Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Pemerintahan yang baru dipilih menghadapi beban berat memulihkan kembali perekonomian Indonesia, khususnya di bidang industri manufaktur. Kondisi ini akibat dari neglect dan salah manajemen pemerintahan terdahulu. Sehingga Indonesia tertinggal oleh dari negara-negara berkembang lainnya dan perkembangan industri manufaktur di Indonesia malah mendekati stagnan.
Akibat dari kondisi tersebut, nilai tukar mata uang asing terhadap nilai rupiah begitu terpuruk sehingga mengakibatkan harga-harga menjadi meningkat tak terkendali, terutama harga barang yang mengandung bahan impor dan pendapatan masyarakat yang tetap menjadikan daya beli masyarakat menjadi turun.
Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya ingin menjaga kelangsungan hidup usahanya serta memperoleh laba yang maksimal. Laba yang didapat akan digunakan kembali untuk proses produksi dan investasi. Dimana laba itu dipengaruhi oleh tiga faktor yakni harga jual, biaya produksi, dan volume penjualan. Untuk memperoleh laba yang diinginkan, perusahaan harus mencapai target penjualan yang sudah direncanakan.
Penentuan target penjualan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan Analisis Break Even Point. Analisis Break Even Point merupakan salah satu alat pemberi informasi penentuan tingkat volume penjualan yang harus dicapai untuk menunjang perencanaan laba perusahaan dan informasi bagi pengambilan keputusan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan. Dalam menentukan titik impas yang berhubungan dengan penelitian ini, biaya-biaya yang terjadi dikelompokkan menurut klasifikasi yang ada pada perusahaan, yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar jumlah penjualan yang harus dicapai oleh PT.SPARTA PRIMA, agar tidak mengalami kerugian.
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian 1
1.2Identifikasi Masalah 4
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 5
1.4Kegunaan Penelitian 5
1.5Kerangka Pemikiran 6
1.6Metode Penelitian 10
1.7Lokasi dan waktu penelitian 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Kristen Maranatha 2.2.2 Klasifikasi Biaya 19 2.3 Penggolongan Biaya sesuai dengan Tingkah lakunya dalam 22
Hubungannya dengan Perubahan Volume Kegiatan
2.3.1 Pengertian Biaya Tetap 23 2.3.2 Pengerian Biaya Variabel 25 2.3.3 Pengertian Biaya Semi Variabel 26 2.4 Metode Pemisahan Biaya Semi Variabel ke dalam Biaya Tetap 27
dan Biaya Variabel
2.4.1 Metode Titik Tertinggi dan Terendah 28 2.4.2 Metode Biaya Berjaga 28 2.4.3 Metode Statistik Grafik Terpencar 28 2.4.4 Metode Kuadrat Terkecil 29 2.5 Perhitungan Break Even Point 32 2.5.1 Pendekatan Matematis 32 2.5.2 Pendekatan Grafis 34 2.5.3 Konsep Contribution Margin 36 2.6 Margin Of Safety 38 2.7 Hubungan Analisis Break Even Point dengan Penetapan 39
Volume Penjualan
BAB III OBJEK PENELITIAN
Universitas Kristen Maranatha 3.3.1 Jenis Produksi 50 3.3.2 Proses Produksi 51 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Penggolongan Biaya 55 4.2 Perhitungan Break Even Point 62 4.2.1 Perhitungan Break Even Point dengan Pendekatan 62 Matematis
4.2.2 Perhitungan Break Even Point dengan Pendekatan Grafis 66 4.2.2.1 Grafik Lem Eha Bond HS 66 4.2.2.2 Grafik Lem Eha Bond 66 4.2.2.3 Grafik Lem Secara Keseluruhan 67 4.3 Peranan Analisis Break Even Point 68 4.3.1 Margin Of safety 68 4.3.2 Pengaruh Perubahan Biaya Variabel, Biaya Tetap, 70 dan Harga Jual Terhadap Break Even Point
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 81 5.2 Saran 84
DAFTAR PUSTAKA 85
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Penjualan Lem Serbaguna 56 Tabel 4.2 Data Biaya Tetap 57 Table 4.3 Data Biaya Variabel 58 Table 4.4 Data Biaya Semi Variabel 58 Table 4.5 Data Biaya Semi Variabel 59 Table 4.6 Rincian Volume Penjualan, Harga Jual, Hasil Penjualan 61 Dan Bobot
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3.1 Grafik Biaya Tetap 24 Gambar 2.3.2 Grafik Biaya Variabel 25 Gambar 2.3.3 Grafik Biaya Semi Variabel 27 Gambar 2.5 a Grafik Biaya Tetap digambarkan secara horizontal 35 Sejajar dengan sumbu X
Gambar 2.5 b Grafik Biaya Tetap digambarkan sejajar dengan 36 Biaya Variabel
Gambar 4.2.2.1 Grafik Break Even Point Lem Eha Bond HS 66 Gambar 4.2.2.2 Grafik Break Even Point Lem Eha Bond 66 Gambar 4.2.2.3 Grafik Break Even Point Secara Keseluruhan 67
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pemerintah yang baru dipilih menghadapi beban berat memulihkan
kembali perekonomian Indonesia, khususnya di bidang industri manufaktur.
