MAKALAH
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
“ KEPEMIMPINAN
“
DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:
o Siti Nurhaliza 16110163
o Oktavia 16110131
o Septria Indriani 16110159
o
Nur Iphansyah 16110129KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang Kepemimpinan yang di bimbing oleh Dosen
Manajemen Sumber Daya Manusia, Bapak Agus Purwoko, SE., MM.
Kelompok kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Terima
kasih.
Tanjung Redeb, 29 November 2017
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... ... i
DAFTAR ISI... ... ii
BAB I : PENDAHULUAN ... ... 1
A. LATAR BELAKANG... ... 1
B. TUJUAN... 2
C. RUMUSAN MASALAH... ... 3
BAB II : PEMBAHASAN... ... 4
A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN.. ... 4
B. DEFINISI KEPEMIMPINAN... ... 5
C. PERAN DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN.. ... 7
D. TEORI KEPEMIMPINAN... ... 12
E. GAYA KEPEMIMPINAN... ... 14
F. MASALAH DALAM KEPEMIMPINAN... ... 21
G. KOORDINASI ANTAR PIMPINAN.. ... 22
BAB III : KESIMPULAN... ... 25
A. KESIMPULAM... 25
B. SARAN... ... 25
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam
hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta lingkungan. Manusia
hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun berkelompok kecil.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibandingkan makhluk
Tuhan yang lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir,
kemampuan untuk memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan
kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial
manusia pun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak
untuk memimpin untuk dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan
dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam
penanggulangan maslah yang relatif pelik dan sulit. Di sinilah dituntut kearifan
seseorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat
terselesaikan dengan baik.
Pemimpin dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja, keamanan, kualitas
kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Kemampuan dan
keterampilan kepemimpinan dan motivasi dalam pengarahan adalah faktor
penting efektivitas manajer. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan
kualitas-kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk menyeleksi
pemimpin-pemimpin yang efektif akan meningkat, bila organisasi dapat
mengidentifikasikan perilaku dan teknik-teknik kepemimpinan efektif organisasi,
Penilaian prestasi kerja (Performance Appraisal) adalah proses melalui
mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja pegawai.
Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan
umpan balik kepada para pegawai tentang pelaksanaan kerja mereka.
Kegunaan-kegunaan penilaian prestasi kerja dapat dirinci sebagai berikut:
1. Perbaikan prestasi kerja.
9. Kesempatan kerja yang adil dan tantangan-tantangan eksternal
(Handoko, 1997).
Di samping faktor kepemimpinan, faktor motivasi yang akan
mempengaruhi kinerja pegawai yang dimiliki seseorang adalah merupakan
potensi, di mana seseorang belum tentu bersedia untuk mengerahkan segenap
potensi yang dimilikinya untuk mencapai hasil yang optimal.
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian
pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang, pertama kali di Yunani Kuno dan
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan
yang kemudian teori ini dikenal dengan “The Greatma Theory”. Dalam
perkembangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir
psikolosi yang berpandangan bahwa sifat sifat kepemimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman.
B.
Tujuan
Untuk mengetahui segala hal dan penjelasan yang dibahas mengenai dan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia.
C.
Rumusan Masalah
Melihat dari latar belakang masalah serta memahami tujuannya maka
penulis dapat membahas dari:
a. Menjelaskan Pengertian Kepemimpinan ?
b. Menjelaskan Peran dan Fungsi Kepemimpinan ?
c. Menjelaskan Teori Kepemimpinan?
d. Menjelaskan Gaya Kepemimpinan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kepemimpinan
Dalam kehidupan sehari hari baik di lingkungan keluarga, organisasi,
perusahaan sampai dengan pemerintahaan sering kita dengar sebutan pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan
yang berkaitan satu sama lainnya.
Beberapa ahli berpendapat tentang pimpinan, beberapa diantaranya :
Menurut H Malayu S.P Hasibuanadalah seseorang dengan wewenang
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari
pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
Menurut Maccoby, pemimpin pertama-tama seseorang yang mampu
menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para
bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius
dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara
kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide
Ketuhanan yang berlainan.
