• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TARI BAMBU (BAMBOO DANCING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEJARAH KELAS XI SMA NEGERI 1 TRIMURJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TARI BAMBU (BAMBOO DANCING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEJARAH KELAS XI SMA NEGERI 1 TRIMURJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013-2014"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TARI BAMBU (BAMBOO DANCING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

SEJARAH KELAS XI SMA NEGERI 1 TRIMURJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN

2013 - 2014

Oleh Desy Aryani

Pembelajaran yang dilakukan disekolah senantiasa masih menerapkan metode pembelajaran yang biasa dan kurang mendorong siswa dalam menerima materi pembelajaran dengan baik sehingga siswa kurang semangat dalam menerima dan mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung ini secara langsung berdampak pada hasil belajar siswa. Metode pembelajaran akan dilakukan pembelajaran menyenangkan dengan diterapkannya metode tari bambu yang diibaratkan seperti potongan bambu, yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran sejarah kelas XI IPS menggunakan metode tari bambu? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran sejarah kelas XI IPS menggunakan metode tari bambu di SMA Negeri 1 Trimurjo.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo tahun pelajaran 2013/2014 yang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik random sampling dengan cara pengundian, sehingga kelas XI IPS 3 terpilih sebagai sampel. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah The One Shoot Case Study dengan data hasil belajar siswa yang diperoleh melalui posttest pada akhir pembelajaran.

(2)
(3)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TARI BAMBU (BAMBOO DANCING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

SEJARAH KELAS XISMA NEGERI 1 TRIMURJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN

2013 – 2014 (Skripsi)

Oleh DESY ARYANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

DAFTAR ISI

1.7.Ruang Lingkup Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA,KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 10

2.1.1.Konsep Metode Pembelajaran ... 10

2.1.2.Konsep Metode Pembelajaran Tari Bambu ... 11

2.1.3.Konsep Pembelajaran Sejarah ... 16

2.1.4.Konsep Hasil Belajar ... 19

2.2.Kerangka Pikir ... 19

2.3.Paradigma ... 22

III. METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan ... 23

3.2.Desain Penelitian ... 23

3.5.Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional ... 27

3.5.1.Variabel Penelitian ... 27

(5)

3.6.Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.6.1.Tes ... 30

3.6.2.Dokumentasi ... 31

3.6.3.Kepustakaan ... 31

3.7. Langkah-Langkah Penelitian ... 32

3.8 .Langkah-Langkah Pelaksanana Pembelajaran ... 32

3.9. Instrumen Penelitian ... 34

3.10. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 34

3.10.1.Uji Validitas ... 34

3.10.2.Uji Reliabilitas ... 35

3.10.3.Tingkat Kesukaran ... 36

3.10.4.Daya Pembeda... 36

3.11. Teknik Analisis Data ………. .. 37

VI. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambar Umum Tempat Penelitian... 40

4.2. Hasil penelitian... 48

4.2.1. Data Hasil Kemampuan Akhir (Nilai Posttest Siswa) ... 48

4.3.Pembahasan ... 53

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ... 56

5.2.Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Anggota Populasi Desain Penelitian……… 26

2. Sampel Penelitian………. 27

3. Kisi-kisi soal………. 31

4. Kriteria nilai Alpha Cronbach’s……… 36

5. Interpretasi Tingkat Kesukaran………. 37

6. Interpretasi daya pembeda……… 38

7. Rekapitulasi Persentase jenjang kognitif……….. 40

8. Rekapitulasi Presentase hasil belajar………. 42

9. Daftar jumlah siswa SMA Negeri 1 Trimurjo………... 43

10. Daftar sarana dan prasarana di SMA Negeri 1 Trimurjo……… 46

11. Hasil belajar siswa jenjang kognitif………... 49

12. Rekapitulasi hasil belajar kognitif……….. 52

13.Rekapitulasi persentase pencapaian jenjang kognitif………….. 55

(7)
(8)
(9)

Moto

Terkadang untuk melambung tinggi, kita harus mundur dahulu

seperti ayunan…

Vinavzenir

Jalani kehidupan tanpa ketakutan dan hadapi semua rintangan..

(10)
(11)

PERSEMBAHAN

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala hidayah dan karuniaNya. Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW.

dengan kerendahan hati dan rasa syukur, kupersembahkan sebuah karya kecil ini sebagai tanda cinta dan sayangku kepada :

Bapakku Darsono dan Ibuku tercinta Tusilawati yang telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang, pengorbanan, dan kesabaran, setiap tetes keringat dan air mata serta doa dari Bapak dan

Ibu untuk kebahagiaan dan keberhasilan putrimu ini.

Terima kasih pada Saudara-saudariku :

Muhamad Amin, Sistimastika, Muhamad Silson Fudrun, Yessi Agustina, Tri Siswoko, Herwin Mulyantoro, dan Bambang

Hernawan

Bapak Ibu dosen, Bapak/Ibu guru, sahabat, dan teman-teman yang telah mengukir sebuah sejarah dalam kehidupanku,

(12)

RIWAYAT PENULIS

Penulis dilahirkan pada tanggal 31 Desember 1988 di Simbarwaringin, Lampung. Penulis merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara dari pasangan Bapak Darsono dan Ibu Tusilawati. Pendidikan penulis dimulai dari Taman Kanak-kanak Dharma Wanita Simbarwaringin Lampung Tengah tamat tahun 1995 dilanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 2 Simbarwaringin Lampung Tengah dan tamat belajar pada tahun 2001.

