• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Waktu Inokulasi Terhadap Laju Infeksi Penyakit Bean Common Mosaic Virus (BCMV) pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Waktu Inokulasi Terhadap Laju Infeksi Penyakit Bean Common Mosaic Virus (BCMV) pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH WAKTU INOKULASI TERHADAP LAJU

INFEKSI PENYAKIT Bean Common Mosaic Virus

(BCMV) PADA TANAMAN KACANG PANJANG

(Vigna sinensis L.)

SKRIPSI

Oleh

I Gusti Ayu Karismayati

KONSENTRASI PERLINDUNGAN TANAMAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(2)

i

PENGARUH WAKTU INOKULASI TERHADAP LAJU INFEKSI

PENYAKIT

Bean Common Mosaic Virus

(BCMV) PADA

TANAMAN KACANG PANJANG (

Vigna sinensis

L.)

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Oleh

I Gusti Ayu Karismayati NIM. 1205105032

KONSENTRASI PERLINDUNGAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA

(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau mengandung tindakan plagiarism.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Denpasar, 14 Juli 2016

Yang menyatakan,

(4)

iii

ABSTRAK

I Gusti Ayu Karismayati. Nim. 1205105032. Pengaruh Waktu Inokulasi Terhadap Laju Infeksi Penyakit Bean Common Mosaic Virus (BCMV) pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.). Dibimbing oleh : Dr. Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya, SP., M.Agr. dan Trisna Agung Phabiola, S.P., M.Si.

Bean Common Mosaic Virus (BCMV) adalah salah satu penyakit yang banyak menurunkan produksi kacang panjang. Informasi mengenai penyebaran penyakit ini sampai saat ini belum diketahui sehingga perlu diadakan penelitian untuk mengetahuinya. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh waktu inokulasi terhadap laju infeksi penyakit BCMV pada tanaman kacang panjang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari delapan perlakuan dan empat ulangan, yaitu : perlakuan tanaman yang berasal dari benih yang terinfeksi BCMV, inokulasi pada saat umur 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 mst, dan tanpa inokulasi sebagai kontrol.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin muda tanaman kacang panjang terinfeksi BCMV, mengakibatkan laju infeksi penyakit semakin tinggi dan gejala yang ditimbulkan akan semakin parah. Laju infeksi pada tanaman yang diinokulasi pada umur 2, 3, 4, 5, 6, 7 mst dan tanpa perlakuan inokulasi berturut-turut 0,85; 0,77; 0,73; 0,40; 0,36; 0,31; dan 0. Perlakuan inokulasi umur 2, 3, dan 4 mst sangat rentan terinfeksi BCMV serta menimbulkan gejala mosaik berat, malformasi daun yang parah, dan penebalan tulang daun, sedangkan pada perlakuan inokulasi 5, 6, dan 7 mst tahan dari serangan penyakit BCMV dengan gejala yang ditimbulkan sedang hingga ringan, sedangkan pada perlakuan tanpa inokulasi tidak menunjukkan adanya gejala infeksi BCMV.

(5)

iv

ABSTRACT

I Gusti Ayu Karismayati. Nim. 1205105032. The Effect of Inoculation Time towards the Infection Rate of Bean Common Mosaic Virus (BCMV) Disease on Long Beans (Vigna sinensis L.). Supervised by : Dr. Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya, SP., M.Agr. and Trisna Agung Phabiola, S.P., M.Si.

Bean Common Mosaic Virus (BCMV) is kind of disease which greatly decrease the production of long beans. The information about the spread of this disease is unknown. Therefore, it should be a research to be investigated. The purpose of the study is to determine the effect of inoculation time towards the infection rate of BCMV disease on long beans. The study uses a Randomized Complete Block Design (RCB) consisted of eight treatments and four replications, namely: the treatment of plants which originated from infected seeds of BCMV, inoculated at the age of 2, 3, 4, 5, 6, and 7 week after planting, and without inoculation as a control.

(6)

v

RINGKASAN

Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Kacang panjang memiliki kandungan gizi yang tinggi dan sangat diminati oleh masyarakat, sehingga nutrisi pada tanaman kacang panjang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. Hasil produksi kacang panjang tiap tahun mengalami penurunan dan masih tergolong rendah untuk memenuhi kebutuhan gizi ideal masyarakat Indonesia. Salah satu kendala yang menyebabkan terjadinya penurunan hasil produksi adalah gangguan penyakit tanaman yaitu infeksi Bean Common Mosaic Virus (BCMV). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu inokulasi terhadap laju infeksi penyakit BCMV pada tanaman kacang panjang.

