• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Imam Bukhari dalam kemajuan islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Imam Bukhari dalam kemajuan islam"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak— Salah satu Ahli Hadits yang paling masyhur ialah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari atau yang sering kita kenal Imam Al-Bukhari. Jasanya dalam meriwayatkan hadits

begitu besar bagi kemajuan islam, karya yang beliau tuliskan yaitu Al-Jami’ As-Shahih atau yang kita kenal dengan Shahih Bukhari menjadi referensi banyak ulama di seluruh dunia dan menjadi rujukan berbagai fatwa ulama.

Petualangannya dalam meriwayatkan hadits menjadi kisah menarik tersendiri bagi saya.

Dari mulai Bashrah, Mesir, Hijaz, Kufah, Baghdad hingga Asia Barat. Di setiap kota yang

beliau singgahi, imam Bukhari bertemu dengan banyak perawi hadits. Dari hasil

pertemuannya itu beliau melakukan seleksi terhadap hadits secara ketat seperti misalnya

apakah perawi tersebut terpercaya, apakah hafalannya kuat, apakah jalur periwayatannya

tersambung dan berbagai persyaratan seleksi lainnya untuk mendapatkan hadits yang

shahih.

Tentu saja perjalanan dalam meriwayatkan hadits tidaklah sebentar. Imam Bukhari

menghabiskan waktunya selama 16 tahun untuk meriwayatkan hadits hingga menjelang

wafatnya pada tahun 256 H dalam usia 61 tahun di Samarkand.

Kata Kunci—Imam, Ahli Hadits, Islam.

Muhammad bin Ismail Al-Bukhari atau yang kita kenal sebagai imam Bukhari adalah salah satu ulama ahli hadits yang sangat mashyur diantara 9 ahli hadits mashyur lainnya seperti Imam Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah, Imam

Peran Imam Bukhari dalam Kemajuan Ilmu

Agama di Bidang Hadits

Muhammad Ramadhan Firdaus

Jurusan Teknik Informatika FTI UII

Kos Arum Baru,Jalan Kaliurang KM. 12.5, Sardonoharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55581

(2)

Ahmad dan yang lainnya. Beliau rahimahullah adalah Imam, Syaikhul Islam, al-Hâfizh, Amîrul Mukminin dalam hadits. Beliau rahimahullah memiliki banyak karya tulis yang sangat bermanfaat bagi umat. Beliau rahimahullah lahir pada bulan Syawwal tahun 194H1 (Yazid, 2013). Hampir seluruh ulama di dunia

menjadikannya sebagai rujukan.

Imam Bukhari menuai banyak pujian dari para ulama. Yazid bin Abdul Qadir Jawas pada tahun 2013, dia menuliskan, Imam Ahmad bin Hanbal

rahimahullah (wafat th. 241 H) berkata, “Belum pernah ada di Khurasan orang

yang melahirkan anak seperti Muhammad bin Ismâ’îl al-Bukhâri2. Juga pujian datang dari al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalâni t (wafat th. 852 H) berkata dalam awal muqaddimahnya di Fat-hul Bâri, “Sungguh aku telah melihat bahwa Abu

‘Abdillah al-Bukhâri dalam Jâmi’ Shahîhnya telah mengambil penetapan dan pengambilan hukum dari cahaya yang indah –yakni al-Qur-an dan as-Sunnah-, mengambil dan menukil dari sumbernya, dan beliau dikaruniai niat yang baik dalam mengumpulkan hadits-hadits, sehingga orang-orang yang menyelisihi dan menyetujui mengakuinya, juga menerima pembicaraannya dalam Shahîhnya …”3. Dan masih banyak pujian dari ulama yang lainnya.

Sungguh begitu besar jasanya dalam kemajuan ilmu agama terutama dalam bidang hadits. Maka dari itu penulis akan membahas secara singkat kehidupan Imam Bukhari.

1.