Menurut Lao Tzu, pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu
mengembangan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan
pemimpinannya.
Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang mendidikan
suatu posisi manajemen atau sesorang yang melakukan suatu pekerjaan
Sedangkan menurut Pancasila pemimpin harus bersikap sebagai
pengasuh yang mendorong, menuntun dan membimbing asuhannya. Dengan kata
lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
Ing-Ngarsa Sung Tuladha : pemimpin harus mampu dengan sifat dan
perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang orang
yang dipimpinnya.
Ing-Madya Mangun Karsa : pemimpin harus mampu membangkitkan
semangat dan berkreasi pada orang-orang yang dibimbingnya.
Tut Wuri Handayani : pemimpin harus mampu mendorong orang- orang
yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Dari sebegitu banyak definisi mengenai pemimpin dapat disimpulkan bahwa
pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap dan
gaya yang baik untuk menggurui atau mengatur orang lain.
B.
Definisi Kepemimpinan
Charles W. Marrifield, kepemimpinan adalah menyangkut bagaimana
memutilasi, memobilisasikan, mengarahkan dan mengoordinasikan motif-motif
dan kesetiaan orang orang yang terlibat dalam usaha bersama secara sukarela.
(leadership is somehow closely realeted to stimulating, mobilizing, directing and
coordinating the motivies and a loyaltie to eyeged in voluntary enterprise).
M Stogdill dalam bukunya Miftah Thoha (2007:260) berpendapat bahwa
dalam kepemimpinan terdapat unsur kekuasaan yang merupakan sarana pemimpin
untuk mempengaruhi perilaku para pengikutnya.
Robert Dubin dalam bukunya Miftah Thoha (2007:259) berpendapat
bahwa kepemimpinan dapat diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan
keputusan.
Wirawan (2002:98) berpendapat bahwa kepemimpinan merupakan
pihak dapat saling memberikan kebebasan untuk menggunakan kekuasaannya
untuk mencapai tujuan sistem sosial dan tujuan pribadi masing-masing.
Menurut Northouse, P.G. (2003:3) kepemimpinan adalah suatu proses di
mana individu mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan umum.
Dubrin, A.J. (2001:3) bahwa kepemimpinan itu adalah kemampuan untuk
menanamkan keyakinan dan memperoleh dukungan dari anggota organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi.
George R. Terry, merumuskan kepemimpinan itu adalah kegiatan
mempengaruhi orang untuk bekerja lebih sukarela, guna mencapai tujuan
bersama. (leadership is the activity of influencing people to strive willingly for
mutual objectives).
Dr. Sarwono Prawiroharjo, merumuskan kepemimpinan adalah tingkah
laku untuk mempengaruhi orang lain agar mereka memberikan kerja sama dalam
mencapai suatu tujuan yang menurut pertimbangan mereka adalah perlu dan
bermanfaat.
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang
orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan kepercayaan, respek,dan kerja sama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field manual (22-100).
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi atau
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Dari batasan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa kepemimpinan atau
memimpin adalah usaha untuk menggerakkan orang lain ataupun bawahan yang
dipimpin, supaya mereka dapat bekerja sama menuju tujuan yang diinginkan
bersama dan yang dianggap penting bagi mereka. Jadi, Kepemimpinan itu dapat
Ada orang yang dipengaruhi atau anggota, bawahan, pengikut, kelompok
orang yang mau diperintah dan dikomandokan.
Ada orang yang mempengaruhi atau memimpin, pemberi komando, dan pembimbing.
Ada pengarahan kepada suatu tujuan oleh orang yang mempengaruhi atau
memimpin.
Selain memperhatikan unsur – unsur di atas, terdapat pula tiga hal yang perlu
diperhatikan dalam kepemimpinan, antara lain :
Seorang pemimpin harus dapat mendistribusikan kekuasaannya kepada
orang-orang kepercayaannya dengan mengangkat orang-orang yang tepat
untuk menjadi kepala-kepala bagian dalam perusahaan.
