PENGELOLAAN PESISIR TERPADU
POTENSI DAN DISTRIBUSI HUTAN MANGROVE DI INDONESIA
Dosen Pengampu: Dr. Ir. Adriman, M,Si
KELOMPOK 2:
MAZLILA SIREGAR SHELLA SEVITRI ULFILIA JULISA
VIOLA ULTIMAHREZA YOSI WULANDARI SILABAN
2104126095 21041110181
2104111101 2104113988 2104114012
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU
2024
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Pengelolaan Pesisir Terpadu yang berjudul “Potensi dan Distribusi Hutan Mangrove di Indonesia”
dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan tugas makalah ini. Penulis juga berterimakasih kepada teman- teman yang telah memotivasi dan membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan, bahasa serta materi yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu penulis menerima kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Pekanbaru, Maret 2024
Penulis
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR...
... i DAFTAR ISI...
... ii I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...
... 1 1.2. Rumusan Masalah...
... 2 1.3. Tujuan Penulisan...
... 2 1.4. Manfaat Penulisan...
... 2 II. PEMBAHASAN
2.1. Deskripsi Hutan Mangrove...
... 4 2.2. Potensi Hutan Mangrove di Indonesia...
... 5 2.3. Potensi Pemanfaatan Hutan Mangrove...
... 5 2.4. Distribusi Hutan Mangrove di Indonesia...
... 7 III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan...
... 9 3.2. Saran...
... 9 DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki jumlah hutan terbesar di dunia, dikelilingi oleh sejumlah pulau, sehingga sering disebut sebagai negara maritim. Hutan adalah area yang ditumbuhi oleh beragam tumbuhan, termasuk pepohonan, semak, rumput, paku-pakuan, jamur, dan berbagai jenis lainnya. Hutan memiliki peran penting sebagai tempat tinggal bagi berbagai hewan dan juga sebagai penyimpan karbon dioksida. Hutan memiliki nilai yang sangat besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem bumi.
Hutan mangrove merupakan suatu ekosistem yang hidup di wilayah pesisir pantai dengan substrat lumpur, dan terpengaruh oleh muara sungai yang terkena air laut, serta mampu bertahan hidup di daerah dengan kisaran salinitas yang tinggi.
Pertumbuhan dan kelangsungan hidup hutan mangrove akan sulit di daerah yang curam dengan gelombang besar dan arus deras karena tidak mendukung pengendapan lumpur yang diperlukan bagi pertumbuhannya. Sebagai bagian penting dari ekosistem pesisir, mangrove memiliki peran yang signifikan dalam menjaga produktivitas perairan serta mendukung kehidupan masyarakat di sekitar wilayah pesisir tersebut (Raharjo, et al, 2016).
Mangrove merupakan tumbuhan yang hidup di pesisir pantai dan ekosistem yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Ekosistem mangrove berada di daerah pesisir antara laut dan darat. Keadaan tersebut memungkinkan banyak faktor alam yang mempengaruhi struktur hutan mangrove. Faktor alam tersebut antara lain
cahaya, angin, salinitas, kondisi tanah, pasang surut air dan polusi sampah organik maupun anorganik (Habdiansyah et al, 2015).
Faktor-faktor seperti iklim, geologi, dan aktivitas manusia memengaruhi distribusi hutan mangrove. Daerah dengan iklim tropis dan subtropis umumnya mendukung pertumbuhan yang subur. Selain itu, muara sungai, delta sungai, dan kondisi pasang-surut yang stabil juga berkontribusi pada pertumbuhan hutan mangrove. Meskipun demikian, hutan mangrove menghadapi ancaman serius seperti konversi lahan untuk pertanian, perikanan, dan pembangunan infrastruktur, serta pencemaran dan degradasi lingkungan. Upaya konservasi dan restorasi hutan mangrove secara terus-menerus dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat, untuk menjaga keberlanjutan ekosistem ini.
