• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI EKSPRESI CYCLOOKYGENASE-2 DENGAN SUBTIPE KARSINOMA NASOFARING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KORELASI EKSPRESI CYCLOOKYGENASE-2 DENGAN SUBTIPE KARSINOMA NASOFARING"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

r.

'3

4'

.*i

.

t*

KORELASI EKSPRESI CYCLOOKYGENASE-2 DENGAN SUBTIPE KARSINOMA NASOFARING

»

;

Uetakmemmwktiabtontu*y*nrtnjfau»

G«*amempvriUkfd*rSpctfadbPatologAntoiai ProgramPMdfcfifcuDokterSp»i*fo-1

BagteaFMologiAntomi

*

&

S8I Okh

iMtiDcvi NIM: 04872806001

-v,. y

V§v;;

i

ca •-

m-

•>•.

V, V *

program pendidikan dokter spesialis i FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

:- .

Z*?* KU.V-

2011

•• u v

¥%0''r ;;■■

j '-g.'

**

*

5jS&\

ri,

;

i#* i'V

(2)

r

tvfc ■ 'h

KORELASI EKSPRESI CYCLOOXYGENASE-2

DENGAN SUBTIPE KARSINOMA NASOFARING

) .

\ - j

I

r*.". v\

TESIS

Untukmemenuhisalahsatusyaratujian GunamemperolehgelarSpesialisPatologiAnatomi

ProgramPendidikanDokterSpesialis-1 BagianPatologiAnatomi

Oleh NovitaDewi NIM:04072006001

i

program pendidikan dokter spesialis i FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RSUP Dr.MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

2011

(3)

LEMBARIDENTITASDANPENGESAHAN

: dr.NovitaDewi Nama

Bagian : PatologiAnatomik

FakultasKedokteranUniversitasSriwijayaPalembang : 04072006001

: KORELASIEKSPRESI CYCLOOXIGENASE-2DENGAN SUBTIPEKARSINOMANASOFARING

NIM

JudulTesis

Palembang,29 Oktober2011 I

i Disetujui oleh: TandaTangan

'W -

PembimbingI

dr. MezfiUnita. SnPA(KI NIP. 19491224 1976022 001

PembimbingII

dr. JusufFantoni, SpPA(K).,MSc.Path.

NIP. 19480210 197710 1 001

PembimbingIII

Dr. dr.Mgs.H. IrsanSaleh,M. Biomed.

NIP. 19660929 199601 1 001

Diketahui,

KetuaProgram Studi

itologiAnatomi FKUnsri/RSMH, KetuaBagian

PatologiAnatomiFKUnsri

dr.HeniMaiilani. SpPA £&vMezfiUnita’SpPA

NIP.19590914 198601 2 19491224 197602 2 00 Y-

(4)

ABSTRAK

Latar belakang. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang cenderung di diagnosa pada stadium lanjut, sehingga angka survival rendah dan prognosis penderita buruk. Cyclooxygenase-2 merupakan suatu enzim yang diinduksi selamaperadangandan neoplastikdan terekspresipada berbagaitumor.

Penelitian ini dilakukan untukmelihatekspresicyclooxygenase-2 padakarsinoma nasofaring serta menilai korelasi ekspresi cyclooxygenase-2 dengan subtipe karsinomanasofaring

Bahan dan cara kerja. Penelitian ini merupakan studi obsevasional analisis korelatifdalam bentuk serial kasus dengan 30 sampel arsip preparat karsinoma nasofaring terdiri dari 21 kasus karsinoma nasofaring tidak berkeratin tidak berdiferensiasi dan 9 kasus karsinomanasofaring tidak berkeratin berdiferensiasi di Patologi Anatomi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dalam periode waktuJuni2010 -Juni 2011.Semuapreparatdilakukan pulasan imunohistokimia cyclooxygenase-2 dandihitungtingkatekspresinya,dianalisisdenganuji korelasi nonparametrikSpearman

Hasil. Dari 30kasuskarsinomanasofaringdiperolehpositifitas cyclooxygenase-2 adalah 63,3% dan positifitas ke-2 subtipe adalah 43,3% karsinoma nasofaring tidak berkeratin tidak berdiferensiasi dan 20% karsinoma nasofaring tidak berkeratin berdiferensiasi. Uji korelasi Spearman menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara ekspresi cyclooxygenase-2 dan subtipe karsinomanasofaring(p>0,05).

Kesimpulan. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara ekspresi cyclooxygenase-2 dan subtipe karsinoma nasofaring.

