• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA (1)"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Disiplin merupakan salah satu aktivitas dari manajemen sumber daya

manusia yang perlu mendapat perhatian. Sebab faktor disiplin sangat besar

pengaruhnya terhadap hasil yang dicapai oleh suatu organisasi, di samping itu

juga dengan disiplin akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam

pelaksanaan pekerjaan.

Sumber daya manusia mempunyai peran manajemen personalia pada suatu

perusahaan atau organisasi sangat penting untuk meningkatkan efektifitas sumber

daya manusia. Kalau ditinjau dari kebiasaan suatu perusahaan baik besar maupun

kecil bukan semata-mata ditentukan oleh sumber daya alam yang tersedia, akan

tetapi banyak ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang berperan

merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan perusahaan yang bersangkutan.

Karyawan dalam perusahaan mempunyai peranan yang penting dalam aktivitas

dan kelangsungan hidup suatu perusahaan, hal ini disebabkan karena karyawan

merupakan penggerak utama atas jalannya perusahaan. Tanpa adanya karyawan

tersebut mustahil tujuan perusahaan akan tercapai.

Setiap perusahaan menginginkan supaya karyawan mematuhi dan

menghormati peraturan-peraturan perusahaan bukan karena mereka takut terkena

peraturan, tetapi mereka yakin melakukan sesuatu secara benar dan diharapkan ini

adalah sebagai disiplin pribadi yang timbul dari diri karyawan sendiri untuk

(2)

Namun dengan demikian perlu disadari menegakkan disiplin bukanlah hal

yang mudah, kadang kala orang justru memberikan penilaian yang salah mengenai

disiplin, sebab disiplin dianggap sebagai suatu hal yang berat dan sangat

menyiksa, padahal disiplin merupakan salah satu faktor yang penting dalam

menunjang keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan. Hal ini sesuai dengan

yang diungkapkan oleh Malayu S.P Hasibuan (2009: 194) “Disiplin harus

ditegakkan dalam suatu organisasi perusahaan, karena tanpa dukungan

kedisiplinan karyawan yang baik maka sulit bagi perusahaan untuk mewujudkan

tujuannya, jadi disiplin adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam

mencapai tujuan”

Pada hakekatnya suatu perusahaan maupun organisasi melakukan tindakan

disiplin yaitu untuk mendidik dan memperbaiki kepribadian karyawan yang

kurang baik atau melanggar peraturan dan memberikan kesempatan untuk

memperbaiki kesalahannya, agar kesalahan yang pernah dilakukan, tidak terulang

kembali. Disiplin adalah sikap kejiwaan dari seseorang atau sekelompok orang

yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti/mematuhi segala aturan/keputusan

yang telah ditetapkan. Disiplin dalam hubungan kerja sangat erat kaitannya

dengan motivasi kerja. Disiplin dapat dikembangkan melalui suatu latihan antara

lain dengan bekerja menghargai waktu, tenaga dan biaya (Muchdarsyah Sinungan,

2005:135).

Persaingan dunia kerja semakin tahun semakin ketat, sedangkan AJB

Bumiputera 1912 Cabang KayuTangan Malang berupaya untuk terus memotivasi

dan mendisiplinkan karyawan dengan tujuan meningkatkan kualitas kinerjanya.

(3)

yang dapat dikembangkan sendiri atau dikembangkan melalui pendidikan dan

pelatihan yang pada intinya dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara

maksimal.

Perusahaan memotivasi karyawannya dengan cara memberi imbalan

berupa financial maupun non finansial, khususnya karyawan AJB Bumiputera

1912 Cabang KayuTangan Malang sistem kerjanya harus berdasarkan

kemampuan atau pendidikan yang dimiliki bukan atas dasar senioritas. Sedangkan

pada kenyataannya dewasa ini diperlukan tenaga kerja yang berkualitas dan

mempunyai kemampuan yang sesuai dimiliki.

Untuk mengetahui keadaan internal dan eksternal perusahaan serta untuk

menentukan strategi yang akan diterapkan oleh perusahaan dimasa yang akan

datang dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan adalah dilakukan analisis

SWOT, maka laporan ini diberi judul “PENERAPAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA AJB BUMIPUTERA 1912 CABANG KAYUTANGAN MALANG

1.2 Kondisi Umum Perusahaan 1.2.1 Deskripsi Perusahaan

PT Asuransi Jiwa Bumiputera 1912 memiliki banyak cabang yang tersebar

di berbagai wilayah Indonesia. Kondisi perusahaan Asuransi Jiwa Bersama

Bumiputera 1912 cabang KayuTangan Malang penempatannya yang strategis

dimana perusahaan tersebut sangat dekat dengan pusat kota dan pemukiman

(4)

kegiatan prospek yang cukup potensial bagi perusahaan. Asuransi Jiwa Bersama

BumiPutera 1912 menyediakan berbagai jenis produk antara lain: asuransi jiwa,

mitra sehat, mitra guru, mitra permata, mitra cerdas, mitra maxi, mitra beasiswa

berencana.

AJB BumiPutera 1912 kini telah menjadi sebuah grup perusahaan yang

memiliki berbagai bidang usaha. Anak – anak perusahaan merupakan bagian dari

out let investasi untuk mendapatkan pendapatan yang maksimal selain dari

pendatapan premi.

1. Anak Prusahaan

a. PT Wisma BumiPutera (Perusahaan Prooerti dan Pengelolaan

Gedung), Jakarta, mulai operasi 1975.

b. PT Mardi Mulyo (Penerbit dan Percetakan), Jakarta, mulai operasi

1981.

c. PT BumiPutera Capital Indonesia (Penjamin Emisi Efek dan

Perantara), Jakarta, mulai operasi 1991.

d. PT BumiPutera Sarana (Kontraktor / Pengembang), Jakarta, mulai

operasi 1993.

e. PT Eurasia Wisata dan BumiPutera Wisata (Travel dan Pengolaan

Hotel), Depok, mulai operasi 2001.

2. Badan Penyertaan

a. PT Bank BumiPutera Indonesia (Perbankan).

b. PT Jakarta Kyoai Medicel Center (Klinik Kesehatan).

c. PT Bapindo Bumi Securitas (Perusahaan Sekuritas).

(5)

3. Yayasan

a. Yayasan Dharma BumiPutera.

b. Yayasan BumiPutera Sejahtera

4. Dana Pensiun

Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BumiPutera

Sekilas gambaran bahwa AJB BumiPutera 1912 bukalah perusahaan kecil

dan baru lahir, melainkan perusahaan nasional yang besar dan sarat dengan

pengalaman di bidang asuransi jiwa.

1.2.2 Sejarah Perusahaan

Bumiputera berdiri atas prakasa seorang guru sederhana bernama M. Ng.

