Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Sistem corporate governance yang baik memberikan perlindungan efektif kepada para pemegang saham dan pihak kreditur, sehingga bisa meyakinkan dirinya akan memperoleh kembali investasinya dengan wajar dan bernilai tinggi. Suatu sistem corporate governance yang efektif seharusnya mampu mengatur kewenangan direksi, yang bertujuan dapat menahan direksi untuk tidak menyalahgunakan kewenangan tersebut dan untuk memastikan bahwa direksi bekerja semata-mata untuk kepentingan perusahaan. Corporate governance memusatkan perhatian pada isu fundamental yang akan berguna untuk menilai kinerja direksi berdasarkan kepentingan berdasarkan kepentingan pemegang saham.
Corporate governance yang tidak efektif merupakan penyebab terjadinya krisis ekonomi dan kegagalan berbagai perusahaan di Indonesia. Menurut Hiro Tugiman perusahaan publik di bursa saham merupakan salah satu tulang punggung perekonomian nasional, dan diharapkan dapat menjadi teladan dalam menerapkan corporate governance yang efektif. Perusahaan publik memberikan sumbangan yang sangat penting dalam memperbaiki kondisi perekonomian serta manghindari krisis ekonomi dan kegagalan dimasa depan.
Untuk membantu perusahaan dalam menilai dan mengkaji pelaksanaan GCG, maka dibentuklah suatu tim audit internal yang bertujuan untuk melaksanakan pemeriksaan terhadap obyek yang berkaitan. Berdasarkan uraian diatas, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: ”Audit intern yang memadai mempunyai peranan dalam melaksanakan perwujudan good corporate governance yang efektif”.
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini yaitu metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Penulis mencari, mengumpulkan, menyajikan, menginterprestasikan, serta menganalisis data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas yang cukup jelas atas objek yang diteliti dan kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan dengan membandingkan antara teori dan praktek yang sebenarnya.
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan pengujian hipotesis, diperoleh nilai koefisien korelasi pearson sebesar 0.263, artinya antara audit internal dan pengendalian internal persediaan terdapat hubungan positif yang rendah sebesar 0.263. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan hasil sebesar 0.016 < 0.05 menunjukan penolakan Ho atau H1 diterima. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan, maka penulis menarik kesimpulan bahwa audit internal di PT. Kerta Laksana telah memadai dan berperan dalam melaksanakan perwujudan good corporate governance yang efektif.
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………..i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ………..v
DAFTAR TABEL ………..viii
DAFTAR LAMPIRAN ………ix
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ………...1
1.2 Identifikasi Masalah ………4
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ………5
1.4 Kegunaan Penelitian ………5
1.5 Rerangka Pemikiran ………6
1.6 Metode Pemikiran ……….14
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ………16
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Peranan……….17
2.2 Audit Intern………17
2.1.1 Pengertian Audit ……... ………..17
2.1.2 Pengertian Audit Intern………..18
2.1.3 Tujuan dan Ruang Lingkup ……….………..19
2.1.4 Fungsi Audit Intern... ………22
2.1.5 Wewenang dan Tanggung Jawab Audit Intern.. …….…..23
Universitas Kristen Maranatha
2.1.7 Kecakapan Profesional…..……….……27
2.1.8 Program Audit Intern ………...….29
2.1.9 Pelaksanaan Audit Intern...30
2.1.10 Laporan dan Tindak Lanjut Audit Intern ………...……...31
2.3 Good Corporate Governance…..………...34 2.4.1 Pengertian Good Corporate Governance………...34
2.4.2 Sejarah Good Corporate Governance………35
2.4.3 Prinsip- Prinsip Good Corporate Governance…………...37
2.4.4 Unsur- Unsur Good Corporate Governance………..41
2.4.5 Karakterisitik Good Corporate Governance.. …………...46
2.4.6 Model Good Corporate Governance……….48
2.4.7 Kerangka Kerja Good Corporate Governance…………..49
2.4.8 Manfaat dan Tujuan Penerapan Good Corporate
Governance………60 2.4 Peranan Audit Intern Dalam Mewujudkan Pelaksaaan Good
Corporate Governance ………..60
BAB III. METODA PENELITIAN
3.1Objek Penelitian
3.1.1 Objek Penelitian ………....65
3.1.2 Sejarah Perusahaan ………65
3.2Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
3.2.1 Struktur Organisasi ………67
Universitas Kristen Maranatha
3.3Metoda Penelitian…...69
3.3.1 Operasionalisasi Variabel ………..70
3.3.2 Penetapan Indikator Variabel ………71
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data ………74
3.4Pengujian Data...………75
3.4.1 Uji Validitas ………..75
3.4.2 Uji Reliabilitas ………...78
3.5Rancangan Pengujian Hipotesis ………79
3.6Uji Statistik ………79
3.6.1 Penetapan Tingkat Signifikan ………..81