Katakunci: korelasi,karsinoma nasofaring,cyclooxygenase-2

iii

(5)

ABSTRACT

Background Nasopharyngealcarcinoma (NPC) isamalignant tumorthat tends to be diagnosedat cm advancedstage, so they have low survival rate andpoor prognosis. Cyclooxygenase-2 is an enzyme that is induced during injlammation and neoplastic and expressed in various tumors. The aim of this study is to evaluatethe expressionofcyclooxygenase-2innasopharyngealcarcinomaandto assess the correlation ofexpression ofcyclooxygenase-2 with nasopharyngeal carcinomasubtype

MaterialandMethod. This research anobservasional correlativeanalysisstudy in the form of serial cases with 30 samples of nasopharyngeal carcinoma preparations consisted of 21 cases of non keratinizing undifferentiated nasopharyngeal carcinoma and 9 cases of non keratinizing differentiated nasopharyngeal carcinoma at Anatomic Pathology ofDr. Mohammad Hoesin General Hospital in Palembang on June 2010-June 2011. Cyclooxygenase-2 immunohistochemical stains were performed and the correlation between expression ofcyclooxygenase-2 were assesses and analyzed by non-parametric Spearmancorrelationtest.

Result Thirty cases of nasopharyngeal carcinoma obtained positifity cyclooxygenase-2 is 63.3% and positifity both subtypes of nasopharyngeal carcinoma was 43.3% are non keratinizing undifferentiated nasopharyngeal carcinoma and 20% is differentiated. Spearman correlation test showed significant correlation between expression ofcycIooxygenase-2 andsubtypes of nasopharyngealcarcinoma(p> 0.05).

Conclusion. In this study we can conclude that there was no significant correlation between expression of cyclooxygenase-2 and subtypes of nasopharyngealcarcinoma

,

no

Keywords:correlation,nasopharyngealcarcinoma,cyclooxygenase-2

iv

(6)

PRAKATA

Bismillahirrohmaannirrohiim

Alhamdulillahi Robbil ‘alamin. Puji dan syukur kehadiratAllah SWT atas segala kekuatan Nya, sehingga hamba dapat limpahan rahmat, karunia dan atas

menyelesaikan penulisan tesis ini sebagai tahap akhir dan program pendidikan spesialis dalam bidang Patologi Anatomi di Fakultas Kedokteran dokter

UniversitasSriwijaya.

Berkat dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terimakasihdanpenghargaansetingginyakepada:

Kepada Rektor Universitas Sriwijaya Palembang yang

kesempatanbagipenulisuntukmengikuti ProgramPendidikanDokter Spesialisdi DepartemenilmuPatologiAnatomikFakultas KedokteranUniversitas Sriwijaya.

Terimakasih penulis ucapkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijayabeserta stafyangtelah mengizinkan penulis untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Patologi Anatomik di Fakultas Kedokteran yangdicintaiini.

telah memberikan

Kepada Ketua Program Pendidikan Dokter Spesialis I Universitas Sriwijaya Palembang, penulis ucapkan terima kasih karena juga telah memberikan kesempatan untukmengikuti ProgramPendidikanDokterSpesialis Ilmu Patologi AnatomikdiFakultasKedokteranUniversitasSriwijayaPalembang.

(7)

Tak lupa pulapenulis ucapkan terimakasih kepada Direksi dan stafpimpinan Mohammad Hoesin Palembang yang telah memberikan fasilitas dan kemudahanselamapenulismenjalani pendidikan.

Ucapan terima kasih tak terhingga penulis sampaikan untuk seluruh guru dan parakonsulenmudabagianPatologi Anatomikatas bimbingan,nasehat,perhatian diberikan selama penulis menjalani masa RSUP Dr.

dan dorongan semangat yang

pendidikandibagianPatologiAnatomik.

Kepada dr. Heni Maulani, SpPA(K) selaku kepala Departemen Patologi Anatomi RSUP Dr. Mohammad Hoesin, penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga yang telah memberikan kesempatan, bimbingan dan arahan selama penulismenjalanipendidikan.

Secarakhususataskerendahanhati penulismengucapkanterimakasihyang tak terhinggakepadadr.MezfiUnita, SpPA(K), selakuKetuaProgram Studi Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya,juga selaku Pembimbing I yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian ini serta bimbingan, ilmu dan pengetahuan patologi anatomi serta perhatian dan nasehat selamapenulismengikutipendidikan.

Kepada dr. JusufFantoni, SpPA(K), MSc.Path. sebagai pembimbing II pada penelitian ini, penulismengucapkanterimakasih takterhingga atas bimbingannya baikdalamkegiatanpendidikan sehari-hari,yang banyakmemberi masukkan, ide dankritikanyangmembangunterhadappenyelesaianpenulisantesis ini.

