• Tidak ada hasil yang ditemukan

VALUASI ASET ANALISIS SAHAM MODEL PENILA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "VALUASI ASET ANALISIS SAHAM MODEL PENILA"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PASAR MODAL

DAN

MANAJEMEN PORTOFOLIO

OLEH:

OLIVIA M.LUMENDEK

13318173

PENDIDIKAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS EKONOMI

(2)

VALUASI ASET ANALISIS SAHAM (MODEL PENILAIAN SAHAM)

Valuasi Aset Analisis Saham

Investasi dalam saham memberikan prospek bahwa suatu jumlah yang relatif kecil dapat tumbuh menjadi jumlah yang cukup besar sehingga menarik bagi para investor. Investor membeli saham suatu perusahaan dengan harapan memperoleh keuntungan dengan jumlah yang diharapakannya. Dalam melakukan investasi maka, para investor melakukan investasi pada saham-saham perusahaan yang produktif, mempunyai objek bisnis yang perspektif serta terhindar dari kerugian. Dalam memilih saham, seorang investor selalu memperhitungkan tingkat resiko yang harus di hadapi. Dengan adanya resiko tersebut, investor selalu menginginkan tingkat pengembalian minimum yang diharapkan untuk menutupi besarnya resiko yang harus ditanggung. Besarnya cash flow yang diperoleh oleh seorang investor dalam melakukan investasi saham adalah sama dengan dividen.

Penilaian saham (valuasi) adalah nilai sekarang (present value) dari arus kas imbal hasil yang diharapkan (expected cash flows). Dengan kata lain, investor berharap bahwa saham dapat memberikan cash flow selama dimiliki. Untuk mengubah arus kas menjadi harga saham, maka didiskonto dengan tingkat bunga yang diinginkan (required rate of return). Penilaian harga saham bertujuan untuk menilai saham-saham manakah yang paling menguntungkan bagi investor. Dengan kata lain, saham-saham yang harga pasarnya lebih rendah dari nilai intrinsik (undervalued) maka saham ini layak untuk dibeli dan saham yang harga pasarnya lebih tinggi dari nilai intrinsik (overvalued) maka saham ini layak untuk dijual.

(3)

harga belinya atau dividen yang merupakan keuntungan emiten yang dibagikan kepada pemegang saham.

Dalam kaitannya penggunaan price earning ratio (PER) dan Devidend yield sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan, para pelaku pasar juga dapat mengidentifikasinya melalui arus kas perusahaan. Semakin besar jumlah investasi dalam suatu periode akuntansi tertentu, semakin kecil dividen yang dibayarkan, karena perusahaan yang memiliki level Investment Opportunity Set (IOS) tinggi diidentifikasi sebagai perusahaan yang free cash flownya rendah (Jensen 1986, dalam Jati 2005). Investment opportunity set (IOS) perusahaan menentukan kemampuannya memperoleh keuntungan dari prospek pertumbuhan. Potensi pertumbuhan dapat ditunjukan dengan perbedaan antara nilai pasar saham dengan nilai buku dan adanya kesempatan investasi yang dapat menghasilkan keuntungan. Investment opportunity set (IOS) merupakan bentuk investasi yang dilakukan perusahaan sehingga menghasilkan nilai bagi perusahaan dimasa mendatang. Semakin tinggi investment opportunity set (IOS) maka perusahaan akan memiliki nilai dimasa mendatang dan akan dinilai tinggi oleh investor (Myers 1997, dalam Jati 2005). Untuk dapat memilih investasi yang aman pada saham, investor memerlukan teknik untuk menilai harga saham yang akan dibeli ataupun kemampuan saham tersebut memberikan dividen dimasa datang. Teknik yang benar dalam analisa akan mengurangi resiko bagi investor dalam berinvestasi. Salah satu teknik penilaian saham yang sering digunakan oleh para analis adalah teknik price earning ratio (PER).

(4)

Pada akhirnya arus kas hasil penjualan kembali saham ekuivalen dengan arus dividen yang akan diterima para pemegang saham (Husnan, 2005). Untuk menggunakan model nilai sekarang (Present value), pemodal harus mengestimasikan suatu tingkat diskonto (discount rate) atau tingkat return yang disyaratkan (Required rate of return), mengestimasikan jumlah dan waktu (periode) arus kas dimasa akan datang. Dalam menggunakan kedua komponen diatas, dalam suatu model present value untuk mengestimasikan nilai intrinsik kemudian membandingkannya dengan nilai sekarang. Dasar yang digunakan dalam menentukkan nilai sekarang (present value) dari suatu saham yang dinilai adalah tingkat bunga tertentu yang dianggap layak oleh investor. Sedangkan pendekatan price earning ratio menggunakan angka rasio harga per lembar saham dengan laba per lembar saham dari laporan keuangan perusahaan. Penentuan nilai saham dengan menggunakan pendekatan nilai sekarang (present value) pada prinsipnya sama dengan perhitungan nilai sekarang obligasi. Perhitungan nilai saham dilakukan dengan mendiskontokan semua aliran kas yang diharapkan dimasa datang dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan investor.

1. PENDEKATAN NILAI SEKARANG (PRESENT VALUE)

Dalam pendekatan ini, perhitungan nilai saham dilakukan dengan menghitung

nilai sekarang (present value) semua aliran kas saham yang diharapkan di masa

datang dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan investor. Dalam hal ini nilai intrinsik atau disebut juga dengan nilai teoritis suatu saham nantinya akan sama dengan nilai diskonto semua aliran kas yang akan diterima investor pada masa yang akan datang.

Komponen dalam penentuan nilai saham dnegan pendekatan nilai sekarang

adalah aliran kas (cash flow). Aliran kas yang bisa dipakai dalam penilaian saham

dengan pendekatan nilai sekarang adalah earning perusahaan, atau berupa earning

yang dibagikan dalam bentuk dividen. Dengan demikian kita bisa menggunakan komponen deviden sebagai dasar penilaian saham.

(5)

P0 = D1 + D2 + D3 + ... + D~

(1 + k) (1 + k)2 (1 + k)3 (1 + k)~

Dimana,

P0 = Nilai intrinsik saham dengan model diskonto dividen

D1, D2, D3, D~ = Dividen yang akan diterima dimasa yang akan datang

K = Tingkat return yang diisyaratkan

a.)Model Pertumbuhan Nol

Model ini digunakan saat dividen yang dibayarkan oleh perusahaan tidak akan mengalamai pertumbuhan. Dengan kata lain jumlah dividen yang dibayarkan akantetap sama dari waktu ke waktu. Model ini bisa dirumuskan sebagai berikut:

P0 = D

k

Dimana :

P0 = Nilai saham preferen

D = dividend saham preferen

k = tingkat return yang disyaratkan pd saham preferen

b.) Model Pertumbuhan Konstan

Model petumbuhan konstan (model Gordon), dipakai untuk menentukan nilai saham yang pembayaran dividennya mengalami pertumbuhan secara konstan selama waktu tak terbatas.

Dividen Bertumbuh Secara Konstan (Constant Growth Model)

 Dividen tumbuh sesuai dengan tingkat pertumbuhan perusahaan

 Model ini mengasumsikan bahwa dividen tumbuh pada suatu tingkat tertentu

(g) / konstan

 Model ini cocok untuk perusahaan yang mature dengan pertumbuhan yang

stabil

(6)

Rumus Dividen Bertumbuh Konstan :

{P0 = D0(1+g)/Ks-g}

Dimana :

P0 = Harga saham

D0 = Nilai dividen terakhir

g = tingkat pertumbuhan perusahaan

Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham tsb

Model ini disebut Gordon model sesuai dgn nama penemunya Myron J Gordon

c.) Model Pertumbuhan Tidak Konstan (ganda)

Model ini sesuai untuk menilai saham perusahaan yang mempuyai karakteristik pertumbuhan yang ‘fantastis’ di tahun-tahun awal, sehingga bisa membayarkan dividen dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi.

