• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sintesis asam sinamat dari benzaldehid dan asam malonat menggunakan katalis dietilamin berdasarkan reaksi kondensasi knoevenagel.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sintesis asam sinamat dari benzaldehid dan asam malonat menggunakan katalis dietilamin berdasarkan reaksi kondensasi knoevenagel."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

x INTISARI

Telah dilakukan sintesis asam sinamat yang memiliki aktivitas antimikrobia. Pada asam sinamat terdapat gugus benzen yang bertanggung jawab dalam menghambat pertumbuhan dan bersifat toksik terhadap sel Neurospora crassa, sehingga asam sinamat tergolong senyawa antimikrobia yang penting untuk disintesis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jumlah rendemen yang dihasilkan dari asam malonat dan benzaldehid dengan katalis dietilamin.

Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental yang dilakukan dengan mereaksikan asam malonat dan benzaldehid dengan perbandingan mol 1:1 hingga larut sempurna, kemudian direaksikan dengan dietilamin selama 7,5 jam pada suhu 80°C. Analisis senyawa hasil sintesis dilakukan dengan perhitungan rendemen, uji organoleptis, uji kelarutan, uji titik lebur, kromatografi gas, elusidasi struktur dengan spektrofotometri ultraviolet, spektrofotometri inframerah, spektrometri 1H-NMR, dan spektrometri massa.

Rendemen senyawa hasil sintesis sebesar 4,68 %; berupa kristal halus berwarna jingga dan berbau khas. Senyawa hasil sintesis mudah larut dalam etanol, metanol, kloroform, dimetil sulfoksida; larut dalam air panas dan aseton; sangat sukar larut dalam air dingin. Uji kemurnian senyawa hasil sintesis dengan kromatografi gas menunjukkan adanya senyawa tunggal dan mempunyai titik lebur 132-133°C. Elusidasi struktur dengan spektrofotometri ultraviolet, spektrofotometri inframerah, spektrometri 1H-NMR, dan spektrometri massa menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis adalah asam sinamat.

Kata kunci : Asam sinamat, asam malonat, benzaldehid, dietilamin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(2)

xi ABSTRACT

The synthesis of cinnamic acid has been done that have activity as antimicrobial. Cinnamic acid has benzene ring that responsible on inhibiting growth and toxic to cell of Neurospora crassa, thus cinnamic acid was included as antimicrobial that important to be synthesized. The purpose of this research is to know the rendement of synthetic product that synthesized from malonic acid and benzaldehyde with diethylamine as catalyst

This research is non-experimental and was done by reacting malonic acid and benzaldehyde with ratio of mol of 1:1 up to perfect soluble, then reacting with diethylamine for 7.5 hour at 80°C. Results analysis was done by rendement calculation, organoleptic test, solubility test, melting point test, gas chromatography, structure elucidation by ultraviolet spectrophotometry, infrared spectrophotometry, 1H-NMR spectrometry, and mass spectrometry.

Rendement of synthetic product was 4,68 % with orange small crystal, and had specific odor. The synthetic product was freely soluble in ethanol, methanol, chloroform, dimethyl sulfoxide; soluble in hot water and acetone; very slightly soluble in cold water. Purity of syntethic product was tested by gas chromatography showed as single compound and the melting point was 132-133°C. Structure elucidation by ultraviolet spectrophotometry, infrared spectrophotometry, 1H-NMR spectrometry, and mass spectrometry showed that synthetic product was cinnamic acid.

Key words :Cinnamic acid, malonic acid, benzaldehyde, diethylamine

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(3)

1. Pendahuluan

Asam sinamat atau asam 3-fenil-2-propenoat atau asam β-fenilakrilat merupakan senyawa yang berasal dari isolasi kulit kayu manis (Cinnamomum burmanni) famili Lauraceae. Kegunaan asam sinamat antara lain sebagai pengawet, pewangi dalam makanan, kosmetik, sabun, dan produk-produk farmasi lainnya (Anwar et al., 1994). Selain itu, asam sinamat dapat menghambat profilerasi sel caco-2 dan mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Neurospora crassa (Neves, 2005).

