BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia tanpa pendidikan manusia tidak akn maju, pada dasarnya segalahal yang kita alami ini adalah ilmu dan ilmu itu berdasar pendidikan.
Berdasarkan perkembangan jaman pendidikanpun berkembang dan sudut pandang manusiapun maju terhadap ilmu pendidikan timbal balik dari semuanya itu diantaranya banyak bermunculan alat-alat teknologi yang amat canggih sejalan dengan semuanya itu kebudayaan dan jalan pikiran manusiapun berubah dan akhirnya manusia jadi masarakat modern.
Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya
perubahan yang lebih baik (improvement oriented). Hal ini tentu saja
menyangkut berbagai bidang, tidak terkecuali bidang pendidikan. Komponen yang melekat pada pendidikan diantaranya adalah kurikulum, guru dan siswa.
Dalam proses pembelajaran keberadaan guru sangatlah urgen, karena guru yang menentukan, apakah tujuan pembelajaran tercapai atau tidak. Dan sebagai seorang guru kita haruslah mengetahui hal-hal yang terkandung di dalam proses belajar, mengajar dan pembelajaran. Salah satu hal yang harus di ketahui oleh seorang guru ialah rumpun model mengajar yang terdapat dalam proses belajar mengajar
A. Fokus Kajian
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian model mengajar
b. Apa makna mengajar dalam standar pendidikan
c. Apa saja cir-ciri model mengajar
d. apa saja rumpun-rumpun model pembelajaran
C. Tujuan Penulisan
BAB II
LANDASAN TEORITIS A. Rumpun Model Mengajar
Model merupakan “a way of thinking about the processes of caring, and acting in a educational setting” (Hersh, 1980:7). Model mngandung teori atau sudut pandang, cara berpikir tentang suatu process dari perhatian
pertimbangan dan tindakan dalam tatanan pendidikan.1[1]
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondidi atau system lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsung proses belajar. Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan
pada anak didik.2[2] Secara deskriptif mengajar di artikan sebagai proses
penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru ke siswa atau dapat
juga di katakana proses mentransfer ilmu.3[3] dari pengertian kedua kata
model dan mengajar dapat diartikan bahwa model mengajar adalah suatu proses cara maupun pola yang mempunyai tujuan meyajikan pesan kepada siswa yang harus diketahui, dimengerti, dan dipahami yaitu dengan cara membuat suatu pola atau contoh dengan bahan-bahan yang dipilih oleh para pendidik/guru sesuai dengan materi yang diberikan dan kondisi di dalam kelas.
Dalam buku lain mengatakan bahwa model belajar adalah merupakan perencanaan pengajaran yang menggambarkan proses yang di tempuh pada proses belajar mengajar agar di capai perubahan spesifk pada prilaku siswa
seperti yang di harapkan.4[4]
Dengan demikian dilihat dari dua pengertian model mengajar dapat di tarik kesimpulan, bahwa model belajar adalah suatu proses atau cara yang
di ciptakan untuk untuk menyampaikan informasi kepada siswa agar
tercapai sebuah perubahan sesuai harapan.5[5]
B. Perspektif Rumpun Model Mengajar
Sebagaimana kita ketahui bersama pendidikan adalah hal penting dalam kehidupan manusia, dalam dunia pendidikan agar proses pencapapian ilmu atau proses transfer ilmu pengetahuan atau yang lebih kita kenal dengan proses belajar mengajar dan pembelajaran terdapat langkah-langkah untuk mencapai suksesnya sebuah proses belajar mengajar. Dalam proses belajar ,mengajar terdapat empat rumpun dimana keempat rumpun tersebut bertujuan agar proses belajar mengajar menjadi efektif dan hasil akhir yang ingin di capai dari belajar itu dapat tercapai dengan sempurna.
Di dalam rumpun model mengajar ini membantu guru dalam proses belajar mengajar di kelas, dan dapat di jadikan oleh guru untuk menjadi pegangan ketika akan mengajar karna dalam rumpun ini terdapat strategy yang dapat di aplikasikan ketika mengajr.
C. Dalil Rumpun Model Mengajar
Joice & Weil (2000) mengatakan bahwa model-model sosial diracang untuk menilai keberhasilandan tujuan akademik, termasuk studi tentang nilai-nilai sosial, kebijakan public, dan memecahkan masalah.
