• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah dan Matematika 2 MSDM.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah dan Matematika 2 MSDM.pdf"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

“ KEPEMIMPINAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:

o Siti Nurhaliza 16110163

o Oktavia 16110131

o Septria Indriani 16110159

o

Nur Iphansyah 16110129

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat limpahan

Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada

waktunya. Makalah ini membahas tentang Kepemimpinan yang di bimbing oleh Dosen

Manajemen Sumber Daya Manusia, Bapak Agus Purwoko, SE., MM.

Kelompok kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik

dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis

harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Terima

kasih.

Tanjung Redeb, 29 November 2017

Kelompok 1

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... ... i

DAFTAR ISI... ... ii

BAB I : PENDAHULUAN ... ... 1

A. LATAR BELAKANG... ... 1

B. TUJUAN... 2

C. RUMUSAN MASALAH... ... 3

BAB II : PEMBAHASAN... ... 4

A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN.. ... 4

B. DEFINISI KEPEMIMPINAN... ... 5

C. PERAN DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN.. ... 7

D. TEORI KEPEMIMPINAN... ... 12

E. GAYA KEPEMIMPINAN... ... 14

F. MASALAH DALAM KEPEMIMPINAN... ... 21

G. KOORDINASI ANTAR PIMPINAN.. ... 22

BAB III : KESIMPULAN... ... 25

A. KESIMPULAM... 25

B. SARAN... ... 25

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam

hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta lingkungan. Manusia

hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun berkelompok kecil.

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibandingkan makhluk

Tuhan yang lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir,

kemampuan untuk memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan

kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.

Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial

manusia pun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya

manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak

untuk memimpin untuk dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan

dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam

penanggulangan maslah yang relatif pelik dan sulit. Di sinilah dituntut kearifan

seseorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat

terselesaikan dengan baik.

Pemimpin dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja, keamanan, kualitas

kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Kemampuan dan

keterampilan kepemimpinan dan motivasi dalam pengarahan adalah faktor

penting efektivitas manajer. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan

kualitas-kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk menyeleksi

pemimpin-pemimpin yang efektif akan meningkat, bila organisasi dapat

mengidentifikasikan perilaku dan teknik-teknik kepemimpinan efektif organisasi,

(5)

Penilaian prestasi kerja (Performance Appraisal) adalah proses melalui

mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja pegawai.

Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan

umpan balik kepada para pegawai tentang pelaksanaan kerja mereka.

Kegunaan-kegunaan penilaian prestasi kerja dapat dirinci sebagai berikut:

1. Perbaikan prestasi kerja.

9. Kesempatan kerja yang adil dan tantangan-tantangan eksternal

(Handoko, 1997).

Di samping faktor kepemimpinan, faktor motivasi yang akan

mempengaruhi kinerja pegawai yang dimiliki seseorang adalah merupakan

potensi, di mana seseorang belum tentu bersedia untuk mengerahkan segenap

potensi yang dimilikinya untuk mencapai hasil yang optimal.

Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian

pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang, pertama kali di Yunani Kuno dan

Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan

yang kemudian teori ini dikenal dengan “The Greatma Theory”. Dalam

perkembangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir

psikolosi yang berpandangan bahwa sifat sifat kepemimpinan tidak seluruhnya

dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman.

B.

Tujuan

(6)

Untuk mengetahui segala hal dan penjelasan yang dibahas mengenai dan untuk

memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia.

C.

Rumusan Masalah

Melihat dari latar belakang masalah serta memahami tujuannya maka

penulis dapat membahas dari:

a. Menjelaskan Pengertian Kepemimpinan ?

b. Menjelaskan Peran dan Fungsi Kepemimpinan ?

c. Menjelaskan Teori Kepemimpinan?

d. Menjelaskan Gaya Kepemimpinan?

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

A.

Pengertian Kepemimpinan

Dalam kehidupan sehari hari baik di lingkungan keluarga, organisasi,

perusahaan sampai dengan pemerintahaan sering kita dengar sebutan pemimpin,

kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan

yang berkaitan satu sama lainnya.

Beberapa ahli berpendapat tentang pimpinan, beberapa diantaranya :

Menurut H Malayu S.P Hasibuanadalah seseorang dengan wewenang

kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari

pekerjaannya dalam mencapai tujuan.

Menurut Maccoby, pemimpin pertama-tama seseorang yang mampu

menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para

bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius

dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara

kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide

Ketuhanan yang berlainan.