3.6.2 Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ………...81
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian……….….82
4.2Pembahasan Peranan Audit Intern pada P.T XYZ…………...…..83
4.3Perwujudan Good Corporate Governance pada P.T XYZ...86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………88
5.2 Saran-saran ………88
DAFTAR PUSTAKA ...x
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Penetapan Indikator variabel independen (audit intern)...………71
Table 3.2 Penetapan Indikator Dependen (GCG) ……… 72
Table 3.3 Hasil Pengujian Validitas ...76
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi
Lampiran 2 Jawaban responden
Lampiran 3 Hasil pengujian SPSS
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy. .664
Approx. Chi-Square 1035.245
df 378
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000
Rotated Component Matrix(a)
Component
1 2
A1 .412
A2 .612
A3 .522
A11 .627
A14 .445
A15 .454
A16 .406
A17 .520
A18 .467
A20 .587
A25 .730
A27 .592
A30 .592
B2 .535
B3 .645
B10 .475
B11 .758
B12 .708
B14 .598
B15 .579
B16 .471
B17 .501
B18 .474
B19 .494
B20 .740
B23 .579
B25 .521
B26 .503
B31 .512
B33 .645
Undefined error #11401 - Cannot open text file "C:\Program Files\SPSS\en\windows\spss.err": No such Undefined error #11408 - Cannot open text file "C:\Program
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. A1 4.5000 .5085 30.0 2. A2 4.3667 .4901 30.0 3. A3 4.1000 .8847 30.0 4. A11 4.2667 .4498 30.0 5. A14 4.1667 .3790 30.0 6. A15 4.2000 .4068 30.0 7. A16 4.2333 .4302 30.0 8. A17 4.1667 .3790 30.0 9. A18 4.2000 .4068 30.0 10. A20 4.1667 .3790 30.0 11. A25 4.3000 .4661 30.0 12. A27 4.0667 .5208 30.0 13. A30 4.0000 .2626 30.0
N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 54.7333 12.0644 3.4734 13
Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted A1 50.2333 10.6678 .3425 .8117
A2 50.3667 10.1713 .5287 .7961
A3 50.6333 9.4126 .3443 .8353
A11 50.4667 9.9816 .6617 .7864
A14 50.5667 10.8057 .4474 .8037
A15 50.5333 10.8782 .3803 .8078
A16 50.5000 10.8103 .3779 .8080
A17 50.5667 10.4609 .5954 .7942
A18 50.5333 10.8092 .4073 .8060
A20 50.5667 10.5299 .5654 .7962
A25 50.4333 9.9782 .6347 .7879
A27 50.6667 10.0920 .5141 .7972
A30 50.7333 11.0989 .5124 .8039 _
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
N of Cases = 30.0 N of Items = 13
Alpha = .8150
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. B10 4.5000 .5085 30.0 2. B11 4.2000 .4068 30.0 3. B12 4.1000 .3051 30.0 4. B2 4.4333 .5040 30.0 5. B3 4.2667 .4498 30.0 6. B14 4.1333 .3457 30.0 7. B15 4.1667 .3790 30.0 8. B16 4.1667 .3790 30.0 9. B17 4.1000 .3051 30.0 10. B18 4.5000 .5085 30.0 11. B19 4.2667 .4498 30.0 12. B20 4.1333 .3457 30.0 13. B21 4.2000 .4842 30.0 14. B22 4.1333 .5713 30.0 15. B23 4.1667 .3790 30.0 16. B25 4.1667 .4611 30.0 17. B26 4.1333 .3457 30.0 18. B31 4.1333 .4342 30.0 19. B32 4.2000 .4068 30.0 20. B33 4.4333 .5040 30.0
N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 84.5333 28.0506 5.2963 20
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected
Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
B10 80.0333 25.2747 .4923 .9119
B11 80.3333 24.9195 .7301 .9059
B12 80.4333 25.7713 .7057 .9079
B2 80.1000 25.0586 .5426 .9104
B3 80.2667 24.6161 .7242 .9056
B14 80.4000 26.1103 .5153 .9109
B15 80.3667 25.7575 .5587 .9099
B16 80.3667 26.0333 .4844 .9114
B17 80.4333 26.1851 .5676 .9102
B18 80.0333 25.5506 .4360 .9134
B19 80.2667 25.3057 .5619 .9097
B20 80.4000 25.2828 .7617 .9061
B21 80.3333 24.8506 .6143 .9084
B22 80.4000 24.3172 .6046 .9092
B23 80.3667 25.7575 .5587 .9099
B25 80.3667 25.5506 .4907 .9115
B26 80.4000 26.0414 .5355 .9105
B31 80.4000 25.6276 .5083 .9110
B32 80.3333 25.6092 .5527 .9099
B33 80.1000 24.9897 .5570 .9100
Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 20 Alpha = .9138
Correlations
TOTALA TOTALB
Pearson
Correlation 1 .263
Sig. (2-tailed) . .016
TOTALA
N 30 30
Pearson
Correlation .263 1
Sig. (2-tailed) .016 .
TOTALB
Kuesioner Penelitian
Pendidikan Terakhir : (mohon diisi)
a. Sarjana Muda b.S1 c.S2 d.S3 e. Lainnya . . .
Pengalaman bapak/ibu di Perusahaan ini :
a. Kurang dari lima tahun b. 5 – 10 tahun c. Lebih dari 10 tahun
Petunjuk pengisian:
Bapak/ibu silahkan menjawab pertanyaan dengan cara memberi tanda silang (X) pada jawaban yang paling diyakini.
Keterangan :
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju RR = Ragu – Ragu
Variabel Pelaksanaan Audit Intern
A. INDENPENDENSI
PERTANYAAN SS S RR TS STS
1. Auditor internal akan mampu bertugas dengan baik apabila diberikan kebebasan dalam menjalankan tugasnya.
2. Auditor internal tidak hanya berperan sebagai pemeriksa dan pengawas internal dalam organisasi saja, namun juga merupakan mitra strategik dan kerja dalam menjalankan tugas yang diembannya.