Dwidjosewojo – Sekretaris Persatuan Guru-guru Hindia Belanda (PGHB)

sekaligus Sekretaris I Pengurus Besar Budi Utomo. Dwidjosewojo menggagas

pendirian perusahaan asuransi karena didorong oleh keprihatinan mendalam

terhadap nasib parra guru bumiputera (pribumi). Ia mencetuskan gagasan pertama

kali di Kongres Budi Utomo, tahun 1910. Dan kemudian terealisasi menjadi

badan usaha – sebagai salah satu keputusan Kongres pertama PGHB di Magelang,

12 Februari 1912.

Sebagai pengurus, selain M. Ng. Dwidjosewojo yang bertindak sebagai

Presiden Komisaris, juga ditunjuk M.K.H. Soebtoro sebagai Direktur, dan M.

Adimidjojo sebagai Bendahara. Ketiga orang inilah yang kemudian dikenal

sebagai “tiga serangkai” pendiri BumiPutera, sekaligus peletak batu pertama

(6)

Tidak, seperti perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) – yang

kepemilikannya hanya oleh pemodal tertentu; sejak awal pendiriannya

BumiPutera sudah menganut sistem kepemilikan dan kepenguasaan yang unik,

yakni bentuk badan usaha “mutual” atau “usaha bersama”. Semua pemegang polis

adalah pemilik perusahaan – yang mempercayakan wakil – wakil mereka di

Badan Perwakilan anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan. Asas

mutualisme ini yang kemudian dipadukan dengan idealisme dan profesional

pengelolanya, merupakan kekuatan utama BumiPutera hingga hari ini.

Perjalanan BumiPutera yang semula bernama Onderlinge

Levensverzekering Maatschappij PGHB (O.L. Mij. PGHB) kini mencapai 9

dasawarsa. Sepanjang, itu tentu saja, tidak lepas dari pasang surut. Sejarah

BumiPutera sekaligus mencatat perjalanan Bangsa Indonesia. Termasuk,

misalnya, peristiwa seiring mata uang rupiah di tahun 1965 – yang memangkas

asset perusahaan ini dan bencana paling hangat – multikrisis di penghujung

millenium kedua. Di luar itu, Bumiputera juga menyaksikan tumbuh,

berkembang, dan tumbangnya perusahaan sejenis yang tidak sanggup menghadapi

ujian zaman – mungkin karena persaingan atau badai krisis. Semua ini menjadi

cermin berharga dari lingkungan yang menjadi bagian dari proses pembelajaran

untuk upaya mempertahakan keberlansungan.

Dan sekarang, memiliki millenium ketiga, BumiPutera yang

mengkaryakan sekitar 18.000 pekerja, melindungi lebih dari 9.7 juta jiwa rakyat

Indonesia, dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia, di

tengah berada capaian baru industri asuransi Indonesia. Sejumlah perusahaan

(7)

sepermainan yang ikut meramaikan dan bersama-sama membesarkan industri

yang dirintis oleh pendiri BumiPutera, 91 tahun lampau.

Bagi BumiPutera, iklim kompetensi ini meniupkan semangat baru, karena

makin menegaskan perlunya komitmen, kerja keras, dan profesionalisme. Namun

berbekal pengalaman panjang melayani rakyat Indonesia berasuransi hampir

seabad, menjadikan BumiPutera bertekad untuk tetap menjadi tuan rumah di

negeri sendiri menjadi asuransi Bangsa Indonesia – sebagaimana visi awal

pendirinya. BumiPutera ingin senantiasa berada di benak dan di hatti rakyat

Indonesia.

1.2.3 Visi dan Misi AJB BumiPutera 1912 1.2.3.1 Visi perusahaan AJB BumiPutera

AJB BumiPutera 1912 menjadi perusahaan asuransi jiwa nasiaonal yang

kuat, modern dan menguntungkan yang didukung oleh Sumber Daya Manusia

yang profesional yang menjunjung tinggi nilai – nilai idealisme serta mutualisme.

1.2.1.1.3.2. Misi peusahaan AJB BumiPutera

1. Menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa yang berkualitas

tinggi sebagai wwujud partisipasi dalam pembangungan nasional melalui

peningkatan kesajahteraan masyarakat Indonesia

(8)

1.2.4 Struktur Organisasi

Seperti yang disebutkan bahwa AJB Bumiputera 1912 merupakan

perusahaan yang pemiliknya adalah pemegang polis, namun perusahaan yang baik

dan teratur akan selalu mempunyai susunan organisasi atau struktur organisasi.

Hal ini untuk memudahkan dalam membedakan antara pemimpin dan bawahan,

sehingga perusahaan akan berjalan dengan baik.

Struktur organisasi memang perlu disusun untuk setiap perusahaan, seperti

yang dikemukakan oleh Hasibuan, S.P. Malayu (2004:128), Struktur organisasi

yaitu menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan

dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan

tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi.

Dengan uraian diatas sudah jelas bahwa adanya struktur organisasi, maka

kegiatan yang dilaksanakan lebih terarah dan tertib. Pola AJB BumiPutera 1912

ini struktur organisasi yang dipakai berbentuk garis. Pimpinan perusahaan

mempunyai kekuasaan dan tanggung jawab penuh atas aktivitas perusahaan terus

kebawahan berdasarkan garis lurus dan pimpinan menentukan tujuan perusahaan

serta kebijaksanaan yang dibuat pimpinan.

Untuk lebih jelasnya struktur organisasi AJB BumiPutera 1912 berikut ini

penulis akan menunjukkan pada gambar 1.2 berikut ini berserta kekterangan –

(9)

Gambar 1.2 Bagan Struktur Organisasi

(sumber : AJB BumiPutera 1912 Cabang KayuTangan Malang, 2016)

KANTOR KEPALA CABANG (KACAB)

KEPALA UNIT

KEPALA UNIT ADMINISTRASI DAN KEUANGAN

AGEN PRODUKSI AGEN

DEBIT PEGAWAI

ADMINISTRASI KASIR

AGEN KOORDINATOR

AGEN AGEN

KOORDINATOR KOORDINATORAGEN

(10)

Keterangan Gambar 1.2 struktur organisasi AJB BumiPutera 1912 cabang KayuTangan Malang, sebagai berikut :

a. Kantor Kepala Cabang (KACAB), bertanggung jawab kepada Kepala

Kantor Wilayah.

KACAB membawahi 3 bagian yaitu :

1. Kepla Unit Operasional

2. Kepala Unit Administrasi dan Keuangan

3. Agen Koordinator

KACAB mempunyai tugas dan bertanggung jawab sebagai berikut :

1. Meneliti dan mengesahkan kebenaran pengisian Surat Peringatan

2. Menandatangani Surat Peringatan

b. Kepala Unit Operasional, bertanggung jawab kepada Kepala Kantor

Cabang.

Kepala unit ini membawahi beberapa agen antara lain :

1. Agen Debet

2. Agen Produksi

Tugas – tugasnya meliputi :

1. Melakukan control atau pengawasan pada bawahan

2. Membina dan memberikan pengarahan apabila terdapat

problem solving

c. Kepala Unit Administrasi dan Keuangan, bertanggung jawab kepada

Kepala Kantor Cabang.