Teori belajar yang oleh Gagne (1988) disebut dengan ‘Information Processing Learning Theory’. Teori ini merupakan gambaran atau model dari kegiatan di dalam otak manusia di saat memroses suatu informasi. Karenanya teori belajar tadi disebut juga ‘Information-Processing Model’ oleh Lefrancois atau ‘Model Pemrosesan Informasi’. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses
kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Robert Gagne merupakan salah satu tokoh pencetus teori ini. Teori ini memandang bahwa belajar adalah proses memperoleh informasi, mengolah informasi, menyimpan informasi, serta mengingat kembali informasi yang dikontrol oleh otak.
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gagne dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
D. Urgensi rumpun model Mengajar
bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri, dan belajar mencapai pengembangan yang baru dengan lebih kuat, lebih sensitif, dan lebih kreatif dalam meraih kehidupan yang berkualitas tinggi.
BAB III PEMBAHASAN
A. Makna Mengajar Dalam Standar Proses pendidikan
Mengajar dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran,akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar .Makna lain mengajar sering diistilahkan dengan “pembelajaran” .hal ini mengisyaratkan bahwa dalam
proses belajar mengajar siswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan.6
[6]hal ini dimaksudkan untuk membentuk watak ,peradaban,dan meningkatkan mutu pendidikan peserta didik.Pembelajaran perlu memberdayakn semua potensi pesrta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan .pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar.
Dalam implementasinya ,walaupun istilah yang digunakan “pembelajaran”,tidak berarti guru harus menghilangkan peranannya sebagai pengajar.sebab secara konseptual pada dasarnya dalam istilah mengajar itu juga bermakna membelajarkan siswa.
B. Ciri-Ciri Model Mengajar
Model-model Mengajar yang baik memiliki sifat-sifat atau cirri-ciri yang
dapat di kenali sebagai berikut:7[7]
1. Memiliki prosedur yang sistematik. Sebuah model mengajar bukan sekedar
Teteapi merupakan prosedur yang sistematik untuk memodifkasi prilaku siswa yang didasrkan pada asumsi tertentu.
2. Hasil belajar di tetapkan secra khusus. Setipa model mengajar menetukan
tujuan khusus hasil belajar yang di harapkan dicapai siswa secara rinci dalam bentuk kerja yang dapat di amati.
3. Penetapan lingkungan secara khusus. Menetapkan keadaan lingkungan
secara spesifk dalam model.
4. Ukuran keberhasilan model hatus meneatapkan ukuran keberhasilan suatu
unjuk kerja yang di harapkan dari siswa. Model mengajr selau menggambarkan dan menjelaskan hasil belajar.
5. Interaksi lingkungan. semua model menetapkan cara yang memungkinkan
siswa melakukan interaksi dan bereaksi dengan lingkungan.
Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa cirri-ciri model mengajar yang baik ada lima, dan untuk menjadi seorang pendidik yang baik kita
1. Pedoman. Model mengajar dapat berfungsi sebagai pedoman yang dapat
menjelaskan apa yang harus di lakukan guru dengan memiliki rencana pengajaran yang bersifat komprehensif guru di harapkan dapat membantu siswa mencapai tujuan pengajaran. Dengan demikian mengajar m,enjadi
seacara rinci bentuk-bentuk pengajaran yang berbeda yang akan digunakan guru dalam membantu perubahan yang baik pada siswa.
4. Membantu perbaikan mengajar. Model mengajar dapat membantu proses mengajar belajar dan meningkatkan keefektifan mengajar.
Funsi model belajr tersebut dapat di gunakan oleh fguru dalam mengembangkan model model-model mengajar yang di anggap sesuai dengan tujuan bahan dan saranapendukung dalam melaksanakan tugas.
D. Rumpun Model Mengajar
Pembahsan model-model mengajar dikemukakan diatas adalah untuk memebantu guru menciptakan lingkungan pendidikan yang sesuai guna mencapai tujuan penggajaran. Oleh sebab itu maka jenisnya bervariasi yang di tentukan oleh sumber dan penemunya. Untuk lebih jelasnyamodel-model
mengajar di bagi kedalam empat bagian: 9[9]
1. Model Pembelajaran Pemerosesan Informasi
Model-model tersebut menekankan pada cara siswa memproses informasi. Tujuan utama dari model-model di kategori ini adalah membantu siswa mengembangkan metode atau cara memproses informasi.