Penulis melanjutkan pendidikan kejenjang sekolah menengah pertama di SMP Negeri 3 Metro dan selesai pada tahun 2004 dan dilanjutkan kejenjang sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Metro dan tamat belajar pada tahun 2007.

(13)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil ’aalamin,

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TARI BAMBU (BAMBOO DANCING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEJARAH KELAS XI SMA NEGERI 1 TRIMURJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013 – 2014” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Toha B.S. Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(14)

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III sekaligus selaku pembimbing 1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Selama proses penyelesaian skripsi ini, terimakasih atas segala bimbingannya dalam memberikan saran, kritik yang membangun

5. Bapak Drs. Bukhori Asyik, M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

6. Bapak Drs. Maskun, M.H., selaku ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, sekaligus sebagai Pembahas skripsi penulis, terima kasih Bapak atas saran dan bimbingannya selama penulis menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah Unila.

7. Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd., M.Hum., selaku pembimbing II, terima kasih Ibu atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik yang membangun selama proses penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah, Bapak Drs. Maskun, M.H., Drs. Iskandar Syah, M.H., Drs. Ali Imron, M.Hum., Drs. Syaiful.M,M.Si., Drs. Wakidi, M.Hum., Dr. R.M. Sinaga, M.Hum., Drs. Tontowi, M.Si., Hendry Susanto, S.S, M.Hum., M.Basri, S.Pd, M.Pd., Suparman Arif, S.Pd., M.Pd., Y. Sri Ekwandari, S.Pd, M.Hum., Cheri Saputra, S.Pd, M.Pd., serta para pendidik yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman berharga kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Lampung. 9. Sahabatku yang terbaik Yessi Agustina dan seluruh teman-teman angkatan

(15)

10. Keluarga besar Pendidikan Sejarah, terima kasih atas segala kekeluargaan dan kebersamaannya selama ini.

Semoga penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Penulis mengucapkan terima kasih banyak atas segala bantuannya, semoga Allah SWT memberikan kebahagiaan atas semua yang telah kalian berikan.

Bandar lampung, Oktober 2014

(16)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu modal awal proses menuju pembangunan bangsa, karena pendidikan sangat diperlukan untuk dapat menghasilkan generasi yang terampil menuju perubahan ke arah yang lebih baik dan positif. Pendidikan juga dapat mengarahkan generasi-generasi mendatang untuk dapat meningkatkan perkembangan dunia pendidikan yang di harapkan dapat meningkatkan kemampuannya secara optimal baik bakat maupun minat.Serta memotivasi generasi-generasi mendatang untuk lebih memajukan dunia pendidikan itu sendiri.

Menurut Oemar Hamalik (2005:3), pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan pada akhirnya dapat menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi dan berguna bagi kehidupan masyarakat sekitar maupun orang banyak.

(17)

2

suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode dan evaluasi. Tempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Sudjana (2005:28) “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.

Oleh sebab itu,diperlukan adanya peningkatan pendidikan terutama dari segi kualitas, karena kualitas dari proses pembelajaran dapat mempengaruhi kualitas dari hasil belajar. Saat ini pembelajaran harus diarahkan pada kegiatan yang mampu membentuk individu yang mandiri, cerdas, kreatif. Pembelajaran harus ditekankan pada aktivitas siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir dengan cara mencari, menemukan, dan memecahkan masalah sehingga siswa lebih dominan dalam pembelajaran dan peran guru bergeser pada merancang dan mendesain pembelajaran. Guru tidak lagi menjadi tokoh utama dalam pembelajaran, tetapi cenderung memiliki peran sebagai pengontrol proses belajar mengajar.

(18)

3

aktivitas pembelajaran itu. Selain itu, guru juga memiliki peran sebagai motivator yang memberikan inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap, tingkah laku dan nilai-nilai, serta orang yang menguasai bahan yang diajarkan (Sadirman, 2007: 143-146).

Metode pembelajaran yang baik adalah metode pembelajaran yang dapat meningkatkan perkembangan kognitif siswa. Maka tugas guru adalah memilih metode pelajaran yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang baik. Metode pembelajaran adalah suatu rencana atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termaksud di dalamnya buku-buku, film, komputer, dan lain-lain. (Trianto,2010:22)

Metode pembelajaran merupakan perencanaan pembelajaran di kelas yang mampu mengembangkan kognitif siswa, seperti kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu aspek yang penting untuk dikembangkan dalam dunia pendidikan.

(19)

4

oleh berbagai faktor, baik itu faktor yang muncul dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun faktor yang muncul dari luar diri siswa (faktor eksternal). Salah satu pendukung hasil belajar yang baik adalah guru menggunakan metode pembelajaran sehinnga proses belajar mengajar di kelas dapat berjalan secara sistematis.

Metode pembelajaran menggambarkan kegiatan belajar mengajar dari awal sampai akhir yang dilakukan secara khas oleh guru dan siswa. Penggunaan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan serta disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Metode pembelajaran yang baik adalah metode pembelajaran yang mampu mendorong siswa terlibat aktif baik secara intelektual maupun emosional dalam suatu proses belajar, sehingga siswa mampu memahami menyerap dan menganalisis materi yang disajikan.

(20)

5

Setelah melakukan observasi dan diskusi dengan guru IPS yang mengajar di kelas XI SMA Negeri 1 Trimurjo, dapat diketahui bahwa penggunaan metode kurang memperhatikan interaksi atau umpan balik dari siswa dalam proses pembelajaran yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu akan dilakukan penelitian dalam pembelajaran yang menyenangkan, yaitu tentang penerapan metode pembelajaran tari bambu (bamboo dancing) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah.