(11)

1. Bagian Kasir

2. Pegawai Administrasi

Tugas – tugasnya meliputi :

1. Meliputi dan verivikasi Surat Peringatan dan kelengkapannya

2. Mengentry data Surat Peringatan yang telah diverivikasi

3. Mengirim data Surat Peringatan ke kantor cabang

d. Agen Koodinator, bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Cabang.

Agen koordinator ini membawahi beberapa agen antara lain :

1. Agen

Tugas – tugasnya meliputi :

1. Melakukan pengamatan kesehatan fisik calon tertanggung

2. Menaksir nilai ekonomis sesuai dengan tingkat profesionalisme

calon tertanggung

3. Meneliti hubungan kepentingan asuransi

4. Kelayakan keuangan calon pemegang polis

5. Memandu pemegang polis dalam mengisi Surat Peringatan

1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan 1.3.1 Tujuan Umum

1. Mahasiswa program studi manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang memiliki kemampuan mengimplementasikan teori

– teori yang ada secara sistematis dengan cara melihat, mengalami,

(12)

memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang

diperlukan untuk meningkatkan kualitas kinerja perusahaan.

2. Mahasiswa dapat berinteraksi secara lansung dengan dunia industri untuk menambah soft skill yang dimiliki.

3. Prakterk Kerja Lapangan dilaksanakan untuk menjembatani gap

antara teori dengan praktek.

4. Mahasiswa dituntut untuk bersosialisasi dengan baik dilingkungan perusahaan.

5. Dapat memperoleh keterampilan dalam penguaasaan pekerjaan, dan melatih mahasiswa bekerja disiplin dan bertanggung jawab.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu menerapkan teori yang ada dengan praktek kerja.

2. Mahasiswa mampu praktek kerja sendiri di bawah bimbingan tenaga kerja pedamping dari perusahaan.

3. Mahasiswa mampu mengkaji, mengobservasi realitas teori dalam praktek di perusahaan yang kemungkinan besar terdapat perbedaan.

4. Mengkaji permasalahaan praktis yang ada didunia kerja dan mampu memberikan alternatif pemecahan sesuai dengan teori.

5. Mahasiswa mampu meningkatkan pengetahuan kognitif, psikomotorik dan efektif di bidang ilmu manajemen secara kelompok dan

dipertanggung jawabkan secara individual dalam bentuk laporan

(13)

1.4 Manfaat Praktek Kerja Lapangan 1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa

1. Dapat memahami atau mengetahui berbagai aspek perusahaan seperti: aspek teknik, aspek pemasaran, organisasi, ekonomi, persediaan, dan

sebagainya.

2. Memperoleh kesempatan berlatih bekerja di lapangan.

3. Mengaplikasikan teori – teori yang diperoleh dibangku perkuliahan ke dunia kerja.

4. Dapat menambah keterampilan – keterampilan yang belum di miliki oleh mahasiswa.

1.4.2 Manfaat Bagi Perusahaan AJB BumiPutera 1912 Cabang KayuTangan Malang

1. Sebagai bahan masukan ataupun usulan perbaikan dalam pemecahan masalah di perusahaan.

2. Sebagai acuan dan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, guna meningkatkan kinerja perusahaan berjalan dengan baik.

3. Dapat mengetahui peluangnya dalam kegiatan bisnis, kekuatan, dan kelemahan perusahaan, serta ancaman bagi perusahaan.

(14)

1.4.3 Manfaat Bagi Lembaga

1. Untuk memperluas perkenalan Universitas Kanjuruhan Malang dan khususnya Program Studi Manajemen kepada lingkungan masyarakat

dan pihak perusahaan.

2. Mempererat kerjasama antara akademis dengan instansi pemerintah maupun perusahaan.

(15)

BAB II

SITUASI PERUSAHAAN PADA SAAT INI

2.1 Aspek Pemasaran

2.1.1 Pengertian Pemasaran AJB BumiPutera 1912

Secara umum pengertian manajemen pemasaran menurut AJB BumiPutera

1912 adalah individu atau organisasi yang tertarik dan bersedia membeli barang

tertentu untuk mendapatkan manfaat yang akan memuaskan kebutuhan atau

keinginan tertentu, memiliki sumber daya (waktu dan uang) untuk terlibat dalam

transaksi. (Boyd, Walker, Larreche Manajemen Pemasaran< suatu Pendekatan

Strategis dengan Orentasi Global – hal – 10). Menurut Philip Kotler (2009:07)

pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk

menciptakan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai kepada pelanggan dan

untuk mengelolah hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan

organisasi dan pemangku kepentingannya. Pemasaran adalah suatu proses

analisis, perencanaan, implementasi, koordinasi, dan pengendalian program

pemasaran yang meliputi kebijakan produk, harga, promosi, dan distribusi dari

produk, jasa, yang ditawarkan untuk menciptakan dan meningkatkan pertukaran

manfaat dengan pasar sasaran dalam upaya pencapaian tujuan organisasi ( Boyd,

Walker dan larreche, 1998).

Pada dasarnya kita ingin menjual produk untuk dibeli oleh sebanyak –

banyaknya calon pemegang polis. Tetapi karena orang atau organisasi yang

menjadi sasaran kita mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda, manfaat

(16)

perusahaan lain untuk menyajikan berbagai macam jenis produk, manfaat dan

keunggulan untuk menarik pelanggan.

2.1.2 Ciri – ciri Pasar Asuransi Jiwa AJB BumiPutera 1912

Dilihat dan definisi pemasaran yang telah dijelaskan maka AJB

Bumiputera 1912 cabang KayuTangan Malang memiliki tugas untuk

memproduksi produk- produk yang ada di area Jawa Timur bagian timur, adapun

daerah yang termasuk dalam wilayah penjualan kantor cabang Jawa Timur bagian

timur adalah: Malang, Pasuruan, Kepanjen, Batu, Pandaan, Singosari, Lumajang,

Situbondo, Banyuwangi, Jember, dan Genteng. Untuk wilayah malang masih

dibagi lagi dalam 3 subtansi wilayah yaitu: Dieng, Kayu Tangan, dan Celaket. Hal

ini dilakukan karena area pemasaran Malang yang cukup besar sehingga

dibutuhkan pemasaran yang lebih insentif untuk meng-cover wilayah tersebut.

a) Adapun ciri – ciri pasar asuransi jiwa adalah :

1. Membutuhkan atau menginginkan asuransi.

2. Mempunyai kemampuan daya beli (mempunyai penghasilan).

3. Sehat jasmani rohani.

4. Bersedia dan mempunyai kewenangan untuk membeli.

5. Dapat dijangkau.

b) Secara rinci proses pemarasan yang dilakukam oleh AJB Bumiputera

1912 kantor cabang KayuTangan Malang adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan Calon Nasabah (Suspecting)

Mengklasifikasikan calon pembeli potensial dengan cara

(17)

pembeli dan memilih dari nama tersebut untuk dijadikan sebagai

pembeli potensial.

