• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGEMBANGAKAN dan INSTRUMEN dan PENILAIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENGEMBANGAKAN dan INSTRUMEN dan PENILAIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

M ENGEM BANGKAN INSTRUM EN PENILAIAN (DEVELO PING ASSESSM ENT INSTRUM ENS)

I Gde W awan Sudatha1

A. Latar Belakang

Konsep baru dalam penilaian yang berpusat pada siswa (learner

centered assessment), sudah memasuki ke sekolah-sekolah, dan hal tersebut

seperti yang dikemukakan oleh Baron (1998) bahw a penilaian yang

memusatkan pada sisw a telah masuk dalam pembelajaran untuk sisw a.

Penilaian yang berpusat pada sisw a (learner centered assessment)

merupakan bagian dari fungsi pembelajaran, dimana sisw a sendiri yang

bertanggungjaw ab terhadap kemampuan yang dimilikinya.

Definisi penilian yang berpusat pada sisw a sama dengan tes acuan

patokan (criterion-referenced testing), yang merupakan sebuah elemen pusat

dari sistematika desain pembelajaran. Penilaian acuan patokan (criterion

referenced assessment) sangat penting untuk mengevaluasi antara kemajuan

sisw a dengan kualitas pembelajaran. Hasil dari penilaian acuan patokan

adalah mengidentifikasi sejauh mana sisw a dapat mencapai tujuan

pembelajaran. Penilaian acuan patokan terdiri dari item atau indikator

yang langsung mengukur kemampuan siswa yang digambarkan dalam

satu atau lebih indikator.

B. Empat Tipe dan Penggunaan Tes Penilaian Acuan Patokan

Terdapat empat tipe tes yang menjadi basis bagi guru atau yang

mendesain pembelajaran, yaitu tes karakteristik aw al sisw a, pretes, latihan

tes, dan postes. Tipe tes yang pertama, adalah tes karakteristik aw al sisw a,

tes tersebut diberikan kepada sisw a sebelum pembelajaran dimulai. Tes

acuan patokan yang digunakan untuk tes karakteristik awal siswa adalah

1

(2)

untuk mengetahui seberapa siap sisw a sebelum memulai pembelajaran.

Pretes bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh sisw a dapat menguasai

kompetensi yang akan diajarkan. Latihan tes, tersebut bertujuan

memberikan sisw a berperan aktif dalam pembelajaran. Latihan tes

memberikan sisw a untuk mengulang pengetahuan dan kemampuan yang

baru sampai pada tingkat pemahaman. Postes bersifat pararel dengan

pretes, w alaupun dalam postes tidak terdapat tes karakteristik aw al sisw a.

Tujuan dari postes adalah mengukur dari tujuan pembelajaran. Postes

harus dapat menggambarkan secara keseluruhan dari kemampuan sisw a.

Semua tipe tes tersebut dimaksudkan untuk digunakan selama

proses desain pembelajaran. Setelah evaluasi formatif, pembelajaran

dianggap selesai, bagaimanapun mungkin diperlukan juga memasukkan

sebagian atau semua karakteristik aw al sisw a tes dan pretes.

C. M endesain Tes

Tingkat berpikir yang digunakan dalam mengerjakan tes harus

mencakup mulai yang rendah sampai yang tinggi, dengan proporsi yang

sesuai dengan jenjang pendidikan. Namun sebaiknya juga harus

memperhatikan karakteristik mata pelajaran.

Bentuk tes yang dapat digunakan adalah tes obyektif dan tes

non-obyektif. Tes obyektif adalah tes yang sistem penskorannya obyekif,

sedang tes non-obyektif sistem penskorannya dipengaruhi oleh

subyektivitas pemberi skor. Ada beberapa bentuk soal yang dapat

digunakan dalam tes, yaitu: pilihan ganda, uraian obyektif, uraian

non-obyektif, jaw aban singkat, menjodohkan, performans, dan portofolio.