3. Auditor internal harus bersifat bebas agar tidak terjadi penekanan dan KKN dalam menjalankan tugasnya.
4. Kebebasan Auditor internal dalam memeriksa keadaan perusahaan dapat mengganggu kinerja perusahaan
5. Auditor internal harus bebas dalam kegiatan audit.
B. KECAKAPAN PROFESIONAL
PERTANYAAN SS S RR TS STS
6. Audit intern harus dilaksanakan dengan keahlian dan menggunakan kemahiran jabatan dengan seksama.
7. Sumber daya manusia yang berada didalam audit internal harus melewati seleksi yang tepat.
8. Standar pendidikan para auditor minimal S1 Jurusan akuntansi.
9. Jika di dalam perusahaan terjadi banyak pelanggaran, hal ini disebabkan auditor internal tidak bekerja secara professional.
11.Auditor internal harus cakap dalam berhubungan dengan orang-orang dan dalam komunikasi secara efektif.
PROGRAM AUDIT C.
ERTANYAAN SS S RR TS STS
P
12.Program audit intern pada perusahaan ini belum berjalan efektif.
13.Audit intern harus menilai apakah sumber-sumber digunakan secara ekonomis dan efisien.
14.Program pelaksanaan internal audit dibuat dengan kesepakatan bersama agar tercipta kerjasama yang baik antar divisi.
15.
kinerja perusahaan dan kelancaran proyek-Program audit internal sangat penting dalam hal mendukung
proyek yang telah direncanakan sebelumnya.
16.Program audit internal harus dilakukan secara periodik dan terencana.
PELAKSA
D. NAAN AUDIT
ERTANYAAN SS S RR TS STS
P
17.Internal audit perlu didukung oleh instansi secara dalam menjalankan fungsinya demi keseluruhan
meningkatkan kualitas informasi yang dihasilkan. 18.
dit yang Dukungan yang diberikan karyawan kepada audit internal dapat meningkatkan kebebasan dan lingkup au
dilakukan oleh auditor internal sewaktu bertugas.
19.Audit intern dapat berjalan tanpa dukungan dari divisi-divisi yang lain.
20.Audit intern harus direncanakan terlebih dahulu untuk masing masing audit.
21.Pelaksanaan audit intern kadang-kadang menghambat aktivitas divisi-divisi lain.
LAPORAN AUDIT E.
ERTANYAAN SS S RR TS STS
P
22.Laporan hasil audit yang disajikan audit internal sangat kan untuk menarik perhatian perusahaan relevan diguna
kearah bidang yang didalamnya terjadi penyimpangan. 23.
aran Audit internal mampu memberikan saran mengenai usaha-usaha peningkatan efektifitas melalui percepatan sas pembangunan.
24.Laporan hasil audit audit telah disosialisasikan dengan baik. 25. l terlebih dahulu melakukan analisis atas
melaporkannya dalam laporan hasil audit. Auditor interna
F. TINDAK LANJUT
RTANYAAN SS
PE S RR TS STS
26. ima konsekuensi
uditor internal yang mengindikasikan KKN dalam instansi.
Pelaku penyimpangan harus siap mener dari hasil temuan a
adanya dugaan
27.Hasil laporan audit dapat dijadikan suatu dasar dalam pengambilan keputusan manajemen yang berhubungan dengan perusahaan.
28.Dengan adanya tindak lanjut dari penyimpangan yang berhasil ditemukan oleh auditor malah akan memperburuk citra perusahaan.
29.Karyawan akan proaktif dalam menindaklanjuti segala hasil temuan dari auditor internal sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.
30.Auditor internal dapat memberikan saran-saran dalam melakukan problem solving di perusahaan.
31. ukung auditor internal dalam
dan peningkatan Karyawan akan mend
memberikan saran mengenai usaha-usaha peningkatan efisiensi melalui pengurangan pemborosan
efektifitas melalui pencapaian sasaran program pembangunan.
Va
G. CY
ERTANYAAN SS S RR TS STS
riabel Good Corporate Governance
TRANSPARAN
P
32.Keterbukaan adalah pengungkapan atas semua yang bersifat ran operasional dan keuangan secara pihak yang berkepentingan.
material dalam lapo berkala kepada
33.Perusahaan anda telah memiliki kebijakan yang mengatur hak-hak pemegang saham dan wewenang Dewan Direksi dan Komisaris secara spesifik.
34.Perusahaan anda selalu menyediakan informasi secara tepat waktu, akurat, dan didukung dengan ketersediaan teknologi yang memadai.
35.Perusahaan anda sudah mencatat dan melaporkan semua transaksi keuangan berdasarkan PABU.
36.perusahaan anda sudah mempunyai pedoman akuntansi, termasuk accounting policy dan prosedur.
37.Manajemen transparan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh internal auditor.
PE SS S RR TS STS
H. INDEPENDENCY
RTANYAAN
39.Dengan audit intern yang independen akan mepengaruhi
un yang tidak sesuai dengan peraturan perusahaan untuk lebih professional dan tidak terpengaruh oleh pihak manap
perundang-undangan yang berlaku.
40.Untuk memberantas KKN di dalam perusahaan maka harus diterapkan prinsip kemandirian.
41.Saya berani mengungkapkan ketidaklaziman dan ketidakberesan di tubuh perusahaan yang diaudit kepada pihak yang berkepentingan.
42.Dengan adanya prinsip independen pada audit intern dapat memberikan suatu bentuk pengawasan yang memadai demi terlaksananya prinsip kemandirian.
