keseluruhan atau simultan (uji F), (X1) pendapatan nasional,(X2)
tingkat suku bunga deposito,(X3) inflasi dan (X4)kurs valuta asing dengan variabel
terikat (Y) dimana,F hitung (9,28)>F tabel (29,17)>9,28.dimana Ho ditolak dan Ha
diterima,yang berarti secara keseluruhan faktor tingkat suku bunga deposito,inflasi dan
jumlah uang beredar secara nyata mempengaruhi kurs rupiah mata uang US dollar.
4. Pratomo (2004:x) “Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar Di Indonesia. Hasil penelitian menunjukan suku bunga deposito,pengeluaran pemeritah,
investasi dan kurs valuta asing di dalam model cukup bermakna memberikan kontribusi
pengaruh terhadap jumlah uang beredar di indonesia, sedangkan uji secara parsial
diketahui suku bunga deposito dan investasi tidak berpengaruh pada jumlah uang beredar
di indonesia. Untuk lain diantara pengeluaran pemerintah dan kurs valuta asing
dinyatakan berpengaruh terhadap jumlah uang beredar di indonesia.
5. Febriane (2004:x) “Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar Di Indonesia”. Secara simultan menunjukan adanya hubungan secara nyata antara suku
bunga kredit investasi (X1), nilai pembelian SBPU (X2), jumlah kantor bank (X3) dan
kredit investasi tidak berpengaruh terhadap jumlah uang beredar, hal ini dikarenakan
keadaan perekonomian Indonesia masih kurang stabil membuat masyarakat enggan untuk
memegang uang dalam bentuk riil. Variabel nilai pembelian SBPU berpengaruh nyata
terhadap jumlah uang beredar dimana. Variabel jumlah kantor bank berpengaruh secara
nyata terhadap jumlah uang beredar.
6. Ani Purwati(2005:13 ) dalam penelitian yang berjudul “ Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar di Indonesia “ Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dengan pengujian secara keseluruhan atau simultan (uji F), (X1) pendapatan
nasional, (X2) tingkat bunga kredit (X3) inflasi dan (X4) jumlah kantorbank dengan
variable terikat (Y) jumlah uang beredar dimana, F hitung (989,125)> F table (3,48).
Penelitan terdahulu dengan penelitian sekarang memang berbeda, namun memiliki
persamaan yaitu berkaitan dengan variabel terikat Jumlah Uang Beredar tetapi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah uang beredar arti luas yakni M3 (uang
kartal dan uang giral ditambah dengan uang kuasi ) dan penelitian ini menggunakan
variabel yang berbeda dengan penelitian sebelumnya serta dilakukan pada tahun yang
berbeda.
2.2. Landasan Teori
Pengertian bank yang terdapat pada pasal 1 undang – undang nomor 10 tahun 1998 tentang
perubahan atas undang – undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan yakni bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
mengeluarkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk – bentuk lainya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Dendawijaya,2003:17)
Berikut ini dikemukakan beberapa definisi bank dari berbagai sumber lain :
1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanandan menyalurkan kepadamasyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan keuangan yang kegiatan utamanya adalah
meminjamkan uang yang disimpan kepadanya. Lembaga keuangan ini akan mendorong
masyarakat untuk menyimpan uangnya, dengan di beri balas jasa sebagai pendapatanya
berupa bunga atas simpananya. (Poli, 2002:253)
2. Sedangkan menurut Reed, Cotter, Gill, Smitli, dalam buku Commercial Banking,
mengatakan bahwa perbankan (Khususnya bank-bank komersial atau bank umum)
mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah pemberian jasa-jasa yang semakin luas
meliputi:
1. Pelayanan dalam mekanisme pembayaran (transfer of funds)
2. Menerima tabungan
4. Pelayanan dalam vasilitas pembayaran perdagangan luar negeri
5. Penyimpanan barang-barang berharga
6. Trush service, yaitu jasa - jasa yang diberikan dalam bentuk pengamanan dan pengawasan harta milik.
Dengan demikian, sebagian besar dana yang berada di bank adalah milik penabung dan deposen.
(Suyatno, 2001:2)
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat di simpulkan bahwasanya bank ialah
lembaga keuangan yang bertujuan untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit maupun dengan
jalan mengedarkan alat – alat penukar baru berupa uang giral serta jasa dalam lalu lintas
pembayaran dan peredaran uang.
2.2.1.1. Jenis Bank
Berdasarkan Undang – Undang nomor 4 tahun 1998 terhadap berbagai macam bank,
namun hanya membagi dalam dua jenis, yaitu dilihat dari fungsinya, dan dari segi
kepemilikanya.
A. Dilihat dari segi fungsinya:
1. Bank sentral (Central Bank) adalah Bank Indonesia sebagaimana yang di maksud dalam undang – undang 1945 dan berdasarkan Undang – undang nomor 13 tahun
2. Bank Umum (Comercial Bank) adalah bank dalam pengumpulan dananya menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan dalam usahanya
terutama memberikan kredit jangka pendek.
3. Bank Tabungan (Saving Bank) adalah bank yang dalam pengumpulan dananya menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya terutama
memperbungakan dananya dalam bentuk surat berharga.
4. Bank Pembangunan (Development bank) adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan mengeluarkan
surat berharga jangka menengah dan jangka panjang dalam bidang pembangunan.
5. Bank Desa (Rural Bank) adalah bank yang menerima simpanan dalam bentuk uang dan natura (padi, jagung, palawija) dan dalam usahanya memberikan natura
kepada sektor pertanian dan pedesaan. (Suyatno dkk, 1997:15)
B. Dilihat dari segi kepemilikanya:
1. Bank Umum milik pemerintah, yaitu bank yang hanya dapat di dirikan
berdasarkan Undang – Undang.