D.M enentukan Tingkat Ketuntasan

Untuk masing-masing indikator harus dituliskan tingkat spesifik

(3)

tertentu berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh guru. Intisari dari

tingkat ketuntasan menunjukkan penguasaan sisw a terhadap kompetensi.

Tingkat ketuntasan selalu diaplikasikan dalam tes untuk memasuki unit

dari pembelajaran.

Tingkat ketuntasan dalam pembelajaran senantiasa didasarkan pada

hasil diagnosis terhadap faktor-faktor yang menjadi penyebab kegagalan

sisw a maupun keberhasilan sisw a. Tingkat ketuntasan dalam

pembelajaran menganut pendekatan individu, artinya kegiatan belajar

memperhatikan juga perbedaan-perbedaan masing-masing dari sisw a

sehingga sisw a dapat berkembang sesuai dengan potensinya dan

pembelajaran pun dapat menjadi lebih optimal.

E. M enulis Soal Tes

Terdapat empat kategori yang digunakan untuk mengkerasikan dari

soal tes dan penilaian tugas. Kategori tersebut adalah kriteria berpusat

pada tujuan (goal centered criteria), kriteria berpusat pada sisw a (learner

centered creteria), kriteria berpusat pada kontek (context centered criteria),

dan kriteria berpusat pada penilaian (assessment centered criteria).

Masing-masing dari kategori tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

Kriteria berpusat pada siswa (learner centered creteria).Soal tes dan tugas harus sama dengan tujuan indikator, harus cocok dengan sikap,

termasuk konsep dan aksi. Sebagai contoh, sisw a harus dapat

menjodohkan deskripsi dari konsep dengan tabel yang telah ditentukan.

Kriteria berpusat pada kontek (context centered criteria). Soal tes dan tugas harus dapat disesuaikan dengan karaktesistik dan kebutuhan

sisw a. Kriteria dalam area ini adalah mempertimbangkan seperti tingkat

perbendaharaan kata dan bahasa sisw a, tingkat motivasi dan minat,

pengalaman dan latar belakang, dan kebutuhan khusus. Diharapkan

(4)

dengan tepat. Pertimbangan lain yang diperhatikan adalah pengalaman

dan latar belakang sisw a.

Kriteria berpusat pada penilaian (assessment centered criteria). Penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap sisw a dapat dijadikan

informasi mengenai kemampuan yang dimiliki oleh sisw a. Guru harus

meluangkan lebih banyak w aktu untuk mengkonstruk suatu simulasi soal

yang baik. Yang tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan sisw a

mulai dari yang mudah ke tingkatan yang lebih sulit.

F. Bentuk Soal

Terdapat berbagai bentuk soal, yaitu pilihan ganda, jaw aban singkat,

menjodohkan, uraian, unjuk kerja, dan portofolio. Untuk bentuk tes

pilihan ganda harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) pokok

soal harus jelas, (2) pilihan jaw aban homogen, (3) panjang kalimat relatif

sama, (4) tidak ada penunjukan jaw aban benar, (5) pilihan jaw aban harus

diurutkan, (6) semua pilihan jaw aban logis, (7) kalimat yang digunakan

harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan sisw a, (8) letak pilihan

jaw aban benar ditentukan secara acak.

Bentuk soal jaw aban singkat terdapat tiga jenis, yaitu: jenis

pertanyaan, jenis melengkapi, dan jenis asosiasi. Kaidah utama dalam

penyusunan bentuk soal jaw aban singkat adalah (1) soal harus sesuai

dengan indikator, (2) jaw aban yang benar hanya satu, (3) rumusan kalimat

soal harus komunikatif.