(21)

6

Tabel 1.Nilai Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Trimurjo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014.

Kelas semester mata pelajaran sejarah tahun pelajaran 2013/2014.

Adapun kriteria yang dijadikan pedoman adalah Kriteria Ketuntasan Minimal SMA Negeri 1 Trimurjo Lampung Tengah. Menurut guru SMA Negeri 1 Trimurjo Lampung Tengah, siswa yang memperoleh nilai 75 maka dianggap tuntas.

Berdasarkan Tabel 1 dan kriteria di atas, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah masih tergolong rendah yaitu dari 63 siswa, hanya 29 siswa atau 46,03% yang mendapatkan nilai lebih dari 75,Sedangkan 34 siswa atau 53,97% mendapatkan nilai kurang dari 75.

(22)

7

Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Trimurjo Semester Genap

Tahun Ajar 2013/2014’’.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran sejarah kelas XI IPS menggunakan metode pembelajaran tari bambu (bamboo dancing) di SMA Negeri 1 Trimurjo 2. Hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran sejarah kelas XI IPS

menggunakan metode tari bambu (bamboo dancing) di SMA Negeri 1 Trimurjo

1.3 Pembatasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis membatasi masalah pada “ Hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran sejarah kelas XI

IPS mengunakan metode pembelajaran tari bambu (bamboo dancing) di SMA Negeri 1 Trimurjo semester genap tahun ajaran 2013/2014”

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut ”Bagaimanakah hasil belajar kognitif siswa dalam

(23)

8

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui “Hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran sejarah kelas XI IPS menggunakan metode tari bambu ( bamboo dancing) di SMA Negeri 1 Trimurjo Lampung Tengah”

1.6 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru : Memberikan informasi tentang metode mengajar yang dapat diterapkan di dalam kelas untuk meningkatkan pemahaman, aktivitas, dan hasil belajar kognitif siswa pada pembelajaran sejarah. 2. Bagi sekolah : Memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah

dalam rangka mengembangkan proses belajar mengajar di dalam kelas. 3. Bagi penulis : Memberikan pengalaman yang berharga kepada peneliti

untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran tari bambu dan hasil belajar kognitif siswa pada pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Trimurjo.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut: 1. Objek Penelitian

(24)

9

2. Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Trimurjo.

3. Tempat Penelitian

Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Trimurjo.

4. Waktu Penelitian

Ruang lingkup waktu penelitian ini dilakukan pada tahun pelajaran 2013/2014.

5. Ilmu Penelitian

(25)

10

REFERENSI

Oemar Hamalik.2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.Hal. 3.

Sudjana.2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.Hal.28.

Sadirman, A.M.1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Grafindo Persada. Hal. 143.

(26)

II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1. Konsep Metode Pembelajaran

Tugas seorang guru di kelas adalah mengelola pembelajaran dan menyampaikan materi kepada siswanya. Proses pemberian materi pelajaran dari guru ke siswa tidak semudah yang dibayangkan oleh kebanyakan orang dan tidak semudah memberi permen atau gula-gula kepada anak kecil, proses penyampaian materi ini membutuhkan metode. Metode ini digunakan oleh guru agar materi yang disampaikan dapat diterima atau diserap secara baik dengan waktu dan biaya yang lebih efektif dan efisien.

(27)

11

2.1.2. Konsep Metode Pembelajaran Tari Bambu (bamboo dancing)

Menurut Suprijono (2009:98) pembelajaran tari bambu (bamboo dancing) merupakan pembelajaran kooperatif. Jadi tari bambu merupakan salah satu jenis metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kooperatif untuk mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang dipelajari dan mengajak siswa untuk belajar secara aktif.

Menurut (Istarani, 2011), Metode pembelajaran ini cocok atau baik digunakan untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar peserta didik. Tari Bambu merupakan pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Anita Lie (2002). Dinamakan tari bambu karena siswa berjajar dan saling berhadapan dengan metode yang mirip seperti dua potong bambu yang digunakan dalam Tari Bambu Filipina yang juga populer di beberapa daerah di Indonesia. Metode Tari Bambu adalah metode pembelajaran yang mampu memberikan informasi yang saling bersamaan. Metode ini merupakan pengembangan dari metode Inside-Outside-Circle (Huda,2012:147). Dari pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa pembelajaran tari bambu merupakan metode pembelajaran yang membuat siswa diajak untuk berbagi informasi dan belajar secara aktif.

(28)

12

diketahui oleh siswa. Metode tari bamboo (bamboo dancing) tentunya sangat bermanfaat guna pembelajaran di kelas agar lebih variatif sehingga tidak membosankan siswa.

Adapun langkah-langkah metode pembelajaran tari bambu (bamboo dancing) adalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru. Pada tahap ini guru dapat menuliskan topik atau melakukan tanya jawab kepada siswa berkaitan dengan pengetahuan peserta didik tentang topik yang diberikan. Langkah ini perlu dilakukan agar siswa lebih siap menghadapi materi yang baru.

2. Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok besar. Misalkan jika dalam kelas terdapat 40 anak , maka tiap kelompok besar terdiri 20 orang.

3. Pada kelompok besar 20 orang, kemudian dibagi menjadi dua kelompok

masing-masing 10 orang diatur yang saling berhadap-hadapan dengan 10 orang yang lainnya, dengan posisi berdiri. Pasangan ini disebut dengan pasangan awal.

