• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Audit Intern Dalam Penerapan Good Corporate Governance Yang Efektif (Studi Kasus PT XYZ, Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Audit Intern Dalam Penerapan Good Corporate Governance Yang Efektif (Studi Kasus PT XYZ, Bandung)."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Sistem corporate governance yang baik memberikan perlindungan efektif kepada para pemegang saham dan pihak kreditur, sehingga bisa meyakinkan dirinya akan memperoleh kembali investasinya dengan wajar dan bernilai tinggi. Suatu sistem corporate governance yang efektif seharusnya mampu mengatur kewenangan direksi, yang bertujuan dapat menahan direksi untuk tidak menyalahgunakan kewenangan tersebut dan untuk memastikan bahwa direksi bekerja semata-mata untuk kepentingan perusahaan. Corporate governance memusatkan perhatian pada isu fundamental yang akan berguna untuk menilai kinerja direksi berdasarkan kepentingan berdasarkan kepentingan pemegang saham.

Corporate governance yang tidak efektif merupakan penyebab terjadinya krisis ekonomi dan kegagalan berbagai perusahaan di Indonesia. Menurut Hiro Tugiman perusahaan publik di bursa saham merupakan salah satu tulang punggung perekonomian nasional, dan diharapkan dapat menjadi teladan dalam menerapkan corporate governance yang efektif. Perusahaan publik memberikan sumbangan yang sangat penting dalam memperbaiki kondisi perekonomian serta manghindari krisis ekonomi dan kegagalan dimasa depan.

Untuk membantu perusahaan dalam menilai dan mengkaji pelaksanaan GCG, maka dibentuklah suatu tim audit internal yang bertujuan untuk melaksanakan pemeriksaan terhadap obyek yang berkaitan. Berdasarkan uraian diatas, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: ”Audit intern yang memadai mempunyai peranan dalam melaksanakan perwujudan good corporate governance yang efektif”.

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini yaitu metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Penulis mencari, mengumpulkan, menyajikan, menginterprestasikan, serta menganalisis data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas yang cukup jelas atas objek yang diteliti dan kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan dengan membandingkan antara teori dan praktek yang sebenarnya.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan pengujian hipotesis, diperoleh nilai koefisien korelasi pearson sebesar 0.263, artinya antara audit internal dan pengendalian internal persediaan terdapat hubungan positif yang rendah sebesar 0.263. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan hasil sebesar 0.016 < 0.05 menunjukan penolakan Ho atau H1 diterima. Berdasarkan hasil

penelitian dan pembahasan, maka penulis menarik kesimpulan bahwa audit internal di PT. Kerta Laksana telah memadai dan berperan dalam melaksanakan perwujudan good corporate governance yang efektif.

(2)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………..i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ………..v

DAFTAR TABEL ………..viii

DAFTAR LAMPIRAN ………ix

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ………...1

1.2 Identifikasi Masalah ………4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ………5

1.4 Kegunaan Penelitian ………5

1.5 Rerangka Pemikiran ………6

1.6 Metode Pemikiran ……….14

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ………16

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Peranan……….17

2.2 Audit Intern………17

2.1.1 Pengertian Audit ……... ………..17

2.1.2 Pengertian Audit Intern………..18

2.1.3 Tujuan dan Ruang Lingkup ……….………..19

2.1.4 Fungsi Audit Intern... ………22

2.1.5 Wewenang dan Tanggung Jawab Audit Intern.. …….…..23

(3)

Universitas Kristen Maranatha

2.1.7 Kecakapan Profesional…..……….……27

2.1.8 Program Audit Intern ………...….29

2.1.9 Pelaksanaan Audit Intern...30

2.1.10 Laporan dan Tindak Lanjut Audit Intern ………...……...31

2.3 Good Corporate Governance…..………...34 2.4.1 Pengertian Good Corporate Governance………...34

2.4.2 Sejarah Good Corporate Governance………35

2.4.3 Prinsip- Prinsip Good Corporate Governance…………...37

2.4.4 Unsur- Unsur Good Corporate Governance………..41

2.4.5 Karakterisitik Good Corporate Governance.. …………...46

2.4.6 Model Good Corporate Governance……….48

2.4.7 Kerangka Kerja Good Corporate Governance…………..49

2.4.8 Manfaat dan Tujuan Penerapan Good Corporate

Governance………60 2.4 Peranan Audit Intern Dalam Mewujudkan Pelaksaaan Good

Corporate Governance ………..60

BAB III. METODA PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

3.1.1 Objek Penelitian ………....65

3.1.2 Sejarah Perusahaan ………65

3.2Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

3.2.1 Struktur Organisasi ………67

(4)

Universitas Kristen Maranatha

3.3Metoda Penelitian…...69

3.3.1 Operasionalisasi Variabel ………..70

3.3.2 Penetapan Indikator Variabel ………71

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data ………74

3.4Pengujian Data...………75

3.4.1 Uji Validitas ………..75

3.4.2 Uji Reliabilitas ………...78

3.5Rancangan Pengujian Hipotesis ………79

3.6Uji Statistik ………79

3.6.1 Penetapan Tingkat Signifikan ………..81

3.6.2 Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ………...81

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian……….….82

4.2Pembahasan Peranan Audit Intern pada P.T XYZ…………...…..83

4.3Perwujudan Good Corporate Governance pada P.T XYZ...86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………88

5.2 Saran-saran ………88

DAFTAR PUSTAKA ...x

(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penetapan Indikator variabel independen (audit intern)...………71

Table 3.2 Penetapan Indikator Dependen (GCG) ……… 72

Table 3.3 Hasil Pengujian Validitas ...76

(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi

Lampiran 2 Jawaban responden

Lampiran 3 Hasil pengujian SPSS

(7)