2. Bank Umum milik Swasta, yaitu bank yang hanya dapat didirikan dengan
menjalankan usaha setelah mendapat izin dari menteri keuangan dengan
pertimbangan dari Bank Indonesia.
3. Bank Koperasi, yaitu bank yang modalnya berasal dari perkumpulan –
Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkanya kembali pada
masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary.
Secara spesifik fungsi bank adalah sebagai berikut:
a. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah Trust atau kepercayaan, baik dalam hal
penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya
di bank apabila di landasi oleh unsur kepercayaan.
b. Agent of Development
Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu moneter dan sektor riil, tidak
dapat di pisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi saling mempengaruhi satu dengan
yang lain.
c. Agent of Services
Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga
memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa – jasa yang di
tawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara
umum (Susilo dkk, 2000:6) 2.2.2. Uang
Dalam perekonomian suatu Negara,uang merupakan bagian yang tak terpisahkan
bagi perkembangan perekonomian.Fungsi uang dalam perekonomian adalah untuk
memperlancar pertukaran dan meningkatkan efisiensi perekonomian.
Menurut Pracoyo (2005:134)Uang merupakan alat tukar yang diterima oleh masyarakat sebagai alat pembayaran yang sah atas kesatuan hitungnya.untuk itu sebuah
benda dapat disebut uang,bila telah memenuhi berbagai criteria yang sudah ditentukan.
Sedangkan menurut Iswardono(1997:4) uang juga dinyatakan sebagai sesuatu yang secara umum diterima dalam pembayaran untuk pembelian barang dan jasa serta untuk
pembayaran hutang-hutang.dan juga sering dipandang sebagai kekayaan yang dimilikinya
yang dapat digunakan untuk membayar sejumlah hutang tertentu dengan kepastian dan
tanpa penundaan.
Dari sini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa uang merupakan sesuatu yang
umumnya diterima masyarakat dan siap sedia digunakan sebagai alat pembayaran
pembelian barang dan jasa,dan jugasebagai alat pembayaran hutang.
Peranan uang sebagai penggerak roda perekonomian secara keseluruhan baik
nasional maupun internasional mampu mengatur kehidupan masyarakat suatu
Negara.Dalam hal ini sedikit banyaknya uang dalam peredarannya di masyarakat
tergantung pada tingkat perkembangan ekonomi dan kesejahteraan suatu Negara.Dan
dengan perkembangan perekonomian suatu Negara maka nilai uang juga akan mengalami
perubahan.
Menurut Iswardono (1996:6-9), uang merupakan beberapa fungsi yaitu: 1. Satuan hitung (unit of account)
Dalam hal ini yang dimaksud adalah sebagai alat yang digunakan untuk
menunjukan nilai dari barang-barang dan jasa di jual (beli), besarnya kekayaan serta
menghitung besar kecilnya kredit atau utang dapat dikaitkan sebagai alat yang di
gunakan dalam menentukan barang dan jasa.
2. Alat penukar
Sebagai alat mandasari adanya spesialisasi dan distribusi dalam
memproduksi masing-masing barang dengan uang, orang tidak harus menukar barang
yang diinginkan dengan barang yang diproduksinya di pasar sebagai alat penukar.
3. Penimbun kekayaan
Dengan menyimpan uang berarti menimbun kekayaan dalam bentuk uang
kas. Penyimpanan uang ini dimaksud untuk mempermudah penukaran atau transaksi di
saat atau pun di masa yang akan datang.
4. Standar pencicilan utang
Begitu uang diterima umum sebagai alat penukar atau satuan hitung maka
secara langsung uang akan bertindak sebagai unit atau satuan pembayaran cicilan utang
ataupun juga untuk menyatakan besaran utang kita. Dengan menggunakan uang
tersebut kita dapat melakukan pembayaran utang piutang secara tepat dan cepat baik
secara kontan atau angsuran.
Banyaknya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat dipengaruhi oleh
pemerintah, tetapi peranan dalam pengeluaran uang bukan hanya dipengaruhi oleh
pemerintah tetapi juga badan-badan kredit. Hal ini yang menimbulkan dalam
masyarakat terlihat berbagai jenis uang yaitu:
1) Full Bodied Money,Merupakan mata uang yang nilai materinya sama dengan nilai yang tertulis di dalam mata uangnya. Jadi mata uang yang nilai materinya
2) sama dengan nilai nominalnya disebut full bodied money. Hal ini hanya mugkin terdapat pada mata uang yang terbuat dari logam-logam mulia dan jika didalam
masyarakat tersebut dipenuhi dua syarat yaitu:
a) Ada kebebasan masing-masing orang untuk menempa mata uang,
melebur, menjual atau memakainya.
b) Tiap orang mempunyai hak yang terbatas dalam menyimpan uang
logam.
Adanya dua syarat tersebut, dapat menyebabkan terjadi kesamaan dua nilai,
maka orang cenderung melebur mata uang ini berakibat cenderung turunnya
harga logam dipasar.
3) Token Money
Token Money adalah mata uang yang nilai nominalnya (nilai moneter ) lebih tinggi dari intrintiknya. Contoh dari token money adalah uang yang dibuat
dari kertas. Jadi baik uang kertas bank maupun uang kertas pemerintah adalah token
Perbedaan full bodied money dengan token money adalah jika pada token money
mata uang hanya dibuat oleh badan-badan tertentu seperti Bank sentral, pemerintah
dan bank-bank deposito, maka dalam full bodied money pencipta uang itu menjadi milik masyarakat.