Pemanfaatan hutan mangrove sebagai sumberdaya alam yang memiliki potensi ekonomi perlu dilakukan dengan cermat untuk memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan sambil memperhatikan kelestarian lingkungan. Namun, dalam beberapa kasus, penggunaan tersebut sering kali melewati batas kemampuan atau daya dukung lingkungan, baik secara biologis, fisik, ekologis, maupun ekonomis, yang akhirnya berdampak merugikan masyarakat. Masalah utama dalam pengelolaan sumberdaya alam, seperti yang dikemukakan oleh Fauzi (2004) dalam Amiruddin Idris (2013), adalah upaya mencapai keseimbangan antara memperoleh manfaat maksimal bagi manusia tanpa merusak kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana potensi ekologis hutan mangrove di Indonesia dalam mendukung ekosistem pantai?
2. Bagaimana potensi pemanfaatan hutan mangrove di Indonesia untuk pengembangan ekonomi Masyarakat ?
3. Bagaimana pola distribusi hutan mangrove di berbagai wilayah Indonesia, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengoptimalkan fungsi ekosistem hutan mangrove sebagai bagian dari strategi konservasi lingkungan.
2. Mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui pemanfaatan potensi hutan mangrove untuk industri perikanan, pariwisata, budidaya, dan industri lainnya.
3. Memahami pola distribusi hutan mangrove di Indonesia untuk mengidentifikasi area-area penting yang memerlukan perlindungan dan restorasi.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Menyediakan habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna, termasuk jenis- jenis langka dan terancam punah.
2. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan dengan memanfaatkan hutan mangrove secara bijaksana dan bertanggung jawab.
3. Melindungi dan mempertahankan keberagaman hayati pesisir serta layanan ekosistem yang disediakan oleh hutan mangrove.
II. PEMBAHASAN
2.1. Deskripsi Hutan Mangrove
Mangrove merupakan tumbuhan yang hidup di daerah pesisir pantai yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mengrove tumbuh di bawah kondisi lingkungan yang sangat khusus. Tumbuhan-tumbuhan ini membentuk hutan pasang surut yang terletak di antara permukaan laut rata-rata dan pasut tertinggi pada saat air pasang. Sebagai bagian dari ekosistem khas wilayah pesisir, hutan mangrove memiliki beberapa fungsi penting. Fungsinya meliputi fungsi fisik seperti melindungi pantai dari abrasi dan menahan sedimen, fungsi kimia seperti menyerap CO2 dan mengolah bahan-bahan limbah, serta fungsi biologi seperti menjadi kawasan asuhan, tempat pemijahan, dan sumber plasma nutfah.
Hutan mangrove dapat ditemukan secara luas di sepanjang pantai daerah tropis dan subtropis, terletak di antara 32° Lintang Utara dan 38° Lintang Selatan. Potensi dan peran mangrove sangatlah besar bagi kehidupan. Berbagai produk dapat dihasilkan dari mangrove, baik secara langsung maupun tidak langsung, termasuk sebagai bahan baku makanan, pewarna batik, obat-obatan, dan mendukung kegiatan perikanan. Dengan melihat beragamnya manfaat yang ditawarkan oleh mangrove, penting untuk mengkaji perannya dalam kehidupan di wilayah pesisir.
Hutan mangrove terdiri dari beragam jenis tumbuhan yang tumbuh sepanjang garis pantai tropis hingga sub-tropis, dengan fungsi khusus di lingkungan yang mengandung garam dan tanah berupa pantai dengan reaksi anaerobik. Secara singkat, hutan mangrove dapat dijelaskan sebagai tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut, terutama di pantai yang dilindungi, laguna, atau muara sungai, di mana komunitasnya toleran terhadap kadar garam. Mangrove merupakan ekosistem pesisir yang memerlukan penanganan yang terpadu. Tumbuhnya mangrove dipengaruhi oleh pasang surut air laut, seringkali ditemukan di pantai dengan teluk dangkal, estuaria, delta, dan daerah pantai yang dilindungi. Pertumbuhan optimal mangrove biasanya terjadi di wilayah pesisir dengan muara sungai besar dan substrat lumpur, sementara di wilayah tanpa muara sungai, pertumbuhan mangrove cenderung tidak optimal (Widiastuti et al, 2018).