Penelitian dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar dan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Konsentrasi Perlindungan Tanaman, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2015 sampai bulan April 2016. Penelitian memakai rancangan acak kelompok, dengan delapan perlakuan yaitu perlakuan tanaman yang berasal dari benih yang terinfeksi BCMV, perlakuan inokulasi 2, 3, 4, 5, 6, 7 mst, dan tanpa inokulasi sebagai kontrol. Masing- masing perlakuan diulang empat kali. Pengamatan yang dilakukan adalah tipe gejala, kandungan klorofil, kejadian penyakit, laju infeksi, dan uji ELISA.

(7)

vi

(8)

vii

PENGARUH WAKTU INOKULASI TERHADAP LAJU INFEKSI

PENYAKIT

Bean Common Mosaic Virus

(BCMV) PADA

TANAMAN KACANG PANJANG (

Vigna sinensis

L.)

I Gusti Ayu Karismayati NIM. 1205105032

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. G. N. Alit Susanta Wirya, SP., M.Agr. Trisna Agung Phabiola, S.P., M.Si.

NIP. 19680115 199403 1 001 NIP.1974102 200801 2 005

Mengesahkan, Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Udayana

Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS. NIP. 19630515 1988 1 001

(9)

viii

PENGARUH WAKTU INOKULASI TERHADAP LAJU INFEKSI

PENYAKIT

Bean Common Mosaic Virus

(BCMV) PADA

TANAMAN KACANG PANJANG (

Vigna sinensis

L.)

dipersiapkan dan diajukan oleh

I Gusti Ayu Karismayati

NIM. 1205105032

telah diuji dan dinilai oleh Tim Penguji pada tanggal 14 Juli 2016

Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana No. : 126/UN14.1.23/DL/2016

Tanggal : 14 Juli 2016 Tim Penguji Skripsi adalah :

Ketua : Prof. Dr. Ir. I Made Sudarma, M.S. Anggota :

1. I Putu Sudiarta SP., M.Si., Ph.D 2. Ir. Ni Wayan Suniti, M.S.

3. Trisna Agung Phabiola, S.P.,M.Si

(10)

ix

RIWAYAT HIDUP

I Gusti Ayu Karismayati lahir di Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali pada tanggal 30 November 1993. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan I Gusti Ngurah Sutarjana, S.P dan Jro Puspa Sari.

Penulis menempuh pendidikan di pendidikan dasar di SD N 1 Peringsari tahun 2001-2006, pendidikan menengah pertama di SMP N 1 Selat tahun 2006-2009, dan pendidikan menengah atas di SMA N 1 Selat tahun 2009-2012. Penulis diterima di Fakultas Pertanian Universitas Udayana pada tahun 2012 melalui jalur SMPTN dan diterima di Program Studi Agroekoteknologi, Konsentrasi Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat meneyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Waktu Inokulasi Terhadap Laju Infeksi Penyakit Bean Common Mosaic Virus (BCMV) pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan arahan berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. Ir. I Made Sudarma, M.S., selaku Ketua Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

3. Bapak Dr. Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya, SP., M.Agr. selaku Pembimbing I yang telah mendampingi, membimbing, serta memberikan masukan dan saran kepada penulis sepanjang penulisan skripsi penelitian ini.

4. Ibu Trisna Agung Phabiola, SP., M.Si. selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan arahan dan motivasi dalam penulisan skripsi penelitian ini.

(12)

xi

6. Bapak I Putu Sudiarta, SP.,M.Si.,Ph.D. selaku penguji yang senantiasa selalu memberikan masukan dalam penulisan skripsi penelitian ini.

7. Ibu Ir. Ni Wayan Suniti, MS. selaku penguji yang senantiasa selalu memberikan arahan dan masukan dalam penulisan skripsi penelitian ini. 8. Bapak Dr. Ir. I Dewa Nyoman Nyana, M.Si. yang senantiasa memberikan

bimbingan, masukan dan saran kepada penulis sepanjang penulisan skripsi penelitian ini.