4) Uang kertas
Umumnya negara-negara mata uang yang terbuat dari kertas. Uang kertas
dapat disebut Folding money, karena uang kertas dapat dilipat oleh pemegangnya. Sebab-sebab banyak negara mempunyai mata uang yang terbuat dari kertas:
a. Ongkos pembuatan mata uang kertas itu tidak seberapa, jika
dibandingkn dangan pembuat mata uang logam.
b. Uang kertas mudah dibawa dari tempat yang satu ke tempat yang
lainnya.
c. Jika mata uang bertambah maka mudah untuk mendapatkannya
5) Uang giral
Uang giral atau biasa disebut bank deposit money, adalah hutang sesuatu
bank kepada seseorang atau kepada suatu badan perusahaan. Bank deposit money
merupakan uang giral.
Time deposit money dan obligasi pemerintah disebut near money, karena dalam waktu dekat kedua jenis uang tersebut dapat menjadi uang. Karena dalam
waktu dekat ia akan menjadi uang biasa. Demikian obligasi pemerintah dianggap
sebagai near money, karena obligasi pemerintah dapat segera menjadi uangdengan menjual obligasi kepada anggota masyarakat atau kepada bank. . (Manulang, 1993:28) .
2.2.3. Jumlah Uang Beredar
Jumlah Uang Beredar adalah setiap uang yang beredar selalu pergi ke suatu tempat.
Bila uang tidak di belanjakan, uang akan di hitung sebagai bagian dari konsumsi yang di
tahan. Dengan demikian dalam internal balance, perekonomian moneter selalu dalam keadaan yang seimbang .
Uang beredar dalam arti sempit (M1) adalah uang kartal ditambah uang giral sedangkan dalam
arti luas adalah M1 ditambah deposito berjangka atau time deposit (TD) ditambah saldo tabungan atau seving deposit (SD). pengertian uang beredar lebih luas (M3) adalah M1 ditambah
dengan uang kuasi. (Boediono, 2004:3-6)
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan diatas maka diambil suatu batasan
mengenai pengertaian Uang Beredar, yaitu:
1. Menurut Budiono (1991:4) uang beredar yang didefinisikan sebagai uang kartal plus (atau currency plus Demand Deposit ) disebut uang dalam arti sempit atau narrow money
M1 = C + DD
Dimana, C = currency ( uang kartal )
DD = demand deposit ( uang giral ).
2. Menurut Budiono (2004:6) uang dalam arti luas atau uang M2 adalah kewajiban moneter sistem moneter terhadap sektor swasta domestik yang diatas terdiri atas uang M1 ditambah
deposito berjangka dan saldo tabungan milik masyarakat pada bank-bank.
M2 = M1 + TD +SD
Dimana, TD = time deposits (deposito berjangka ) SD = saving deposits (saldo tabungan )
3. Menurut Budiono (1998:6) definisi uang beredar yang lebih luas adalah M3, yang mencakup semua TD dan SD, besar kecil, rupiah atau dollar milik penduduk pada bank
atau lembaga keuangan non bank.
M3 = M1 + QM
Dimana QM = quasi money
Uang kuasi merupakan aktiva milik sektor swasta domestik yang dapat
memenuhi sebagian fungsi uang atau sementara kehilangan fungsinya sebagai media
pertukaran.(Insukindro,2006:78).
Uang dalam arti luas (Quasi money) adalah uang milik masyarakat yang disimpan
di bank dalam bentuk deposito berjangka (time deposit) atau tabungan dan deposito
berjangka dan tabungan disebut juga”Quasi Money” atau “Near Money”.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa
kartal, uang giral, deposito berjangka, saldo tabungan dan uang kuasi”Quasi money”
(M3).
2.2.3.1. Kurva IS – LM
Kurva IS adalah kurva yang menggambarkan keseimbangan pendapatan nasional
(tingkat pendapatan nasional yang dicapai) pada berbagai tingkat bunga. Sedangkan
kurva LM adalah kurva yang menggambarkan hubungan di antara tingkat bunga yang
diwujudkan oleh keseimbangan di antara permintaan dan penawaran uang dengan
pendapatan nasional di mana keseimbangan tersebut telah dicapai. Pembentukan kurva IS
dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang berlaku keatas keseimbangan pendapatan
nasional sebagai akibat perubahan tingkat bunga. Sedangkan pembentukan kurva LM
dapat dilihat dengan menganalisis akibat perubahan pendapatan nasional keatas
keseimbangan permintaan dan penawaran uang dan tingkat bunga yang ditentukan oleh
berbagai keadaan keseimbangan yang berlaku.
Jadi kurva IS – LM adalah kurva yang menerangkan perhubungan di antara tingkat bunga
dan pendapatan nasional.
Kurva di bawah ini akan menggambarkan bagaimana tingkat bunga dan
pendapatan nasional dapat mempengaruhi ekspor dan impor.
Y0
(a) Akibat Pertambahan Ekspor (a) Akibat Pertambahan Impor
Sumber : Sadono Sukirno, 1994, “Pengantar Teori Makroekonomi”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Dari kurva (a) di atas dapatlah dilihat bahwa tingkat bunga (r) dan pendapatan
nasional (Y) juga mempengaruhi ekspor (X) dimana bila tingkat bunga naik maka ekspor
dan investasi akan turun karena merupakan injeksi kealiran pendapatan nasional sehingga
pendapatan nasional akan turun, tapi bila tingkat bunga turun maka ekspor dan investasi
(I) akan naik dan pendapatan nasional juga naik. Tapi perlu juga diketahui bahwa apabila
pendapatan nasional berubah belum tentu ekspor akan mengalami perubahan, tetapi
ekspor dapat mengalami perubahan walaupun tidak terdapat sesuatu perubahan dalam
pendapatan nasional.
Sedangkan pada kurva (b) dapatlah dilihat bahwa jika pendapatan nasional naik
maka dengan sendirinya Impor (M) akan mengalami perubahan atau makin tinggi
pendapatan nasional maka makin tinggi impor yang dilakukan sehingga tingkat bunga
naik. Impor naik disebabkan karena adanya pembelian devisa atau mata uang asing untuk
melakukan pembayaran akan barang-barang yang dibeli dari luar negara tersebut.
