• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Faktor Kondisi Kesehatan dan Kondisi Sosial dengan Kemandirian Lanjut Usia di Panti Wredha Salib Putih Salatiga T1 462010021 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Faktor Kondisi Kesehatan dan Kondisi Sosial dengan Kemandirian Lanjut Usia di Panti Wredha Salib Putih Salatiga T1 462010021 BAB IV"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang “Hubungan Antara Faktor Kondisi Kesehatan dan

Kondisi Sosial dengan Kemandirian Lanjut Usia di Panti Wredha Salib Putih Salatiga”. Hasil penelitian diuraikan melalui proses

analisa univariat yang meliputi karakeristik responden yaitu jenis kelamin, umur, pendidikan, agama, kondisi kesehatan, kondisi hubungan sosial dan kemandirian pada lanjut usia. Analisa bivariat meliputi hubungan kondisi kesehatan dengan kemandirian serta, hubungan kondisi sosial dengan kemandirian pada lanjut usia. Hubungan dua variabel diuji dengan menggunakan Chi Square (X2) dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 artinya bila p ≤ α (0,05), maka

H0 ditolak, berarti secara signifikan ada hubungan antara dua variabel yang diukur, tapi bila p > α (0,05), maka H0 diterima, berarti

(2)

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Analisa Univariat

Gambaran karateristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, kondisi kesehatan, kondisi hubungan sosial dan kemandirian.

4.1.1.1 Umur

Tabel berikut menyajikan karakteristik responden berdasarkan umur.

Tabel 4.1

Distribusi responden berdasarkan umur di Panti Wredha Salib Putih Salatiga (n=30)

Umur Frekuensi Presentase (%)

60-74 Tahun 19 63,3

75-90 Tahun 11 36,7

Total 30 100

(3)

4.1.1.2 Jenis Kelamin

Tabel berikut menyajikan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.2

Distribusi frekuensi jenis kelamin responden di Panti Wredha Salib Putih Salatiga

(n=30)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 24 responden (80%) dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 6 responden (20%).

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 6 20

Perempuan 24 80

(4)

4.1.1.3 Pendidikan

Tabel berikut menyajikan karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan.

Tabel 4.3

Distribusi frekuensi pendidikan responden di Panti Wredha Salib Putih Salatiga

(n=30)

Pendidikan Frekuensi Presentase (%)

(5)

4.1.1.4 Agama

Tabel berikut menyajikan karakteristik responden berdasarkan

Tabel 4.4

Distribusi frekuensi agama responden di Panti Wredha Salib Putih Salatiga

(n=30)

Agama Frekuensi Presentase (%)

Kristen 26 86,7

Islam 4 13,3

Total 30 100

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden beragama Kristen yaitu sebanyak 26 responden (86,7%), sisanya sebanyak 4 responden (13,3%) beragama Islam.

4.1.1.5 Kondisi Kesehatan

Hasil penelitian mengenai variabel kesehatan mengungkapkan permasalhan responden lansia yang menyangkut baik kesehatan fisik maupun kesehatan psikis.

(6)

kesehatan responden, jawaban responden atas pernyataan tersebut kemudian di beri skor. Untuk mempermudah analisis, setelah diperoleh skor total dari seluruh pernyataan, maka variabel kondisi kesehatan dikategorikan menajdi dua yaitu kondisi kesehatan kurang dab kondisi kesehtan baik. Hasil selengkapnya distribusi variabel kesehatan responden dapat di lihat pada tabel 4.5 di bawah ini :

Tabel 4.5

Distribusi frekuensi kesehatan reponden di Panti Wredha Salib Putih Salatiga

(n=30)

(7)

4.1.1.6 Kondisi Sosial

Hasil penelitian mengenai variabel kondisi sosial mengungkapkan permasalahan responden lansia yang menyangkut hubungan sosial antara lansia dengan sesama penghuni panti, perawat atau tenaga kesehatan, keluarga lansia jika berkunjung. Item kuesioner yang di gunakan sebagai indikator variabel sosial sebayak 10 item. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mempunyai hubungan sosial yang baik, selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini:

Tabel 4.6

Distribusi frekuensi kondisi sosial di Panti Wredha Salib Putih Salatiga

(n=30)

Hubungan sosial

Rentang

Nilai Frekuensi

Persentase (%)

Kurang 0-5 6 20

Baik 6-10 24 80

(8)

Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa mayoritas hasil dari kuesioner yang diisi oleh responden mempunyai hubungan sosial yang baik yaitu sebanyak 24 responden (80%) sedangkan sebagian dari responden mempunyai tingkat hubungan sosial yang kurang hanya 6 responden (20%).

