• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kondisi Hutan Mangrove Primer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Studi Kondisi Hutan Mangrove Primer "

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PERANAN HUTAN MANGROVE PADA

LINGKUNGAN PESISIR

DAN PANTAI

Disusun oleh : Kelompok 3

1. Wahyuni 14120170200

2. Nirwana Rosa Muslim 14120170203

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.

Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.

Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: “organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan”. Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya.

(3)

di masa yang akan datang. Ekosistem pesisir dan laut meliputi estuaria, hutan mangrove, padang lamun, terumbu karang, ekosistem pantai dan ekosistem pulau-pulau kecil. Komponen-komponen yang menyusun ekosistem pesisir dan laut tersebut perlu dijaga dan dilestarikan karena menyimpan sumber keanekaragaman hayati dan plasma nutfah. Salah satu komponen ekosistem pesisir dan laut adalah hutan mangrove.

Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.

Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hutan mangrove 2. Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri hutan mangrove

3. Untuk mengetahui bagaimana Peranan hutan mangrove

4. Untuk mengetahui pencemaran lingkungan yang terjadi di laut dan hubunganna dengan hutan mangrove

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hutan Mangrove

Hutan Mangrove berasal dari kata mangue/mangal (Portugish) dan grove (English). Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland, vloedbosschen, atau juga hutan bakau. Hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai tipe ekosistem hutan yang tumbuh di daerah batas pasang-surutnya air, tepatnya daerah pantai dan sekitar muara sungai. Tumbuhan tersebut tergenang di saat kondisi air pasang dan bebas dari genangan di saat kondisi air surut. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi mayoritas pesisir pantai di daerah tropis & sub tropis yang didominasi oleh tumbuhan mangrove pada daerah pasang surut pantai berlumpur khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik.

Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut dan tergolong dalam ekosistem peralihan atau dengan kata lain berada di tempat perpaduan antara habitat pantai dan habitat darat yang keduanya bersatu di tumbuhan tersebut. Hutan mangrove juga berperan dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan dan menetralisir bahan-bahan pencemar. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob. Pada hutan mangrove: tanah, air, flora dan fauna hidup saling memberi dan menerima serta menciptakan suatu siklus ekosistem tersendiri. Hutan mangrove memberikan masukan unsur hara terhadap ekosistem air, menyediakan tempat berlindung dan tempat asuhan bagi anak-anak ikan, tempat kawin/pemijahan, dan lain-lain. Sumber makanan utama bagi organisme air di daerah mangrove adalah dalam bentuk partikel bahan organik (detritus) yang dihasilkan dari dekomposisi serasah mangrove (seperti daun, ranting dan bunga).

(5)

pinggir laut dengan kemampuan adaptasi yang luar biasa. Akarnya, yang selalu tergenang oleh air, dapat bertoleransi terhadap kondisi alam yang ekstreem seperti tingginya salinitas dan garam. Hal ini membuatnya sangat unik dan menjadi suatu habitat atau ekosistem yang tidak ada duanya.

Kita sering menyebut hutan di pinggir pantai tersebut sebagai hutan bakau. Sebenarnya, hutan tersebut lebih tepat dinamakan hutan mangrove. Istilah ‘mangrove’ digunakan sebagai pengganti istilah bakau untuk menghindarkan kemungkinan salah pengertian dengan hutan yang terdiri atas pohon bakau Rhizophora spp. Karena bukan hanya pohon bakau yang tumbuh di sana. Selain bakau, terdapat banyak jenis tumbuhan lain yang hidup di dalamnya. Hutan mangrove mempunyai tajuk yang rata dan rapat serta memiliki jenis pohon yang selalu berdaun. Keadaan lingkungan di mana hutan mangrove tumbuh, mempunyai faktor-faktor yang ekstrim seperti salinitas air tanah dan tanahnya tergenang air terus menerus. Meskipun mangrove toleran terhadap tanah bergaram (halophytes), namun mangrove lebih bersifat facultative daripada bersifat obligative karena dapat tumbuh dengan baik di air tawar. Flora mangrove terdiri atas pohon, epipit, liana, alga, bakteri dan fungi. Jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan di hutan mangrove Indonesia adalah sekitar 89 jenis, yang terdiri atas 35 jenis pohon, 5 jenis terna, 9 jenis perdu, 9 jenis liana, 29 jenis epifit dan 2 jenis parasit.

(6)

umunya didominasi oleh Gastropoda, sedangkan golongan Crustaceae didominasi oleh Bracyura.

B. Ciri-ciri Hutan Mangrove

Hutan mangrove memiliki ciri-ciri fisik yang unik di banding tanaman lain. Hutan mangrove mempunyai tajuk yang rata dan rapat serta memiliki jenis pohon yang selalu berdaun. Keadaan lingkungan di mana hutan mangrove tumbuh, mempunyai faktor-faktor yang ekstrim seperti salinitas air tanah dan tanahnya tergenang air terus menerus. Meskipun mangrove toleran terhadap tanah bergaram (halophytes), namun mangrove lebih bersifat facultative daripada bersifat obligative karena dapat tumbuh dengan baik di air tawar.

Gambar Pohon Mangrove

(7)

Ciri-ciri ekosistem mangrove terpenting dari penampakan hutan mangrove, terlepas dari habitatnya yang unik, adalah :

1. memiliki jenis pohon yang relatif sedikit;

2. memiliki akar tidak beraturan (pneumatofora) misalnya seperti jangkar melengkung dan menjulang pada bakau Rhizophora spp., serta akar yang mencuat vertikal seperti pensil pada pidada Sonneratia spp. dan pada api-api Avicennia spp.;

3. memiliki biji (propagul) yang bersifat vivipar atau dapat berkecambah di pohonnya, khususnya pada Rhizophora;

4. memiliki banyak lentisel pada bagian kulit pohon.