43.Peraturan dan kebijakan yang telah ditentukan perusahaan seluruhnya telah dilaksanakan karyawan
PE SS S RR TS STS
I. ACCOUNTABILITY
RTANYAAN
44.Pemegang saham harus diberikan kesempatan yang cukup emeriksa laporan keuangan sehingga kan pertanyaan yang diagendakan dalam untuk menerima dan m
dapat mengaju RUPS tahunan.
45.Komite Audit yang terbentuk di perusahaan sudah mampu mendorong terbentuknya pengendalian intern yang memadai.
46.Audit intern di perusahaan sudah mampu memberikan kepastian tentang kebenaran informasi keuangan dan tidak pernah mengalami masalah dengan pihak lain dalam menjalankan tugasnya.
47.Lembaga independen yang ada di perusahaan telah memberi masukan kepada Direksi mengenai kebijakan perusahaan 48. erikan oleh lembaga independen
ng Rekomendasi yang dib
sangat berguna sebagai pemberi arah kepada pemerintah untuk lebih memfokuskan tenaga ke bidang ya bersangkutan.
49.Saran dan kritik yang diberikan merupakan motivasi demi peningkatan kualitas
J. RESPONSIBILITY
RTANYAAN
PE SS S RR TS STS
50.Pengelolaan perusahaan harus dapat dipertanggung al dan moral kepada semua pihak ingan.
jawabkan secara form yang berkepent
52.Lingkungan disekitar perusahaan merupakan bagian dari tanggung jawab perusahaan.
53.Perusahaan telah memberikan kesempatan kerja yang luas kepada masyarakat guna mengurangi angka pengangguran. 54.Tindak lanjut dari audit intern memudahkan perusahaan
dalam proses pertanggungjawaban.
K. FAIRNESS
RTANYAAN
PE SS S RR TS STS
55.Dalam menyelesaikan konflik kepentingan antar manajemen aan mengadakan rapat antar manajemen dalam
ang cukup. maka perusah
jangka waktu y
56.Visi, misi dan tujuan yang ditetapkan perusahaan dan strategi untuk mencapainya telah dipahami oleh seluruh karyawan.
57. Manajemen memberikan perlakuan yang sama bagi tiap pemegang saham untuk mendapatkan informasi yang relevan dan akurat
58.Dewan Komisaris dan Direksi haruslah orang yang jujur, bertanggung jawab, dan dapat dipercaya.
59.Komposisi Komisaris dan Dewan Direksi di perusahaan sudah mewakili pemegang saham
60.Sistem pergantian Dewan Komisaris dan Dewan Direksi di perusahaan ditetapkan melalui RUPS dan disosialisasikan kepada stakeholders.
61.Para pemegang saham harus diberi keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-haknya berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
DISCLOSURE
Perusahaan menyampaikan informas L.
62. i laporan
keuangansecara tepat dan akurat.
63.Informasi yang disajikan dan dilaporkan kepada para pemegang saham merupakan informasi yang terbuka dan relevan.
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perusahaan memainkan peranan penting dalam kehidupan, karena
menjalankan fungsi – fungsi produksi dan distribusi barang dan jasa. Perusahaan
juga memiliki peranan penting karena terlibat secara langsung dalam proses
alokasi sumber daya yang bersifat ekonomis bagi masyarakat. Peranan ini sangat
penting mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat
terbatas dan oleh karenannya harus dapat dialokasikan seoptimal mungkin.
Perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya akan dipengaruhi oleh
suatu rerangka tata kelola (corporate governance framework). Agar perusahaan
memiliki kelangsungan jangka panjang, shareholders dan stakeholders perlu
mempertimbangkan tata kelola yang baik (good corporate governance).
Pada kondisi perekonomian seperti yang terjadi pada saat ini, pengelolaan
perusahaan telah dianggap penting sebagaimana telah diterapkan pada pemerintah
suatu negara. Pernyataan diatas telah menegaskan kedudukan penting perusahaan
– perusahaan dalam menjalankan peran mereka dalam kehidupan ekonomi dan
sosial.
Secara luas pengelolaan perusahaan dapat meliputi kombinasi antara
hukum, peraturan pendaftaran dan praktek pribadi yang memungkinkan
perusahaan tersebut menarik modal masuk, berkinerja secara efisien,
menghasilkan keuntungan dan memenuhi harapan masyarakat secara umum dan
2
sekaligus kewajiban hukum. Istilah “pengelolaan perusahaan” berkaitan dengan
hubungan antara pengelola, direktur, dan pemegang saham dari perusahaan.
Istilah tersebut juga dapat mencakup hubungan antara perusahaan itu sendiri
dengan pembeli saham dan masyarakat.
Suatu survei pada tahun 1999 oleh Pricewaterhouse Coopers terhadap
investor – investor internasional di Asia, menunjukkan bahwa Indonesia dinilai
sebagai salah satu yang terburuk dalam bidang standar – standar akuntansi dan
penataan, pertanggung jawaban terhadap para pemegang saham, standar – standar
pengungkapan dan transparansi serta proses – proses kepengurusan perusahaan.
Di Indonesia, kepemilikan perusahaan yang tidak terdaftar di bursa saham sangat
terpusat, dan persentase manajer yang termasuk dalam grup pengendali juga
sangat tinggi. Perhatian terhadap standar – standar corporate governance yang
disepakati ditingkat internasional merupakan keharusan bagi perusahaan
Indonesia.