Jumlah asam sinamat yang diperoleh dari isolasi kulit kayu manis hanya sebesar 2,2% (Kanghear et al., 2005). Keterbatasan jumlah asam sinamat yang diperoleh dengan metode isolasi sehingga mendorong upaya lain untuk mendapatkan jumlah asam sinamat yang lebih banyak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan jumlah asam sinamat adalah dengan cara mensintesisnya.

Sintesis asam sinamat dapat dilakukan melalui reaksi kondensasi Knoevenagel dan r e a k s i P e r k i n . R e a k s i k o n d e n s a s i Knoevenagel lebih sering digunakan karena jumlah senyawa yang diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan reaksi Perkin (McMurry, 2012). Pada dasarnya reaksi kondensasi Knoevenagel merupakan reaksi kondensasi antara suatu aldehid dan senyawa yang mempunyai hidrogen α dengan dua

gugus karbonil dengan menggunakan katalis suatu basa organik yang memiliki gugus amina (Fessenden and Fessenden, 1986).

Penelitian ini dilakukan untuk mensintesis asam sinamat berdasarkan reaksi kondensasi Knoevenagel. Sintesis asam sinamat dilakukan dengan mereaksikan asam malonat yang merupakan senyawa yang mempunyai hidrogen α dan benzaldehida

yang merupakan senyawa golongan aldehida dengan katalis dietilamina (Gambar 1). Dietilamina (pKb = 3,02) merupakan suatu amina sekunder dan memiliki sifat basa lebih

JURNAL FARMASI SAINS DAN KOMUNITAS, Mei 2014, hlm. 1-6 Vol. 11 No. 1 ISSN : 1693-5683

SINTESIS ASAM SINAMAT DARI BENZALDEHIDA DAN ASAM MALONAT DENGAN KATALIS DIETILAMINA

JEFFRY JULIANUS, ELVAN LUCKYVANO

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Email korespondensi: jeffry@usd.ac.id

Abstract: Cinnamic acid is a natural compound that has known had activities as: antimicrobia; flavour in food; soap; cosmetic; and inhibitor proliferation of caco-2 cells. Cinammic acid compound commonly got by isolated kayu manis bark with yield 2.2%. There was a limitation amount of cinnamic acid that got by isolation so needed another effort to get much amount of cinnamic acid. There was an effort to get much amount of cinnamic acid that was by synthesized it. Synthesis process was carried out by reacted benzaldehyde 45 mmol (4.9 g) and malonic acid

O

45 mmol (4.5 ml) with catalyzed dietylamina for 7.5 hours at 80 C. Synthetic compound was carried out organoleptic test, solubility test, melting point test, gas chromatography, structure elucidation with ultraviolet spectrophotometry, infrared spectrophotometry, nuclear magnetic

1

resonance spectroscopy ( H-NMR), mass spectroscopy; and amount of yield.

Synthetic compound was white smooth crystal powder, and had a specific flavour with yield was O

4.68% and melting point was 132-133 C. Solubility test showed the synthetic compound dissolved in ethanol, methanol, chloroform, dimethyl sulfoxide, hot water, and acetone; very difficult soluble in water. Gas chromatography chromatogram showed one peak with retention time 13.321 minute. Based on structure elucidation conclude that synthetic compound was cinnamic acid.

(4)

kuat dibandingkan amonia (pKb = 4.74). Semakin kuat basa yang digunakan maka atom hidrogen α semakin mudah membentuk ion enolat (McMurry, 2012). Dengan demikian, pembentukan asam sinamat diharapkan semakin cepat dan rendemen yang dihasilkan lebih banyak.

2. Bahan dan Metode

Asam malonat (p.a., E-Merck), dietilamina (p.a., E-Merck), benzaldehida (p.a., E-Merck), asam klorida (p.a., E-Merck), etanol (p.a., E-E-Merck), kloroform (p.a., E-Merck), petroleum eter (p.a., E-Merck), dimetil sulfoksida (p.a., E-Merck), aquadest (laboratorium Farmasi Universitas Sanata Dharma), n-heksan (teknis, Brataco Chemika), etil asetat (teknis, Brataco Chemika), asam asetat glasial (teknis, Asia Lab), aseton (teknis, Asia Lab), eter (teknis, Brataco Chemika), kertas saring, es batu.