Biografi Singkat Imam Bukhari

a. Masa Kecil

(3)

Imam Bukhari memiliki nama lengkap Abu ‘Abdillah Muhammad bin Ismâ’îl bin Ibrâhîm bin al-Mughîrah bin Bardizbah al-Ju’fi al-Bukhâri4 ia lahir di

kota Bukhara, sebuah wilayah di Uzbekistan, Uni Sovyet. Ayahnya seorang alim dibidang hadis, mempelajarinya dari sejumlah ulama terkenal, seperti Imam Malik ibn Anas, Hammad ibn Zaid dan Ibn al-Mubarak (Irwan, 2011). Ayahnya meninggal ketika imam Bukhari masih kecil. Tetapi beliau masih beruntung karena ayahnya bukan orang yang kekurangan harta sehingga beliau tidak mengalami kemiskinan karena mewarisi harta yang ditinggalkan oleh ayahnya. Karena ayahnya seorang alim di bidang hadits, imam Bukhari mengikuti jejak ayahnya.

Bukhari mulai belajar hadis saat masih muda, bahkan masih kurang dari 10 tahun. Pada usia 16 tahun, dia telah menghafal banyak kitab ulama terkenal, seperti Ibn al-Mubarak, Waki’, dan sebagainya (Irwan, 2011). Tidak hanya menghafal hadits dan kitab para ulama, imam bukhari juga mempelajari biografi dari para perawi yang meriwayatkan suatu hadits.

b. Petualangan

Irwan dalam tulisannya ‘Imam Al-Bukhari’ pada tahun 2011, Beliau merantau ke negeri Syam, Mesir Jazirah sampai dua kali, ke Basrah empat kali, ke Hijaz bermuqim 6 tahun dan pergi ke Baghdad bersama-sama para ahli hadis yang lain sampai delapan kali. Dalam salah satu perjalannya kepada Adam bin Abu Ayas, ia kehabisan uang. Tampa uang sepeserpun, dia hidup sementara dengan daun-daun tumbuhan liar. Dia seorang penembak jitu, dan suka latihan agar siap

4 Yazid bin Abdul Qadir Jawas, “Pujian Ulama Terhadap Imam Al-Bukhari dan Kitab

(4)

berjihad sewaktu waktu. Menurut pengakuannya, kitab hadis yang ditulisnya membutuhkan jumlah guru tidak kurang dari 1.080 orang guru hadis5.

Dan juga Irwan menuliskan, Bukhari diakui memiliki daya hapal tinggi, yang diakui oleh kakaknya Rasyid bin Ismail. Kakak sang Imam ini menuturkan, pernah Bukhari muda dan beberapa murid lainnya mengikuti kuliah dan ceramah cendekiawan Balkh. Tidak seperti murid lainnya, Bukhari tidak pernah membuat catatan kuliah. Ia sering dicela membuang waktu karena tidak mencatat, namun Bukhari diam tak menjawab. Suatu hari, karena merasa kesal terhadap celaan itu. Bukhari meminta kawan-kawannya membawa catatan mereka, kemudian beliau membacakan secara tepat apa yang pernah disampaikan selama dalam kuliah dan ceramah tersebut. Tercenganglah mereka semua, lantaran Bukhari ternyata hafal di luar kepala 15.000 hadits, lengkap dengan keterangan yang tidak sempat mereka catat.

Pernah suatu ketika imam Bukhari datang ke kota Baghdad, karena beliau terkenal akan keilmuannya maka ketika para Ahli Hadits yang ada di kota Baghdad mendengar kabar tersebut mereka pun berkumpul dan ingin menguji beliau. Lalu mereka mengumpulkan 100 hadits di dalamnya berisi matan6 dan

sanad7-nya lalu mereka sengaja membolak-balik matan dan sanad hadits-hadits tersebut. Lalu dari 100 hadits tersebut dibagikan kepada 10 orang, tiap orang mendapatkan 10 hadits dengan matan dan sanad yang sudah dibolak-balik. Kemudian merekapun mengujinya, maka orang pertama yang menguji menyebutkan hadits yang pertama, sanad hadits dan matan-nya dan bertanya

“Tahukah anda hadits ini?” imam Bukhari menjawab “Saya tidak tahu”,

begitupun untuk hadits yang kedua dengan pertanyaan yang sama namun jawaban

5 Dilihat dari jumlah gurunya, ini menunjukkan bahwa ulama-ulama terdahulu memiliki guru yang sangat banyak, perbuatan semacam ini dilakukan untuk menghindari taqlid yaitu merasa bahwa gurunya saja lah yang paling benar padahal menurut guru-guru yang lain gurunya ter-sebut memiliki banyak kesalahan.