Pada beberapa tahun awal selama masa pertumbuhan fantastis, perusahaan mungkin akan mampu membayar dividen dengan pertumbuhan diats normal, namun setelah melewati masa tersebut pertumbuhan tingkat dividen yang dibayarkan perusahaan mungkin akan lebih rendah dari masa sebelumnya, dan akan bertumbuh secara tetap.

Umumnya, tingkat pertumbuhan dividen tidak konstan karena kebanyakan

perusahaan-perusahaan mengalami life cyles (early-faster growth, faster than

economy, then match w/ economy’s growth, then slower that economy’s growth). 2. PRICE EARNING RATIO ( PER )

Bagi para investor semakin tinggi PER maka pertumbuhan Laba yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan. Dengan begitu PER {ratio harga terhadap Laba} adalah perbandingan antara market price pershare ( MPS ) { harga pasar per lembar saham} dengan earning pershare ( EPS ) {Laba per lembar saham}. Adapun menurut Van Horne dan Wachowicz, PER adalah “The market price pershare of a firm’s common stock devided by the most recent 12 month of earning pershare”. Rumusnya adalah sebagai berikut :

MPS PER =

(7)

Keterangan :

PER = Price Earning Ratio MPS = Market Price Pershare EPS = Earning Pershare

1. Analisa Fundamental Saham

Teknik analisa fundamental adalah analisa yang menitikberatkan pada dua poin penilaian, yakni pada aspek finansial yang di dalamnya mencakup pendapatan per saham atau EPS - Earning per Share, Nilai buku Saham atau PBV - Price Book Value, serta rasio pengeluaran dan nilai buku ekuitas dari saham itu sendiri. Sedang orangnya yang cenderung memilih metode analisa seperti ini disebut juga dengan 'Value Investor'. Jadi yang menjadi cakupannya pada analisa pertama ini ada 4

jenis. Adapun poin penilaian kedua dari seorang investor adalah pada laporan

keuangan tahunan atau biasa juga pada lap. keuangan per triwulan dan per semester. Di dalam poin ke-2 ini seorang investor akan menganalisa bagaimana detailnya isi laporannya (asset, modal, pendapatan, penjualan, dan sebagainya), termasuk juga menganalisa garis besar dari filosofi persahaan tersebut, dan bila perlu melihat juga isi dari pernyataan auditor serta segala yang tertera pada catatan kakinya.

2. Analisa Teknikal Saham

Tipe analsis saham terbagi menjadi 2 tipe dasar analisis saham yaitu analisis

fundamental dan analisis teknikal.

(8)

dan pertumbuhan laba. Faktor eksternal yang mepengaruhi harga saham adalah peraturan yang ada, resesi ekonomi, sentimen pasar dan lain-lain.

Analisi teknikal adalah suatu jenis analisis yang selalu berorientasi kepada harga (pembukaan,penutupan,tertinggi, dan terendah) dari suatu instrumen investasi pada timeframe tertentu (price oriented). Analisis ini mempelajari tentang perilaku pasar yang diterjemahkan ke dalam grafik riwayat harga dengan tujuan untuk memprediksi harga di masa yang akan datang. Harga yang tercermin di dalam grafik merupakan harga kesepakatan transaksi antara supply dan demand. Teori Dow atau The Dow Theory adalah teori analisis teknikal yang paling terkenal dalam memprediksi apa trend yang sedang terjadi di bursa. Teori Dow mengatakan bahwa sebagian besar saham bergerak sejalan dengan bergeraknya bursa keseluruhan atau index dalam artian bila ndex bergerak naik. Begitu juga sebaliknya, bila indexbergerak turun maka harga sebagian besar komponen saham yang terdapat didalamnya juga bergerak turun.

3. INFLENASI PASAR YANG EFISIEN

Fama (1970) menyatakan bahwa pasar yang efisien adalah pasar yang harganya mencerminkan informasi yang relevan, yang berarti harga saham tersebut sulit untuk diprediksi. Fama juga membagi bentuk-bentuk efisiensi pasar ke dalam 3 bentuk :

1. Efisiensi pasar bentuk lemah. Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas tercermin secara penuh dari informasi masa lalu..

2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan.

(9)

Pengujian Efisiensi Pasar

1. Efisiensi Bentuk Lemah

Cara menguji efisiensi bentuk lemah yaitu dengan melihat prediktibiltas return, Prediktibilitas return dapat dilakukan dengan cara:

 Mempelajari pola return seasonal : dengan melihat pola harian dan pola

bulanan return saham.

 Menggunakan data return di masa lalu, baik untuk prediktibilitas jangka

pendek maupun jangka panjang.

 Mempelajari hubungan return dengan karakteristik perusahaan, dinyatakan

dalam sebuah anomali pasar yang efisien., karena tidak ada seorang investor pun yang dapat memperoleh return abnormal dengan menggunakan informasi perusahaan.

2. Efisiensi Bentuk Setengah Kuat. Cara menguji harga saham dengan bentuk ini yaitu melakukan event studies dengan mempelajari dampak informasi terhadap harga saham dan memprediksi seberapa cepat informasi dapat masuk ke pasar.

3. Efisiensi Bentuk Kuat. Cara mengujinya yaitu dengan private information, apakah pihak insider (orang dalam) atau investor tertentu mendapat akses informasi yang baik sehingg mendapatkan abnormal return dibanding return di pasar. Pihak-pihak yang disebut insider adalah direktur, manajer, karyawan atau pemegang saham yang dianggap bisa mendapatkan informasi yang sesungguhnya mengenai perusahaan yang tidak dapat dilakukan oleh pihak lainnya.

Faktor Yang Mempengaruhi Pasar Efisien

1. Banyak terdapat investor yang rasional

(10)

3. Informasi yang terjadi bersifat random

4. Investor bereaksi cepat terhadap informasi baru

Implikasi Pasar Efisien.

Implikasi hipotesis pasar efisien terhadap investor yang berinvestasi di pasar modal dilihat dari implikasinya terhadap investor yang menerapkan:

• Analisis teknikal. Mereka pada dasarnya percaya bahwa pergerakan harga saham di masa yang akan datang bisa diprediksi dari data pergerakan harga saham di masa lampau.

(11)

VALUASI ASET ANALISIS OBLIGASI

Penilaian Obligasi (Bond Valuation)

Obligasi merupakan surat hutang jangka menengah atau panjang yang diterbitkan oleh penerbit (perusahaan atau pemerintah) dengan member imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok hutang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut (Rahardjo, 2003).

Dari sudut pandang valuasi maka suatu obligasi konversi memiliki dua aset yaitu

obligasi dan waran dimana penilaian obligasi konversi memerlukan suatu asumsi dari :

1. Gejolak pergerakan harga saham yang menjadi aset dasar obligasi konversi untuk memperkiranan (opsi (keuangan)|nilai opsinya) dan ;

2. penyebaran kredit atas porsi pendapatan tetap yang memengaruhi profil kredit perusahaan dan peringkat dari konversi pada struktur permodalan.

a. Jenis Obligasi

Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:

1. Dilihat dari sisi penerbit:

a. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.

b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat. c. Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untut

membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).

2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga:

a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.

(12)

c. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.

d. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.

2. Dilihat dari hak penukaran/opsi:

a. Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.

b. Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.

c. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

d. Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

3. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya:

1. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:

i. Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan

pokoknya dijamin denan penangguangan dari pihak ketiga

ii. Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya

dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.

iii. Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang

(13)

2. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.

. Dilihat dari segi nilai nominal:

a. Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot.

b. Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds. 2. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil:

a. Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem kupon bunga.

b. Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu:

i. Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang

menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.

ii. Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang

menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.

b. Jenis-Jenis Obligasi Konversi

 Obligasi tukar

 Obligasi wajib konversi

 Obligasi konversi

 Obligasi konversi saham preferen

c. Karakteristik Obligasi:

(14)

2. Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan). Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.

3. Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi Kupon / bunga nya.

4. Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel. Mengukur resiko / kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO (Pemeringakat Efek Indonesia) atau Kasnic Indonesia (Bursa Efek Indonesia).