Seorang pemimpin harus bisa memimpin bawahannya agar aktivitas
perusahaan bisa berjalan dengan lancar.
Seorang pemimpin harus dapat menjadi teladan bagi bawahannya sehingga
semua pekerjaan dapat pelaksanaan sesuai dengan apa yang diinginkan
oleh perusahaan.
C.
Peran dan Fungsi Kepemimpinan
a. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi
organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan
organisasi.
Manfaat – manfaat tersebut antara lain:
1. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam
pekerjaan untuk memutuskan apa yang akan dilakukan.
2. Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan –
3. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi
pekerjaan yang akan dilakukan dan tujuan atau target yang akan
dicapai.
Perencanaan meliputi dua hal, yaitu:
Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka
pendek, pada keadaan darurat, dan kegiatan yang bersifat terus
menerus.
Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan
kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka panjang
dan menentukan prosedur – prosedur yang diperlukan.
Setiap rencana yang baik akan berisi:
1. Maksud dan tujuan yang tetap dan dapat dipahami.
2. Penggunaan sumber – sumber secara tepat.
3. Cara dan prosedur untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Fungsi memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan
mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap
kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke
arah yang dituju akan dapat berlangsung terus menerus tanpa mengalami
hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin
harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun di luar
organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik
yang kecil maupun yang besar.
c. Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja di antara pengikut, tetapi juga
untuk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisasi. Untuk
mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik
dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan
menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana
mestinya.
d. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti
kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan –
hambatan dapat segera ditemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan
kembali berlangsung menurut rel yang telah ditetapkan dalam rencana.
e. Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak
mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk
melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani
mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara
individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul
tertulis dan lain sebagainya.
f. Fungsi memberi motivasi
Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak
buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati,
mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang
baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa
ganjaran, hadiah, pujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak
buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai
oleh pemimpinnya.
Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil
tindakan terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah
berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan,
teguran, dan hukuman yang setimpal dengan kesalahannya. Untuk melaksanakan
daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi semua pegawai sehingga tercatat semua
hadiah maupun hukuman yang telah diberikan kepada mereka.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat
berperan dengan baik, antara lain:
Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan
pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain
terhadap kepemimpinan yang bersangkutan.
Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh
dan berkembang.
Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi.
Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan perkembangan.
Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap
anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai
tujuan organisasi.
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin :
Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain,
salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam
organisasi sebaik orang diluar organisasi.
Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan
(akontabilitas).
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menyusun tugas
menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang
terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa
kegagalan.
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat
menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian
tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya
kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,
dan menyelesaikan masalah secara efektif.
Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan
konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat.
Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan
kaitannya dengan pekerjaan lain.
Pemimpin adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu,
pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi.
Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau
organisasinya.
Pemimpin membuat keputusan yang sulit.
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah:
- Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai
pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor
konsultasi.
-
Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.D.
Teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji
sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan
secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang teori kepemimpinan. Seorang pemimpin
harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi
dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan
antara lain :
Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian
pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat– sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat–sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap
keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
o Kecerdasan.
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai
kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya
pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pengikutnya.
o Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial.
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan
internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai
emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah
panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini
kebenarannya.
o Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi.
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri
yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini
kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
o Sikap Hubungan Kemanusiaan.
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga
para pengikutnya mampu berpihak kepadanya.
Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan
teori ini memiliki kecenderungan kearah 2 hal:
Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang
pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh
gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan
kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecenderungan seorang pemimpin
bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana
pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi pula.
Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan,
sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku
orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut
bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan
harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan
bawahan.
Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran
yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa
teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan
(Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi
kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya.
E.