Pendingin alihn (Vuline), kompor listrik (Herdolph MR 2002), seperangkat alat gelas untuk sintesis, stirrer magnetic, termometer, pompa vakum (Robinair High Vacuum Pump model 15100), alat uji titik lebur (Thermophan), spektrofotometer UV/Vis (MILTON Roy Spectronic 3000 ARR), spektrofotometer infra merah (IR

1 Prestige-21 Shimadzu), spektrometer

H-1

N M R ( H - N M R J O E L - M Y 6 0 ) , kromatografi gas-spektrometer massa (Shimadzu QP 2010S).

3. Tata Cara Penelitian

Asam malonat 45 mmol (4,9 g) dan benzaldehida 45 mmol (4,5 ml) dimasukkan dalam erlenmeyer, diaduk hingga larut sambil dipanaskan di atas penangas air. D i e t i l a m i n a 1 3 5 m m o l ( 1 3 , 9 m l )

ditambahkan dalam campuran tersebut, kemudian diaduk selama 7,5 jam dan

O

dipanaskan pada suhu 80 C. Asam klorida 2N 100 ml ditambahkan dalam larutan, dinginkan dalam ice bath dan diaduk sampai terbentuk endapan. Endapan disaring dan dicuci berturut-turut dengan larutan asam klorida 2N, aquades dan petroleum eter. Endapan yang diperoleh dikeringkan dan direkristalisasi dengan aquades panas. Kristal yang terbentuk disaring, dikeringkan, dihitung rendemennya, dan dilakukan serangkaian uji, seperti: uji organoleptis; titik lebur; uji kemurnian dengan kromatografi gas; dan elusidasi struktur dengan spektrofotometri infra merah, spektroskopi

1

resonansi magnetik inti ( H-NMR), dan spektroskopi massa.

4. Hasil dan Pembahasan

Sintesis asam sinamat dilakukan berdasarkan reaksi kondensasi knoevenagel antara benzaldehida dan asam malonat dengan katalis dietilamina. Benzaldehida merupakan senyawa golongan aldehida sedangkan asam malonat merupakan senyawa yang mempunyai suatu hidrogen α

yang terletak diatara dua gugus karbonil. Penggunaan katalis dietilamina untuk m e m p e r c e p a t r e a k s i y a n g t e r j a d i . Dietilamina akan mengabstraksi suatu proton

α dari asam malonat sehingga dihasilkan karbanion asam malonat. Karbanion asam malonat ini bersifat lebih reaktif dikarenakan adanya kelebihan pasangan elektron pada atom karbon α. Adanya kelebihan elektron ini akan membuatnya mudah bereaksi dengan atom karbon karbonil dari benzaldehida sehingga dihasilkan senyawa β-hidroksi karbonil

JULIANUS, LUCKYVANO

2 Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas

H

Benzaldehida Asam malonat Asam sinamat

(5)

asam. Senyawa β-hidroksi karbonil asam dengan adanya pemanasan dan katalis basa akan mudah sekali menghasilkan senyawaan

α, β - unsaturated karbonil asam dimana pada posisi β –nya terdapat gugus karboksil. Senyawaan ini dalam suasana asam dan dengan adanya pemanasan akan mudah mengalami dekarboksilasi yang ditandai dengan terbentuknya gelembung gas karbondioksida pada larutan sehingga akan dihasilkan asam malonat.

Senyawa hasil sintesis yang diperoleh kemudian dilakukan rekristalisasi dengan menggunakan air panas. Hal ini dilakukan karena senyawa hasil sintesis tidak larut dalam air dingin tetapi larut dalam air panas, sehingga ketika larutan senyawa hasil sintesis didinginkan maka senyawa hasil sintesis akan mengkristal. Dari hasil rekristalisasi didapatkan rendemen senyawa hasil sintesis sebesar 4,68%.