Harga Obligasi

(15)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Obligasi

1. Adanya perbedaan karakteristik dari obligasi itu sendiri mempengarui harga obligasi seperti, obligasi yang menamakan bunga tetap, floating rate, obligasi zero coupon bond,obligasi konversi dan income bond.

2. Tingkat suku bunga

3. Jangka waktu tempo obligasi

4. Risiko untuk tidak menerima bunga maupun pokok pinjaman 5. Besarnya coupon rate dari obligasi

6. Faktor pembayaran pajak dari hasil/pendapatan obligasi (pajak obligasi yang dibayar pemodal).

Macam-macam Risiko Obligasi

1. Interest Rate Risk, yaitu risiko yang berkaitan dengan tingkat suku bunga. Jika suku bunga meningkat maka harga obligasi akan turun begitu pula sebaliknya apabila tingkat suku bunga turun maka harga obligasi akan meningkat naik.

2. Reinvestment Rate, yaitu resiko yang berkaitan dengan perubahan strategi dari tingkat penanaman kembali investasi dimana hal tersebut sangat dipengaruhi suku bunga pasar.

3. Call Risk, risiko yang berkaitan dengan penarikan atau seluruh obligasi yang telah diterbitkan sebelum obligasi tersebut jatuh tempo.

4. Credit Risk, risiko apabila penerbit gagal memenuhi kewajiban keuangan meliputi pembayaran bunga dan pembayaran kembali jumlah uang yang dipinjam (pokok utang atau utang nominalInflation Risk atau purchasing power risk, yaitu risiko yang dapat meningkat karena variasi dalam nilai arus kas sekuritas yang dipengaruhi oleh inflasi. Risiko ini diukur dengan kekuatan pembelian.

5. Exchange Rate Risk, yaitu risiko yang dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. 6. Liquidity Risk, ukuran utama dari likuiditas adalah selisih antara harga jual

(16)

7. Volatility Risk, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah ekspektasi tingkat bunga yang berubah-ubah. Secara spesifik, nilai opsi meningkat apabila ekpektasi perubahan tingkat bunga juga meningkat. Risiko yang mempengaruhi perubahan dalam volatilitas akan mempengaruhi harga suatu obligasi. (Fabozzi, 2004:6).

Tingkat Bunga

Untuk memahami perhitungan tingkat bunga dalam obigasi ada 3 titik waktu yang perlu dimengerti. Titik waktu tersebut menyangkut (1) kapan pemberi dana dan pihak yang memerlukan dana menentukan tingkat bunga atas obligasi tersebut, (2) kapan dana akan diserahkan, dan (3) kapan hutang akan dilunasi. Notasi-notasi yang digunakan :

1. i adalah tingkat bunga 2. t0 adalah tanggal komitmen

3. t1 adalah tanggal dana diserahkan ke perusahaan yang menerbitkan obligasi 4. t2 adalah tanggal obligasi dilunasi kembali

Dengan demikian kita akan menuliskan tingkat bunga sebagai t0, it1, t2. Karena t0 terjadi pada tahun ke nol, maka t0 = 0, dan karenanya penulisannya disederhanakan menjadi it1, t2 Spot Interest Rate merupakan tingkat bunga obligasi yang hanya mempunyai satu arus kas bagi pembeli obligasi. Obligasi yang hanya mempunyai satu arus kas bagi pemodal disebut pure discount bond atau zero coupon bond.

Struktur tingkat bunga

Menurut Eduardus tendelin (2010;170-173) Struktur tingkat bunga adalah hubungan antara waktu jatuh tempo dengan yield untuk suatu kategori obligasi tertentu pada waktu tertentu. Semakin lama jangka waktu obligsi, maka resiko ketidakpastian juga akan semakin tinggi, sehingga tingkat bunga yang diharapkan juga akan saemakin tinggi.

Ada tiga teori struktur tingkat bunga yaitu :

(17)

Dalam teori ini tingkat bunga obligasi jangka panjang selama periode akan sama dengan nilai rata-rata bunga jangka pendek dari obligasi tersebut periode yang sama.

2. Teori preferensi likuiditas

Teori ini menyatakan bahwa tingkat bunga akan mencerminkanjumlah tingkat bunga sekarang dan tingkat bunga jangka pendek yang diharapkan (sama dengan teori harapan) ditambah dengan premi likuiditas (resiko). Semakin lama waktu jatuh tempo suatu obligasi, semakin besar tingkat ketidakpastian yang harus dihadapi investor obligasi. Dengan demikian investor akan lebih menyukai investasi jangka pendek. Sebaliknya perusahaan yang memerlukan dana, lebih menyukai dana pinjaman jangka panjang.

3. Teori Preferensi habitat

Teori ini menyebutkan bahwa investor mempunyaipreferensi terhadap sektor maturitas tertentu dan mereka akan beralih ke maturitas lain jika terdapat imbalan yang memadai. Teori preferensi hampir sama dengan teori struktur bunga lainnya yaitu teori segmentasi pasar. Perbedaan teori segmentasi menganggap bahwa investor tidak akan beralih ke sektor maturitas lain meskipun return yang diperoleh relatif lebih besar. Sebagai contoh bank-bank komersial akan cenderung menyalurkan dana pinjaman dalam jangka pendek. Sedangkan perusahaan dan lembaga pengelolaan dana pensiun akan lebih menyukai invesasi surat-surat berharga dalam jangka panjang.

Struktur resiko tingkat bunga

(18)

1. Perbedaan kualitas. Untuk mengetahui kualitas obligasi, kita bisa melihat rating kualitas obligasi yang disusun berdasarkan besarnya resiko kegagalan pembayaran (risk of default).

2. Perbedaan dalam bentuk call provision. Obligasi yang callable akan memberikan YTM yang lebih tinggi dari obligasi moncallable.

3. Perbedaan tingkat kupon yang diberikan. Obligasi yang memberikan kupon yang relatif lebih kecil akan cenderung memberikan return berbentuk capital gain yang lebih besar.

(19)

PENGUKURAN RIKS DAN RETURN OBLIGASI

Pengertian Riks dan Return

a. Definisi Risiko (Risk)

Risiko didefinisikan dalam kamus Webster’s sebagai kecelakaan, ’’bahaya yang dihadapkan pada kerugian atau kecelakaan”. Risiko mengacu pada peluang bahwa beberapa kejadian yang tidak menguntungkan.

Risiko aktiva dapat dianalisis dengan dua cara, yaitu sebagai berikut:

1. Atas dasar berdiri sendiri (Stand-Alone Basis)

Merupakan risiko yang akan dihadapi investor,jika dia hanya memiliki satu jenis aktiva, baik aktiva riil maupun aktiva keuangan.

2. Atas dasar portofolio (Portofolio Basis)

Portofolio adalah sekumpulan investasi aktiva atau sekuritas, sebagai salah satu dari seluruh aktiva atau sekuritas dalam portofolio.

b. Definisi Return

Return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannnya. Adapun menurut R.J.

Shook return merupakan laba investasi, baik melalui bunga ataupun dividen.

c. Definisi Risk and Return

Risk and return merupakan kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi dan individu dalam keputusan investasi yaitu baik kerugian ataupun keuntungan dalam suatu periode akuntasi. Dalam dunia investasi dikenal adanya hubungan kuat antara

risk dan retu, yaitu jika risiko tinggi maka return (keuntungan) juga akan tinggi begitu

pula sebaliknya jika return rendah maka risiko juga akan rendah.

Obligasi adalah kontrak keuangan. Penerbit obligasi, seperti perusahaan, akan membayar bunga kepada pembeli obigasi secara periodik. Kemudian, pada akhir waktu tertentu, penerbit obligasi membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai par. Sebaliknya, pemegang obligasi memberikan sejumlah uang kepada perusahaan saat ini.

Risiko-Risiko ( Riks) Dalam Obligasi

1. Interest-Rate Risk

(20)

2. Reinvestment Risk

Variabilitas pada tingkat reinvestment akibat adanya perubahan pada tingkat bunga pasar dinamakan reinvestment risk.