Kepada Dr. dr. Mgs. H. Irsan Saleh, M.Biomed, sebagai pembimbing metodologi, terimakasih atas bimbingan yang berguna bagi penyelesaian dan

vi

(8)

I

penyempurnaan tesis ini danjugakepada dr. Mutiara Budi Azhar, SU, M.MedSc g telah berkenan meluangkan waktunya bagi penulis untuk berkonsultasi dan memberimasukan-masukanuntukkesempurnaantesisini.

Kepada dr. Henny Sulastri, SpPA(K) sebagai sekretaris pendidikan PPDS I ilmu Patologi Anatomi FK Unsri, penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga atas bimbingan, ilmu dan pengetahuan patologi anatomi selama menjalanipendidikanyangbermanfaatbagipenulis.

Kepadadr. H.ZulkamainMusa, SpPA,sebagaikepalaInstalansiLaboratorium Patologi Anatomik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, penulis mengucapkan terimakasihtak terhingga atas bimbingan dan kiat-kiat manajemen pengembangan Laboratorium Patologi Anatomik yang dapat bermanfaat bagi penulisdidaerahnanti.

Terimakasih tak terhingga kepada dr. Rasjid HS, SpPA atas bimbingan dan mengajarikami dengan semangat mengajaryang tinggi mulai dari tahun pertama saya menjalani pendidikan dibagian Patologi Anatomi sampai saat ini, terutama mengenai ilmu-ilmudasarpatologianatomi.

Kepada dr. Fifie Julianita, SpPA, penulis mengucapkan terimakasih tak terhingga yang telah memberikan bimbingan, ilmu dan pengetahuan patologi anatomi selamamenjalanipendidikanyangbermanfaatbagipenulis.

Taklupapenulissampaikanterimakasihtakterhinggakepadadr.KrisnaMurti, MBiotech, SpPA, atas bimbingan dan memotivasi untuk membuka

terhadapperkembanganilmudanteknologidibidangPatologiAnatomik.

yan

wawasan

vii

(9)

I

Terimakasih tak terhingga kepada dr. T.B Aulia, SpPA atas bimbingannya ilmudanpengetahuanpatologianatomiselamamenjalanipendidikan.

Terimakasihtakterhinggapenulissampaikan kepadadr. IkaKartika, SpPA, dr.

AidaFarida, SpPA,dr. Nursanti Apriyani, SpPA, dr. Kartika Sari, SpPA, drNovi Triana, SpPA,.dr. Wresnindyatsih, SpPAdandr.AspitrianiSpPAmenjadi tempat bertanyaselamasayamengikutipendidikandipatologiAnatomi khususnyadalam haldiagnosis.

Kepada dr. Suly Auline Rusminan, dr. Elda Rusnita dan dr. Winta mayanti, selaku teman seangkatan yang sama-sama beijuang menyelesaikan tugas akhir sertadr. Mona Oktarinadan dr. CitraDewi yang membantupengeditanpenulisan ini dan seluruhteman sejawat pesertadidik PPDS I Patologi Anatomi yang tidak dapatsayasebutkansatupersatu, saya sangatberterimakasihtelahmembantusaya selamamenjalani dan sampaimenyelesaikanpendidikanini.

Khususnya kepada semua karyawan dan tehnisi di Patologi Anatomi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih banyak telah membantu dan memberisemangatpadasayadalammelakukandanmenyelesaikanpenelitianini.

Kepadakeduaorangtuatercintaibundadanayahanda serta ibumertua, tak ada katayangdapat penulisucapkanuntukmengungkapkanterimakasihtakterhingga atas segala do’a dan pengorbanan mereka selama ini dan tak henti-hentinya memberikandorongandanmotivasiterhadappenulis.

Orang yang pemberi semangat dibalik ini semua suami tercinta Hendri yang sangat memahami dan terus memotivasi tiada

bersemangatdalammenjalani danmenyelesaikanpendidikanini.

henti agar penulis selalu

viii

(10)

Ucapan terimakasih ini tidak sebanding dengan segala apa yang telah sejawat dan keluarga untuk diberikan, oleh instansi, guru-guru,

kelangsungan pendidikan penulis. Namun hanya untaiankata ucapan terimakasih inilah yang mampu penulis tuangkan dalam karya tulis ini. Semoga Allah

teman

*

Subhannahu wa Ta’ala memberikan pahala yang setimpal atas semua budi baik telah diberikan kepada penulis dan semoga karya tulis ini berguna bagi

s

yang

semua. Amin.