2. Memilih Prospek yang akan dikunjungi ( Prospecting )

Prospekting merupakan kegiata berkunjung secara langsgsung

dengan bertatap muka kepada nama – nama yang telah diseleksi

sebagai prospek. Sebelum berkunjung, agen sebaiknya

memperkirakan kemampuan prospek berdasarkan penampilannya,

serta tidak langsung menawarkan produknya.

3. Pendekatan Awal (Pre Approach)

Merupakan suatu persiapan yang perlu dilakukan oleh seorang

tenaga penjual, persiapan tersebut bisa berupa persiapan bahan,

informasi siapa dan bagaimana calon prospek tersebut dan

beberapa persiapan lainnya.

4. Pendekatan (Approaching)

Pendekatan ini dilakukan dengan mulai menghubungi prospek

dengan melakukan kunjungan langsung serta mengupayak agar

calon nasabah mendapat kesan baik, bersahabat, memilih waktu

yang tepat, serta sopan, karena pertama prospek tersebut sangat

menentukan berhasil tidaknya penjualan.

5. Penyajian ( Presentation )

Kegiatan yang dilakukan oleh agen dengan memberikan penjelasan

tentang produk yang ditawarkan dan yang penting sesuai dengan

calon nasabah, serta memberikan informasi mengenai manfaat

(18)

6. Penyatuan Pendapat (Meeting Objective)

Tahapan ini adalah menyatukan pandangan dan pendapat serta

mengatasi keberatan calon nasabah, dalam tahapan ini harus

dihindari suatu perdebatan ataupun membantah pendapat calon

konsumen yang cenderung kasar, didini ajakan calon konsumen

untuk berdiskusi secara baik dalam suatu pembicaraan yang lebih

obyektif.

7. Percobaan Penjualan (Trial Close)

Tahapan ini mulai dilakukan apabila sudah mendapat respon yang

positif dari calon nasabah, disini diupayakan untuk memberikan

motivasi atau dorongan agar calon nasabah tidak berubah pikiran,

dan mengajukan produk yang sesuai dengan calon konsumen

tersebut.

8. Penutupan (Closing)

Penutupan adalah sikap dimana calon nasabah sudah memutuskan

membeli polis asuransi jiwa dengan mengisi dan menandatangani

surat permintaan asuransi jiwa. Penutupan disini bukan berarti

akhir hubungan agen dengan calon nasabah, melainkan awal dari

pelayanan resmi yang harus diberikan kepada calon nasabah.

9. Pelayanan Setelah Penjualan (After Sales Service)

Langkah- langkah yang dilakukan pada tahap tindak lanjut ini

(19)

a. Penyerahan Polis dan Sertifikat

setiap agen akan akan memberikan penjelasan tentang

pelayanan selanjutnya dan mendapatkan referensi.

b. Informasi Pendukung Tambahan

Seorang agen harus menguasai terhadapa ringkasan

ketentuan umum polis yang telah disediakan oleh

perusahaan supaya nasabah memahami tindakan apa yang

dilakukan perusahaan jika terjadi klaim atau pembatalan

kontrak.

c. Menjaga Hubungan Selama Kontrak

Seorang agen sebaiknya membuat suatu jadwal pelayanan

secara periodik dikemudian hari.

2.2 Aspek MSDM 2.2.1 Pengertian MSDM

Ilmu yang mempelajari bagaimana memberdayakan karyawan dalam

perusahaan, membuat pekerjaan, kelompok kerja, mengembangkan para karyawan

yang mempunyai kemampuan, mengidentifikasi suatu pendekatan untuk dapat

mengembangkan kinerja karyawan dan memberikan imbalan kepada mereka atas

usahanya dan bekerja (Bohlarander dan Snell, 2010:4). Sedangkan Menurut

Marwansyah (2010:3) “Manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai

pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui

fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi,

(20)

pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan

hubungan industria”.

Berdasarkan definisi para ahli tersebut maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa manajemen sumber daya manusia adalah manajemen yang berhubungan

dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian terhadap

berbagai macam fungsi pelaksanaan usaha untuk dapat mengembangkan dan

mendayagunakan para pegawai sehingga tujuan organisasi tercapai secara efektif

dan efesien.

Agar sumber daya manusia mampu berperan optimal, manajemen di tuntut

untuk dapat memanfaatkan kemampuan, kapasitas dan kemauan serta menerapkan

penilaian kinerja yang ada baik, baik karyawan maupun pimpinan agar mampu

meningkatkan produktivitas perusahaan dan efisiensi organisasi, serta dapat

menjamin kesejahteraan manusia (karyawan).

2.2.2 Pengertian Penerapan Kedispilan

Penerapan disiplin harus dimulai dari setiap diri pribadi secara sadar dan

ikhlas, berusaha mematuhi semua ketentuan bukan karena adanya perintah dan

ancaman sangsi, tetapi semua itu dilaksanakan atas kesadaran diri sendiri dengan

penuh rasa tanggung jawab. Jika disiplin diri pribadi telah dapat ditumbuhkan,

tentu akan mendorong terciptanya disiplin dalam hidup berkeluarga,

bermasyarakat, berorganisasi dan bernegara.

Kedisiplinan merupakan salah satu faktor yang menunjang dalam rangka

(21)

– tugas karyawan diperlukan suatu peraturan dan kedisiplinan. Hal ini sesuai

dengan yang diungkapkan oleh Malayu S.P Hasibuan (2008: 194) keberhasilan

suatu organisasi dalam mencapai suatu tujuan selain sangat ditentukan oleh mutu

dan profesionalitas, juga sangat ditentukan oleh disiplin para anggotanya. Disiplin

berasal dari bahasa latin “disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerokhanian serta pengembangan tabiat (Moekijat. 2009 : 137).

Hal ini menekankan pada bantuan kepada pegawai untuk mengembangkan sikap

yang layak terhadap pekerjaannya.

Berdasarkan pendapat – pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan penerapan disiplin kerja pegawai adalah keseluruhan proses

yang meliputi persepsi, sikap dan perilaku sehingga seorang pegawai secara

sukarela mampu dan mau untuk menghormati, menghargai, taat dan patuh

terhadap peraturan-peraturan kerja dan sanggup menjalankannya serta bersedia

menerima sanksi-sanksinya apabila terbukti melanggar peraturan-peraturan kerja

yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Keith Davis dan John W. Newtsone disiplin mempunyai 3 sifat

yakni :

a) Preventif, artinya tindakan tersebut mempunyai tujuan pokok yaitu

mendorong sumber daya manusia agar memiliki disiplin yang tinggi.

b) Korektif, artinya tindakan dilakukan setelah terjadi pelanggaran yang

(22)

c) Progesif , artinya tindakan disiplin berupa hukuman berat dengan maksud

untuk memperbaiki sebelum hukuman lebih berat dijatuhkan. ( AA Anwar

Prabu, 2009:129).