3. Call Risk

Sebagian perusahaan menetapkan untuk menarik atau membeli obligasi yang diterbitkannya pada harga dan waktu tertentu. Hal ini menyebabkan investor akan mengalami call risk dimana pada tanggal tertentu perusahaan penerbit obligasi akan menarik kembali obligasinya.

4. Default Risk

Default Risk juga berkaitan dengan risiko gagal bayar, artinya risiko penerbit obligasi yang mengalami kebangkrutan. Akibat adanya risiko ini, obligasi yang memiliki Default Risk dalam perdagangan di pasar obligasi mempunyai harga yang rendah dibandingkan dengan U.S Treaasury securities. Dilain pihak, obligasi ini dalam perdagangan di pasar obligasi memiliki yield yang lebih besar dari treasury bond.

tidak dapat diketahui dengan pasti. Nilai obligasi dalam mata uang lokal baru dapat diketahui ketika pembayaran kupon atau nilai pokok pinjaman terjadi.

7. Liquidity Risk

Liquidity atau marketable risk bergantung pada kemudahan suatu obligasi untuk dijual kembali sebesar nilai obligasinya.

8. Volatility Risk

Harga suatu jenis obligasi tertentu bergantung pada tingkat suku bunga dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi nilai obligasi tersebut. Perubahan pada faktor-faktor tersebut berpengaruh pada harga obligasi. Risiko jenis ini dikenal dengan volatility risk.

MENGUKUR RETURN

Untuk membandingkan kinerja dari waktu ke waktu atau antara sekuritas yang berbeda. Total Return (TR) adalah persentase yang berkaitan dengan semua arus

kas yang diterima selama periode waktu tertentu, di notasikan dengan CFt +(PE - PB).

(21)

PB = Harga beli atau harga awal periode, PC = (PE - PB) = Perubahan harga selama

periode pengukuran atau

TR = CFt + (P E – BP ) = CFt + Pc

PB PB

MENGUKUR CUMULATIVE WEALTH INDEX (CWI)

CWI adalah kumulatif kekayaan dari waktu ke waktu, berdasarkan pada kekayaan awal tertentu ditambah dengan serangkaian return dari beberapa aset.

Formula CWI untuk periode ke-n=

CWIn = WI0 (1+TR1)+(1+TR2)+... (1+TRn)

CWIn = Cumulative Wealth Inndex pada akhir periode ke-n

WI0 = Nilai Index awal, Khususnya digunakan S1

TR1.n = TR Secara berkala dalam bentuk desimal (ketika ditambah 1, TR

menjadi RR)

MENGUKUR RETURN INTERNASIONAL

Return internasional termasuk setiap perubahan nilai tukar yang direalisasi. Jika mata uang asing (valuta asing) mengalami depresiasi, return lebih rendah dalam mata uang (valuta) domestik tungal (singgle-ondeks model). Midelini dapat digunakan untuk menyederhanakan perhitungan model markowitz dan untuk menghitung return ekspektasian dan resiko portofolio.

(22)

portofolio yang terdiri dari banyak saham. William Sharpe mengembangkan model

Markowitz dengan memperkenalkan model indeks tunggal (single index model)

Model ini mengkaitkan perhitungan return setiap aset individu pada return indeks pasar. Secara matematis model indeks tunggal dirumuskan sebagai berikut:

Notasi:

Dalam model indeks tunggal, kovarians antara saham A dan saham B hanya bisa dihitung atas dasar kesamaan respons kedua saham tersebut return pasar. Oleh karena itu, risiko yang relevan dalam model tersebut hanyalah risiko pasar. Secara sistematis, kovarians antar saham A dan B yang hanya terkait dengan risiko pasar bisa dituliskan sebagai:

Perhitungan kovarians model indeks tunggal dilakukan dengan menyederhanakan risiko ke dalam dua komponen, yaitu risiko pasar dan risiko keunikan perusahaan. Secara matematis, risiko dalam model indeks tunggal bisa digambarkan sebagai berikut:

Dalam model indeks tunggal menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan terdiri dari komponen alpha ( α ) yang mewakili karakteristik individu perusahaan dan komponen beta ( β ) yang mewakili risiko yang berhubungan

dengan pasar. Namun untuk covariance, hanya dipengaruhi oleh risiko pasar. Hal ini

menunjukkan bahwa pergerakan saham bersama-sama adalah bereaksi terhadap perubahan yang terjadi dipasar.

(23)

Persamaan untuk menghitung return portofolio dan risiko portofolio dengan menggunakan model indeks tunggal akan menjadi:

Bila investor mempunyai dana dengan proporsi sama pada N saham yang semakin besar, maka nilai term kedua menjadi semakin kecil dan mendekati 0.

Metode Analisis Data:

1. Menghitung Tingkat Keuntungan (Return)

Rumus :

Ri=Pt+1 – Pt Pt

Hanya saja untuk maksud agar dalam analisis statistik perhitungan return

tersebut tidak bias, karena terpengaruh oleh magnitude pembaginya, perhitungan

return dilakukan dengan cara sebagai berikut : Ri = Ln (Pt+1 / Pt)

Dimana :

Ri = Tingkat keuntungan

Pt = Harga penutupan saham periode t

Pt+1 = Harga penutupan saham periode sesudahnya

2. Menghitung Tingkat Keuntungan Yang Diharapkan (Expected Return)

Rumus :

Dimana :

E(Ri)= Tingkat keuntungan dari investasi i yang diharapkan n = Banyaknya peristiwa yang mungkin terjadi

R

(24)

3. Menghitung Resiko Investasi (Varian dan Standar Deviasi)

Rumus :

Dimana :

4. Menghitung Tingkat Keuntungan Yang Diharapkan Dari Portofolio (Expected

Return Portofolio)

Rumus :

Dimana :

E(Rp) = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio

Xi = Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham i

E(R i)= Tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i

5. Menghitung Resiko Portofolio

Rumus :

σp² = XA².σA² + XB².σB² + XC².σC² + 2(XA.XB.ρAB.σAσB) + 2(XA.XC.ρAC.σAσC) 2(XB.XC.ρBC.σBσC)

Dimana :

σp² = Resiko portofolio

XA = Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham A XB = Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham B Xc = Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham C σA²= Resiko investasi dari saham A

σB²= Resiko investasi dari saham B σC²= Resiko investasi dari saham C

(25)

6. Menghitung Koefisien Korelasi

Rumus :

Dimana :

(26)

ORGANASASI DAN STUKTUR PASAR MODAL

A. Pengertian Pasar Modal

Sebagaimana yang ada di negara-negara kapitalis seperti di amerika serikat, yaitu “suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham , obligasi dan sekuritas efek”.Sebagai salah satu elemen ekonomi, maka aspek untuk memperoleh keuntungan yang optimal adalah tujuan yang menjiwai pasar modal

sebagai lembaga jual beli efek.

Ada tiga Definisi Pasar Modal.

Definisi yang luas

Pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisai, termasuk bank-bank komersial dan semua perantara dibidang keuangan, serta surat-surat kertas berharga /klaim, jangka panjang dan jangka pendek, perimer dan yang tidak langsung.

Definisi dalam arti menengah

Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan wrkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari satu tahun)termasuk saham-saham obligasi-obligasi, pinjam berjangka hipotek tabungan serta deposito berjangka.

Definisi dalam arti sempit

Pasar modal adalah tempat pasar terorganisasi yang memperdagangkan saham-saham dan obligasi-obligasi dengan memakai jasa makelar, komisioner dan paraunderwrriter.

Secara umum pengertian pasar modal adalah pasar abstrak, sekaligus pasar konkrit dengan barang yang diperjualbelikan adalah dana yang bersipat abstak, dan bentuk konkritnya lembar surat-surat berharga dibursa efek.