4.1.1.7 Kemandirian

(9)

Tabel 4.7

Distribusi frekuensi kemandirian di Panti Wredha Salib Putih Salatiga (n=30)

Kemandirian Frekuensi Presentase (%)

Mandiri 27 90

Ketergantungan ringan 0 0 Ketergantungan sedang 3 10

Ketergantungan berat 0 0

Ketergantungan total 0 0

Total 30 100

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat kemandirian yang baik yaitu sebanyak 27 (90%) responden dan hanya 3 (10%) responden yang menunjukkan kertergantungan sedang.

4.1.2 Analisa Bivariat

(10)

4.1.2.1 Hubungan Variabel Kesehatan Dengan Kemandirian

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara kondisi kesehatan dengan kemandirian menunjukkan bahwa kelompok lansia yang kurang sehat sebanyak 2 orang (6,67%) dan masuk dalam kategori ketergantungan sedang, sedangkan responden untuk kategori lansia yang kurang sehat dengan kategori mandiri sebanyak 10 responden (33,3%). Responden dengan kondisi kesehatan dalam kategori sehat sebanyak 1 orang (3,33%) dalam kategori ketergantungan sedang dalam memenuhi aktivitas sehari-hari dan 17 responden (56,7%) dalam kategori mandiri.

Tabel 4.8

Tabulasi silang antara kondisi kesehatan dengan kemandirian di Panti Wredha Salib Putih Salatiga

(11)

Hasil uji statistik diperoleh nilai p value>0,05 yaitu 0,320, yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara kondisi kesehatan dengan kemandirian.

4.1.2.2 Hubungan Variabel Sosial Dengan Kemandirian

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara kondisi sosial dengan kemandirian menunjukkan bahwa sebagian besar pada kelompok lansia yang hubungan sosial baik sebanyak 24 orang (80%) mandiri, sedangkan lansia yang hubungan sosial kurang hanya 3 orang (10%) mandiri.

Tabel 4.9

Tabulasi silang antara kondisi sosial dengan kemandirian di Panti Wredha Salib Putih Salatiga

(12)

4.2 Pembahasan

4.2.1 Karakteristik Responden Analisa Univariat

4.2.1.1 Umur

(13)

4.2.1.2 Jenis Kelamin

(14)

jumlah respoden yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 53,8%.

4.2.1.3 Pendidikan

(15)

4.2.1.4 Agama

Penelitian ini tidak menghubungkan antara agama dengan kemandirian lansia, hanya menggambarkan data demografi agama lansia, sehingga tidak memberikan perlakuan khusus terhadap salah satu agama yang dianut, namun banyak penelitian menyatakan lansia lebih dekat dengan agama menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan optimisme.

Agama dapat memenuhi beberapa kebutuhan psikologis yang penting pada lansia dalam hal menghadapi kematian, menemukan dan mempertahankan perasaan berharga dan pentingnya dalam kehidupan dan menerima kekurangan dimasa tua. Secara sosial komunitas agama memainkan peranan penting pada lansia, seperti aktivitas sosial, dukungan sosial, dan kesempatan untuk menyandang peran sebagai guru atau pemimpin (Gunarsa, 2004).

4.2.1.5 Kondisi Kesehatan

(16)

dan sebanyak 10 responden (33,3%) mempunyai kondisi kesehatan kurang.

Beberapa hal yang menyebabkan kondisi fisik responden yang mempunyai kesehatan dengan kategori baik. Pertama, karena mereka secara rutin memeriksa kesehatannya di posyandu lansia. Kedua, mereka selalu mengikuti senam lansia yang diadakan setiap hari Rabu dan kegiatan keterampilan lain yang telah dijadwalkan. Ketiga, jalan-jalan pagi, setiap pagi mereka lakukan. Keempat makan secara teratur dan istirahat yang cukup.

Demikian juga dengan keadaan psikis responden yang berada dalam keadaan baik, terlihat dengan penerimaan proses penuaan yang dialami, mampu untuk mengatasi cemas dan merasa bahagia dan bersyukur atas hidupnya.