Kondisi ini akibat dari neglect (kelalaian) dan salah manajemen pemerintahan
terdahulu. Akibatnya, Indonesia tertinggal oleh Thailand, dan Malaysia dan
bahkan bisa tersusul oleh Vietnam. Sementara negara-negara berkembang lainnya
mengalami kemajuan yang terus menerus, tetapi perkembangan industri
manufaktur di Indonesia malah mendekati stagnan (kendala terhenti).
(Sumber:Media Indonesia, Rabu 20 Oktober 2004)
Kondisi negara Indonesia pada saat ini pun sedang mengalami tantangan
yang cukup berat. Kesulitan ini dapat kita lihat dalam nilai tukar mata uang asing,
nilai rupiah begitu terpuruk. Tingginya nilai mata uang asing mengakibatkan
harga – harga menjadi meningkat, terutama harga barang yang mengandung bahan
impor.
Kenaikan harga yang tak terkendali dan pendapatan masyarakat yang tetap
mengakibatkan daya beli masyarakat menjadi turun. Dalam keadaan seperti ini
perusahaan – perusahaan baik perusahaan dagang, jasa maupun industri haruslah
berhati – hati dalam mengambil keputusan berbisnis, karena satu kali saja salah
dalam mengambil keputusan maka akan berakibat fatal bagi kelangsungan hidup
Universitas Kristen Maranatha 2
Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup usahanya serta memperoleh laba yang maksimal. Laba yang didapat akan
digunakan kembali untuk proses produksi dan investasi. Untuk melaksanakan
proses produksi membutuhkan biaya-biaya. Biaya menentukan harga jual untuk
mencapai tingkat laba yang dikehendaki, harga jual mempengaruhi volume
penjualan, sedangkan penjualan mempengaruhi laba. Jadi laba dipengaruhi oleh
tiga faktor yakni harga jual, biaya produksi, volume penjulan, yang
masing-masing saling berkaitan satu dengan yang lain. Untuk memperoleh laba yang
maksimal, seringkali suatu perusahaan dihadapkan pada kesulitan-kesulitan.
Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain adanya beberapa pesaing yang
menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih rendah untuk menekan harga
jual sehingga mengakibatkan persaingan yang ketat.
Untuk menaikan suatu laba yang diinginkan tentunya harus disesuaikan dengan kenaikan jumlah penjualan. Namun hal ini tidaklah mudah untuk
dilakukan, karena adanya variabel-variabel biaya lain yang harus dipertimbangkan
sehubungan dengan keterbatasan penggunaan sumber dana. Keadaan ini
mendorong pihak manajemen perusahaan untuk selalu mengamati, menganalisis,
dan mengevaluasi segala perubahan yang ada. Sehingga manajemen perusahaan
dapat membuat suatu pemikiran atau ramalan mengenai kemungkinan arah
perubahan tersebut. Untuk itu perlu disusun satu atau beberapa rencana tindakan
yang tepat untuk mengantisipasinya. Dengan demikian, manajemen perusahaan
dapat bertindak luwes, dinamis dalam menghadapi perubahan-perubahan yang
Universitas Kristen Maranatha 3
digunakan fungsi-fungsi manajemen seperti peramalan, perencanaan, pengendalian. Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk peramalan,
perencanaan, pengendalian antara lain ialah Metode Break Even Point.