B.ORGANISASI PASAR MODAL

Organisasi yang terlibat dalam Pasar Modal adalah : a. pemerintah,dalam ini adalah Bapepam

(27)

c. lembaga penunjang emisi seperti penjamin emisi,perusahaan penilai,akuntan publik,notaris dan konsultan hukum .

d. perantara perdagangan efek ,antara lain,maklar,komisionerdan pedagang efek. e. Para pemodal ,baik perorangan maupun lembaga

Organisasi diatas dipersiapkan agar tujuan pembentukan pasar modal sebagai alat untuk mempercepat perluasan partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pembangunan dan pemerataan pendapatan akan dapat terlaksana .

1. Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (disingkat Bapepam-LK) adalah sebuah lembaga di bawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang bertugas membina, mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan. Kepala Bapepam-LK saat ini adalah A. Fuad Rahmany.

Bapepam-LK merupakan penggabungan dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan.

Fungsi Bapepam-LK ialah sebagi berikut :

 Penyusunan dan penegakan peraturan di bidang pasar modal primer dan

sekunder

 Penegakan peraturan di bidang pasar modal;

 Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha,

persetujuan, pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang bergerak di pasar modal;

 Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten dan

Perusahaan Publik;

 Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh

Bursa Efek, Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian;

 Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal;

(28)

 Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

 Perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang

lembaga keuangan;

 Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang lembaga keuangan;

 Pelaksanaan tata usaha Badan.

2. Struktur Organisasi Bapepam

Bapepam dan Lembaga Keuangan terdiri dari 1 Ketua Badan dan membawahi 1 Sekretariat dan 12 Biro Teknis, dimana lingkup pembinaan dan pengawasan meliputi aspek pasar modal, dana pensiun, perasuransian, perbankan dan usaha jasa pembiayaan serta modal ventura.

Biro teknis Bapepam-LK terdiri atas:

 Biro Perundang-Undangan dan Bantuan Hukum

 Biro Riset dan Teknologi Informasi

 Biro Pemeriksaan dan Penyidikan

 Biro Pengelolaan Investasi

 Biro Transaksi dan Lembaga Efek

 Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa

 Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil

 Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan

 Biro Perbankan, Pembiayaan, dan Penjaminan

 Biro Perasuransian

 Biro Dana Pensiun

 Biro Kepatuhan Internal

3.BURSA EFEK

(29)

lokasi pusat, setidaknya untuk catatan, namun perdagangan kini semakin sedikit dikaitkan dengan tempat seperti itu, karena bursa saham modern kini adalah jaringan elektronik, yang memberikan keuntungan dari segi kecepatan dan biaya transaksi. Perdagangan dalam bursa hanya dapat dilakukan oleh seorang anggota, sang pialang saham.

C.INVESTASI DAN PELAKU PASAR MODAL

Dewasa ini telah dikembangkan suatu model dalam pengambilan keputusan tentang usul investasi yang berada dalam suatu portofolio, dimana proyek baru yang diusulkan itu dikaitkan dengan proyek-proyek lainnya yang ada dalam suatu perusahaan.

Proyek-proyek investasi itu mempunyai risiko yang tidak independent Awat. Harapan keuntungan suatu portofolio adalah rata-rata tertimbang dari harapan keuntungan surat berharga yang diperbandingkan dalam portofolio tersebut. Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat langsung dalam proses transaksi antara pemain utama sebagai berikut :

1. Emiten.

Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten). Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), antara lain :

 Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan

untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.

 Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan

modal asing.

 Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang

saham lama kepada pemegang saham baru.

2. Investor

(30)

ditawarkan, investor biasanya melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya.

Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain :

a. Memperoleh deviden

b.Kepemilikan perusahaan

c. Berdagang

d.Lembaga Penunjang

4.

JENIS DAN FUNGSI PASAR MODAL

Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan pasar sekunder :

1. Pasar Perdana ( Primary Market )

Pasar Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer) sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar sekunder. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga saham di pasar perdana ditetukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang go public berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan.

2. Pasar Sekunder ( Secondary Market )

Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual-beli saham diantara investor

setelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa.

Dengan adanya pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek setiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna sebagai tempat untuk menghimpun investor lembaga dan perseorangan.

(31)

a. Bursa reguler

Bursa reguler adalah bursa efek resmi seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan Bursa Efek Surabaya (BES)

b. Bursa paralel

Bursa paralel atau over the counter adalah suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir di luar bursa efek resmi, dengan bentuk pasar sekunder yang diatur dan

diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh Bapepam. Over the counter karena pertemuan antara penjual dan pembeli tidak dilakukan di suatu tempat tertentu tetapi tersebar diantara kantor para broker atau dealer.

Fungsi Pasar Modal

Tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender) dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang tersebut (borrower). Pasar modal mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan keuangan. Di dalam ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower.

Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan atau return dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower, adanya dana dari luar dapat digunakan untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dari hasil operasiperusahaannya. Di dalam keuangan, dengan cara menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil

5.INSTRUMEN PASAR MODAL

(32)

1. MENGENAL SAHAM

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham:

Dividen

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.

Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham – atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

Capital Gain

(33)

Struktur Pasar Modal

(34)

TEORI PROTOFOLIO DAN CAMP

TEORI PROTOFOLIO

Beberapa Konsep Dasar

Harry M. Markowitz mengembangkan suatu teori pada dekade 1950-an yang disebut dengan Teori Portofolio Markowitz. Teori Markowitz menggunakan beberapa pengukuran statistik dasar untuk mengembangkan suatu rencana portofolio,

diantaranya expected return, standar deviasi baik sekuritas maupun portofolio, dan

korelasi antar return. Teori ini memformulasikan keberadaan unsur return dan risiko

dalam suatu investasi, dimana unsur risiko dapat diminimalisir melalui diversifikasi dan mengkombinasikan berbagai instrumen investasi kedalam portofolio. Pada

tahun 1952 teori tersebut dipublikasi secara luas pada Journal of Finance.

Teori Portofolio Markowitz didasarkan atas pendekatan mean (ratarata) dan

variance (varian), dimana mean merupakan pengukuran tingkat return dan varian

merupakan pengukuran tingkat risiko. Teori Portofolio Markowitz ini disebut juga

sebagai mean-Varian Model, yang menekankan pada usaha memaksimalkan

ekspektasi return (mean) dan meminimumkan ketidakpastian/risiko (varian) untuk

memilih dan menyusun portofolio optimal. Markowitz mengembangkan Index Model

sebagai penyederhanaan dari Mean-Varian Model, yang berusaha untuk menjawab

berbagai permasalahan dalam penyusunan portofolio, yaitu terdapatnya begitu banyak kombinasi aktiva berisiko yang dapat dipilih dan disusun menjadi suatu portofolio. Dari sekian banyak kombinasi yang mungkin dipilih, investor rasional pasti

akan memilih portofolio optimal (efficient set).

Lingkup bahasan utama dalam teori Portofolio adalah bagaimana melakukan pemilihan portofolio dari sekian banyak aset, untuk memaksimalkan return yang diharapkan pada tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggung investor. Dengan kata lain, teori portofolio membahas bagaimana caranya membentuk portofolio yang optimal. Pembahasan tentang konsep – konsep dasar merupakan pembahasan sederhana yang mungkin bisa membantu dalam memahami pemahaman portofolio optimal. Ada tiga konsep yang perlu diketahui sebagai dasar untuk memahami pembentukan portofolio optimal, yaitu :

1. Portofolio efisien dan portofolio optimal 2. Fungsi utilitas dan kurva indeferen 3. Aset berisiko dan aset bebas risiko

Menentukan Portofolio Efisien

(35)

tertentu dan kemudian meminimumkan resikonya atau menentukan tingkat resiko tertentu dan kemudian memaksimumkan return ekspektasinya. Investor yang rasional akan memilih portofolio yang efisien ini karena merupakan portofolio yang dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu return ekspektasi atau resiko portofolio.