Ada beberapa model yang termasuk dalam kedalam pendektan
5. Model penumbuhan kognitif : Piaget, Freud, Irving Silsel dan Kohlberg
untuk semua umur dari anak-anak samapai orang dewasa.11[11] Dengan demikian model pengajaran ini dapat di gunakn di tingkat sekolah mulai darai Tk hingga ke jemjang perguruan tinggi.
Pemerolehan konsep melalui empat tahap yaitu:12[12]
1. Data mungkin saja tentang kejadian-kejadian, manusia atau unit lainya yang dapat di bedakan. Siswa menggambarkan bagian-bagian dari informasi dengan berbagai jenis atribut darimana konsep di kembangkan.dalam hal ini siswa di dorong untuk menarik konsep atau prinsip-prinsip yang membedakan (discriminatory concept) yang di gunakan atas dasar penyeleksian unit.
2. Fase kedua
Tahapan tersebut diambil dengan menganalisa strategi-strategi untu memperoleh konsep oleh sisw. Beberapa siswa akan mulai dengan gagasan atau konsep umum ( broad contruct) dan secara bertahap mempersempit kebawah bidang atau menjadi khusus dalam penyataan konsep nya.
3. Fase ketiga
Pada fase ini siswa mengkaji jenis-jenis konsep dan atribut-atributnya dalam berbagai jenis bahan yang sesuai dengan usia dan pengalamanya. Tujuan utama dari fase ini adalah meningkatkan pengetahuan tentang hakekat konsep dan bagaimana menggunakanya.
4. Fase keempat
Pada fase ini’ siswa mencoba membentuk konsep-konsep sebab itu model ini di sebut juga ‘concept formation atau concept learning’. Dan mengajarkan kepada yang lain agar memperoleh konsep melalui bermain.
Dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam proses pemeroleha konsep terdapat empat tahapan yang mana semua tahap-tahap tersebut bertujan membantu siswa dalam belajar melalui konsp pemerolehan konsep dan juga membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk penyamapaian informasi kepada siswa.
b. Model mengajar berpikir induktif
Model pembelajaran merupakan karya besar Hilda Taba. Suatu strategi mengajar yang di kembangkan untuk meningkatakan kemapuan siswa dalam mengolah informasi.secara singkat model ini merupakan strategy
mengajar untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa.13[13]
Ada beberapa hal yang mendasari penegembangan konsep ini adalah
sebagai berikut:14[14]
1. Kemampuan berpikir dapat di ajarkan
2. Berpikir merupakan transaksi aktif antara individu dengan data.
3. Prosese berpikir merupakan sutu urutan tahapan yang beraturan.
Dalam konsep ini ada tiga tahapan yaitu:
1. Pembentukan konsep
Tahapan ini terdiri dari tiga konsep yaitu
1. Mengidentifkasi data yang relevant dengan permasalahan
2. Melaporkan data atas dasar kesamaan karakteristik
3. Membuat kategori serta member label pada kelompok-kelompok data yang
memiliki kesamaan karakteristik.15[15]
2. Interpretasi data.
Tahap ini mengajarkan bagaimana mengintrepasi dan menyimpulkan data.16
[16]
3. Pembelajaran prinsip.
Strategi ini merupakan kelanjutan dari strategi pertama dan kedua. Setelah siswa dapat merumuskan suatu konsep mengontrepasi dan menyimpulkan data selanjutnya mereka di harapkan dapat menerapkan suatu prinsip
tertentu kedalam situasi permasalahan yang berbeda.17[17]
c. Model Mengajar Pengembangan.
Model ini di kembangkan oleh Piaget ahli psikologi dari swiss. Model pembelajran ini dilaksana dalam dua tahap, pertama menggunakan gambar perkembangan untuk mendorong ssegala sesuatu yang di lakukan sesuai dengan pendidikan untuk anak muda pada tingkatan perkembangannya. Kedua menggunakan pola-pola pengembangan untuk menggerkan strategy
pengajaran.18[18] Dalam model mengajar ini di laksanakan dalam dua
tahapn kelas. Pada fase pertama siswa di hadapkan pada maslah yang membingungkan atau tidak logis. Situasi yang di hadapkan harus sesuai dengan tahap perkembaganya. Fase kedua guru menyediakan petunjuk untuk memecahkan penyimpangan maslah yang di hadapi.