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy. .664

Approx. Chi-Square 1035.245

df 378

Bartlett's Test of Sphericity

Sig. .000

Rotated Component Matrix(a)

Component

1 2

A1 .412

A2 .612

A3 .522

A11 .627

A14 .445

A15 .454

A16 .406

A17 .520

A18 .467

A20 .587

A25 .730

A27 .592

A30 .592

B2 .535

B3 .645

B10 .475

B11 .758

B12 .708

B14 .598

B15 .579

B16 .471

B17 .501

B18 .474

B19 .494

B20 .740

B23 .579

B25 .521

B26 .503

B31 .512

B33 .645

Undefined error #11401 - Cannot open text file "C:\Program Files\SPSS\en\windows\spss.err": No such Undefined error #11408 - Cannot open text file "C:\Program

(8)

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. A1 4.5000 .5085 30.0 2. A2 4.3667 .4901 30.0 3. A3 4.1000 .8847 30.0 4. A11 4.2667 .4498 30.0 5. A14 4.1667 .3790 30.0 6. A15 4.2000 .4068 30.0 7. A16 4.2333 .4302 30.0 8. A17 4.1667 .3790 30.0 9. A18 4.2000 .4068 30.0 10. A20 4.1667 .3790 30.0 11. A25 4.3000 .4661 30.0 12. A27 4.0667 .5208 30.0 13. A30 4.0000 .2626 30.0

N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables

SCALE 54.7333 12.0644 3.4734 13

Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted A1 50.2333 10.6678 .3425 .8117

A2 50.3667 10.1713 .5287 .7961

A3 50.6333 9.4126 .3443 .8353

A11 50.4667 9.9816 .6617 .7864

A14 50.5667 10.8057 .4474 .8037

A15 50.5333 10.8782 .3803 .8078

A16 50.5000 10.8103 .3779 .8080

A17 50.5667 10.4609 .5954 .7942

A18 50.5333 10.8092 .4073 .8060

A20 50.5667 10.5299 .5654 .7962

A25 50.4333 9.9782 .6347 .7879

A27 50.6667 10.0920 .5141 .7972

A30 50.7333 11.0989 .5124 .8039 _

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

(9)

N of Cases = 30.0 N of Items = 13

Alpha = .8150

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. B10 4.5000 .5085 30.0 2. B11 4.2000 .4068 30.0 3. B12 4.1000 .3051 30.0 4. B2 4.4333 .5040 30.0 5. B3 4.2667 .4498 30.0 6. B14 4.1333 .3457 30.0 7. B15 4.1667 .3790 30.0 8. B16 4.1667 .3790 30.0 9. B17 4.1000 .3051 30.0 10. B18 4.5000 .5085 30.0 11. B19 4.2667 .4498 30.0 12. B20 4.1333 .3457 30.0 13. B21 4.2000 .4842 30.0 14. B22 4.1333 .5713 30.0 15. B23 4.1667 .3790 30.0 16. B25 4.1667 .4611 30.0 17. B26 4.1333 .3457 30.0 18. B31 4.1333 .4342 30.0 19. B32 4.2000 .4068 30.0 20. B33 4.4333 .5040 30.0

N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 84.5333 28.0506 5.2963 20

(10)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected

Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted

B10 80.0333 25.2747 .4923 .9119

B11 80.3333 24.9195 .7301 .9059

B12 80.4333 25.7713 .7057 .9079

B2 80.1000 25.0586 .5426 .9104

B3 80.2667 24.6161 .7242 .9056

B14 80.4000 26.1103 .5153 .9109

B15 80.3667 25.7575 .5587 .9099

B16 80.3667 26.0333 .4844 .9114

B17 80.4333 26.1851 .5676 .9102

B18 80.0333 25.5506 .4360 .9134

B19 80.2667 25.3057 .5619 .9097

B20 80.4000 25.2828 .7617 .9061

B21 80.3333 24.8506 .6143 .9084

B22 80.4000 24.3172 .6046 .9092

B23 80.3667 25.7575 .5587 .9099

B25 80.3667 25.5506 .4907 .9115

B26 80.4000 26.0414 .5355 .9105

B31 80.4000 25.6276 .5083 .9110

B32 80.3333 25.6092 .5527 .9099

B33 80.1000 24.9897 .5570 .9100

Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 20 Alpha = .9138

Correlations

TOTALA TOTALB

Pearson

Correlation 1 .263

Sig. (2-tailed) . .016

TOTALA

N 30 30

Pearson

Correlation .263 1

Sig. (2-tailed) .016 .

TOTALB

(11)

Kuesioner Penelitian

Pendidikan Terakhir : (mohon diisi)

a. Sarjana Muda b.S1 c.S2 d.S3 e. Lainnya . . .

Pengalaman bapak/ibu di Perusahaan ini :

a. Kurang dari lima tahun b. 5 – 10 tahun c. Lebih dari 10 tahun

Petunjuk pengisian:

Bapak/ibu silahkan menjawab pertanyaan dengan cara memberi tanda silang (X) pada jawaban yang paling diyakini.

Keterangan :

SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju

S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju RR = Ragu – Ragu

Variabel Pelaksanaan Audit Intern

A. INDENPENDENSI

PERTANYAAN SS S RR TS STS

1. Auditor internal akan mampu bertugas dengan baik apabila diberikan kebebasan dalam menjalankan tugasnya.

2. Auditor internal tidak hanya berperan sebagai pemeriksa dan pengawas internal dalam organisasi saja, namun juga merupakan mitra strategik dan kerja dalam menjalankan tugas yang diembannya.