Jumlah rendemen sebesar 4,68% ini lebih besar dibanding hasil rendemen asam sinamat yang diperoleh dari isolasi kulit kayu manis sebesar 2,2% (Kanghear et al., 2005). Faktor penyebab jumlah rendemen senyawa hasil sintesis sebesar 4,68% ini diakibatkan oleh adanya efek resonansi yang terjadi pada benzaldehida (Gambar 2) sehingga menurunkan kepositifan pada atom C karbonilnya dari 0,15 menjadi -0,07 (Gambar 3). Muatan positif pada atom C karbonil yang

semakin menurun mengakibatkan atom C karbonil tersebut sukar bereaksi dengan karbanion asam malonat. Dari proses sintesis ini tidak terbentuk senyawa lain maupun sisa

starting material nya, hal ini didukung dari hasil kromatogram kromatografi gas yang hanya terdapat satu puncak saja (Gambar 4).

4.1. Uji organoleptis

Uji organoleptis dilakukan untuk membandingkan senyawa hasil sintesis dengan starting material yang digunakan. Uji ini meliputi warna, bentuk dan bau. Dari hasil uji organoleptis dapat disimpulkan bahwa senyawa hasil sintesis memiliki ciri-ciri dan jarak lebur yang berbeda dengan

starting material yang digunakan.

Berdasarkan Tabel I dapat disimpulkan bahwa senyawa hasil sintesis merupakan senyawa baru.

4.2. Uji kemurnian dengan kromatografi gas

Dari hasil uji dengan kromatografi gas menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis telah murni. Hal ini dapat ditunjukkan dengan hanya adanya satu puncak tunggal pada kromatogram kromatografi gas dengan Rt 13,321 menit (Gambar 4). Data dari kromatografi gas ini dapat memperkuat data dari uji jarak lebur bahwa senyawa hasil sintesis telah murni.

JULIANUS, LUCKYVANO Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas 3

H Gambar 2. Mekanisme resonansi yang terjadi pada benzaldehida

(6)

4.3. Elusidasi struktur

Berdasarkan hasil elusidasi struktur d e n g a n s p e k t r o s k o p i i n f r a m e r a h menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis mempunyai pita yang khas pada bilangan

-1

gelombang 1689,64 cm yang merupakan pita dari suatu gugus karbonil yang terkonjugasi dengan suatu gugus alkena.

1

Hasil spektra H-NMR menunjukkan adanya geseran kimia pada 6,2 ppm dan 8,2 ppm yang merupakan milik dari suatu proton pada gugus alkena yang terkonjugasi dengan gugus karbonil sehingga proton alkena ini akan muncul lebih down field. Spektra massa menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis mempunyai nilai m/z 148 dimana nilai ini sesuai dengan bobot molekul asam sinamat. Fragmen-fragmen spektra massa yang dihasilkan menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis adalah asam sinamat (gambar

5). Berdasarkan hasil elusidasi struktur dengan menggunakan spektrofotometri

1

inframerah, H-NMR, dan spektroskopi massa maka dapat disimpulkan bahwa senyawa hasil sintesis adalah asam sinamat. Berdasarkan hasil elusidasi struktur ini maka mekanisme reaksi sintesis asam sinamat dapat dilihat pada gambar 6.

Elusidasi struktur dilakukan untuk menentukan struktur senyawa hasil sintesis. Spektra ultraviolet (etanol) λ : 274 nm.

max -1

Spektra infra merah Vmax (cm ) (KBr): 3425,29 (w); 3030 (w); 1689,64 (s); 1627,92 (m); 1288,45 (m); 871,82 (m); 771,53 (m);

1

Spektra H-NMR (CDCl , δ ppm): 6,2 (d, 1H,

3

-CH=C); 7,4 (m, 5H, Ar-H); 8,2 (d, 1H, -C=CH); 11,8 (s, 1H, -COOH). Spektra

EI-+ +

MS (m/z): 148 (C H O ) ; 147 (C H O ) ; 131 9 8 2 9 7 2

+ + + +

(C H O) ; 103 (C H ) ; 91 (C H ) ; 77 (C H ) .9 7 8 7 7 7 6 5

JULIANUS, LUCKYVANO

4 Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas

Pengamatan Senyawa hasil sintesis Benzaldehid Asam malonat

Bentuk Kristal Cair Serbuk

Warna Jingga Kuning Putih

Bau Khas Khas Khas

Jarak lebur 132 - 133OC -56,5 OC 135OC

Tabel I. Hasil Uji Organoleptis Senyawa Hasil Sintesis

(7)