Sedangkan tempat hidup hutan mangrove merupakan habitat yang unik dan memiliki ciri-ciri khusus ekosistem mangrove, diantaranya adalah :

1. tanahnya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari atau hanya tergenang pada saat pasang pertama;

2. tempat tersebut menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat;

3. daerahnya terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat;

4. airnya berkadar garam (bersalinitas) payau hingga asin.

C. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mangrove

(8)

Terkait dengan faktor ekstern yang memberi pengaruh pada penyebaran dan pertumbuhan mangrove sebenernya sejalan dengan berbagai faktor fisik geografis mulai dari jenis tanah, morfologi, landscape, iklim, suhu, sampai dengan kondiri air dan sejenisnya. Adapun menurut beberapa ahli bakau seperti yang disebutkan diitas, beberapa faktor fisik geografis yang berkontribusi terhadap penyebaran dan pertumbuhan mangrove adalah sebagai berikut.

Faktor penyebaran pohon mangrove

1. Faktor fisiografi pantai

Fisiografi pantai dapat mempengaruhi komposisi, distribusi spesies dan keberadaan serta luas hutan mangrove. Diketahuan bahwa pada pantai yang landai, komposisi ekosistem mangrove lebih beragam jika dibandingkan dengan pantai yang terjal. Hal ini disebabkan karena pantai landai menyediakan ruang yang lebih luas untuk tumbuhnyamangrove sehingga distribusi spesies menjadi semakin luas dan lebar. Pada pantai yang terjal komposisi, distribusi dan lebar hutan mangrove lebih kecil karena kontur yang terjal menyulitkan pohon mangrove untuk tumbu. Hal tersebut menunjukan bahwa pada pantai yang landai dengan kondisi gelombang yang lembutlah yang paling disukai oleh pertumbuhan dan perkembangan mangrove.

2. Faktor Pasang-surut

Pasang surut suatu pantai yang terjadi di kawasan hutan mangrove sangat menentukan zonasi, pertumbuhan, dan penyebaran kehidupan mangrove. Dalam kondisi seperti itu menjadikan komunitas hewan serta ikan yang mampu hidup dan berasosiasi dengan ekosistem mangrove menjadi lebih bagus dan beragam jenisnya. Pengaruh kondisi pasang-surut terhadap pertumbuhan mangrove antara lain dapat dijelaskan sebagaimana uraian berikut.

(9)

pasang dan sebaliknya akan menurun pada saat air laut surut; (b) perubahan salinitas yang terjadi sebagai akibat lama terjadinya pasang merupakan faktor pembatas yang mempengaruhi distribusi spesies secara horizontal dan; (c) perpindahan massa air antara air tawar dengan air laut mempengaruhi distribusi vertikal organisme.

b. Durasi pasangnya air laut di pantai yang terkait dengan hal-hal berikut: (a) struktur dan kesuburan mangrove di suatu kawasan yang memiliki jenis pasang diurnal, semi diurnal, dan campuran akan berbeda; (b) komposisi spesies dan distribusi areal yang digenangi berbeda menurut durasi pasang atau frekuensi penggenangan. Misalnya: penggenangan sepanjang waktu, maka jenis yang dominan adalah Rhizophora mucronata dan jenis bluguiera serta xylocarpus kadang-kadang ada. c. Rentang pasang air laut (tinggi pasang). Hal mana terkait dengan: (a)

akar tunjang yang dimiliki Rhizophora murconata menjadi lebih tinggi pada lokasi yang memiliki pasang yang tinggi dan sebaliknya; (b)

Pneumatophota sonneratia sp.menjadi lebih kuat dan panjang pada lokasi yang memiliki pasang yang tinggi.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pohon mangrove 1. Gelombang dan Arus

Terkait dengan faktor keberadaan gelombang dan arus air laut yang menimpa suatu pantai, dapat dijelaskan bahwa keberadaan gelombang dan arus laut sangat terkait dengan keberadaan tumbuhan mangrove di pantai di mana tumbuhan ini berada, keterkaitan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Gelombang dan arus dapat merubah struktur dan fungsi ekosistem mangrove. Pada lokasi-lokasi yang memiliki gelombang dan arus yang cukup besar dan kuat biasanya hutan mangrove mengalami abrasi sehingga terjadi pengurangan luasan hutan

(10)

rhizophoza terbawa gelombang dan arus sampai menemukan media yang cocok atau yang sesuai untuk menancap dan dapat akhirnya tumbuh.

c. Gelombang dan arus berpengaruh tidak langsung terhadap sedimentasi pantai dan pembentukan padatan dan endapan tanah pasir di muara sungai. Prose sedimentasi semacam itu menimbulkan berbagai padatan sedimen pasir, hal ini merupakan substrat yang baik untuk menunjang pertumbuhan mangrove.

d. Gelombang dan arus laut yang menerpa pantai dapat mempengaruhi daya tahan organisme akuatik di area pantai, ia melalui transportasi nutrient-nutrient (unsur hara sebagai “makanan” mangrove) penting bagi mangrove ke laut. Nutrient-nutrient yang berasal dari hasil dekomposisi serasah maupun yang berasal dari run off daratan dan terjebak di hutan mangrove akan terbawa oleh arus dan gelombang ke laut pada saat surut. Hal tersebut menjadikan lahan pantai itu menjadi subur bagi pertumbuhan mangrove.