2.2.3 Jadwal Jam kerja AJB Bumiputera 1912

Dari banyaknya persaingan yang ada maka BumiPutera harus berusaha

terus mempertahankan kualitas dan meningkatkan kinerja para karyawannya.

Salah satu tindakan yang dilakukan pihak perusahaan yang saya ketahui yaitu

dengan meningkatkan disiplin kerja para karyawan. Untuk meningkatkan

kedisiplinan para karyawan perusahaan, maka perusahaan membuat Sistem

Informasi Sumberdaya Manusia dimana digunakan untuk proses absensi secara

otomatis yang menggunakan sidik jari setiap karyawan tetapnya.

Jadwal jam Kerja Karyawan :

Tabel 1 jadwal kerja pada saat ramadhan

Hari Jam masuk Jam pulang

Senin – kamis 07:30 WIB 16:00 WIB

Jum’at 08:30 WIB 16:00 WIB

Sumber : AJB BumiPutera 1912 Cabang KayuTangan Malang, 2016

Dalam AJB BumiPutera jam kerja pada saat ramadhan dengan hari biasa

itu berbeda, seperti halnya di tunjukan pada tabel 1 diatas dan tabel 2 dibawah,

selain itu pada hari jum’at karyawan akan mengikuti pengajian di kantor wilayah

sehingga jam masuk menjadi agak siang sedang hari biasa semua pegawai

(23)

Tabel 2 jadwal kerja pada saat hari biasa

Hari Jam masuk Jam pulang

Senin – kamis 07:30 WIB 16:30 WIB

Jum’at 08:30 WIB 16:30 WIB

Sumber : AJB BumiPutera 1912 Cabang KayuTangan Malang, 2016

Akan tetapi masih ada karyawan yang datang tidak tepat waktu meski

hanya terkadang dan terlambat sebentar. Hal seperti itulah yang mengurangi

kedisiplinan Karyawan AJB BumiPutera kantor cabang KayuTangan. Selain dari

masalah tersebut Ada beberapa masalah kedisiplinan yang saya temui di kantor

cabang KayuTangan Kota Malang ini, antara lain:

a) Keterlambatan

Tidak dipungkiri bahwa terkadang karyawan ada yang terlambat karena

adanya keperluan pribadi, padahal mereka harus ada dikantor sebelum 07:30. Hal

ini masih terjadi meski mereka tahu bahwa keterlambatan bisa mengakibatkan

pemotongan gaji atau bahkan berujung surat peringatan. Keterlambatan para

karyawan ini hanya terkadang saja yang lebih parah adalah keterlambatan

supervisor yang selalu terjadi, ketika saya bertanya pada karyawan tetap pukul

berapa seharusnya para supervisor itu datang , hal ini dijawab “seharussnya

mereka datang pukul 07.30 akan tetapi para supervisor ini sering datang diatas

pukul 09.00. padahal kedatangan supervisor ini ketika tepat waktu mereka bisa

(24)

b) Waktu Memulai Kegiatan Kerja.

Dikantor tempat saya melakukan PKL ini memiliki Budaya yang baik

dimana setiap paginya diadakan apel pagi guna evaluasi pekerjaan yang telah

dilakukan dihari sebelumnya dan do’a bersama sebelum memulai pekerjaan selain

itu para karyawatinya selalu melakukan sholat Dhuha, akan tetapi waktu untuk

melakukan shalat dhuha ini yang tidak menentu sehingga terkadang apel menjadi

molor dan waktu evaluasi yang tidak menentu juga menjadi masalah waktu.

Dalam hal ini adanya kekurangan pengaturan waktu dan pemberian waktu ibadah

dan itu sendirilah yang membuat waktu memulai pekerjaan menjadi tidak pasti.

c) Waktu Istirahat Yang Berbeda

pada kantor cabang ini waktu istirahat yang diterapkan waktu tidak pasti

pukul berapa dan sampai pukul berapa jam istirahat itu, akan tetapi waktu istirahat

hanya dibatasi dengan peraturan jam istirahat itu maximum 1 (satu) jam, hal

tersebut di karenakan para agent ataupun nasabah terkadang melakukan setoran

premi dijam makan siang. Selain itu hal ini di karenakan penutupan buku laporan

harian max pukul 15:00 sehingga jam makan siang sering adanya banyak setoran .

hal ini mengakibatkan para karyawan melakukan istirahat dengan cara bergantian.

d) Sanksi

1. Teguran diberikan kepada pekerja yang melakukan tindakan/

perbuatan sebagai berikut :

a. Tidak masuk kerja 1 hari dalam satu bulan tanpa ijin.

b. Datang terlambat 2 hari dalam seminggu atau 4 hari dalam

(25)

c. Mencatatkan kartu absen orang lain atau memberikan tanda

kehadiran orang lain.

d. Meninggalkan tempat kerja pada jam kerja tanpa ijin atau

mengurangi efisiensi waktu kerja.

e. Tidak mematuhi atau tidak memperhatikan pengarahan

atasannya tanpa alasan yang wajar.

f. Merokok ditempat yang dilarang.

g. Tidak mengindahi kebersihan lingkugan.

h. Tidak menjaga dan memelihara peralatan/ perlengkapan milik

peruahaan.

i. Mengabaikan ketentuan mengenai kewajiban memakai seragam,

sepatu atau tanda pengenal/ perlengkapan kerja lainnya sesuai

ketentuan yang telah diteapakan oleh perusahaan.

j. Mengabaikan petunjuk/ instruksi atasan dalam pelakanaan

kerjanya.

k. Berada ditempat/lokasi kerja diluar jam kerja tanpa ijin

atasan/pimpinan.

2. Surat peringatan 1.

a. Surat peringatan I diberikan kepada pekerja yang telah mendapat

teguran langsung dalam tenggang waktu 6 bulan melakukan lagi

perbuatan yang dapat dikenai teguran.

b. Surat peringatan I dikeluarakn oleh pimpinan atas usul dan

atasan langsung pekerja tersebut dengan memperhatikan

(26)

c. Pekerjaan yang mendapat surat peringatn I akan mendapat sanksi

tidak naik berkala selama 3 bulan dan nlai point prestasinya 0.

3. Surat peringatan II

a. Tidak masuk kerja 3 hari dalam 1 bulan tanpa ijin resmi.

b. Mengabaikan tugas pekerjaanya

c. Meminjamkan barang-barang/perlengkapan milik perusahaan

tanpa ijin.

d. Tidak mengindahkan keselamatan dan kesehatan kerja K3 dalam

melaksanakan tugas.

e. Telah diberikan surat peringatan I dan dalam masa berlakunya

surat peringatan I pekerja melakukan pelanggaran lagi.

f. Pekerja mendapatkan surat peringatan II akan mendapatkan

sanksi tidak mendapat kenaikan berkala selama 1 tahun dan nilai

prestasinya 0.