3. Auditor internal harus bersifat bebas agar tidak terjadi penekanan dan KKN dalam menjalankan tugasnya.

4. Kebebasan Auditor internal dalam memeriksa keadaan perusahaan dapat mengganggu kinerja perusahaan

5. Auditor internal harus bebas dalam kegiatan audit.

B. KECAKAPAN PROFESIONAL

PERTANYAAN SS S RR TS STS

6. Audit intern harus dilaksanakan dengan keahlian dan menggunakan kemahiran jabatan dengan seksama.

7. Sumber daya manusia yang berada didalam audit internal harus melewati seleksi yang tepat.

8. Standar pendidikan para auditor minimal S1 Jurusan akuntansi.

9. Jika di dalam perusahaan terjadi banyak pelanggaran, hal ini disebabkan auditor internal tidak bekerja secara professional.

(12)

11.Auditor internal harus cakap dalam berhubungan dengan orang-orang dan dalam komunikasi secara efektif.

PROGRAM AUDIT C.

ERTANYAAN SS S RR TS STS

P

12.Program audit intern pada perusahaan ini belum berjalan efektif.

13.Audit intern harus menilai apakah sumber-sumber digunakan secara ekonomis dan efisien.

14.Program pelaksanaan internal audit dibuat dengan kesepakatan bersama agar tercipta kerjasama yang baik antar divisi.

15.

kinerja perusahaan dan kelancaran proyek-Program audit internal sangat penting dalam hal mendukung

proyek yang telah direncanakan sebelumnya.

16.Program audit internal harus dilakukan secara periodik dan terencana.

PELAKSA

D. NAAN AUDIT

ERTANYAAN SS S RR TS STS

P

17.Internal audit perlu didukung oleh instansi secara dalam menjalankan fungsinya demi keseluruhan

meningkatkan kualitas informasi yang dihasilkan. 18.

dit yang Dukungan yang diberikan karyawan kepada audit internal dapat meningkatkan kebebasan dan lingkup au

dilakukan oleh auditor internal sewaktu bertugas.

19.Audit intern dapat berjalan tanpa dukungan dari divisi-divisi yang lain.

20.Audit intern harus direncanakan terlebih dahulu untuk masing masing audit.

21.Pelaksanaan audit intern kadang-kadang menghambat aktivitas divisi-divisi lain.

LAPORAN AUDIT E.

ERTANYAAN SS S RR TS STS

P

22.Laporan hasil audit yang disajikan audit internal sangat kan untuk menarik perhatian perusahaan relevan diguna

kearah bidang yang didalamnya terjadi penyimpangan. 23.

aran Audit internal mampu memberikan saran mengenai usaha-usaha peningkatan efektifitas melalui percepatan sas pembangunan.

24.Laporan hasil audit audit telah disosialisasikan dengan baik. 25. l terlebih dahulu melakukan analisis atas

melaporkannya dalam laporan hasil audit. Auditor interna

(13)

F. TINDAK LANJUT

RTANYAAN SS

PE S RR TS STS

26. ima konsekuensi

uditor internal yang mengindikasikan KKN dalam instansi.

Pelaku penyimpangan harus siap mener dari hasil temuan a

adanya dugaan

27.Hasil laporan audit dapat dijadikan suatu dasar dalam pengambilan keputusan manajemen yang berhubungan dengan perusahaan.

28.Dengan adanya tindak lanjut dari penyimpangan yang berhasil ditemukan oleh auditor malah akan memperburuk citra perusahaan.

29.Karyawan akan proaktif dalam menindaklanjuti segala hasil temuan dari auditor internal sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.

30.Auditor internal dapat memberikan saran-saran dalam melakukan problem solving di perusahaan.

31. ukung auditor internal dalam

dan peningkatan Karyawan akan mend

memberikan saran mengenai usaha-usaha peningkatan efisiensi melalui pengurangan pemborosan

efektifitas melalui pencapaian sasaran program pembangunan.

Va

G. CY

ERTANYAAN SS S RR TS STS

riabel Good Corporate Governance

TRANSPARAN

P

32.Keterbukaan adalah pengungkapan atas semua yang bersifat ran operasional dan keuangan secara pihak yang berkepentingan.

material dalam lapo berkala kepada

33.Perusahaan anda telah memiliki kebijakan yang mengatur hak-hak pemegang saham dan wewenang Dewan Direksi dan Komisaris secara spesifik.

34.Perusahaan anda selalu menyediakan informasi secara tepat waktu, akurat, dan didukung dengan ketersediaan teknologi yang memadai.

35.Perusahaan anda sudah mencatat dan melaporkan semua transaksi keuangan berdasarkan PABU.

36.perusahaan anda sudah mempunyai pedoman akuntansi, termasuk accounting policy dan prosedur.

37.Manajemen transparan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh internal auditor.

PE SS S RR TS STS

H. INDEPENDENCY

RTANYAAN

(14)

39.Dengan audit intern yang independen akan mepengaruhi

un yang tidak sesuai dengan peraturan perusahaan untuk lebih professional dan tidak terpengaruh oleh pihak manap

perundang-undangan yang berlaku.

40.Untuk memberantas KKN di dalam perusahaan maka harus diterapkan prinsip kemandirian.

41.Saya berani mengungkapkan ketidaklaziman dan ketidakberesan di tubuh perusahaan yang diaudit kepada pihak yang berkepentingan.

42.Dengan adanya prinsip independen pada audit intern dapat memberikan suatu bentuk pengawasan yang memadai demi terlaksananya prinsip kemandirian.

43.Peraturan dan kebijakan yang telah ditentukan perusahaan seluruhnya telah dilaksanakan karyawan

PE SS S RR TS STS

I. ACCOUNTABILITY

RTANYAAN

44.Pemegang saham harus diberikan kesempatan yang cukup emeriksa laporan keuangan sehingga kan pertanyaan yang diagendakan dalam untuk menerima dan m

dapat mengaju RUPS tahunan.