2.2.4.1. Teori Kuantitas Uang
Menurut Sukirno (2000:410) dalam menerangkan teori kuantitas yang dilakukan oleh Irving Fisher digunakan persamaan aljabar yang dimana persamaan
pertukaran. Persamaan pertukaran tersebut dinyatakan sebagai berikut :
MV = PT
Dimana :
M = Uang beredar
V = Kelakuan peredaran uang
P = Tingkat harga-harga
T = Jumlah barang-barang dan jasa yang diperjual belikan didalam suatu tahun
tertentu.
Didalam persamaan itu M diartikan dalam pengertian uang beredar yang sempit.
Ini berarti M adalah sama dengan jumlah uang kertas, logam dan uang giral yang terdapat
dalam perekonomian. Kelajuan peredaran uang, yaitu V ditentukan berdasarkan
keseringan (beberapa seringnya) uang beredar yang terdapat dalam masyarakat berpindah
tangan dalam satu tahun. Dalam menentukan nilai P yang perlu diketahui adalah indeks
harga. Faktor yang terakhir dalam persamaan pertukaran diatas, yaitu menunjukkan
jumlah barang-barang jadi dan setengah jadi yang diperjual belikan. (Sukirno,2003: 221).
Pada hakekatnya Keynes mengemukakan fungsi uang yang lain, yaitu sebagai
store of value dan bukan hanya sebagai means of exchange. Teori ini dikenal dengan nama teori liquidity preference. (Boediono,2007:27).
Keynes menggolongkan sebab-sebab keinginan untuk memegang uang tunai
dalam 3 golongan, yaitu :
1. Motif transaksi (transaction motive)
Alasan memiliki uang tunai dan tidak membelanjakannya ialah untuk
membiayai pembayaran-pembayaran atau kewajiban yang harus dilakukan
agar usahanya dapat berjalan terus. Alasan menyimpan uang tunai untuk
kebutuhan disebut dengan transaction
2. Motif berjaga-jaga (precautionary motive)
Permintaan akan uang untuk tujuan melakukan pembayaran yang tidak reguler
atau yang di luar rencana transaksi normal, misalnya untuk pembayaran
keadaan-keadaan darurat seperti kecelakaan, sakit dan pembayaran tidak
terduga lainnya. (Boediono,2004: 28).
3. Motif spekulasi (speculative motive)
Keynes memberi definisi speculative motive sebagai tujuan untuk mendapatkan keuntungan karena mengetahui dengan lebih baik dari pasar apa
Gambar 2 :
0 Dt1 Dt2
r1
ro
Tingkat bunga Tingkat bunga
Ds
0 Ds1
Permintaan uang (b) Spekulasi Permintaan uang
(a) Transaksi dan berjaga-jaga
Ds2
ro
Tingkat bunga
Sumber : Boediono , 2001 , Ekonomi Makro ,Penerbit BPEP, UGM, Yogjakarta , Hal 156
Kurva (a) menggambarkan permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga.
Kedua jenis permintaan kedua tersebut tidak dipengaruhi tingkat bunga yaitu jumlahnya
tetap tidak dipengaruhi tingkat bunga Kurva Dt1 menggunakan permintaan untuk
transaksi berjaga-jaga apabila pendapatan nasional (Y1). Kedua jenis permintaan tersebut
tergantung pada pendapatan nasional, makin tinggi pendapatan nasional, makin tinggi
permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga.
Kurva (B) menggambarkan permintaan untuk spekulasi. Pada ro permintaan uang spekulasi adalah sebanyak Ds1 semakin menurun tingkat bunga, semakin banyak permintaan uang untuk spekulasikarena orang – orang akan lebih suka memegang
uangnya dari pada obligasi. Pada tingkat bunga r1 permintaan uang untuk spekulasi telah menjadi sebanyak Ds2
Kurva (C) adalah kurva permintaan uang dalam perekonomian yang merupakan
gabungan antara permintaan untuk transaksi dan berjaga – jaga dengan permintaan uang
pendapatan nasional sebanyak ro di bentuk dengan menjumlahkan Dm(y1) dengan
Dm(y2).
2.2.5. Teori Penawaran Uang
2.2.5.1. Teori Penawaran Uang
Teori penawaran uang yang paling sederhana adalah merupakan gambaran dari
sistem standar emas. Disini emas dianggap sebagai satu-satunya alat pembayaran. Uang
Beredar atau uang yang ditawarkan di masyarakat.
Jumlah uang (emas) beredar bisa turun apabila, misalnya emas dikirim keluar
negeri untuk menutup defisit neraca pembayaran yaitu untuk membayar barang-barang
yang diekspor atau karena industri-industri yang menggunakan emas dalam proses
produksinya menyedot emas yang ada sehingga mengurangi jumlah emas yang tersedia
untuk alat pembayaran atau karena produksi emas meningkat (misalnya ditemukannya
tambang baru).
Dalam sistem moneter seperti ini uang beredar benar-benar ditemukan oleh proses
pasar. Pada suatu perekonomian tertutup yang menggunakan emas untuk alat
pembayaran, penawaran uang hanya bertambah apabila orang memproduksi emas (baru).
semakin bertambahnya jumlah emas yang tersedia dan sesuai dengan hukum pasar, akan
menyebabkan turunnya harga emas begitusebaliknya. Apabila harga emas turun, produksi
emas berkurang atau berhenti dan ini cenderung untuk menghentikan penurunan harga.
(Boediono, 1998 : 117-118).