4. Surat peringatan III

a. Surat peringatn III diberikan kepada pekerja yang melakukan

tindakan perbutan yang tidak sah.

b. Pekerja yang menerima surat peringtan III dapat sekaligus

diberikan skorsing.

c. Pekerja akan mendapatkan sanksi:

d. Tidak mendapatkan kenaikan skala gaji pokok selama 2 tahun

e. Dapat diturunkan golongannya 1 tingkat dengan segala

(27)

5. Pemberhentian untuk sementara waktu (skorsing).

a. Skorsing diberikan kepada karyawan yang terlibat suatu

pelanggaran berat yang secara yuridis belum dapat dibuktikan

atau mendapatkan Surat Peringatan ke 3.

b. Dalam masa skorsing kepada karyawan diberikan gaji/ upah

sebesar 50 %.

c. Pemberian skorsing harus dilakukan secara tertulis dan

disampaikan kepada karyawan yang bersangkutan.

6. Masa berlakunya Surat Peringatan :

a. Surat Peringatan ke 1

Surat Peringatan ke 1 ini berlaku untuk masa satu bulan, artinya

apabila selama tempo enam bulan karyawan yang bersangkutan

tidak melakukan pelanggaran lagi, maka surat-surat Peringatan

ke 1 tersebut dianggap selesai atau dihapus dan apabila dalam

batas enam bulan karyawan yang bersangkutang melakukan

pelanggaran lagi, maka akan mendapat surat peringatan ke 2

b. Surat Peringatan ke 2

Surat Peringatan ke 2 ini berlaku untuk masa tiga bulan, artinya

apabila selama tempo enam bulan karyawan yang bersangkutan

tidak melakukan pelanggaran lagi, maka Surat Peringatan ke 2

tersebut dianggap selesai atau dihapus dan apabila selama tempo

enam bulan karyawan yang bersangkutan melakukan

pelanggaran lagi, maka perusahaan mengeluarkan Surat

(28)

c. Surat Peringatan ke 3

Surat Peringatan ke 3 ini berlaku untuk masa enam bulan, artinya

apabila selama tempo enam bulan karyawan yang bersangkutan

tidak melakukan pelanggaran lagi, maka Surat Peringatan ke 3

tersebut dianggap selesai atau dihapus dan apabila karyawan

melakukan pelanggaran lagi, maka perusahaan akan

pemberhentian untuk sementara waktu atau Pemutusan

Hubungan Kerja (PHK) bagi karyawan.

7. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Hukuman jabatan terberat adalah berupa pemutusan hubungan kerja

yang dikenakan terhadap karyawan yang telah melakukan tindakan

pelanggaran hukum atau merugikan perusahaan dengan atau tanpa

Surat Peringatan yang dilaksanakan sesuai prosedur dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Melakukan tindakan kejahatan

mencuri, penggelapan, menipu, memperdagangkan barang terlarang

di dalam lingkungan perusahaan. Mengabaikan atau tidak

menghiraukan teguran atasan maupun Surat Peringatan yang

diberikan oleh pihak perusahaan yang nantinya akan merugikan

perusahaan.

Itulah beberapa permasalahan yang penulis temui pada pada Kantor

Cabang AJB BumiPutera di daerah Kayutangan Kota Malang. Maka dari semua

masalah itulah yang menjadi pertimbangan penulis membahas masalah Kedisiplan

Karyawan. Dimana hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan dalam evaluasi

(29)

ini. Mungkin salah satu alternatifnya adalah dengan memberi jadwal waktu yang

lebih rinci dalam melakukan semua pekerjaan.

2.3 Aspek Keuangan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002:2003) keuangan adalah

seluk beluk uang, urusan uang, keadaan uang. Sedangkan manajemen keuangan

dapat diartiakan sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan

pengalokasian dan dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha

pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelajaran secara efisien.

Modal AJB Bumiputera 1912 Cabang KayuTangan Malang adalah setoran

premi. Walaupun AJB Bumiputera Cabang KayuTangan Malang sebagai badan

usaha milik Negara tetapi modalnya tidak dari pemerintah. Selain pendapatan

premi, pendapatan lain berasal dari bunga bank. Setiap peneriamaan pendapatan

kantor diharuskan untuk langsung mengirim kekantor pusat mulai dari

penerimaan premi, pengeluaran biaya – biaya semua dilaporkan kekantor cabang,

sehingga secara rill kantor Cabang KayuTangan tidak memiliki uang kas yang

berasal dari peneriamaan premi. Semua kegiatan yang berhubungan dengan

perusahaan semuanya dari kantor Cabang KayuTangan Malang.

Pengeluaran AJB BumiPutera 1912 Cabang KayuTangan Malang terutama

pengeluaran pada operasional, pengeluaran – pengeluaran atau biaya – biaya

meliputi biaya gaji, biaya sarana dan prasarana, biaya pemeliharaan dan lain –

lain. Dana untuk keperluan biaya – biaya diperoleh dari premi masuk biasa ditagih

oleh agen penagih atau agen senior. AJB Bumiputera 1912 Cabang KayuTangan

(30)

2.4 Aspek Manajemen

Menurut Samsudin Salidi (2010:300), yaitu : “Manajemen adalah bekerja

dengan orang-orang untuk mencapai tujuan organisasi dengan pelaksanaan

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling)”. Sedangakan menurut G.R. Terry (1997) menyatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan

bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang – orang kearah tujuan

organisasi atau maksud – maksud yang nyata. Pihak manajemen mengatur semua

kegiatan intern perusahaan, mengawasi, mengarahkan para karyawan dan

mengendalikan seluruh kegiatan usaha demi meningkatkan kinerja perusahaan.

Dalam AJB BumiPutera 1912 Cabang KayuTangan Malang telah bias

dikatakan sukses dalam menerapkan POAC dalam system manajemennya.

a) Perencanaan (Planning)

Perencanaan yaitu proses perencanaan dalam menjalankan suatu

program atau prosedur. Pada AJB BumiPutera sendiri perencanaan

sudah terdapat pada visi dan misi perusahaan.

b) Pengorganisasian (Organization)

Pengorganisasian yang berada di AJB BumiPutera sebagai cara untuk

mengumpulkan orang – orang dan menempatkan mereka menurut

kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah

direncanakan oleh kantor pusat.

(31)

Actuating merupakan implementasi rencana yang menjadi tindakan dalam dunia organisasi yang sesuai dengan tujuan organiasi.

Menggerakan organisasi yang berada di dalam perusahaan AJB

BumiPutera agar berjalan sesuai dengan pembagian kerja masing –

masing serta menggerakan seluruh sumberdaya yang ada dalam

organisasi pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.

d) Pengawasan (Controling)

Controling merupakan suatu proses untuk memastikan dan mengawasi program – program yang telah dijalankan AJB Bumiputera 1912

Cabang KayuTangan Malang.