Model ini dapat di gunakan dala pengembangan aspek kognitif social siswa bahkan di gunakan dalam semua bidang studi.
d. Model Mengajar Inquiry Training
Model ini dikembangkan oleh seorang tokoh Suchman. Suchman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh rasa ingin tahu akan
segala hal.19[19]
Dalam konsep mengajar inquiry training ini ada lima tahapan yaitu: Tahap pertama siswa di hadapkan pada situasi yang membingungkan teka-teki. Tahap kedua dan ketiga adalah pengumpulan data untuk verivikasi dan eksperiment.tahap keempat adalah tahap penjelasan peristiwa yang telah di alami siswa. Tahap kelima menganalisa proses penelitian yang telah mereka lakukan.
e. Model Menyusun Yang Lebih Maju ( advance Organizer Model)
Model mengajar tersebut telah di kembangkan oleh David Ausubel yang oleh Paul,D Eggn dkk menyebutnya dengan model ausubel. Yaitu suatu proses mengajar deduktif dalam memproses informasi yang di desain untuk
mengajarkan kumpulan isiyang saling berhubungan.20[20]
f. Memorisasi 18
Model ini di arahkan untuk mengembangkan kemampuan siswa mnyerapa
Model ini untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah melalui suatu penelitian. Pengembangan model ini dalam proses pembelajaran di lakukan
melalui beberapa tahap:22[22]
1. Menyajikan area penelitian kepada siswa.
2. Siswa merumuskan masalah
3. Siswa mengidentifkasi masalah
4. Siswa menemukan cara untuk mengatasi kesulitan yang di hadapinya.
h. Synectics
Sinektik merupakan salah satu model pembelajarn yang di desain oleh Gordon yang pada dasarnya mengembangkan kreativitas. Penerapan model
sinektik dalam proses pembelajaran di lakukan melalui enam tahap:23[23]
1. Guru menugaskan kepada siswa untuk mendiskripsikan situasi yang ada
sekarang.
2. Siswa mengembangkan berbagai analogi.
3. Siswa menjadi bagian dari analogi.
4. Siswa mengembangkan pemikiran dalam bentuk deskriptif.
5. Siswa menyimpulkan untuk menentukan analogi.
6. Guru mengarahkan agar siswa kembali agar siswa kembali pada tugas dan
maslah semula.
2. Model Megajar Individu/Pribadi
Model ini di dasarkan pada asumsi bahwa seorang adalah sumber pendidikan model-model dalam kelompok ini memusatkan perhatianya pada
individu dan kebutuhanya.24[24]
Dalam model mengajr ini akan di bahas tiga model mengajar yang berorentasi pada individu yaitu, model mengajar tidak langsung (non-directive learning) atau ada pula yang menyebutnya model mengajar bebas, kedua model mengajar pelatihan kesadaran (aweraness training), dan yang ketiga adalah model mengajar pertemuan kelas. Untuk lebih jelasnya penulis akan menguaraikan satu peresatu.
a. Model mengajar tidak langsung
Model ini merupakan karya dari Carl Rogers dan tokoh pengembang konseling nondirektif. Model pengajaran ini menekankan pada upaya memfasilitasi belajar. Tujuan utamanya adalah membantu siswa mencapai integrasi pribadi,efektivitas, dan pengharagaan terhadap dirinya secara realistis.
Peran guru dalam pembelajaran ini adalah sebagai fasilitator. Oleh karan itu guru hendaknya mempunyai hubungan pribadi yang positif dengan dengan siswanyayaitu pembimbing bagi pertumbuhan dan
perkembaganya.25[25]
Sama hal nya dengan model pembelajaran lain, model ini juga memiliki tahap
Carl Rogers mengelom[okan dalam lima tahapan yaitu:26[26]
1. Membantu siswa menemukan inti permasalahanyang di hadapinya.
2. Guru mendorong siswa agar dapat mengekspresikan perasaanya.
3. Siswa secara bertahap mengembangkan pemahaman kesadaran dirinya.
4. Siswa melaporkan tindakan( berupa alternative pemecahan masalah yang
telah di ambil tahap ketiga diatas tadi).
b. Model Mengajar Pelatihan Kesadaran
Model ini merupakan suatu model mengajar yang di tujukan untuk meningkatkan kesadaran manusia, yang di kembangkan oleh Milliam Schutz. Kunci utama model ini di dasarkan pada encounter. Toeri yang menjelaskan metode meningkatakn kesadarn hubungan antar manusia yang di dasarkan pada keterbukaan, kejujuran kesadaran diri, tanggung jawab, perhatian terhadap diri sendiri, dan orientasi pada kondisi saat ini.