Dua aktiva yang membentuk portofolio dapat berkorelasi antara lain :

1. Korelasi Positif Sempurna : Dua buah aktiva A dan B, yaitu = +1 2. Tidak Ada Korelasi Antara Sekuritas : Dua Aktiva A dan B, yaitu = 0 3. Korelasi Negatif Sempurna : Dua Buah Aktiva A dan B, yaitu = -1

Pemilihan Portofolio Optimal

Portofolio optimal merupakan pilihan dari berbagai sekuritas dari portofolio

efisien. Portofolio yang optimal ini dapat ditentukan dengan memilih tingkat return

ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan risikonya, atau menentukan

tingkat risiko yang tertentu dan kemudian memaksimumkan return ekspektasinya.

Investor yang rasional akan memilih portofolio optimal ini karena merupakan

portofolio yang dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu return

ekspektasi atau risiko portofolio.Dalam memilih portofolio yang optimal ada beberapa pendekatan yaitu:

a. Portofolio optimal berdasarkan preferensi investor

Portofolio optimal berdasarkan preferensi investor mengasumsikan hanya didasarkan pada return ekspektasi dan risiko dari portofolio secara implisist yang menganggap bahwa investor mempunyai fungsi utility yang sama atau berada pada titik persinggungan utiliti investor dengan effiicient set. (Jogiyanto, 2000: 193)

b. Portofolio optimal berdasarkan model Markowitz

Dalam pendekatan ini pemilihan portofolio investor didasarkan pada preferensi mereka terhadap return yang diharapkan dan risiko masing-masing pilihan portofolio, kontribusi yang sangat pentinga bagi investor adalah bagaimana seharusnya

melakukan deversifikasi secara optimal.

c. Portofolio Optimal Dengan Adanya Simpanan Dan Pinjaman Bebas Risiko.

(36)

sBRi = rBRi . sBR . si

Dari pernyataan di atas, maka aset bebas risiko merupaka aset yang tingkat returnnya di masa depan sudah dapat dipastikan pada saat ini karena ditunjukkan oleh varians yang sama dengan nol.

d. Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal

Model indeks tunggal dapat digunakan sebagai alternatif dari model Markowitz untuk menentukan efficient set dengan perhitungan yang lebih sederhana. Model ini merupakan penyederhanaan dari model Markowitz. Model ini dikembangkan oleh

William Sharpe (1963) yang disebut dengan (single-index model), yang dapat

digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan risiko portofolio.(Jogiyanto, 2000: 203)

Model indeks tunggal didasarka pada pengamatan bahwa harga dari suatu skuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar dan memepunyai reaksi yang sama terhadap suatu faktor atau indeks harga saham gabungan (IHSG), karena return dari suatu sekuritas dan return dari indeks pasar yang umum dapat ditulis sebagai berikut; (Halim, 2003: 78)

Ri = ai +bi . RM + ei

Ri= return sekuritas ke-i

ai = nilai ekspektasi dari return sekuritas yang independen terhadap

return pasar

bi= Beta yang merupakan koefisien yang mengukur perubahan Ri

akibat dari perubahan RM

RM= tingkat return dari indeks pasar, juga merupakan suatu variabel

Acak

ei = kesalahan residual yang merupakan variabel acak dengan nilai

ekspektasinya sama dengan nol atau E(ei) = 0

Model indeks tunggal membagi return dari suatu sekuritas ke dalam dua komponen yaitu;

a. Komponen return yang unik diwakili oleh alpha (ai) yang independen terhadap

return pasar.

b. Komponen return yang berhubungan dengan return pasar yang diwakili beta

(bi) dan RM Sehingga bentuk ekspektasi return dapat ditulis dengan

(37)

E (Ri) = E ( ai + bi . RM + ei) atau

= E ( aI) + E(bi ) . E(RM) + E( eI)

e. Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Ganda

Model indeks ganda menganggap ada faktor lain selain IHSG yang dapat mempengaruhi terjadinya korelasi antar efek. dalam upaya mengestimasi ekspekted return, standar deviasi dan kovarian efek secara akurat model indeks ganda lebih berpotensi sebab actual return efek tidak hanya sensitif terhadap perubahan IHSG atau ada faktor lain yang mungkin mempengaruhi return efek, seperti tingkat bunga bebas risiko. (Halim, 2003: 82).

Untuk membentuk portofolio yang efisien, terdapat beberapa asumsi yang harus diperhatikan. Asumsi tersebut antara lain:

1. Perilaku Investor

Bahwa semua investor tidak menyukai risiko (risk averse). Investor yang dihadapkan pada dua pilihan yaitu investasi yang menawarkan keuntungan (return) yang sama dengan risiko yang berbeda, akan memilih investasi yang memiliki risiko yang lebih rendah.

2. Fungsi Utilitas dan Kurva Indeferen

Fungsi utilitas bisa diartikan sebagai fungsi matematis yang menunjukkan nilai dari semua alternatif pilihan yang ada. Semakin tinggi nilai suatu alternatif pilihan, semakin tinggi utilitas alternatif tersebut. Fungsi utilitas bisa digambarkan dalam bentuk grafik ;sebagai kurva indeferen.

Aset Berisiko dan Aset Bebas Risiko

Dalam berinvestasi, investor bisa memilih menginvestasikan dananya pada berbagai aset, baik aset yang berisiko maupun aset yang bebas risiko, ataupun kombinasi dari kedua aset tersebut. Pilihan investor atas aset–aset tersebut akan tergantung dari sejauh mana preferensi investor terhadap risiko. Semakin enggan seorang investor terhadap risiko, maka pilihan investasinya akan cenderung lebih banyak pada aset – aset yang bebas risiko.

Aset berisiko adalah aset–aset yang tingkat return aktualnya di masa depan masih mengandung ketidakpastian. Aset bebas risiko merupakan aset yang

returnnya di masa depan sudah bisa dipastikan pada saat ini, dan ditunjukkan oleh varians return yang sama dengan nol. Salah satu contoh aset bebas risiko adalah obligasi jangka pendek yang diterbitkan pemerintah.

Memilih Kelas Aset yang Optimal

(38)

1. Pembuatan keputusan alokasi aset

2. Penentuan porsi dana yang akan diinvestasikan pada masing–masing kelas aset

3. Pemilihan aset–aset dari setiap kelas aset yang telah dipilih.

Investor Bisa Menginvestasikan dan Meminjam Dana Bebas Risiko

1) Menginvestasikan Dana Bebas Risiko

Dengan memasukkan return yang diharapkan dalam model Markowitz, maka permukaan efisien akan berubah membentuk garis lurus yang menghubungkan return yang diharapkan dan titik portofolio optimal yang dipilih investor. Jika investor menginvestasikan dananya pada aset bebas risiko, maka return yang diharapkan adalah sebesar Rf dengan risiko sebesar nol. Risiko portofolio bisa diketahui dengan menghitung besarnya standar deviasi portofolio.

2) Investor Bisa Meminjam Dana Bebas Risiko

Jika analisis terhadap model Markowitz diperluas dengan menambah asumsi bahwa investor bisa meminjam dana untuk meningkatkan kemampuannya

berinvestasi, maka akan ditemukan garis permukaan efisien yang baru.

Dengan mencari tambahan dana yang berasal dari pinjaman, investor bisa menambah dana yang dimilkinya untuk diinvestasikan. Jika dana pinjaman tersebut digabungkan dengan dana yang dimiliki saat ini dan digunakan untuk investasi, investor akan mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan return diharapkan dari investasi yang lebih tinggi. Tentu saja sesuai dengan hubungan searah antara investasi dengan risiko, kita harus mempertimbangkan risiko yang meningkat seiring dengan peningkatan return yang diharapkan.

Memilih Portofolio Berdasarkan Preferensi Investor

Dalam memilih portofolio, investor akan mendasarkan pemilihannya pada preferensi terhadap return yang diharapkan dan risiko yang bersedia titanggung investor. Artinya, investor akan memilih titik portofolio yang terletak pada permukaan efisien yang menawarkan risiko yang sesuai dengan preferensinya terhadap

(39)

TEORI CAMP

a. Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan sebuah model yang menggambarkan hubungan antara risiko dan return yang diharapkan, model ini digunakan dalam penilaian harga sekuritas (A model that describes the relationship between risk and expected return and that is used in the pricing of risky securities).