4. Kemudian guru membagiakn topik yang berbeda-beda kepada

(29)

13

5. Usai berdiskusi, 20 orang dari tiap-tiap kelompok besar yang yang berdiri

berjajar saling berhadapan itu bergeser mengikuti arah jarum jam . Dengan cara ini tiap-tiap peserta didik mendapat pasangan baru dan saling berbagi informasi yang berbeda, demikian seterusnya. Pergerakan searah jarum jam baru berhenti ketika peserta didik kembali ke tempat asalnya. Gerakan saling bergeser dan berbagai informasi inilah yang menyerupai gerakan pohon bambu yang menari-nari.

6. Hasil diskusi di tiap-tiap kelompok besar kemudian dipresentasikan

kepada seluruh kelas. Guru memfasilitasi terjadinya intersubyektif, dialog interaktif, tanya jawab dan sebagainya. Melalui kegiatan ini dimaksudkan agar pengetahuan hasil diskusi oleh tiap-tiap kelompok besar dapat diobyektifkan dan menjadi pengetahuan bersama seluruh kelas.

Metode ini tampaknya sangat bermanfaat guna membangun kebersamaan antar siswa. Dalam metode ini tidak terjadi persaingan , siswa saling berbagi informasi . Diskusi antar siswa terjadi pada saat berpasangan dan pada saat presentasi topik pelajaran. Hal ini sangat bermanfaat guna mengaktifkan siswa.

Sayangnya pada metode ini jika dibentuk kelompok besar guru harus menyiapkan topik yang banyak juga. Topik yang terlalu banyak juga akan berakibat pada pada saat diskusi membutuhkan waktu yang relatif lama.

(30)

14

matematika, yang akan mempelajari materi awal berkaitan dengan notasi , fakta dan konsep yang tentunya tidak bisa digunakan dengan metode diskusi. Namun demikian tentunya metode ini layak dicoba agar pembelajaran lebih bervariatif dan tidak membosankan.

Adapun kelebihan dan kelemahan dari Metode Pembelajaran Tari Bambu yaitu:

1. Kelebihan Metode Pembelajaran Tari Bambu (Bamboo Dancing)

Metode pembelajaran ini cocok atau baik digunakan untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar peserta didik. Oleh karena itu kelebihan metode ini adalah :

1. Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi bersama dengan singkat dan teratur.

2. Siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

3. Dapat diterapkan untuk semua tingkatan kelas. 4. Meningkatkan kerjasama diantara siswa. 5. Meningkatkan toleransi antara sesama siswa.

2.Kekurangan Metode Pembelajaran Tari Bambu (Bamboo Dancing)

(31)

15

1. Kelompok belajarnya terlalu gemuk sehingga menyulitkan proses belajar mengajar

2. Siswa lebih banyak bermainnya daripada belajar

3. Sebagian siswa saja yang aktif karena kelompoknya terlalu gemuk 4. Interaksi pembelajaran tidak terjadi secara baik.

2.1.3. Konsep Pembelajaran Sejarah

Dalam pembelajaran sejarah siswa mampu mengembangkan kompetensi untuk berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lampau yang dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan proses perkembangan dan perubahan masyarakat serta keragaman sosial budaya dalam rangka menemukan dan menumbuhkan jati diri bangsa di tengah-tengah kehidupan masyarakat dunia. Pada tingkat SMA tujuan pembelajaran sejarah :

1. Mendorong siswa berpikir kritis-analitis dalam memanfaatkan pengetahuan tentang masa lampau untuk memahami kehidupan masa kini dan yang akan datang.

2. Memahami bahwa sejarah merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari

3. Mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan untuk memahami proses perubahan dan keberlanjutan masyarakat.

(Pusat Kurikulum, 2002).

Menurut atas dasar tujuan tersebut, maka kompetensi dasar sejarah pada jenjang SMA yang diharapkan dikembangkan melalui pengajaran sejarah adalah :

1. Mampu mengklasifikasikan perkembangan masyarakat untuk menjelaskan proses keberlanjutan dan perubahan dari waktu kewaktu.

(32)

16

3. Mampu mengidentifikasi, memahami, dan menjelaskan, keragaman dalam sejarah masyarakat di Indonesia dan dunia serta perubahannya dalam konteks waktu.

4. Mampu menemukan dan mengklasifikasikan berbagai sumber sejarah dan adanya keragaman analisis serta interpretasi terhadap fakta tentang masa lalu yang digunakan untuk merekonstruksi dan mendeskripsikan peristiwa serta objek sejarah.

5. Menyadari arti penting masa lampau untuk memahami kekinian dan membuat keputusan.

(Pusat Kurikulum,2006)

2.1.4. Konsep Hasil Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Belajar merupakan proses yang terus terjadi secara berkesinambungan dalam kehidupan manusia baik dilakukan secara sadar atau tidak sadar.

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya (Sardiman A. M, 2001:20 ). Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan.

(33)

17

sedang berfikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikapnya dalam rohaniahnya tidak dapat kita lihat (Hamalik, 2004:30).

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Slameto,2003: 5).

Menurut Oemar Hamalik, belajar dibedakan menjadi 2 yaitu : 1) Belajar merupakan modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. 2). Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan (Oemar Hamalik, 2004:27).

Dengan demikian dapat disimpulkan belajar adalah perubahan tingkah laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya.

(34)

18

“Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah:

a. Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

b. Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup.

c. Psikomotorik yaitu kemapuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.”

(Benjamin S. Bloom dalam Abdurahman, 2003:38).