Analisis Break Even Point adalah metode yang dapat digunakan untuk
menentukan tingkat volume penjualan dan tingkat perolehan keuntungan atau laba
yang diharapkan. Dengan analisis Break Even Point, dapat diketahui pada tingkat
volume penjualan berapa hasil penjualan sama dengan biaya total (biaya tetap,
biaya variabel, dan biaya semi variabel). Perusahaan dalam kondisi ini, tidak
memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian, biasa disebut sebagai titik impas/
Break Even Point. Analisis Break Even Point dapat pula membantu pihak
manajemen perusahaan untuk menentukan strategi pemasaran dan untuk
pengambilan keputusan-keputusan lain yang berhubungan dengan kegiatan
operasional perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Analisis
Break Even Point merupakan suatu alat pemberi informasi penentuan tingkat
volume penjualan yang harus dicapai untuk menunjang perencanaan laba
perusahaan dan informasi bagi pengambilan keputusan dalam meningkatkan
efektivitas dan efisiensi perusahaan.
PT. SPARTA PRIMA bergerak dalam bidang industri. Produk yang
dihasilkan berupa lem, karpet dan simplex. Produk utama perusahan tersebut
adalah lem. Jenis lem yang dihasilkan adalah lem kuning dan lem putih, yang
Universitas Kristen Maranatha 4
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka akan dibahas lebih lanjut mengenai analisis Break Even Point sebagai alat bantu manejemen
dalam menentukan volume penjualan di PT. SPARTA PRIMA .
Dengan judul “ PERANAN ANALISA BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT
BANTU MENETAPKAN TINGKAT VOLUME PENJUALAN”.
1.2 Identifikasi Masalah
Di dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan bertujuan
memperoleh laba. Untuk memperoleh laba layak, maka perusahaan dapat
melakukan berbagai cara, antara lain :
1. Meningkatkan Volume Penjualan.
2. Meningkatkan Harga Jual.
3. Menekan Biaya serendah mungkin.
Pada kenyataannya hal-hal tersebut sulit sekali dilaksanakan. Masalah
yang timbul pada perusahaan adalah bahwa volume penjualan tidak mencapai
target yang ditentukan, sehingga laba yang diinginkan tidak tercapai. Pihak
manajemen perusahaan meminta penulis untuk mencari penyebab tidak
tercapainya target volume penjualan yang telah ditentukan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis mengidentifikasikan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana penggolongan biaya berdasarkan Analisis Break Even ?
Universitas Kristen Maranatha 5
3. Bagaimana pengaruh perubahan biaya variabel, biaya tetap, dan harga jual terhadap Analisis Break Even Point?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Penulis melakukan penelitian dengan maksud membandingkan antara ilmu
yang diterima selama studi di perguruan tinggi dengan kenyataan yang ada di
lapangan. Guna mengukur kemampuan penulis dalam mengumpulkan,
menganalisis dan mengintergrasikan data sehingga menjadi bekal untuk melatih
kemampuan praktek dalam bentuk skripsi. Hasil penelitian ini akan disusun untuk
memenuhi salah satu syarat akademik bagi Sarjana Strata -1 di Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen Universitas Kristen Maranatha.
Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasikan diatas maka tujuan
penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui bagaimana penggolongan biaya berdasarkan Analisis Break Even
Point.
2. Mengetahui berapa besar jumlah penjualan berdasarkan Break Even Point.
3. Mengetahui bagaimana pengaruh perubahan biaya variabel, biaya tetap dan
Universitas Kristen Maranatha 6
1.4 Kegunaan Penelitian
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat berguna bagi :
1. Perusahaan
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak
manajemen perusahaan sebagai masukan untuk melakukan perubahan dan
perbaikan-perbaikan yang diperlukan mengenai Peran Analsis Break Even
Point sebagai alat bantu dalam meningkatkan tingkat volume penjulan.
2. Masyarakat
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi bagi pihak lain dan
dapat berguna untuk menambah wawasan pengetahuan serta sebagai
pembanding untuk melakukan perubahan atau untuk melakukan penelitian.
3. Penulis
- Untuk mengumpulkan data guna penyususan skripsi.
- Untuk menambah atau memperluas wawasan pengetahuan penulis
mengenai penerapan Analisis Break Even Point dalam menetapkan tingkat
volume penjualan.