Sistem corporate governance yang baik memberikan perlindungan efektif
kepada para pemegang saham dan pihak kreditur, sehingga mereka bisa
meyakinkan dirinya akan memperoleh kembali investasinya dengan wajar dan
bernilai tinggi. Suatu sistem corporate governance yang efektif seharusnya
mampu mengatur kewenangan direksi, yang bertujuan dapat menahan direksi
untuk tidak menyalahgunakan kewenangan tersebut dan untuk memastikan bahwa
direksi bekerja semata-mata untuk kepentingan perusahaan. Corporate
3
untuk menilai kinerja direksi berdasarkan kepentingan berdasarkan kepentingan
pemegang saham.
Corporate governance yang tidak efektif merupakan penyebab terjadinya krisis ekonomi dan kegagalan berbagai perusahaan di Indonesia. Menurut Hiro
Tugiman perusahaan publik di bursa saham merupakan salah satu tulang
punggung perekonomian nasional, dan diharapkan dapat menjadi teladan dalam
menerapkan corporate governance yang efektif. Perusahaan publik memberikan
sumbangan yang sangat penting dalam memperbaiki kondisi perekonomian serta
manghindari krisis ekonomi dan kegagalan dimasa depan.
Corporate governance didefinisikan sebagai perangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan,
pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang intern dan ekstern
lainnya yang berkaitan dengan hak – hak dan kewajiban mereka atau dengan kata
lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. Tujuan
corporate governance untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders).
Menurut Messier et al. (2005:514), definisi audit intern adalah:
"audit intern adalah aktivitas independen, keyakinan objektif, dan kondisi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi dan tujuan organisasi. Audit ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan sistematis dan disiplin ilmu untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola.”
Berdasarkan pengertian diatas nampak bahwa pelaksanaan audit intern
sangat berperan bagi manajemen yang telah menerapkan pengendalian intern yang
4
Penerapan GCG telah menjadi kebutuhan yang nyata bagi peningkatan
kinerja BUMN. Pemerintah Indonesia menyadari bahwa kontribusi BUMN
terhadap keterpurukan keuangan dan moneter negara sangat signifikan atas dasar
hal tersebut sepanjang tahun 2002, pemerintah memberlakukan beberapa
peraturan kewajiban untuk menerapkan corporate governance dilingkungan
BUMN.
Penelitian ini akan mencoba meneliti apakah pelaksanaan audit intern
yang diterapkan dapat memotivasi manajemen untuk mewujudkan prinsip Good
Corporate Governance dalam perusahaan yaitu P.T. XYZ
Bila pelaksanaan audit intern dapat menjadi salah satu faktor yang dapat
mendukung terwujudnya Good Corporate Governance berarti ada dukungan dari
dalam perusahaan itu sendiri untuk mewujudkan prinsip – prinsip Good
Corporate Governance.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengetahui sejauh mana
hubungan pelaksanaan audit intern dalam mewujudkan Good Corporate
Governance pada P.T. XYZ. Penulis merumuskan penelitian ini dengan judul: “Peranan Audit Intern Dalam Penerapan Good Corporate Governance Yang
Efektif”.
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti adalah adalah:
1. Apakah audit intern yang dilaksanakan untuk penerapan Good Corporate
5
2. Apakah audit intern telah berperan secara memadai dalam penerapan
Good Corporate Governance yang efektif?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah penerapan Good Corporate Governance telah
berjalan efektif.
2. Untuk mengetahui apakah audit intern yang memadai dapat membantu
perusahaan dalam menerapkan Good Corporate Governance yang efektif.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan serta sudut
pandang penulis mengenai pelaksanaan audit intern dengan perwujudan
Good Corporate Governance, dan memperoleh gambaran secara langsung sampai sejauh mana kesesuaian antara teori dengan praktek sesungguhnya
pada PT XYZ
2. Bagi Perusahaan, diharapkan pengumpulan dan pengelolaan data
penelitian ini menjadi informasi yang berguna sebagai bahan masukan
dalam upaya meningkatkan pelaksanaan audit intern dan perwujudan
Good Corporate Governance.
3. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu
6
Corporate Governance, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk penelitian lebih lanjut.
1.5 Rerangka Pemikiran
Di Indonesia, isu corporate governance muncul setelah krisis tahun 1997
yang mengakibatkan operasi perusahaan tersendat, nilai hutang swasta dan
pemerintah membengkak dan investor asing maupun perusahaan asing enggan
masuk ke Indonesia, dan banyaknya perusahaan yang mengalami kebangkrutan.
Penyebab terbesar kebangkrutan tersebut adalah pengelolaan perusahaan yang
buruk.
Krisis yang melanda Indonesia ini tidak lepas dari pengaruh lemahnya
penerapan good corporate governance. Minimnya perlindungan pemegang saham
minoritas menyebabkan hilangnya kepercayaan investor, terutama investor asing
untuk tetap memegang saham – saham perusahaan publik di Indonesia.
Hal ini ditandai dengan kurangnya transparansi suatu perusahaan dalam
mengelola sehingga kontrol publik menjadi sangat lemah dan terkonsentrasi,
pemegang saham besar pada beberapa keluarga menyebabkan campur tangan
pemegang mayoritas pada manajemen perusahaan sangat terasa dan menimbulkan
konflik berkepentingan yang sangat menyimpang dari norma – norma tata kelola
perusahaan yang baik.
Tantangan terbesar yang dihadapi oleh sektor corporate menerapkan good
7
Indonesia mengingat banyaknya praktik kecurangan dan praktik bisnis yang
melanggar kaidah good corporate governance.