6 Isi teks hadits

(5)

imam Bukhari tetap saja “Saya tidak tahu” lalu berpindah ke orang yang ke dua dengan jawaban yang sama sampai orang yang ke 10 dan hadits ke 100. Maka pada saat itu hadirin yang tidak mengerti ilmu hadits keheranan dan menjadi ragu tentang keilmuannya imam Bukhari. Tatkala 10 orang tadi selesai mengujinya maka imam Bukhari menyebutkan kesalahan pada setiap hadits seperti sanad

yang terbalik matan yang tertukar sampai hadits yang ke 100 beliau hapal setiap kesalahannya dalam satu kali mendengar.

Dalam kisah yang lain imam Bukhari pernah mendatangi majlisnya Al-Firyabi, lalu dia menyampaikan nama kunyah perawi-perawi hadits, maka saat itu tidak ada yang mengetahui siapa perawi-perawi tersebut.“suatu hari aku sedang berada di majlisnya Al-Firyabi, maka Al-Firyabi berkata telah menyampaikan kepada kami Sufyan dai Abi dari Abi Urwah dari Abil Khattab dari Abi Hamzah. Tidak ada yang kenal, maka akupun jelaskan kepada para hadirin Abu Urwah

adalah Ma’mar bin Rasyid, Abul Khattab adalah Qotadah bin Amah As-Sadusi, Abu Urwah adalah Anas bin Malik Radhiallahu ta’ala ‘anhu ” lalu beliau menyebutkan kalau Sufyan Ats-Tsauri tidak menyebutkan nama perawi secara langsung melainkan suka menyebut nama kunyahnya, sehingga orang yang tidak tahu nama kunyahnya menjadi bingung siapa nama perawinya. Dari kisah tersebut membuktikan bahwa imam Bukhari mengenal perawi hadits dari hapal nama-nama perawi juga nama-nama kunyahnya.

c. Fitnah

(6)

bertanya kepada imam Bukhari tentang ilmu kalam (filsafat), karena apabila beliau memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan apa yang mereka yakini maka akan menimbulkan masalah antara mereka dengan imam Bukhari, ketika

perpecahan ini terjadi maka para ahlul bida’8 akan merasa senang.

Kala itu dalam majelisnya imam Bukhari ada orang yang bertanya tentang masalah yang pelik, yaitu masalah Al-Qur’an. Ketika imam Bukhari menjawabnya maka mereka merasa tidak sesuai dengan apa yang diyakini, dari sinilah muncul fitnah. Bahkan ada yang mengatakan bahwa imam Bukhari menyatakan Al-Qur’an adalah makhluk, subhanallah!. Padahal yang dimaksud beliau adalah tidak demikian, imam Bukhari menjawab pertanyaan tersebut dalam satu sudut pandang, sehingga mereka yang belum begitu paham merasa tidak sesuai dengan apa yang telah diyakini. Mendengar kabar tersebut, guru beliau Muhammad bin Yahya Az-Zuhli mentahdzir beliau dan menyatakan yang hadir di majelis imam Bukhari tidak boleh hadir di majelisnya. Karena pernyataan tersebut akhirnya tidak ada yang menghadiri majelisnya imam Bukhari kecuali 2 orang yaitu Muslim bin Hajjaj yang kita kenal sebagai imam Muslim, dan Ahmad bin Salamah. Imam Bukhari pun ditanya mengenai perkataanya yang menyatakan

Al-Qur’an itu adalah makhluk maka beliau menjawab yang menuduhnya mengatakan

perkara tersebut telah berdusta dan membantah tuduhan tersebut dan meluruskannya9.