2. Iklim

Sebagaimana diketahui bahwa iklim mempengaruhi perkembangan tumbuhan dan perubahan bagi setiap tanaman (termasuk di dalamnya tanaman mangrove), ia merupakan faktor fisik yang terkait dengan sinar atau cahaya matahari, suhu, curah hujan, kelembapan, dan angin. Jadi pengaruh iklim terhadap pertumbuhan mangrove senantiasa terkait dengan kondisi cahaya, curah hujam, suhu dan angin. Penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

a. Cahaya, diketahui bahwa cahaya matahari senantiasa memberikan pengaruh bagi tumbuhan mangrove sebagai berikut: (1) cahaya berpengaruh terhadap fotosintesis, respirasi, fisiologi dan struktur fisik mangrove, (2) intensitas, kualitas, lama (mangrove adalah tumbuhan

(11)

dan sedangkan laju kematian adalah sebaliknya; (4) cahaya berpengaruh terhadap perbungaan dan germinasi di mana tumbuhan yang berada di luar kelompok(gerombol) akan menghasilkan lebih banyak daripada tumbuhan yang berada di dalam gerombol.

b. Curah hujan, memberikan pengaruh bagi tumbuhan mangrove sebagai berikut: (1) jumlah,lama dan distribusi hujan mempengaruhi perkembangan tumbuhan mangrove; (2) curah hujan yang terjadi mempengaruhi kondisi udara, suhu air, salinitas air dan tanah; (3) curah hujan optimum pada suatu lokasi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mangrove adalah yang berada pada kisaran 1500-3000 mm/tahun.

c. Suhu, senantiasa memberikan pengaruh bagi tumbuhan mangrove sebagai berikut: (1)suhu berperan penting dalam proses fisiologis (fotosintesis dan respirasi); (2) produksi daun baru Avicennia marina terjadi pada suhu 18-20ºC dan jika suhu lebih tinggi maka produksi menjadi berkurang; (3) Rhizophora stlylosa, ceriops, excocaria, Lumnitzera tumbuh optimal pada suhu 26-28°C; (4) bruguire tumbuh optimal pada suhu 27°C dan xylocarpus tumbuh optimal pada suhu 21-26°C.

d. Angin, memberikan pengaruh bagi tumbuhan mangrove sebagai berikut: (1) angin mempengaruhi terjadinya gelombang dan arus; (2) angin merupakan agen polinasi dan diseminarsi biji sehingga membantu terjadi proses reproduksi tumbuhan mangrove.

e. Salinitas atau kadar garam air laut, diketahui bahwa slinitas atau kadar garam air laut memberikan pengaruh bagi tumbuhan mangrove sebagai berikut:

(1) Salinitas optimum yang dibutuhkan mangrove untuk tumbuh berkisar antara 10-30 ppt;

(12)

(3) Salinitas air akan meningkat jika pada siang hari cuaca panas dan dalam keadaan pasang;

(4) Salinitas air tanah lebih rendah dari salinitas air.

f. Oksigen terlarut, sebagaimana diketahui bahwa keberadaan oksigen yang ada atau yang dikandung oleh air memberikan pengaruh bagi tumbuhan mangrove sebagai berikut:

(1) Oksigen terlarut berperan penting dalam dekomposisi serasah karena bakteri dan fungsi yang bertindak sebagai dekomposer membutuhkan oksigen untuk kehidupannya;

(2) Oksigen terlarut juga penting dalam proses respirasi dan fotosintesis;

(3) Oksigen terlarut berada dalam kondisi tertinggi pada siang hari dan kondisi terendah pada malam hari.

g. Substrat, diketahui bahwa subtrat yang terkandung pada tanah pantai ternyata memberikan pengaruh bagi tumbuhan mangrove, sebagaimana penjelasan berikut:

(1) Karakteristik substrat merupakan faktor pembatas terhadap pertumbuhan mangrove;

(2) Rhizophora mucronata dapat tumbuh baik pada substrat yang dalam/tebal dan berlumpur;

(3) Avicennia marina dan Bruguiera hidup pada tanah lumpur berpasir;

(4) Tekstur dan konsentrasi ion mempunyai susunan jenis dan kerapatan tegakan, misalnya jika komposisi substrat lebih banyak liat (clay) kation Na>Mg>Ca atau K akan membentuk konfigurasi hutan avicennia /sonneratia /rhizophora /bruguiera;

(5) Mg>Ca>Na atau K yang ada Nipah;

(6) Ca>Mg, Na atau K yang ada adalah Melauleuca.

(13)

mangrove. Unsur hara yang terdapat di dalam ekosistem mangrove terdiri dari hara inorganik dan organik, yakni meliputi:

(1) Anorganik: P, K, Ca, Mg, Na and;

(2) Organik: allochtonous dan autochtonous (fitoplankton, bakteri, alga).

D. Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove

Peranan, manfaat dan fungsi hutan Magrove dalam kehidupan masyarakat yang hidup di daerah pesisir sangat banyak sekali. Baik itu langsung dirasakan oleh penduduk sekitar maupun peranan, manfaat dan fungsi yang tidak langsung dari hutan mangrove itu sendiri.

Tumbuhan yang hidup di hutan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob. Mangrove tersebar di seluruh lautan tropik dan subtropik, tumbuh hanya pada pantai yang terlindung dari gerakan gelombang; bila keadaan pantai sebaliknya, benih tidak mampu tumbuh dengan sempurna dan menancapkan akarnya.