Model CAPM diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe dan Litner. Model CAPM merupakan pengembangan teori portofolio yang dikemukan oleh Markowitz dengan memperkenalkan istilah baru yaitu risiko sistematik (systematic risk) dan risiko spesifik/risiko tidak sistematik (spesific risk /unsystematic risk). Pada tahun 1990, William Sharpe memperoleh nobel ekonomi atas teori pembentukan harga aset keuangan yang kemudian disebut Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Bodie et al. (2005) menjelaskan bahwa Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern.Capital Asset Pricing Model (CAPM) memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko sebuah aset dan tingkat harapan pengembalian (expected return). Walaupun Capital Asset Pricing Model belum dapat dibuktikan secara empiris, Capital Asset Pricing Model sudah luas digunakan karena Capital Asset Pricing Model akurasi yang cukup pada aplikasi penting.

Capital Asset Pricing Model mengasumsikan bahwa para investor adalah perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama mengenai keadaan pasar dan mencari mean-variance dari portofolio yang optimal. Capital Asset Pricing Model juga mengasumsikan bahwa pasar saham yang ideal adalah pasar saham yang besar, dan para investor adalah para price-takers, tidak ada pajak maupun biaya transaksi, semua aset dapat diperdagangkan secara umum, dan para investor dapat meminjam maupun meminjamkan pada jumlah yang tidak terbatas pada tingkat suku bunga tetap yang tidak berisiko (fixed risk free rate). Dengan asumsi ini, semua investor memiliki portofolio yang risikonya identik.

Capital Asset Pricing Model menyatakan bahwa dalam keadaan ekuilibrium, portofolio pasar adalah tangensial dari rata-rata varians portofolio. Sehingga strategi yang efisien adalah passive strategy. Capital Asset Pricing Model berimplikasi bahwa premium risiko dari sembarang aset individu atau portofolio adalah hasil kali dari risk premium pada portofolio pasar dan koefisien beta.

b. Risiko dan Return

Keinginan utama dari investor adalah meminimalkan risiko dan meningkatkan perolehan (minimize risk and maximize return). Asumsi umum bahwa investor

individu yang rasional adalah seorang yang tidak menyukai risiko (risk aversive), sehingga investasi yang berisiko harus dapat menawarkan tingkat perolehan yang tinggi (higher rates of return), oleh karena itu investor sangat membutuhkan

informasi mengenai risiko dan pengembalian yang diinginkan.

(40)

a. Market Risk (risiko pasar), sering disebut juga sebagai interest rate risk, nilai investasi akan menjadi turun ketika suku bunga meningkat mengakibatkan pemilik investasi mengalami capital loss. Reinvestment risk, risiko yang disebabkan sebuah aset akan memiliki yield yang lebih sedikit pada beberapa waktu di masa yang akan datang.

b. Default risk. Risiko apabila penerbit aset gagal membayar bunga atau bahkan pokok aset.

c. Inflation risk. Risiko menurunya nilai riil aset karena inflasi.

d. Currency risk. Risiko menurunnya nilai aset karena penurunan nilai tukar mata uang yang dipakai oleh aset.

e. Political risk. Risiko menurunya nilai aset karena perubahan dalam peraturan atau hukum karena perubahan kebijakan pemerintah atau perubahan penguasa.

Suku bunga bank sentral tentunya masih berpotensi memiliki semua risiko, akan tetapi diasumsikan negara tidak mungkin gagal membayar (walaupun ada juga kemungkinannya), oleh karena itu biasanya return dari risk free aset (Rf) digunakan suku bunga bank sentral.

c. Persamaan CAPM

Persamaan risiko dan perolehan (Equation Risk and Return) adalah : Text box : Rs = rf+Rp

Rs = Expected Return on a given risky security Rf = Risk-free rate

Rp = Risk premium

Perubahan persamaan risiko dan perolehan (Equation Risk and Return) dengan memasukan faktor β dinyatakan sebagai: Text Box : Rs = Rf + βs (Rm –Rf)

Rs = Expected Return on a given risky security Rf = Risk-free rate

Rm = Expected return on the stock market as a whole βs = Stock’s beta, yang dihitung berdasarkan waktu tertentu

d. Resiko Sistematis Dan Resiko Tidak Sistematis

Dalam teori portofolio modern telah diperkenalkan bahwa risiko investor toral dapat dipisakan menjadi dua reiko, atas dasar apakah suatu jenis resiko tertentu dapat dihilangkan dengan sistematis dan resiko tidak sistematis. Esiko sisematis atau dikenal dengan resiko pasar – beberapa penyebut menyebut sebagai resiko umum – merupakan resiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi dipasar recara keseluruhan. Perubahan asar tersebut akn mempengaruhi variabilitasretur suatu investasi. Dengan kata lain, resiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat didiversifikasi.

(41)

perusahaan penerbit sekuritas. Dalam manajemen portofolio disebutkan bahwa resiko perusahaan bisa diminimalkan dengan melakukan diversifikasi asset dalam suatu portofolio.

e. Garis Pasar Modal (Capital Market Line)

Hubungan antara risiko dan return portofolio efisien akan menghasilkan garis

pasar sekuritas modal (capital market line, CML), sementara hubungan antra risiko

dan return sekuritas individual akan menghasilkan garis pasar sekuritas (security

market line, CML).

Garis pasar modal menggambarkan hubungan antara return harapan dengan resiko total dari portofolio efisien pada pasar yang seimbang. Berdasarkan Gambar

6.1 di atas, terlihat bahwa titik M merupakan titik persinggungan antara garis RF-L

dengan kurva efficient frontier. Asumsinya, pada pasar yang seimbang semua

investor akan berinvestasi pada portofolio M, karena porotofolio M merupakan

portofolio aseet berisiko yang optimal. Selanjutnya jika kita tarik garis dari titik RF ke

titik L dan menyinggung titik M, maka pilihan investor akan berada pada titik tertentu

di sepanjang garis RF-M. Pilihan masing-masing investor bisa berbeda-beda

tergantung dari kombinasi porsi dana yang akan diinvestasikan pada asset berisiko

dan asset yang bebas resiko. Jika pilihan investor berada pada titik RF, berarti 100%

dana investor akan diinvestasikan pada asset bebas risiko. Sebaliknya, jika pilihan investor berada pada titik M, berarti 100% dana investor diinvestasikan pada asset berisiko

Jika kurva efficient frontier dalam gambar 6.1. di atas kita hilangkan, dan hanya kita

ambil titik M saja sebagai portofolio asset berisiko yang optimal, maka akan kita

dapatkan garis RF-L, yang selanjutnya akan disebut sebagai garis CML.

Kemiringan (slope) CML pada gambar di atas, menunjukkan harga pasar risiko (market price of risk) untuk portofolio yang efisien atau harga keseimbangan return yang disyaratkan pasar untuk setiap 1% kenaikan risiko portofolio. Slope CML dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

E(RM) - RF = Slope CML

σM

f. Beta Portofolio

Beta sebuah portofolio dapat dihitung sepeti menghitung return harapan portofolio. Return harapan portofolio.

Garis Pasar Sekuritas

Garis pasar sekuritas atau security market line (SML) adalah garis yang

(42)

efisien tertentu (σP). Secara sistematis, hubungan tersebut bisa digambarkan

persamaan berikut:

Ki = tingkat risiko asset bebas risiko + premi risiko

= RF+ βi[E(RM) – Rf]

Dalam hal ini :

Ki = tingkat return yang diserahkan investor pada sekuritas i

E(RM) = return portofolio pasar yang diharapkan

βi = koefisien beta sekuritas i

RF = tingkat return bebas risiko

Dari rumus di atas kita dapat mengetahui besarnya premi risiko untuk sekuritas i

(risk premium). Premium risiko sekuritas i dapat dihitung dengan mengalihkan beta

sekuritas tersebut dengan premium risiko pasar (market risk premium). Sedangkan

premium risiko pasar adalah selisi antara return harapan pada portofolio pasar E(RM)

dengan tingkat return bebas risiko (RF).