8 Orang yang mengada-ada dalam perkara agama, misalnya menambah-nambah perkara agama atau mengurang-ngurangi perkara agama

(7)

Dikarenakan imam Bukhari khawatir mereka akan berbuat buruk kepadanya maka beliaupun pulang ke kampung halamannya yaitu Bukhara. Di Bukhara imam Bukhari membuka pengajian untuk umum tetapi fitnah muncul kembali, yaitu ketika pemimpin Bukhara meminta beliau untuk mengajarkan ilmu khusus untuk anaknya tetapi beliau menolak sehingga dia marah dan menyusahkan beliau.

d. Keshalihan Imam Bukhari

Imam Bukhari mendapatkan warisan yang banyak dari ayahnya maka diapun melakukan bagi hasil dan menggunakan harta tersebut untuk menuntut ilmu10. Suatu ketika imam Bukhari didatangkan barang dagangan untuk dijual

kemudian datanglah orang-orang menawar tersebut ke rumahnya di malam hari dengan memberi untung langsung 5000 dirham dari modal, lalu imam Bukhari menyuruh mereka untuk pulang. Keesokan hari datang pedagang yang lain, pedagang tersebut menawar dengan memberi keuntungan 2 kali lipat dari para pedagang pertama karena imam Bukhari belum menyetujui penawaran para

pedagang yang pertama. Lalu beliau berkata “Saya sudah niatkan tadi malam bahwa barang dagangan saya akan jualkan kepada para pedagang yang semalam

saya tidak ingin membatalkan niat saya tadi malam“11.

Suatu ketika imam Bukhari pernah pergi kepada seorang ahli hadits bernama Adam bin Abi Iyas namun kiriman uangnya terlambat, maka beliau tidak bisa makan sehingga beliau 3 hari memakan rumput. Setelah itu datang tiba-tiba

10 Imam Bukhari tidak bekerja, dia apabila ingin membeli atau menjual sesuatu maka dia meminta orang lain untuk membeli atau menjualnya, karena menurutnya dalam jual beli itu ada tambahan ada pengurangan ada campur-campuran dan ini menunjukkan sikap wara yaitu beliau ingin menjaga hubungannya dengan Allah.

(8)

seorang laki-laki yang memberikan sekantong dinar. Maka dia gunakan uang tersebut setiap bulan 500 dirham untuk mencari hadits.

Diantara wara’12-nya beliau adalah tidak pernah mengumpat seseorangpun (ghibah)13. Beliau berkata “saya tidak pernah men-ghibah14 seorang pun sejak saya tau ghibah15itu haram”.

2.

Guru dan murid Imam Bukhari

Ada beberapa tingkatan dalam guru-guru16 imam Bukhari yang pertama

adalah yang pernah mendengar dari tabi’in dan bertemu, yang ke dua adalah mendengar dari tabi’in tapi tidak bertemu, diantara guru-gurunya adalah teman-temannya dalam menuntut ilmu karena imam Bukhari memiliki sifat tawadhu dan jauh dari sifat hasad17 sehingga meskipun dia mengambil ilmu dari temannya maka dianggap sebagai gurunya dan ini adalah tingkatan yang ke tiga. Bahkan diantara guru-gurunya adalah muridnya sendiri ini menunjukkan betapa tawadhu nya imam Bukhari meskipun dia orang alim tetapi mau menuntut ilmu dari teman-temannya bahkan murid-muridnya sekalipun.

Diantara murid-muridnya ada yang mashyur sampai sekarang dan termasuk 9 ulama hadits yang sering menjadi rujukan Ahlussunnah wal Jama’ah18. Seperti Imam Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ad-Darimi.

3.

Karya dan metode yang digunakan dalam periwayatan

hadits

12 Menjaga hubungan dengan Allah, menghindari yang makruh mengerjakan yang sunnah 13 Menceritakan kejelekan seseorang tanpa maslahat

14 Idem 15 Idem

16 Muqaddimah Fathul Bâri

17 Rasa cemburu akan nikmat seseorang dan ingin nikmat tersebut hilang darinya

(9)

Dalam tulisannya, Irwan juga menyatakan, Sebagai intelektual muslim yang berdisiplin tinggi, Imam Bukhari dikenal sebagai pengarang kitab yang produktif. Karya-karyanya tidak hanya dalam disiplin ilmu hadits, tapi juga ilmu-ilmu lain, seperti tafsir, fikih, dan tarikh. Fatwa-fatwanya selalu menjadi pegangan umat sehingga ia menduduki derajat sebagai mujtahid mustaqil (ulama yang ijtihadnya independen), tidak terikat pada mazhab tertentu, sehingga mempunyai otoritas tersendiri dalam berpendapat dalam hal hukum.