Palembang, Oktober2011 Wassalam,

Penulis.

ix

(11)

Kata-kata'Bijak:

“Kekuatan tidak datang dari kemenangan. TerjuanganCah yang membangun kekuatan. Jika kita terus berjuang melewati kesudtan dan memutuskan untuk tidakpernah menyerah, maka itulahyang disebutkekuatan*

DituCissebagaidedikasi kepada Departemen TatoCogi Anatomi, temansejawat,guru, orang tuadan suami.

(12)

UPT PERPUS TAKAAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA.

No. DAFTAR: 112539

DAFTAR ISI

T.VS'

j

^AL :

,V ;

V 2u*’

HALAMANJUDUL... 1

HALAMANIDENTITAS DANPENGESAHAN PENELITIAN U

ABSTRAK. 111

ABSTRACT. IV

PRAKATA v DAFTARISI XI

DAFTARTABEL xv DAFTARGAMBAR XVI

DAFTAR BAGAN xvn

DAFTARLAMPIRAN xvm

DAFTARSINGKATAN XIX

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 LatarbelakangPermasalahan. 2

1.2RumusanMasalah 3

1.3 HipotesisPenelitian 4

1.4TujuanPenelitian 4

1.4.1 TujuanUmum 4

1.4.2TujuanKhusus 4

1.5ManfaatPenelitian 4

xi

(13)

BAB IITINJAUANPUSTAKA 5

2.1 Nasofaring... 5

2.1.1 AnatomidanHistologiNasofarmg 5

2.2KarsinomaNasofaring 6

2.2.1 Terminologi... 6

2.2.2Klasifikasi KarsinomaNasofarmg 6

2.2.3 StadiumKlinik. 7 2.2.4Etiologi 8

2.2.4.1 VirusEpsteinbarr. 8 2.2.4.2 FaktorGenetik 9 2.2.4.3 FaktorLingkungan 9 2.2.5 Histopatologi 10

2.2.5.1 KarsinomaSelSkuamousBerkeratin 10

2.2.5.2KarsinomaTidakBerkeratin 11

2.2.5.3 KarsinomaSel SkuamousBasaloid 13

2.2.6 PatogenesisKarsinomaNasofaring 14

2.2.7 HubunganEBV denganCyclooxygenase-2 17

BABIII KERANGKAKONSEPTUAL 19

BABIVMETODEPENELITIAN 21

4.1 RancanganPenelitian 21

4.1.1 JenisRancanganPenelitian 21

4.1.2TempatdanWaktuPenelitian 21

xii

(14)

4.2PopulasidanSampel 21

4.3KriteriaPenerimaandanPenolakan 22 4.3.1 KriteriaPenerimaan 22

4.3.2KriteriaPenolakan 22

4.4Definisi Operasional... 22 4.5PeralatandanBahanyangdigunakanpadapemeriksaan

HistopatologidanImmunohistokimia...

4.5.1 Peralatanpemerosesandanpemulasanjaringan—

4.5.2PeralatanpemulasanImmunohistokimia...

23 24 24 4.5.3AntibodiPrimer 25

4.5.4Mikroskop 25 4.6 CaraKeija 26

4.6.1 Proses pulasanImmunohistokimiadenganteknik

Imunoperoksidase 26

4.6.2PenilaianhasilImmunohistokimia. 28

4.7AlurPenelitian 30

4.8AnalisisData. 31

4.9PersonaliaPenelitian 31

BABVJUSTIFIKASIETIK 32

5.1 RangkumanKarakteristik. 32

5.2ProsedurPelaksanaanEtik 33

5.3 AnalisisKelayakan 33

5.4 Simpulan 33

xiii

(15)

BABVIHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN 34 6.1 KarakteristikUmumPenderita 34

6.1.1 UmurPenderita 34 6.1.2 JenisKelamin. 35

6.1.3 KlasifikasiHistopatologi 36

6.2 EkspresiCyclooxygenase-2pada SubtipeKarsinoma

37 Nasofaring.

6.3 KorelasiEkspresiCyclooxygenase-2(nilaiimunoreaktifitas)

denganSubtipeKarsinomaNasofaring 40

BABVIISIMPULANDAN SARAN 41

7.1 Simpulan 42

7.2Saran 43

DAFTARPUSTAKA 44

xiv

(16)

DAFTARTABEL

Halaman Tabel 1.KlasifikasiStadiumklinisberdasarkanTNM 7

Tabel2. Distribusikarsinomanasofaringberdasarkankelompokumur. 35 Tabel3. Distribusikarsinomanasofaringmenurutjeniskelamin 36 Tabel4.Distribusikarsinomanasofaringberdasarkanklasifikasi

histopatologi 36

Tabel5. Distribusidanpersentasedariperluasandanintensitas

cyclooxygenase-2padasubtipekarsinomanasofaring 38 Tabel6. Skorimunoreaktifitascyclooxygenase-2padasubtipe

karsinomanasofaring 39

Tabel7.Positifitas cyclooxygenase-2padasubtipekarsinomanasofaring...