2.2. Potensi Hutan Mangrove di Indonesia
Potensi tumbuhan Mangrove merupakan komunitas vegetasi Pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang-surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini umumnya tumbuh pada daerah yang terlindungi dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat. Pada tahun 1999, luas hutan mangrove di Indonesia mencapai 8,60 juta hektar, namun sekitar 5,30 juta hektar telah mengalami kerusakan. Kerusakan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk konversi mangrove menjadi kawasan pertambakan, pemukiman, perkebunan sawit, dan industri. Padahal, mangrove memiliki peran strategis dalam menciptakan ekosistem pantai yang mendukung kehidupan organisme akuatik. Keseimbangan ekologi lingkungan perairan pantai dapat terjaga dengan mempertahankan keberadaan mangrove karena hutan ini berfungsi sebagai biofilter, agen pengikat, dan perangkap polusi. Selain itu, mangrove juga menjadi habitat bagi berbagai jenis organisme seperti gastropoda, kepiting pemakan detritus, dan bivalvia pemakan plankton, yang memperkuat perannya sebagai biofilter alami.
Masyarakat indonesia umumnya memanfaatkan kawasan hutan mangrove untuk berbagai kegiatan, terutama penangkapan ikan. Alasan pemanfaatan ini sangat bervariasi, mulai dari tujuan komersial, pemenuhan kebutuhan sehari-hari, hingga kegiatan wisata. Kegiatan wisata biasanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu, sementara pemanfaatan untuk tujuan komersial dan kebutuhan sehari-hari sering dilakukan hampir setiap hari dan disesuaikan dengan musim ikan.
2.3. Potensi Pemanfaatan Hutan Mangrove di Dindonesia
Indonesia sudah secara luas dikenal memiliki sumber daya alam yang melimpah dan beragam. Tidak hanya tingkat keragamannya saja yang luar biasa, tingkat kelimpahan sumber daya alamnya pun sangat luar biasa. Termasuk sumber daya alam pesisirnya, seperti sumber daya ikan hingga sumber daya ekosistem mangrove. Namun, belum banyak dari kita tahu apa saja potensi hingga ancaman yang terjadi terhadap mangrove di Indonesia. Dalam artikel ini akan dibahas secara ringkas potensi, ancaman, hingga usaha konservasi mangrove di Indonesia.
Mangrove di Indonesia adalah yang terluas di dunia, dengan luas setidaknya 2,3 juta hektar pada tahun 2014. Di urutan kedua dan ketiga ada Brazil dan Malaysia,
dengan luas hutan mangrove yang tidak mencapai setengah luas mangrove yang ada di Indonesia, yakni 0,7 dan 0,4 juta hektar. Hutan mangrove tersebar di seluruh Indonesia, dari Pulau Sumatera hingga Pulau Papua. Berdasarkan publikasi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada tahun 2021, Indonesia memiliki luas hutan mangrove mencapai 3,3 juta hektar, dimana nilai tersebut mewakili 22,6%
mangrove dunia. Hutan mangrove terluas terdapat di Pulau Papua yang mencapai 1,4 juta hektar dan yang terendah ada di Pulau Bali dan Nusa Tenggara yang mencapai 34 ribu hektar. Di Pulau Kalimantan, Sumatera, Maluku, dan Sulawesi terdapat pula hutan mangrove yang sangat luas, yang mencapai 0,7 juta hektar, 0,6 juta hektar, 0,2 juta hektar, dan 0,1 juta hektar. Sedangkan di Pulau Jawa hanya terdapat 35 ribu hektar hutan mangrove. Tingkat keanekaragaman jenis mangrove dan asosiasinya pun terbilang cukup tinggi di Indonesia, yakni mencapai 49 jenis spesies mangrove dan 155 tumbuhan asosiasinya.
Selain memberikan manfaat yang luar biasa pada alam, mangrove di Indonesia juga telah dimanfaatkan dalam beberapa bentuk. Mulai menjadi olahan pangan, wisata alam, hingga kegiatan perikanan lokal. Wisata hutan mangrove atau ekowisata mangrove merupakan jenis pemanfaatan yang paling populer di Indonesia. Banyak hutan mangrove yang dimanfaatkan oleh masyarakat lokal menjadi destinasi wisata. Pemanfaatan yang baik ini dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat lokal Banyak yang belum tau, bahwa beberapa bagian mangrove dapat dimanfaatkan menjadi bahan pangan. Belum banyak jumlah pelaku yang melakukan pemanfaatan ini. Selain unik, olahan mangrove juga memberikan manfaat kesehatan, seperti kandungan vitamin C, karbohidrat, protein, dan lemak.