9. Bapak Ir. I Wayan Diara, M.S. selaku Pembimbing Akademis atas segala arahan dan kemudahan yang diberikan kepada penulis selama penulisan skripsi penelitian ini.

10.I Gusti Ngurah Sutarjana, S.P dan Jro Puspa Sari selaku orang tua, dan semua keluarga lainnya yang telah memberikan dukungan dalam doa dan moril selama penulisan skripsi penelitian ini.

11.Teman-teman yang selalu senantiasa membantu dalam penelitian ini : Kak Dewa Darmayasa, Kak Bawa Arianta, Kak Raga, Kak Gus De, Kak Tu De, Kak Sukada, Kak Veny, Kak Awa, Kak Desak, Kak Alit, Ibu Darsini, Ibu Panda yang selalu memberi semangat dan motivasi yang diberikan kepada penulis selama penulisan skripsi penelitian ini

(13)

xii

13.Kepada keluarga besar KKN XI 2015 Katung Bangli yang senantiasa memberikan motivasi semangat selama penulisan skripsi penelitian ini.

14.Kepada keluarga besar Mahasiswa Konsentrasi Perlindungan Tanaman, HIMAGROTEK dan BEM FP UNUD yang menemani dalam suka maupun duka dan pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi penelitian ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan saran dan petunjuk yang mengarah pada penyempurnaan skripsi penelitian ini. Selanjutnya besar harapan penulis semoga skripsi ini ada manfaatnya khususnya bagi pembaca yang memerlukan informasi tentang Pengaruh Waktu Inokulasi Terhadap Laju Infeksi Penyakit Bean Common Mosaic Virus (BCMV) pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.).

Denpasar, 14 Juli 2016

(14)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI ... ii

(15)

xiv

4.1 Tipe Gejala BCMV pada Tanaman Kacang Panjang Setelah Perlakuan Inokulasi ... 22

4.2 Kejadian Penyakit BCMV... 26

4.3 Laju Infeksi Penyakit BCMV ... 28

(16)

xv

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 31

5.1 Kesimpulan ... 31

5.2 Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman 3.1 Kriteria laju infeksi menurut Van der Plank (1963) ... 20 4.1 Kandungan klorofil dan tipe gejala penyakit pada kacang panjang

yang terinfeksi virus BCMV pada umur yang berbeda. ... 24 4.2 Laju Infeksi dan kejadian penyakit BCMV pada tanaman kacang

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman 3.1 Denah penempatan petak penelitian tanaman kacang panjang ... 14 4.1 Tipe gejala daun kacang panjang yang terinfeksi BCMV.

(A) daun yang sehat tidak terinfeksi BCMV, (B) mosaik berat, (C) mosaik sedang disertai penebalan tulang daun,

(D) daun mengkerut, (E) daun mengecil dan melengkung ke atas ... 23 4.2 Kejadian penyakit pada tanaman kacang panjang setelah diinokulasi

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Kandungan Klorofil Daun Tanaman Kacang Panjang (SPAD) ... 36

2. Analisis Sidik Ragam Kandungan Klorofil Daun Tanaman Kacang Panjang . 36 3. Kejadian Penyakit Tanaman Kacang Panjang (%) ... 36

4. Analisis Sidik Ragam Kejadian Penyakit Tanaman Kacang Panjang ... 36

5. Laju Infeksi Penyakit BCMV Tanaman Kacang Panjang... 37

6. Nilai Absorbansi ELISA Tanaman Kacang Panjang ... 37

(20)

1

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Kacang panjang termasuk jenis sayuran dengan kandungan gizi yang tinggi dan sangat diminati masyarakat. Kacang panjang mengandung zat gizi yang cukup lengkap yaitu mengandung kalori 50 kkal, protein 3,40 g, lemak 0,40 g, karbohidrat 8,50 mg, kalsium 106 mg, fosfor 63 mg, besi 1,40 mh, Vitamin A 295 mg (Cahyono, 2003). Nutrisi pada kacang panjang berperan penting sebagai penguat jaringan tubuh, memelihara kesehatan kulit dan gigi, serta membantu aktivitas hormon. Selain itu, kacang panjang juga mengandung antioksidan yang berperan mencegah kanker (Setijo, 2006).