Tingkat bunga (%)
LM
0 y0 y1 Pendapatan Nasional (Y)
r0
r1
Sumber : Nopirin, 1992. Ekonomi Moneter. Buku 1 hal 137 2.2.5.2. Teori Penawaran Uang Modern
Dalam perekonomian modern, para produsen emas tidak lagi mempunyai peranan
moneter yang penting seperti dahulu dalam sistem standar emas. Dalam sistem standar
kertas, sumber dari terciptanya uang beredar adalah Otorita Moneter (pemerintah dan
bank sentral) dan lembaga keuangan (keduanya bersama-sama disebut sebagai “sistem
moneter”).Otorita moneter keuangan (perbankan) merupakan supplier uang sekunder bagi masyarakat.
Proses penciptaan uang beredar adalah merupakan “proses pasar” artinya hasil interaksi permintaan dan penawaran dan bukan sekedar pencetakan uang atau suatu
keputusan pemerintah belaka. Misalnya pada suatu waktu permintaan akan uang inti tidak
Tindakan-tindakan ini tidak lain berupa usaha dari para pelaku tersebut untuk
mengubah struktur dan komposisi dari kekayaan yang ia pegang menuju ke arah struktur
dan komposisi yang ia inginkan.
Seandainya pasar uang inti dari otorita moneter kepada masyarakat, misalnya
pemerintah tiba-tiba menaikkan pembelanjaan karena kenaikan gaji pegawai negeri. Pada
putaran pertama, tambahan uang inti tersebut akan diterima oleh masyarakat dalam
bentuk tambahan uang tunai (kartal) yang mereka pegang. Tindakan penyesuaian mereka
adalah menyimpan kelebihan uang tunai berarti cadangan bank menjadi lebih besar dari
sebelumnya. Bank merasa kelebihan cadangan (uang tunai), kemudahan mereka mungkin
menanamkan kelebihan cadangan tersebut untuk membeli SBI.
Kita lihat bahwa tambahan-tambahan uang inti yang berawal dari pemerintah (otorita
moneter), kembali kepada Bank Indonesia (otorita moneter)meskipun tidak
seluruhnya.(Boediono,1998: 122).
Tambahan uang inti dalam contoh diatas akhirnya akan menambah jumlah uang
beredar (M1 dan M2) setelah terjadi banyak kali putaran penyesuaian. Beberapa besar
tambahan jumlah uang beredar yang akhirnya tercipta, tergantung pada sifat dari
putaran-putaran penyesuaian tersebut. Biasanya, tambahan uang beredar yang akhirnya
diakibatkan oleh tambahan uang inti adalah besar daripada tabungan uang inti tersebut.
“pelipatan” uang beredar atau terjadi proses multiplier. Proses inikah yang merupakan inti dari teori mengenai penawaran uang. (Boediono, 1998 : 76).
2.2.6 Suku bunga di Indonesia
Pertumbuhan ekonomi sangat di pengaruhi oleh perkembangan pasar barang dan pasar
uang.Geliat pasar barang dapat dilihat dari perkembangan sektor konsumsi dan
investasi.Sedangkan geliat di pasar uang dapat dilihat dari perkembangan perbankan dan pasar
modal.
Sektor konsumsi dan investasi dapat dipengaruhi oleh suku bunga dan perkembangan suku
bunga itu sendiri merupakan salah satu indikator untuk menilai perkembangan perekonomian
suatu Negara.Suku bunga yang menurun,misalnya mengindikasikan bahwa perekonomian
sedang membaik,suku bunga yang menurun mencerminkan biaya investasi yang menurun.ketika
biaya investasi menurun,gairah investasi meningkat.investasi yang meningkat tersebut akan
mendorong sisi permintaan(aggregate demand)selain berdampak pada penimgkatan
investasi,suku bunga juga berdampak pada peningkatan konsumsi.rendahnya suku bunga dapat
menggairahkan kredit barang-barang konsumsi seperti rumah dan kendaraan bermotor.
Sebagai salah satu indikator perekonomian,suku bunga berkaitan dengan variabel
ekonomi lainnya,seperi inflasi,tabungan,kurs dan harga saham.suku bunga juga akan tinggi,dan
sebaliknya ada hubungan negatif dengan kurs dollar dengan suku bunga.perkiraan akan terus
menguatnya dollar akan disertai dengan pengalihan asset dalam bentuk rupiah ke bentuk
dollar.pengalihan asset tersebut akan menurunkan suku bunga rupiah.Demikian halnya dengan
investor akan mengalihkan assetnya ke bentuk saham dari pada tabungan rupiah.Pengalihan
tersebut akan menurunkan suku bunga.ada hubungan negative antara harga saham dan suku
bunga.
Ada beberapa tahun terakhir tampak bahwa suku bunga mengalami penurunan.jika pada
periode awal krisis suku bunga(deposito 1 bulan)pernah mencapai angka tertinggi(61,76%)pada
september 1998,pada beberapa tahun terakhir suku bunga cenderung menurun bahkan berada
pada kisaran di bawah 10%,pada tahun 2003,2004,2005.pada tahun 2006,suku bunga kembali
mengalami peningkatan,namun masih berada pada kisaran di bwah 12%.(Saibani,2007:26)
Gambar 4 Suku bunga (%)
Investaasi
S i
Si
0 I
Hubungan antara total tabungan dengan suku bunga digambarkan sebagai kurva penawaran yang
bergerak ke atas (S), yang menghubungkan jumlah investasi pada sisi vertikal. Permintaan total
terhadap pinjaman ( pendapatan pinjaman yang tidak di konsumsi ) dalam suatu perekonomian,
sebagai fungsi dari suku bunga, terlihat sebagai garis yang menurun ke bawah (I).Penawaran
akan dana investasi (S) betemu dengan permintaan dana investasi (I) di pasar dana investasi
(loanable funds) dan disitu tercipta tingkat bunga keseimbangan yang diberi lebel Si. Faktor penentu utama dari bentuk kurva S adalah rate of time preference para penabung, dan faktor penentu utama dari kurva I adalah marginal product dari capital. Jadi tingkat bunga berubah, yang satu kerena perubahan subyektif para pelaku ekonomi, yang lain karena perubahan
teknologi (Boediono, 1996:82).