Menurut kamus Webster, habitat didefinisikan sebagai “the natural abode of a plant or animal, esp. the particular location where it normally grows or lives, as the seacoast, desert, etc”. terjemahan bebasnya kira-kira adalah, tempat bermukim di alam bagi tumbuhan dan hewan terutama untuk bisa hidup dan tumbuh secara biasa dan normal, seperti pantai laut, padang pasir dan sebagainya. Salah satu tempat tinggal komunitas hewan dan tanaman adalah daerah pantai sebagai habitat mangrove. Di habitat ini bermukim pula hewan dan tanaman lain. Tidak semua habitat sama kondisinya, tergantung pada keaneka ragaman species dan daya dukung lingkungan hidupnya.

(14)

dapat berubah karena aktivitas proses vulkanik atau karena pergeseran lapisan dasar laut. Tetapi sedikit orang yang mengetahui bahwa mangrove berperan besar dalam dinamika perubahan pulau, bahkan cukup mengagetkan bila ada yang menyatakan bahwa mangrove itu dapat membentuk suatu pulau. Dikatakan bahwa mangrove berperan penting dalam ‘membentuk pulau’.

Beberapa berpendapat bahwa sebenarnya mangrove hanya berperan dalam menangkap, menyimpan, mempertahankan dan mengumpulkan benda dan partikel endapan dengan struktur akarnya yang lebat, sehingga lebih suka menyebutkan peran mangrove sebagai “shoreline stabilizer” daripada sebagai “island initiator” atau sebagai pembentuk pulau. Dalam proses ini yang terjadi adalah tanah di sekitar pohon mangrove tersebut menjadi lebih stabil dengan adanya mangrove tersebut. Peran mangrove sebagai barisan penjaga adalah melindungi zona perbatasan darat laut di sepanjang garis pantai dan menunjang kehidupan organisme lainnya di daerah yang dilindunginya tersebut. Hampir semua pulau di daerah tropis memiliki pohon mangrove.

Bila buah mangrove jatuh dari pohonnya kemudian terbawa air sampai menemukan tanah di lokasi lain tempat menetap buah tersebut akan tumbuh menjadi pohon baru. Di tempat ini, pohon mangrove akan tumbuh dan mengembangkan sistem perakarannya yang rapat dan kompleks. Di tempat tersebut bahan organik dan partikel endapan yang terbawa air akan terperangkap menyangkut pada akar mangrove. Proses ini akan berlangsung dari waktu ke waktu dan terjadi proses penstabilan tanah dan lumpur atau barisan pasir (sand bar). Melalui perjalanan waktu, semakin lama akan semakin bertambah jumlah pohon mangrove yang datang dan tumbuh di lokasi tanah ini, menguasai dan mempertahankan daerah habitat baru ini dari hempasan ombak laut yang akan meyapu lumpur dan pasir. Bila proses ini berjalan terus, hasil akhirnya adalah terbentuknya suatu pulau kecil yang mungkin akan terus berkembang dengan pertumbuhan berbagai jenis mangrove serta organisme lain dalam suatu ekosistem mangrove.

(15)

terbesar perisai terhadap hantaman gelombang laut di zona terluar daratan pulau. Hutan mangrove juga melindungi bagian dalam pulau secara efektif dari pengaruh gelombang dan badai yang terjadi. Mangrove merupakan pelindung dan sekaligus sumber nutrien bagi organisme yang hidup di tengahnya.

Daun mangrove yang jatuh akan terurai oleh bakteri tanah menghasilkan makanan bagi plankton dan merupakan nutrien bagi pertumbuhan algae laut. Plankton dan algae yang berkembang akan menjadi makanan bagi berbagai jenis organisme darat dan air di habitat yang bersangkutan. Demikianlah suatu ekosistem mangrove dapat terbentuk dan berkembang dari pertumbuhan biji mangrove.

Pada saat terjadi badai, mangrove memberikan perlindungan bagi pantai dan perahu yang bertambat. Sistem perakarannya yang kompleks, tangguh terhadap gelombang dan angin serta mencegah erosi pantai. Pada saat cuaca tenang akar mangrove mengumpulkan bahan yang terbawa air dan partikel endapan, memperlambat aliran arus air. Apabila mangrove ditebang atau diambil dari habitatnya di pantai maka akan dapat mengakibatkan hilangnya perlindungan terhadap erosi pantai oleh gelombang laut, dan menebarkan partikel endapan sehingga air laut menjadi keruh yang kemudian menyebabkan kematian pada ikan dan hewan sekitarnya karena kekurangan oksigen. Proses ini menyebabkan pula melambatnya pertumbuhan padang lamun (seagrass).

Ekosistem hutan mangrove memberikan banyak manfaat baik secara tidak langsung (non economic value) maupun secara langsung kepada kehidupan manusia (economic vallues). Beberapa manfaat mangrove antara lain adalah: 1. Menumbuhkan pulau dan menstabilkan pantai.

(16)

dari waktu ke waktu. Pertumbuhan mangrove memperluas batas pantai dan memberikan kesempatan bagi tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di wilayah daratan. Akar pohon mangrove juga menjaga pinggiran pantai dari bahaya erosi. Buah vivipar yang dapat berkelana terbawa air hingga menetap di dasar yang dangkal dapat berkembang dan menjadi kumpulan mangrove di habitat yang baru. Dalam kurun waktu yang panjang habitat baru ini dapat meluas menjadi pulau sendiri.