(21)

2

Infeksi oleh BCMV menghasilkan gejala bermacam-macam, secara umum gejala akibat infeksi BCMV ditunjukkan dengan gejala mosaik yaitu belang hijau dan kuning pada helaian daun, mengalami penebalan tulang daun (vein banding). Infeksi lanjut mengakibatkan daun mengalami malformasi seperti mengkerut mengalami pengecilan dan melengkung keatas serta melengkung kebawah (Setyastuti, 2008). Tanaman yang terinfeksi BCMV terhambat pertumbuhannya, bunga yang terbentuk sedikit, polong kecil, dan bahkan sampai tidak menghasilkan buah (Sudha et al., 2013). Tanaman yang terinfeksi virus pada umur tanaman yang berbeda akan menunjukkan respon yang berbeda. Semakin muda tanaman diinfeksi virus, insiden penyakit semakin tinggi, periode inkubasi menjadi lebih singkat, distribusi virus semakin cepat dan gejala terjadi semakin berat (Akhtar et al. 2004; Mandal et al. 2007).

BCMV merupakan penyakit yang sering terdapat pada tanaman kacang panjang di Bali, tetapi informasi mengenai perkembangan penyakit ini belum dilaporkan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui perkembangan penyakit BCMV pada kacang panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu inokulasi terhadap laju infeksi penyakit BCMV pada tanaman kacang panjang.

1.2 Rumusan Masalah

(22)

3

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh waktu inokulasi terhadap laju infeksi penyakit BCMV pada tanaman kacang panjang.

1.4 Hipotesis

(23)

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

Kacang panjang adalah salah satu jenis sayuran yang sudah sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia maupun dunia. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) bukan tanaman asli Indonesia. Plasma nutfah tanaman kacang panjang berasal dari India dan Cina, tetapi ada juga yang menduga berasal dari kawasan Afrika. Dugaan plasma nutfah kacang panjang berasal dari afrika karena kacang uci (Vigna umbellata) ditemukan tumbuh liar di daerah Himalaya India, dan plasma nutfah kacang tunggak (Vigna unguculata) merupakan asli tanaman dari Afrika. Oleh karena itu, tanaman kacang panjang tipe merambat diduga berasal dari daerah tropis dan Afrika, terutama Abbisinia dan Ethiopia. Kacang panjang adalah sumber protein yang baik, vitamin A, thiamin, riboflavin, besi, fosfor, kalium, vitamin C, folat, magnesium, dan mangan (Haryanto dkk., 2007).

2.1.1 Karakteristik Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

Menurut Haryanto, dkk. (2007), kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut Kerajaan : Plantae

(24)

5

panjang 6 - 8 cm, lebar 3 - 4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip, tangkai silindris, panjang kurang lebih 4 cm, dan berwarna hijau (Hutapea, 1994). Kacang panjang memiliki batang liat dan sedikit berbulu, batangnya panjang tumbuh membelit dan berwarna hijau dengan permukaan licin.

Tanaman kacang panjang memiliki akar tunggang yang terdiri atas satu akar besar yang merupakan kelanjutan batang. Akar kacang panjang memiliki bintil akar yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara (Williams, 1993). Sistem perakaran tanaman kacang panjang dapat menembus lapisan olah tanah pada kedalaman hingga lebih dari 60 cm dan cabang akarnya dapat bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium sp. untuk mengikat unsur nitrogen (N2) dari udara sehingga bermanfaaat untuk menyuburkan tanah. Kacang panjang dapat menghasilkan 198 kg bintil akar/tahun atau setara dengan 400 kg pupuk urea (Mandiri, 2011).

Bunga kacang panjang berbentuk kupu-kupu. Ibu tangkai bunga keluar dari ketiak daun, dan setiap ibu tangkai mempunyai 3 - 5 bunga. Warna bunganya ada yang putih, biru, atau ungu. Bunga kacang panjang menyerbuk sendiri, tetapi penyerbukan silang dengan bantuan serangga dapat juga terjadi dengan kemungkinan keberhasilan 10% (Haryanto, 2007).

(25)

6

Pemeliharaan yang umum dilakukan pada pertanaman kacang panjang adalah penyulaman, penyiangan, penyiraman, pemangkasan cabang, dan pemupukan (Susila, 2005).

2.1.2 Syarat Tumbuh Kacang Panjang

2.1.2.1 Iklim

Suhu rata-rata harian agar tanaman kacang panjang dapat beradaptasi baik adalah 20 – 300C dengan suhu optimum 250C. Tanaman ini membutuhkan banyak sinar matahari. Tempat yang terlindung (teduh) menyebabkan pertumbuhan kacang panjang agak terlambat, kurus dan berbuah jarang atau sedikit, sedangkan curah hujan yang dibutuhkan adalah antara 600 - 1500 mm/tahun (Rukmana, 1995).

Unsur-unsur iklim yang perlu diperhatikan dalam pertumbuhan tanaman antara lain ketinggian tempat, sinar matahari, dan curah hujan. Kacang panjang dapat tumbuh dan berproduksi di dataran rendah dan dataran tinggi dengan ketinggian 0 - 1500 m diatas permukaan laut. Tanaman kacang panjang tumbuh baik di dataran rendah sampai menengah hingga ketinggian 600 - 700 meter di atas permukaan laut.

2.1.2.2 Tanah

(26)

7

dibutuhkan adalah 5,5 - 6,5 (Mandiri, 2011). Bila pH dibawah 5,5 dapat menyebabkan tanaman tumbuh kerdil karena teracuni garam aluminium (Al) yang larut dalam tanah (Haryanto, 2007). Bila pH terlalu basa (diatas pH 6,5) menyebabkan pecahnya nodula-nodula akar (Anonim, 2012).

2.2 Penyakit Tanaman Kacang Panjang

Penyakit penting yang dapat menurunkan hasil produksi kacang panjang adalah penyakit mosaik yang disebabkan oleh beberapa virus yaitu Bean Common Mosaic Virus (BCMV), Cowpea Aphid Borne Mosaic Virus (CABMV), dan Cucumber Mosaic Cucumovirus (CMV) (Damayanti dkk., 2009). Selain itu, ada pula penyakit dengan gejala kuning yang diinfeksi oleh Mungbean Yellow Mosaic Virus (MYMV).

Gejala yang ditimbulkan oleh MYMV umumnya muncul pada daun muda atau pucuk berupa bercak kuning di sekitar tulang daun, kemudian urat daun berkembang menjadi berwarna kuning (vein clearing), cekung dan mengkerut dengan warna mosaik ringan atau kuning. Gejala berlanjut hingga hampir seluruh daun muda atau pucuk berwarna kuning cerah, dan ada pula yang berwarna kuning bercampur dengan hijau. Daun mengalami perubahan bentuk menjadi cekung dan mengkerut berukuran lebih kecil dan lebih tebal (Sudha et al. 2013).

(27)

8

kerdil. Polong dan daun menjadi tidak berkembang, ukuran biji berkurang sehingga produksi secara keseluruhan menurun (Bock and Conti, 1974).

BCMV merupakan salah satu virus penyebab mosaik pada kacang panjang. Virus ini mempunyai kisaran inang yang cukup luas, dapat ditularkan oleh kutu daun secara nonpersisten (Sutic et al. 1999), bersifat terbawa benih serta dapat ditularkan secara mekanik oleh sap tanaman dan melalui alat-alat pertanian. BCMV termasuk dalam famili Potyviridae dan genus Potyvirus (Agrios 1997). Partikel BCMV mempunyai panjang 720 – 770 nm dan lebar 12 – 15 nm. Partikel virusnya terdiri dari 95% protein dan 5% RNA utas tunggal. Berat molekul asam nukleatnya yaitu 2,3 - 4,3 juta kDa. Kestabilan virus dalam sap tanaman tergantung dari strain virus dan waktu infeksinya. Virus ini mempunyai titik panas inaktivasi 50 – 60o C. (CABI, 2005).

Gejala yang muncul pada tanaman kacang-kacangan akibat infeksi BCMV sangat bergantung pada kultivar dan umur tanaman yang terinfeksi (Udayashankar et al. 2010). Tanaman yang terinfeksi virus pada umur tanaman yang berbeda akan menunjukkan respons yang berbeda. Semakin muda tanaman diinfeksi virus, kejadian penyakit semakin tinggi dan periode inkubasi menjadi lebih singkat (Leonita, 2008).