Menurut Lao Tzu, pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu

mengembangan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan

pemimpinannya.

Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang mendidikan

suatu posisi manajemen atau sesorang yang melakukan suatu pekerjaan

(8)

Sedangkan menurut Pancasila pemimpin harus bersikap sebagai

pengasuh yang mendorong, menuntun dan membimbing asuhannya. Dengan kata

lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :

 Ing-Ngarsa Sung Tuladha : pemimpin harus mampu dengan sifat dan

perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang orang

yang dipimpinnya.

 Ing-Madya Mangun Karsa : pemimpin harus mampu membangkitkan

semangat dan berkreasi pada orang-orang yang dibimbingnya.

 Tut Wuri Handayani : pemimpin harus mampu mendorong orang- orang

yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.

Dari sebegitu banyak definisi mengenai pemimpin dapat disimpulkan bahwa

pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap dan

gaya yang baik untuk menggurui atau mengatur orang lain.

B.

Definisi Kepemimpinan

Charles W. Marrifield, kepemimpinan adalah menyangkut bagaimana

memutilasi, memobilisasikan, mengarahkan dan mengoordinasikan motif-motif

dan kesetiaan orang orang yang terlibat dalam usaha bersama secara sukarela.

(leadership is somehow closely realeted to stimulating, mobilizing, directing and

coordinating the motivies and a loyaltie to eyeged in voluntary enterprise).

M Stogdill dalam bukunya Miftah Thoha (2007:260) berpendapat bahwa

dalam kepemimpinan terdapat unsur kekuasaan yang merupakan sarana pemimpin

untuk mempengaruhi perilaku para pengikutnya.

Robert Dubin dalam bukunya Miftah Thoha (2007:259) berpendapat

bahwa kepemimpinan dapat diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan

keputusan.

Wirawan (2002:98) berpendapat bahwa kepemimpinan merupakan

(9)

pihak dapat saling memberikan kebebasan untuk menggunakan kekuasaannya

untuk mencapai tujuan sistem sosial dan tujuan pribadi masing-masing.

Menurut Northouse, P.G. (2003:3) kepemimpinan adalah suatu proses di

mana individu mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan umum.

Dubrin, A.J. (2001:3) bahwa kepemimpinan itu adalah kemampuan untuk

menanamkan keyakinan dan memperoleh dukungan dari anggota organisasi untuk

mencapai tujuan organisasi.

George R. Terry, merumuskan kepemimpinan itu adalah kegiatan

mempengaruhi orang untuk bekerja lebih sukarela, guna mencapai tujuan

bersama. (leadership is the activity of influencing people to strive willingly for

mutual objectives).

Dr. Sarwono Prawiroharjo, merumuskan kepemimpinan adalah tingkah

laku untuk mempengaruhi orang lain agar mereka memberikan kerja sama dalam

mencapai suatu tujuan yang menurut pertimbangan mereka adalah perlu dan

bermanfaat.

Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang

orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan kepercayaan, respek,dan kerja sama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field manual (22-100).

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi atau

memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.

Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan

organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi

untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.

Dari batasan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa kepemimpinan atau

memimpin adalah usaha untuk menggerakkan orang lain ataupun bawahan yang

dipimpin, supaya mereka dapat bekerja sama menuju tujuan yang diinginkan

bersama dan yang dianggap penting bagi mereka. Jadi, Kepemimpinan itu dapat

(10)

 Ada orang yang dipengaruhi atau anggota, bawahan, pengikut, kelompok

orang yang mau diperintah dan dikomandokan.

 Ada orang yang mempengaruhi atau memimpin, pemberi komando, dan pembimbing.

 Ada pengarahan kepada suatu tujuan oleh orang yang mempengaruhi atau

memimpin.

Selain memperhatikan unsur – unsur di atas, terdapat pula tiga hal yang perlu

diperhatikan dalam kepemimpinan, antara lain :

 Seorang pemimpin harus dapat mendistribusikan kekuasaannya kepada

orang-orang kepercayaannya dengan mengangkat orang-orang yang tepat

untuk menjadi kepala-kepala bagian dalam perusahaan.

 Seorang pemimpin harus bisa memimpin bawahannya agar aktivitas

perusahaan bisa berjalan dengan lancar.

 Seorang pemimpin harus dapat menjadi teladan bagi bawahannya sehingga

semua pekerjaan dapat pelaksanaan sesuai dengan apa yang diinginkan

oleh perusahaan.

