ABSTRAK
Di zaman sekarang ini kegiatan pembiayaan dan bentuk pembelian barang secara berangsur (kredit) berkembang dengan pesat di Indonesia, hal ini menyebabkan banyaknya lahir lembaga-lembaga pembiayaan non-bank termasuk salah satu diantaranya adalah Leasing. Masyarakat memanfaatkan adanya perusahaan leasing untuk memenuhi hasrat dan keinginan, tetapi kadang tidak dibarengi dengan kemampuan finansial ataupun pemikiran yang panjang tentang sumber pembayaran cicilan di kemudian hari dengan mempertimbangkan pendapatan, kebutuhan yang terus meningkat, dan pengeluaran dari lessor. Hal ini menyebabkan banyaknya terjadi fenomena kredit macet dalam perjanjian Leasing, dan banyak perusahaan Leasing yang bermodal besar menggunakan jasa debt collector untuk melakukan penarikan paksa terhadap benda bergerak yang berada di tangan Lesse secara sewenang-wenang tanpa mematuhi peraturan dan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis apakah pengambilalihan objek leasing oleh pihak lessor secara paksa termasuk tindakan perbuatan melawan hukum atau wanprestasi serta mengetahui dan menganalisis tanggung jawab perusahaan leasing terhadap kerugian yang ditimbulkan dari pengambilalihan objek leasing secara paksa.
Penelitian ini disusun menggunakan metode yuridis normative yaitu suatu metode menitikberatkan penelitian pada norma-norma hukum yang berpedoamn pada peraturan-peraturan. Bahan hukum primer yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen serta Data-data yang relevan dengan penelitian ini lebih difokuskan pada data sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan, dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif analisis.
ABSTRACT
Nowadays cost and purchase needs on credit have been developed rapidly in Indonesia, hence there are so many non-bank finance corporates. One of them is leasing. People benefit the leasing company to fulfil their desires and needs. However, they are not followed financial support nor thinking about how they pay their needs by taking income, increasingly needs, and expenditure from lessor into consideration. That causes a phenomenon that is hard credit in leasing agreement. There are Leasing Companies having a big capital. They pay debt collector to force arbitrarily lessee satisfying all demands stepping out applicable laws in Indonesia. This study was conducted to determine and analyze whether the object takeover the lease by the lessor forcibly including tort action or breach of contract as well as investigate and analyze the responsibilities of leasing companies against losses arising from the forcible takeover of the lease object.
Juridical normative approximation is a method used in this research. Data has relevancy with this research more focused on secondary data that has been obtained through literature study and then the data is analyzed descriptively.