2. Menjernihkan air.

Akar pernafasan (akar pasak) dari api-api dan tancang bukan hanya berfungsi untuk pernafasan tanaman saja, tetapi berperan juga dalam menangkap endapan dan bisa membersihkan kandungan zat-zat kimia dari air yang datang dari daratan dan mengalir ke laut. Air sungai yang mengalir dari daratan seringkali membawa zat-zat kimia atau polutan. Bila air sungai melewati akar-akar pasak pohon api-api, zat-zat kimia tersebut dapat dilepaskan dan air yang terus mengalir ke laut menjadi bersih. Banyak penduduk melihat daerah ini sebagai lahan marginal yang tidak berguna sehingga menimbunnya dengan tanah agar lebih produktif. Hal ini sangat merugikan karena dapat menutup akar pernafasan dan menyebabkan pohon mati.

3. Mengawali rantai makanan.

Daun mangrove yang jatuh dan masuk ke dalam air. Setelah mencapai dasar teruraikan oleh mikro organisme (bakteri dan jamur). Hasil penguraian ini merupakan makanan bagi larva dan hewan kecil air yang pada gilirannya menjadi mangsa hewan yang lebih besar serta hewan darat yang bermukim atau berkunjung di habitat mangrove.

4. Melindungi dan memberi nutrisi.

(17)

5. Manfaat bagi manusia.

Masyarakat daerah pantai umumnya mengetahui bahwa hutan mangrove sangat berguna dan dapat dimanfaatkan dalam berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pohon mangrove adalah pohon berkayu yang kuat dan berdaun lebat. Mulai dari bagian akar, kulit kayu, batang pohon, daun dan bunganya semua dapat dimanfaatkan manusia. Beberapa kegunaan pohon mangrove yang langsung dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain adalah:

d. Tempat tambat kapal.

Daerah teluk yang terlidung seringkali dijadikan tempat berlabuh dan bertambatnya perahu. Dalam keadaan cuaca buruk pohon mangrove dapat dijadikan perlindungan dengan bagi perahu dan kapal dengan mengikatkannya pada batang pohon mangrove. Perlu diperhatikan agar cara tambat semacam ini tidak dijadikan kebiasaan karena dapat merusak batang pohon mangrove yang bersangkutan.

e. Obat-obatan.

(18)

bila di masukkan dalam air bisa dipakai dalam penangkapan ikan sebagai bahan pembius yang memabukkan ikan (stupefied).

f. Pengawet.

Buah pohon tancang dapat dijadikan bahan pewarna dan pengawet kain dan jaring dengan merendam dalam air rebusan buah tancang tersebut. Selain mengawetkan hasilnya juga pewarnaan menjadi coklat-merah sampai coklat tua, tergantung pekat dan lamanya merendam bahan. Pewarnaan ini banyak dipakai untuk produksi batik, untuk memperoleh pewarnaan jingga-coklat. Air rebusan kulit pohon tingi dipakai untuk mengawetkan bahan jaring payang oleh nelayan di daerah Labuhan, Banten.

g. Pakan dan makanan.

Daunnya banyak mengandung protein. Daun muda pohon api-api dapat dimakan sebagai sayur atau lalapan. Daun-daun ini dapat dijadikan tambahan untuk pakan ternak. Bunga mangrove jenis api-api mengandung banyak nectar atau cairan yang oleh tawon dapat dikonversi menjadi madu yang berkualitas tinggi. Buahnya pahit tetapi bila memasaknya hatihati dapat pula dimakan. .

h. Bahan mangrove dan bangunan.

Batang pohon mangrove banyak dijadikan bahan bakar baik sebagai kayu bakar atau dibuat dalam bentuk arang untuk kebutuhan rumah tangga dan industri kecil. Batang pohonnya berguna sebagai bahan bangunan. Bila pohon mangrove mencapai umur dan ukuran batang yang cukup tinggi, dapat dijadikan tiang utama atau lunas kapal layar dan dapat digunakan untuk balok konstruksi rumah tinggal. Batang kayunya yang kuat dan tahan air dipakai untuk bahan bangunan dan cerocok penguat tanah. Batang jenis tancang yang besar dan keras dapat dijadikan pilar, pile, tiang telepon atau bantalan jalan kereta api. Bagi nelayan kayu mangrove bisa juga untuk joran pancing. Kulit pohonnya dapat dibuat tali atau bahan jaring.

Beberapa manfaat dan fungsi hutan mangrove dapat dikelompokan sebagai berikut:

(19)

a. Menjaga agar garis pantai tetap stabil

b. Melindungi pantai dan sungai dari bahaya erosi dan abrasi. c. Menahan badai/angin kencang dari laut

d. Menahan hasil proses penimbunan lumpur, sehingga memungkinkan terbentuknya lahan baru.

e. Menjadi wilayah penyangga, serta berfungsi menyaring air laut menjadi air daratan yang tawar

f. Mengolah limbah beracun, penghasil O2 dan penyerap CO2. 2. Secara biologi

a. Menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan penting bagi plankton, sehingga penting pula bagi keberlanjutan rantai makanan. b. Tempat memijah dan berkembang biaknya ikan-ikan, kerang, kepiting dan

udang.

c. Tempat berlindung, bersarang dan berkembang biak dari burung dan satwa lain.

d. Sumber plasma nutfah & sumber genetik.

e. Merupakan habitat alami bagi berbagai jenis biota. 3. Secara Ekonomis Ekonomis :

a. Penghasil kayu : bakar, arang, bahan bangunan.

b. Penghasil bahan baku industri : pulp, tanin, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan, kosmetik, dll

c. Penghasil bibit ikan, nener, kerang, kepiting, bandeng melalui pola tambak silvofishery

d. Tempat wisata, penelitian & pendidikan.