C.

Peran dan Fungsi Kepemimpinan

a. Fungsi Perencanaan

Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi

organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan

organisasi.

 Manfaat – manfaat tersebut antara lain:

1. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam

pekerjaan untuk memutuskan apa yang akan dilakukan.

2. Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan –

(11)

3. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi

pekerjaan yang akan dilakukan dan tujuan atau target yang akan

dicapai.

 Perencanaan meliputi dua hal, yaitu:

 Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka

pendek, pada keadaan darurat, dan kegiatan yang bersifat terus

menerus.

 Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan

kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka panjang

dan menentukan prosedur – prosedur yang diperlukan.

 Setiap rencana yang baik akan berisi:

1. Maksud dan tujuan yang tetap dan dapat dipahami.

2. Penggunaan sumber – sumber secara tepat.

3. Cara dan prosedur untuk mencapai tujuan tersebut.

b. Fungsi memandang ke depan

Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan

mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap

kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke

arah yang dituju akan dapat berlangsung terus menerus tanpa mengalami

hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin

harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun di luar

organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik

yang kecil maupun yang besar.

c. Fungsi pengembangan loyalitas

Pengembangan kesetiaan ini tidak saja di antara pengikut, tetapi juga

untuk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisasi. Untuk

mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik

dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan

(12)

menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana

mestinya.

d. Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti

kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan –

hambatan dapat segera ditemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan

kembali berlangsung menurut rel yang telah ditetapkan dalam rencana.

e. Fungsi mengambil keputusan

Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak

mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk

melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani

mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara

individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul

tertulis dan lain sebagainya.

f. Fungsi memberi motivasi

Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak

buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati,

mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang

baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa

ganjaran, hadiah, pujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak

buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai

oleh pemimpinnya.

Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil

tindakan terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah

berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan,

teguran, dan hukuman yang setimpal dengan kesalahannya. Untuk melaksanakan

(13)

daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi semua pegawai sehingga tercatat semua

hadiah maupun hukuman yang telah diberikan kepada mereka.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat

berperan dengan baik, antara lain:

 Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan

pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain

terhadap kepemimpinan yang bersangkutan.

 Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh

dan berkembang.

 Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi.

 Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan perkembangan.

 Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap

anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai

tujuan organisasi.

Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin :

 Pemimpin bekerja dengan orang lain

Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain,

salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam

organisasi sebaik orang diluar organisasi.

 Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan

(akontabilitas).

Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menyusun tugas

menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang

terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa

kegagalan.

(14)

Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat

menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian

tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya

kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,

dan menyelesaikan masalah secara efektif.

 Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual

Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan

konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat.

Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan

kaitannya dengan pekerjaan lain.

 Pemimpin adalah seorang mediator

Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu,

pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).

 Pemimpin adalah politisi dan diplomat

Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi.

Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau

organisasinya.

 Pemimpin membuat keputusan yang sulit.

 Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah:

- Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai

pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor

konsultasi.

(15)

-

Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.

D.

Teori Kepemimpinan

Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji

sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan

secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan.

Dalam makalah ini akan dibahas tentang teori kepemimpinan. Seorang pemimpin

harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi

dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan

antara lain :

 Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )

Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian

pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan

Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat– sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat–sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap

keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :

o Kecerdasan.

Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai

kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya

(16)

pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan pengikutnya.

o Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial.

Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan

internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai

emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah

panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini

kebenarannya.

o Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi.

Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri

yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini

kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.

o Sikap Hubungan Kemanusiaan.

Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga

para pengikutnya mampu berpihak kepadanya.

 Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan

teori ini memiliki kecenderungan kearah 2 hal:

Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang

pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh

gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan

kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.

Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecenderungan seorang pemimpin

(17)

bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana

pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana

seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan

terhadap hasil yang tinggi pula.

 Teori Kewibawaan Pemimpin

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan,

sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku

orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut

bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.

 Teori Kepemimpinan Situasi

Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan

harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan

bawahan.

 Teori Kelompok

Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran

yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa

teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan

(Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi

kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya.

E.

Gaya Kepemimpinan

Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses

(18)

dengan yang lainnya, hal ini sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutip

Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi gaya-gaya kepemimpinan menjadi

enam yaitu :

Gaya Kepemimpinan Pribadi (Personal Leadership). Dalam sistem

kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan

mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau

langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.

Gaya Kepemimpinan Non Pribadi (Non Personal Leadership). Segala

sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau

media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.

Gaya Kepemimpinan Otoriter (Autoritotian Leadership). Pemimpin

otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia

bekerja menurut peraturan- peraturan yang berlaku secara ketat dan

instruksi-instruksinya harus ditaati.

Gaya Kepemimpinan Demokratis (Democratis Leadership). Pemimpin

yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya

dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab

tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut

bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan,

perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota

dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.

Gaya Kepemimpinan Fathernalistis (Fathernalistis Leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan

dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk

melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak

kepada anaknya.

Gaya Kepemimpinan Menurut Bakat (Indogenious Leadership).

Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana

mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa

(19)

akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada

dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur

berkecimpung.

Selanjutnya menurut Kurt Lewin yang dikutip oleh Maman Ukas

mengemukakan gaya-gaya kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu:

Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian

Disebut juga gaya kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini,

pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota kelompoknya. Baginya

memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Batasan kekuasaan

dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang. Bawahan hanya

bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan

menjalankan perintah dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran.

Mereka harus patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak.

o Kelebihan:

Keputusan dapat diambil secara cepat

Mudah dilakukan pengawasan

o Kelemahan:

- Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah.

- Setiap perbedaan di antara anggota kelompoknya diartikan sebagai

kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah

atau instruksi yang telah diberikan.

- Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak

diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.

- Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol,

apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan

(20)

- Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti

orang yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian

orang-orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya,

orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya, dijadikan

anak emas dan bahkan diberi penghargaan.

- Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik

dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak

ada pengawasan langsung.

- Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau

menimbulkan sifat apatis.

Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire

Dalam gaya kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan

kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya.

Pemimpin akan menggunakan sedikit kekuasaannya untuk melakukan tugas

mereka. Dengan demikian sebagian besar keputusan diambil oleh anak

buahnya. Pemimpin semacam ini sangat tergantung pada bawahannya dalam

membuat tujuan itu. Mereka menganggap peran mereka sebagai „pembantu‟

usaha anak buahnya dengan cara memberikan informasi dan menciptakan

lingkungan yang baik.

o Kelebihan:

- Keputusan berdasarkan keputusan anggota

- Tidak ada dominasi dari pemimpin

o Kekurangan:

- Pemimpin sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap

pekerjaan bawahannya.

- Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada

bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. Dengan

(21)

- Tingkat keberhasilan anggota dan kelompok semata-mata disebabkan

karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan

karena pengaruh dari pemimpin.

- Struktur organisasinya tidak jelas atau kabur, segala kegiatan dilakukan

tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.

Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic

Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota kelompoknya. Hubungan

pemimpin dengan anggota bukan sebagai majikan dengan bawahan, tetapi

lebih seperti kakak dengan saudara-saudaranya. Dalam tindakan dan

usaha-usahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan dan kebutuhan

kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan kemampuan

kelompoknya.

o Kelebihan:

Dalam melaksanalan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan

mengharapkan pendapat dan saran dari kelompoknya.

Ia mempunyai kepercayaan pula pada anggotanya bahwa mereka

mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab.

Ia selalu berusaha membangun semangat anggota kelompok dalam

menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya dengan cara memupuk

rasa kekeluargaan dan persatuan. Di samping itu, ia juga memberi

kesempatan kepada anggota kelompoknya agar mempunyai kecakapan

memimpin dengan jalan mendelegasikan sebagian kekuasaan dan

tanggung jawabnya.

o Kekurangan:

- Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih

banyak.

(22)

o Ciri gaya kepemimpinan Demokratik:

- Kebebasan pemimpin dan pengikut untuk menggunakan kekuasaannya

sedang dan saling mengontrol.

- Pemimpin berpendapat tidak dapat melakukan tugasnya dan mengambil

keputusan tanpa para pengikutnya.

- Pengikut tidak dapat melakukan tugasnya tanpa pemimpinnya.

- Penentuan visi, misi, dan strategi organisasi dilakukan bersama

pemimpin dan para pengikutnya dipimpin oleh pemimpin.

- Dalam mengambil keputusan maka pengumpulan informasi

mengumpulkan alternatif, dan memilih untuk melaksanakan pekerjaan

bersama-sama dengan pengikutnya.