2.2.7 Kurs valuta asing
Perbandingan antara dua mata uang beredar di sebut kurs valuta asing (Foreign Exchange Rate ) (Nopirin, 1998: 139 )
Kurs sebagai harga sifatnya sama saja dengan pembentukan harga barang yaitu pembentukan
berdasaran kekuatan permintaan dan penawarn. Harga atau nilai tukar mata uang di tentukan
oleh permintaan dan penawaran mata uang tersebut , dan dalam hal ini kondisi di Indonesia
penawaran mata uang asing pada umumnya US Dollar pada khususnya, jauh lebih kecil di
banding permintaannya, sehinga harga mata uang asing menjadi mahal .
1 .Perbedaan tingkat kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valas/bank.Kurs beli
adalahkurs yang di pakai apabila para pedagang valas/bank membeli valas.Sedangkan kurs jual
adalah pada saat mereka menjual valas . Dan selisih antara Kurs tersebut merupakan keuntungan
bagi para pedagang .
2. Perbedaan kurs yang di akibatkan oleh perbedaannya di dalam pembayarannya valuta
asing yang lebih cepat akan memilikikurs yang lebih tinggi
3. Perbedaan karena tingkat keamanaan dalam penerimaan hak pembayaran.Kebijakan
kurs mata uang asing, di hubungkan dengan tiga system dan kebijakan tentang kursmata uang
yaitu : ( Jamli, 1996 : 189 )
1. Sistem Nilai tukar Tetap ( Fixed Rate System )
Dalam system dan kebijaksanaan nilai tukar tetap , pemerintah atau otoritas moneter
negara yang bersangkutan turut campur tangan secara aktif dalm bursa valas dengan
membeli atau menjual mata uang dalam negeri atau valuta asing bilamana kurs mata
uangnya menyimpang dari nilai tertentu telah di tetapkan .
Gambar 5 : Kurva Sistem Kurs Tetap
S0
Do D1
L1 = $2,82 Titik intervensi atas
L1 = $2,80 Nilai Par
0 Q0Q1 Q2=Q1+11 £
Sumber : Jamli, Ahmad 1996, Keuangan Internasional , BPFE, UGM, Yogjakarta, hal 192.
Pada gambar4 yang di sebabkan oleh peningkatan ekspor inggris ke US atau modal aliran
modal masuk dari US kenaikan kurs dari titik ( B ) ke titik ( C ) . Yang terletak di luar titik
intervensi atas sebesar 1 = $2.82 . Otoritas harus campur tangan di pasar untuk mencegah
perubahan di luar titik tersebut dengan memberikan bantuan pemerintah berupa peningkatan
penawaran poundsterling . Hal tersebut di tunjukkan dengan pergeseran kurva penawaran ke
kanan ( SI ), yang sekarang menjadi kurva penawaran pasar ( SO ) di tambah intervensi
pemerintah (I ) dan berperan mempertahankan kurs pada titik intervensi atas ( D ) menjadi lebih
besar .
2.Sistem Nilai Tukar Menggambang Bebas ( Free Floating Rate System )
Berdasarkn gambar 5 di bawah ini, dimana permintaan valuta asing Do dan penawaran
So urs valuta dollar akan mencapai ekuilibrium setinggi 0Ko . Pada kurs setinggi 0Ko ini jumlah valuta asing yang di hasilkan oleh penduduk negara tersebut persatuan waktunya waktunya
dengan jumlah valuta asing yang berarti kurs valuta asing maupun neraca pembayaran berada
dalam keadaan ekuilibrium.
Gambar 6
Sumber: 2000, Ekonomi Internasional; Pengantar Lalu Lintas Pembayaran Internasional, Penerbit, Liberty, Yogyakrta, hal 167 .
Apabila suatu Negara memakai system nilai tukar mengambang bebas , Bank sentral
tidak melakukan campur tangan secara aktif di dalam valas . Disini nilai tukar suatu mata
uang relative terhadap mata uang Negara lain di tentukan sepenuhnya oleh permintaan
dan penawaran yang berlangsung di bursa valas .
Adapun pengertian valas/bursa valas adalah pasar pertukaran kurs valas yang mempunyai
fungsi pokok dalam membantu kelancaran lalu lintas pembayaran internasional antara lain :
1. Mempermudah penukaran valas serta pemindahan dana dari suatu Negara ke Negara lain
3. Mempermudah di lakukannya hedging yaitu membantu pedagang yang melakukan transaksi jual beli valas di pasar yang berbeda, yang bertujuan untuk menghilangkan /
mengurangi resiko akibat kerugian perbandingan kurs.( Nopirin, 1995 : 165-166 )
2.2.7.1 Hubungan Kurs Valuta Asing Terhadap Jumlah Uang Beredar
Makin tinggi tingkat pertumbuhan ( relative terhadap Negara lain ), makin besar
kemungkinan untuk impor yang berarti makin besar pula permintaan akan valuta asing, Kurs
valuta asing cenderung naik (harga mata uang sendri turun). Dengan juga inflasi, akan
menyebabkan impor naik dan ekspor turun yang mengakibatkan kurs valuta asing naik .
Kenaikan tingkat bunga dalam negeri cenderung menarik modal masuk dari luar negeri . Kurs
valuta asing akan turun
( nilai mata uang sendiri naik relative terhadap valuta asing ) .
(Nopirin, 1993:173-174 ) .