4.2.1.6 Kondisi Sosial

(17)

lakukan, seperti: hampir sebagian besar responden yang beragama Kristen mengikuti kegiatan sosial secara rutin yaitu ibadah pagi setiap hari. Dalam kegiatan ini selain kegiatan keagamaan, mereka mendapatkan kegiatan olahraga setiap seminggu sekali, sehingga dapat bertemu dan melakukan komunikasi dengan teman sebaya atau orang yang lebih muda.

Responden yang masih punya keluarga, hubungan antar responden dengan keluarga terjalin dengan baik dengan berkunjungnya keluarga setiap bulan untuk sekedar menengok. Selain itu responden juga menggunakan waktu senggangnya untuk mengobrol dan menonton televisi dengan teman sebaya/pendeta/petugas panti dan juga dengan para siswa atau mahasiswa yang sedang melakukan praktek lapangan. Demikian sebaliknya perhatian dari petugas panti/pendeta/siswa/mahasiswa pada responden sangat baik.

4.2.1.7 Kemandirian

(18)

mereka berada pada kondisi kesehatan baik, dengan keadaan kesehatan yang baik mereka mampu melakukan aktifitas sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa meminta bantuan kepada orang lain atau sedikit tergantung kepada orang lain. Sedangkan kondisi sosial menunjang kemandirian berada dalam kondisi baik karena sebagian besar responden aktif dalam melakukan kegiatan keagamaan, olahraga seperti senam lansia, sehingga terjalin penyesuaian dengan lingkungan sekitarnya.

(19)

4.2.2 Analisa Bivariat

4.2.2.1 Hubungan kondisi kesehatan dengan kemandirian

(20)

4.2.2.2 Hubungan Kondisi Sosial dengan Kemandirian

Hubungan sosial dengan kemandirian pada penelitian ini menunjukkan presentase yang paling tinggi adalah mereka yang mempunyai hubungan sosial baik dengan kemandirian (p value= 0,000). Hal tersebut karena mereka aktif dalam mengikuti kegiatan, mereka yang beragama kristen aktif mengikuti kegiatan keagamaan seperti ibadah pagi yang dilakukan setiap hari sedangkan yang beragama islam melakukan ibadah lima waktu. Selain kegiatan keagamaan mereka juga sebagian antusias dalam mengikuti olahraga senam lansia. Menurut Hurlock (2011) mengatakan bahwa kondisi penting yang menunjang kebahagiaan bagi orang lanjut usia adalah menikmati kegiatan sosial yang dilakukan dengan kerabat keluarga dan teman-teman sebaya.

(21)

bermakna antara kondisi sosial dengan kemandirian, di mana dengan berhubungan dengan orang-orang di sekitarnya dapat saling mendukung, saling tukar pendapat dan saling memahami sehinggga membuat lansia mampu tetap mengembangkan kemandirian yang ada di dalam dirinya.

4.3 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, penelitian hanya dilakukan satu kali pada satu waktu yang bersamaan. Berarti bahwa pengukuran semua variabel yang diteliti dilakukan pada saat yang bersamaan. Teknik penelitian ini dilakukan dengan membacakan kuesioner yang berisikan pertanyaan tentang variabel yang diteliti dan diisi oleh peneliti sesuai jawaban responden tanpa ada intervensi dari peneliti.

Gambar

Tabel berikut
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi jenis kelamin responden
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi pendidikan responden di
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi agama responden di
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mempelajari aplikasi-aplikasi yang telah dikembangkan sebelumnya, maka penulis bermaksud untuk membangun suatu sistem informasi lalu lintas berbasis web dan diharapkan

yang ditawarkan sehingga diharapkan penjual maupun pembeli akan lebih.. berskala luas daripada di Oto Bursa TVRI dengan target

memantulkan cahaya lebih baik dari pada permukaan yang tidak.

Metodologi penulisan adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, maksud dan tujuan penelitian, ruang lingkup dan pengu mpulan

[r]

Jaringan jalan merupakan salah satu jenis prasarana yang sangat penting keberadaannya guna terwujudnya suatu lingkungan pemukiman yang terencana dengan baik, teratur

[r]

Struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia, stoikiometri, larutan non-elektrolit dan elektrolit, reaksi oksidasi-reduksi, senyawa organik dan makromolekul 5. Termokimia,