Tabel8. Analisiskorelasiekspresi cyclooxygenase-2 (nilaiimunoreaktifitas) padaKNFtidak berkeratinberdiferensiasi danKNFtidakberkeratin

39

tidakberdiferensiasi, 41

xv

(17)

DAFTARGAMBAR

Halaman Gambar1 GambaranAnatomiNasofaring. 5

Gambar2Karsinomanasofaring jenissel skuamosaberkeratin 11

Gambar3 Karsinomanasofaringtidakberkeratinjenistidakberdiferensiasi.. 12 Gambar4Karsinomanasofaringtidakberkeratinjenisberdiferensiasi 12 Gambar5 Basaloidskuamoussel karsinomanasofaring 13

Gambar6JarasLMP1padakarsinomanasofaring 16

xvi

(18)

a

DAFTARBAGAN

Halaman

BaganKonseptual 20

BaganAlurPenelitian 30

xvii

(19)

DAFTARLAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Suratizinmenggunakanarsipblokdanpreparat. 47

Lampiran2. Sertifikatkelayakan etik. 48

Lampiran3.KlasifikasihistologikarsinomanasofaringmenurutWHO.... 49 Lampiran4. Dataindukhasilpulasanimunohistokimia. 50 Lampiran5. GambarmikroskopispulasanimunohistokimiaCOX-2 52

Lampiran6. DaftarRiwayatHidup 54

xviii

(20)

DAFTARSINGKATAN

KarsinomaNasofaring KNF

Epstein-barrvirus Cyclooxygenase-2 EBV

COX-2

LatentMembraneProtein LMP1

VascularEndothelialGrowthFactor VEGF

HumanLeukositAntigen HLA

TumorNecrosisFactor TNF

TumorNecrosisFactorReceptorAssociatedFactors TRAF

TumorNecrosisFactorReceptorAssociatedDeathDomain TRADD

Protein

IntercelularAdhesionMolecular-1 ICAM-1

Interleukin-6 IL-6

NuclearFactorkappaB NFkB

c-JunN terminalKinase JNK

ActivatorProtein-1 AP-1

MitogenActivatedProteinKinase MAPK

JAK JanusKinase

SignalTranducerandActivatorofTranscription C-TerminalActivatingRegion 1

C-TerminalActivatingRegion2 C-TerminalActivatingRegion3 STAT

CTAR1 CTAR2 CTAR3

xix

(21)

BABI PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakangPermasalahan

nasofaring merupakan tumor ganas regio kepala dan leher yang terbanyak ditemukan pada ras mongoloid di Asia dan China Selatan dengan insiden berkisar antara 15-50% petahun (Chan et al 2002)P Pada tahun 2000 secara global dijumpai sekitar 65.000 kasus baru dan sebanyak 38.000 kasus kematian di seluruh dunia.3,4,5,6

Di Indonesia karsinoma nasofaring merupakan penyebab utama kematian, insidennya relatif tinggi pada laki-laki sebanyak 5,7 dan 1,9 wanita per 100.000 dibandingkan dengan insiden di seluruh dunia yaitu 1,9 pria dan 0,8 pada wanita.6 Data registrasi kanker IAPI tahun 2006 menunjukkan bahwa kanker nasofaring menempati urutan pertama dari semua tumor ganas primer pada laki-laki sebanyak 687 kasus dan urutan ke-8 pada perempuan sebanyak 306 kasus.7 Kelompok yang berisikotinggiadalahkelompokusiadiatas30tahundenganpuncaknyapadausia40- 60tahundan sebagiankecil padamasakanak-kanak.2,3

Kasus karsinoma nasofaring di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang berdasarkan arsip catatan rekam medik di Sentra Diagnostik Patologik Anatomik tahun 2008 sampai 2010 menunjukkan adanya peningkatan menjadi 40 kasus per tahundarikasussebelumnya25 kasuspertahun.