Kegiatan perikanan pesisir sangat erat kaitannya dengan keberadaan hutan mangrove. Tidak hanya ikan, komoditas lain seperti udang vaname sangat populer dilakukan di hutan mangrove. Kegiatan perikanan yang sering dilakukan di hutan mangrove disebut sebagai silvofisheries. Pemanfaatan hutan mangrove dalam kegiatan perikanan yang baik dapat menguntungkan lingkungan dan nelayan setempat. Masih banyak jenis pemanfaat mangrove lain di Indonesia, baik yang dilakukan dalam skala regional maupun lokal.
2.4. Distribusi Hutan Mangrove di Indonesia
Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, merupakan salah satu negara yang memiliki keragaman hutan mangrove yang signifikan. Hutan mangrove, yang sering disebut sebagai hutan bakau, merupakan ekosistem pesisir yang penting karena memberikan berbagai manfaat ekologis, ekonomis, dan sosial.
Dalam paparan ini, saya akan menjelaskan secara rinci mengenai distribusi hutan mangrove di Indonesia, termasuk faktor-faktor yang memengaruhi pola distribusinya.
Hutan mangrove adalah ekosistem hutan yang terdapat di wilayah pesisir tropis dan subtropis, yang ditandai dengan kehadiran spesies-spesies tumbuhan yang dapat tumbuh dalam kondisi tanah berair atau tergenang oleh air laut. Hutan mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir, seperti melindungi garis pantai dari erosi, menyediakan habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna, serta menyimpan karbon yang berperan dalam mitigasi perubahan iklim.
Beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi hutan mangrove di Indonesia adalah topografi, iklim, salinitas air, dan aktivitas manusia. Penelitian oleh Kartodihardjo et al. (2019) menemukan bahwa topografi pantai yang datar dan tergenang air pasang merupakan kondisi ideal bagi pertumbuhan hutan mangrove.
Selain itu, iklim tropis dengan curah hujan yang tinggi dan suhu yang stabil mendukung pertumbuhan mangrove. Namun, aktivitas manusia seperti perambahan hutan, konversi lahan, dan polusi juga menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan hutan mangrove di Indonesia.
Beberapa faktor yang memengaruhi distribusi hutan mangrove di Indonesia antara lain:
a. Iklim: Hutan mangrove cenderung tumbuh di daerah dengan iklim tropis yang hangat dan lembab. Faktor-faktor seperti suhu udara, curah hujan, dan tingkat kelembaban udara mempengaruhi pertumbuhan dan distribusi mangrove.
b. Ketinggian Permukaan Laut: Ketinggian permukaan laut memengaruhi kedalaman air di sekitar daerah pesisir. Hutan mangrove lebih cenderung tumbuh di daerah dengan kedalaman air yang cukup untuk mendukung pertumbuhan mereka.
c. Kualitas Tanah: Kualitas tanah juga memainkan peran penting dalam distribusi hutan mangrove. Tanah berair atau berlumpur yang kaya bahan organik biasanya lebih cocok untuk pertumbuhan mangrove.
d. Aksesibilitas: Faktor-faktor seperti jarak dari pemukiman manusia, aksesibilitas transportasi, dan aktivitas manusia lainnya juga dapat memengaruhi distribusi hutan mangrove. Daerah yang sulit diakses atau terlalu terpencil cenderung memiliki hutan mangrove yang lebih utuh.
Studi-studi tentang distribusi hutan mangrove di Indonesia telah dilakukan oleh berbagai lembaga penelitian dan akademisi dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu studi yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) pada tahun 2020. Penelitian ini menyoroti distribusi hutan mangrove di wilayah-wilayah yang kritis, di mana tekanan manusia dan degradasi lingkungan sangat tinggi. Hasilnya menunjukkan bahwa upaya konservasi dan restorasi perlu dilakukan secara urgensi untuk mempertahankan ekosistem mangrove di Indonesia.