(35)

19

2.3 Kerangka Pikir

Sejarah adalah salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan disetiap sekolah.Sejarah menceritakan tentang suatu peristiwa yang terjadi dimasa lalu. Untuk menghindari kesan membosankan dalam pembelajaran sejarah, dibutuhkan sebuah metode pembelajaran yang bervariasi, karena jika guru hanya menggunakan metode ceramah saja, maka kesan membosankan dan jenuh terhadap mata pelajaran sejarah akan semakin bertambah. Metode pembelajaran mempunyai peranan yang penting dalam menentukan perkembangan kognitif siswa.

Menggunakan metode pembelajaran yang baik dapat berpengaruh baik terhadap kemampuan belajar siswa. Agar keberhasilan siswa dapat tercapai dengan optimal, maka guru harus menggunakan metode- metode pembelajaran efektif yang disesuaikan dengan materi pelajaran, sehingga siswa lebih dapat mengembangkan kemampuannya dengan pembelajaran yang menarik perhatian, tidak membosankan dan dapat diterima dengan baik.

Melihat permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penerapan metode tari bambu dalam pembelajaran sejarah sehingga mampu mengoptimalkan hasil belajar sejarah siswa.

(36)

20

Meskipun namanya tari bambu tetapi tidak menggunakan bambu. Siswa yang berjajarlah yang di ibaratkan sebagai bambu.

Untuk mengukur hasil belajar siswa melalui ranah kognitif dilakukan melalui tes. Dalam upaya mengetahui ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai jenjang tertinggi. Ranah kognitif terdiri dari 6 aspek yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

1. Pengetahuan atau ingatan adalah tingkat kemampuan yang hanya meminta siswa untuk mengenal atau mengetahui adanya konsep, fakta, atau istilah-istilah tanpa harus mengerti.

2. Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya.

3. Aplikasi adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahuinya dalam situasi yang baru baginya.

4. Analisis adalah tingkat kemampuan siswa untuk menganalisis atau menguraikan suatu situasi tertentu kedalam komponen-komponen atau unsur-unsur pembentuknya.

5. Sintesis adalah tingkat kemampuan siswa untuk menemukan hubungan kausal atau urutan tertentu.

(37)

21

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran tari bambu (bamboo dancing). Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif siswa pada materi pelajaran sejarah yang telah ditentukan.

(38)

22

C.Paradigma

Keterangan :

: Garis Hubungan : Garis Pengaruh

Penerapan Metode Pembelajaran Tari Bambu

1. Pengetahuan (C1) 2. Pemahaman (C2) 3. Aplikasi (C3) 4. Analisis (C4) 5. Sintesis (C5) 6. Evaluasi (C6)

(39)

REFERENSI

Widja, I.Gde. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi serta Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta: Depdikbud.

Suprijono, Agus.2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar. Hal. 98.

Istarani.2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Lie,Anita.2002. Cooperatif Learning. Penerbit PT Gramedia Widiasarana

Indonesia.Jakarta.

Huda, Miftahul M.Pd.2012. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model penerapan/PPL. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm.147.

Ibid. Hlm.148

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta. Hlm. 2.

Sadirman, A.M.2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Grafindo Persada.Hlm. 20

Oemar Hamalik.2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.Hal. 30.

Slameto.Op Cit.Hlm.5.

OemarHamalik. Op Cit. Hlm.27.

Blomdalam Sudjana.2004.Cooperative Learning . Yogyakarta: Pustaka Belajar. Hlm.22.

Benjamin S. Bloom dalam Abdurahman. 2003. Cooperative Learning. Yogyakarta: PustakaPelajar. Hlm.38.

OemarHamalik. Op Cit.Hlm.43

(40)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

Metodologi penelitian adalah suatu alat dan cara yang sistematis yang dimiliki dan ditempuh oleh seorang peneliti dalam usaha mengadakan penelitian agar tercapainya tujuan yang diantaranya adalah menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Untuk memecahkan suatu masalah dan mendapatkan data yang tepat, maka diperlukan metode yang dapat menunjang penyelesaian suatu masalah.

Pemilihan metode yang tepat dapat memudahkan suatu penelitian. Penulis akan meneliti proses penerapan pembelajaran metode tari bambu. Dalam hal ini tidak terdapat kelas pembanding, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode eksperimen dengan menggunakan teknik eksperimen semu (quasi eksperimen).

3.2. Desain Penelitian

(41)

24

pada tiap akhir pelajaran atau tes setelah penggunaan metode tari bambu yang diberikan tanda (O).

Desain penelitian ini sebagai berikut : Perlakuan Observasi

X O

Keterangan :

X = Treatment yang diberikan/variabel independen yang merupakan sebab. O = Observasi/variabel dependen yang merupakan akibat.

Jadi, penggunaan metode tari bambu (bamboo dancing) terhadap hasil belajar siswa.

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Trimurjo Lampung Tengah yang beralamatkan di Jalan Karang Bolong 11F, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah 34172. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei, yaitu pada Semester Genap tahun ajaran 2013/2014.