Karsinoma

7'

i

Up p

(22)

2

Karsinomanasofaringtidakberkeratinjenisyangtidakberdiferensiasi merupakan jenis terbanyak mencapai 78%, diikuti karsinoma nasofaring tidak berkeratin berdiferensiasi 17% dan karsinoma nasofaring berkeratin jenis sel skuamous berkeratin 5%.Subtipe histologi diatassesuai dengan penyebarandi daerahendemik dimanajenis yangtidak terdiferensiasi merupakan tipe histologik utama dan sisanya

8

jenisberdiferensiasidan sel skuamousberkeratin.

Penanganan karsinoma nasofaring sampai saat ini masih merupakan suatu problemakarenakesulitandiagnosisdinidanrelapssetelahpengobatankonvensional, sehinggasebagianbesarpenyakitsecaralokalberlanjutdanmetastasis.

Kemajuan dalam bidang ilmu biologi molekuler telah menghasilkan pemahaman lebih baik terhadap marker biologi yang mungkin akan mempunyai nilai prognostik dan prediktif untuk penderita karsinoma nasofaring. Enzim cyclooxygenase-2 merupakan suatu sintesis prostaglandin yang terinduksi selama peradangan dan proses neoplasma. Cyclooxygenase-2 terekspresi pada berbagai macam tumor dan turut serta dalam karsinogenesis, termasuk peran dalam angiogenesisdan supresisertaapoptosis.

Ekspresi atau overekspresi cyclooxygenase-2 (COX-2) telah dievaluasi pada karsinoma nasofaring dan ekspresinya sering terlihat pada perkembangan epitel nasofaring dari normal ke displastik dan ke karsinoma juga berbagai subtipe karsinomanasofaring,dantelahdipublikasi padapenelitian sebelumnya,menurutTan dan Putti perbedaan proporsi pada masing-masing subtipe dengan ekspresi cyclooxygenase-2 signifikansinyakecil(p=0,058)10sementaramenurutBaidan Tang, yang

10,11

(23)

3

dengan klasifikasi patologi karsinoma hubungan ekspresi cyclooxygenase-2

ofaring tidak signifikan (P>0,05) tapi ekspresinya sangat signifikan pada yang telah metastasis pada kelenjar getahbening leher (p<0,05)12 dan Tan menunjukkan nas

hubungan ekspresi cyclooxygenase-2dan prognosisburukpadakarsinoma nasofanng jenistidakberdiferensiasi.13

Berdasarkan perbedaan hasil dari penelitian sebelumnya maka tertarik untuk mengidentifikasi ekspresi cyclooxygenase-2 pada subtipe karsinoma nasofaring dan ditujukan untuk target pengobatan penderita karsinoma nasofaring. Baru-baru ini, inhibitor cyclooxygenase-2 telah terbukti menurunkan pertumbuhan dini sel karsinoma nasofaring dengan menghambat tiga jenis sel tumor nasofaring yaitu CNE1,CNE2dan. SUNE9’14

Penelitianyangakandilakukan untukmengidentifikasiekspresicyclooxygenase-2 pada penderita karsinoma nasofaring dan seberapa besar hubungan ekspresinya dengan berbagai tipe karsinoma nasofaring, sebagaimana perannya yang ditujukan untuktargetpengobatan pada karsinoma nasofaring. Sejauh ini belumada penelitian dandatatentanghal ini di Sentra DiagnostikPatologi Anatomik FakultasKedokteran UniversitasSriwijaya/RSUPdr. MohammadHoesinPalembang.

1.2 RumusanMasalah

Bertitik tolak dari uraian latar belakang, rumusan masalah pada penelitian ini adalahapakahadakorelasi tingkatekspresi COX-2padakarsinoma nasofaring

(24)

4

1.3 HipotesisPenelitian

Ho=Tidakadakorelasitingkatekspresicyclooxygenase-2dengansubtipe KNF Hi=Terdapatkorelasitingkatekspresicyclooxygenase-2 dengansubtipeKNF.

1.4 TujuanPenelitian 1.4.1 TujuanUmum

Mengetahui korelasi tingkat ekspresi cyclooxygenase-2 dengan karsinoma nasofaring.

1.4.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi berbagaisubtipehistopatologi karsinomanasofaring.

2. Mengidentifikasi tingkat ekspresi cyclooxygenase-2 pada berbagai subtipe histopatologi karsinomanasofaring

3. Menilai korelasi imunoreaktifitas antara tingkat ekspresi cyclooxygenase-2 denganberbagaisubtipekarsinomanasofaring.

1.5 ManfaatPenelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu prognosis penderitakarsinoma nasofaringsehinggatingkatekspresicyclooxygenase-2 dapatdigunakansebagai acuantambahan untukmanajementargetterapi penderitakarsinomanasofaring, khususnyadi RSUPdr. Mohammad HoesinPalembang.