Selain itu, penelitian terbaru oleh Pusat Penelitian Oseanografi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2O-LIPI) juga memberikan wawasan penting mengenai distribusi hutan mangrove di berbagai wilayah pesisir Indonesia. Penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan iklim dan aktivitas manusia seperti perambahan hutan dan perubahan penggunaan lahan merupakan ancaman serius bagi kelestarian hutan mangrove di Indonesia.
Distribusi hutan mangrove di Indonesia adalah fenomena yang kompleks, dipengaruhi oleh sejumlah faktor ekologi, geografi, dan antropogenik. Meskipun hutan mangrove tersebar di seluruh wilayah pesisir Indonesia, tantangan besar dalam pelestariannya tetap ada. Oleh karena itu, upaya konservasi dan restorasi hutan mangrove sangat penting untuk menjaga kelestarian ekosistem pesisir dan menghadapi tantangan perubahan iklim di masa mendatang.
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Hutan mangrove adalah ekosistem hutan yang tumbuh di daerah pantai dengan kondisi air asin, pasang surut, dan lumpur. Vegetasi utamanya terdiri dari spesies pohon dan tanaman yang memiliki adaptasi khusus untuk hidup di lingkungan yang penuh dengan air asin.
Hutan mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekologis pesisir, seperti melindungi pantai dari abrasi, menyediakan habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna, serta menyimpan karbon yang membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Selain itu, hutan mangrove juga memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat lokal melalui kegiatan seperti penangkapan ikan, budidaya udang, dan pariwisata. Namun, pemanfaatan yang tidak berkelanjutan seperti konversi lahan untuk pertanian atau pembangunan infrastruktur telah menyebabkan kerusakan pada hutan mangrove dan hilangnya manfaat ekosistemnya.
Beberapa faktor yang memengaruhi distribusi hutan mangrove di Indonesia antara lain: iklim, ketinggian permukaan laut, kualitas tanah, dan aksesibilitas.
Peran penting dari distribusi hutan mangrove ini adalah dalam menyediakan berbagai layanan ekosistem penting bagi masyarakat lokal dan menjaga keberlangsungan ekosistem pesisir secara keseluruhan.
3.2. Saran
Hutan mangrove merupakan ekosistem pantai yang penting secara ekologis, sosial, dan ekonomis. Indonesia memiliki luas hutan mangrove yang signifikan, namun tekanan dari aktivitas manusia mengancam keberlangsungan ekosistem ini.
Perlu dilakukan upaya pelestarian hutan mangrove melalui pengelolaan yang berkelanjutan dan penegakan hukum yang ketat terhadap aktivitas merusak.
Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian hutan mangrove dan pemanfaatannya secara berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Masita, Nurul Qomar, and Viny Volcherina Darlis. (2021). Peran Serta Masyarakat Dalam Konservasi Hutan Magrove di Desa Tanhung Pasir Kecamatan Tanag Merah Kabupaten Indragiri Hilir. Jurnal Ilmu-Ilmu Kehutanan 5(2), 37-43.
Amiruddin Idris. 2013. Pengelolaan Sumberdaya Tidak Pulih Berbasis Ekonomi Sumberdaya, Studi Kasus : Pt. Arun Ngl
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM). (2020). Studi tentang Distribusi Hutan Mangrove di Wilayah-Wilayah Kritis di Indonesia.
Habdiansyah, P., Lovadi, I., dan Linda, R. 2015. Profil Vegetasi Mangrove Desa Sebubus Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas. Universitas Tanjungpura.
Jurnal Vol.4 (2) : 9 – 17
Kartodihardjo, H., Soeprobowati, T. R., & Widowati, I. (2019). Impact of Land Use and Land Cover Change on Mangrove Ecosystem in Coastal Area of Blanakan District, Subang Regency. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 296, No. 1, p. 012040). IOP Publishing.
Raharjo, P., Setiady, D., Zallesa, S., & Putri, E. (2016). Identifikasi Kerusakan Pesisir Akibat Konversi Hutan Bakau (Mangrove) Menjadi Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kabupaten Cirebon. Jurnal Geologi Kelautan, 13(1).
Widiastuti, M. D., et al. (2018). Pemahaman dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Pesisir Laut Arafura Kabupaten Merauke. Jurnal Sosek, 13(1), 111-123.