E. Kerusakan Dan Pencemaran Lingkungan Pesisir dan Pantai 1. Abrasi Pantai

(20)

menyempit, bila dibiarkan bisa menjadi berbahaya terhadap pantai. Abrasi biasanya terjadi akibat penggundulan hutan bakau oleh manusia. Di Indonesia sendiri, banyak sekali terdapat hutan bakau, akan tetapi semakin lama semakin berkurang akibat penebangan yang melebihi batas yang ditentukan, untuk perdagangan, dll. Mangrove dibutuhkan karena ditanam di pinggiran pantai, karena akar-akarnya mampu menahan ombak sehingga menghambat terjadinya pengikisan pantai. Abrasi disebabkan oleh naiknya permukaan air laut diseluruh dunia karena mencairnya lapisan es di daerah kutub bumi. Mencairnya lapisan es ini merupakan dampak dari pemanasan global yang terjadi belakangan ini. Pemanasan global terjadi karena gas CO2 yang berasal dari asap pabrik maupun dari gas buangan kendaraan bermotor menghalangi keluarnya gelombang panas dari matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga panas tersebut akan tetap terperangkap di dalam atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu di permukaan bumi meningkat. Suhu di kutub juga akan meningkat dan membuat es di kutub mencair, air lelehan es itu mengakibatkan permukaan air di seluruh dunia akan mengalami peningkatan dan akan menggerus daerah yang permukaannya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya abrasi sangat erat kaitannya dengan pencemaran lingkungan.

Gambar Mencairnya es di kutub

Gambar tejadinya abrasi laut

(21)

a. Di daerah pesisir pantai wilayah kabupaten Indramayu terjadi abrasi mampu menenggelamkan daratan antara 2 hingga 10 meter pertahun dan sekarang dari panjang pantai 114 kilometer telah tergerus 50 kilometer. Dari 10 kecamatan yang memiliki kawasan pantai, hanya satu wilayah kecamatan yakni kecamatan Centigi yang hampir tidak memiliki persoalan abrasi. . Hal ini karena di wilayah kecamatan Centigi memiliki kawasan hutan mangrove yang masih mampu melindungi kawasan pantai dari abrasi

b. Di daerah pesisir pantai wilayah kabupaten Kerawang yaitu di kecamatan Pedes dan Cibuaya mempunyai tingkat abrasi yang cukup tinggi.

Dampak lain dari adanya abrasi adalah menghancurkan rumah-rumah penduduk dan tambak-tambak udang dan bandeng yang berorientasi eksport milik warga setempat, yang menyebabkan kerugian dan mengurangi pendapatan dan roda perekonomian daerah tersebut.

2. Pencemaran Lingkungan Laut dan Dampaknya

Pencemaran laut merupakan rusaknya kondisi laut akibat perbuatan manusia. Aktifitas manusia sehari-hari memegang peranan yang paling besar dan merupakan penyebab utama dari terjadinya polusi laut dunia.

(22)

Gambar buangan air limbah dan tumpahan minyak

Lebih dari 80 persen polusi laut yang terjadi pada lautan berasal dari aktivitas yang terjadi di darat. Mulai dari hancurnya terumbu karang, penumpukan sampah, timbunan zat kimia berbahaya, sampai peningkatan suhu permukaan laut sehingga mengakibatkan tidak seimbangnya ekosistem yang ada di laut. Berton-ton sampah yang dibuang ke sungai setiap harinya, yang akhirnya bermuara ke laut, pembuangan limbahlimbah dan zat-zat kimia oleh pabrik dan kebocoran kapal tanker merupakan factor-faktor yang menyebabkan pencemaran laut yang diakibatkan oleh manusia.

Tumpahan minyak tentu berdampak pada banyak hal, diantaranya, terhadap kondisi lingkungan laut, biota laut, dan tentu saja berdampak pada ekonomi nelayan..Pencemaran minyak di laut juga merusak ekosistem mangrove. Minyak tersebut berpengaruh terhadap sistem perakaran mangrove yang berfungsi dalam pertukaran CO2 dan O2, dimana akar tersebut akan tertutup minyak sehingga kadar oksigen dalam akar berkurang. Jika minyak mengendap dalam waktu yang cukup lama akan menyebabkan pembusukan pada akar mangrove yang mengakibatkan kematian pada tumbuhan mangrove tersebut. Tumpahan minyak juga akan menyebabkan kematian fauna-fauna yang hidup berasosiasi dengan hutam mangrove seperti moluska, kepiting, ikan, udang, dan biota lainnya..Hutan mangrove merupakan sumber nutrien dan tempat pemijah bagi ikan, dapat rusak oleh pengaruh minyak terhadap sistem perakaran yang berfungsi dalam pertukaran CO2 dan O2.

Contoh terjdinya Pencemaran Lingkungan Pantai yaitu :

a. Kasus yang terjadi di daerah Balikpapan yaitu pantai mengalami pencemaran yang cukup parah seperti pada tahun 2004 tercemar oleh limbah minyak. Tumpukan kerak minyak atau sludge berwarna hitam yang mirip dengan gumpalan aspal tersebut beratnya diperkirakan mencapai 300 ton.