Pendapat-pendapatnya terkadang sejalan dengan Imam Abu Hanifah (Imam Hanafi, pendiri mazhab Hanafi), tetapi terkadang bisa berbeda dengan beliau. Sebagai pemikir bebas yang menguasai ribuan hadits shahih, suatu saat beliau bisa sejalan dengan Ibnu Abbas, Atha ataupun Mujahid dan bisa juga berbeda pendapat dengan mereka (Irwan, 2011).

Diantara puluhan kitabnya, yang paling masyhur ialah kumpulan hadits shahih yang berjudul Al-Jami' as-Shahih, yang belakangan lebih populer dengan sebutan Shahih Bukhari. Ada kisah unik tentang penyusunan kitab ini. Suatu malam Imam Bukhari bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad saw., seolah-olah Nabi saw. berdiri dihadapannya. Imam Bukhari lalu menanyakan makna mimpi itu kepada ahli mimpi. Jawabannya adalah beliau (Imam Bukhari) akan menghancurkan dan mengikis habis kebohongan yang disertakan orang dalam sejumlah hadits Rasulullah saw. Mimpi inilah, antara lain yang mendorong beliau

untuk menulis kitab “Al-Jami 'as-Shahih” (Irwan, 2011).

Dalam menyusun kitab tersebut, Imam Bukhari sangat berhati-hati. Menurut Al-Firbari, salah seorang muridnya, ia mendengar Imam Bukhari

(10)

0

Setelah itu ia menulis mukaddimah dan pokok pokok bahasannya di Rawdah Al-Jannah, sebuah tempat antara makam Rasulullah dan mimbar di Masjid Nabawi di Madinah. Barulah setelah itu ia mengumpulkan sejumlah hadits dan menempatkannya dalam bab-bab yang sesuai. Proses penyusunan kitab ini dilakukan di dua kota suci tersebut dengan cermat dan tekun selama 16 tahun. Ia menggunakan kaidah penelitian secara ilmiah dan cukup modern sehingga hadits haditsnya dapat dipertanggung-jawabkan. Dengan bersungguh-sungguh ia meneliti dan menyelidiki kredibilitas para perawi sehingga benar-benar memperoleh kepastian akan keshahihan hadits yang diriwayatkan. Ia juga selalu membandingkan hadits satu dengan yang lainnya, memilih dan menyaring, mana yang menurut pertimbangannya secara nalar paling shahih. Dengan demikian, kitab hadits susunan Imam Bukhari benar-benar menjadi batu uji dan penyaring bagi sejumlah hadits lainnya (Irwan, 2011).

Diantara karyanya adalah sebagai berikut19:

1. Al-Jami' ash-Shahih yang dikenal sebagai Shahih Bukhari

2. Al-Adab al-Mufrad

3. Adh-Dhu'afa ash-Shaghir

4. At-Tarikh ash-Shaghir

5. At-Tarikh al-Ausath

6. At-Tarikh al-Kabir

7. At-Tafsir al-Kabir

8. Al-Musnad al-Kabir

9. Kazaya Shahabah wa Tabi'in

10. Kitab al-Ilal

(11)

1

11. Raf'ul Yadain fi ash-Shalah

12. Birr al-Walidain

13. Kitab ad-Du'afa

14. Asami ash-Shahabah

15. Al-Hibah

16. Khalq Af'al al-Ibad

17. Al-Kuno

18. Al-Qira'ah Khalf al-Imam

PENUTUP

Berdasarkan paparan sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan:

Imam Bukhari memiliki nama lengkap Abu ‘Abdillah Muhammad bin Ismâ’îl bin Ibrâhîm bin al-Mughîrah bin Bardizbah al-Ju’fi al-Bukhâri20 ia lahir di kota Bukhara, sebuah wilayah di Uzbekistan, Uni Sovyet.