Fungsi manajemen yang berada di AJB BumiPutera cabang KayuTangan

Malang yaitu dengan mengadakan rapat setiap minggu dan bulan dengan staff

serta agen yang beragendakan mempersiapkan segala kebutuhan dan

memperhitungkan matang – matang apa saja yang menjadi kendala dan kemudian

membagi agen kesetiap daerah – daerah yang akan di pasarkan produk asuransi.

Sedangkan anggaran AJB BumiPutera Cabang KayuTangan Malang masih

diatur dan ditetapkan dari kantor pusat di Jakarta. Rencana kerja dari bagian –

bagian yang telah ditetapkan saling berkaitan atau berhubungan agar tercapai visi

(32)

BAB III

ANALISI OBYEK STUDI

3.1 Analisi Studi Lapangan

Analisis studi lapangan adalah kajian seluruh obyek studi yang mencakup

semua aspek perusahaan yang dilakukan selama Pratik Kerja Lapangan (PKL).

Pada analisis studi lapangan ini penulis fokus pada “Penerapan Kedisiplinan Kerja

Karyawan di AJB BumiPutera Malang”. Penerapan disiplin harus dimulai dari

setiap diri pribadi secara sadar dan ikhlas, berusaha mematuhi semua ketentuan

bukan karena adanya perintah dan ancaman sangsi, tetapi semua itu dilaksanakan

atas kesadaran diri sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab. Jika disiplin diri

pribadi telah dapat ditumbuhkan, tentu akan mendorong terciptanya disiplin dalam

hidup berkeluarga, bermasyarakat, berorganisasi dan bernegara.

Kedisiplinan merupakan salah satu faktor yang menunjang dalam rangka

pembinaan karyawan. Dalam rangka menjalankan tata tertib dan kelancaran tugas

– tugas karyawan diperlukan suatu peraturan dan kedisiplinan. Hal ini sesuai

dengan yang diungkapkan oleh Malayu S.P Hasibuan (2008: 194) keberhasilan

suatu organisasi dalam mencapai suatu tujuan selain sangat ditentukan oleh mutu

dan profesionalitas, juga sangat ditentukan oleh disiplin para anggotanya. Disiplin

berasal dari bahasa latin “disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerokhanian serta pengembangan tabiat (Moekijat. 2009 : 137).

Hal ini menekankan pada bantuan kepada pegawai untuk mengembangkan sikap

(33)

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan penerapan disiplin kerja pegawai adalah keseluruhan proses

yang meliputi persepsi, sikap dan perilaku sehingga seorang pegawai secara

sukarela mampu dan mau untuk menghormati, menghargai, taat dan patuh

terhadap peraturan-peraturan kerja dan sanggup menjalankannya serta bersedia

menerima sanksi-sanksinya apabila terbukti melanggar peraturan – peraturan kerja

yang telah ditetapkan sebelumnya. Dijelaskan bahwa pelaksanaan aktivitas

pegawai yang sadar akan tanggung jawabnya adalah mereka yang taat akan

kewajiban dan tidak melakukan apa yang dilarang untuk dilakukan, dengan

maksud untuk membina pegawai bagi mereka yang melakukan pelanggaran

kewajiban dari larangan perusahaan dikarenakan sanksi berupa pelanggaran

disiplin.

Dalam meningkatkan kedisiplinan karyawan maka memberikan motivasi

dan pengembangan langsung kepada karyawan untuk menunjang aktifitasnya,

tanpa pengelolaan dan pelaksanaan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu

peningkatan kediplinan sangatlah penting agar pekerjaan berjalan lancar dan

tercapai dan kedudukan pegawai sangat penting dalam pencapaian tujuan

perusahaan.

Jadi dalam pencapaian penerapan kedisiplinan terhadap karyawan tidak

lepas dari dukungan suatu perusahan dan komitmen pribadi seorang karyawan.

Analisa studi lapangan berusaha memberikan gambaran secara sistematis dan

akurat mengenai fakta, sifat dari hubungan antara fenomena yang diteliti pada

suatu perusahaan, yang diperoleh dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan,

(34)

permasalahan dan kemudian dilaksanakan analisis sehingga dapat ditarik

kesimpulan. Dalam hal ini dipilih salah – satu bagian dalam perusahaan

kemudian dikaji secara rinci dan mendalam berdasarkan teori yang dipelajari

sebelumnya.

3.2 Perbandingan Analisis Studi Lapangan Berdasarkan Landasan Teori Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan cara sistematik untuk mengidentifikasi faktor –

faktor dan strategi yang menggambarkan kecocokaan diantara yang paling baik.

Analisa ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan

memaksimalkan kekuatan dan peluang dan meminimalkan kelemahan dan

ancaman. Analisis data merupakan bagian dari proses pengujian data yang

hasilnya dapat digunakan sebagai bukti yang memadai serta menarik kesimpulan

penelitian. Untuk menguji variabel yang telah dikemukakan, data serta informasi

lainnya yang diperoleh selama penelitian dilakukan akan diproses serta dianalisis

lebih lanjut dengan menggunakan dasar berupa teori – teori yang telah dipelajari,

sehingga dapat memperjelas gambaran mengenai objek yang telah diteliti.

Berdasarkan objek penelitian yang sudah dikemukakan diatas,

pengumpulan data dilakukan secara observasi, dan studi terhadap dokumen dan

catatan perusahaan. Data kemudian disusun, diolah, dan dilakukan analisis

sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan. Rangkuti (2003:18)

mendefinisikan analisis SWOT yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis

(35)

dapat memaksimalkan strength dan opportunity, namun secara bersamaan dapat

meminimalkan weakness dan threats.

Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT (David,Fred R,2005:47)

diantaranya yaitu:

1. Kekuatan (Strength)

Kekuatan yaitu sumber daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan

lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan

pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani.

Kekuatan yaitu kompetisi khusus yang memberikan keunggulan

kompetitif bagi perusahaan di pasar.

2. Kelemahaan (Weakness)

Kelemahan yaitu keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,

keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja

perusahaan. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasillitas, sumber daya

keuangan, kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat

merupakan sumber dari kelemahaan perusahaan.

3. Peluang (Opportunity)

Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan

perusahaan. Kecendrungan-kecendrungan penting merupakan salah satu

sumber peluang, seperti perubahan teknologi dan meningkatnya hubungan

antara perusahaan dengan pembeli atau nasabah merupakan gambaran

(36)

4. Ancaman (Threats)

Ancaman merupakan situasi penting yang tidak menguntungkan dalam

lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi

posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya

peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan

(37)

1.3. Matrik SWOT

Tabel 3

(38)

Tabel 4

IFAS (Internal Strategi Analysis Factor)

Faktor-faktor strategi internal. Bobot Rating Bobot x rating

b. Terjalinnya komunikasi yang baik antar karyawan maupun karyawan dengan pemimpin, sehingga tercipta suasana kerja yang baik dan harmonis.

c. Memilki pelayan yang baik kepada para nasabah.