Model ini terdiri atas dua tahapan. Pertama penyampaian dan penyelesaian tugas, guru memberikan pebgarahan terhadap tugas yang akan diberikan dan bagaimana melaksanakanya. Kedua diskusi atau analis tahap pertama siswa di minta untuk melakukan seauatu( berkaitan dengan
teori encounter) setelah itu mediskusikanya.27[27]
c. Model Mengajar Pertemuan Kelas
Model ini di ciptakan berdasarkan terapi realitas yang di pelopori oleh William Glasser . model mengajar pertemuan kelas ini adalah model mengajar yang di tujukan untuk membangun sebuah kelompok social saling menyayangi, saling menghargai mempunyai disiplin diri dan komitment
untuk berprilaku.28[28]
Model mengajar pertemuan kels ini di ciptak agar siswa memiliki rasa saling menghargai satu sama lain, dan juga mengajarkan siswa untuk menjadi pribadi yang disiplin karna dalam model ini siswa di tuntut untuk disiplin, dalam proses belajar mengajar, siswa harus mematuhi aturan yang telah di tetapkan secara bersama.
Dalam model mengajar ini terdapat enam tahapan yaiu: 29[29]
1. Menciptakan iklim yang kondusif
2. Menyampaikan permasalahan diskusi
3. Membuat penilaian pribadi
4. Mengidentifkasi alternative tindakan solusi mengatasi sendiri masalah kehidupanya dengan cara-cara konstruktif yang
dapat di ungkapkan sendiri.30[30] Jadi dalam model mengajar menerapkan
kepercayaan kepda individu bahwa setiap orang mampu untuk mengatsi masalah yang di hadapinya.
Dalam model mengajar bebas terdapat dua tahapan. Tahapan pertama adalah menciptakan suasana yang tepat di kelas oleh guru. Thapan kedua
mengembangkan tujuan-tujuan individual atau kelompok.31[31]
Dalam proses mengajar ini guru berupaya meningkatkan tujuan dan membatu siswa dalam mengenali.
3.Model Mengajar Memodifkasi Perilaku
Model ini di bangun atas dasar kerangka teori perubahan prilaku. Melalui teori ini siswa dibimbing untuk dapat memecahkan masalah belajar
melalui penguraian prilaku kedalam jumlah kecil dan berurutan.32[32]
Ada empat fase dalam modiffkasi prilaku:33[33]
1. Fase mesin pembelajaran
2. Penggunaan media
3. Pengajaran berprograma
4. Operant conditioning dan operant reinforcement.
Terdapat beberapa bentuk yang termasuk kelompok model ini yaitu:34[34]
a. Belajar Tuntas (mastery Learning)
Ide tentang belajar tuntas di topang oleh asumsi dasar sebagai
berikut:35[35]
1. Semua atau hampir semua sisiwa dapat menguasai apa yang di ajarkan
kepadanya (apa yang di pelajari) bila pengajaran di laksanakan secara sistematis
2. Tingkat keberhasilan siswa sekolah di tentukan oleh kemampuan bawaan
atau bakat yang di miliki masing-masing.
Pada prinsipnya belajar tuntas adalah aktivitas proses pembelajran yang
yang bertujuan agar bahan ajar dapat di kuasai secacara tuntas oleh siswa.36
[36]
Untuk dapat memahami bagaimana karakteristik belajar tuntas dapat di
ketahui beberapa ciri:37[37]
a. Setiap pembelajaran dinyatakan jelas dan terukur dan memuat apa yang
harus siswa lakukan.
b. Tujuan-tujuan pembelajran harus di kelompokan.
c. Tujuan pembelajaran harus yang benar-benar dan mungkin dapat di
lakukan.
d. Tujuan pembelajaran harus menggambarkan kebermaknaan urutan atau
unit.
Strategy belajar tuntas dapat dibedakan dari pengajaran non belajr
tuntas dalam hal berikut:38[38]
1. Pelaksanaan tes secara teratur untuk memperoleh balikan terhadap bahan yang di ajarkan sebagai alat untuk mendiagnosa kemajuan
2. Peserta didik baru dapat melangkah pada tahap berikutnya setelah ia
menguasai bahan pelajaran sesuai dengan patokan
3. Pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik yang gagal
melalui pengajran remedial.
b. Pengajaran langsung (direct learning)
Pembelajaran langssung merupakan suatu model pembelajaran dimana kegiatanya terfokus pada aktivitas-aktivitas akademik. Tujuan utam model pembelajaran ini adalah memaksimalkan penggunaan waktu belajar
sisawa.39[39]
c. Simulasi.