- Pemimpin dan pengikut secara bersama-sama membuat rencana

kegiatan dan dilaksanakan oleh pengikut di bawah supervisi pemimpin.

- Komunikasi berlangsung secara formal dan informal secara tiga arah,

kebawah, atas, dan menyamping.

Selain itu ada pula empat gaya kepemimpinan berdasarkan kepribadian

adalah sebagai berikut:

Gaya Kepemimpinan Kharismatik

Karakteristik yang khas dari gaya ini yaitu daya tariknya yang sangat

memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya

kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah

seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut

tersebut tidak selalu

Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik

orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan

semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka

(23)

Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di

analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka

mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama,

orang – orang yang datang ini akan kecewa karena tidak konsistennya. Apa

yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta

pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan

maaf, dan janji.

Gaya Kepemimpinan Diplomatis

Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan

perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi

keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya

pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan

jelas. Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya.

Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya

diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima

tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa

menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi

pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikut-pengikutnya

meninggalkan si pemimpin.

Gaya Kepemimpinan Otokratik

Seorang pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan otokratik dipandang

sebagai karakteristik yang negatif. Hal ini dilihat dari sifatnya dalam

menjalankan kepemimpinannya sangat egois dan otoriter, sehingga kesan yang

dimunculkan dalam karakter gaya kepemimpinan ini selalu menonjolkan “keakuannya”.

Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya.

Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini.

(24)

yang ada adalah hasil. Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan

sistematis.

Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian

merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli

dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya

Gaya Kepemimpinan Moralis

Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka

hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi

terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk

kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang yang datang karena

kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya.

Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata orang

seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan,

kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.

Dari keempat gaya kepemimpinan di atas, masing-masing gaya memiliki

kelebihan dan kelemahannya. Untuk penempatan gaya tersebut tergantung

pada organisasi yang akan di pimpin. Misalnya untuk organisasi kemiliteran

diperlukan gaya kepemimpinan yang otoriter, sebab pada organisasi tersebut

dibutuhkan kesatuan komando dalam pengambilan keputusan. Sehingga senang

atau tidak senang, semua anggota organisasi di dalamnya harus melaksanakan

perintah dari atasan. Jadi, dalam menentukan gaya kepemimpinan yang akan

diterapkan oleh seorang pemimpin harus disesuaikan dengan jenis organisasi

yang akan dipimpin.

F.

Masalah dalam Kepemimpinan

Dalam memimpin seringkali juga dijumpai masalah-masalah yang terjadi.

Bisanya masalah itu timbul akibat dari:

(25)

- Koordinasi dalam Program kerja.

Sering kali dalam sebuah organisasi yang sudah mapan sekali pun, atau

dapat dikatakan ketika dalam organisasi terdapat sebuah program kerja yang

sangat bagus sekali pun, jika tidak ada koordinasi maka sering kali menyebabkan

kesalahpahaman, yang tentunya dapat menyebabkan kacaunya terlaksananya

sebuah program.

Kekacauan tersebut dapat terjadi ketika antar penanggung jawab tidak

mengetahui batasan-batasan kerjanya, yang seringkali hanya dapat diperoleh

melalui koordinasi antar penanggungjawab.

G.

Koordinasi antar Pimpinan

Parahnya lagi, koordinasi yang buruk dapat mengarah pada komunikasi

yang buruk pula. Komunikasi yang buruk antar pimpinan tersebut dalam sebuah

program dapat berakibat pada program-program selanjutnya. Maka sering kali

terjadi salah sangka dan salah paham di antaranya.

Padahal para pimpinan selain berhubungan dalam pelaksanaan program

kerja seharusnya memiliki ikatan cultural, ketika terjalin komunikasi yang baik

diantaranya.

o Pengkaderan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah “kader” berarti : (1) perwira atau bintara dl ketentaraan; (2) orang yg diharapkan akan

memegang peran yg penting di pemerintahan, partai, dsb. Jika dalam hal ini kita ambil definisi kedua, maka, istilah “pengkaderan” bisa diartikan sebagai : sebuah proses yang menghasilkan orang yang diharapkan akan

memegang peran yg penting di pemerintahan, partai, dsb.

(26)

Bagi sebagian periode organisasi, dan bagi berbagai macam organisasi

masalah pengkaderan ini dirasakan berbeda-beda, oleh karena tingkat

animo peminat organisasi yang berbeda beda misalnya. ( Animo artinya

hasrat dan keinginan yg kuat untuk berbuat, melakukan, atau mengikuti

sesuatu).