Bentuk soal menjodohkan terdiri dari suatu premis, suatu

kemungkinan jaw aban, dan suatu petunjuk untuk menjodohkan

masing-masing premis itu dengan satu kemungkinan jaw aban. Biasanya nama,

tanggal atau tahun, istilah, pernyataan, bagian dari diagram, dan

sejenisnya digunakan sebagai premis. Hal-hal yang sama dapat pula

(5)

Bentuk soal uraian menuntut sisw a untuk menyampaikan, memilih,

menyusun, dan memadukan gagasan yang telah dimiliki dengan

kata-kata sendiri. Bentuk soal uraian dapat digunakan untuk mengukur tingkat

kemampuan berpikir sisw a.

Bentuk soal unjuk kerja bertujuan untuk mengetahui kemampuan

sisw a dalam menyelesaikan masalah-masalah kehidupan nyata. Penilaian

unjuk kerja berdasarkan pada analisis pekerjaan.

Bentuk soal portofolio adalah kumpulan pekerjaan dari sisw a.

Penilaian portofolio merupakan salah satu bentuk penilaian yang menilai

keadaan sesungguhnya dari sisw a. Penilaian ini pada dasarnya menilai

karya-karya sisw a untuk suatu mata pelajaran tertentu.

G.M enulis Petunjuk

Dalam tes harus memasukkan petunjuk yang jelas. Petunjuk dalam

tes berupa: (1) judul tes, (2) penjelasan mengenai tujuan tes tersebut, (3)

sisw a dapat memperkirakan dari jaw aban tes, (4) spesifikasi pembelajaran

harus dapat dimengerti oleh sisw a, (5) w aktu pengerjaan dari tes harus

jelas. Penulisan dan review dari penulisan petunjuk tes secara hati-hati

dapat memberikan informasi kepada sisw a dalam mengerjakan suatu tes.

H.Evaluasi Soal dan Tes

Evaluasi tes dengan tujuan untuk mengetahui kualitas butir soal.

Buti-butir soal dari suatu tes harus ditelaah terlebih dalulu sebelum

digunakan dalam evaluasi formatif. Persyaratan penting untuk dapat

menyiapkan butir soal dengan baik adalah: (1) menguasai materi yang

diujikan, (2) menguasai teknik penulisan soal, (3) penguasaan bahasa yang

baik dan benar. Telaah butir soal dilakukan terhadap ranah materi, ranah

konstruksi, dan ranah bahasa. Kualitas butir tes juga dilihat dari tingkat

(6)

Dalam mengkonstruk suatu soal tes dan tes secara umum, seorang

yang bertugas mendesain pembelajaran harus memiliki kecakapan (1)

terhadap tes itu sendiri, (2) bentuk jaw aban, (3) bahan pembelajaran, (4)

situasi dan lingkungan pembelajaran, dan (5) prestasi dari siswa. Semua

anjuran atau saran tersebut dapat membantu dalam pengembangan tes

acuan patokan.

I. M engembangkan Instrumen untuk M engukur Unjuk Kerja, Produk, dan Tingkah Laku

Mengembangkan instrumen harus memperhatikan indikator yang

telah ditetapkan. Tiap kompetensi dasar dapat dijabarkan menjadi

beberapa indikator. Pengembangan indikator dan penentuan soal dapat

dilakukan oleh guru. Indikator tesebut dapat dikembangkan lagi menjadi

sebuah tagihan yang dapat mengukur unjuk kerja sisw a.

Indikator juga digunakan untuk mengembangkan instrumen lain

seperti tingkah laku sisw a. Sebagai contoh adalah tingkah laku sisw a

terhadap suatu mata pelajaran tertentu yang ditunjukkan dengan minat

untuk mengikuti dan memiliki catatan yang lengkap dari mata pelajaran

tersebut. Semua bentuk tagihan yang digunakan harus diusahakan agar

memberikan informasi yang sahih dan handal.

Dalam mengembangkan instrumen harus memperhatikan hal-hal

sebagai berikut: (1) menuliskan petunjuk, (2) pengembangan instrumen.