45.Komite Audit yang terbentuk di perusahaan sudah mampu mendorong terbentuknya pengendalian intern yang memadai.

46.Audit intern di perusahaan sudah mampu memberikan kepastian tentang kebenaran informasi keuangan dan tidak pernah mengalami masalah dengan pihak lain dalam menjalankan tugasnya.

47.Lembaga independen yang ada di perusahaan telah memberi masukan kepada Direksi mengenai kebijakan perusahaan 48. erikan oleh lembaga independen

ng Rekomendasi yang dib

sangat berguna sebagai pemberi arah kepada pemerintah untuk lebih memfokuskan tenaga ke bidang ya bersangkutan.

49.Saran dan kritik yang diberikan merupakan motivasi demi peningkatan kualitas

J. RESPONSIBILITY

RTANYAAN

PE SS S RR TS STS

50.Pengelolaan perusahaan harus dapat dipertanggung al dan moral kepada semua pihak ingan.

jawabkan secara form yang berkepent

(15)

52.Lingkungan disekitar perusahaan merupakan bagian dari tanggung jawab perusahaan.

53.Perusahaan telah memberikan kesempatan kerja yang luas kepada masyarakat guna mengurangi angka pengangguran. 54.Tindak lanjut dari audit intern memudahkan perusahaan

dalam proses pertanggungjawaban.

K. FAIRNESS

RTANYAAN

PE SS S RR TS STS

55.Dalam menyelesaikan konflik kepentingan antar manajemen aan mengadakan rapat antar manajemen dalam

ang cukup. maka perusah

jangka waktu y

56.Visi, misi dan tujuan yang ditetapkan perusahaan dan strategi untuk mencapainya telah dipahami oleh seluruh karyawan.

57. Manajemen memberikan perlakuan yang sama bagi tiap pemegang saham untuk mendapatkan informasi yang relevan dan akurat

58.Dewan Komisaris dan Direksi haruslah orang yang jujur, bertanggung jawab, dan dapat dipercaya.

59.Komposisi Komisaris dan Dewan Direksi di perusahaan sudah mewakili pemegang saham

60.Sistem pergantian Dewan Komisaris dan Dewan Direksi di perusahaan ditetapkan melalui RUPS dan disosialisasikan kepada stakeholders.

61.Para pemegang saham harus diberi keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-haknya berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

DISCLOSURE

Perusahaan menyampaikan informas L.

62. i laporan

keuangansecara tepat dan akurat.

63.Informasi yang disajikan dan dilaporkan kepada para pemegang saham merupakan informasi yang terbuka dan relevan.

(16)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perusahaan memainkan peranan penting dalam kehidupan, karena

menjalankan fungsi – fungsi produksi dan distribusi barang dan jasa. Perusahaan

juga memiliki peranan penting karena terlibat secara langsung dalam proses

alokasi sumber daya yang bersifat ekonomis bagi masyarakat. Peranan ini sangat

penting mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat

terbatas dan oleh karenannya harus dapat dialokasikan seoptimal mungkin.

Perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya akan dipengaruhi oleh

suatu rerangka tata kelola (corporate governance framework). Agar perusahaan

memiliki kelangsungan jangka panjang, shareholders dan stakeholders perlu

mempertimbangkan tata kelola yang baik (good corporate governance).

Pada kondisi perekonomian seperti yang terjadi pada saat ini, pengelolaan

perusahaan telah dianggap penting sebagaimana telah diterapkan pada pemerintah

suatu negara. Pernyataan diatas telah menegaskan kedudukan penting perusahaan

– perusahaan dalam menjalankan peran mereka dalam kehidupan ekonomi dan

sosial.

Secara luas pengelolaan perusahaan dapat meliputi kombinasi antara

hukum, peraturan pendaftaran dan praktek pribadi yang memungkinkan

perusahaan tersebut menarik modal masuk, berkinerja secara efisien,

menghasilkan keuntungan dan memenuhi harapan masyarakat secara umum dan

(17)

2

sekaligus kewajiban hukum. Istilah “pengelolaan perusahaan” berkaitan dengan

hubungan antara pengelola, direktur, dan pemegang saham dari perusahaan.

Istilah tersebut juga dapat mencakup hubungan antara perusahaan itu sendiri

dengan pembeli saham dan masyarakat.

Suatu survei pada tahun 1999 oleh Pricewaterhouse Coopers terhadap

investor – investor internasional di Asia, menunjukkan bahwa Indonesia dinilai

sebagai salah satu yang terburuk dalam bidang standar – standar akuntansi dan

penataan, pertanggung jawaban terhadap para pemegang saham, standar – standar

pengungkapan dan transparansi serta proses – proses kepengurusan perusahaan.

Di Indonesia, kepemilikan perusahaan yang tidak terdaftar di bursa saham sangat

terpusat, dan persentase manajer yang termasuk dalam grup pengendali juga

sangat tinggi. Perhatian terhadap standar – standar corporate governance yang

disepakati ditingkat internasional merupakan keharusan bagi perusahaan

Indonesia.

Sistem corporate governance yang baik memberikan perlindungan efektif

kepada para pemegang saham dan pihak kreditur, sehingga mereka bisa

meyakinkan dirinya akan memperoleh kembali investasinya dengan wajar dan

bernilai tinggi. Suatu sistem corporate governance yang efektif seharusnya

mampu mengatur kewenangan direksi, yang bertujuan dapat menahan direksi

untuk tidak menyalahgunakan kewenangan tersebut dan untuk memastikan bahwa

direksi bekerja semata-mata untuk kepentingan perusahaan. Corporate

(18)

3

untuk menilai kinerja direksi berdasarkan kepentingan berdasarkan kepentingan

pemegang saham.