5. Kesimpulan

Berdasarkan pada berbagai hasil analisis yang dilakukan terhadap senyawa hasil sintesis maka dapat disimpulkan bahwa asam sinamat dapat disintesis dari asam malonat dan benzaldehid dengan katalis dietilamina dengan rendemen sebesar 4,68%.

Daftar Pustaka

Anwar, C., Purwono, B., Pranowo, H.D.,

Wayuningsih, T.D., 1994, Pengantar

Praktikum Kimia Organik, 335, 341-342. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Fessenden, R.J. and Fessenden, J.S., 1986, Kimia

Organik, diterjemahkan oleh Pudjaatmaka, A.H., Edisi III, Jilid 2, Penerbit Erlangga,

JULIANUS, LUCKYVANO Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas 5

(8)

O O

Asammalonat Garammalonat

C2H5 N+

Gambar 6. Mekanisme reaksi sintesis asam sinamat.

JULIANUS, LUCKYVANO

6 Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas

Jakarta.

Kanghear, H., Suanyuk, N., Khongpradit. R., Subhadhirasakul, S., Supamattaya, K., 2005,

Effect of cinnamon bark oil (Cinnamomum

zeylanicum Blume) on the preventation of streptococcis in sex-reversed red tilapia (Oreochromis niloticus x O. mossambicus),

Songklanakarin J. Sci. Technol., 27 (Suppl. I): 347-358.

McMurry, J., 2012, Organic Chemistry, 8e edition,

Brooks/Cole-Thomson Learning, USA. Neves, F.M., Kawano, C.Y., Said, S., 2005, Effect of

benzene compounds from plants on the growth

and hyphal morphology in Neurospora crassa,

Brazilian Journal of Microbiology, 2005, Vol.36 No.2, ISSN 1517-8382

Silverstein, M.R., and Webster, X.F., 1998,

Gambar

Gambar 1. Reaksi umum sintesis asam sinamat
Gambar 2. Mekanisme resonansi yang terjadi pada benzaldehida
Tabel I. Hasil Uji Organoleptis Senyawa Hasil Sintesis
Gambar 5. Usulan mekanisme fragmentasi senyawa hasil sintesis
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hal yang menarik adalah ketika fenetil ester digunakan sebagai pereaksi menggantikan sikloheksanol, maka hasil yang diperoleh dari ketiga jenis katalis di atas 90%.Hal ini

Pada penelitian ini dilakukan sintesis senyawa 2-feniletil oktanoat melalui reaksi esterifikasi Fischer dimana 2-feniletanol ditambah dengan asam oktanoat dengan katalis

Dari hasil pemeriksaan senyawa hasil sintesis dengan spektroskopi ultraviolet, spektroskopi inframerah, spektroskopi 1 H-RMI, dan kromatografi gas-spektroskopi massa (KG-SM)

sasi struktur dapat disimpulkan bahwa senyawa hasil. sintesis adalah turunan anilida yang

Kondensasi Knoevenagel-modifikasi Doebner dengan irradiasi microwave dari 4- metoksi benzaldehid dan asam malonat dikatalis dengan piridin-piperidin menghasilkan senyawa

Telah dilakukan sintesis senyawa ester trigliserida palmitat dengan memngesterifikasi asam palmitat dengan gliserol menggunakan katalis logam yang disintesis dari

Oksidasi sinamaldehid dilakukan menggunakan oksidator kalium permanganat diperoleh hasil asam sinamat asam sinamat berupa padatan putih, dengan titik leleh 120- 125

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa senyawa turunan antrakuinon dapat disintesis menggunakan vanilin dan ftalat anhidrida