(25)

DaftarKepustakaan

1. Chan ATC, Teo PML, Jhonson PJ. Review nasopharyngeal carcinoma. Annals of Oncology.2002;(13):1007-1015

2. Zeng MS, Zeng YX. Pathogenesis and etiology ofnasopharyngeal carcinoma. In:

NasopharyngealCancer.MedicalRadiology. Springer.2010:p9-25

3. Chan JKC, Bray F, McCarron P, Foo W, Lee AWM, Yip T, Kuo TT et al.

Nasopharyngealcarcinoma. In:Leon B, John WE, Peter R, David S,editors, WHO ClassificationofTumours. PathologyandGeneticsHead andNeckTumours. Lyon, France:IARCPress.2005:p83-97

4. StewartBW,KleihusP,Editors.WorldCancerReport. Lyon:IARCPress.2003 5. ArmandJP,BemierJ,BossiP. CancerofNasopharinx. STARTOncologyinEurope.

2004. Available at: file:///E:/Cancer%20of%20nasopharvnx.htrn# (Accessed: Des 20,2010)

6. Renske F, Maarten AW, Beni S, Sofia MH, Bing T. Knowledge of general practitioners about nasopharyngeal cancer at the puskesmas in Yogyakarta, Indonesia. BMC medical education 2010 november; 10(81);1-6. Available from http://\v\v\v.biomedcentral.com/ (Accessed: Jan 19,2011)

7. DirektoratJendral Pelayanan Medik Departemen Keseshatan RI, Registrasi Kanker Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia, Yayasan Kanker Indonesia.

Kankerdi Indonesia Tahun 2006 data histopatologik. Jakarta:Direktorat Jenderal PelayananMedikDepartemenKesehatanRI;2006.

8. Ou SHI, Zell JA, Culver AH. Epidemiology of nasopharyngeal carcinoma in the United States: improved survival of Chinese patients within the keratinizing squamouscellcarcinomahistology.AnnalsofOncology2007;18:29-35

9. Soo RA,Wu J, Aggarwal A, Tao Q, Hsieh W, Putti T, et al. Celecoxib reduces microvessel density in patientstreated with nasopharyngeal carcinoma and induces changesingeneexpression.AnnalsofOncology2006;17:1625-163o

10. Tan KB, Putti TC. Cyclooxygenase 2 expression in nasopharyngeal carcinoma:

immunohistochemical findingand potential implication. J Clin Pathol2005;58:535- 538

11. SooR, PuttiT,TaoQ,GohBC,Lee KH, etal. Overexpressionofcyclooxygenase-2 in nasopharyngeal carcinomaandassociation withepidermal growth factor receptor expression.Archotolaiyngolheadnecksurg2005;131:147-152

44

(26)

45

12. Bai W, Tang J. The expression and relationship of cyclooxygenase-2 and latent Journal of clinical membrane protein-1 in nasopharyngeal carcinoma.

otorhinolaryngologyheadandnecksurgery:2009feb;23(3):105-108

13. Tan LKS, Loh WS, editors. Cyclooxygenase-2 over-expression found in nasopharyngeal carcinoma.Proceedingofthe 106^ annualmeetingofthe American Academy ofOtolaryngology-Head andNeck SurgeryFoundation; 2002 September;

SanDiego,CA;2002

14. Chen PY, Long QC. Effects ofcyclooxygenase-2 inhibitors on biological traits of nasopharyngealcarcinomacells.ActaPharmacolSin:2004;25(7):943-949

15. Mills, StaceyE. Histology forPathologists. 3"1 ed. Lippincott Williams & Wilkins 2007:p440

16. Rossai.Nasopharyngealcarcinoma.ImRosaiandAckerman’s SurgicalPathology. 9*

ed.Philadelphia, USA:Mosby.2004:7(1):306-308

17. Margaret B, Gensler. Nasopharyngeal Carcinoma. In: Silverberg’s principles and practies ofsurgicalpathologyandcytopathology4thed.: 793-794.

18. RegauerS. Nasopharynx and Waldeyer’s ring. In: Pathology ofthe head and neck.

CardesaA,SlootwegPJ.ed. Springer.2006:pl71-173

19. Mendenhall WM, WemingJW, PfisterDG.Nasophaiynx. In: DevitaVT, Lawrence TS, Rosenberg SA. Cancer principles & practice of oncology. 8* ed. Vol 1.