Corporate governance yang tidak efektif merupakan penyebab terjadinya krisis ekonomi dan kegagalan berbagai perusahaan di Indonesia. Menurut Hiro

Tugiman perusahaan publik di bursa saham merupakan salah satu tulang

punggung perekonomian nasional, dan diharapkan dapat menjadi teladan dalam

menerapkan corporate governance yang efektif. Perusahaan publik memberikan

sumbangan yang sangat penting dalam memperbaiki kondisi perekonomian serta

manghindari krisis ekonomi dan kegagalan dimasa depan.

Corporate governance didefinisikan sebagai perangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan,

pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang intern dan ekstern

lainnya yang berkaitan dengan hak – hak dan kewajiban mereka atau dengan kata

lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. Tujuan

corporate governance untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders).

Menurut Messier et al. (2005:514), definisi audit intern adalah:

"audit intern adalah aktivitas independen, keyakinan objektif, dan kondisi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi dan tujuan organisasi. Audit ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan sistematis dan disiplin ilmu untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola.”

Berdasarkan pengertian diatas nampak bahwa pelaksanaan audit intern

sangat berperan bagi manajemen yang telah menerapkan pengendalian intern yang

(19)

4

Penerapan GCG telah menjadi kebutuhan yang nyata bagi peningkatan

kinerja BUMN. Pemerintah Indonesia menyadari bahwa kontribusi BUMN

terhadap keterpurukan keuangan dan moneter negara sangat signifikan atas dasar

hal tersebut sepanjang tahun 2002, pemerintah memberlakukan beberapa

peraturan kewajiban untuk menerapkan corporate governance dilingkungan

BUMN.

Penelitian ini akan mencoba meneliti apakah pelaksanaan audit intern

yang diterapkan dapat memotivasi manajemen untuk mewujudkan prinsip Good

Corporate Governance dalam perusahaan yaitu P.T. XYZ

Bila pelaksanaan audit intern dapat menjadi salah satu faktor yang dapat

mendukung terwujudnya Good Corporate Governance berarti ada dukungan dari

dalam perusahaan itu sendiri untuk mewujudkan prinsip – prinsip Good

Corporate Governance.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengetahui sejauh mana

hubungan pelaksanaan audit intern dalam mewujudkan Good Corporate

Governance pada P.T. XYZ. Penulis merumuskan penelitian ini dengan judul: “Peranan Audit Intern Dalam Penerapan Good Corporate Governance Yang

Efektif”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti adalah adalah:

1. Apakah audit intern yang dilaksanakan untuk penerapan Good Corporate

(20)

5

2. Apakah audit intern telah berperan secara memadai dalam penerapan

Good Corporate Governance yang efektif?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah penerapan Good Corporate Governance telah

berjalan efektif.

2. Untuk mengetahui apakah audit intern yang memadai dapat membantu

perusahaan dalam menerapkan Good Corporate Governance yang efektif.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan serta sudut

pandang penulis mengenai pelaksanaan audit intern dengan perwujudan

Good Corporate Governance, dan memperoleh gambaran secara langsung sampai sejauh mana kesesuaian antara teori dengan praktek sesungguhnya

pada PT XYZ

2. Bagi Perusahaan, diharapkan pengumpulan dan pengelolaan data

penelitian ini menjadi informasi yang berguna sebagai bahan masukan

dalam upaya meningkatkan pelaksanaan audit intern dan perwujudan

Good Corporate Governance.

3. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu

(21)

6

Corporate Governance, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk penelitian lebih lanjut.

1.5 Rerangka Pemikiran

Di Indonesia, isu corporate governance muncul setelah krisis tahun 1997

yang mengakibatkan operasi perusahaan tersendat, nilai hutang swasta dan

pemerintah membengkak dan investor asing maupun perusahaan asing enggan

masuk ke Indonesia, dan banyaknya perusahaan yang mengalami kebangkrutan.

Penyebab terbesar kebangkrutan tersebut adalah pengelolaan perusahaan yang

buruk.

Krisis yang melanda Indonesia ini tidak lepas dari pengaruh lemahnya

penerapan good corporate governance. Minimnya perlindungan pemegang saham

minoritas menyebabkan hilangnya kepercayaan investor, terutama investor asing

untuk tetap memegang saham – saham perusahaan publik di Indonesia.

Hal ini ditandai dengan kurangnya transparansi suatu perusahaan dalam

mengelola sehingga kontrol publik menjadi sangat lemah dan terkonsentrasi,

pemegang saham besar pada beberapa keluarga menyebabkan campur tangan

pemegang mayoritas pada manajemen perusahaan sangat terasa dan menimbulkan

konflik berkepentingan yang sangat menyimpang dari norma – norma tata kelola

perusahaan yang baik.

Tantangan terbesar yang dihadapi oleh sektor corporate menerapkan good

(22)

7

Indonesia mengingat banyaknya praktik kecurangan dan praktik bisnis yang

melanggar kaidah good corporate governance.

Corporate governance adalah salah satu aspek perhitungan yang cukup signifikan saat ini. Dengan perkembangan globalisasi yang ditandai dengan

perkembangan dari teknologi dan dunia informasi membuat batasan dari tembok

pemisah negara – negara semakin tipis. Corporate governance bermula dari

konsep akuntabilitas atas asset dan sumber – sumber yang dipercayakan kepada

manajemen. Pada saat perusahaan masih nol, para karyawan dengan mudah

mempertanggungjawabkan tindakan kepada atasan atau pemilik perusahaan.