Gaya Kepemimpinan
Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses
dengan yang lainnya, hal ini sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutip
Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi gaya-gaya kepemimpinan menjadi
enam yaitu :
Gaya Kepemimpinan Pribadi (Personal Leadership). Dalam sistem
kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan
mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau
langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
Gaya Kepemimpinan Non Pribadi (Non Personal Leadership). Segala
sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau
media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
Gaya Kepemimpinan Otoriter (Autoritotian Leadership). Pemimpin
otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia
bekerja menurut peraturan- peraturan yang berlaku secara ketat dan
instruksi-instruksinya harus ditaati.
Gaya Kepemimpinan Demokratis (Democratis Leadership). Pemimpin
yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya
dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab
tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut
bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan,
perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota
dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
Gaya Kepemimpinan Fathernalistis (Fathernalistis Leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan
dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk
melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak
kepada anaknya.
Gaya Kepemimpinan Menurut Bakat (Indogenious Leadership).
Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana
mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa
akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada
dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur
berkecimpung.
Selanjutnya menurut Kurt Lewin yang dikutip oleh Maman Ukas
mengemukakan gaya-gaya kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu:
Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Disebut juga gaya kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini,
pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota kelompoknya. Baginya
memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Batasan kekuasaan
dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang. Bawahan hanya
bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan
menjalankan perintah dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran.
Mereka harus patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak.
o Kelebihan:
Keputusan dapat diambil secara cepat
Mudah dilakukan pengawasan
o Kelemahan:
- Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah.
- Setiap perbedaan di antara anggota kelompoknya diartikan sebagai
kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah
atau instruksi yang telah diberikan.
- Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak
diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
- Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol,
apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan
- Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti
orang yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian
orang-orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya,
orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya, dijadikan
anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
- Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik
dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak
ada pengawasan langsung.
- Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau
menimbulkan sifat apatis.
Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Dalam gaya kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan
kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya.
Pemimpin akan menggunakan sedikit kekuasaannya untuk melakukan tugas
mereka. Dengan demikian sebagian besar keputusan diambil oleh anak
buahnya. Pemimpin semacam ini sangat tergantung pada bawahannya dalam
membuat tujuan itu. Mereka menganggap peran mereka sebagai „pembantu‟
usaha anak buahnya dengan cara memberikan informasi dan menciptakan
lingkungan yang baik.
o Kelebihan:
- Keputusan berdasarkan keputusan anggota
- Tidak ada dominasi dari pemimpin
o Kekurangan:
- Pemimpin sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap
pekerjaan bawahannya.
- Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada
bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. Dengan
- Tingkat keberhasilan anggota dan kelompok semata-mata disebabkan
karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan
karena pengaruh dari pemimpin.
- Struktur organisasinya tidak jelas atau kabur, segala kegiatan dilakukan
tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.
Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota kelompoknya. Hubungan
pemimpin dengan anggota bukan sebagai majikan dengan bawahan, tetapi
lebih seperti kakak dengan saudara-saudaranya. Dalam tindakan dan
usaha-usahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan dan kebutuhan
kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan kemampuan
kelompoknya.
o Kelebihan:
Dalam melaksanalan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan
mengharapkan pendapat dan saran dari kelompoknya.
Ia mempunyai kepercayaan pula pada anggotanya bahwa mereka
mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab.
Ia selalu berusaha membangun semangat anggota kelompok dalam
menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya dengan cara memupuk
rasa kekeluargaan dan persatuan. Di samping itu, ia juga memberi
kesempatan kepada anggota kelompoknya agar mempunyai kecakapan
memimpin dengan jalan mendelegasikan sebagian kekuasaan dan
tanggung jawabnya.
o Kekurangan:
- Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih
banyak.
o Ciri gaya kepemimpinan Demokratik:
- Kebebasan pemimpin dan pengikut untuk menggunakan kekuasaannya
sedang dan saling mengontrol.
- Pemimpin berpendapat tidak dapat melakukan tugasnya dan mengambil
keputusan tanpa para pengikutnya.