Melalui model ini guru mengontrol partisipasi siswa dalam dalam skenariao permainan untuk menjamin bahwa kelebihan dan keuntungan dari model inibenar-benar dicapai. Model simulasi ini dilakukan beberapa tahap
yaitu :40[40]
a. Tahap orientasi.
1. Menyajikan berbagai topic simulasi.
2. Menjelaskan prinsip-prinsip simulasi permainan
3. Memeberikan gambaran teknis.
b. Tahap latihan peserta.
1. Merancang scenario
2. Melakukan percobaan singkat
c. Tahap proses simulasi
1. Melaksnakan aktivitas permainan dan pengaturan kegiatan
2. Memperoleh balikan dan evaluasi terhadp performance da hasil
pengamatan
3. Melakukan klasifkasi
4. Melanjutkan kegiatan simulasi.
4.Model mengajar yang berorientasi pada interaksi social.
Model ini menitik beratkan pada hubungan yang harmonis pada individu.
41[41] model social ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama,
membeimbing siswa para siswa mendefnisikan masalahmengekplorasikan
berbagai cakrawala mengenai maslah.42[42]
a. Model investigasi kelompok
Model ini di kembangkan oleh john dewey a. thelen yang mengungkapkan pandangan-pandangan proses social yang demokratik dengan penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah manusia mampu menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan
baik.43[43]
Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan Group investigation adalah strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode GI mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik atau objek khusus.
Klien (1998: 146) memaparkan beberapa cirri essential investigasi
kelompok sebagai pendekatan pembelajaran adalah:44[44]
1. Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dan memiliki
independensi terhadap guru.
2. Kegiatan siswa terfokus pada upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah di rumuskan.
3. Kegiatan siswa akan selalu mempersyaratkan mereka untuk mengumpulkan sejumlah data.
4. Siswa akan menggunakan pendekatan yang bergam dalam belajar.
5. Hasil-hasil dari penelitian siswa di pertukakarkan di antara seluryh siswa.
1. Model Bermain Peran (Role Play)
Bermain peran merupakan salah satu model pembelajaran yang di arahkan pada upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia (interpersonal relation ship) terutama yang
menyangkut kehidupan peserta didik.45[45]
Tahapan pembelajaran bermain peran/role play meliputi: 1. Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik
2. Memilih peran
3. Menyusun tahapan-tahapan
4. Menyiapkan pengamat
5. Tahap pemeranan
6. Diskusi dan evaluasi
7. Pemeranan ulang
8. Diskusi dan evaluasi tahp II
9. Membagi pengalaman dan pengambilan keputusan.
Dalam model belajar ini siswa di tuntut untuk aktif dan ikut serta selama proses belajar mengajar berlangsung karan semua siswa harus terlibat, dan secara tidak langsung membuat siswa yang biasanya tidak aktif di kelas ikut menjadi aktif.
BAB IV IMPLIKASI A. Implikasi Rumpun Model Mengajar
Model Personal
Implikasi teori humanistik dalam pendidikan adalah sebagai berikut : 1. Bertingkah laku dan belajar adalah hasil pengamatan
2. Tingkah laku yang ada, dapat dilaksanakan sekarang ( learning to do ).
3. Semua individu memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi diri. 4. Sebagian besra tingkah laku individu adalah hasil dari konsepsinya sendiri. 5. Mengajar bukan hal yang penting, tapi belajar siswa adalah sangat penting
(learn to hoew learn) mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan insight.
4. Prinsip ruang hidup ( Life Space ). Dikembagkan oleh Kurt Lewin (Teori Medan/Field Teori). Perilaku siswa terkait dengan lingkungan/medan dimana ia berada. Materi yang disampaikan hendaknya memiliki dengan situasi lingkungan dimana siswa berada (CTL).
C. Model Pemrosesan Informasi
1. Melalukan tindakan untuk menarik perhatian siswa.
2. Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topik yang akan dibahas.