Corporate governance adalah salah satu aspek perhitungan yang cukup signifikan saat ini. Dengan perkembangan globalisasi yang ditandai dengan
perkembangan dari teknologi dan dunia informasi membuat batasan dari tembok
pemisah negara – negara semakin tipis. Corporate governance bermula dari
konsep akuntabilitas atas asset dan sumber – sumber yang dipercayakan kepada
manajemen. Pada saat perusahaan masih nol, para karyawan dengan mudah
mempertanggungjawabkan tindakan kepada atasan atau pemilik perusahaan.
Dalam keadaan seperti ini akuntabilitas relative mudah dikelola, dimana jalur
komunikasi biasanya pendek dan langsung. Semakin besar perusahaan, pemilik
dan manajemen mempunyai jarak yang jauh, dan dewan komisaris merupakan
mediator (intuisi) yang menjembatani kedua belah pihak tersebut. Disinilah isu
akuntabilitas menjadi sangat penting. Dalam konteks ini dewan komisaris
merupakan jembatan penghubung antara pemegang saham atau pemilik dengan
eksekutif, manajer dan karyawan lain dalam organisasi.
Pada KEP-117/M-MBU/2002 pasal 1 disebutkan bahwa pengertian Good
Corporate Governance yaitu :
8
Tujuan dari corporate governance adalah “untuk menciptakan nilai
tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders)”. Secara lebih rinci,
terminologi corporate governance dapat dipergunakan untuk menjelaskan
peranan dan perilaku dari dewan direksi, dewan komisaris, pengurus (pengelola)
perusahaan, dan para pemegang saham.
Sebagaimana yang diuraikan oleh OECD (Organization for Economic
Co-operation and Development, 1998), ada empat unsur penting dalam Corporate
Governance, yaitu:
• Fairness (Keadilan). Menjamin perlindungan hak – hak para pemegang
saham, termasuk hak – hak pemegang saham minoritas dan para
pemegang saham asing, serta menjamin terlaksananya komitmen dengan
para investor.
• Transparancy (Transparansi). Mewajibkan adanya suatu informasi yang
terbuka, tepat waktu, serta jelas, dan dapat diperbandingkan yang
menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan, kepemilikan
perusahaan.
• Accountability (Akuntabilitas). Menjelaskan peran dan tanggung jawab,
serta mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan
manajemen dan pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh Dewan
Komisaris (dalam Two Tiers System).
• Responsibility (Pertanggungjawaban). Memastikan dipatuhinya peraturan
serta ketentuan yang berlaku sebagai cerminan dipatuhinya nilai – nilai
9
Jadi dapat disimpulkan prinsip – prinsip corporate governance dari OECD
menyangkut hal – hal sebagai berikut:
1. Hak – para pemegang saham,
2. Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham,
3. Peranan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam
corporate governance, 4. Transparansi dan penjelasan,
5. Peranan dewan komisaris.
Berikut ini merupakan contoh kasus dalam P.T. Astra Internasional.
Sebelum tahun 1992 keluarga Soeryadjaya adalah pemegang saham
mayoritas P.T. Astra Internasional. Perusahaan ini menerapkan corporate
governance dengan baik walaupun kepemilikan saham mayoritas terpusat ditangan satu keluarga saja. Sejak tahun 1984 P.T. Astra telah memperkenalkan
budaya perusahaan berdasarkan Catur Dharma (Empat Sikap). Catur Dharma
terdiri dari:
1. Menjadi milik yang bermanfaat bagi Bangsa dan Negara,
2. Memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan,
3. Saling menghargai dan membina kerja sama, dan
4. Berusaha mencapai yang terbaik.
Catur Dharma ini ditindaklanjuti oleh perusahaan dengan
memperkenalkan Pedoman Etika Bisnis Astra pada tahun 1985. Pada tahun 1999
10
yang baik yang harus ditaati oleh Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Ada
empat unsur yang tercakup dalam corporate governance yang ada di P.T. Astra,
yaitu keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan tanggung jawab.
Pada tahun 1990, P.T. Astra terdaftar pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya dengan indeks BEJ pada tinggkat paling tinggi mencapai Rp.
33.000,00 per saham dengan harga IPO (emisi perdana) Rp. 14.850,00. Pada
tahun itu pula, P.T. Astra meraih penghargaan Piagam Manajemen “Manajemen
Pengoperasian” dari Asian Institute of Management. Hingga tanggal 30 April
2000, pemegang saham mayoritas P.T. Astra adalah Cycle & Carriage (Mauritius)
Ltd. (CCL), dengan total saham 24,14%
Salah satu contoh bahwa corporate governance dilaksanakan adalah
adanya pengendalian manajemen P.T. Astra baik ditingkat komisaris maupun
direksi. Dimana yang menjabat sebagai dewan komisaris maupun dewan direksi
mayoritas adalah tenaga – tenaga profesional yang independen yang pada
dasarnya sudah terjadi sebelum maupun sesudah tahun 1992. Hal ini sejalan
dengan rekomendasi dalam Code For Good Corporate Governance yang
menganjurkan paling sedikit 20% dari anggota dewan komisaris maupun dewan
direksi adalah anggota independen.
P.T. Astra menyadari pentingnya dilaksanakan good corporate
governance (GCG), dimana dewan komisaris maupun dewan direksi bertanggungjawab atas pelaksanaan GCG dengan dibantu oleh semua divisi P.T.