2.2.8. Investasi
2.2.8.1.Pengertian Investasi
Kata Investasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu “Investment”, apabila dalam bahasa
Indonesia Investasi adalah “penanaman modal” Investasi adalah suatu kegiatan yang sangat
penting bagi kelangsungan hidup suatu kegiatan usaha, karena ini sangat dibutuhkan sebagai
faktor penunjang di dalam memperlancar proses produksi.
Menurut pendapat Robinson dalam Rosyidi dalam bukunya yang berjudul Pengantar Teori Ekonomi mengatakan bahwa investasi itu penambahan barang-barang modal baru,
Investasi adalah pengeluaran yang ditunjukkan untuk meningkatkan atau mmpertahankan
stok barang modal. Stok barang modal terdiri dari pabrik mesin dan produk-produk tahan lama
yang digunakan dalam proses produksi. (Dornbusch dan Fischer, 1995: 46).
Menurut Sukirno (2001: 107), investasi diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan
perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang
dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Dalam prakteknya, suatu usaha untuk mencatat
nilai penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai
investor (atau pembentukan modal atau penanaman modal), meliputi pengeluaran atau
pembelanjaan sebagai berikut:
a. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi
lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
b. Pembelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan
pabrik, dan bangunan-bangunan lainnya.
c. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang
yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan pendapatan
nasional. (Sukirno, 2001: 107).
Dari berbagai penjelasan diatas tentang definisi Investasi tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa Investasi adalah pengeluaran yang disediakan untuk meningkatkan atau
supaya dapat lebih maju dan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup usaha
sebagai faktor penunjang di dalam memperlancar proses produksi.
2.2.8.2. Teori Investasi
Masalah Investai adalah suatu masalah yang langsung berkaitan dengan besarnya
pengharapan akan pendapatan dari barang modal dimasa depan. Pengharapan dimasa depan
inilah yang menjadi faktor terpenting untuk penentu besarnya Investasi menurut Suparmoko (2000: 84) terdapat 2 teori, yaitu:
a.Teori Klasik
Teori klasik tentang Investasi didasarkan atas teori produktivitas batas (marginal productivity) dari faktor produksi modal. Menurut teori ini besarnya modal yang akan diinvestasikan dalam proses produksi ditentukan oleh produktivitas batasnya
dibandingkan dengan tingkat bunga-bunganya. Sehingga Investasi ini akan terus
dilakukan bilamana produktivitas batas dari Investasi itu masih lebih tinggi daripada
tingkat bunga yang akan diterimanya bila seandainya modal itu dipinjamkan dan
tidak di Investasikan.
Dengan teori produktivitas batas, maka masalah Investasi oleh para-para ahli
ekonomi klasik dipecahkan atas dasar prinsip maksimalisasi laba dari
perusahaan-perusahaan industri. Sebab suatu perusahaan-perusahaan akan memaksimalisasi labanya dalam
suatu persaingan sempurna. Bila perusahaan itu menggunakan modalnya sampai
pada jumlah produksi marginal kapitalnya sama dengan harga capital yaitu suku
1. Suatu Investasi akan dijalankan apabila pendapatan dari Investasi lebih besar dari
tingkat bunga. Pendapatan dari Investasi merupakan jumlah pendapatan yang akan
diterima setiap akhir tahun selama barang modal digunakan dalam produksi.
2. Investasi dalam modal adalah menguntungkan bila biaya ditambah bunga lebih
kecil dari pendapatan yang diharapkan dari Investasi itu.
b. Teori Keynes
Masalah Investasi baik penentu jumlah maupun kesempatan untuk melakukan
Investasi oleh Keynes didasarkan atas konsep Marginal Efficiency of Investment (MEI), yaitu bahwa investasi itu akan dijalankan apabila MEI lebih tinggi dari pada tingkat suku bunga. Menurut garis MEI ini antara lain disebabkan oleh 2 hal, yaitu
(Suparmoko, 2000: 84):
1. Bahwa semakin banyak Investasi yang terlaksana dalam masyarakat, maka
semakin rendah efisiensi marginal Investasi itu, semakin banyak Investasi yang
terlaksana dalam lapangan ekonomi maka semakin sengitlah persaingan para
investor sehingga MEI menurun.
2. Semakin banyak Investasi dilakukan, maka biaya dari barang modal menjadi lebih
tinggi.
1.Autonomous Invesment dan Induced Investment
Autonomous Investment ( Investasi otonomi ) adalah investasi yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan, tetapi dapat berubah oleh karena adanya perubahan
faktor-faktor di luar pendapatan. Faktor-faktor-faktor lain diluar selain pendapatan yang
mempengaruhi tingkat investasi
seperti itu, misalnya tingkat teknologi, kebijaksanaan pemerintah, harapan para pengusaha dan sebagainya.
Sedangkan Induced Investment atau ( Investasi terpengaruh ) adalah investasi yang besar kecilnya sangat di pengaruhi oleh tingkat pendapatan , makin tinggi tingkat
pendapatan maka makin tinggi pula investment .
2. Public Investment dan Private Investment
Public Investment adalah Investasi atau penanaman modal yang dilakukan oleh pemerintah (baik pusat maupun daerah). Public Investment tidak dilakukan oleh
pihak-pihak yang bersifat personal, Investasi ini bersifat impersonal atau resmi.
Sedangkan Private Investment adalah investasi yang dilakukan oleh pihak swasta. Di dalam private investment, unsur-unsur seperti keuntungan yang akan diperoleh dimasa
depan penjualan dan sebagainya merupakan peranan yang sangat penting dalam
menentukan volume investasi. Sementara dalam penentuan volume Investasi,
pertimbangan itu lebih diarahkan kepada melayani atau menciptakan kesejahteraan bagi
rakyat banyak.