- Pengikut tidak dapat melakukan tugasnya tanpa pemimpinnya.
- Penentuan visi, misi, dan strategi organisasi dilakukan bersama
pemimpin dan para pengikutnya dipimpin oleh pemimpin.
- Dalam mengambil keputusan maka pengumpulan informasi
mengumpulkan alternatif, dan memilih untuk melaksanakan pekerjaan
bersama-sama dengan pengikutnya.
- Pemimpin dan pengikut secara bersama-sama membuat rencana
kegiatan dan dilaksanakan oleh pengikut di bawah supervisi pemimpin.
- Komunikasi berlangsung secara formal dan informal secara tiga arah,
kebawah, atas, dan menyamping.
Selain itu ada pula empat gaya kepemimpinan berdasarkan kepribadian
adalah sebagai berikut:
Gaya Kepemimpinan Kharismatik
Karakteristik yang khas dari gaya ini yaitu daya tariknya yang sangat
memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya
kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah
seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut
tersebut tidak selalu
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik
orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan
semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka
Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di
analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka
mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama,
orang – orang yang datang ini akan kecewa karena tidak konsistennya. Apa
yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta
pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan
maaf, dan janji.
Gaya Kepemimpinan Diplomatis
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan
perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi
keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya
pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan
jelas. Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya.
Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya
diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima
tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa
menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi
pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikut-pengikutnya
meninggalkan si pemimpin.
Gaya Kepemimpinan Otokratik
Seorang pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan otokratik dipandang
sebagai karakteristik yang negatif. Hal ini dilihat dari sifatnya dalam
menjalankan kepemimpinannya sangat egois dan otoriter, sehingga kesan yang
dimunculkan dalam karakter gaya kepemimpinan ini selalu menonjolkan “keakuannya”.
Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya.
Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini.
yang ada adalah hasil. Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan
sistematis.
Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian
merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli
dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya
Gaya Kepemimpinan Moralis
Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka
hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi
terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk
kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang yang datang karena
kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya.
Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata orang
seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan,
kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.
Dari keempat gaya kepemimpinan di atas, masing-masing gaya memiliki
kelebihan dan kelemahannya. Untuk penempatan gaya tersebut tergantung
pada organisasi yang akan di pimpin. Misalnya untuk organisasi kemiliteran
diperlukan gaya kepemimpinan yang otoriter, sebab pada organisasi tersebut
dibutuhkan kesatuan komando dalam pengambilan keputusan. Sehingga senang
atau tidak senang, semua anggota organisasi di dalamnya harus melaksanakan
perintah dari atasan. Jadi, dalam menentukan gaya kepemimpinan yang akan
diterapkan oleh seorang pemimpin harus disesuaikan dengan jenis organisasi
yang akan dipimpin.
F.
Masalah dalam Kepemimpinan
Dalam memimpin seringkali juga dijumpai masalah-masalah yang terjadi.
Bisanya masalah itu timbul akibat dari:
- Koordinasi dalam Program kerja.
Sering kali dalam sebuah organisasi yang sudah mapan sekali pun, atau
dapat dikatakan ketika dalam organisasi terdapat sebuah program kerja yang
sangat bagus sekali pun, jika tidak ada koordinasi maka sering kali menyebabkan
kesalahpahaman, yang tentunya dapat menyebabkan kacaunya terlaksananya
sebuah program.
Kekacauan tersebut dapat terjadi ketika antar penanggung jawab tidak
mengetahui batasan-batasan kerjanya, yang seringkali hanya dapat diperoleh
melalui koordinasi antar penanggungjawab.
G.
Koordinasi antar Pimpinan
Parahnya lagi, koordinasi yang buruk dapat mengarah pada komunikasi
yang buruk pula. Komunikasi yang buruk antar pimpinan tersebut dalam sebuah
program dapat berakibat pada program-program selanjutnya. Maka sering kali
terjadi salah sangka dan salah paham di antaranya.