Maka dapat dikatakan dalam sebuah organisasi adalah ketika dalam suatu

periode dapat dikatakan sebagai masa kejayaan, namun hal tersebut tidak

ada artinya ketika setelah itu organisasi tersebut terpuruk atau bahkan bubar

karena kelemahan tau bahkan tidak adanya kader penerus.

o Mempertahankan kader

Pengkaderan ini, terkait erat pada pengembangan organisasi. Ketika suatu

organisasi dapat merekrut kader dalam animo besar, memungkinkan

jangkauan organisasi tersebut pada komunitas yang luas, serta hal tersebut

merupakan sumber daya yang tidak bisa diremehkan.

Setelah berhasil merekrut kader dalam animo yang besar, jika tidak dapat

memberdayakan, dalam rangka mempertahankan kader-kadernya maka

seringkali kader-kader tersebut akan maengalami seleksi alam. Oleh karena

itu usaha mempertahankan kader sering kali lebih penting daripada

rekrutmennya.

o Praktik – praktik Organisasi

Rasa hormat, martabat, dan kebebasan perorangan.Masalah ini

berhubungan dengan cara organisasi memperlakukan anggotanya. Dari

sudut pandang sebagian besar anggota oraganisasi, kepentingan organisasi

didahulukan dan kepentingan anggota dijadikan yang paling akhir.

Kebijakan dan praktik personel.Masalah ini berkenaan dengan etika

kepegawaian, pemberian gaji, kenaikan pangkat, pendisiplinan, dan

(27)

berlaku adil pada anggota organisasi yang prospektif disetiap jenjang

(28)

BAB III

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengarahkan

pengikut-pengikutnya untuk bekerja sama dengan kepercayaan serta tekun

mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan mereka. Kepemimpinan

dapat juga di artikan sebagai kemampuan seseorang mempengaruhi dan

memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.

Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi,

perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin,

kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan

yang berkaitan satu dengan lainnya. Pemimpin berarti orang yang melaksanakan

kepemimpinan tersebut.

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar

nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.

Gaya Kepemimpinan yang diterapkan tentu berbeda-beda seperti gaya yang

otoriter,demokratis dan lain-lain.

Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar

melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.

B.

Saran

Seorang manajer belum tentu dapat menjadi seorang pemimpin, tetapi

seorang pemimpin dituntut untuk dapat berperan sebagai manajer (berfungsi

mengatur). Agar mampu bertahan di era perubahan dan persaingan global

sekarang ini, organisasi atau perusahaan memerlukan seorang pemimpin, bukan

(29)

individu yang ada di dalam organisasi setidaknya diharapkan dapat menjadi

(30)

DAFTAR PUSTAKA

http://leadhership.blogspot.com/

http://teori-msdm.blogspot.com/2009/04/kepemimpinan-motivasi-kerja-dan-kinerja.html

http://ockymcr-goesgoes.blogspot.com/

http://www.tugasku4u.com/2013/06/makalahkepemimpinan.html?showComment =1386637826646

http://industrialteknik09.blogspot.com/2011/10/makalah-kepemimpinan-msdm.html

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan menulis cerita fantasi berdasarkan komik “Doraemon” peserta didik kelas VII-I MTsN 2 Kota Banjarmasin berdasarkan

Nama Jaringan Telepon Alamat & Email Rawat Gigi BPJS

Bila pada kontraksi isotonic setiap lintasan gerak otot menanggung beban yang sama, pada kontraksi isokinetik beban yang ditanggung tidak sama.. Bila pada kontraksi isotonic

peranan guru sebagai pendidik dalam pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan linguistik melalui bermain peran, guru mengajarkan anak bahasa yang sopan, jelas dan

Young pendiri dari The Center of Internet Addiction mengungkapkan bahwa adiksi internet menjadi topik yang penting layaknya adiksi merokok, alkohol, makanan dan

Metode yang digunakan adalah metode survei dengan mengumpulkan data di lapangan tentang tingkat pelayanan lalu lintas (LOS) jalan Diponegoro Kota Tegal sebelum dan

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar tersebut di tambah

Masuk pada test terakhir atau final test, disini akan dilakukan kembali pengetesan pen- gukuran konduktor, pengukuran tahanan iso-.. lasi, dan pengujian tegangan