Domestic investment adalah penanaman modal di dalam Negeri, sedangkan Foreign Investment adalah penanaman modal asing. Sebuah negara yang memiliki banyak sekali faktor produksi alam atau faktor produksi tenaga manusia namun tidak
memiliki faktor produksi modal (capital) yang cukup untuk mengelolah sumber-
sumber yang dimiliki, maka mengundang modal asing agar sumber-sumber yang ada
termanfaatkan.
4.Gross Investment dan Net Investment
Gross Investment (Investasi Bruto) adalah total seluruh Investasi yang diadakan atau yang dilaksanakan pada suatu ketika. Dengan demikian investasi bruto dapat benilai
positif ataupun nol (yaitu ada atau tidak ada Investasi sama sekali) tetapi tidak akan
bernilai negatif. Sedangkan Net Investment (Investasi Netto) adalah selisih antara Investasi bruto dengan penyusutan. Apabila misalnya Investasi bruto tahun ini adalah
Rp. 25 juta sedangkan penyusutan yang terjadi selama tahun yang lalu adalah
sebesar Rp. 10 juta, maka itu berarti bahwa Investasi netto tahun ini adalah sebesar
Rp. 15 juta. (Rosyidi, 1994: 161).
2.2.8.4Faktor – Faktor Yang Menentukan Investasi
a. Ramalan mengenai keadaan dimasa yang akan datang.
Kegiatan perusahaan untuk mendirikan industri dan memasang barang-barang modal
dinamakan kegiatan memakan waktu. Dan apabila Investasi tersebut telah selesai
dilaksanakan, yaitu pada waktu industri atau perusahaan itu sudah mulai
biasanya akan melakukan kegiatan terus selama beberapa tahun. Oleh karena itu
dalam menentukan apakah semua kegiatan yang akan dan dikembangkan itu dapat
memperoleh atau menimbulkan kerugian, maka para pemilik modal harus membuat
ramalan-ramalan mengenai keadaan dimasa mendatang.
b.Tingkat bunga.
Bagi perusahaan yang bijaksana hendaknya selalu mengikuti dan memperhatikan
perkembangan pasar, terutama tentang perkembangan tingkat bunga yang dapat mempengaruhi
beropeasinya setiap perusahaan oleh karena itu tingkat bunga dapat digolongkan sebagai salah
satu faktor penting yang akan menentukan besarnya Investasi yang akan dilakukan oleh para
pengusaha.
Menurut Sudarman(2004:47) terdapat hubungan berkebalikan antara tingkat suku bunga dan pengeluaran, yaitu semakin tinggi suku bunga pinjaman, maka semakin
rendah keinginan pengusaha untuk melakukan Investasi. Sebaliknya apabila tingkat
suku bunga rendah. Secara grafis, hubungan antara tingkat suku bunga dan
pengeluaran Investasi dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 7 : Hubungan antara Suku Bunga dan Pengeluaran Investasi
Tingkat suku bunga r2A
r1B Kurva Investasi
Sumber : Sudarman, 2004, Pengantar Ekonomika Makro, PT. Media Global Edukasi, Jakarta, hal 47
Keterangan :
Pada saat Tingkat suku Bunga sebesar r1, pengeluaran konsumsi hádala I1.
tingkat Suku Bunga mengalami kenaikan menjadi r2, maka pengeluaran
Investasi akan mengalami penurunan sebesar I2. Tingkat Suku Bunga
perbankan disuatu negara merupakan salah satu cerminan baiknya sistem
perbankan di Negara yang bersangkutan. Dengan tingginya tingkat suku bunga
akan berdampak pada rendahnya minat investor untuk melakukan Investasi
sehingga akan mengakibatkan kelesuan disektor riil yang pada akhirnya
mengurangi jumlah barang dan jasa yang dihasilkan.
b. Perubahan dan perkembangan teknologi.
Kegiatan yang dikembangkan dalam kegiatan produksi atau usaha lain, maka hal
demikian itu ditanamkan ditanamkan mengadakan pembaharuan. Pada umumnya
semakin banyak perkembangan ilmu dan teknologi, maka semakin banyak pula
jumlah kegiatan pembaharuan yang dilakukan oleh para pengusaha.
c. Tingkat pendapatan Nasional dan perubahan-perubahannya.
Sejarah perkembangan ekonomi dunia menunjukkan bahwa akhir-akhir ini berbagai
penemuan dan pembaharuan sangat besar peranannya. Kenyataan yang ada
merupakan cenderung untuk mencapai tingkat yang lebih besar apabila pendapatan
nasional semakin besar jumlahnya. Demikian pula sebaliknya, apabila pendapatan
nasional rendah biasanya nilai Investasinya juga rendah.
d. Keuntungan yang dicapai perusahaan.
Setiap perusahaan yang sangat berkembang salah satu faktor penting yang
dapat menentukan untuk kegiatan atau pengembangan Investasi adalah keuntungan
yang diperolehnya. Apabila perusahaan-perusahaan itu melakukan Investasi dengan
menggunakan tabungannya atau modal kas, maka perusahaan yang harus dibayar
untuk jangka waktu berikutnya. Ini berarti disamping mengurangi biaya Investasi
yang akan dilakukan secara otomatis akan menambah modal atau keuntungan
perusahaan-perusahaan yang bersangkutan. (Rosyidi, 1994: 165).
2.2.9 Pengertian Impor
Impor adalah memasukkan barang-barang dari luar negeri sesuai dengan
ketentuan pemerintah kedalam peredaran dalam masyarakat yang di bayar dengan
menggunakan valuta asing, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
akan barang-barang dengan cara mendatangkan barang yang belum tersedia di dalam
negeri dan di luar negeri .jenis volume kebutuhan masyarakat berbeda dari waktu ke