11
lembaga pendukung untuk memastikan bahwa corporate governance telah
dilaksanakan dengan baik dilingkungan P.T. Astra.
Terbukti dengan dilaksanakannya corporate governance yang baik di P.T.
Astra, perusahaan tersebut dapat bertahan dan berkembang sekalipun ada krisis
politik dan ekonomi membuat pendapatan konsolidasi perusahaan turun, tapi tidak
menjatuhkan perusahaan. Oleh karena penerapan good corporate governance
maka P.T. Astra Internasional masih tetap menjadi yang terdepan.
Yeh, Lee, dan Woidtke (2001:48) melaporkan perusahaan keluarga yang
memiliki tingkat kontrol tinggi akan memiliki kualitas kinerja keuangan yang
rendah, dibandingkan perusahaan keluarga yang memiliki tingkat kontrol yang
rendah dan telah dimiliki secara luas oleh publlik. Lebih lanjut, mereka
menemukan bahwa nilai perusahaan lebih tinggi ketika pengendali perusahaan
menempatkan wakilnya dalam jajaran manajemen dan jumlahnya hanya minoritas
saja. Pengendali perusahaan disini maksudnya adalah adanya auditor intern yang
bersifat independen.
Satu keuntungan dengan hadirnya audit intern adalah kemampuannya
dalam memonitor dan mendisiplinkan manajemen, auditor intern memungkinkan
manajemen untuk memberikan laporan keuangan secara berkala. Hal ini
tampaknya dapat memberikan pemecahan masalah – masalah utama seputar
corporate governance yang timbul akibat tindakan buruk yang dilakukan pihak manajemen, khususnya yang menimbulkan kerugian bagi para pemegang saham
12
Audit intern sebenarnya berada dalam posisi untuk mengambil inisiatif
tindakan untuk melindungi kepentingannya dengan beban yang juga ditanggung
para pemegang saham lainnya. Audit intern perusahaan seringkali merasa bahwa
menerapkan corporate governance secara sukalera tidak memberikan keuntungan,
apabila perusahaan pesaingnya tidak melakukan hal yang serupa, misalnya
meningkatkan trasparansi secara konsisten, termasuk memberikan informasi –
informasi negatif perusahaan tentunya akan memberikan dampak buruk bagi
perusahaan.
Konsep awal corporate governance menghendaki perusahaan mampu
lebih akuntabel dan transparan kepada stakeholders. Jadi, yang diharapkan dari
corporate governance adalah proses dari dalam perusahaan untuk secara transparan dan bertanggungjawab merealisasikan tujuan perusahaan dengan
dibantu oleh audit intern (Surya, 2006: 63).
Pengertian pemeriksaan (audit) intern menurut Tugiman (2001:11) adalah
sebagai berikut:
“Pemeriksaan (audit) intern adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan, dengan tujuan membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk itu, auditor intern akan melakukan analisis, penilaian, dan mengajukan saran-saran. Tujuan audit juga mencakup pada pengembangan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar.”
lndependensi ini diperlukan agar hasil pemeriksaan tidak dipengaruhi oleh
pandangan subjektif pihak yang diperiksa. Pentingnya independensi ini karena
audit intern merupakan aktivitas profesional yang memerlukan integritas dan
13
independensi, hasil audit intern yang diharapkan tidak akan dapat diwujudkan
secara optimal (Tugiman, 2001:12).
Fungsi audit intern yang independen dapat membantu manajemen secara
efektif dalam setiap tindakan dan pengambilan keputusan atas kejadian dalam
suatu perusahaan. Fungsi audit intern juga menjamin bahwa kondisi dan kejadian
yang dilaporkan adalah benar, sehingga tindakan dan pengambilan keputusan
manajemen dapat dilakukan sebaik-baiknya maka diperlukan suatu laporan yang
menggambarkan kegiatan yang terjadi dalam suatu perusahaan, sehingga hasil
suatu perusahaan akan tercermin dalam laporan tersebut (Tugiman, 2001:21).
Perusahaan memerlukan suatu kegiatan pemeriksaan untuk mengetahui
apakah penerapan good corporate governance telah berjalan dengan efektif.
Fungsi pemeriksaan ini dilakukan oleh suatu staf audit yang merupakan bagian
dari pengendali perusahaan itu sendiri, yaitu intern audit. Fungsi intern audit ini
harus independen dari pihak yang diperiksa sehingga hasil auditnya tidak
dipengaruhi oleh pandangan subyektif pihak yang diperiksa. Dukungan
manajemen sangat diperlukan dalam menentukan hubungan antara petugas intern
audit dengan bagian-bagian lainnya untuk menghindari salah pengertian dalam
kedudukan masing-masing.
Pentingnya fungsi intern audit bagi suatu perusahaan telah dikemukakan
oleh General Accounting Office (GAO) dan dikutip oleh Cashin & James
(1998:121) sebagai berikut:
1. Menemukan berbagai situasi untuk meniadakan pemborosan dan
14
2. Menyarankan perbaikan dalam bidang kebijaksanaan, prosedur, dan
struktur organisasi.
3. Menciptakan alat-alat penguji terhadap hasil pekerjaan para individu dan
berbagai unit organisasi.
4. Mengawasi ketaatan pada syarat-syarat yang ditentukan oleh anggaran
dasar dan undang-undang.
5. Mengecek adanya tindakan-tindakan yang tidak atau belum disetujui, yang
menyeleweng dan tindakan yang tidak sesuai lainnya.