1.5 Kerangka Pemikiran
Dewasa ini persaingan yang terjadi sangat ketat dan keadaan
perekonomian yang sedang terpuruk menuntut setiap perusahaan untuk
mempertahankan ekstitensinya dalam mengembangkan usahanya.
Perencanaan pihak manajemen merupakan salah satu faktor pendukung
Universitas Kristen Maranatha 7
perencanaan yang dapat mengantisipasi segala kemungkinan perubahan dan kesempatan dimasa yang akan datang, serta memanfaatkannya untuk dapat
mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya perencanaan yang baik akan
memungkinkan pihak manajemen untuk bekerja lebih efektif dan efisiensi dalam
pencapaian tujuan yang telah direncanakan.
Maka dari itu, dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup serta
memajukan suatu perusahaan, manajemen membutuhkan informasi mengenai
volume penjualan minimum yang harus dicapai agar perusahaan tidak menderita
kerugian dan informasi tersebut dapat diperoleh dari Analisis Break Even Point.
Dari analisis tersebut dapat diketahui volume penjualan yang optimal agar
perusahaan tidak mengalami kerugian.
Penetapan volume penjualan merupakan hal yang penting bagi perusahaan
karena mempunyai pengaruh langsung terhadap laba atau rugi perusahaan. Jadi untuk menghindari kerugian, manajemen dapat menetapkan terlebih dahulu
volume penjualannya, dimana hasil penjualannya sama dengan biaya yang
dikeluarkan sehingga tercapai keadaan break even. Sedangkan untuk mengetahui
pada volume penjualan berapa perusahaan akan mencapai kondisi break even
dapat digunakan Analisis Break Even.
Penetapan volume penjualan menjadi dasar untuk penetapan volume
produksi. Karena volume produksi perusahaan akan mempengaruhi keuntungan.
Apabila volume produksinya lebih besar daripada volume penjualannya, maka
resikonya tingginya biaya investasi yang tertanam dalam persediaan tinggi,
Universitas Kristen Maranatha 8
kesulitan dalam pemasarannya. Sebaliknya jika volume produksi lebih kecil daripada volume penjualannya, maka biaya per unit akan semakin besar dan
perusahaan kehilangan langganannya karena tidak tersedianya barang pada waktu
ada permintaan.
Berdasar hal-hal diatas, maka penggunaan Analisis Break Even untuk
penetapan volume penjualan dalam perusahaan adalah sangat penting. “ Analisis
Break Even Point adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara
Universitas Kristen Maranatha 9
Bagan Kerangka Pemikiran
Sumber : analisis penulis
Persaingan yang ketat
Masalah
Volume produksi lebih besar daripada volume
penjualan
Volume produksi lebih kecil daripada volume
penjualan
Menghindari biaya yang tinggi
Bagaimana mengatasi
Dianalisis dengan menggunakan BEP
Tingkat volume penjualan dalam unit
Tingkat volume penjualan dalam Rp
Universitas Kristen Maranatha 10
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini
adalah survey dan hasilnya diuraikan secara deskriptif analitis, yaitu suatu metode
dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antara fenomena yang diselidiki (Nazir, 1999, 63). Secara khusus
penulis juga melakukan studi kasus, yaitu meninjau langsung masalah yang
dihadapi perusahaan untuk pengumpulan data yang diperlukan. Data yang
dikumpulkan berupa data kualitatif dan data kuantitatif.
Cara penelitian dilakukan dengan :
1. Studi kepustakaan (Literary study)
Yaitu mencari, membaca, dan mempelajari berbagai data dan teori yang ada
dalam berbagai kepustakaan yang tersedia, baik yang disediakan oleh
perusahaan maupun dari tempat lainnya seperti perpustakaan serta catatan
kuliah. Langkah ini dilakukan dalam rangka memperoleh suatu kerangka dasar
untuk menyusun skripsi.
2. Studi lapangan (Field research)
Yaitu peninjauan langsung ke obyek penelitian untuk mencari data dan
informasi yang diperlukan, serta melihat dan menggambarkan kenyataan yang
Universitas Kristen Maranatha 11
yang kemudian akan dibandingkan dengan teori yang didapat dari hasil studi kepustakaan.