(23)

c. Pada tahun 2006, kerusakan terumbu karang dan ekosistem taman nasional itu diperkirakan mencapai 75 kilometer. Kali Ciliwung, Banjir Kanal Barat (BKB), Kali Sunter, dan Kali Pesanggrahan merupakan penyumbang pencemaran terbesar ke Teluk Jakarta. Setiap hari Kali Ciliwung, BKB, dan Kali Sunter mengalirkan sampah yang berton-ton banyaknya. Sampah berbagai jenis itu mengalir ke Teluk Jakarta, dan sampai ke Pantai Taman Nasional Kepulauan Seribu

3. Pencemaran Logam Berat dan Dampaknya

Aktifitas industri dan padat penduduk serta pada daerah-daerah yang terdapat aktifitas pertambangan, perairannya akan beresiko tercemar logam berat. Supriharyono (2000) dalam Panjaitan, (2009), mengatakan zat berbahaya seperti logam berat muncul di perairan dengan konsentrasi melebihi nilai ambang batas karena industri belum dilengkapi dengan proses pengolahan limbah yang baik. Logam berat dapat menyebar di udara, tanah dan perairan.

Suatu perairan dikatakan tercemar oleh logam berat apabila kandungan logam berat pada badan air tersebut telah melebihi nilai baku mutu lingkungan yang ditetapkan untuk kandungan logam berat. Beberapa jenis logam berat yang sering dijumpai dalam badan air perairan pesisir dan laut pada perairan yang tercemar adalah merkuri (Hg), timbal (Pb), kadmium (Cd), arsen (As), selenium (Se), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), kromium (Cr), seng (Zn). Jenis-jenis logam berat tersebut terdapat dalam badan air karena pemanfaatannya menyisakan limbah yang nantinya dibuang ke lingkungan, misalnya pemanfaatan Cr untuk memberi warna cemerlang pada perkakas dari logam, Co digunakan sebagai bahan magnet yang kuat pada loudspeaker atau microfon, Pb sebagai bahan baterai, Hg sebagai bahan pelarut emas, Cu sebagai kawat listrik, Ni sebagai bahan baja tahan karat, dan Zn sebagai pelapis kaleng (Rompas, 2010).

(24)

terakumulasi kedalam tubuh biota laut. Logam berat yang terlarut di perairan ada yang bersifat mikronutrie/essensial bagi hewan dan tumbuhan tetapi, ada juga yang tidak dibutuhkan sebagai mikronutrien atau non-essensial. Kerang memperoleh makanan dengan menyaring air. Logam berat juga mudah terakumulasi ke dalam tubuh ikan. Logam berat Pb dan Cd terakumulasi ke dalam tubuh udang (Crustaceae) lewat permukaan tubuh dengan cara difusi dari lingkungan perairan (Conell dan Miller, 1995; Rahman, 2005).

Dalam rantai makanan di perairan yang tercemar logam berat akan terakumulasi ke dalam tubuh fitoplanton. Fitoplanton yang mengandung logam berat dimakan oleh ikan-ikan kecil, kemudian ikan-ikan besar memakan ikan-ikan kecil, dan ikan-ikan besar maupun kecil dimakan oleh manusia. Ekosistem mangrove memiliki kemampuan alami untuk membersihkan lingkungan dari berbagai bentuk zat pencemar sehingga penggunaan tanaman mangrove sebagai tumbuhan penyerap logam berat dari perairan sangat tepat. Ekosisten hutan mangrove memiliki fungsi ekonomis dan ekologis. Secara ekologis manfaat hutan mangrove yang dapat dirasakan adalah melindungi pantai dari ancaman gelombang besar, angin ribut, pengendali intrusi air laut, habitat berbagai fauna, tempat mencari makan dan memijah berbagai jenis udang dan ikan, pembangunan lahan melalui proses sedimentasi, mereduksi polutan, pencemar air, penyerap CO2 dan penghasil O2.

Anggoro (2006) mengatakan bahwa tumbuhan mangrove mampu menyerap pencemar logam berat dari perairan yang sudah tercemar. Dengan demikian tumbuhan mangrove dapat dijadikan tanaman fitorediasi terhadap pencemaran logam berat di perairan Indonesia.

F. Upaya Melestarikan Hutan Mangrove

(25)

berfungsi memberikan perlindungan kepada kehidupan pantai dan lautan. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan melestarikan hutan mangrove antara lain:

1. Penanaman kembali mangrove

Penanaman mangrove sebaiknya melibatkan masyarakat. Modelnya dapat masyarakat terlibat dalam pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta pemanfaatan hutan mangrove berbasis konservasi. Model ini memberikan keuntungan kepada masyarakat antara lain terbukanya peluang kerja sehingga terjadi peningkatan pendapatan masyarakat.

2. Pengaturan kembali tata ruang wilayah pesisir: pemukiman, vegetasi. Wilayah pantai dapat diatur menjadi kota ekologi sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai wisata pantai (ekoturisme) berupa wisata alam atau bentuk lainnya. 3. Peningkatan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan

memanfaatkan mangrove secara bertanggungjawab.

4. Izin usaha dan lainnya hendaknya memperhatikan aspek konservasi. 5. Peningkatan pengetahuan dan penerapan kearifan local tentang konservasi 6. Peningkatan pendapatan masyarakat pesisir

7. Program komunikasi konservasi hutan mangrove 8. Penegakan hukum

Perbaikkan ekosistem wilayah pesisir secara terpadu dan berbasis masyarakat. Artinyadalam memperbaiki ekosistem wilayah pesisir masyarakat sangat penting dilibatkan yang kemudian dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Selain itu juga mengandung pengertian bahwa konsep-konsep lokal (kearifan lokal) tentang ekosistem dan pelestariannya perlu ditumbuh-kembangkan kembali sejauh dapat mendukung program ini.