6. Mengidentifikasikan tempat-tempat yang mengandung kemungkinan
timbulnya kesulitan dalam kegiatan di masa depan.
7. Menciptakan saluran komunikasi antara berbagai tingkat kegiatan.
Berdasarkan rerangka pemikiran diatas, maka penulis menarik suatu
hipotesa yaitu sebagai berikut: ”Audit intern yang memadai mempunyai
peranan dalam penerapan good corporate governance yang efektif”.
1.6 Metodologi Penelitian
Penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan metode studi kasus
yang berarti bahwa penelitian tersebut dilakukan dengan pendekatan yang spesifik
yang meneliti masalah secara lebih mendalam (Irdiantoro, 1999:27).
Penulis melaksanakan penelitian ini dengan melakukan kegiatan
mengumpulkan, mengelola dan menganalisa data berdasarkan sumbernya yang
15
1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari pihak-pihak yang berwenang
seperti kepala bagian persediaan, dan karyawan lainnya.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan cara mempelajari dan
meneliti berbagai bahan bacaan yang berhubungan dengan penelitian.
Teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut (Cooper dan Emory, 1996:289):
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data primer yaitu dengan cara:
a. Wawancara
yaitu cara mengumpulkan data penelitian dengan mengadakan tanya jawab
secara langsung dengan pihak-pihak yang re1evan atau yang berhubungan
dengan obyek penelitian.
b. Kuesioner
yaitu membuat daftar pertanyaan-pertanyaan untuk diajukan dan disampaikan
kepada pihak perusahaan yang berhubungan dengan penelitian ini.
c. Observasi
yaitu melakukan pengamatan di lapangan secara langsung terhadap aktivitas
perusahaan yang diteliti dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
permasalahan untuk mengetahui pelaksanaan yang sebenarnya.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian Kepustakaan yaitu dengan pengumpulan data dilakukan dengan
16
hubungannya dengan pemasalahan yang akan dibahas. Data tersebut diperlukan
untuk membandingkan antara teori-teori yang ada dengan keadaan sebenarnya
pada perusahaan yang menjadi obyek penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat
memperluas wawasan penulis sehubungan dengan permasalahan yang akan
dibahas (Hasan, 2004:5).
Setelah data terkumpul yang dilakukan selanjutnya adalah menganalisis
data. Analisis ini dilakukan berdasarkan metode Korelasi Pearson karena
koefisien ini mengukur keeratan hubungan di antara hasil-hasil pengamatan dari
populasi. Perhitungan korelasi ini bisa digunakan untuk mengukur koefisien
korelasi pada data interval dan penggunaan asosiasi pada statistik parametrik
(Singgih Santoso, 2004:315)
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada PT. XYZ,
Bandung. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pembuatan mesin. Penelitian ini
diadakan pada bulan Januari 2008 sampai dengan terselesaikannya penyusunan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian pada P.T. XYZ serta pembahasan yang
berlandaskan teori, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Audit intern atas persediaan barang jadi pada PT. XYZ telah dilaksanakan
dengan memadai. Hipotesis penelitian dapat diterima karena tingkat
signifikansi menunjukkan hasil 0.016 < 0.05 untuk bagian yang terkait,
sehingga dapat disimpulkan ”Audit intern yang memadai mempunyai peranan
dalam melaksanakan perwujudan good corporate governance yang efektif”.
Koefisien korelasi antara peranan audit intern dengan perwujudan GCG
menunjukkan hasil 0.263, berarti antara audit intern dalam perwujudan GCG
menunjukan hubungan positif yang rendah.
2. Peranan audit intern pada PT. XYZ dalam mewujudkan good corporate
goverment berperan secara memadai.
5.2 Saran
Untuk mengatasi kelemahan yang ada pada perusahaan, penulis
menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Perusahaan sebaiknya lebih mensosialisasikan prinsip-prinsip A Good
Corporate Governance, khususnya pada prinsip akuntabilitas dan transparansi pada semua level manajemen agar seluruh anggota organisasi
89
dapat mengerti dan pada akhirnya dapat melaksanakan tugas,
tanggungjawab, dan wewenangnya secara lebih profesional.
2. Perusahaan membentuk lembaga khusus dalam organisasi untuk
menangani implementasi dan penyempurnaan penerapan GCG.
3. Perusahaan membentuk lembaga khusus dalam organisasi untuk
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2003. Tanya Jawab Praktik Auditing. Fakultas ekonomi
Universitas Indonesia: Jakarta.
Arens, Elder, Beasley. 2006. Auditing and Assurance Service. Prentice Hall: New
Jersey.
Hartadi, Bambang. 1991. Internal Auditing. Andi Ofset: Yogyakarta.
Hasan, Iqbal. 2003. Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Bumi
Aksara: Jakarta.
IAI. 2001. Standar Profesi Akuntan Publik. Salemba empat: Jakarta.
Sugiyono. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung.
Surya, Indra. 2006. Penerapan Good Corporate Governance. Kencana: Jakarta.
Tugiman, Hiro. 2004. Peranan auditor Internal dalam Menunjang Good
Corporate pada BUMN Indonesia.
Tugiman, Hiro. 2006. Pengenalan Manajemen Internal Audit dan Komite Audit.
YPIA: Bandung.
Tugiman, Hiro. 2006. Standar Profesi Internal Audit. Eresco: Jakarta.
Tunggal, Amin. 2007. Corporate Governance. Harvarindo.
Yeh, Lee. 2001. “Family Contol and Corporate Governance: Evidence from