LippincottWilliams&Wilkins.2008.p855-5

20. XuJW, Ahmad A. Analysissignificanceanti-latent membrane protein-1 anti bodies in the sera ofpatient with EBV associated disease. The American association of immunologist;2000;164:2815-2822

21. Niedobitek G. Epstein-Barr virus infection in the pathogenesis ofnasopharyngeal carcinoma.JClinPathokMolPathol2000;53:248-254

22. Raab-TraubN Epstein-Barrvirus inthe pathogenesis ofNPC. SeminCancerBiol 2002;12(6):431-r441

23. Zeng YX, Jia WH. Familial nasopharyngeal carcinoma. Semin Cancer Biol 2002- 12(6):443-450

(27)

46

24. Shih-Hsin Wu L. Constmction of evolutionary tree models for nasopharyngeal using comparative genomic hybridization data. Cancer Genet Cytogenet carcinoma

2006;168(2):105-108

25.Tjia WM, Sham JS, Hu L, et al.Characterization of 3p, 5p, and 3q in two nasopharyngeal carcinomacell lines, using region-specifi c multiplex fl uorescence insituhybridizationprobes.CancerGenetCytogenet2005;158(1):61—66

26. Zheng H, Li L, Hu D, Deng X, Cao Y. Role ofEpstein-baiT virus encoded latent membrane protein1 in the carcinogenesis ofnasipharyngeal carcinoma. Cellular &

molecularimmunology2007;4(3):185-196

27. LoK,HuangPW,LeeCK Geneticchangesinnasopharyngeal carcinoma. ChinMed J 1997;110(7):548—549

28. ThomsonLDR. Updateonnasopharyngeal carcinoma. Head andNeckPathol 2007;

1:81-86(Accessed:May5,2011)

29. Gullo C,LowWK, Teoh G AssociationofEpstein-Barrvirus with nasopharyngeal carcinomaand currentstatus ofdevelopmentofcancer-derivedcell lines. AnnAcad MedSingapore2008;37(9):769-777

30. MuronoS,InoueH,TanabeT, JoabI,YoshizakiT,FumkawaM, etal. Induction of cyclooxygenase-2 by epstein-barr virus latent membrane protein 1 is involved in vascular endothelial growth factor production in nasopharyngeal carcinoma cell.PNAS2001june;98(12):6905-6910(Accessed:Jan11,2011)

31. ChouJ, LinYC, KimJ, etalNasopharyngeal carcinoma-reviewofthe molecular mechanismsoftumorigenesis.HeadNeck2008;30(7):946-963

32. KimK, WuHG,ParkSW,Kim SJ, ParkCl. ExpressionofCyclooxygenase(COX)2 as a prognostic factor in nasopharyngeal cancer. Cancer Research and Treatment 2004;36(3);187-191

33. KaulR, VermaSC,Murakami M,Lan K,ChoudhurinT, RobertsonES. Epstein-barr virusproteincanupregulatecyclooxygenase-2expressiontroughassociationwiththe suppressorofmetastasisNm23-Hl.Journalofvirology2006:80:(3):1321-1331 34. Sobolewski C, Cerella C, Dicato M, Ghibelli L, Diederich M. The role of

cyclooxygenase-2 in cell proliferation and cell death in human malignancies.

InternationalJournalofCellBiology2010:1-21

Referensi

Dokumen terkait

Setelah ditandatangani oleh kepala lurah dan diserahkan kepada bagian seksi pemerintahan, surat tersebut di fotocopy untuk dijadikan arsip, Kemudian surat keterangan

Berdasarkan proses training, didapatkan output dengan tingkat keakuratan peramalan extreme learning machine, Mean Square Error (MSE) paling kecil yaitu 0,0082

Penggunaan teknologi informasi di dalam pengelolaan keuangan daerah telah diakomodir dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 225 yang memperkenankan

2) Melihat pengaruh Capacity, terhadap Penyaluran kredit modal kerja. 3) Melihat pengaruh Capital terhadap Penyaluran kredit modal. 4) Melihat pengaruh Collateral

Dalam tugas akhir ini, diagnosa terhadap citra dilakukan melalui tiga proses utama yakni preprocessing, proses segmentasi, dan ekstraksi fitur dermatoskopis.Pada proses

Sebagai tenaga pendidik sebaiknya jangan hanya menitikberatkan kecerdasan intelektual atau Intelegent Quotient (IQ) peserta didik,tetapi harus

Mesin gergaji pita bermeja dorong digunakan untuk menggergaji kayu yang bentuk log, dimana perletakan gelondong kayu dijepit pada perlengkapan jepit meja sehingga

Beberapa mikroalga mempunyai kemampuan untuk menjadi agen remediasi logam berat diantaranya adalah Nanochlorphis, Scenedesmus quadricauda dapat menyerap