(26)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai tipe ekosistem hutan yang tumbuh di daerah batas pasang-surutnya air, tepatnya daerah pantai dan sekitar muara sungai.

2. Ciri-ciri ekosistem mangrove adalah : a. memiliki jenis pohon yang relatif sedikit;

b. memiliki akar tidak beraturan (pneumatofora) misalnya seperti jangkar melengkung dan menjulang pada bakau Rhizophora spp., serta akar yang mencuat vertikal seperti pensil pada pidada Sonneratia spp. dan pada api-api Avicennia spp.;

c. memiliki biji (propagul) yang bersifat vivipar atau dapat berkecambah di pohonnya, khususnya pada Rhizophora;

d. memiliki banyak lentisel pada bagian kulit pohon.

3. Ciri-ciri khusus ekosistem mangrove, diantaranya adalah :

a. tanahnya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari atau hanya tergenang pada saat pasang pertama;

b. tempat tersebut menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat;

c. daerahnya terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat;

d. airnya berkadar garam (bersalinitas) payau hingga asin 4. Manfaat mangrove antara lain adalah:

a. Menumbuhkan pulau dan menstabilkan pantai. b. Menjernihkan air.

(27)

e. Manfaat bagi manusia : Tempat tambat kapal, Obat-obatan, Pengawet, Pakan dan makanan, dan Bahan mangrove dan bangunan.

B. Saran

1. Melestarikan hutan mangrove yang ada di sekitar kita. 2. Penanaman kembali mangrove yang telah rusak.

3. Penanaman mangrove sebaiknya melibatkan masyarakat. Modelnya dapat masyarakat terlibat dalam pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta pemanfaatan hutan mangrove berbasis konservasi.

4. Pengaturan kembali tata ruang wilayah pesisir: pemukiman, vegetasi. Wilayah pantai dapat diatur menjadi kota ekologi sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai wisata pantai (ekoturisme) berupa wisata alam atau bentuk lainnya.

5. Peningkatan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memanfaatkan mangrove secara bertanggungjawab.

6. Izin usaha dan lainnya hendaknya memperhatikan aspek konservasi. 7. Peningkatan pengetahuan dan penerapan kearifan lokal tentang konservasi 8. Peningkatan pendapatan masyarakat pesisir

9. Program komunikasi konservasi hutan mangrove

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Hutan Mangrove. (a.n). [online].http://www.lablink.or.id/Eko/Wetland/lhbs-mangrove.htm. (Rabu, 1 November 2017)

Hutan Bakau Hutan Mangrove; Definisi dan Fungsi. (alamendah). [online].http:// alamendah.files.wordpress.com(Rabu, 1 November 2017)

Peranan, Manfaat dan Fungsi Hutan Mangrove. (a.n). [online]. http://ekologi-hutan.blogspot.com (Rabu, 1 November 2017)

Hutan Mangrove Indonesia, Sumber Daya Alam Yang Terlupakan. (a.n).

[online].http://oryza-sativa135rsh.blogspot.com/2010/05/hutan-mangrove-indonesia-sumber-daya.html (Rabu, 1 November 2017)

Hutan Mangrove dan Luasannya di Indonesia. (a.n). [online].http://mbojo.files.wordpress.com (Rabu, 1 November 2017)

Pencemaran Hutan Mangrove (a.n) [onlie]. https://himka1polban.wordpress.com/.../pencemaran-hutan-mangrove (Rabu, 1 November 2017)

Pelestarian Hutan Mangrove SolusiPencegahanPencemaranLogamBerat Di Perairan Indonesia, http://core.ac.uk/download/pdf/12346572.pdf

https://cuekbebekseru.blogspot.com/2011/08/pencemaran-lingkungan.html (Rabu, 1 November 2017)

(29)
(30)

Gambar

Gambar  Pohon  Mangrove
Gambar Mencairnya es di kutub
Gambar Pencemaran Limbah Padat di laut

Referensi

Dokumen terkait

Ekosistem mangrove memiliki peranan penting di wilayah pesisir dan laut. Keberadaan ekosistem ini di tengah-tengah kehidupan manusia memberikan banyak manfaat. Beberapa manfaat

Penerapan sistem mina hutan (sylvofishery) di ekosistem hutan mangrove merupakan salah satu pendekatan yang tepat dalam pemanfaatan ekosistem hutan mangrove

ekosistem laut secara perlahan dengan adanya hutan mangrove ini ekosistem laut. akan

Persepsi masyarakat di Kelurahan Kota Karang terhadap ekosistem mangrove menunjukkan bahwa skor dari masing-masing indikator persepsi yang didapatkan yaitu tergolong

Status Kerusakan Ekosistem hutan Mangrove di Kecamatan Concong tergolong kriteria baik dengan tingkat kerapatan yang sangat padat sebesar 1566-2155 Pohon/ha dan

Pada setiap stasiun pengamatan, tetapkan transek-transek garis dari arah laut ke arah darat (tegak lurus garis pantai sepanjang zonasi hutan mangrove yang terjadi) di

Bertujuan untuk menganalisis terkait hutan mangrove sebagai habitat dari organisme laut Salah satu habitat yang ditempati oleh organisme laut adalah ekosistem hutan mangrove.. Contoh

Sedangkan tempat hidup hutan mangrove merupakan habitat yang unik dan memiliki ciri-ciri khusus, diantaranya adalah : tanahnya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari atau