(28)

9

virus, biasanya gejala akan muncul pada 7 - 10 hari setelah inokulasi (Djikstra & De Jager 1998).

Penularan BCMV dari satu tanaman ke tanaman lain dapat terjadi dengan tiga cara yaitu melalui benih, vektor, dan mekanis. Beberapa spesies kutu daun yang dapat menjadi vektor BCMV antara lain Aphis gossypii, Aphis craccivora, Aphis medicanigis, Aphis rumicis, Hyalopterus atriplicis, Macrosiphum ambrosiae, Macrosiphum pisi dan Macrosiphum solanifolii. Vektor BCMV yang paling penting pada tanaman kacang panjang adalah Aphis craccivora karena merupakan hama utama pada tanaman kacang panjang di Indonesia. BCMV ditularkan Aphis craccivora ke tanaman secara nonpersisten, dimana aphis mendapat virus dengan mengisap tanaman yang terinfeksi hanya dengan waktu beberapa detik, kemudian aphis akan menularkan virus dengan cepat pada tanaman sehat, setelah itu akan kehilangan virus dan tidak mampu lagi menularkan virus pada tanaman yang lain (Millah, 2007). Penularan BCMV pada benih terjadi akibat infeksi virus pada embrio benih baik itu melalui tanaman induk maupun melalui serbuk sari yang terinfeksi (Sutic et al. 1999). BCMV dapat ditularkan melalui benih, jika tanaman induk terinfeksi pada saat tanaman masih muda, dengan efisiensi mencapai 83% (Shukla et al., 1994 ; Agrios 2005).

(29)

10

telah diinokulasi disiram dengan air secara perlahan. Tanaman diinkubasikan dan diamati sampai muncul gejala.

Beberapa tanaman yang menjadi inang Potyvirus yaitu cabai rawit (Capsicum frutescens), cabai besar (Capsicum annuum), kentang (Solanum tuberosum), tomat (Lycopersicon esculentum), terong (Solanum melongena), dan tembakau (Nicotiana spp.) (Green et al., 1999). Virus BCMV dilaporkan juga dapat menginfeksi tanaman dari familia leguminoceae yang lain seperti kalopogonium/kacang asu (Jawa) (Calopogonium mucuniodes), kacang ercis (Pisum sativum), buncis (Phaseolus vulgaris L.) dan kacang tolo (Vigna unguiculata) (CABI, 2007).

2.3 Laju Infeksi

Laju infeksi merupakan percepatan infeksi yang diukur dari perbedaan luas infeksi pada saat pengamatan awal dengan infeksi pada saat akhir pengamatan per satuan rentang waktu pengamatan. Laju infeksi dibedakan dengan beratnya serangan penyakit (disease severity). Laju infeksi dapat cepat yang disertai dengan penyakit yang berat. Berat ringannya serangan penyakit ditentukan oleh virulensi patogen, ketahanan inang dan pengaruh faktor-faktor lingkungan. Semakin virulen spesies patogen, semakin rentan tanaman inang, penyakit yang terjadi akan semakin berat (Oka, 1993).

(30)

11

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas IX MTs Negeri 1 Pringsewu dalam menulis iklan baris tergolong baik sekali dengan skor rata-rata

Seperti yang sudah dijelaskan pada bab terdahulu bahwa statement read dapat digunakan untuk membaca data dari suatu file tertentu dengan menggunakan no.unit yang

Dalam uji pengaruh secara serentak menggunakan uji regresi linier berganda, didapatkan hasil bahwa keseluruhan variabel independen (sikap kerja, iklim kerja,

[r]

Bila dibandingkan dengan kedua gapura yang ada di Sumenep, Labhang Mesem adalah satu-satunya pintu gerbang yang menampilkan makhluk bernyawa (dalam hal ini

1) Wajib Pajak (dapat dibantu oleh Konsultan Pajak) melakukan peran aktif dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. 2) Wajib Pajak adalah pihak yang bertanggung

Bila jarak celah ke layar adalah L dan panjang gelombang cahaya yang digunakan adalah λ, maka jarak antara dua garis terang terdekat pada layar adalah …... Seberkas cahaya

Ruas kanan diubah bentuknya sehingga menjadi tepat sama dengan ruas kiri.. Ruas kiri dan kanan diubah menjadi bentuk lain sehingga kedua bentuk