Dalam keadaan seperti ini akuntabilitas relative mudah dikelola, dimana jalur

komunikasi biasanya pendek dan langsung. Semakin besar perusahaan, pemilik

dan manajemen mempunyai jarak yang jauh, dan dewan komisaris merupakan

mediator (intuisi) yang menjembatani kedua belah pihak tersebut. Disinilah isu

akuntabilitas menjadi sangat penting. Dalam konteks ini dewan komisaris

merupakan jembatan penghubung antara pemegang saham atau pemilik dengan

eksekutif, manajer dan karyawan lain dalam organisasi.

Pada KEP-117/M-MBU/2002 pasal 1 disebutkan bahwa pengertian Good

Corporate Governance yaitu :

(23)

8

Tujuan dari corporate governance adalah “untuk menciptakan nilai

tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders)”. Secara lebih rinci,

terminologi corporate governance dapat dipergunakan untuk menjelaskan

peranan dan perilaku dari dewan direksi, dewan komisaris, pengurus (pengelola)

perusahaan, dan para pemegang saham.

Sebagaimana yang diuraikan oleh OECD (Organization for Economic

Co-operation and Development, 1998), ada empat unsur penting dalam Corporate

Governance, yaitu:

Fairness (Keadilan). Menjamin perlindungan hak – hak para pemegang

saham, termasuk hak – hak pemegang saham minoritas dan para

pemegang saham asing, serta menjamin terlaksananya komitmen dengan

para investor.

Transparancy (Transparansi). Mewajibkan adanya suatu informasi yang

terbuka, tepat waktu, serta jelas, dan dapat diperbandingkan yang

menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan, kepemilikan

perusahaan.

Accountability (Akuntabilitas). Menjelaskan peran dan tanggung jawab,

serta mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan

manajemen dan pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh Dewan

Komisaris (dalam Two Tiers System).

Responsibility (Pertanggungjawaban). Memastikan dipatuhinya peraturan

serta ketentuan yang berlaku sebagai cerminan dipatuhinya nilai – nilai

(24)

9

Jadi dapat disimpulkan prinsip – prinsip corporate governance dari OECD

menyangkut hal – hal sebagai berikut:

1. Hak – para pemegang saham,

2. Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham,

3. Peranan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam

corporate governance, 4. Transparansi dan penjelasan,

5. Peranan dewan komisaris.

Berikut ini merupakan contoh kasus dalam P.T. Astra Internasional.

Sebelum tahun 1992 keluarga Soeryadjaya adalah pemegang saham

mayoritas P.T. Astra Internasional. Perusahaan ini menerapkan corporate

governance dengan baik walaupun kepemilikan saham mayoritas terpusat ditangan satu keluarga saja. Sejak tahun 1984 P.T. Astra telah memperkenalkan

budaya perusahaan berdasarkan Catur Dharma (Empat Sikap). Catur Dharma

terdiri dari:

1. Menjadi milik yang bermanfaat bagi Bangsa dan Negara,

2. Memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan,

3. Saling menghargai dan membina kerja sama, dan

4. Berusaha mencapai yang terbaik.

Catur Dharma ini ditindaklanjuti oleh perusahaan dengan

memperkenalkan Pedoman Etika Bisnis Astra pada tahun 1985. Pada tahun 1999

(25)

10

yang baik yang harus ditaati oleh Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Ada

empat unsur yang tercakup dalam corporate governance yang ada di P.T. Astra,

yaitu keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan tanggung jawab.

Pada tahun 1990, P.T. Astra terdaftar pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa

Efek Surabaya dengan indeks BEJ pada tinggkat paling tinggi mencapai Rp.

33.000,00 per saham dengan harga IPO (emisi perdana) Rp. 14.850,00. Pada

tahun itu pula, P.T. Astra meraih penghargaan Piagam Manajemen “Manajemen

Pengoperasian” dari Asian Institute of Management. Hingga tanggal 30 April

2000, pemegang saham mayoritas P.T. Astra adalah Cycle & Carriage (Mauritius)

Ltd. (CCL), dengan total saham 24,14%

Salah satu contoh bahwa corporate governance dilaksanakan adalah

adanya pengendalian manajemen P.T. Astra baik ditingkat komisaris maupun

direksi. Dimana yang menjabat sebagai dewan komisaris maupun dewan direksi

mayoritas adalah tenaga – tenaga profesional yang independen yang pada

dasarnya sudah terjadi sebelum maupun sesudah tahun 1992. Hal ini sejalan

dengan rekomendasi dalam Code For Good Corporate Governance yang

menganjurkan paling sedikit 20% dari anggota dewan komisaris maupun dewan

direksi adalah anggota independen.

P.T. Astra menyadari pentingnya dilaksanakan good corporate

governance (GCG), dimana dewan komisaris maupun dewan direksi bertanggungjawab atas pelaksanaan GCG dengan dibantu oleh semua divisi P.T.

(26)

11

lembaga pendukung untuk memastikan bahwa corporate governance telah

dilaksanakan dengan baik dilingkungan P.T. Astra.

Terbukti dengan dilaksanakannya corporate governance yang baik di P.T.

Astra, perusahaan tersebut dapat bertahan dan berkembang sekalipun ada krisis

politik dan ekonomi membuat pendapatan konsolidasi perusahaan turun, tapi tidak

menjatuhkan perusahaan. Oleh karena penerapan good corporate governance

maka P.T. Astra Internasional masih tetap menjadi yang terdepan.

Yeh, Lee, dan Woidtke (2001:48) melaporkan perusahaan keluarga yang

memiliki tingkat kontrol tinggi akan memiliki kualitas kinerja keuangan yang

rendah, dibandingkan perusahaan keluarga yang memiliki tingkat kontrol yang

rendah dan telah dimiliki secara luas oleh publlik. Lebih lanjut, mereka

menemukan bahwa nilai perusahaan lebih tinggi ketika pengendali perusahaan

menempatkan wakilnya dalam jajaran manajemen dan jumlahnya hanya minoritas

saja. Pengendali perusahaan disini maksudnya adalah adanya auditor intern yang

bersifat independen.