Premi risiko sekuritas i = βi (market risk premium)

= βi (E(RM) – Rf)

g. Aplikasi CAPM

Rs = Rf + βs (Rm – Rf)

Model yang dikembangkan CAPM menjelaskan bahwa tingkat return yang diharapkan adalah penjumlahan dari return aset bebas risiko dan premium risiko. Premium risiko dihitung dari beta dikalikan dengan premium risiko pasar yang diharapkan. Premium risiko pasar sendiri dihitung dari tingkat return pasar yang diharapkan dikurangi dengan tingkat return aset bebas risiko. Bentuk matematika CAPM.

Rf biasanya didekati dengan tingkat return suku bunga bank sentral, di

Indonesia umumnya risk free aset didekati dengan tingkat return suku bunga Bank Indonesia. βs didekati dengan menghitung data time series saham dengan data return pasarnya.

(43)

lainnya adalah menggunakan nilai IHSG dari hasil penelitian empiris dari peneliti lain.

h. Aplikasi Menghitung Rs

Suatu sekuritas x yang mempunyai Expected Return 0.27 (27% per tahun) dan nilai betanya 1.2, apakah sekuritas x ini layak di beli atau tidak?

Rs = Rf + βs (Rm – Rf)

Rf = misal SBI 1 bulan saat ini adalah 0.06 (6% per tahun)

Rm = misal return IHSG yang diharapkan saat ini adalah 0.26 (26% per tahun, didapatkan dengan cara memprediksi return) βs = 1.2 Sehingga

Rs = 0.06 + 1.2 (0.26 – 0.06) Rs = 0.06 + 1.2 (0.2)

Rs = 0.06 + 0.24 Rs = 0.3 (30%)

i. Aplikasi Garis Pasar Modal (Capital Market Line)

Dalam kondisi pasar yang seimbang, terurn harapan pada portofolio pasar adalah 15% dengan deviasi standar sebesar 20%. Tingkat return bebas risiko sebesar 8%. Slope CML akan sebesar:

(0,15 – 0,08) : 0,20 = 0,35

Dengan demikian, slope CML sebesar 0,35 ini dapat diartikan bahwa setiap terjadi kenaikan 1% risiko portofolio, maka tambahan return yang disyaratkan oleh

pasar 0,35%. Dengan mengetahui slope CML dan garis intersep (RF) tersebut, maka

kita dapat membentuk persamaan CML tersebut menjadi :

E(RP) = RF + E(RM) - RF

σM

Dalam hal ini :

E(RM) = Tingkat return harapan untuk suatu portofolio yang efisien pada CML

RF = Tingkat return pada asset yang bebas yang risiko

E(RM) = Tingkat return portofolio pasar (M)

σM = Deviasi standar return pada portofolio pasar

σP = Deviasi standar portofolio efisien yang ditentukan

Garis Pasar Sekuritas

Ki = tingkat risiko asset bebas risiko + premi risiko

= RF+ βi[E(RM) – Rf]

Dalam hal ini

Ki = tingkat return yang diserahkan investor pada sekuritas i

E(RM) = return portofolio pasar yang diharapkan

βi = koefisien beta sekuritas i

RF = tingkat return bebas risiko

j. Teori Penetapan Harga Arbitrasi

Salah satu alternatif teori model keseimbangan selain CAPM adalah Arbitrage

(44)

risiko dan return, tetapi dengan menggunakan asumsi dan prosedur yang berbeda. Estiasi return harapan dari suatu sekuritas dengan menggunakan APT, tidak terlalu dipengaruhi portofolio pasar seperti hanya dalam CAPM. Pada CAPM, portofolio pasar sangat berpengaruh karena diasumsikan bahwa risiko yang relevan adalah risiko sistematis yang diukur dengan beta (enunjukan sensivitas return sekuritas terhadap perubahan return pasar). Sedangkan pada APT, return sekuritas tidak hanya dipengaruhi oleh portofolio pasar karena adanya asumsi bahwa return harapan dari suatu sekuritas bisa dipengaruhi oleh beberapa sumber risiko lainnya.

k. Resiko sistematis dan tidak sistimatis

Bagian keuntungan yang tidak terantisipasi yang berasal dari surprise, merupakan resiko yang dihadapi oleh para pemodal. Meskipun demikian sumber resiko tersebut dapat berasal dari faktor yang mempengaruhi semua atau banyak perusahaan, tetapi ada pula yang spesifik perusahaan tertentu. Dengan demikian sumber resiko dapat dibagi dua koleompok yaitu :

1. Systematic risk, yang merupakan resiko yang mempengaruhi semua (banyak) perusahaan.

2. Unsystematic risk, yang merupakan resiko yang mempengaruhi satu (sekelompok kecil ) perusahaan.

Formulanya adalah : R = E ( R ) + U = E ( R ) + m + ε

dimana : m = resiko sistematis ε = resiko tidak sistematis

Resiko tidak sistematis dari perusahaan A tidak berkorelasi dengan resiko

(45)

REKSA DANA TERBUKA DAN TERTUTUP

A. Pengertian Reksa Dana

Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat yang berminat melakukan investasi di pasar modal. Dana masyarakat yang telah terkumpul diinvestasikan dalam bentuk Portofolio Efek oleh Manajer Investasi.

Lembaga reksa dana adalah emiten (penerbit) unit-unit sertifikat saham yang kegiatan utamanya adalah melakukan investasi dalam efek, investasi kembali atau perdagangan efek di bursa efek (Keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK 013/1990).

Di Indonesia dipakai istilah reksa dana. Reksa yang berarti menjaga atau penjaga. Menjaga di sini dalam arti dana itu harus aman dan memberikan

penghasilan. Pada umumnya reksa dana mengumpulkan dana dari investor dengan jalan menerbitkan sekuritas, dan sekuritas ini yang dibeli investor. Dana yang

terkumpul diinvestasikan ke dalam berbagai sekuritas di pasar modal. Oleh karena itulah, reksa dana disebut juga manajer investasi yang merupakan penghubung bagi investor individual untuk melakukan investasi. Manajer investasi adalah orang atau perusahaan investasi agar investasi dapat dikelola secara profesional dan dalam skala ekonomi yang luas.

Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): “Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari

masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.”

Dari definisi di atas, terdapat tiga unsur penting dalam pengertian Reksadana yaitu:

1. Reksadana merupakan kumpulan dana dan pemilik (investor). 2. Diinvestasikan pada efek yang dikenal dengan instrumen investasi. 3. Reksadana tersebut dikelola oleh manajer investasi.

4. Reksadana tersebut merupakan instrumen jangka menengah dan panjang.

B. Pengelolaan dan Karakteristik Reksa Dana 1. Pengelolaan Reksa Dana

Referensi

Dokumen terkait

Penyelenggaraan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun 2018 merupakan bagian dari Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Serentak berdasarkan

Dari hasil pengamatan didapat lama penyimpanan telur ayam merawang (Gallusgallus) menunjukkan berpengaruh sangat nyata (P<0.05) terhadap berat tetas, hal ini

Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara organizational commitment dan psychological ownership , dengan asumsi

Fasilitas-fasilitas yang terdapat di Ruang Detensi di Jakarta dimana para pengungsi beserta anak-anak mereka ditempatkan, masih dalam kondisi yang buruk dan tidak

Salah satu program kegiatan pada PNPM Mandiri Perdesaan yang memberikan fasilitas kredit yang mudah untuk perkembangan UMKM dengan memfokuskan pada pemberdayaan perempuan

mencapai superior efisiensi, quality, inovasi, dan customer responsiveness; artinya, menciptakan superior value dan keunggulan kompetitif.. Misalnya, distinctive competency

Jumlah waktu pelatihan karyawan tentang kebijakan atau prosedur hak asasi manusia terkait dengan aspek hak asasi manusia yang relevan dengan operasi, termasuk persentase karyawan

Dengan potensi tersebut maka Goa Kreo dan Waduk Jatibarang mempunyai peluang untuk dapat dijadikan salah satu lokasi wisata andalan di Kota Semarang dengan melakukan