Pengembangan instrumen terdiri dari lima langkah yaitu: identifikasi

elemen yang dievaluasi, uraikan masing-masing elemen, rangkai elemen

kedalam instrumen, memilih tipe keputusan oleh evaluator, dan

menentukan bagaimana instrumen akan dinilai, dan (3) mengembangkan

format jaw aban. Dalam mengembangkan format jaw aban dapat berupa

(7)

J. M enggunakan Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio pada dasarnya adalah menilai karya-karya sisw a

untuk suatu mata pelajaran tertentu. Jadi semua tugas yang dikerjakan

oleh peserta didik dikumpulkan pada akhir semester.

Prinsip penilaian portofolio adalah sisw a dapat melakukan penilaian

sendiri kemudian hasilnya dibahas. Karya yang dinilai meliputi hasil

ujian, tugas-tugas, atau mengerjakan soal. Jadi portofolio adalah suatu

metode pengukuran dengan melibatkan sisw a untuk menilai kemajuan

kemajuan dalam bidang studi tersebut. Penilaian portofolio memiliki

karakteristik tertentu, sehingga penggunaannya juga harus sesuai dengan

tujuan dan substansi yang diukur.

K. M engevaluasi Kesesuaian dalam Proses Desain

Dalam pendekatan sistem desain pembelajaran, hasil dari langkah

aw al adalah masukan untuk langkah selanjutnya. Dalam proses desain,

analisis tujuan merupakan subordinat dari identifikasi kemampuan,

analisis kontek dan si pebelajar, penulisan tujuan, dan penilaian, sehingga

harus berhati-hati dalam menyesuaikan dalam proses desain

pembelajaran.

Setelah semua hal tersebut dilakukan proses pembelajaran, maka

guru memperoleh suatu informasi atau umpan balik dari sisw a yang

dapat digunakan untuk merevisi dari desain pembelajaran, sehingga hasil

belajar yang diharapkan dapat lebih optimal. Evaluasi kesesuain dalam

proses desain tersebut adalah umpan balik yang diberikan oleh sisw a.

Dalam melakukan evaluasi tersebut harus dilakukan secara hati-hati

(8)

L. Kesimpulan

Dalam mengembangkan tes acuan patokan, harus memperhatikan

analisis tujuan unjuk kerja dan analisis pembelajaran. Kondisi, sikap, dan

kriteria masing-masing tujuan akan membantu dalam menentukan format

terbaik untuk instrumen penilaian.

Kualitas dari soal dan instrumen tergantung dari tujuan, yang

dipengaruhi oleh kualitas dari analisis pembelajaran dan pernyataan

tujuan. Setelah keseluruhan dari evaluasi desain telah dicapai, maka dapat

dilanjutkan dalam strategi pembelajaran selanjutnya.

M .Daftar Pustaka

Dick and Carey. (2005). The Systematic Design of Instruction. Six edition. United State of America. Pearson.

Referensi

Dokumen terkait

Jika dalam sebuah masalah memuat kata-kata seperti di atas, maka hal ini merupakan indicator bahwa masalah tersebut dapat dipecahkan

The insecticidal activity of juvenile hormone agonists methoprene and pyriproxyfen, and the ecdysone agonists RH-5849 and tebufenozide was evaluated against susceptible

As the current research asks how institutional pressures are implicated in different features of taxi hailing apps available in the Finnish market, case study is a suitable

Pada bab ini akan diuraikan mengenai pengaruh modernitas terhadap kehidupan keagamaan yang terdapat dalam novel Jangan Biarkan Surau Ini Roboh karya Taufiqurrahman

Dari uraian tentang epistemologi al-Ghazâlî di atas, tampak jelas bahwa pengamatan dan akal tidak dapat diandalkan sebagai dasar kebenaran pengetahuan secara mutlak. Ada daya lain

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana kualitas pangan jajanan anak sekolah (PJAS) melalui pemeriksaan angka lempeng ALT pada makanan

[r]

Buku Kumpulan Puisi Ich weiβ keine besse re Welt: Sebuah Tinjauan