Padahal para pimpinan selain berhubungan dalam pelaksanaan program
kerja seharusnya memiliki ikatan cultural, ketika terjalin komunikasi yang baik
diantaranya.
o Pengkaderan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah “kader” berarti : (1) perwira atau bintara dl ketentaraan; (2) orang yg diharapkan akan
memegang peran yg penting di pemerintahan, partai, dsb. Jika dalam hal ini kita ambil definisi kedua, maka, istilah “pengkaderan” bisa diartikan sebagai : sebuah proses yang menghasilkan orang yang diharapkan akan
memegang peran yg penting di pemerintahan, partai, dsb.
Bagi sebagian periode organisasi, dan bagi berbagai macam organisasi
masalah pengkaderan ini dirasakan berbeda-beda, oleh karena tingkat
animo peminat organisasi yang berbeda beda misalnya. ( Animo artinya
hasrat dan keinginan yg kuat untuk berbuat, melakukan, atau mengikuti
sesuatu).
Maka dapat dikatakan dalam sebuah organisasi adalah ketika dalam suatu
periode dapat dikatakan sebagai masa kejayaan, namun hal tersebut tidak
ada artinya ketika setelah itu organisasi tersebut terpuruk atau bahkan bubar
karena kelemahan tau bahkan tidak adanya kader penerus.
o Mempertahankan kader
Pengkaderan ini, terkait erat pada pengembangan organisasi. Ketika suatu
organisasi dapat merekrut kader dalam animo besar, memungkinkan
jangkauan organisasi tersebut pada komunitas yang luas, serta hal tersebut
merupakan sumber daya yang tidak bisa diremehkan.
Setelah berhasil merekrut kader dalam animo yang besar, jika tidak dapat
memberdayakan, dalam rangka mempertahankan kader-kadernya maka
seringkali kader-kader tersebut akan maengalami seleksi alam. Oleh karena
itu usaha mempertahankan kader sering kali lebih penting daripada
rekrutmennya.
o Praktik – praktik Organisasi
Rasa hormat, martabat, dan kebebasan perorangan.Masalah ini
berhubungan dengan cara organisasi memperlakukan anggotanya. Dari
sudut pandang sebagian besar anggota oraganisasi, kepentingan organisasi
didahulukan dan kepentingan anggota dijadikan yang paling akhir.
Kebijakan dan praktik personel.Masalah ini berkenaan dengan etika
kepegawaian, pemberian gaji, kenaikan pangkat, pendisiplinan, dan
berlaku adil pada anggota organisasi yang prospektif disetiap jenjang
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengarahkan
pengikut-pengikutnya untuk bekerja sama dengan kepercayaan serta tekun
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan mereka. Kepemimpinan
dapat juga di artikan sebagai kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi,
perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan
yang berkaitan satu dengan lainnya. Pemimpin berarti orang yang melaksanakan
kepemimpinan tersebut.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar
nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.
Gaya Kepemimpinan yang diterapkan tentu berbeda-beda seperti gaya yang
otoriter,demokratis dan lain-lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar
melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.
B.
Saran
Seorang manajer belum tentu dapat menjadi seorang pemimpin, tetapi
seorang pemimpin dituntut untuk dapat berperan sebagai manajer (berfungsi
mengatur). Agar mampu bertahan di era perubahan dan persaingan global
sekarang ini, organisasi atau perusahaan memerlukan seorang pemimpin, bukan
individu yang ada di dalam organisasi setidaknya diharapkan dapat menjadi
DAFTAR PUSTAKA
http://leadhership.blogspot.com/
http://teori-msdm.blogspot.com/2009/04/kepemimpinan-motivasi-kerja-dan-kinerja.html
http://ockymcr-goesgoes.blogspot.com/
http://www.tugasku4u.com/2013/06/makalahkepemimpinan.html?showComment =1386637826646
http://industrialteknik09.blogspot.com/2011/10/makalah-kepemimpinan-msdm.html