Berbagai teknik yang akan dilakukan untuk mendapatkan data antara lain dengan :
¬ Obsevasi
Penulis mengadakan pengamatan fisik secara sekilas dan meninjau seluruh
kegiatan perusahaan untuk memperoleh gambaran yang nyata mengenai
operasi perusahaan.
¬ Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan pimpinan dan pejabat perusahaan
yang terlibat langsung dengan masalah yang akan dibahas, sehingga dapat
memperoleh data yang memadai untuk dianalisa.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. SPARTA PRIMA yang berlokasi :
♣ Kantor Pusat :Jalan Taman Sari VI no 54 Jakarta
♣ Pabrik :Jalan Raya Serang Km 13 Desa Suka Dame, Cikupa, Tanggerang Adapun waktu penelitian yaitu selama 3 bulan, dimulai bulan April 2006
Universitas Kristen Maranatha
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil penggolongan biaya yang diperoleh berdasarkan Analisis Break even point :
Biaya tetap dari biaya semi variabel Rp 26.876.066,64 Total biaya tetap tahun 2005 Rp 289.688.704,64 Biaya variabel dari biaya semi variabel Rp 265.168.713,36 Total biaya variabel 2005 Rp1.466.260.817,36
Universitas Kristen Maranatha
82
2. Hasil perhitungan jumlah penjualan yang diperoleh berdasarkan Analisis Break Even point :
¬ Pendekatan Matematis
Berdasarkan Jenis Kondisi BEP Tahun 2005
Eha Bond HS Eha Bond BEP (Rp) Rp 602.896.157,10 Rp 892.749.370,20 BEP (Dus) 1.829 dus 2.336 dus
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa volume penjualan yang harus dicapai perusahaan pada tahun 2005 untuk Lem Eha Bond HS adalah Rp 602.896.157,10 atau 1.829 dus dan untuk Lem Eha Bond adalah Rp892.749.370,20 atau 2.336dus. Maka Break even Point keseluruhan untuk PT.SPARTA PRIMA adalah sebesar Rp 1.495.645.527,30 atau 4.165 dus.
¬ Margin Of Safety (MOS)
Universitas Kristen Maranatha
83
3. Hasil perhitungan pengaruh perubahan biaya variabel, biaya tetap, dan harga jual yang diperoleh berdasarkan Analisis Break Even Point :
¬ Persentase yang dicapai :
BEP Perubahan Keterangan
%
BEP Awal 100 %
BEP Perubahan biaya variabel naik 10 % + 71,32 % BEP Perubahan biaya variabel turun 10 % - 29,39 % BEP Perubahan biaya tetap naik 15 % + 15 % BEP Perubahan biaya tetap turun 15% - 15 % BEP Perubahan harga jual naik 10 % - 27,45 % BEP Perubahan harga jual turun 10 % + 86,06 %
Universitas Kristen Maranatha
84 5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis mencoba untuk memberikan saran sebagai berikut :
1. Perusahan harus dapat melakukan pemisahan biaya sehingga dapat membantu manajemen untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan.
2. Perusahan harus dapat melakukan penekanan biaya variabel, agar perubahan yang terjadi tidak terlalu besar atau jauh.
85 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. Adisaputro, Gunawan, Drs. M.B.A, Anggaran Perusahaan, edisi 1, BPFE
Yogyakarta, 2003
2. Hasan, Iqbal, M, Ir. M.M, Pokok-pokok Materi Statistik 1, edisi 2, Bumi
Aksara, 2002
3. Keown, J, Arthur, David. F. Scott, Jr, John. D. Martin, J. William Petty,
Dasar-dasar Manajemen Keuangan, edisi 1, Salemba Empat, Jakarta, 2000
4. Mulyadi, Drs. M. Sc., Ak, Akuntansi Biaya, edisi 5, Bagian Penerbitan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 1999
5. Mulyadi, Drs. M. Sc., Ak, Akuntansi Manajemen, edisi 3, Salemba Empat,
Jakarta, 2001
6. Nazir, Moh, Ph. Dasar, Metodologi Penelitian, edisi 4, Ghalia Indonesia, 1999
7. Riyanto, Bambang, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, edisi 3 Yayasan
Badan Penerbitan Gajah Mada, Yogyakarta, 1995
8. Usry, F, Milton, Lawrence, H. Hammer, Akuntansi Biaya, edisi 10, Erlangga,