Satu keuntungan dengan hadirnya audit intern adalah kemampuannya

dalam memonitor dan mendisiplinkan manajemen, auditor intern memungkinkan

manajemen untuk memberikan laporan keuangan secara berkala. Hal ini

tampaknya dapat memberikan pemecahan masalah – masalah utama seputar

corporate governance yang timbul akibat tindakan buruk yang dilakukan pihak manajemen, khususnya yang menimbulkan kerugian bagi para pemegang saham

(27)

12

Audit intern sebenarnya berada dalam posisi untuk mengambil inisiatif

tindakan untuk melindungi kepentingannya dengan beban yang juga ditanggung

para pemegang saham lainnya. Audit intern perusahaan seringkali merasa bahwa

menerapkan corporate governance secara sukalera tidak memberikan keuntungan,

apabila perusahaan pesaingnya tidak melakukan hal yang serupa, misalnya

meningkatkan trasparansi secara konsisten, termasuk memberikan informasi –

informasi negatif perusahaan tentunya akan memberikan dampak buruk bagi

perusahaan.

Konsep awal corporate governance menghendaki perusahaan mampu

lebih akuntabel dan transparan kepada stakeholders. Jadi, yang diharapkan dari

corporate governance adalah proses dari dalam perusahaan untuk secara transparan dan bertanggungjawab merealisasikan tujuan perusahaan dengan

dibantu oleh audit intern (Surya, 2006: 63).

Pengertian pemeriksaan (audit) intern menurut Tugiman (2001:11) adalah

sebagai berikut:

“Pemeriksaan (audit) intern adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan, dengan tujuan membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk itu, auditor intern akan melakukan analisis, penilaian, dan mengajukan saran-saran. Tujuan audit juga mencakup pada pengembangan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar.”

lndependensi ini diperlukan agar hasil pemeriksaan tidak dipengaruhi oleh

pandangan subjektif pihak yang diperiksa. Pentingnya independensi ini karena

audit intern merupakan aktivitas profesional yang memerlukan integritas dan

(28)

13

independensi, hasil audit intern yang diharapkan tidak akan dapat diwujudkan

secara optimal (Tugiman, 2001:12).

Fungsi audit intern yang independen dapat membantu manajemen secara

efektif dalam setiap tindakan dan pengambilan keputusan atas kejadian dalam

suatu perusahaan. Fungsi audit intern juga menjamin bahwa kondisi dan kejadian

yang dilaporkan adalah benar, sehingga tindakan dan pengambilan keputusan

manajemen dapat dilakukan sebaik-baiknya maka diperlukan suatu laporan yang

menggambarkan kegiatan yang terjadi dalam suatu perusahaan, sehingga hasil

suatu perusahaan akan tercermin dalam laporan tersebut (Tugiman, 2001:21).

Perusahaan memerlukan suatu kegiatan pemeriksaan untuk mengetahui

apakah penerapan good corporate governance telah berjalan dengan efektif.

Fungsi pemeriksaan ini dilakukan oleh suatu staf audit yang merupakan bagian

dari pengendali perusahaan itu sendiri, yaitu intern audit. Fungsi intern audit ini

harus independen dari pihak yang diperiksa sehingga hasil auditnya tidak

dipengaruhi oleh pandangan subyektif pihak yang diperiksa. Dukungan

manajemen sangat diperlukan dalam menentukan hubungan antara petugas intern

audit dengan bagian-bagian lainnya untuk menghindari salah pengertian dalam

kedudukan masing-masing.

Pentingnya fungsi intern audit bagi suatu perusahaan telah dikemukakan

oleh General Accounting Office (GAO) dan dikutip oleh Cashin & James

(1998:121) sebagai berikut:

1. Menemukan berbagai situasi untuk meniadakan pemborosan dan

(29)

14

2. Menyarankan perbaikan dalam bidang kebijaksanaan, prosedur, dan

struktur organisasi.

3. Menciptakan alat-alat penguji terhadap hasil pekerjaan para individu dan

berbagai unit organisasi.

4. Mengawasi ketaatan pada syarat-syarat yang ditentukan oleh anggaran

dasar dan undang-undang.

5. Mengecek adanya tindakan-tindakan yang tidak atau belum disetujui, yang

menyeleweng dan tindakan yang tidak sesuai lainnya.

6. Mengidentifikasikan tempat-tempat yang mengandung kemungkinan

timbulnya kesulitan dalam kegiatan di masa depan.

7. Menciptakan saluran komunikasi antara berbagai tingkat kegiatan.

Berdasarkan rerangka pemikiran diatas, maka penulis menarik suatu

hipotesa yaitu sebagai berikut: ”Audit intern yang memadai mempunyai

peranan dalam penerapan good corporate governance yang efektif”.

1.6 Metodologi Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan metode studi kasus

yang berarti bahwa penelitian tersebut dilakukan dengan pendekatan yang spesifik

yang meneliti masalah secara lebih mendalam (Irdiantoro, 1999:27).

Penulis melaksanakan penelitian ini dengan melakukan kegiatan

mengumpulkan, mengelola dan menganalisa data berdasarkan sumbernya yang

(30)

15

1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari pihak-pihak yang berwenang

seperti kepala bagian persediaan, dan karyawan lainnya.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan cara mempelajari dan

meneliti berbagai bahan bacaan yang berhubungan dengan penelitian.

Teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut (Cooper dan Emory, 1996:289):

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data primer yaitu dengan cara:

a. Wawancara

yaitu cara mengumpulkan data penelitian dengan mengadakan tanya jawab

secara langsung dengan pihak-pihak yang re1evan atau yang berhubungan

dengan obyek penelitian.

b. Kuesioner

yaitu membuat daftar pertanyaan-pertanyaan untuk diajukan dan disampaikan

kepada pihak perusahaan yang berhubungan dengan penelitian ini.

c. Observasi

yaitu melakukan pengamatan di lapangan secara langsung terhadap aktivitas

perusahaan yang diteliti dan hal-hal lain yang berhubungan dengan

permasalahan untuk mengetahui pelaksanaan yang sebenarnya.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian Kepustakaan yaitu dengan pengumpulan data dilakukan dengan

(31)

16

hubungannya dengan pemasalahan yang akan dibahas. Data tersebut diperlukan

untuk membandingkan antara teori-teori yang ada dengan keadaan sebenarnya

pada perusahaan yang menjadi obyek penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat

memperluas wawasan penulis sehubungan dengan permasalahan yang akan

dibahas (Hasan, 2004:5).

Setelah data terkumpul yang dilakukan selanjutnya adalah menganalisis

data. Analisis ini dilakukan berdasarkan metode Korelasi Pearson karena

koefisien ini mengukur keeratan hubungan di antara hasil-hasil pengamatan dari

populasi. Perhitungan korelasi ini bisa digunakan untuk mengukur koefisien

korelasi pada data interval dan penggunaan asosiasi pada statistik parametrik

(Singgih Santoso, 2004:315)

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada PT. XYZ,

Bandung. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pembuatan mesin. Penelitian ini

diadakan pada bulan Januari 2008 sampai dengan terselesaikannya penyusunan

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian pada P.T. XYZ serta pembahasan yang

berlandaskan teori, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Audit intern atas persediaan barang jadi pada PT. XYZ telah dilaksanakan

dengan memadai. Hipotesis penelitian dapat diterima karena tingkat

signifikansi menunjukkan hasil 0.016 < 0.05 untuk bagian yang terkait,

sehingga dapat disimpulkan ”Audit intern yang memadai mempunyai peranan

dalam melaksanakan perwujudan good corporate governance yang efektif”.

Koefisien korelasi antara peranan audit intern dengan perwujudan GCG

menunjukkan hasil 0.263, berarti antara audit intern dalam perwujudan GCG

menunjukan hubungan positif yang rendah.

2. Peranan audit intern pada PT. XYZ dalam mewujudkan good corporate

goverment berperan secara memadai.

5.2 Saran

Untuk mengatasi kelemahan yang ada pada perusahaan, penulis

menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Perusahaan sebaiknya lebih mensosialisasikan prinsip-prinsip A Good

Corporate Governance, khususnya pada prinsip akuntabilitas dan transparansi pada semua level manajemen agar seluruh anggota organisasi

(33)

89

dapat mengerti dan pada akhirnya dapat melaksanakan tugas,

tanggungjawab, dan wewenangnya secara lebih profesional.

2. Perusahaan membentuk lembaga khusus dalam organisasi untuk

menangani implementasi dan penyempurnaan penerapan GCG.

3. Perusahaan membentuk lembaga khusus dalam organisasi untuk

(34)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2003. Tanya Jawab Praktik Auditing. Fakultas ekonomi

Universitas Indonesia: Jakarta.

Arens, Elder, Beasley. 2006. Auditing and Assurance Service. Prentice Hall: New

Jersey.

Hartadi, Bambang. 1991. Internal Auditing. Andi Ofset: Yogyakarta.

Hasan, Iqbal. 2003. Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Bumi

Aksara: Jakarta.

IAI. 2001. Standar Profesi Akuntan Publik. Salemba empat: Jakarta.

Sugiyono. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung.

Surya, Indra. 2006. Penerapan Good Corporate Governance. Kencana: Jakarta.

Tugiman, Hiro. 2004. Peranan auditor Internal dalam Menunjang Good

Corporate pada BUMN Indonesia.

Tugiman, Hiro. 2006. Pengenalan Manajemen Internal Audit dan Komite Audit.

YPIA: Bandung.

Tugiman, Hiro. 2006. Standar Profesi Internal Audit. Eresco: Jakarta.

Tunggal, Amin. 2007. Corporate Governance. Harvarindo.

Yeh, Lee. 2001. “Family Contol and Corporate Governance: Evidence from

Referensi

Dokumen terkait

(3) Makna Simbolik yang terkandung dalam penyajian tari Pirdi adalah melambangkan kehidupan manusia di bumi dan alam ini, makna dalam tari ini adalah dalam

Menganalisis ATP ( Ability to Pay ) dan WTP ( Willingness to Pay ) dari hasil survey serta analisis tarif angkutan barang berdasarkan biaya. operasional kereta api

PEMERINTAH KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU UNIT PELAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU.. Pulau Karya

 sikap  yang  ditunjukk an siswa  terkait  dengan  tanggung  jawabnya  terhadap  pelaksana

PPLHD Provinsi atau PPLHD Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) berpedoman pada tata laksana pengawasan pengelolaan limbah

(2) Biaya untuk mediator atau pihak ketiga lainnya pada penyedia jasa yang dibentuk oleh Pemerintah selain dibebankan atas kesediaan dari salah satu pihak atau para pihak

Sehubungan dengan surat BPK nomor 24/Interim.ditjenrisbang/II/2015 tanggal 25 Nopember 2015 kepada Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Ristekdikti (

Merujuk pada hakikat pengertian strategi komunikasi yang merupakan segala cara yang ditempuh dalam rangka mengkomunikasikan pesan yang akan disampaikan kepada