3.4. Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi

(42)

25

wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya diartikan sebagai orang saja, tetapi bisa juga objek dan benda-benda alam yang lain.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Ajaran 2013/2014, seperti tampak pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Jumlah populasi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2013-2014

Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 1 Trimurjo

Dari tabel di atas dapat diketahui yang menjadi populasi adalah siswa kelas XI IPS SMA Negri 1 Trimurjo Tahun Ajaran 2013/2014 yang terdistribusi dalam 3 kelas (XI IPS 1, XI IPS 2, dan XI IPS 3) dengan jumlah keseluruhan sebanyak 64 siswa terbagi menjadi 38 laki-laki dan 26 perempuan

3.4.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sasaran yang akan menjadi data dalam penelitian. Dalam populasi penelitian ini sebanyak 20.Sedangkan dalam menentukan besarnya sampel,

peneliti berpedoman pada pendapat (Margono, 2010:121) “sampel adalah sebagai

(43)

26

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Pengambilan sampel dari populasi ber“cluster” (cluster sampling) atau sampling area.Cluster artinya kerumunan, kelompok, rumpun, atau ikatan sejenis (punya kesamaan sifat atau kondisi). Jadi populasi ber“cluster” artinya populasi

yang di dalamnya ada kelompok-kelompok atau golongan-golongan.Pengambilan sampel dari setiap cluster (subpopulasi) juga menggunakan teknik random sampling.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:134) dalam bukunya yang berjudul prosedur penelitian, teknik Random Sampling ini memberikan hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan untuk dipilih menjadi sampel.

Penarikan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara mengundi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo untuk menentukan kelas mana yang akan diterapkan model pembelajaran yang telah dipilih oleh peneliti dan yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah kelas XI IPS 3 dengan jumlah siswa 20 orang.

Tabel 2. Sampel kelas XI IPS 3

No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah Laki-laki Perempuan

1. XIIPS 3 11 9 20 orang

JUMLAH 11 9 20 orang

(44)

27

Dari tabel di atas, sampel pada populasi ini adalah kelas XI IPS 3 yang mendapat perlakuan dengan diajarkan metode pembelajaran tari bambu.

3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.5.1.Variabel Penelitian

Menurut Sumadi Suryabrata dalam bukunya Metodelogi Penelitian, yang dimaksud dengan variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti (Sumadi Suryabrata, 2000 : 72).

Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, sebagai berikut :

Variabel bebas adalah variabel Independen yang mempengaruhi atau variabel yang menjadi sebab perubahannya yang menyebabkan timbulnya variabel dependen.Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan Metode Pembelajaran Tari Bambu dalam pembelajaran sejarah.

Variabel terikat adalah variabel dependen yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah.

3.5.2. Definisi Operasional Variabel

(45)

28

secara jelas maka diperlukan pendefinisian variabel secara operasional sebagai berikut :

1.Metode Pembelajaran Tari Bambu

Metode pembelajaran tari bambu merupakan pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Anita Lie (2002) dari metodeInside Outside Circle. Di beberapa kelas , strategi IOC sering kali tidak bisa dilaksanakan karena kondisi penataan ruang kelas untuk membentuk lingkaran dan tidak selalu memungkinkan untuk membawa siswa keluar dari ruang kelas dan belajar di alam bebas. Kebanyakan ruang kelas di Indonesia memang ditata dengan model klasikal/tradisional.Bahkan, banyak penataan tradisional yang bersifat permanen, semisal kursi dan meja yang sulit dipindahkan.Dengan demikian metode pembelajaran tari bambu bisa menjadi alternatif untuk masalah tersebut.Dinamakan tari bambu karena siswa berjajar dan saling berhadapan dengan model yang mirip seperti dua potong bambu yang digunakan dalam tari bambu Filipina yang juga populer di beberapa daerah di Indonesia.Metode ini memungkinkan siswa saling berbagi informasi pada waktu yang bersamaan. Metode tari bambu ini juga dapat diterapkan untuk beberapa mata pelajaran seperti ilmu pengetahuan sosial, agama, matematika, dan bahasa. Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan dengan metode ini adalah bahan- bahan yang mengharuskan adanya pertukaran pengalaman, pikiran, dan informasi antarsiswa.

(46)

29

serta memberikan kesempatan pada siswa untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan komunikasi.

2.Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang diharapkan terjadi pada perilaku dan pribadi siswa setelah melalui proses belajar (Syamsudin,1995:34). Dengan kata lain hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pembelajaran atau hasil kognitif siswa yang dicapai setelah mengalami proses pembelajaran (perlakuan). Hasil belajar dalam penelitian ini berupa nilai atau skor yang diperoleh oleh siswa setelah mengerjakan posttest berbentuk pilihan ganda pada materi pelajaran sejarah yang telah ditentukan.

Pada rencana pengukuran variabel untuk memudahkan penulis dalam penelitian analisis data, maka diperlukan pengukuran dan penelitian variabel yang akan diukur pada penelitian ini adalah hasil belajar kognitif sejarah siswa yang diajar dengan menggunakan metode tari bambu.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.6.1. Tes

(47)

30

atau pada waktu yang telah ditentukan. Tes formatif pilihan ganda berjumlah 30 soal yang terbagi kedalam 6 ranah kognitif yaitu pengetahuan C1, pemahaman C2, penerapan C3, analisis C4, sintesis C5, dan evaluasi C6. Untuk menentukan hasil belajar kognitif, Dinas Pendidikan Bandar Lampung memiliki kategorinya yaitu 80-100 (Memuaskan), 70-79 (Baik), 60-69 (Cukup), 0-59 (Kurang cukup) tes ini diadakan pada waktu yang telah ditentukan dan pada akhir pembelajaran (posttest) pada kelas XI IPS 3 dengan kisi-kisi soal sebagai berikut :