Imam Bukhari sejak kecil merupakan anak yang luar biasa, beliau ingin mengikuti jejak ayahnya. Ketika mencapai usia dewasa beliau berkelana untuk meriwayatkan hadits kurang lebih 16 tahun lamanya. Beliau memiliki banyak sekali guru yang memiliki berbagai tingkatan.

Keshalihannya bisa dilihat dari kisah-kisah yang sebelumnya telah dipaparkan, itu dilakukan karena sudah seharusnya seorang ulama adalah orang yang shalih yang menjaga hubungannya dengan Sang Khaliq, juga untuk menjaga kredibilitasnya sebagai periwayat hadits.

20 Yazid bin Abdul Qadir Jawas, “Pujian Ulama Terhadap Imam Al-Bukhari dan Kitab

(12)

2

Memang sudah menjadi aturan bahwa ujian itu pasti ada termasuk apa yang dialami oleh imam Al-Bukhari seperti kisah di atas. Maka bersabar dan bertawakkal adalah suatu keharusan karena sesudah ada kesulitan pasti ada kemudahan.

DAFTARPUSTAKA

Yazid bin Abdul Qadir Jawas, “Pujian Ulama Terhadap Imam Al-Bukhari

dan Kitab Shahihnya”, diakses dari https://almanhaj.or.id/3658-pujian-ulama-terhadap-imam-al-bukhari-dan-kitab-shahihnya.html pada tanggal 31 Oktober 2017

Irwan, “Imam Al-Bukhari”, Padang: E-Dokumen Kementrian Agama Republik Indonesia, 2011

https://id.wikipedia.org/wiki/Bukhari, diakses tanggal 28 Desember 2017

Taman Surga. “Biografi Imam Al-Bukhari - Ustadz Dr. Firanda Andirja,

(13)

3

Muhammad Ramadhan Firdaus lahir di Purwakarta pada tahun 1998. Lulus dari SMAN 2 Purwakarta pada tahun 2015 dan sedang melanjutkan studi Strata 1 nya di Universitas Islam Indonesia. Sejak tahun 2014 sampai 2015 pernah menjadi seksi kerohanian di kelas IPA 1, SMAN 2 Purwakarta. Pernah mengikuti seleksi asisten laboratorium terpadu Teknik Informatika, Universitas Islam Indonesia. Sejak tahun 2015 menjadi anggota salah satu unit kegiatan mahasiswa

Programming Study Club sampai tahun 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Pendugaan tidak langsung tingkat kemiskinan pada area kecil menggunakan model pengaruh acak dua-bagian menghasilkan dugaan yang lebih baik dibandingkan penduga

1. Dalam pelaksanaan praktik mengajar praktikan harus merencanakan dengan sebaik-baiknya target yang akan dicapai dalam proses pembelajaran seperti materi, jumlah

didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara leader member exchange dengan employee engagement pada karyawan tetap PT. Koefisien korelasi tersebut

Kesenien tradisional itu merupakan- bahagian yang selalu dipelihara oleh masyarakat seperti yang dikemukakan oleh Mursal Esten; "Kebiasaan tuun-temurun

Pem- buatan Sampel paving block terdiri dari 2 tahap yaitu tahap pertama pembuatan sampel untuk menentukan kuat tekan optimum dengan variasi campuran A (10% semen 5% abu sekam

Mindset financial merupakan sikap mental atau keyakinan yang menjadi dasar menginterpretsai informasi keuangan untuk membuat.. keputusan keuangan yang tepat sasaran

Hasil penelitian ini merupakan gambaran umum mengenai masing-masing variabel sebagai pembanding dalam anasis data hasil penelitian yang meliputi: (1) deskripsi data

Pengunjung juga dapat memberikan kritik, saran dan pertanyaan tentang kebudayaan Betawi yang ditampilkan dalam halaman website dengan mengisi identitas