(39)

Tabel 5

EFAS (Eksternal Strategi Analysis Factor)

Faktor-fator strategi Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating

asuransi yang sama yang lebih menarik.

(40)

Tabel 6

Menentukan posisi IFAS dan EFAS

IFAS EFAS

Kategori Subtotal (B x R) Kategori Subtotal (B x R)

Kekuatan (S) 2.18 Peluang (O) 2.1

Kelemahan (W) 0.40 Ancaman (T) 0.50

Total (S – W) 1.78 Total (O – T) 1.6

Dari analisi table diatas menunjukkan nilai total dari masing – masing faktor yang berupa Kekuatang (Strenght): 2.18, Kelemahan (Weakness): 0.40, Peluang (Opportunity): 2.10, Ancaman (threats): 0.50. Maka dapat diketahui selisih anatara nilai kekuatan dan nilai kelemahan yaitu 1.78, sedangkan nilai peluang dan ancaman yaitu 1.60. Jadi posisi AJB BumiPutera 1912 berada diantara kekuatan (I Grow) yang mendukung strategi agresif

Tabel 7 Diagram SWOT

Posisi AJB BumiPutera 1912

Mendukung Strategi Turn around Mendukung Strategi

Agresif

Mendukung Strategi Defensif Mendukung Strategi

Diversifikasi

Sumber : Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Fredy Rangkuti, al 19 Kekuatan

(2.18) Kelemahan

(0.40)

Ancaman (0.50)

(41)

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan

tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang

yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung

kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih

memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan yaitu

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara

strategi diversifikasi (produk/jasa)

Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi berbagai peluang pasar yang sangat besar,

tetapi dilain pihak, perusahaan ini mirip dengan perusahaan manufaktur matrik.

Focus strategi perusahaan ini yaitu meminimalkan masalah-masalah internal

perusahaan sehingga dapat merebut peluang besar yang lebih.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan

menghadapi berbagi ancaman dan kelemahan internal.

Dari penjelasan diatas AJB BumiPutera 1912 harus mengembangkan

Strategi S – O, karena posisi perusahaan berada pada kuadran I (Growth oriented strategy). Seharusnya perusahaan dapat mendisiplinkan secara menyeluruh SDM, serta menambahkan suatu program penilaian kinerja yang dapat meningkat

kedisiplinan karyawan. Disisi lain perusahaan harus terus mengaplikasikan

kedisiplinan dengan baik pada setiap karyawan baru dan memberikan peluang

besar terhadap karyawan internal berprestasi untuk mendapatkan jabatan yang

(42)

BAB IV KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil matrik dapat ditarik kesimpulan untuk penanganan

kedisiplinan yang ada di AJB BumiPutera 1912 KayuTangan Cabang Malang

dengan menggunakan strategi S – O dapat membantu perusahaan untuk

meningkatkan pelayanan agen terhadap para nasabahnya serta membina dan

mempengaruhi nasabah. Karena fungsinya asuransi sendiri sebagai pelayanan

jasa., dengan perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesat dapat

meningkatkan pelayaan dan produk. Kerana nasabah dapat dengan mudah untuk

mendapatkan informasi serta perusahaan dengan cepat menangantisipasi terhadap

keinginan nasabah.

Kesimpulan yang dapat diambil dari strategi S – O yaitu, perusahaan harus

dapat memanfaatkan teknologi dan informasi dengan baik dan benar, sehingga

tingkat kedisiplinan dapat diketahui serta pelayanan terhadap nasabah.

4.2. Saran

Saran yang bisa penulis sampaikan kepada AJB BumiPutera 1912

KayuTangan Cabang Malang diambil berdasarkan hasil dari analisi SWOT

sebagai berikut :

a. Strategi S – T yaitu dengan meningkatkan hubungan antara

perusahaan dengan nasabah maupun agen dengan nasabah. Maka

pihak nasabah dapat memberikan edukasi terhadap keluraga,

(43)

b. Strategi W – T yaitu dengan mengantisipasi pesaing dengan cara

mencari pengetahuan atau informasi yang baru untuk memberikan

yang terbaik bagi nasabah maupun perusahaan serta meningkatkan

pelayanan dengan inovasi yang baru.

Saran yang dapat diambil dari strategi S – T dan strategi W – T yaitu,

untuk mengurangi adanya komplain nasabah yang diakibatkan oleh pelayanan

serta keterlambatan agen perlu ditindak lanjutin secara cepat oleh perusahaan atau

pimpinan cabang, sehingga nasabah tidak merasa dirugikan, serta menerapkan

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga

Malayu S.P. Hasibuan, Drs, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta,

Penerbit PT. Bumi Aksara

Marwansyah. 2010. Manajemen sumber daya manusia. Alfabeta:Bandung.

Ahmad Gofur, 2012. Manajemen Teknik Analisis Lingkungan Usaha. Jakarta : Gramedia Widiasarana

Hasibuan, S.P. Malayu. 2004. Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah. PT

Bumi Aksara: Jakarta

Bohlander George W. & Snell Scott A. (2010) Managing Human Resources,15th edition, South-Westren Cengage Learning, Canada.

Harinoto dan Graha, Andi. Nu, 2015, Strategi Perencanaan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia. Malang : Universitas kanjuruan malang

http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-manajemen-sumber-daya.html

https://docs.google.com/document/d/

Gambar

Gambar 1.2 Bagan Struktur Organisasi
Tabel 1 jadwal kerja pada saat ramadhan
Tabel 2 jadwal kerja pada saat hari biasa
Tabel 3
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi tepung jagung dan tepung tapioka serta penambahan daging ikan patin terhadap karakteristik

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji keektifan konseling traumatik dalam mengurangi sindrom pasca trauma bencana lumpur Lapindo di SMP Tribhakti kelas VIII-A Tanggulangin

Perlakuan lampu merah dengan kontrol tidak berpengaruh nyata karena perolehan hasil tangkapan tidak terlalu berbeda, namun secara deskriptif hasil tangkapan

Namun, jika tantangan dirasa terlalu berat, atau kita merasa tidak memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk menghadapinya, kita dapat merasakan dampak negatif dari stres..

Berdasarkan standar pendidikan (PP Nomor 19 tahun 2005), maka pemilihan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan kecendrungan belajar setiap kategori dan

mengemukakan bahwa untuk mengetahui kualitas pelayanan posyandu balita dapat diukur melalui kualitas pelayanan posyandu balita yang terdiri dari mantap dan belum man-

Hal tersebut mendasari model prediksi pada penelitian ini, akan digunakan ANN dengan backpropagation sebagai metode untuk melakukan prediksi nilai saham yang terdaftar di

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) kecenderungan diartikan sebagai kecondongan atau memiliki keinginan kearah suatu prilaku. Kecenderungan berbeda dengan