Tabel 3 kisi-kisi soal posttest

NO. JENJANG NOMOR SOAL JUMLAH

Sumber : Olah data peneliti

Dari tiap jenjang memiliki skor yang berbeda- beda, pengetahuan C1 skor 1, pemahaman C2, skor 2, penerapan C3 skor 3, analisis C4 skor 5, sintesis C5 skor 6, dan evaluasi C6 skor 8, maka pengsekoran jawaban dari masing- masing jenjang sebagai berikut :

Jenjang = jumlah soal x skor C1 = 8 x 1 = 8

(48)

31

C5 = 3 x 6 = 18 C6 = 4 x 8 = 32 Jumlah skor 100

3.6.2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik untuk mendapatkan data dengan cara mencatat data yang sudah ada. Dokumentasi dilakukan dengan cara pengambilan data yang sudah ada, seperti: data siswa kelas XI SMA Negeri 1 Trimurjo dan nilai-nilai tes siswa pada materi pelajaran sejarah sebelum menggunakan metode pembelajaran tari bambu.

3.6.3. Studi Kepustakaan

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penulisan dalam penelitian ini,seperti : teori yang mendukung, konsep-konsep dalam penelitian, serta data-data yang diambil dari berbagai referensi.

3.7. Langkah-Langkah Penelitian

Langkah-langkah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Obsevasi awal untuk melihat kondisi lampangan atau tempat penelitian seperi banyak kelas,jumlah siswa,dan cara guru mengajar.

2. Menentukan populasi dan sampel.

3. Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian.

(49)

32

5. Membuat instrumen tes penelitian. 6. Melakukan validasi instrumen. 7. Mengujicobakan instrumen.

8. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas. 9. Menganalisis data.

10. Membuat kesimpulan.

3.8. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran

Langkah- langkah pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan Pendahuluan

Pada awal pembelajaran guru memeriksa kehadiran siswa, memberikan motivasi,dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan merupakan metode tari bambu (bamboo dancing) menurut Suprijono (2013:98) menjelaskan bahwa pembelajaran dengan metode bamboo dancing (tari bambu) serupa dengan metode Inside Outside Circle yaitu :

a. Penulisan topik di papan tulis atau mengadakan tanya jawab dengan siswa.

(50)

33

Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat.

c. Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama. d. Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi informasi. e. Kemudian satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran

pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-masing siswa mendapat pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan.

3. Kegiatan Akhir

Pada akhir pembelajaran guru membimbing siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan sesuatu hal yang belum dipahami dan pembelajaran diakhiri oleh tes.

3.9. Instrumen Penelitian

(51)

34

3.10. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

3.10.1 Uji Validitas

Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas.Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas konstruk.Validitas konstruk didapat dengan membuat kesesuaian antara tujuan pembelajaran yang ada pada RPP dengan indikator tes, prediksi dan butir tes.Penentuan kesesuaian antar variable tersebut dapat dilakukan melalui penilaian ahli.

3.10.2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto (2006:109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus alpha, yaitu :

(52)

35

mendapatkan data sesuai dengan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji relibilitas dengan menggunakan SPSS 17.0 dengan metode Alpha Cronbach`s yang diukur berdasarkan skala alpha cronbach`s 0 sampai 1.

Menurut Sayuti dan Saputri (2010:30), kuisioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterpretasikan sebagai berikut :

Tabel 4. Kriteria nilai Alpha Cronbach`s

Nilai Alpha Cronbach`s Kriteria

0,00 – 0,20 Kurang reliable 0,21 – 0,40 Agak reliable 0,41 – 0,60 Cukup reliable 0,61 – 0,80 Reliabel 0,81 – 1,00 Sangat reliable

Sumber : Buku Sayuti dan Saputri hal 30

Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan kepada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap nomor soal.

3.10.3. Tingkat Kesukaran

Untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus sebagai berikut :

(53)

36

Keterangan :

P : angka indeks kesukaran item

Np : banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan betul

N : jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar ( Sudijono, 2008: 372).

Untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran suatu butir soal dapat ditentukan dengan menggunakan kriteria indeks kesukaran yang dapat dilihat seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 5. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Besarnya P Interpretasi

Kurang dari 0,30 Sangat Sukar 0,30 – 0,70 Cukup (Sedang)

Lebih dari 0,70 Mudah

Sumber : Sudijono (2008:372)

3.10.4. Daya Pembeda

Sebelum menghitung daya pembeda, terlebih dahulu data diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah. Kemudian diambil 27% siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok atas) dan 27% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah).Sudijono mengungkapkan bahwa menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

(54)

37

Keterangan :

D : indeks diskriminasi satu butir soal

PA : proporsi kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir soal

yang diolah

PB : proporsi kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar butir soal

yang diolah

BA : banyaknya kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir soal

yang diolah

BB : banyaknya kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar butir

soal yang diolah

JA : jumlah kelompok atas

JB : jumlah kelompok bawah

(Sudijono, 2008:389)

Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera pada tabel berikut ini :

Tabel 6. Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Nilai Interpretasi

Kurang dari 0,20 Buruk

0,21 – 0,40 Sedang

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Sangat Baik

Bertanda negative Buruk Sekali

(55)

38

3.10. Teknik Analisis Data

Menurut Iqbal Hasan “ analisis data ialah memperkirakan atau menentukan

besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan suatu (beberapa) kejadian terhadap sesuatu (beberapa) kejadian lainnya serta memperkirakan atau meramalkan kejadian lainnya”. ( Iqbal Hasan,2004:29)

Sugiyono menjelaskan,

“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan datam kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri atau orang lain” ( Sugiyono,2012:335)

Berdasarkan pengertian diatas, yang dimaksud dengan analisis data ialah proses menentukan urutan data kedalam suatu pola dan memperkirakan suatu kejadian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan dibuat penyajian data berdasarkan hasil posttest ranah kognitif siswa kelas XI IPS 3 di SMA Negeri 1 Trimurjo Lampung Tengah.

(56)

39

Tabel 8. Standar KategoriHasil Belajar Kognitif

NO. Standar Kategori Hasil Belajar Kognitif Kategori

1. 80-100 ( Memuaskan )

2. 70-79 (Baik)

3. 60-69 (Cukup)

4. 0-59 (Kurang Cukup)

(57)

40

REFERENSI

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Alfabeta.Bandung.Hlm.117.

Arikunto, Suharsimi.2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.Hlm.134.

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta; Rineka Cipta.Hlm.121

Suryabrata, Sumadi.2000. Metode Penelitian. Jakarta: Rajawali Press. Hlm.72. Arikunto, Suharsimi. Op Cit.Hlm.52.

Suprijono, Agus.2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar. Hal. 98.

Margono.Op Cit. Hlm. 155.

Arikunto, Suharsimi. Op Cit. Hlm.109.

Anas, Sudijono. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Hlm.372.

Ibid. Hlm.389.

Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada:Jakarta. Hlm.43

(58)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa penerapan metode pembelajaran tari bambu (bamboo dancing) dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa kelas XI IPS 3 di SMA Negeri 1 Trimurjo dengan nilai rata- rata 64,55 termasuk kedalam kategori cukup. Pada hasil belajar kognitif siswa kelas XI IPS 3 diperoleh sebaran data sebagai berikut: Yang mendapatkan nilai 80-100 sebanyak 1 siswa dengan persentase yaitu 5% termasuk dalam kategori memuaskan., yang mendapatkan nilai 70-79 sebanyak 4 siswa dengan persentase yaitu 20% termasuk dalam kategori baik, yang mendapatkan nilai 60-69 sebanyak 10 siswa dengan persentase yaitu 50% termasuk dalam kategori cukup dan yang mendapatkan nilai 0-59 sebanyak 5 siswa dengan persentase yaitu 25 % dengan kategori kurang cukup

(59)

57

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran tari bambu (bamboo dancing) berlangsung dan juga analisis terhadap hasil pengamatan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Pembelajaran menggunakan metode pembelajaran tari bambu (bamboo dancing) dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru-guru di sekolah sebagai salah satu metode yang dapat diterapkan pada pelajaran sejarah. 2. Guru diharapkan dapat lebih memotivasi siswa dalam mengembangkan

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Anas, Sudijono. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi.2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

B. Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Benjamin S. Bloom dalamAbdurahman. 2003. Cooperative Learning. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Blom dalam Sudjana.2004.Cooperative Learning . Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Guru dan Calon Guru. Jakarta: Grafindo Persada.

Huda, Miftahul M.Pd.2012. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model penerapan/PPL. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Istarani.2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Lie,Anita.2002. Cooperatif Learning. Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta; RinekaCipta. Oemar Hamalik.2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sadirman, A.M.1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi

(61)

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. PT Rajo Grafindo

Persada: Jakarta.

Sudjana.2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Alfabeta.Bandung.

Suprijono, Agus.2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar.

Suryabrata, Sumadi.2000. Metode Penelitian. Jakarta: Rajawali Press.

Tim Depdiknas. 2013. Kategori Penilaian kognitif siswa. Lampung: Depdiknas Bandar Lampung.

Trianto.2010.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progesif.

Jakarta:Kencana.

Widja, I.Gde. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi serta Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta: Depdikbud.

Sumber- sumber lain :

Tersedia di http://tatangmanguny.wordpress.com/2009/06/28/sampel-sampling-dan-populasi-penelitian-bagian-ii-teknik-pengambilan-sampel-i/ (diunduh tanggal 2 Juli 2014, pukul 10.00)

Tersedia di http://goeswarno.blogspot.com/2010/09/bamboo-dancing-metode-belajar-berbagi.html

Gambar

Tabel
Tabel 1.Nilai Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran Siswa Kelas XI SMA Negeri
Tabel 1. Jumlah populasi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2013-2014
Tabel 2. Sampel kelas XI IPS 3
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar IPS melalui penggunaan strategi Bamboo Dancing siswa kelas IV SD Negeri 1 Gagaksipat Kecamatan Ngemplak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik tari bambu (bambo dancing) terhadap kemampuan menceritakan tokoh idola siswa kelas VII SMP Swasta Nurul Hasanah

pembelajaran kooperatif dengan penggunaan model Bamboo Dancing.. 2) Mendorong guru untuk menggunakan metode pembelajaran kooperatif. dengan penggunaan model Bamboo Dancing sebagai

Objek penelitian ini adalah strategi pembelajaran Bamboo Dancing dalam meningkatkan motivasi belajar Matematika di kelas II SD Negeri 4 Karangsari di Kabupaten Grobogan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Bamboo Dancing Kelas V

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan metode Bamboo Dancing dalam pembelajaran IPA daur air pada

Setelah peneliti menggunakan teknik Tari Bambu (bamboo dancing) pada mata pelajaran IPA di kelas V SDN 3 Sesela, maka diperoleh data hasil penelitian tentang perkembangan hasil

Anita dalam Zuraida (2015: 122) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing (tari bambu) ini melibatkan keaktifan seluruh siswa tanpa membedakan