3. Merangsang siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran.
4. Menyampaikan isi pembelajaran sesuai dengan topik yang telah diinformasikan.
5. Memberikan bimbingan siswa bagi aktivitas siswa dalam pembelajaran. 6. Memberikan penguatan dan perilaku pembelajaran.
7. Memberikan feedback terhadap perilaku yang ditunjukkan. 8. Melaksanakan penilaian proses dan hasil
9. Memeberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab berdasarkan pengalamannya.
D. Rumpun Model Modifkasi Tingkah Laku ( Behavioral ) 1. Manajemen Kontingensi,B.F. Skinner
Pengalaihan kecemasan kepada kecemasan dalam situasi sosial. 5. Latiahan,Asertif Desntisasi Wolpe,Lazarus,Salter
Ekspresi perasaan secara langsung dan spontan dalam situasi sosial. 6. Latihan Langsung Gagne Smith & Smith
B. Urgensi dan Aplikasi
Dalam karya tulis ilmiah ini penulis membahas tentang rumpun model mengajar dimana terdapat empat rumpun yaitu:
a. Model Personal
Model ini bertitik tolak dari teori humanistik, yaitu berorientasi terhadap pengembangan diri individu. Perhatian utamanya pada emosional siswa untuk mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi siswa yang mampu membentuk hubungan yang harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif.
Model ini juga berorientasi pada individu dan perkembangan keakuan. Tokoh Humanistik adalah Abraham Maslow ( 1962 ), R Rogers, C. Buhler, dan Athur Comb. Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi dengan masyarakat ( learning to live together ). Teori pembelajaran Gestalt dirilis oleh Max Wertheimer (1912) bersama dengan Kurt Kofka dan W. Kohler, mengadakan experimen mengenai pengamatan visual dengan fenomena fsik. Percobaannya yaitu memproyeksikan titik - titik cahaya ( keseluruhan lebih pentingdari pada bagian ).
c. Model Pemrosesan Informasi
Model ini berdasarakan teori belajar kognitif ( Piaget ) dan berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan informasi merujuk pada cara mengumpulkan atau menerima stimuli dari lingkungan : mengorganisasi data , memecahkan masalah, menemukan konsep dan menggunakan simbol verbal dan visual. Teori pemrosesan informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran.
Dalam pemeblajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudin diolah sehingga menghasilkan out put dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif) dan kondisi - kondisi eksternal ( rangsangan dari lingkungan ) dan interaksi anatar keduanya akan menghasilkan hasil belajar
d. Model Modifkasi Tingkah Laku ( Behavioral )
Model ini bertitik tolak dari model belajar bihavioristik, yaitu bertujuan untuk mengembangkan sistem yang efsien untuk mengurutkan tugas -tugas belajar dan membentuk TL denagn cara memanipulasi penguatan (reinforcement). Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan perilaku yang tidak dapat diamati. Karakteristik model ini adalah dalam hal penjabaran tugas - tugas yang harus dipelajari siswa lebih efsien dan berurutan
C. Perspektif Rumpun Model Mengajar
di dalamnya sesuai dengan tahapan yang akan di capai dalam proses belajar mengajar.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai uraian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam proses belajar mengajar. Dimana belajar merupakan proses penyampain informasi atau ilmu kepada siswa , dalam proses belajar mengajar ini terdapat beberapa rumpun model mengajar yang dapat di gunkan oleh guru dalam proses belajar mengajar dan pembelajaran di sekolah. Terdapat empat rumpun model mengajar yaitu. Belajar yang berorientasi pada pemerosesan infomasi, interkasi social, individu, dan mengajrr tingkah laku (behavioral) diadalm rumpun mengajar ini terdapat model pembelajarn yang dapat di gunakan oleh guru dalam rangkan proses mengajar siswa di sekolah. Dengan menngunakan model pembelajaran tersebut di harapkan proses belajar mengajar akan dapat berlangsung secara efektif.
B. Saran
Daftar Pustaka
Ali Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Amri Sofan dan Ahmadi Khoiru Lif. 2010. Konstruksi Pengembangan
Pembelajaran. Jakarta: PT Prestasi Pustaka.
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali pers
Sanjaya Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Beriorentasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Pramedia Group.
Sarbaini. 2011. Model Pembelajaran Kognitif. Yogyakarta: Aswaja Presssindo.
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasu Belajar Mengajar.Jakarta: PT Raja
Grafndo Pesada.
Syagala Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Uno Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara